analisis tatakelola
Post on 04-Oct-2015
43 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
Analisis tatakelola Sistem informasi Akuntansi penjualan menggunakan
Framework COBIT 4.1 pada Domain DS 9
Sapri akmal
Jurusan Sistem informasi, Fakultas sains dan Teknologi
Universitas islam negri sultan syarif kasim riau
Sapriakmal@gmail.com
Abstrak
Tata kelola Teknologi Informasi adalah upaya untuk menjamin pengelolaan teknologi informasi
agar mendukung bahkan selaras dengan strategi bisnis suatu enterprise yang dilakukan oleh dewan
direksi, manajemen eksekutif dan juga oleh manajemen teknologi informasi. Penelitian dilakukan
pada PT.Barelang sejahtera prima Pekanbaru yaitu Sistem informasi Akuntansi penjualan. Sistem
ini berguna dan dapat membantu proses bisnis perusahaan. Kondisi saat ini adanya terjadi masalah
seperti redudansi data dikarenakan pengelolaan dan kurangnya pengaturan dari sisi manajemen.
Makadari itu maka peneliti ingin menganalisis sejauh mana efektifitas dari kinerja Sistem
akuntansi tersebut.
Kata kunci : Domain DS, COBIT, Tatakelola IT
Abstract Information Technology governance is an attempt to ensure the management of information
technology to support even aligned with the business strategy of an enterprise undertaken by the
board of directors , executive management and information technology management . The study
was conducted on a prosperous PT.Barelang prime Pekanbaru ie accounting information system
sales . This system is useful and can help the company's business processes . Their current
condition occurs due to problems such as data redundancy management and the lack of regulation
of the management . Makadari that the researchers wanted to analyze the extent to which the
effectiveness of the accounting system performance .
Keyword : Domain DS, COBIT, IT governance
1. Latar belakang
Kemajuan TI menjadikan setiap
penggunanya dapat mengakses berbagai
data-data dan informasi-informasi yang
dibutuhkan dengan mudah dan cepat.
Peningkatan peran TI dalam perusahaan
yang terjadi saat ini sebenarnya juga diikuti
dengan perubahan proses bisnis perusahaan.
Pengembangan strategi bisnis selalu
dikaitkan dengan pengembangan strategi TI.
Konsep Information of Technology
(IT) governance adalah cara mengelola
penggunaan teknologi informasi di sebuah
organisasi. IT Governance menggabungkan
good practices dari perencanaan dan
pengorganisasian, pembangunan dan
pengimplementasian, penyaluran dan
pelayanan, serta memonitor kinerja sistem
informasi untuk memastikan informasi dan
teknologi yang dapat mendukung tujuan dan
misi organisasi.
PT. Barelang Sejahtera Prima
Pekanbaru adalah salah satu perusahaan
swasta yang berkantor pusat di Pekanbaru.
Di dirikan pada tanggal 24 Januari 2005
yang anggaran dasarnya dibuat dihadapan
Notaris Al Feri, Sarjana Hukum Notaris di
Pekanbaru dan sudah mendapatkan
persetujuan dan pengesahan dari Menteri
-
Hukum dan Hak Asasi Manuasia Republik
Indonesia pada tanggal 9 Juni 2005.
PT. Barelang sejahtera Prima
Pekanbaru telah menggunakan Sistem
informasi akuntansi penjualan dalam proses
bisnis perusahaannya. Sistem yang ada pada
PT. Barelang ini belum optimal dalam
membantu proses bisnis perusahaan karena
sistem ini tidak dikelola dengan baik. Sering
terjadi redudansi data, input yang sering
error dan masalah lain yang menghambat
kegiatan operasional dari PT. Barelang itu
sendiri. Pihak perusahaan menginginkan
masalah yang sering terjadi seperti yang
telah dijelaskan dapat dihindari dengan
adanya pengelolaan dengan baik. Untuk
mendukung proses penjualan sistem
informasi akuntansi ini sangat bisa
membantu proses yang terjadi dan sangat
bergantung dari sistem ini, karena data-data
yang ada pada sistem ini sangat penting dan
jika bermasalah dapat menimbulkan
kerugian bagi perusahaan. Dibutuhkan
sebuah pengelolaan yang baik untuk
menimalisisir masalah yang ada pada
perusahaan. Tujuan penelitian disini adalah
untuk mengetahui tingkat maturity level di
PT.Barelang sejahtera ini sudah ada di
tingkat level berapa dan memberikan
rekumendasi terhadap hasil yang dicpai. Dan
penelitian ini hanya membahas tentang
bagaimana mengaudit sistem informasi
akuntansi saja tidak pada bidang lain. Dalam
penelitian ini peneliti mengankat judul
Analisis Tatakelola Sistem Terintegrasi
(SAP) menggunakan Framework COBIT
pada Domain DS(Delivery and support)
sub Domain Manage the configuration
Studi kasus PT. Barelang Sejahtera
Pekanbaru.
2. Tinjauan pustska 2.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah sekumpulan
komponen pembentuk sistem yang
mempunyai keterkaitan antara satu
komponen dengan komponen lainnya yang
bertujuan menghasilkan suatu informasi
dalam suatu bidang tertentu. Dalam Sistem
Informasi diperlukannya klasifikasi alur
informasi, hal ini disebabkan
keanekaragaman kebutuhan akan suatu
informasi oleh pengguna informasi. Kriteria
dari Sistem Informasi antara lain, fleksibel,
efektif dan efisien .
Pemanfaatan Sistem Informasi (SI)
untuk mendukung organisasi dalam
merespon tekanan bisnis/pemerintah dan
mencapai tujuannya sudah dianggap sebagai
suatu keharusan oleh setiap organisasi,
pemerintah, maupun perusahaan.
Meningkatnya kompleksitas,
interkonektivitas, dan globalisasi membuat
pengembang SI membutuhkan biaya yang
besar dan juga menimbulkan berbagai
resiko. Pada saat yang sama, SI juga
menawarkan peluang yang sangat besar
sebagai enabler bisnis/pemerintahan dan
mengubah pola bisnis/pemerintahan. Biaya,
resiko dan peluang yang ditawarkan tidak
hanya membuat SI strategis bagi
pertumbuhan organisasi, tapi juga penting
bagi kelangsungan Rumah Sakit.
Pengembangan SI merupakan proses
merencanakan dan menyusun kembali suatu
Teknologi Informasi yang telah
diimplementasikan dan dibangun sesuai
dengan kebutuhan informasi pada suatu
Rumah Sakit. Tujuan dari pengembangan TI
ini adalah menjadikan penggunaan SI
sebagai investasi yang menguntungkan dan
memberikan profitabel bagi Rumah Sakit.
Strategi Pengembangan Sistem Informasi
diformulasikan dengan 4 elemen, yaitu :
a. Computing, yaitu hardware dan operating system software.
b. Communications, yaitu telecommunications network dan
mekanisme interlinking dan
interworking.
c. Data, yaitu akses data suatu organisasi dan pemenuhan
kebutuhan access, control dan
storage.
d. Applications, yaitu sistem aplikasi utama suatu organisasi dimana
terdapat functions dan relationships
2.2 IT Governance (Tata Kelola Teknologi Informasi).
IT Governance merupakan suatu
komitmen, kesadaran dan proses
pengendalian manajemen organisasi
terhadap sumber daya TI/sistem informasi
yang dibeli dengan harga mahal tersebut,
yang mencakup mulai dari sumber daya
komputer (software, brainware, database dan
sebagainya) hingga ke Teknologi Informasi
dan Jaringan LAN/Internet.
-
Governance merupakan turunan dari kata government, yang artinya membuat kebijakan (policies) yang sejalan/selaras
dengan keinginan/aspirasi masyarakat atau
kontituen (Handler & Lobba, 2005).
Sedangkan penggunaan pengertian
governance terhadap Teknologi Informasi (IT Governance) maksudnya adalah,
penerapan kebijakan TI di dalam organisasi
agar pemakaian TI (berikut pengadaan dan
pelayanannya) diarahkan sesuai dengan
tujuan organisasi tersebut.
Menurut Sambamurthy and Zmud
(1999), IT Governance dimaksudkan sebagai
pola dari otoritas/kebijakan terhadap
aktivitas TI (IT Process). Pola ini
diantaranya adalah: membangun kebijakan
dan pengelolaan IT Infrastructure,
penggunaan TI oleh end-user secara efisien,
efektif dan aman, serta proses IT Project
Management yang efektif. Standar COBIT
dari lembaga ISACA di Amerika Serikat
mendefinisikan IT Govrnance as a
structure of relationships and processes to direct and control the enterprise in order to
achieve the entreprises goals by value while balancing risk versus return over IT
and its processes.
Seedangkan Oltsik (2003)
mendefinisikan IT Governance sebagai
kumpulan kebijakan, proses/aktivitas dan
prosedur untuk mendukung pengoperasian
TI agar hasilnya sejalan dengan strategi
bisnis (strategi organisasi). Ruang lingkup
IT Governance di perusahaan skala besar
biasanya mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan Change Management, Problem
Management, Release Management,
Availability Management dan bahkan
Service-Level Management. Lebih lanjut
Oltsik mengatakan bahwa IT Governance
yang baik harus berkualitas, well-defined
dan bersifat repeatable processes yang terukur (metric). IT Governance yang
dikembangkan dalam suatu organisasi
modern berfungsi pula mendefinisikan
(outline) kebijakan-kebijakan TI,
pmenetapkan prosedur penting IT Process,
dokumentasi aktivitas TI, termasuk
membangun IT Plan yang efektif
berdasarkan perubahan lingkungan
perusahaan dan perkembangan TI.
2.3 COBIT Framework COBIT yaitu Control Objectives for
Information and Related Technology yang
merupakan audit Sistem Informasi dan
dasar pengendalian yang dibuat oleh
Information Systems Audit and Control
Association (ISACA), dan IT Governance
Institute (ITGI) pada tahun 1992, meliputi :
a. Business information requirements, terdiri
dari : Information, effectiveness (efektif),
efficiency (efisien), integrity
(integritas), availability (tersedia),
(reliability (dipercaya).
b. Confidentiality compliance
c. Information Technology Resource, terdiri
dari : People, applications, technology,
facilities, data.
d. High - Level IT Processes.
Gambar 1. COBIT cube
Pada Gambar 1 menggambarkan prinsip dari
COBIT Framework, yang diilustrasikan
dengan kubus COBIT. Seluruh COBIT
Framework, ditunjukkan pada Gambar 3,
proses model COBIT yang mengelola
sumber teknologi informasi untuk
menyampaikan informasi ke dalam bisnis
sesuai dengan keperluan bisnis dan
tatakelola yang baik (governance). COBIT
Framework menggunakan enam standar
teknologi informasi global yang digunakan
sebagai sumber utama agar memastikan
ruang lingkup, konsistensi, dan kesejajaran
di dalam pengembangan teknologi
informasi.
2.4 Model Maturity COBIT melihat bahwa menerapkan
mekanisme governance secara efektif
tidaklah mudah, namun harus melalui
-
berbagai tahap maturity (kematangan)
tertentu. Model m aturity untuk mengontrol
proses IT, sehingga manajemen dapat
mengetahui dimana posisi organisasi
sekarang, dan diposisi dimana organisasi
ingin berada. Paling tidak posisi maturity
sebuah organisasi terkait dengan keberadaan
dan kinerja proses IT Governance dapat
dikategorikan menjadi enam tingkatan,
yaitu;
1. 0-Non existent (tidak ada), merupakan posisi kematangan
terendah, yang
merupakan suatu kondisi dimana
organisasi merasa tidak
membutuhkan adanya mekanisme
proses IT Governance yang baku,
sehingga tidak ada sama sekali
pengawasan terhadap IT
Governance yang dilakukan oleh
organisasi.
2. 1-Initial (inisialisasi), sudah ada beberapa inisiatif mekanisme
perencanaan, tata kelola, dan
pengawasan sejumlah IT
Governance yang dilakukan,
namun sifatnya masih ad hoc,
sporadis, tidak kosisten, belum
formal, dan reaktif.
3. 2-Repeatable (dapat diulang), kondisi dimana organisasi telah
memiliki kebiasaan yang terpola
untuk merencanakan dan mengelola
IT Governance dan dilakukan
secara berulang-ulang secara
reaktif, namun belum melibatkan
prosedur dan dokumen formal.
4. 3-Defined (ditetapkan), pada tahapan ini organisasi telah
memiliki mekanisme dan prosedur
yang jelas mengenai tata cara dan
manajemen IT Governance, dan
telah terkomunikasikan dan
tersosialisasikan dengan baik di
seluruh jajaran manajemen.
5. 4-Managed (diatur), merupakan kondisi dimana manajemen
organisasi telah menerapkan
sejumlah indikator pengukuran
kinerja kuantitatif untuk memonitor
efektivitas pelaksanaan manajemen
IT Governance.
6. 5-Optimised (dioptimalisasi), level tertinggi ini diberikan kepada
organisasi yang telah berhasil
menerapkan pri ipprinsip
governance secara utuh dan
mengacu best practice, dimana
secara utuh telah diterapkan
prinsipprinsip governance, seperti
transparency, accountability,
responsibility, dan fairness.
2. Metode penelitian
3. Pembahasan a. Analisis data
Analisis dilakukan dengan menyebar
kuisioner kepada staf karyawan dan juga
kepala kantor, Hal ini dilakukan untuk
mengetahui persentase seberapa perlu
dilakukan tatakelola dan sejauh mana
pengelolaan sistem yang berjalan saat ini.
b. Kuisioner
Kuisioner disebarkan kepada staf yang
menggunakan sistem dan juga kepala kantor
dengan tujuan mendapat data penelitian
dengan mengajukan beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan manajemen
konfigurasi sistem. Kuisioner disebarkan
kepada 5 orang karyawan PT barelang
sejahtera
c. RACI chart
Proses pengumpulan data yang dilakukan
adalah melakukan wawancara dan
kuesioner. Responden wawancara dan
kuesioner yang dipilih adalah responden
yang mewakili tabel RACI pada proses
pengolahan data (IT Governance Institute ,
2007).
STUD
I
LITER
ATUR
MEN
ETAP
KAN
DOM
AIN
ANAL
ISA
SISTE
M /
INTE
RVIE
W
/ME
NGU
MPU
LKAN
DATA
MEM
BUAT
KUISI
ONE
R
MEN
YEBA
R
KUISI
ONE
R
ANAL
ISA
KUISI
ONE
R MEM
BUAT
LAPO
RAN
DAN
REKU
MEN
DASI
-
Struktur pengguna sistem
Kegiatan /
Bagian
Karyawan Kepala
kantor
Menginput
data
R, C
Memutuskan
sesuatu
R, I A
Komunikasi
dan penjualan
R R,C,A
Mengambil
tindakan
penting
R,C A
Menentukan
nasib
perusahaan
R A
d. Maturity level Setiap jawaban yang diberikan
responden diberikan skor yang
dipersamakan nilainya untuk tiap
level maturity. Adapun skor tiap
jawaban yang diberikan responden
dan kesesuaian dengan level maturity
model adalah sebagai berikut:
Jawaban
responden
Nilai
skor
Maturiti
level
Sangat tidak
penting
0 0
Tidak
penting
1 1
Sedikit
penting
2 2
Penting 3 3
Sangat 4 4
penting
Sangat
penting
sekali
5 5
Sedangkan nilai absolut yang merupakan
nilai model maturity dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Nilai Keterangan
0 Tidak ada
1 Inisialisasi
2 Dapat diulang
3 Ditetapkan
4 Diatur
5 Dioptimalkan
Selanjutnya merelasikan antara nilai
tingkatan dan nilai absolut yang dilakukan
dengan perhitungan dalam bentuk indeks
menggunakan formula matematika sebagai
berikut : Persamaan matematik untuk
menentukan nilai indeks adalah sebagai
berikut :
Untuk pembuatan skala indeks bagi
pemetaan ketingkat model maturity
digambarkan pada tabel 4
Skala pembulatan Tingkat model
maturity
4.51-5.00 5 - Dioptimalisasi
3.51-4.50 4 - Diatur
2.51-3.50 3 - Ditetapkan
1.51-2.50 2 - Diulang
0.51-1.50 1 - Inisialisasi
0.00-0.50 0 - Tidak ada
Hasil dari penyebaran kuisioner adalah
sebagai berikut :
NO TOTAL INDEX LEVEL
1 3.6 4
2 19 3.8 4
3 20 4.0 4
4 17 3.4 3
5 17 3.4 3
TOTAL 18
MATURITY LEVEL = 4
Kepala
kantor
karyawan
-
Spider chart maturity level
Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem
informasi akuntansi penjualan pada
PT.Barelang sejahtera prima Pekanbaru
sudah termasuk kategori Maturity level
4(diatur) dan sebagian lagi berada pada
maturity level 3 (ditetapkan).
Direkumendasikan untuk bisa
meningkatkan tingkat maturity levelnya dan
bisa bisa melakukan perbaikan dari
kekurangan yang ada dan bisa
mempertahankan hal yang telah dinilai baik
sebelumnya, karena untuk mencapai tingkat
maturity level 4 ini jarang ada pada sebuah
instansi .
e. Kesimpulan Tingkat maturity level pada
PT.Barelang sejahtera prima
Pekanbaru menunjukan angka
maturity level 4 lebih dominan dan
rata-rata sudah masuk kategori 3
telah termasuk dalam standar baik
dan perlu diringkatkan
Hasil dari pengukuran maturity ini bisa dijadikan sebagai referensi
bahwa pengelolaan pada bagian
Manage The Configuration pada
PT.Barelang sejahtera prima
Pekanbaru sudah dikategorikan bagus
Perlunya pemeliharaan sistem secara berkelanjutan untuk dapat
mengoptimalkan hasil dari analisis
yang telah dilakukan sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
IT Governance Institute. COBIT
4.1,http://www.isaca.org. [15/02/2012]13.
IT Governance Institute, COBIT Framework
4.1 Edition, 2007, http:// www.isaca.org
[04/02/2012] 14. Renstra SMKN 1 Kawali
2010/2011
IT Governance Institute, 2007, COBIT 4.1,
USA.
0
2
4
6 3,8
4
3,4 3,4
15
0
0
top related