analisis laporan keuangan departemen...
Post on 06-Feb-2018
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DEPARTEMEN ASURANSI
JIWA SYARIAH AJB BUMIPUTERA 1912
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh
TIARA FITRI YANTI
NIM : 1111046200007
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015 M / 1436 H
-
ii
ABSTRAK
Tiara Fitri Yanti, NIM 1111046200007, Analisis Laporan Keuangan
Departemen Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912, Konsentrasi Asuransi
Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015 M/1436 H.
Analisis laporan keuangan dilakukan agar dapat mengetahui kondisi keuangan
dan memberi informasi kepada para pemakai laporan keuangan. Analisis pada
laporan keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 berkaitan dengan
masalah pada perusahaan induk AJB Bumiputera 1912 yang menurut Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sejak tahun 2013 Risk Based Capital (RBC) yang dimiliki berada di
bawah 120% dari total aset, artinya tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan dan
tentunya berdampak pada kinerja perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode
kuantitatif dengan format deskriptif. Dalam menganalisis, data diolah dengan
Microsoft Excel lalu beberapa metode yang digunakan adalah metode analisis rasio
keuangan, common size analysis dan komparatif-growth analysis.
Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan analisis rasio keuangan asuransi
untuk menilai kondisi keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah selama
periode 2010-2014, dan untuk membandingkan laporan keuangan AJB Bumiputera
1912 Departemen Syariah lebih dari satu periode sehingga dapat diketahui perubahan
nilai yang terjadi baik itu kenaikan atau penurunan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan AJB
Bumiputera 1912 departemen syariah belum cukup baik walaupun dari sisi RBC nya
sudah baik karena mencapai nilai di atas 30% dan rasio likuiditasnya juga masuk
kategori sehat sekali namun pada rasio solvabilitas masuk kategori kurang sehat
dan rentabilitas nya pun tidak sehat. Perbandingan nilai pada komponen aset
selama periode 2010-2014 cenderung fluktuatif dan pada 2014 mengalami kenaikan
yang cukup baik. Dibandingkan dengan rata-rata aset industri asuransi syariah di
Indonesia, aset yang dimiliki AJB Bumiputera 1912 departemen syariah masih harus
ditingkatkan kembali agar dapat terus bersaing di tengah perkembangan industri
asuransi syariah di Indonesia.
Kata Kunci : Rasio Keuangan, Risk Based Capital (RBC), Kondisi Keuangan
Pembimbing : Iim Qoimuddin, SE., M.Si., AAAIK
Referensi : Tahun 1980 s.d. 2013
-
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allaah SWT atas segala nikmat, karunia, kemudahan,
keajaiban, dan segalanya yang telah diberikan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW atas cinta yang begitu besar terhadap
umatnya. Alhamdulillaah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa selama menyusun skripsi ini ditemui berbagai
kesulitan dan kekurangan, namun semua itu dapat dilalui berkat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Maka, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
para pembantu dekan.
2. Ketua Program Studi Muamalat bapak AM. Hasan Ali, M.A dan Bapak H.
Abdurrauf, Lc., MA, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta beserta para staff lainnya yang telah meluangkan waktu sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. Bapak Iim Qoimuddin, SE., M.Si, AAAIK, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu di tengah kesibukannya, serta sabar dalam
-
iv
memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat, solusi, dan motivasi bagi
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu.
4. AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis melakukan penelitian, kak Riris, pak Surya, pak Adri
yang telah membantu penulis mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen atas pendidikan dan dukungan moril selama ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi di Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kepada Pimpinan dan para staff
Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta atas fasilitas untuk mendukung studi pustaka.
6. Kepada orang tua tercinta Almh.Ummi Suryati dan Alm.Abi Samani, saudara-
saudariku kak Mala, kak Uliyah, kak Uzan, kak Iki, kak Nita, kak Nopi, kak
Hasan, kak Yani, dan para keponakan krucil, Bang Mai dan keluarga, terima
kasih atas cinta, doa, dukungan moril serta materil. Semoga penulis dapat
membanggakan kalian semua :)
7. Sahabat-sahabat tersayang, Siti Anisa Amidha (mbnesyacemiwluph), Bilqis
Jundiyah (yaa ukhti ), Hegsa Legsiana (sahabat shirothol mustaqim), Firda
Mira Nissa Mila Ina Elsa Diah Devi (berpelukaaaaaaan), Muhammad Zubayr
(si oncom yang mengaku ganteng), bersyukur bisa bersama kalian semua :)
-
v
8. Kawan-kawan rasa keluarga di Asuransi Syariah 2011 (Tia, Aini, Iin, Meilia,
Vina, Wawah, Oktovina, Ida, Tiwi, Dini, Sari, Ayu, Wini, Puput, Piper,
Firman, Dito, Kinoy, Bagus, Ikrom, Peri, Icad, Deden, Arip, Pepe, Jaka,
Agus, Guspur, Yunus, Fadli, Husni, Vikih, Ario, Dedi), dan juga para abang
dan kakak di KBAS, thanks all!
9. Teman-teman KKN PLUR 2014 (Bonita, Zilah, Habibi, Mampar, Puad,
Asrul, Jek, Sadi, Kevin) saiiiik dah!
Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Semoga Allah SWT
membalas kebaikan kalian dan semoga skripsi ini pun dapat bermanfaat. Aamiin
Allaahumma aamiin..
Jakarta, Juni 2015 M
Ramadhan 1436 H
Tiara Fitri Yanti
-
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................. 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 6
E. Metode Penelitian ............................................................................. 7
F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 10
Bab II KAJIAN KEPUSTAKAAN
1. Landasan (Kerangka) Teori dan Konseptual
A. Manajemen Keuangan.................................................................... 12
1. Pengertian Manajemen Keuangan ............................................ 12
2. Tujuan Manajemen Keuangan .................................................. 13
3. Fungsi Manajemen Keuangan .................................................. 14
B. Laporan Keuangan ......................................................................... 15
1. Pengertian Laporan Keuangan ................................................. 15
2. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan .................................... 16
3. Unsur-Unsur Laporan Keuangan.............................................. 17
4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan .............................. 19
C. Analisis Laporan Keuangan ........................................................... 20
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ................................... 20
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan.................... 22
3. Prosedur dan Jenis Analisis Laporan Keuangan ...................... 23
4. Analisis Rasio Keuangan ......................................................... 28
5. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan .............................. 35
-
vii
D. Metode Analisis Laporan Keuangan .............................................. 37
1. Metode Komparatif .................................................................. 37
2. Metode Analisis Tren ............................................................... 38
3. Metode Indeks Time Series ...................................................... 38
4. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam) . 38
5. Metode Rasio Laporan Keuangan ............................................ 39
2. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu ..40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 44
B. Jenis dan Sumber Data Penelitian .................................................. 44
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 45
D. Teknik Pengolahan Data ................................................................ 45
E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 46
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan ........................................................................... 50
1. Sejarah Perusahaan .................................................................. 50
2. Visi dan Misi Perusahaan ......................................................... 51
3. Garis Besar Manajemen Perusahaan ........................................ 52
B. Kondisi Keuangan Departemen Syariah AJB Bumiputera 1912 ... 56
1. Perbandingan Laporan Keuangan ............................................ 56
2. Analisis Rasio Keuangan ......................................................... 60
a. Rasio Tingkat Solvabilitas (RBC) ....................................... 61
b. Rasio Likuiditas ................................................................... 63
c. Rasio Solvabilitas ................................................................ 65
d. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas .......................................... 68
e. Rasio Underwriting ............................................................. 72
f. Rasio Retensi Sendiri .......................................................... 74
3. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan .............................. 76
a. Common Size Analysis ......................................................... 77
-
viii
b. Analisis Komparatif............................................................. 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 85
B. Saran .............................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87
LAMPIRAN
-
ix
DAFTAR TABEL
Tabel II.1. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ......................................... 41
Tabel IV.1. Neraca Perbandingan AJB Bumiputera 1912 unit syariah ........ 56
Tabel IV.2. Laporan Laba Rugi Perbandingan ............................................. 58
Tabel IV.3. Laporan Surplus (Defisit) Underwriting Dana Tabarru ........... 59
Tabel IV.4. Rasio Pencapaian RBC .............................................................. 61
Tabel IV.5. Rasio Likuiditas ......................................................................... 63
Tabel IV.6. Total Debt to Equity Ratio ......................................................... 66
Tabel IV.7. Total Debt to Asset Ratio ........................................................... 66
Tabel IV.8. Return on Asset Ratio ................................................................ 69
Tabel IV.9. Return on Equity Ratio .............................................................. 69
Tabel IV.10.Underwriting Ratio ................................................................... 72
Tabel IV.11. Rasio Retensi Sendiri ............................................................... 74
Tabel IV.12. Common Size Analysis pada Komponen Aset ......................... 77
Tabel IV.13. Common Size Analysis (Neraca Dana Investasi Peserta) ......... 79
Tabel IV.14. Analisis Komparatif (Growth Analysis) pada Aset ................. 82
-
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik II.1. Kerangka Konseptual ................................................................ 40
Grafik IV.1. Rasio Pencapaian RBC .............................................................. 61
Grafik IV.2. Rasio Likuiditas ......................................................................... 64
Grafik IV.3. Rasio Solvabilitas ...................................................................... 67
Grafik IV.4. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas ................................................ 70
Grafik IV.5. Rasio Underwriting ................................................................... 73
Grafik IV.6. Rasio Retensi Sendiri ................................................................ 75
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia kini semakin diramaikan oleh bisnis keuangan berbasis syariah,
tidak terkecuali di bidang asuransi.1 Asuransi Syariah di Indonesia lebih dikenal
dengan istilah Takaful (takafala-yatakafalu) yang berarti menjamin atau saling
menanggung.2
Asuransi Syariah memiliki prinsip utama yaitu taawuni (saling tolong
menolong) dan at-tamin (rasa aman). Selain itu asuransi syariah juga memiliki
prinsip menghindari unsur maisir, gharar, dan riba. Berdasarkan prinsip-prinsip
tersebut asuransi syariah kian diminati oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas
penduduknya muslim.
Seiring dengan perkembangan asuransi syariah, banyak perusahaan
asuransi yang membuka divisi atau unit usaha syariah. Menurut Adi Pramana,
Ketua Umum AASI (2014-2017) bahwa pertumbuhan asuransi syariah bisa
1 Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Triwulanan I 2014 (pdf version), diakses pada Jumat 30
Januari 2015 di http://www.ojk.go.id/ 2Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional, cet.1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h.32
-
2
mencapai lebih dari 30 persen dan di Indonesia sendiri rata-rata mencapai lebih
dari 30 persen.3
Perusahaan asuransi baik itu perusahaan asuransi syariah maupun
perusahaan unit usaha asuransi syariah patut mempertahankan eksistensinya.
Salah satu elemen penting bagi kelangsungan perusahaan yaitu keuangan. Kondisi
dan kinerja keuangan yang baik dan sehat dapat menjamin perusahaan asuransi
agar tetap diminati dan dipercaya melayani kebutuhan masyarakat sekaligus
memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.
Untuk melihat kondisi keuangan maka digunakan laporan keuangan.
Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan
dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi
keuangan perusahaan yang sesungguhnya.4
Metode yang lazim digunakan oleh pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk menilai kondisi keuangan perusahaan asuransi yaitu
dengan metode Risk Based Capital (RBC) dan juga menghitung penerimaan
premi bruto sebagai indikator untuk mengetahui kinerja industri perasuransian.5
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.63 tahun 2004, Risk Based Capital (RBC)
adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial atau
3 Lucky, Pertumbuhan Asuransi Syariah 2015 dapat Mencapai 30 Persen, diakses pada
Senin, 17 November 2014 di http://www.mediaasuransinews.com/ 4 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.90
5 Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Triwulanan I 2014 (pdf version), diakses pada Jumat 30
Januari 2015 di http://www.ojk.go.id/
http://www.mediaasuransinews.com/
-
3
kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus dipenuhi oleh perusahaan
asuransi dengan rasio tertentu, yaitu minimal 120% bagi asuransi non syariah dan
minimal 30% bagi asuransi syariah. Semakin besar rasio kesehatan Risk Based
Capital sebuah perusahaan asuransi, semakin sehat kondisi finansial perusahaan
tersebut.
Sehubungan dengan ketentuan RBC tersebut, perusahaan AJB Bumiputera
1912 sebagai perusahaan asuransi jiwa ternama ini rupanya sejak tahun 2013 lalu
tengah mengalami masalah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi Asuransi
Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 hanya akan mampu bertahan dalam dua
tahun ke depan jika tidak segera dilakukan perbaikan. Pasalnya, Risk Based
Capital (RBC) yang dimiliki sudah berada dibawah 120 persen dari total aset.6
Hal ini tentunya akan berdampak pada kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Perusahaan AJB Bumiputera 1912 sebagai salah satu perusahaan asuransi
ternama dan tertua di Indonesia pun telah memiliki divisi syariah. Divisi syariah
ini mulai didirikan pada tahun 2001, namun sejak Januari 2015 struktur organisasi
divisi tersebut telah diubah menjadi departemen syariah yang tugasnya
menangani pengelolaan dana dan administrasi syariah.
Terkait masalah RBC pada perusahaan induk AJB Bumiputera 1912,
maka perlu diketahui pula bagaimana kondisi keuangan departemen syariah AJB
6 Dina Mirayanti Hutauruk, OJK: AJB Bumiputera Cuma Mampu Bertahan 2 Tahun Lagi,
diakses pada 23 November 2014 di http://economy.okezone.com/read/
-
4
Bumiputera 1912 melalui analisis laporan keuangan. Karena kondisi keuangan
AJB Bumiputera yang berada di bawah syarat OJK dikhawatirkan dapat
berdampak pula pada kesehatan keuangan di departemen syariah.
Kondisi keuangan yang tidak sehat tersebut patut segera dilakukan
perbaikan karena mengingat dampaknya bagi kelangsungan perusahaan serta
dapat mengurangi loyalitas para peserta asuransi dikarenakan apabila ada masalah
terkait kondisi keuangan boleh jadi ada masalah pula dalam hal pengelolaan dana
peserta. Oleh sebab itu, penting untuk dianalisa lebih lanjut kondisi keuangan di
departemen syariah AJB Bumiputera 1912 untuk menjaga kelangsungan asuransi
syariah yang kian diminati masyarakat.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut maka
penulis hendak menyusun skripsi dengan judul Analisis Laporan Keuangan
Departemen Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
a. Perusahaan asuransi syariah yang semakin berkembang dan diminati
masyarakat patut mempertahankan eksistensinya dengan memperhatikan
-
5
kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Salah satu penilaian kondisi
keuangan perusahaan asuransi yang dilakukan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yaitu dengan metode Risk Based Capital (RBC), yang
harus dicapai yaitu minimal 30% bagi perusahaan asuransi syariah, dan
minimal 120% bagi perusahaan asuransi non-syariah.
b. Sementara AJB Bumiputera 1912 sejak 2013 lalu memiliki RBC dibawah
120% dari total asset. Hal ini dikhawatirkan dapat berdampak pula pada
kondisi kesehatan keuangan di departemen syariah sebagai unit usahanya.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah yang teridentifikasi tersebut, penulis membatasi
masalah dalam bentuk pernyataan sebagai berikut:
a) Kondisi keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 periode
2010-2014 dengan menggunakan analisis rasio.
b) Perbandingan laporan keuangan departemen syariah AJB Bumiputera
1912 periode 2010-2014 terkait komponen pengukuran tingkat RBC.
-
6
2. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
a) Bagaimana kondisi keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912
dalam kurun waktu 2010-2014 berdasarkan analisis rasio?
b) Apakah terjadi kenaikan atau penurunan nilai yang terdapat pada
komponen pengukuran RBC berdasarkan analisis perbandingan antara
laporan keuangan departemen syariah AJB Bumiputera 1912 periode
2010-2014?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yakni sebagai berikut:
a) Dapat memanfaatkan analisis rasio keuangan asuransi untuk menilai
kondisi keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah dalam
kurun 2010-2014.
b) Untuk membandingkan laporan keuangan AJB Bumiputera 1912
Departemen Syariah lebih dari satu periode sehingga dapat diketahui
perubahan nilai pada komponen pengukuran RBC yang terjadi baik itu
kenaikan atau penurunan.
-
7
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Bagi perusahaan: Sebagai input tambahan bagi perusahaan dalam menilai
kondisi keuangan.
b) Bagi akademisi atau masyarakat umum: Menambah literatur kepustakaan
bagi hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.
c) Bagi penulis: Dapat menerapkan ilmu dan teori yang didapat selama studi
di perguruan tinggi dengan praktek dan aplikasi yang nyata.
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian
ekonomi/bisnis. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu penelitian
kuantitatif dengan format deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format
deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi,
situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek
penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Format deskriptif ini dapat
dilakukan pada penelitian studi kasus. Penelitian ini hanya menggunakan
-
8
kasus atau wilayah tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat
kasuistik terhadap objek penelitian tersebut.7
2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder. Data
sekunder tersebut berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan AJB
Bumiputera 1912 (Departemen Syariah) periode 2010-2014 dan literatur
kepustakaan seperti buku-buku dan sumber lain yang berhubungan dengan
materi yang dibahas.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam memperoleh data adalah sebagai berikut:
1. Studi Dokumentasi. Dengan melakukan studi dokumentasi data yang
diperoleh adalah berupa data sekunder, yang berarti data yang
diperlukan sudah tertulis atau diolah oleh orang/lembaga lain.
Dokumen tertulis tersebut bisa berupa surat-surat, catatan, laporan,
jurnal, dan bibliografi lain.8 Dalam penelitian ini penulis
mengumpulkan data dari dokumen laporan keuangan AJB Bumiputera
1912 Departemen Syariah periode 2010-2014.
7 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h.36 8 Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Ciputat: ADELINA, 2010), h.153
-
9
2. Penelitian kepustakaan. Studi pustaka adalah pengumpulan data
dengan cara mempelajari dan memahami buku-buku yang
berhubungan dengan asuransi syariah dan analisa laporan keuangan,
serta jurnal atau hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan
penelitian.
4. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis
rasio keuangan (rasio likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas) dan analisis
perbandingan laporan keuangan yaitu membandingkan angka-angka yang
merupakan variabel pengukuran RBC pada laporan keuangan dalam kurun
waktu 5 tahun, serta dengan rasio rata-rata industri dan rasio normatif sebagai
standar perbandingan.
5. Teknik penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012, yang diterbitkan oleh Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Jakarta.
-
10
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terstruktur dan sesuai dengan
kaidah penelitian, maka sistematika penulisan ini disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Studi Terdahulu,
Kerangka Teori dan Konseptual, Metode Penelitian dan Sistematika
Penulisan.
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
Bab ini membahas lebih mendalam teori-teori yang berhubungan
dengan masalah dalam penelitian ini, yang meliputi manajemen
keuangan, laporan keuangan, teknik dan tahapan analisis laporan
keuangan, serta review studi terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai jenis dan pendekatan penelitian, jenis
dan sumber data, teknik pengumpulan dan pengolahan data serta
metode analisis yang digunakan.
-
11
BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang penjelasan hasil penelitian mengenai kondisi
keuangan berdasarkan analisis rasio dan perbandingan antara laporan
keuangan pada AJB Bumiputera 1912 (Departemen Syariah)
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan
pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
-
12
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
1. Landasan (Kerangka) Teori dan Konseptual
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
James C. van Horne mendefinisikan manajemen keuangan adalah
segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan
pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Sementara
menurut Brigham, manajemen keuangan adalah seni dan ilmu untuk me-
manage uang, yang meliputi proses, institusi/lembaga, pasar, dan
instrumen yang terlibat dengan masalah transfer uang di antara individu,
bisnis, dan pemerintah.1
Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan
adalah seni, ilmu, dan segala aktivitas yang berkaitan erat dengan
pengelolaan keuangan antara individu, bisnis, dan pemerintah serta
instrumen keuangan lainnya.
1 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.5-7
-
13
2. Tujuan Manajemen Keuangan
Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka bagian keuangan yang
paling berkepentingan terhadap pengelolaan keuangan perusahaan dan
memiliki tugas-tugas yang cukup berat. Praktiknya, untuk mencapai
tujuan tersebut maka manajemen keuangan memiliki tujuan melalui dua
pendekatan, yaitu:
1) Profit risk approach; manajer keuangan tidak hanya sekadar
mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus
mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi, melakukan
pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh aktivitas yang
dijalankan dan dengan prinsip kehati-hatian. Secara garis besar
profit risk approach terdiri dari:
- Maksimalisasi profit;
- Minimalisasi risiko;
- Maintain control; dan
- Achieve flexibility (careful management of fund and activities).
2) Liquidity and profitability; berhubungan dengan bagaimana
seorang manajer keuangan mengelola likuiditas dan profitabilitas
perusahaan. Manajer keuangan harus sanggup untuk menyediakan
dana untuk membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo secara
tepat waktu, mampu meningkatkan laba dari waktu ke waktu,
mampu mengelola dana yang dimiliki termasuk pencarian dana
-
14
serta mampu mengelola aset perusahaan sehingga terus
berkembang dari waktu ke waktu.2
Jadi manajemen keuangan bertujuan untuk memaksimalisasi profit,
meminimalisasi risiko, mengelola likuiditas dan profitabilitas perusahaan,
mengelola aset perusahaan, dan mampu melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap seluruh aktivitas yang dijalankan.
3. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi utama dari manajemen keuangan menurut J.Fred Weston
adalah merencanakan, mencari dan memanfaatkan dana dengan berbagai
cara untuk memaksimumkan efisiensi (daya guna) dari operasi-operasi
perusahaan.3
Ada tiga fungsi utama dalam manajemen keuangan menurut Bambang
Riyanto, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Keputusan Investasi
Keputusan ini akan berpengaruh langsung terhadap besarnya
rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu
berikutnya. Keputusan investasi ini akan menentukan keseluruhan
2 Ibid., h.13-14
3 J.Fred Weston dan Eugene F.Brigham, Manajemen Keuangan, edisi 7, (Jakarta: Erlangga,
1993), h.3
-
15
jumlah aktiva yang ada pada perusahaan, komposisi dari aktiva-
aktiva beserta tingkat risiko perusahaannya.
b. Keputusan Pemenuhan Kebutuhan Dana
Hal ini berkaitan dengan penentuan sumber dana yang akan
digunakan, penentuan pertimbangan yang terbaik atau penentuan
struktur modal yang optimal.
c. Keputusan Dividen
Keputusan ini berkaitan dengan penentuan persentase dari
keuntungan bersih/netto yang akan dibayarkan sebagai cash
dividend, penentuan stock dividend pembelian kembali saham.4
Fungsi manajemen keuangan secara ringkas adalah merencanakan,
mencari, dan memanfaatkan dana untuk mengambil keputusan investasi,
pemenuhan kebutuhan dana dan keputusan dividen untuk
memaksimumkan daya guna dari operasi-operasi perusahaan.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian di dalam standar akuntansi keuangan, laporan keuangan
adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
4 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, ed.4, (Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 2001), h.10
-
16
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara, seperti sebagai laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan
materi penjelasan yang bagian integral dari laporan keuangan.5
Menurut James O.Gill dan Moira Chatton (2005) menyatakan bahwa
laporan keuangan merupakan sarana utama membuat informasi keuangan
pada orang-orang dalam perusahaan (manajemen dan karyawan) serta
kepada masyarakat di luar perusahaan (bank, investor, pemasok dan lain-
lain).6
Secara ringkas laporan keuangan adalah sarana informasi keuangan
bagi internal perusahaan (manajemen dan karyawan) serta eksternal
perusahaan (investor, bank, masyarakat, pemerintah, dan lain-lain) yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu.
2. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
pada periode tertentu.
Berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi keuangan, yang dapat dipercaya
5 Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah, (Jakarta: PT.Grasindo,
2009), h.171 ,6 OGill James dan Chatton Moira, Memahami Laporan Keuangan, Cet.3, (Jakarta: PMM,
2005), h.78
-
17
yang meliputi aktiva dan kewajiban, perubahan dalam aktiva netto,
laba/profit, aktivitas pembiayaan dan investasi, maupun mengenai
kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan (Sofyan Syafri H., 2008,
h.132).
3. Unsur-unsur Laporan Keuangan
Pada umumnya, laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, serta laporan perubahan modal, tapi dalam praktik keseharian sering
pula diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh
penjelasan, seperti laporan sumber dan penggunaan kas atau arus kas,
laporan biaya produksi, dan lain-lain.7
Unsur-unsur yang terdapat dalam laporan keuangan asuransi syariah
yang lengkap terdiri dari:
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca): adalah salah satu laporan
keuangan yang paling penting dalam menghasilkan keputusan bisnis.
Terdiri dari dua pos meliputi Aktiva dan Pasiva. Pos Aktiva terdiri dari
satu kelompok akun yaitu harta atau aset dan pos pasiva terdiri dari
dua kelompok akun yaitu kewajiban dan modal atau ekuitas.
b. Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru: adalah laporan
keuangan yang menginformasikan pendapatan yang berasal dari
premi/kontribusi dan ujroh serta beban berupa pembayaran klaim. Ini
7 Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah, h.171
-
18
juga menginformasikan adanya surplus (defisit) pada dana Tabarrru
dalam periode tertentu.
c. Laporan Laba Rugi: laporan ini disusun secara sistematis tentang
kondisi perusahaan tercakup di dalam pendapatan, biaya, serta laba
atau rugi yang diperoleh yang mengungkap bagaimana kinerja
perusahaan, apakah menghasilkan keuntungan atau kerugian.
d. Laporan Perubahan Ekuitas: laporan ini menunjukkan perubahan
modal disetor, cadangan, dan laba ditahan asuransi syariah dalam
suatu periode tertentu.
e. Laporan Perubahan Dana Tabarru: penyajian pada laporan ini
mencakup pada pos-pos surplus atau defisit periode berjalan, bagian
surplus yang didistribusikan ke peserta atau pengelola, surplus yang
tersedia untuk dana tabarru, saldo awal dan saldo akhir.
f. Laporan Arus Kas: menjelaskan arus kas masuk dan arus kas keluar
cabang atau asuransi syariah dalam suatu periode tertentu
g. Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Zakat: Penyajian laporan ini
sesuai dengan PSAK 101 yang meliputi pos-pos sumber dana zakat,
penggunaaan dana zakat, kenaikan atau penurunan dana zakat, saldo
awal dan saldo akhir dana zakat.
h. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan: Disajikan sesuai
PSAK 101 yang meliputi pos-pos sumber dana kebajikan,
-
19
penggunaaan dana kebajikan, kenaikan atau penurunan dana
kebajikan, saldo awal dan saldo akhir dana kebajikan.
i. Catatan atas laporan keuangan: entitas asuransi syariah menyajikan
catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 101 dan PSAK
terkait.8
4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Dalam praktiknya sifat laporan keuangan yang dibuat yaitu:
1) Bersifat historis; artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun
dari data masa lalu.
2) Bersifat menyeluruh; maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap
mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang tidak lengkap
tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan
suatu perusahaan.
Beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan:
1) Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di
mana data-data yang diambil dari data masa lalu
2) Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan
hanya untuk pihak tertentu saja
8 Abdullah Amrin, Ibid., h.172
-
20
3) Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu
4) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi
ketidakpastian
5) Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang
ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan
kepada sifat formalnya.9
Laporan keuangan yang memiliki beberapa keterbatasan bukan berarti
akan mengurangi nilai keuangan secara langsung walaupun sering terjadi
perubahan kondisi dari berbagai sektor. Laporan keuangan dianggap telah
memenuhi syarat apabila disusun sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
C. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian analisis laporan keuangan
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan
Laporan Keuangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis
diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
9 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h.11-17
-
21
penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. 10
Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas
(Dana). Lebih lanjut analisis laporan keuangan adalah
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.11
Jadi, analisis laporan keuangan berarti menguraikan pokok informasi
dari pos-pos laporan keuangan yang bersifat signifikan untuk memahami
lebih dalam mengenai kondisi keuangan agar menghasilkan keputusan
yang tepat.
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia ed.4, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.58
11 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2006), h.189-190
-
22
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat dari analisis
laporan keuangan adalah:
1) Mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,
baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai
untuk beberapa periode.
2) Mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3) Mengetahui kekuatan yang dimiliki.
4) Mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan
ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5) Melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.12
Dari sudut lain tujuan analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein
(1983) adalah sebagai berikut:
1) Screening; analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan
keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau
merger.
12
Sofyan Syafri Harahap, Ibid., h.92
-
23
2) Forecasting; analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan
perusahaan di masa yang akan datang.
3) Diagnosis; analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya
masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi,
keuangan atau masalah lain.
4) Evaluation; analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen,
operasional, efisiensi, dan lain-lain.13
Secara ringkas tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan
adalah untuk mengetahui posisi keuangan, mengetahui kelemahan dan
kekuatan perusahaan, penilaian kinerja, meramalkan kondisi keuangan
perusahaan di masa datang, melihat kemungkinan adanya masalah dari
berbagai sektor (manajemen, keuangan, operasi, dan sebagainya), dan
melihat secara analitis untuk memilih investasi.
3. Prosedur dan Jenis Analisis Laporan Keuangan
Ketika melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan
teknik analisis yang tepat agar laporan keuangan tersebut dapat
memberikan hasil yang maksimal dan mudah untuk
menginterpretasikannya.
13
Ibid., h.197
-
24
Adapun prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan sebagai
berikut:
a. mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan
selengkap mungkin baik untuk satu periode maupun beberapa periode.
b. melakukan pengukuran atau perhitungan dengan rumus-rumus
tertentu, secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-
benar tepat.
c. melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan secara cermat.
d. memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran
yang telah dibuat.
e. membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
f. memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil
analisis tersebut.14
Dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisis laporan
keuangan yang biasa dipakai, yaitu:
a. Analisis vertikal (statis); merupakan analisis yang dilakukan terhadap
hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara
pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya
14
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, h.95
-
25
untuk satu periode saja dan perkembangan dari periode ke periode
tidak diketahui.
b. Analisis horizontal (dinamis); merupakan analisis yang dilakukan
dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.
Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari
periode yang satu ke periode yang lain.15
Kemudian di samping metode yang digunakan untuk menganalisis
laporan keuangan, terdapat beberapa jenis teknik analisis laporan
keuangan yaitu sebagai berikut:
a) Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan
Merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan
laporan keuangan lebih dari satu periode. Secara umum dari hasil
analisis ini akan terlihat antara lain berupa angka-angka dalam
rupiah atau persentase, kenaikan atau penurunan jumlah baik
dalam rupiah maupun dalam persentase.
b) Analisis Tren
Merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya
dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis dilakukan dari
periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan
15
Ibid, h.96
-
26
mengalami perubahan. Dengan analisis ini dapat diketahui
tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan.
c) Analisis Persentase per Komponen
Merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan
antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik
yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Analisis dilakukan
untuk mengetahui persentase investasi, struktur permodalan,
komposisi biaya terhadap penjualan.
d) Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber-
sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu
periode.
e) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas
perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode juga
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam
periode tertentu.
-
27
f) Analisis Rasio
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-
pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
g) Analisis Laba Kotor
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah
laba kotor dari periode ke periode dan untuk mengetahui sebab-
sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.
h) Analisis Titik Pulang Pokok atau Titik Impas (Break Even Point).
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pada kondisi berapa
penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami
kerugian. Analisis ini berguna untuk menentukan jumlah
keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.16
16
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h.70-72
-
28
4. Analisis Rasio Keuangan
1) Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan.17
Rasio keuangan digunakan untuk
menggambarkan suatu hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah
lainnya yang hasilnya dapat menjelaskan tentang baik atau tidak posisi
keuangan perusahaan. Angka rasio pada dasarnya digolongkan menjadi
dua, yaitu berdasarkan sumber data keuangan dan berdasarkan tujuan yang
diinginkan.
2) Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam bisnis adalah:
a. Rasio Likuiditas: rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban atau utang-utang jangka pendek. Jenis-
jenis rasio likuiditas yaitu sebagai berikut:
i) Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio ini merupakan rasio yang paling umum dan sering
digunakan dalam perhitungan modal kerja. Current ratio
17
Sofyan Syafri Harahap, Op.Cit, h.297
-
29
dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban
lancar.
Rasio ini menggambarkan kemampuan seluruh aktiva
lancar dalam menjamin seluruh utang lancarnya atau rasio
likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
ii) Quick Ratio (Rasio Cepat)
Quick Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya terhadap jangka
pendeknya. Pada rasio ini, pos persediaan dikeluarkan dari
total aktiva lancar, dan hanya menyimpan pos-pos aktiva yang
likuid saja yang akan dibagi dengan kewajiban lancar.
iii) Cash Ratio (Rasio Kas)
Rasio kas adalah jumlah kas dan setara kas yang
perusahaan miliki dibandingkan dengan kewajiban lancar.
Rasio Lancar (current ratio)=
Quick Ratio=
-
30
Rasio ini menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki
dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.
b. Rasio Solvabilitas: rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan melunasi kewajiban jangka panjangnya. Jenis-jenis
rasio solvabilitas yaitu sebagai berikut:
i) Debt to Equity Ratio (Rasio hutang modal)
Debt to Equity Ratio adalah total hutang (hutang lancar dan
hutang jangka panjang) dibandingkan dengan modal. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban menggunakan modal yang dimiliki.
ii) Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio merupakan perbandingan antara total
kewajiban dengan keseluruhan aktiva yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini menyediakan informasi tentang
kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi
pengurangan aktiva akibat kerugian. Nilai rasio yang tinggi
Rasio Kas=
Total debt to Equity Ratio=
-
31
menunjukkan peningkatan dari risiko berupa ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar semua kewajibannya.18
c. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas: rasio untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam mendapatkan keuangan, dengan kata lain
melihat kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan
menggunakan aset atau modal perusahaan. Jenis-jenis rasio
profitabilitas adalah sebagai berikut:
i) Return on Equity Ratio
Return on Equity merupakan perbandingan antara laba
bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Rasio ini
menggambarkan sejauh mana perusahaan mengelola modal
sendiri secara efektif dan mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau
pemegang saham perusahaan.19
18
Chairul Marom, Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.Grasindo, 2004),
h.129 19
Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,
(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2009), h.20
Total Debt to Asset Ratio=
-
32
ii) Return on Asset
Return on Asset adalah perbandingan antara laba sebelum
pajak dengan total aktiva rata-rata. Merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
profit atas aktiva.20
iii) Return on Investment
Merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan total aktiva. Return on investment merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.21
20
Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management Ed-1, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2007), h.1061 21
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2001), h.63
Return on Equity Ratio=
Return on Asset Ratio=
-
33
d. Rasio Leverage: rasio yang menunjukkan seberapa besar
perusahaan dalam menggunakan utang dari luar untuk membiayai
operasi maupun ekspansi dirinya.
e. Rasio Aktivitas: merupakan rasio yang dinyatakan sebagai
perbandingan penjualan dengan berbagai aset. Rasio ini mengukur
seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dananya.
f. Rasio Pertumbuhan: adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di dalam
pertumbuhan ekonomi.
g. Market Based (penilaian pasar): adalah rasio untuk mengukur
kemampuan manajemen perusahaan menciptakan nilai pasar yang
melampaui pengeluaran biaya investasi.
h. Rasio Produktivitas: merupakan rasio perbandingan antara output
dengan input perusahaan (Sofyan Syafri H., 2008, 301).
Berdasarkan jenis-jenis rasio tersebut, rasio yang umum digunakan
oleh perusahaan asuransi yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabilitas/rentabilitas. Selain itu ada pula
ROI=
-
34
- rasio beban klaim terhadap premi netto/loss ratio: melihat tingkat
kerugian asuransi
- rasio retensi sendiri: melihat berapa persentase perusahaan dapat
menanggung risiko dari modal sendiri
- rasio underwriting: mengukur perbandingan antara hasil
underwriting dengan pendapatan premi, dibutuhkan untuk nasabah
dapat mengetahui pembagian surplus underwriting, merupakan
penentu pokok dari posisi laba usaha perusahaan asuransi.
- rasio beban komisi: melihat berapa persen biaya komisi yang
dikeluarkan perusahaan untuk komisi perantara
- rasio biaya manajemen: melihat efisiensi produk dan channel
distribusi
3) Keunggulan Analisis Rasio
Analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya
yaitu sebagai berikut:
a. rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan;
b. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;
c. mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;
-
35
d. sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score);
e. menstandarisir size perusahaan;
f. lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time
series;
g. lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang.22
5. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
1) Pengertian Analisis Perbandingan
Analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang
dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal
dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan
informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit.23
2) Tujuan analisis perbandingan
Saat melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini,
kita dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan
tahun lalu, angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata
22
Sofyan Syafri Harahap, Op.Cit, h.298 23
Ibid., h.227
-
36
industri, dan rasio normatif sebagai standar perbandingan (Sofyan Syafri
H., 2006, h.227).
Berdasarkan teknik perbandingan ini maka dapat diketahui pula
adanya kenaikan dan penurunan nilai dalam rupiah atau unit serta dalam
bentuk persentase maupun rasio.
Perbandingan antar pos laporan keuangan dapat dilakukan melalui:
a. perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal)
b. perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik
c. perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku
(Industrial Norm)
d. perbandingan dengan budget (anggaran)
e. perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu
perusahaan.24
Apabila melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:
a. standar penyusunan laporan keuangan harus sama
b. size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan
berarti harus sama
c. periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk
laporan laba rugi dan komponennya.25
24
Ibid., h.228
-
37
D. Metode Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan memiliki beberapa metode diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Metode Komparatif
Merupakan metode perbandingan angka-angka dalam laporan
keuangan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan:
a. perbandingan horizontal yaitu membandingkan angka dalam satu
laporan keuangan di beberapa tahun yang berbeda misal laporan
keuangan tahun 2000 dibandingkan dengan laporan keuangan tahun
2001, 2001 dengan 2002.
b. perbandingan vertikal yaitu membandingkan unsur-unsur pada laporan
keuangan dalam satu tahun buku.
c. perbandingan dengan perusahaan yang terbaik
d. perbandingan dengan standar industri yang berlaku.
e. perbandingan dengan anggaran perusahaan.
25
Loc.cit
-
38
2. Metode Analisis Tren
Analisis ini menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan
beberapa tahun kemudian dapat digambarkan trennya. Analisis tren dapat
dibuat melalui grafik. Maka diperlukan ilmu statistik seperti rumus chi-
square, program linear, dan sebagainya.
3. Metode Indeks Time Series
Metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengonversikan
angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang
diberi indeks 100. Berdasarkan dari tahun dasar ini dibuat indeks tahun-
tahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-
angka laporan keuangan perusahaan tersebut pada periode lain.
4. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)
Merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam
bentuk persentase. Persentase itu dikaitkan dengan suatu jumlah yang
dinilai penting misalnya aset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
Menurut Harahap (2006;243), analisis common size digunakan untuk
melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengkonversi laporan
keuangan ke dalam laporan bentuk awam (common size) dengan
menggunakan denominator persentase.
-
39
5. Metode Rasio Laporan Keuangan
Merupakan metode perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos-
pos lainnya yang memiliki hubungan signifikan. Metode ini hanya
menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya
sehingga dapat diberikan penilaian.
-
40
Grafik II.1
Kerangka Konseptual
2. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Menghindari terjadinya duplikasi penelitian serta untuk menguasai teori
yang relevan dengan masalah penelitian dan rencana model analisis yang akan
dipakai, maka penulis perlu melakukan kajian terdahulu. Berdasarkan
pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan terkait permasalahan yang akan diteliti, penulis mereview kajian
terdahulu sebagai berikut:
-
41
Tabel II.1
Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
1 Penulis:
Anna Zahara, tahun
2010.
Skripsi Jurusan Asuransi
Syariah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Judul:
Analisis Ratio Keuangan
pada PT Asuransi
Takaful Keluarga
Objek Penelitian:
Annual Report PT Asuransi Takaful
Keluarga periode 2004-2008
Metode Penelitian:
Content Analysis (Analisis Isi) dan Metode
RLS (Rentabilitas, Likuiditas dan
Solvabilitas) untuk menghitung nilai kondisi
keuangan perusahaan asuransi.
Hasil Penelitian:
Berdasarkan metode RLS, dinyatakan bahwa
tingkat kinerja keuangan PT Asuransi
Takaful Keluarga memiliki nilai bobot nilai
sebesar 44% (< 100%) sehingga dikatakan
masuk dalam kategori kondisi keuangan
tidak sehat.
2 Penulis:
Markustinus Jemi, dkk.
Objek Penelitian:
Laporan Keuangan periode 2007-2011 PT
-
42
tahun 2013.
Jurnal Manajemen dan
Bisnis Universitas Negeri
Manado
Judul:
Analisis Profitabilitas
Untuk Menilai Kinerja
Keuangan PT (Persero)
Asuransi
Kredit Indonesia Cabang
Manado
ASKRINDO Cabang Manado.
Metode Penelitian:
Deskriptif. Analisis data menggunakan
perhitungan Rasio Profitabilitas (rasio
profitabilitas yang terdiri dari Gross profit
Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM),
Return on equity (ROE), Income to total
assets dan Gross income to total assets.
Hasil Penelitian:
Dengan analisis rasio Profitabilitas
menunjukan bahwa dari tahun 2007 sampai
2011 berfluktuasi, ini berarti bahwa kinerja
keuangan PT ASKRINDO kurang baik.
Penurunan GPM, NPM, ROE, Income to
total Assets, Gross Income to total assets
yang paling besar terjadi pada tahun 2010
dan tahun 2011, karena pada tahun 2010 dan
2011 terjadi penurunan laba bersih yaitu
sebesar Rp 2.177.60 pada tahun 2009
-
43
menjadi Rp 1.803.94 pada tahun 2010 dan
Rp 1.438.86 pada tahun 2011
Perbedaan penelitian pada kali ini dengan penelitian sebelumnya
adalah pada objek penelitian dan metode analisis yang digunakan. Pada
penelitian kali ini objek penelitiannya adalah laporan keuangan AJB
Bumiputera 1912 unit syariah periode 2010-2014 yang telah dipublikasi.
Metode analisis laporan keuangan yang digunakan tidak hanya dengan metode
RLS (Rentabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas) tetapi juga dengan analisis
perbandingan laporan keuangan yang terdiri dari analisis komparatif-growth
analysis dan analisis common size.
-
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian
ekonomi/bisnis. Pendekatan penelitian yang dilakukan yaitu penelitian
kuantitatif dengan format deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format
deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi,
situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek
penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Format deskriptif ini dapat
dilakukan pada penelitian studi kasus. Penelitian ini hanya menggunakan
kasus atau wilayah tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat
kasuistik terhadap objek penelitian tersebut.1
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder. Data
sekunder tersebut berupa data yang diperoleh dari laporan keuangan AJB
Bumiputera 1912 periode 2010-2014 dan literatur kepustakaan seperti buku-
buku dan sumber lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas.
1 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h.36
-
45
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam memperoleh data adalah sebagai berikut:
1. Studi Dokumentasi. Dengan melakukan studi dokumentasi data yang
diperoleh adalah berupa data sekunder, yang berarti data yang diperlukan
sudah tertulis atau diolah oleh orang/lembaga lain. Dokumen tertulis
tersebut bisa berupa surat-surat, catatan, laporan, jurnal, dan bibliografi
lain.2 Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dari dokumen
laporan keuangan AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah periode
2010-2014.
2. Penelitian kepustakaan. Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan
cara mempelajari dan memahami buku-buku yang berhubungan dengan
asuransi syariah dan analisa laporan keuangan, serta jurnal atau hasil
penelitian lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.
D. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan program Microsoft Excel yaitu dengan menginput
sejumlah angka-angka laporan keuangan yang dibutuhkan untuk kemudian
dianalisis dengan beberapa metode sehingga dapat dideskripsikan hasil dan
kesimpulan yang sifatnya kuantitatif.
2 Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Ciputat: ADELINA, 2010), h.153
-
46
E.Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dilakukan yaitu dengan metode analisis rasio
keuangan dan analisis perbandingan laporan keuangan dalam kurun waktu 5
tahun. Sebelum melakukan analisis dengan metode-metode tersebut ada
beberapa tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Mengelompokkan laporan keuangan dalam bentuk Neraca
Perbandingan dan Laporan Laba Rugi Perbandingan
2. Mengklasifikasi atau mengelompokkan akun-akun yang akan
diperhitungkan dalam analisis
3. Melakukan formulasi (rasio-rasio dan common size) sesuai dengan
rumus perhitungan.
Berikut ini beberapa metode analisis yang dilakukan:
Metode analisis perbandingan laporan keuangan, yang digunakan
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Metode Komparatif
Merupakan metode perbandingan angka-angka dalam laporan
keuangan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan:
- perbandingan horizontal yaitu membandingkan angka
pertumbuhan/growth analysis dalam satu laporan keuangan di
-
47
beberapa tahun yang berbeda yaitu dari tahun 2010-2011, 2011-
2012, 2012-2013, 2013-2014
- perbandingan dengan perusahaan yang terbaik
- perbandingan dengan standar industri yang berlaku.
b. Common Size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)
Merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan
dalam bentuk persentase. Persentase itu dikaitkan dengan suatu
jumlah yang dinilai penting misalnya aset untuk neraca, penjualan
untuk laba rugi. Menurut Harahap (2006;243), analisis common
size digunakan untuk melihat struktur keuangan perusahaan
dengan mengkonversi laporan keuangan ke dalam laporan bentuk
awam (common size) dengan menggunakan denominator
persentase.
c. Metode Rasio Laporan Keuangan
Merupakan metode perbandingan antara pos-pos tertentu
dengan pos-pos lainnya yang memiliki hubungan signifikan.
Metode ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu
dengan pos lainnya sehingga dapat diberikan penilaian. Rasio-rasio
yang diukur adalah sebagai berikut:
-
48
i. Rasio Likuiditas
Semakin tinggi rasio nya maka semakin baik kondisi
keuangan perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban jangka
pendek.
ii. Rasio Solvabilitas
Semakin kecil rasio nya maka semakin baik kondisi
keuangan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka
panjang.
iii. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Rasio Kas=
Rasio Lancar (current ratio)=
Total debt to Equity Ratio=
Total Debt to Asset Ratio=
Return on Equity Ratio=
Return on Asset Ratio=
-
49
Semakin tinggi rasio nya maka perusahaan semakin efektif
dalam memperoleh laba.
iv. Rasio Underwriting
Analisa dari rasio keuntungan yang lain dapat
menyebabkan hasil underwriting yang positif atau negatif.
Rasio underwriting yang negatif mengindikasikan
kemungkinan rate yang ditetapkan berada di bawah yang
semestinya.
v. Rasio Retensi Sendiri
Semakin besar perusahaan maka semakin tinggi rasionya.
Rasio digunakan sebagai dasar dalam membandingkan
kemampuan perusahaan sebenarnya dengan dana/modal yang
tersedia.
-
50
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan1
Bumiputera 1912 didirikan di Magelang pada tanggal 12 Februari
1912 oleh perkumpulan Guru-Guru Hindia Belanda (PGHB). Pelopor
berdirinya adalah seorang tokoh pergerakan nasional yaitu Bapak M. Ng.
Dwidjosewojo (Sekretaris Boedi Oetomo). Sesuai dengan Perkumpulan yang
mendirikannya, perusahaan asuransi jiwa ini diberi nama Onderlinge
levensverzekering Maattschappij PGHB dan biasa disingkat dengan OL.Mij.
PGHB.
Adapun perintis dalam pembentukan perusahaan ini adalah :
a) M. Ng. Dwidjosewojo Komisaris adalah seorang guru bahasa jawa pada
Sekolah Pendidikan Guru (Kweekshool) di Yogyakarta
b) M.K.H. Soebroto Direktur, adalah seorang guru bahasa melayu pada
Sekolah Calon Pegawai (Opleding School Voor Inlandsche
Ambtennaaren/ OSVIA) di Magelang.
c) M. Adimidjojo - Bendahara, adalah seorang mantri guru pada Sekolah
Dasar Hindia Belanda (Hollandsh Inlandsche School / HIS) di Magelang
1 Data Asuransi Jiwa Syariah AJB Bumiputera 1912 Kantor Pusat Woltermonginsidi
-
51
Bumiputera yang berbentuk badan usaha mutual atau usaha bersama
ini menganut bahwa semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang
mempercayakan wakil wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA)
untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme, idealisme dan
profesionalisme merupakan kekuatan utama bagi Bumiputera.
Unit bisnis syariah Bumiputera secara resmi terbentuk sejak
dikeluarkannya surat keputusan menteri keuangan No.kep.268/KM.6/2002
tanggal 7 Nopember 2002 dalam bentuk cabang usaha asuransi jiwa syariah
dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 tanggal 17
Oktober 2001. Dalam rangka menjaga kemurnian pelaksanaan prinsip- prinsip
syariah, maka berdasarkan keputusan Direksi No. SK/14/DIR/2002 tanggal 11
November 2002 dibentuk Divisi Asuransi Jiwa Syariah dan Kantor Cabang
Asuransi Syariah Jakarta. Namun, sejak Januari 2015 struktur organisasi
divisi tersebut telah diubah menjadi departemen syariah yang tugasnya
menangani pengelolaan dana dan administrasi syariah.
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi AJB Bumiputera 1912 :
AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa
nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber
-
52
Daya Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai
idealisme serta mutualisme.2
b. Misi AJB Bumiputera 1912 :
a. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
b. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan
produktivitas dan peningkatan kesejahteraan, dalam kerangka
peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis.
c. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif
dan efisien.3
3. Garis Besar Manajemen Perusahaan
a. Bentuk dan Pengelolaan
Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera adalah cabang usaha AJB
Bumiputera 1912 berbentuk Divisi (sekarang Departemen) yang beroperasi
dengan prinsip syariah. Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera akan menjadi
lembaga keuangan syariah yang diperhitungkan dan dibanggakan dalam
mensejahterakan masyarakat Indonesia melalui jasa asuransi jiwa syariah,
dengan dukungan sumber daya insani yang amanah (dipercaya), fathonah
(cerdas, skillfull, profesional), shiddiq (jujur dan benar), dan tabligh
2 Ibid.
3 Ibid.
-
53
(komunikatif, maupun melakukan tugas secara team work, dimana
informasi merata diseluruh fungsi organisasi). Asuransi jiwa syariah
Bumiputera menyelenggarakan kegiatan usaha yang mengikuti kaidah
kepemimpinan yang baik (good governance).4
b. Pemasaran
a) Kegiatan pemasaran asuransi jiwa syariah Bumiputera dilakukan
dengan membuka kantor cabang syariah sekaligus merekrut agen
khusus syariah, serta dilakukan dengan bersinergi antara lini bisnis.
b) Pertumbuhan pendapatan premi asuransi jiwa syariah Bumiputera
di atas rata-rata industri asuransi jiwa syariah.
c) Sasaran pasar meliputi segmen loyalist syariah market (segmen
pasar dari umat muslim) dan segmen non loyalist syariah market
(segmen pasar dari non muslim), serta portofolio AJB Bumiputera
1912.5
c. Keuangan dan Investasi
a) Investasi yang dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah.
b) Investasi ditempatkan pada outlet-outlet yang menguntungkan,
yang diarahkan pada deposito syariah, obligasi syariah, reksadana
syariah, dan pembiayaan kesejahteraan karyawan dengan skim
murabahah.
4 Ibid.
5 Ibid.
-
54
c) Hasil investasi diharapkan lebih tinggi dari asumsi yang diberikan
kepada pemegang polis.
d) Pengelolaan keuangan dan investasi mengikuti Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. Kep. 424/KMK.06/2003
tanggal 30 September 2003 tentang keuangan perusahaan asuransi
dan perusahaan reasuransi.6
d. Teknik dan Administrasi
a) Produk dan layanan mengikuti tuntutan bisnis syariah.
b) Penyajian informasi yang mutakhir dan relevan dengan kegiatan
usaha, memadai, dan tepat waktu.
c) Sistem aplikasi administrasi dan keuangan dapat menyajikan
laporan keuangan di setiap Kantor Cabang Syariah.
d) Pemegang polis dapat melihat dana tabungan dan hasil
investasinya setiap saat di Kantor Cabang.7
6 Ibid.
7 Ibid.
-
55
e. Sumber Daya Manusia (SDM)
a) Prioritas pemenuhan kebutuhan SDM organik diambil dari intern
sedangkan untuk mitra kerja dari ekstern.
b) Membentuk calon pemimpin, cabang syariah yang mempunyai
kompetensi dan kapasitas yang tinggi, diprioritaskan dari AK
Asuransi Perorangan (Asper), Asuransi Kumpulan (Askum).
c) Membentuk SDM yang mempunyai moral dan etika tinggi
(akhlakul karimah), dan mempunyai sifat sidiq, amanah, fathonah,
dan tabligh.
d) Membentuk SDM yang mempunyai etos kerja dan produktifitas
yang tinggi, serta profesional di bidangnya.8
8 Ibid.
-
56
B. Kondisi Keuangan Departemen Syariah AJB Bumiputera 1912
1. Perbandingan Laporan Keuangan
Tahapan yang dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan
adalah dengan mengklasifikasikan akun-akun pada laporan keuangan yang
akan diperhitungkan terkait metode analisis yang digunakan. Klasifikasi
tersebut disajikan sebagai berikut:
Tabel IV.1
Neraca Perbandingan AJB Bumiputera 1912 unit yariah
2014 2013 2012 2011 2010
ASET (dalam jutaan rupiah)
Kas dan Setara Kas 8,468.44 16,108.01 14,490.28 16,569.99 23,414.99
Piutang Kontribusi - - - - -
Tagihan Investasi - - - - -
Piutang Hasil Investasi 2,570.34 2,545.59 1,307.21 1,543.62 1,189.33
Tagihan Ujroh kepada Peserta - - - - -
Piutang Reasuransi - - - - -
Tagihan Qardh - - - - -
Piutang
a. Murabahah - - - - -
b.Musyarakah - - - - -
c. Salam - - - - -
e. lain-lain - - - - -
f. Istishna' - - - - -
Investasi Pada Surat Berharga 888,124.26 720,210.77 673,411.23 533,637.23 391,336.28
Pembiayaan
a. Mudharabah - - - - -
b.Musyarakah - - - - -
Investasi pada Entitas Lain - - - - -
Properti Investasi - - - - -
Aset Lain 5,747.37 6,885.32 6,435.84 3,628.55 6,976.05
Jumlah Aset 904,910.41 745,749.69 695,644.56 555,379.39 422,916.65
-
57
2014 2013 2012 2011 2010
KEWAJIBAN (dalam jutaan rupiah)
Penyisihan Kontribusi 42,854.32 35,094.55 24,422.02 - -
Penyisihan Kontribusi yang
Belum Menjadi Hak
1,570.74 586.80 1,347.46 - -
Penyisihan Teknis - - - 23,631.26 17,633.35
Kontribusi yang belum menjadi
hak
- - - 42,544.86 20,049.55
Utang Klaim 3,008.42 3,110.20 1,744.87 1,564.71 -
Klaim yang Sudah Terjadi
Tetapi belum dilaporkan
314.15 117.36 214.72 - -
Bagian Peserta atas Surplus
Underwriting Dana Tabarru'
yang Masih Harus Dibayar
- - - - -
Utang Komisi - - - 122.95 -
Utang Pajak 129.14 260.39 356.97 266.02 394.23
Utang Reasuransi 1,350.66 308.80 390.30 456.47 254.60
Utang Dividen - - - - -
Utang Lain 68,962.51 73,153.06 65,095.54 7,557.34 10,173.81
Jumlah Kewajiban 118,189.94 112,631.16 93,571.88 76,143.61 48,505.54
EKUITAS (dalam jutaan rupiah)
Modal disetor 80,000.00 80,000.00 80,000.00 80,000.00 55,000.00
Kenaikan (Penurunan) Surat
Berharga
24,271.05 (28,733.39) 6,019.91 (1,335.83) 8,665.70
Saldo Laba (Rugi) 4,226.82 3,529.84 3,289.46 8,669.81 (19,472.32)
Jumlah Ekuitas 108,497.87 54,796.45 89,309.37 87,333.98 44,193.38
-
58
Tabel IV.2
Laporan Laba Rugi Perbandingan AJB Bumiputera 1912 unit syariah
LABA RUGI 2014 2013 2012 2011 2010
Pendapatan (dalam jutaan rupiah)
Pendapatan Pengelolaan Operasi
Asuransi
33,194.40 44,665.05 46,449.48 53,064.43 36,954.23
Pendapatan Pengelolaan Portofolio
Investasi Dana Peserta
10,410.33 10,273.73 13,073.37 11,398.57 6,742.14
Pendapatan Pembagian Surplus
Underwriting
- - - - -
Pendapatan Investasi 13,904.10 4,474.52 7,847.59 1,056.05 5,143.59
Jumlah Pendapatan 57,508.83 59,413.30 67,370.44 65,519.05 48,839.96
Beban
Beban komisi 21,877.94 28,070.73 27,701.46 28,054.96 24,596.59
Ujroh dibayar 640.38 339.00 356.93 377.22 -
Beban umum dan administrasi 6,741.49 9,548.96 11,832.67 9,596.94 9,614.59
Beban pemasaran 28,780.46 25,858.96 27,373.10 28,610.22 31,848.55
Beban pengembangan - - - - -
Jumlah Beban 58,040.27 63,817.66 67,264.16 66,639.34 66,059.73
Laba Usaha (531.44) (4,404.36) 106.28 (1,120.29) (17,219.77)
Pendapatan (beban) non usaha neto 1,228.43 4,644.74 (683.62) 29,262.43 (55,511.11)
Laba sebelum pajak 696.99 240.38 (577.34) 28,142.14 (72,730.88)
Beban pajak - - - - -
Laba Neto 696.99 240.38 (577.34) 28,142.14 (72,730.88)
-
59
Tabel IV.3
Laporan Surplus (Defisit) Underwriting Dana Tabarru
AJB Bumiputera 1912 unit syariah
2014 2013 2012 2011 2010
PENDAPATAN ASURANSI (dalam jutaan rupiah)
Kontribusi Bruto 60,392.29 75,199.09 64,731.19 71,047.86 61,866.26
Ujroh Pengelola (33,194.40) (44,665.05) (46,449.48) (53,064.43) (36,954.23)
Bagian Reasuransi (atas risiko) (3,216.90) (1,688.48) (1,246.67) (1,131.68) (1,149.66)
Perubahan Kontribusi yang Belum Menjadi
Hak
983.94 (760.66) (335.41) 551.64 (539.98)
Jumlah Pendapatan (pendapatan premi) 22,997.05 29,606.22 17,370.45 16,300.11 24,302.35
Premi Neto 23,980.99 28,845.56 17,035.04 16,851.75 23,762.37
BEBAN ASURANSI
Pembayaran Klaim 14,366.85 16,268.48 20,213.45 18,702.58 9,317.93
Klaim yang Ditanggung Reasuransi dan
Pihak Lain
(1,321.96) - - (197.67) -
Klaim yang Masih Harus Dibayar - - - - -
Klaim yang Masih Harus Dibayar yang
Ditanggung Reasuransi dan Pihak Lain
- - - - -
Penyisihan Kontribusi 7,759.77 10,672.54 2,742.99 5,176.90 4,484.64
Penyisihan Klaim 196.79 (97.36) (54.64) 269.37 -
Beban Pengelolaan Asuransi - - - - -
Jumlah Beban Asuransi 21,001.45 26,843.66 22,901.80 23,951.18 13,802.57
Surplus (Defisit) Neto Asuransi 1,995.60 2,762.56 (5,531.35) (7,651.07) 10,499.78
Pendapatan Investasi
Total Pendapatan Investasi 5,450.61 (1,117.76) 2,117.10 2,963.05 1,174.59
Dikurangi Beban Pengelolaan Portofolio
Investasi
(1,200.11) (968.90) (636.74) (888.91) (352.38)
Pendapatan investasi neto 4,250.50 (2,086.66) 1,480.36 2,074.14 822.21
Surplus (defisit) Underwriting Dana
Tabarru'
6,246.10 675.90 (4,050.99) (5,576.93) 11,321.99
-
60
2. Analisis Rasio Keuangan
Rasio Risk Based Capital/RBC merupakan tolak ukur kesehatan
keuangan perusahaan asuransi. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No.11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan
Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, bahwa
Perusahaan harus menjaga Tingkat Solvabilitas Dana Tabarru paling
rendah 30% dari dana yang diperlukan.
Selain itu, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
No.826/KMK.013/1992 tentang cara perhitungan nilai kondisi keuangan,
tolak ukur yang digunakan dikenal dengan metode RLS (Rentabilitas,
Likuiditas, dan Solvabilitas). Metode ini membagi kondisi keuangan
perusahaan menjadi 4 (empat) golongan yaitu: Sehat sekali, sehat, kurang
sehat dan tidak sehat.
Cara perhitungan bobot nilai tersebut adalah sebagai berikut:
No Kondisi
Keuangan Rentabilitas Likuiditas Solvabilitas
Total
Bobot
1 Sehat Sekali >12% >150% >200%
Bobot Nilai > 75 > 12.5 > 12.5 >100
2 Sehat > 8-12 % >100-150% >150-200%
Bobot Nilai >50-75 >8.33-12.5 >9.38-12.5 >68-100
3 Kurang Sehat >5-8% >75-100% >100-150%
Bobot Nilai >31.5-50 >6.25-8.33 >6.25-9.38 >44-68
4 Tidak Sehat
-
61
a. Rasio Tingkat Solvabilitas/ Risk Based Capital (RBC)
Merupakan rasio yang mengukur tingkat kesehatan dan keamanan
finansial perusahaan asuransi. Semakin besar rasio yang diperoleh
maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan asuransi tersebut.
Rasio ini sangat penting terutama bagi peserta asuransi dalam hal
pengajuan klaim, pun bagi perusahaan karena kewajiban dalam
menjamin risiko dapat terjadi setiap saat.
Tabel IV.4
Rasio Pencapaian RBC
Tahun 2014 2013 2012 2011 2010
Rasio
Pencapaian
(%)
97.98 % 57.07 % 107.43 % 74.33 % 97.92 %
Sumber: Laporan Keuangan Departemen syariah AJB Bumiputera 1912
Grafik IV.1
Rasio Pencapaian RBC
AJB Bumiputera 1912 departemen syariah
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
2010 2011 2012 2013 2014
Rasio Pencapaian RBC
Rasio Pencapaian RBC
-
62
Rasio pencapaian tingkat solvabilitas/rasio Risk Based Capital
(RBC) yang diperoleh AJB Bumiputera 1912 Departemen Syariah
selama periode 2010 hingga 2014 sudah cukup baik karena sudah di
atas 30% yang artinya sudah memenuhi syarat pada Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No.11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan
Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah.
Pada tahun 2011 rasio RBC mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya dikarenakan pada tahun tersebut terjadi penurunan jumlah
tingkat solvabilitas akibat bertambahnya angka kewajiban yang lebih
besar dibanding pada kekayaan yang diperkenankan, namun
meningkat di tahun 2012 dengan nilai yang cukup signifikan karena
bertambahnya jumlah tingkat solvabilitas dan ada kelebihan dari batas
tingkat solvabilitas. Kemudian, di tahun 2013 rupanya terjadi
penurunan rasio RBC kembali. Hal ini dipengaruhi adanya masalah
RBC pada perusahaan induk AJB Bumiputera 1912 dimana
pencapaian rasio RBC nya kurang dari 120%. Penurunan tersebut
cukup drastis karena bertambahnya angka kewajiban yang harus
dipenuhi tidak seimbang dengan penambahan angka kekayaan yang
diperkenankan sehingga ada kekurangan pada batas tingkat
solvabilitas. Lalu, di tahun 2014 terjadi kenaikan rasio kembali yang
-
63
berarti bahwa ada perbaikan kinerja keuangan di departemen syariah
AJB Bumiputera 1912.
Secara garis besar selama periode 2010-2014 tidak ada
masalah pada RBC di departemen syariah dan dapat dikatakan bahwa
kondisi keuangan di departemen syariah AJB Bumiputera 1912 sudah
sehat jika diukur dari perolehan Risk Based Capital (RBC).
b. Rasio Likuiditas
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban atau utang-utang jangka pendek. Penilaian
likuiditas perlu untuk mengantisipasi risiko likuiditas yang akan
muncul.
Menurut data di laporan keuangan, perolehan rasio likuiditas AJB
Bumiputera departemen syariah adalah sebagai berikut:
Tabel IV.5
Rasio Likuiditas
Tahun 2014 2013 2012 2011 2010
Rasio
Likuiditas 400.07% 392.16% 298.74% 315.35% 390.49%
Sumber: Laporan Keuangan Departemen syariah AJB Bumiputera 1912
-
64
Grafik IV.2
Rasio Likuiditas
AJB Bumiputera 1912 departemen syariah
Berdasarkan data perolehan rasio likuiditas tersebut dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata rasio likuiditas selama 2010-2014
adalah 395.36%. Artinya, rasio likuiditas yang dimiliki AJB
Bumiputera 1912 Departemen Syariah masuk kategori Sehat Sekali.
Hal ini mengindikasikan tidak ada masalah dalam hal likuiditas. AJB
Bumiputera 1912 Departemen Syariah mampu untuk mencairkan dana
yang dimiliki dengan cepat dalam hal memenuhi kewajiban lancarnya
terutama kewajiban terhadap peserta asuransi seperti pembayaran
klaim dan sebagainya.
Di tahun 2010 ke 2012 terjadi penurunan nilai rasio karena pada
tahun tersebut jumlah kewajiban yang harus dipenuhi terus bertambah
yang berupa utang lain, utang pajak, utang klaim dan penyisihan
0.00%
200.00%
400.00%
600.00%
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas
-
65
kontribusi sedangkan bertambahnya jumlah kewajiban tersebut tidak
diimbangi dengan penambahan jumlah aset lancar pada sisi kas yang
bersifat mudah dicairkan yang justru terus berkurang, sedangkan
asetnya bertambah pada sisi investasi pada surat berharga yang
sifatnya tidak mudah dicairkan. Kemudian, di tahun 2013 hingga 2014
ada kenaikan nilai yang cukup besar. Artinya ada perbaikan kinerja
perusahaan dalam hal likuiditas yang dipengaruhi adanya perbaikan
dari sisi aset lancar sebagai indikator pemenuhan kewajiban jangka
pendek.
c. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas yang diukur dengan Total Debt to Equity Ratio
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
menggunakan modal yang dimiliki, sedangkan Total Debt to Asset
Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi
kond
top related