4.tatakelola blud-jamkesos_masukan smentara faishol

30
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : TENTANG POLA TATA KELOLA BALAI PENGELOLA JAMKESOS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa Balai Penyelenggara Jamkesos sebagai salah satu unit kerja bidang kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan di bidang jaminan kesehatan pada masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki peran yang strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Balai Penyelenggara Jamkesos dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan pola tata kelola yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat; b. bahwa dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nomor ............... tentang Standar Pelayanan Minimum Balai Penyelenggara jamkesos Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka perlu ditindaklanjuti dengan disusunnya Pola Tata Kelola bagi Balai Penyelenggara Jamkesos Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan melaksanakan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas, maka perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang Pola Tata Kelola Balai Penyelenggara Jamkesos Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar 1

Upload: adigama

Post on 01-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sdsw

TRANSCRIPT

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTANOMOR :

TENTANGPOLA TATA KELOLABALAI PENGELOLA JAMKESOS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAComment by lenovo: Diganti penyelenggaraComment by lenovo: Kata Provinsi dihilangkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAKEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,Comment by lenovo: Kepala Dinas atau Gubernur

Menimbang:a.

bahwa Balai Penyelenggara Jamkesos sebagai salah satu unit kerja bidang kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan di bidang jaminan kesehatan pada masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki peran yang strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Balai Penyelenggara Jamkesos dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan pola tata kelola yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat;

b. bahwa dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nomor ............... tentang Standar Pelayanan Minimum Balai Penyelenggara jamkesos Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka perlu ditindaklanjuti dengan disusunnya Pola Tata Kelola bagi Balai Penyelenggara Jamkesos Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan melaksanakan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah;

c.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas, maka perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang Pola Tata Kelola Balai Penyelenggara Jamkesos Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah.

Mengingat:1.Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

2.Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

3.Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

4.Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

5.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

6.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

7.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK 02/2006 tentang Persyaratan Administratif dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

8.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 08/PMK 02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa Pada badan Layanan Umum;

9.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09/PMK 02/2006 tentang Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan Umum;

10.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK 02/2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum;

11.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

12.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/02/M.PAN/1/2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan Kerja di Lingkungan Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah;

13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

14.Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan di Daerah;

15.Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 17.1 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;

16.Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

17.Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

18.Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 45 tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan;

19.

20.Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 316/KEP/2011 tentang Penetapan Balai Penyelenggara Jamkesos Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Melaksanakan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Bertahap di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor. 46 tahun 2012 tentang Pedoman Pengadaan Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai Non PNS pada Badan Layanan Umum Daerah

----------------------------------------------------- M E M U T U S K A N ------------------------------------------------------

Menetapkan:PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG POLA TATA KELOLA BALAI PENYELENGGARA JAMKESOS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pola Tata Kelola ini yang dimaksud dengan :

1.Daerah adalah Provinsi Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

2.Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Comment by lenovo: dihilangkan

3.Gubernur adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

4.Jaminan Kesehatan semesta adalah sistem jaminan kesehatan yang pengelolaannya secara bersama dan terkoordinasi antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota meliputi paket manfaat, kepesertaan, penyelenggaraan dan administrasi.

5.Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan yang selanjutnya disebut Bapeljamkesos adalah unit kerja Provinsi yang diberi kewenangan untuk mengkoordinasi dan mensinergikan program jaminan kesehatan untuk masyarakat daerah Istimewa Yogyakarta.Comment by lenovo: Agar disesuaikan dengan Pergub 47 Tahun 2008 sbgmn diubah dg Pergub 45 Tahun 2011 ttg rincian tugas&fungsi Dinkes, shg mjd :Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial merupakan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan yg mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan di bidang jaminan kesehatan bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta

6.Pola Tata Kelola Korporasi Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial adalah peraturan yang mengatur tentang hubungan antara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pemilik dengan Pengelola Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial. Comment by lenovo: Pola tata kelola lebih mengatur pola operasi , bukan hanya tata hubungan

7.Dewan Pengawas adalah pengawas yang melakukan pengawasan operasional dibentuk dengan Keputuesan Gubernur atas usulan Kepala Dinas Kesehatan dengan keanggotaan yang memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku. (materi tidak mengatur Dewan Pengawas)

8.Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur dalam Peraturan Daerah tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja yang berlaku.

9.Jabatan supervisor medis adalah jabatan yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

10Jabatan administrator jaminan adalah jabatan yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

11.Pengelola BLUD adalah Pemimpin, Pejabat Keuangan, Pejabat Teknis dan staf

12.Supervisor medis adalah Dokter, Dokter Gigi dengan segala kewenangan dan kompetensinya.

13.Satuan Pengawas Internal adalah perangkat Dinas Kesehatan Provinsi DIY yang bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian internal dalam rangka membantu Pengelola untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial sekitarnya (social responsibility) dalam menyelenggarakan bisnis yang sehat.

14.Tenaga Administrasi Jaminan adalah orang atau sekelompok orang yang bertugas melaksanakan administrasi penjaminan guna menunjang pelaksanaan tugas-tugas supervisor medis khususnya yang terkait dengan kendali mutu dan kendali biaya medis.

BAB IIPOLA TATA KELOLA KORPORASI

Bagian KesatuIDENTITAS (huruf kecil)

Pasal 2Nama Balai Penyelenggara adalah Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial merupakan Unit Pelaksana Tehnis pada Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bertempat di Jalan Prof. Dr Sardjito No 5, Yogyakarta.

Pasal 3Logo Balai Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial adalah berbentuk payung yang terkembang dengan warna merah putih dan ditengahnya ada tanda cross warna hijau memiliki arti bahwa Jamkesos membantu memberikan perlindungan (gambar payung) kepada masyarakat khususnya pemberian jaminan pelayanan kesehatan (tanda cross warna hijau) dengan hati yang tulus (warna putih pada payung) menjunjung azas kemanusiaan, manfaat dan keadilan sosial dan dengan tegas (warna merah pada payung) menjunjung prinsip kegotong-royongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas serta portabilitas.

Bagian KeduaTUJUAN, VISI, MISI FILOSOFI DAN NILAI-NILAI DASAR (Visi dan misi sebaiknya masuk pada Renstra Bisnis karena sesuai pergub 8/2008 pola tata kelola tidak memuat hal tsb)

Pasal 4

(1)Tujuan Balai Penyelenggara Jamkesos adalah :

a.Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang umur harapan hidup

b.Meningkatkan pelayanan jaminan kesehatan masyarakat dengan prinsip kendali mutu dan kendali biaya

c.Mewujudkan jaminan kesehatan sosial semesta

d.Mewujudkan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM (untuk kuantitas apa iya?)

e.Meningkatkan fleksibilitas untuk bisnis yang sehat

(2)Visi Balai Penyelenggara Jamkesos adalah: ( masuk renstra bisnis)

Menjadi Badan Layanan Umum Jaminan kesehatan sosial yang profesional dalam mewujudkan jaminan Kesehatan semesta bagi masyarakat DIY

(3)Misi Balai Penyelenggara Jamkesos adalah : (masuk renstra bisnis)

a.Pengelolaan Badan Layanan Umum yang professional

b.Peningkatan kepesertaan jaminan kesehatan social

c.Peningkatan manfaat jaminan kesehatan social

d.Peningkatan kendali mutu dan kendali biayaComment by lenovo: Redaksi misi diawali dg awalan me

Bagian KetigaKEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI BALAI PENYELENGGARA JAMKESOS

Pasal 5

(1)Balai Penyelenggara jamkesos berkedudukan sebagai adalah unsur pelaksana teknis Dinas yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang di bidang pelayanan jaminan kesehatan. Unit Pelaksana teknis pada Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan unsur pendukung tugas Gubernur dibidang pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris dan Kepala Dinas Kesehatan.

(2)Balai Penyelenggara Jamkesos mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan di bidang jaminan kesehatan bagi masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

(3)Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Balai Penyelenggara Jamkesos mempunyai fungsi :Comment by lenovo: Agar disesuaikan dengan Pergub 45 tahun 2011

a.Penyusunan program Balai

b.Penyelenggaraan manajemen kepesertaan jaminan kesehatan social

c.Penyelenggaraan manajemen pemeliharaan kesehatan

d.Penyelenggaraan manajemen keuangan

e.Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan

f.Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Balai

Bagian KeempatKEDUDUKAN PEMERINTAH DAERAH (huruf kecil)

Pasal 6

(1)Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup perkembangan dan kemajuan Balai Penyelenggara Jamkesos sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.

(2)Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tanggung jawabnya mempunyai kewenangan :

a.Menetapkan peraturan tentang Standar Pelayanan Minimal Balai Penyelenggara Jamkesos beserta perubahannya;

b.Membentuk dan menetapkan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas;

c.Memberhentikan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas karena sesuatu hal yang menurut peraturannya membolehkan untuk diberhentikan;

d.Menyetujui dan mengesahkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan atau; (yg mengesahkan RBA adalah PPKD)

e.Memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar ketentuan yang berlaku dan memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi. (hanya khusus PNS to? Krn di BLUD dpt mengangkat pegawai honorer)

(3)Bertanggung jawab menutup defisit Balai Penyelenggara jamkesos yang bukan karena kesalahan dalam pengelolaan dan setelah diaudit secara independen.

(4)Bertanggung gugat atas terjadinya kerugian pihak lain, termasuk pasien, akibat kelalaian dan atau kesalahan dalam pengelolaan Balai Penyelenggara Jamkesos

Bagian KelimaDEWAN PENGAWAS

Paragraf 1Pembentukan Dewan Pengawas

Pasal 7

(1)Dewan Pengawas dibentuk dengan Keputusan Gubernur atas usulan Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos melalui Kepala Dinas kesehatan Provinsi DIY, sesuai ketentuan yang tercantum dalam Pasal 35 Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Pedoman BLUD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

(2)Jumlah Anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3 (tiga) - 5 (lima) orang, tergantung nilai omzet tahunan menurut laporan realisasi anggaran atau nilai aset menurut neraca dan seorang diantara anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pengawas.

Paragraf 2Tugas dan Kewajiban Dewan Pengawas

Pasal 8

(1)Dewan Pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan Balai Penyelenggara Jamkesos yang menerapkan PPK BLUD, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2)Dewan Pengawas berkewajiban :

a.Memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur mengenai Rencana Bisnis Anggaran yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola;

b.Mengikuti perkembangan kegiatan Balai Penyelenggara Jamkesos dan memberikan pendapat serta saran kepada Gubernur mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan Balai Penyelenggara Jamkesos

c.Melaporkan kepada Gubernur tentang kinerja Balai Penyelenggara Jamkesos;

d.Memberikan pertimbangan manajemen kepada Pejabat Pengelola dalam melaksanakan pengelolaan Balai Penyelenggara Jamkesos;

e.Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan serta memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola Balai Penyelenggara Jamkesos; dan

f.Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.

(3)Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu semester dan sewaktu-waktu diperlukan.

Paragraf 3Keanggotaan Dewan Pengawas

Pasal 9

(1)Anggota Dewan Pengawas dapat terdiri dari unsur-unsur :

a.Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berkaitan dengan kegiatan Balai Penyelenggara Jamkesos;

b.Pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah; dan

c.Tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan Balai Penyelenggara Jamkesos.

(2)Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan Kepala.

(3)Kriteria yang dapat diusulkan menjadi Dewan Pengawas, yaitu :

a.Memiliki dedikasi dan memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan Balai Penyelenggara Jamkesos serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;

b.Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau orang yang tidak pernah melakukan tindak pidana yang merugikan daerah; dan

c.Mempunyai kompetensi dalam bidang menajemen keuangan, sumber daya manusia dan mempunyai komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik.

Paragraf 4Masa Jabatan Dewan Pengawas

Pasal 10

(1)Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

(2)Anggota Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur setelah masa jabatan berakhir.

(3)Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya oleh Gubernur atas usul Pimpinan BLUD.

(4)Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelum waktunya dilakukan apabila :

a.Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;

b.Tidak melaksanaan ketentuan perundang-undangan;

c.Terlibat dalam tindakan yang merugikan Balai Penyelenggara Jamkesos; atau

d.Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana dan/atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan pengawasan atas Balai Penyelenggara Jamkesos.

Paragraf 5Sekretaris Dewan Pengawas

Pasal 11

(1)Gubernur dapat mengangkat sekretaris Dewan Pengawas untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas.

(2)Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota Dewan Pengawas.

Paragraf 6Pembiayaan

Pasal 12

Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan Pengawas dibebankan pada Balai Penyelenggara Jamkesos dan dimuat dalam Rencana Bisnis Anggaran.

Bagian KeenamPEJABAT PENGELOLA

Paragraf 1Komposisi Pejabat Pengelola

Pasal 13

Pejabat Pengelola Bapeljamkesos adalah Pimpinan Bapeljamkesos yang bertanggung jawab terhadap kinerja operasional Bapeljamkesos, terdiri atas :

(1)Pimpinan BLUD, diampu oleh Kepala.

(2)Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) BLUD, diampu oleh Pejabat Balai Penyelenggara Jamkesos yang membidangi umum, administrasi dan keuangan.

(3)Pejabat Teknis BLUD, diampu oleh Pejabat Balai Penyelenggara Jamkesos yang bertanggung jawab pemeliharaan kesehatan dan kepesertaan.

Pasal 14Kepala bertanggung jawab kepada Gubernur melalui kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan Sekretaris Daerah terhadap operasional dan keuangan Balai Penyelenggara Jamkesos secara umum dan keseluruhan.

Pasal 15Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin Bapeljamkesos sesuai tanggung jawab masing-masing.

Pasal 16

(1)Komposisi Pejabat Pengelola Bapeljamkesos dapat dilakukan perubahan, baik jumlah maupun jenisnya, setelah melalui analisis organisasi guna memenuhi tuntutan perubahan.

(2)Perubahan komposisi Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur.

Paragraf 2Pengangkatan Pejabat Pengelola

Pasal 17

(1)Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Pengelola Bapeljamkesos ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat.

(2)Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keahlian berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam tugas jabatan.

(3)Kebutuhan praktik bisnis yang sehat sebagaimana dimaksud pada (1) merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan kualifikasi sesuai kemampuan keuangan Balai Penyelenggara Jamkesos.

(4)Pejabat Pengelola Bapeljamkesos diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan oleh Gubernur.

Pasal 18

(1)Dalam hal Pimpinan BLUD Bapeljamkesos berasal dari unsur Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka yang bersangkutan merupakan pengguna anggaran dan barang daerah.

(2)Dalam hal Pimpinan BLUD Bapeljamkeses berasal dari unsur non Pegawai Negeri Sipil, maka yang bersangkutan bukan merupakan pengguna anggaran dan barang daerah.

(3)Dalam hal Pimpinan BLUD Bapeljamkeses bukan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka yang menjadi pengguna anggaran dan barang daerah adalah Pejabat Keuangan yang berasal dari unsur Pegawai Negeri Sipil.

Paragraf 3Persyaratan Menjadi Pejabat Pengelola

Pasal 19Syarat untuk dapat diangkat menjadi Pimpinan BLUD adalah :

a.Seorang Tenaga Kesehatan yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman di bidang kesehatan ( khususnya, penjaminan kesehatan);

b.Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha guna kemandirian Balai Penyelenggara Jamkesos. (Bapeljamkeses)

c.Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menjadi pemimpin perusahaan yang dinyatakan pailit;

d.Berstatus Pegawai Negeri Sipil dan atau Non Pegawai Negeri Sipil;

e.Bersedia membuat surat pernyataan kesanggupan untuk menjalankan praktik bisnis yang sehat di Balai Penyelenggara Jamkesos; Bapeljamkeses

f.Memenuhi syarat administrasi kepegawaian bagi Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos Bapeljamkeses yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 20Syarat untuk dapat diangkat menjadi Pejabat Penatausahaan Keuangan BLUD Bapeljamkeses adalah :

a.Memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman dibidang keuangan dan/atau akuntansi;

b.Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha guna kemandirian keuangan;

c.Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah menjadi pemegang keuangan perusahaan yang dinyatakan pailit;

d.Berstatus PNS atau Non PNS;

e.Bersedia membuat surat pernyataan kesanggupan untuk menjalankan prinsip pengelolaan keuangan yang sehat di Balai Penyelenggara Jamkesos ; Bapeljamkeses

f.Memenuhi syarat administrasi kepegawaian bagi yang berasal dari PNS.

Pasal 21Syarat untuk dapat diangkat menjadi Pejabat Teknis BLUD Bapeljamkeses adalah :

a.Seorang dokter/dokter gigi yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman di bidang pelayanan;

b.Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan pelayanan yang profesional;

c.Mampu melaksanakan koordinasi di lingkup pelayanan Balai Penyelenggara Jamkesos ; Bapeljamkeses

d.Berstatus PNS atau Non PNS;

e.Bersedia membuat surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan dan mengembangkan pelayanan di Balai Penyelenggara Jamkesos ; Bapeljamkeses

f.Memenuhi syarat administrasi kepegawaian bagi yang berasal dari PNS.

Paragraf 4Pemberhentian Pejabat Pengelola

Pasal 22Pejabat Pengelola dapat diberhentikan karena :

a.Meninggal dunia;

b.Berhalangan secara tetap selama 3 (tiga) bulan berturut-turut;

c.Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik;

d.Melanggar misi, kebijakan atau ketentuan-ketentuan lain yang telah digariskan;

e.Mengundurkan diri karena alasan yang patut;

f.Terlibat dalam suatu perbuatan melanggar hukum yang ancaman hukuman pidananya 5 (lima) tahun atau lebih.

Paragraf 5Tugas dan Kewajiban, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Pejabat Pengelola

Pasal 23Tugas dan Kewajiban Pimpinan Bapeljamkesos adalah :

a.Memimpin, mengarahkan,membina,mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD; Bapeljamkeses

b.Menyusun Rencana Strategi Bisnis BLUD; Bapeljamkeses

c.Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA);

d.Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada Kepala Daerah Gubernur sesuai ketentuan;

e.Menetepkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;

f.Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta keuangan BLUD kepada Kepala Daerah.

Pasal 24Fungsi Pemimpin adalah :

a.Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan jaminan kesehatan;

b.Pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang pelayanan jaminan kesehatan;

c.Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan jaminan kesehatan;

d.Pelayanan kepesertaan serta pengembangannya

e.Pelayanan penjaminan kesehatan

f.Pelayanan penunjang penjaminan kesehatan

g.Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;

h.Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat;

i.Pengelolaan akuntansi dan keuangan;

j.Pengelolaan urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat, organisasi dan tata laksana serta rumah tangga, perlengkapan dan umum.

Pasal 25Wewenang Pemimpin adalah :

a.Dapat memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada seluruh pegawai dan bersifat adil serta mengayomi;

b.Menetapkan kebijakan operasional Bapeljamkesos

c.Menetapkan peraturan, pedoman, petunjuk teknis dan prosedur tetap Bapeljamkesos

d.Mengangkat dan memberhentikan pegawai rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan;

e.Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pegawai Bapeljamkesos sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

f.Memberikan penghargaan pegawai, karyawan yang berprestasi tanpa atau dengan sejumlah uang yang besarnya tidak melebihi ketentuan yang berlaku;

g.Memberikan sanksi yang bersifat mendidik sesuai dengan peraturan yang berlaku;

h.Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis kepada Gubernur;

i.Mendatangkan ahli, profesional konsultan atau lembaga independen manakala diperlukan;

j.Menetapkan organisasi pelaksana dan organisasi pendukung dengan uraian tugas masing-masing;

k.Menandatangani perjanjian dengan pihak lain untuk jenis perjanjian yang bersifat teknis operasional pelayanan;

l.Mendelegasikan sebagian kewenangan kepada jajaran di bawahnya;

m.Meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis.

Pasal 26Tanggung jawab Pemimpin menyangkut hal-hal sebagai berikut :

a.Kebenaran kebijaksanaan Balai penyelenggara Jamkesos;

b.Kelancaran, efektifitas dan efisiensi kegiatan Balai Penyelenggara Jamkesos;

c.Kebenaran program kerja, pengendalian, pengawasan dan pelaksanaan serta laporan kegiatannya;

d.Meningkatkan akses, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan.

Pasal 27Tugas dan kewajiban Pejabat Keuangan adalah :

a.Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis Anggaran;

b.Menyiapkan Daftar Pelaksanaan Anggaran BLUD;

c.Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;

d.Menyelenggarakan pengelolaan kas;

e.Melakukan pengelolaan utang-piutang;

f.Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi;

g.Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;

h.Menyelenggarakan akutansi dan penyusunan laporan keuangan;

i.Mengkoordinasikan pengelolaan sistem remunerasi, pola tarif dan pelayanan administrasi keuangan;

j.Mengkoordinasikan pelaksanaan serta pemantauan pelaksanaan dengan bekerjasama dengan Satuan Pengawas Internal;

k.Menyusun rencana kegiatan di bidang umum dan administrasi BLUD;

l.Melaksanakan kegiatan di bidang umum dan administrasi sesuai dengan RBA;

m.Memonitor pelaksanaan kegiatan di bidang umum dan administrasi;

n.Mempertanggungjawabkan kinerja opersional di bidang umum dan admninstrasi;

o.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan BLUD.

Pasal 28Fungsi Pejabat Keuangan adalah :

a.Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang anggaran dan perbendaharaan;

b.Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang akuntasi dan verifikasi;

c.Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pengelolaan pendapatan;

d.Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang perencanaan;

e.Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang kesekretariatan;

f.Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang organisasi dan kepegawaian;

g.Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang pendidikan dan penelitian;

h.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Pemimpin sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 29Tugas dan kewajiban Pejabat Teknis adalah :

a.Menyusun rencana manajemen pemeliharaan kesehatan dan manajemen kepesertaan serta pengembangan program mempertimbangkan rekomendasi dari pemangku kepentingan Balai Penyelenggara Jamkesos;

b.Melaksanakan kegiatan manajemen pemeliharaan kesehatan dan manajemen kepesertaan serta pengembangan program sesuai dengan RBA;

c.Memonitor pelaksanaan kegiatan manajemen pemeliharaan kesehatan dan manajemen kepesertaan serta pengembangan program;

d.Mempertanggungjawabkan kinerja operasional manajemen pemeliharaan kesehatan dan manajemen kepesertaan serta pengembangan program;

e.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Pimpinan BLUD.

Pasal 30Fungsi Pejabat Teknis adalah :

a.Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis manajemen pemeliharaan kesehatan;

b.Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis manajemen kepesertaan;

c.Pengkoordinasian penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis pengembangan program;

d.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Pemimpin sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Paragraf 6Supervisor medis Pasal 31

(1)Supervisor Medis adalah kelompok dokter dan dokter gigi yang bekerja sesuai kewenangan, kompetensi dan fungsinya secara profesional.

(2)Supervisor Medis mempunyai tugas melaksanakan evaluasi pemeliharaan kesehatan yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan dalam pengajuan klaim.

(3)

Dalam melaksanakan tugasnya, supervisor medis menggunakan pendekatan tim dengan tenaga administrasi penjaminan maupun pejabat teknis terkait.

Bagian KedelapanORGANISASI PENDUKUNG

Paragraf 1Satuan Pengawas Internal Pasal 32

Guna membantu Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos dalam bidang pengawasan internal dan monitoring dibentuk Satuan Pengawas Internal.

Pasal 33

(1)Tugas pokok Satuan Pengawas Intern adalah :

a.Pengawasan terhadap pelaksanaan dan operasional Balai Penyelenggara Jamkesos;

b.Menilai pengendalian pengelolaan/pelaksanaan kegiatan Balai Penyelenggara Jamkesos ;

c.Memberikan saran perbaikan kepada Balai Penyelenggara Jamkesos.

(2)Fungsi Satuan Pengawas Intern adalah :

a.Melakukan pengawasan terhadap segala kegiatan di lingkungan Balai Penyelenggara Jamkesos ;

b.Melakukan penelusuran kebenaran laporan atau informasi tentang penyimpangan yang terjadi;

c.Melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

(3)Satuan Pengawas Internal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Balai Penyelenggara Jamkesos

(4)Satuan Pengawas Internal dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan Balai Penyelenggara Jamkesos.

Pasal 34Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Balai Penyelenggara Jamkesos wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan cross functional approach secara vertikal dan horizontal baik di lingkungannya serta dengan instalasi lain sesuai tugas masing-masing.

Pasal 35Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan, wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 36Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

Pasal 37Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya.

Pasal 38 Setiap laporan yang diterima oleh setiap pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan perubahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memebrikan petunjuk kepada bawahannya.

Pasal 39Kepala Sub Bagian, Kepala seksi wajib menyampaikan laporan berkala kepada atasannya.

Pasal 40Dalam menyampaikan laporan kepada atasannya, tembusan laporan lengkap dengan semua lampirannya disampaikan pula kepada seksi atau subbag lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Pasal 41Dalam melaksanakan tugasnya, setiap seksi dibantu oleh supervisor medis dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.

Bagian KesepuluhPENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Paragraf 1Tujuan Pengelolaan

Pasal 42Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai Sumber Daya Manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien.

Pasal 42

(1)Sumber Daya Manusia Balai Penyelenggara Jamkesos dapat berasal dari PNS dan non PNS

(2)Penerimaan pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos adalah sebagai berikut :a. Untuk pegawai yang berstatus PNS dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;b. Untuk pegawai non PNS dilakukan mekanisme rekruitmen, outsourching, kerja sama Operasional (KSO), magang atau cara-cara lain yang efektif dan efisien;

(3)Rekruitmen pegawai non PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dilakukan dengan cara seleksi, meliputi seleksi administrasi, test psikologi, seleksi akademik dan keterampilan, wawancara dan test kesehatan, setelah mendapat persetujuan dari Gubernur.

(4)Ourtsourching pegawai dilaksanakan berdasarkan kebutuhan tenaga yang ditetapkan oleh Kepala balai Penyelenggara Jamkesos dan dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa sesuai ketentuan yang berlaku.

(5)Kerja Sama Operasional dilaksanakan sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos dengan pihak ketiga.

Paragraf 2Penghargaan dan Sanksi

Pasal 43Untuk mendorong motivasi kerja dan produktivitas pegawai maka Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos menerapkan kebijakan tentang imbal jasa bagi pegawai yang mempunyai kinerja baik dan sanksi bagi pegawai yang tidak memenuhi ketentuan atau melanggar peraturan yang ditetapkan.

Pasal 44

(1)Kenaikan pangkat PNS merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian pegawai yang bersangkutan terhadap negara berdasarkan sistem kenaikan pangkat reguler dan kenaikan pangkat pilihan sesuai ketentuan yang berlaku.

(2)Kenaikan pangkat pegawai non PNS adalah merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja pegawai yang bersangkutan terhadap kinerja Balai Penyelenggara Jamkesos dan diberikan berdasarkan sistem remunerasi Balai Penyelenggara Jamkesos.

Pasal 45

(1)Kenaikan pangkat reguler diberikan kepada PNS yang tidak menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu, termasuk PNS yang :

a.Melaksanakan Tugas Belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu;

b.Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induk dan tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu.

(2)Kenaikan pangkat pilihan adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS yang menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu.

Pasal 46

(1)Rotasi PNS dan non PNS dilaksanakan dengan tujuan untuk peningkatan kinerja dan pengembangan karir;

(2)Rotasi dilaksanakan dengan mempertimbangkan :

a.Penempatan seseorang pada pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilannya;

b.Masa kerja di unit tertentu;

c.Pengalaman pada bidang tugas tertentu;

d.Kegunaannya dalam menunjang karir;

e.Kondisi fisik dan psikis pegawai.

Paragraf 3Pengangkatan Pegawai

Pasal 47

(1)Pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos dapat berasal dari PNS dan/atau non PNS yang profesional sesuai dengan kebutuhan.

(2)Pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos yang berasal dari PNS dan/atau non PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.

(3)Pengangkatan pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos yang berasal dari PNS disesuaikan dengan peraturan perundangan-undangan.

(4)Pengangkatan pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos yang berasal dari non PNS dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam peningkatan pelayanan.

(5)Pengangkatan pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos yang berasal dari non PNS dilakukan oleh Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos dengan persetujuan Gubernur.

Paragraf 4Disiplin Pegawai

Pasal 48

(1)Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban yang dituangkan dalam :

a.Daftar hadir;

b.Laporan kegiatan;

c.Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai.

(2)Tingkatan dan jenis hukuman disiplin pegawai, meliputi :

a.Hukuman disiplin ringan, yang terdiri dari teguran lisan, teguran tertulis dan pernyataan tidak puas secara tertulis;

b.Hukuman disiplin sedang, yang terdiri dari penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun, penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun dan penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun;

c.Hukuman disiplin berat yang terdiri dari penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS dan pemberhentian tidak hormat sebagai PNS.

Paragraf 5Pemberhentian Pegawai

Pasal 49

(1)Pemberhentian PNS diatur menurut peraturan tentang pemberhentian PNS.

(2)Pemberhentian pegawai non PNS dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a.Pemberhentian atas permintaan sendiri dilaksanakan apabila pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos non PNS mengajukan permohonan pemberhentian sebagai pegawai pada masa kontrak dan atau tidak memperpanjang masa kontrak.

b.Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun dilaksanakan apabila pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos non PNS telah memasuki masa batas usia pensiun sebagai berikut:

1.Batas usia pensiun tenaga medis 60 tahun;

2.Batas usia pensiun tenaga perawat 56 tahun;

3.Batas usia pensiun tenaga non medis 56 tahun.

(3)Pemberhentian tidak atas permintaan sendiri dilaksanakan apabila Pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos non PNS melakukan tindakan-tindakan pelanggaran sesuai yang diatur dalam pasal tentang disiplin pegawai.

Bagian KesebelasREMUNERASI

Pasal 50 Remunerasi adalah imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi pesangon dan atau pensiun yang diberikan kepada Dewan Pengawas, Pejabat Pengelola dan pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos yang ditetapkan oleh Gubernur.

Pasal 51

(1)Pejabat pengelola Balai Penyelenggara, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas dan Pegawai (termasuk pegawai non PNS) Balai Penyelenggara Jamkesos dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan.

(2)Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/atau pensiun termasuk jaminan kesehatan bagi pegawai non PNS

(3)Remunerasi bagi Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam bentuk honorarium.

(4)Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk Balai Penyelenggara Jamkesos ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan usulan pimpinan Balai Penyelenggara Jamkesos melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan Sekretaris Daerah.

Pasal 52

(1)Penetapan remunerasi Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos, mempertimbangkan faktor-faktor yang berdasarkan :

a.Ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola Balai Penyelenggara Jamkesos, tingkat pelayanan serta produktivitas;

b.Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis;

c.Kemampuan pendapatan Balai Penyelenggara jamkesos bersangkutan; dan

d.Kinerja operasional Balai Penyelenggara Jamkesos yang ditetapkan oleh Gubernur dengan mempertimbangkan antara lain indikator keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat.

(2)Remunerasi Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis ditetapkan paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari remunerasi Pimpinan Balai Penyelenggara Jamkesos.

Pasal 53Honorarium Dewan Pengawas ditetapkan sebagai berikut :

(1)Honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40% (empat puluh persen) dari gaji Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos

(2)Honorarium Anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga puluh enam persen) dari gaji Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos

(3)Honorarium Sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15% (lima belas persen) dari gaji Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos

Pasal 54

(1)Remunerasi bagi Pejabat Pengelola dan pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 ayat (2), dapat dihitung berdasarkan indikator penilaian :

a.Pengalaman dan masa kerja (basic index);

b.Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku (competency index);

c.Resiko kerja (risk index);

d.Tingkat kegawatdaruratan (emergency index);

e.Jabatan yang disandang (position index); dan

f.Hasil/capaian kerja (performance index).

(2)

(3)Bagi Pejabat Pengelola dan Pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos yang berstatus PNS, gaji pokok dan tunjangan mengikuti peraturan perundang-undangan tentang gaji dan tunjangan PNS serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai remunerasi yang ditetapkan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1).Bagi Pejabat Pengelola dan Pegawai Balai Penyelenggara Jamkesos yang berstatus Non PNS, gaji pokok dan tunjangan mengikuti peraturan perundang-undangan tentang gaji dan tunjangan Non PNS serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai remunerasi yang ditetapkan oleh Gubernur

Pasal 55

(1)Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas yang diberhentikan sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari remunerasi/honorariun bulan terakhir yang berlaku sejak tanggal diberhentikan sampai dengan ditetapkannya keputusan definitif tentang jabatan yang bersangkutan.

(2)Bagi Pejabat Pengelola berstatus PNS yang diberhentikan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari remunerasi bulan terakhir sejak tanggal diberhentikan atau sebesar gaji PNS berdasarkan surat keputusan pangkat terakhir.

Bagian Kedua BelasSTANDAR PELAYANAN MINIMAL

Pasal 56

(1)Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan umum yang diberikan oleh Balai Penyelenggara Jamkesos , Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY menetapkan Standar Pelayanan Minimal Balai Penyelenggara Jamkesos dengan peraturan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY.

(2)Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diusulkan oleh Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos .

(3)Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.

Pasal 57

(1)Standar Pelayanan Minimal harus memenuhi persyaratan :

a.Fokus pada jenis pelayanan;

b.Terukur;

c.Dapat dicapai;

d.Relevan dan dapat diandalkan; dan

e.Tepat waktu.

(2)Fokus pada jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan fungsi Balai Penyelenggara Jamkesos

(3)Terukur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

(4)Dapat dicapai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional, sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya.

(5)Relevan dan dapat diandalkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi Balai Penyelenggara Jamkesos

(6)Tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan.

Bagian Ketiga belasPENGELOLAAN KEUANGAN

Pasal 58Pengelolaan keuangan Balai Penyelenggara Jamkesos berdasarkan pada prinsip efektifitas, efisiensi dan produktivitas dengan berasaskan akuntabilitas dan transparansi.

Pasal 59Dalam rangka penerapan prinsip dan asas sebagaimana dimaksud pasal 67, maka dalam penatausahaan keuangan diterapkan sistem akuntansi berbasis akrual (SAK) dan standar akuntansi pemerintahan (SAP).

Pasal 60Subsidi dari pemerintah untuk pembiayaan Balai Penyelenggara Jamkesos dapat berupa biaya gaji, biaya pengadaan barang modal dan biaya pengadaan barang dan jasa.

Bagian Keempat belasBESARAN PREMI

Pasal 61

(1)Balai Penyelenggara Jamkesos dapat memungut premi kepada masyarakat sebagai imbalan atas paket manfaat layanan kesehatan yang akan diterima .

(2)Imbalan atas paket manfaat layanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dalam bentuk premi yang disusun atas dasar perhitungan biaya satuan per pelayanan atau hasil per investasi dana.

(3)Premi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana dan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya satuan per pelayanan.

Pasal 62

(1)Besaran premi atas paket manfaat layanan kesehatan dari Balai Penyelenggara Jamkesos diusulkan oleh Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas Kesehatan.

(2)Besaran premi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(3)Besaran premi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat serta kompetisi yang sehat.

(4)Gubernur dalam menetapkan besaran tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat membentuk Tim.

(5)Pembentukan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan oleh Gubernur yang keanggotaannya dapat berasal dari :

a.Pembina teknis;

b.Pembina keuangan;

c.Unsur perguruan tinggi;

d.Lembaga profesi.

Pasal 63

(1)Peraturan Gubernur mengenai besaran premi dapat dilakukan perubahan sesuai kebutuhan dan perkembangan keadaan.

(2)Perubahan besaran premi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan per pelayanan atau secara keseluruhan.

(3)Proses perubahan besaran premi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), berpedoman pada ketentuan pasal 73.

Bagian Kelima belasPENDAPATAN DAN BIAYA

Paragraf 1Pendapatan

Pasal 64Pendapatan Balai Penyelenggara Jamkesos dapat bersumber dari :

a.Premi;

b.Hibah;

c.Hasil kerjasama dengan pihak lain;

d.APBD;

e.APBN; dan

f.Lain-lain pendapatan Balai Penyelenggara Jamkesos yang sah.

Pasal 65

(1)Pendapatan Balai Penyelenggara Jamkesos yang bersumber dari premi atas paket manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat.

(2)Pendapatan Balai Penyelenggara Jamkesos yang bersumber dari hibah dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat.

(3)Hasil kerjasama dengan pihak lain dapat berupa perolehan dari kerjasama operasional, sewa menyewa dan usaha lainnya yang mendukung tugas dan fungsi Balai Penyelenggara Jamkesos.

(4)Pendapatan Balai Penyelenggara Jamkesos yang bersumber dari berupa pendapatan yang berasal dari otorisasi kredit anggaran pemerintah daerah bukan dari kegiatan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

(5)Pendapatan Balai Penyelenggara Jamkesos yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat berupa pendapatan yang berasal dari pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan dan lain-lain.

(6)Balai Penyelenggara Jamkesos dalam melaksanakan anggaran dekonsentrasi dan atau tugas pembantuan, proses pengelolaan keuangan diselenggarakan secara terpisah berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan APBN.

(7)Lain-lain pendapatan Balai Penyelenggara Jamkesos yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 huruf f, antara lain :

a.hasil pemanfaatan kekayaan;

b.jasa giro;

c.pendapatan bunga;

d.keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;

e.komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Rumah Sakit;

f.hasil investasi.

Pasal 66

(1)Seluruh pendapatan Balai Penyelenggara Jamkesos sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 kecuali yang berasal dari hibah terikat, dapat dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran Balai Penyelenggara Jamkesos sesuai RBA.

(2)Hibah terikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperlakukan sesuai peruntukannya.

(3)Seluruh pendapatan Balai Penyelenggara Jamkesos sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 huruf a, huruf b, huruf c dan huruf f, dilaksanakan melalui rekening kas Balai Penyelenggara Jamkesos dan dicatat dalam kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan Balai Penyelenggara Jamkesos.

(4)Seluruh pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah setiap triwulan.

(5)Format laporan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Paragraf 2Biaya

Pasal 67

(1)Biaya Balai Penyelenggara Jamkesos merupakan biaya operasional dan biaya non operasional.

(2)Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup seluruh biaya yang menjadi beban Balai Penyelenggara Jamkesos dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi.

(3)Biaya non operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup seluruh biaya yang menjadi beban Balai Penyelenggara Jamkesos dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.

(4)Biaya Balai Penyelenggara Jamkesos sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dialokasikan untuk membiaya program peningkatan pelayanan, kegiatan pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan.

(5)Pembiayaan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan.

Pasal 68

(1)Biaya operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2), terdiri dari :

a.Biaya pelayanan dan

b.Biaya umum dan administrasi

(2)Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan.

(3)Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, mencakup seluruh biaya operasional yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan.

(4)Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri dari :

a.Biaya pegawai;

b.Biaya bahan;

c.Biaya jasa pelayanan;

d.Biaya pemeliharaan;

e.Biaya barang dan jasa; dan

f.Biaya pelayanan lain-lain.

(5)Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri dari :

a.Biaya pegawai;

b.Biaya administrasi kantor;

c.Biaya pemeliharaan;

d.Biaya barang dan jasa;

e.Biaya promosi; dan

f.Biaya umum dan administrasi lain-lain.

Pasal 69Biaya non operasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 67 ayat (3) terdiri dari :

a.Biaya bunga;

b.Biaya administrasi bank;

c.Biaya kerugian penjualan aset tetap;

d.Biaya kerugian penurunan nilai; dan

e.Biaya non operasional lain-lain.

Pasal 70

(1)Seluruh pengeluaran biaya Balai Penyelenggara Jamkesos yang bersumber sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 dilaporkan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) setiap triwulan.

(2)Seluruh pengeluaran biaya Balai Penyelenggara Jamkesos yang bersumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan menerbitkan SPM Pengesahan yang dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ).

(3)Format SPTJ sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan format laporan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai peraturan yang berlaku.

Pasal 71

(1)Pengeluaran biaya Balai Penyelenggara Jamkesos diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan.

(2)Fleksibilitas pengeluaran biaya Balai Penyelenggara Jamkesos sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan pengeluaran biaya yang disesuaikan dan signifikan dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA yang telah ditetapkan secara definitif.

(3)Fleksibilitas pengeluaran biaya Balai Penyelenggara Jamkesos sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya berlaku untuk biaya Balai Penyelenggara Jamkesos yang berasal dari pendapatan selain dari APBN/APBD dan hibah terikat.

(4)Fleksibilitas pengeluaran biaya Balai Penyelenggara Jamkesos sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berlaku untuk Balai Penyelenggara Jamkesos bertahap.

(5)Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, Kepala mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 72

(1)Ambang batas RBA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2), ditetapkan dengan besaran persentase.

(2)Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional Balai Penyelenggara Jamkesos.

(3)Besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dalam RBA dan Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) Balai Penyelenggara Jamkesos oleh PPKD.

(4)Persentase ambang batas tertentu sebagaimana dimaksud ayat (1), merupakan kebutuhan yang dapat diprediksi, dapat dicapai, terukur, rasional dan dapat dipertanggungjawabkan.

Bagian Keenam belasPENGELOLAAN SUMBER DAYA LAIN

Pasal 73

(1)Pengelolaan sumber daya lain yang terdiri dari sarana, prasarana, gedung, jalan akan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2)Pengelolaan sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan mutu pelayanan dan kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Penyelenggara Jamkesos

Bagian Ketujuh belasPRINSIP TATA KELOLA

Pasal 74

(1)Balai Penyelenggara Jamkesos beroperasi berdasarkan pola tata kelola atau peraturan internal, yang memuat antara lain :

a.Struktur organisasi;

b.Prosedur kerja;

c.Pengelompokan fungsi yang logis; dan

d.Pengelolaan sumber daya manusia.

(2)Tata kelola sebagaimana dimaksud ayat (1) memperhatikan prinsip, antara lain :

a.Transparansi;

b.Akuntabilitas;

c.Resposibilitas;

d.Independensi.

Pasal 75

(1)Struktur organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 74 ayat (1) huruf a, menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang dalam organisasi.

(2)Prosedur kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 74 ayat (1) huruf b, menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi.

(3)Pengelompokan fungsi yang logis sebagaimana dimaksud dalam pasal 74 ayat (1) huruf c, menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.

(4)Pengelolaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 74 ayat (1) huruf d, merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif.

Pasal 76

(1)Transparansi sebagaimana dimaksud dalam pasal 74 ayat (2) huruf a, merupakan asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan.

(2)Akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 74 ayat (2) huruf b, merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada Balai Penyelenggara Jamkesos agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.

(3)Responsibilitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 74 ayat (2) huruf c, merupakan kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan organisasi terhadap bisnis yang sehat serta perundang-undangan.

(4)Independensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 74 ayat (2) huruf d, merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.

(5)Akuntabilitas sebagaimana dimaksud ayat (2) diwujudkan dalam perencanaan, evaluasi dan laporan/pertanggungjawaban dalam sistem pengelolaan keuangan, hubungan kerja dalam organisasi, manajemen SDM, pengelolaan aset dan manajemen pelayanan.

BAB IIIPOLA TATA KELOLA SUPERVISOR MEDIS DAN ADMINISTRATOR PENJAMINAN

Bagian KesatuSUPERVISOR MEDIS

Pasal 77

(1)Keanggotaan Supervisor medis merupakan previlege yang dapat diberikan kepada dokter, dokter gigi yang secara terus menerus mampu memenuhi kualifikasi, standar dan persyaratan yang ditentukan.

(2)Keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan tanpa membedakan ras, agama, warna kulit, jenis kelamin, keturunan, status ekonomi dan pandangan politisnya.

Pasal 78Untuk dapat bergabung dengan Balai Penyelenggara Jamkesos maka dokter atau dokter gigi harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan, kesehatan jasmani dan rohani yang laik (fit) untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta memiliki perilaku dan moral yang baik.

Pasal 79Tatalaksana pengangkatan dan pengangkatan kembali supervisor medis Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos adalah dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Balai dan selanjutnya berdasarkan pertimbangan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY dapat mengabulkan atau menolak permohonan tersebut.

Pasal 80Lama masa kerja sebagai supervisor medis Balai Penyelenggara Jamkesos adalah sebagai berikut :

(1)Untuk supervisor medis Jamkesos adalah sampai yang bersangkutan memasuki masa pensiun sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2)Untuk supervisor medis Pendamping adalah selama 2 (dua) tahun dan dapat diangkat kembali untuk beberapa kali sepanjang yang bersangkutan masih memenuhi persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3)Untuk supervisor medis Pengganti adalah selama 1 (satu) tahun dan dapat diangkat kembali untuk beberapa kali sepanjang yang bersangkutan masih memenuhi semua persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. .

Pasal 81Bagi supervisor medis Jamkesos yang sudah pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (1) dapat diangkat kembali sebagai supervisor medis Pendamping atau Pengganti sepanjang yang bersangkutan memenuhi persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian KeduaADMINISTRATOR PENJAMINAN

Pasal 82

(1)Keanggotaan Administrator penjaminan merupakan previlege yang dapat diberikan kepada pegawai yang secara terus menerus mampu memenuhi kualifikasi, standar dan persyaratan yang ditentukan.

(2)Keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan tanpa membedakan ras, agama, warna kulit, jenis kelamin, keturunan, status ekonomi dan pandangan politisnya.

Pasal 83Untuk dapat bergabung dengan Balai Penyelenggara Jamkesos maka administrator penjaminan harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan, kesehatan jasmani dan rohani yang laik (fit) untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta memiliki perilaku dan moral yang baik.

Pasal 84Tatalaksana pengangkatan dan pengangkatan kembali administrator penjaminan Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos adalah dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Balai dan selanjutnya berdasarkan pertimbangan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY dapat mengabulkan atau menolak permohonan tersebut.

Pasal 85Lama masa kerja sebagai administrator penjaminan Balai Penyelenggara Jamkesos adalah sebagai berikut :

(1) Untuk administrator penjaminan Jamkesos adalah sampai yang bersangkutan memasuki masa pensiun sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Untuk administrator penjaminan Pendamping adalah selama 2 (dua) tahun dan dapat diangkat kembali untuk beberapa kali sepanjang yang bersangkutan masih memenuhi persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Untuk administrator penjaminan Pengganti adalah selama 1 (satu) tahun dan dapat diangkat kembali untuk beberapa kali sepanjang yang bersangkutan masih memenuhi semua persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. .

Bagian KeempatPEMBINAAN

Pasal 86Dalam hal supervisor medis dan administrator penjaminan dinilai kurang mampu atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan sehingga menimbulkan kerugian bagi Balai Penyelenggara Jamkesos maka pengawas internal dapat melakukan penelitian.

Pasal 87

(1)Bila hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 membuktikan kebenaran penilaian maka pengawas internal dapat mengusulkan kepada Kepala Balai untuk diberlakukan sanksi berupa sanksi administrasi.

(2)Pemberlakuan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Balai dan disampaikan kepada supervisor medis dan administrator penjaminan yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY..

(3)Dalam hal supervisor medis dan administrator penjaminan tidak dapat menerima sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) maka yang bersangkutan dapat mengajukan sanggahan secara tertulis dalam waktu 15 (lima belas) hari sejak diterimanya Surat Keputusan, untuk selanjutnya Kepala Balai memiliki waktu 15 (lima belas) hari untuk menyelesaikan dengan cara adil dan seimbang dengan mengundang semua pihak yang terkait.

(4)Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) bersifat final.

Pasal 88Setiap supervisor medis dan administrator penjaminan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi dan Kasubbag mengenai pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya.

Sumber Daya Pasal 89Guna memperlancar tugas sehari-hari perlu tersedia ruangan pertemuan dan komunikasi bagi Kelompok Supervisor medis dan tenaga administrasi penjaminan ataupun umum. Biaya operasional dibebankan pada anggaran Balai Penyelenggara Jamkesos

BAB IVTINDAKAN KOREKTIF

Pasal 90Dalam hal supervisor medis dan administrator penjaminan diduga melakukan layanan di bawah standar maka terhadap yang bersangkutan dapat diusulkan untuk dilakukan penelitian oleh Pengawas Internal.

BAB VPEMBERHENTIAN

Pasal 91Pemberhentian supervisor medis mengacu kepada ketentuan pasal 49.

Pasal 92Supervisor Medis Pendamping berhenti secara otomatis sebagai Staf Medis Rumah Sakit apabila telah menyelesaikan masa kontraknya atau berhenti atas persetujuan bersama.

Pasal 93Supervisor Medis Pengganti yang telah menyelesaikan masa kontraknya dapat bekerja kembali setelah menandatangani kesepakatan baru dengan pihak Rumah Sakit.

BAB VISANKSI

Pasal 94 Supervisor Medis Balai Penyelenggara Jamkesos maupun Pendamping, yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, peraturan rumah sakit, klausula-klausula dalam perjanjian kerja atau etika dapat diberikan sanksi yang beratnya tergantung dari jenis dan berat ringannya pelanggaran.

Pasal 95Pemberian sanksi dilakukan oleh Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos setelah mendengar pendapat dari pengawas internal, Dewan Pengawas dan Dinas Kesehatan Provinsi DIY dengan mempertimbangkan kadar kesalahannya, yang bentuknya dapat berupa:

a.Teguran lisan atau tertulis;

b.Penghentian praktik untuk sementara waktu;

c.Pemberhentian dengan tidak hormat bagi Supervisor Medis; dan

BAB VIIIKETENTUAN PERUBAHAN

Pasal 96

(1)Perubahan peraturan pola tata kelola Balai Penyelenggara Jamkesos dilakukan melalui rapat khusus.

(2)Perubahan peraturan pola tata kelola Kepala Balai Penyelenggara Jamkesos sebagaimana tersebut dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut oleh Gubernur atas usul Kepala Balai.

BAB IXPENUTUP

Pasal 97Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat ketidaksesuaian dalam keputusan ini akan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : YOGYAKARTAPADA TANGGAL : 2 Januari 2010

KEPALA

dr. Sarminto, MKes.NIP. 19561110 198403 1 011

BAB IXPENUTUP

Peraturan Gubernur ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ditetapkan di YogyakartaPada tanggalGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAHAMENGKU BUWONO X

Diundangkan di YogyakartaPada tanggal

SEKRETARIS DAERAHPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA..........................NIP..............

BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2012NOMOR

KETERANGAN : Cetak miring warna merah perubahan/penambahan Garis tengah tidak perlu/dihilangkan1

2