analisis kualitas sistem informasi manajemen rumah …repository.helvetia.ac.id/1636/2/tesis lengkap...
Post on 21-Oct-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
1
ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN
TAHUN 2018
TESIS
DARMAWANTI 1602011243
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
2018
-
2
ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN
TAHUN 2018
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memeroleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.)
pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Manajemen Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
DARMAWANTI 1602011243
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAoS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN
2018
-
3
-
4
Telah di uji pada tanggal: 03 Juli 2019
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr.Ismail Efendy, M.Si Anggota : 1. Anto, SKM, M.Kes, MM 2. Dr. Ns. Asyiah Simanjorang, S.Kep, M.Kes 3. dr. Jamaluddin, MARS
-
5
-
6
-
7
ABSTRAK
ANALISIS KUALITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN
TAHUN 2018
DARMAWANTI 1602011243
Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan sebuah
sistem yang menyediakan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan. RSUD dr. Fauziah Bireuen menerapkan SIMRS sejak Januari 2018, keterlambatan penerapan sistem ini karena perangkat dan sarana prasarana baru terpenuhi. Sehingga penggunaan SIMRS belum menyeluruh, hanya pada bagian loket pendaftaran dan laboratorium saja, sedangkan pada bagian lain masih menggunakan HMIS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas sistem informasi manajemen di Rumah Sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2018.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode wawancara. Informan utama dalam penelitian ini adalah direktur, kepala instalasi SIMRS, Staf SIMRS dan operator SIMRS sedangkan informan triangulasi adalah penerima pelayanan kesehatan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak meratanya persediaan komputer, kabel konektor, sarana dan prasarana, kurangnya tenaga programmer, gangguaan server, kurangnya anggaran, ketidaksesuaian aplikasi, tidak ada pelatihan rutin, ketidakdisiplinan petugas , tidak adanya reward dan punishment, adanya SOP dan kerja sama rumah sakit dengan Telkom
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kurangnya kualitas SIMRS di tinjau dari infrastruktur dan SDM. Disarankan pihak manajemen mengalokasikan dana khusus pada RBA atau kolaborasi dengan APBD dalam menyediakan segala kekurangan infrastruktur, melakukan rekrutment tenaga, adanya ketegasan dari pihak manajemen untuk meningkatkan kedisiplinan, memberikan reward bagi yang menjalankan tugasnya dengan baik dan punishment bagi yang melalaikan tugasnya. Kata kunci : Kualitas, Sistem Informasi, Manajemen Rumah Sakit, Sarana MmmmmmmiPrasarana
-
8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
tesis yang berjudul “Analisis Kualitas Sistem Informasi Manajemen di Rumah
Sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2018”.
Proposal tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.) pada Program
Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa proposal tesis ini tidak dapat diselesaikan tanpa
bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku ketua Pembina
Institut Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E, S.Kom, M.M, M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan
3. Dr. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan
sekaligus pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan mencurahkan
waktu, perhatian, ide, dan motivasi selama penyusunan proposal tesis ini.
4. Dr. Ns. Asriwati, S.Pd, S.Kep, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
5. Anto, SKM, M.Kes, MM, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia sekaligus pembimbing II yang telah
-
9
meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis
selama penyusunan proposal tesis ini.
6. Dr. Ns. Asyiah Simanjorang, S.Kep, M.Kes, selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritikan yang lebih
membangun.
7. dr. Jamaluddin, MARS, selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan saran dan kritikan yang lebih membangun.
8. dr. Mukthar, MARS, selaku pimpinan RSUD dr.Fauziah Bireuen yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan rancangan penelitian di
rumah sakit tersebut.
9. Seluruh Dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah
mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan
pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu
memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan Hidayah-Nya atas segala
kebaikan yang telah diberikan.
Medan, Maret 2019 Penulis,
Darmawanti
-
10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Darmawanti, lahir di Blang Pulo tanggal 05 November 1977,
beragama islam. Orang tua penulis bernama Mahyuddin.HS dan Zainabon. Anak
ke 1 (satu), beralamat di Aceh Utara. Pada tahun 1984-1989 penulis
berpendidikan di SD Negri Paloh, tahun 1989-1992 penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negri Kreung Geukueh, tahun 1992-1995 penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negri Kreung Geukueh, tahun 1995-2004 penulis
melanjutkan pendidikan di Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung,
dan pada Tahun 2017 sampai dengan Selesai penulis melanjutkan pendidikan di
S2 Magister Kesehatan Masyarakat Institut Helvetia Medan.
-
11
DAFTAR ISI Halaman LEMBARAN PENGESAHAN ABSTRACT ......................................................................................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTRA RIWAYAT HIDUP ........................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Tujuan penelitian ........................................................................... 8 1.3. Permasalahan ................................................................................. 9 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ............................................................. 12 2.2. Telaah Teori ..................................................................................... 28
2.2.1. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) ........... 28 2.2.2. Standar SIMRS pada rumah sakit kelas B ............................. 43 2.2.3. Faktor- Faktor Yang Memengaruhi Sistem Informasi
Manajemen nRumah Sakit ................................................... 46 2.2.3.1. Infrastruktur.............................. ................................. 46 2.2.3.2. SDM .................................. ...................................... 54 2.2.3.3. Prosedur .................................. ................................ 63
2.3. Landasan teori ................................................................................ 67 2.4. Kerangka konsep ............................................................................ 68 2.5. Kerangka berfikir ............................................................................ 68
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 70 3.1. Desain Penelitian ............................................................................. 70
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 70 3.2.1. Lokasi Penelitian .................................................................... 70 3.2.2. Waktu Penelitian .................................................................... 70
3.2.3. Populasi dan Sampel .............................................................. 70 3.2.3.1. Subyek penelitian ..................................................... 70 3.2.3.2. Informan penelitian .................................................. 71
3.2.4.Metode pengumpulan data ..................................................... 72 3.2.4.1. Jenis data ................................................................... 72 3.3. Tehnik pengumpulan data .............................................................. 72
3.3.1 Definisi operasional penelitian .............................................. 73 3.3.2. Metode Analisa Data ........................................................... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 76
-
12
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 76 4.2. Analis Data Penelitian ..................................................................... 80
4.2.1. Gambaran tentang kualitas SIMRS ........................................ 81 4.2.2. Karakteristik Informan utama/ kunci ..................................... 81 4.2.3. Karakteristik Informan Pendukung/ triagulasi ....................... 81
4.3. Pembahasan ..................................................................................... 100 4.3.1. Infrastruktur ........................................................................... 100 4.3.2. SDM ....................................................................................... 107 4.3.3. Prosedur ................................................................................. 110 4.3.4. Implikasi Penelitian ............................................................... 114 4.3.5. Keterbatasan Penelitian……………………………………. 115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 116
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 116 5.2 Saran ................................................................................................. 117
DAFTAR PUSTAKA
-
13
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 2.1 Standar SIMRS pada rumah sakit kelas B ............................. 45
Gambar 2.2 Kerangka fishbone................................................................... 54
Gambar 2.3. Bagan organisasi rekam medis………………. ...................... 59
Gambar 2.4 Kerangka Teori ....................................................................... 67
Gambar 2.5. Kerangka Konsep ................................................................... 68
Gambar 2.6. Kerangka Berfikir .................................................................. 69
Gambar 4.1 peta hasil penelitian ................................................................. 99
-
14
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman Tabel 4.1. Karakteristik Informan utama/kunci ........................................ 82 Tabel 4.2. Karakteristik Informan Pendukung/ triagulasi ......................... 82
Tabel 4.3. Matrik analisis informan kunci tentang kelengkapan
perangkat komputer di setiap ruangan di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................................. 83
Tabel 4.4. Matrik analisis informan triagulasi tentang kelengkapan
perangkat komputer di setiap ruangan di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................................. 89
Tabel 4.5. Matrik analisis tentang infrastruktur SIMRS di RSUD
dr.Fauziah Bireuen Tahun 2018 ............................................... 89 Tabel 4.6. Matrik analisis informan kunci tentang SDM di RSUD
Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................... 91 Tabel 4.7. Matrik analisis informan triagulasi tentang SDM di RSUD
Fauziah Bireuen Tahun 2018 ................................................... 95 Tabel 4.8. Matrik analisis tentang infrastruktur SIMRS di RSUD
dr.Fauziah Bireuen Tahun 2018 ............................................... 95 Tabelii4.9 Matrik analisis informan kunci tentang prosedur SIMRS di
RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 ....................................... 97 Tabel 4.10. Matrik analisis informan triagulasi tentang prosedur
pelaksanaan SIMRS di RSUD Fauziah Bireuen Tahun 2018 .......................................................................................... 98
-
15
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
Lampiran 1 : Pedoman wawancara ..................................................... 122
Lampiran 2 : Jawaban responden ....................................................... 131
Lampiran 3 : Surat survei awal ........................................................... 153
Lampiran 4 : Balasan surat survei awal .............................................. 154
Lampiran 5 : Surat izin penelitian ...................................................... 155
Lampiran 6 : Balasan surat izin penelitian .......................................... 156
Lampiran 7 : Dokumentasi ................................................................. 156
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyelenggaraan rumah sakit pada zaman modern tidak sesederhana
seperti dulu lagi. Kebutuhan untuk mengelola rumah sakit dengan prinsip bisnis
tidak lagi dapat dielakkan. Penyelenggaraan rumah sakit masa sekarang
membutuhkan modal yang cukup besar terutama dengan makin banyaknya
teknologi baru yang harus disediakan, tenaga yang cukup banyak sehingga
memerlukan pengorganisasian yang lebih profesional, dan tersedianya tenaga-
tenaga teknis yang mahir untuk menangani alat-alat yang makin canggih.
Ditambah lagi dengan adanya perubahan tuntutan dari masyarakat pemakai jasa
rumah sakit berupa kenyamanan dan kemudahan dalam pelayanan kesehatan (1).
Sistem informasi manajemen sebagai dasar dan alat bantu perputaran
informasi serta pengambilan keputusan menjadi penting keberadaannya terutama
terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan dalam rumah sakit. Informasi yang
terintegrasi dan termodifikasi sesuai kebutuhan rumah sakit tidak hanya berperan
dalam penyederhanaan proses pelayanan serta prosedur operasional seluruh
aktivitas rumah sakit melainkan juga dalam proses pengambilan keputusan untuk
pengembangan dan kemajuan rumah sakit (1).
Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dengan
memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam
menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan yang baik. Teknologi informasi memiliki peran penting dalam
-
2
pelayanan kesehatan saat ini. Dimana kualitas pengolahan informasi merupakan
faktor penting bagi keberhasilan institusi pelayanan kesehatan. Sistem informasi
yang baik dapat mendukung alur kerja klinis dengan berbagai cara yang akan
memberikan kontribusi untuk perawatan pasien yang lebih baik (1).
Sistem informasi mempunyai 3 peranan penting dalam mendukung proses
pelayanan kesehatan, yaitu: mendukung proses dan operasi pelayanan kesehatan,
mendukung pengambilan keputusan staf dan manajamen serta mendukung
berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif (2). Sistem informasi rumah sakit
(SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya melalui informasi dan jenis layanan
yang ditawarkan. Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya,
SIMRS mendukung penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara
yang benar, relevan dan terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada
tempat/lokasi yang berbeda dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi
data pelayanan dikumpulkan, disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk
menghasilkan informasi tentang kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja
rumah sakit serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit
harus mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di
rumah sakit (3).
Selain komunikasi, tujuan penting lain dari SIMRS adalah pertukaran data
elektronik antar penyedia layanan kesehatan (dokter praktik, fasilitas primer dan
rumah sakit) sehingga dapat menjamin ketersediaan informasi pasien secara
komprehensif dan efisiensi pelayanan (4). Dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan akan hal itu, pemerintah maupun pihak swasta berupaya menyediakan
pelayanan kesehatan masyarakat yang dinilai cukup lengkap yaitu rumah sakit.
-
3
Rumah sakit merupakan hal yang paling utama sebagai sarana pelayanan
kesehatan maupun sebagai bagian dari mata rantai rujukan pelayanan kesehatan
(5).
Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yan menerimanya. Adapun kualitas informasi tergantung
dari 3 hal yang sangat dominan yaitu relevansi, ketepatan waktu, dan keakuratan
informasi. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan seperti berikut. Relevansi berarti
bahwa informasi harus memberikan manfat bagi pemakai, sebab informasi ini
akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dalam pemecahan suatu
permasalahan. Ketepatan waktu menyatakan usia dari sebuah data yang sesuai
dengan pengambilan keputusan. Informasi yang diterima harus tepat waktunya,
sebab kalau informasi yang diterima terlambat maka informasi tersebut sudah
tidak berguna lagi dalam pengambilan keputusan. Keakuratan informasi
menunjukan derajat kebenaran dari suatu informasi dan menentukan kehandalan
atau reliabiltas informasi. Informasi akurat merupakan informasi yang bebas dari
kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi
tersebut (6).
Sistem informasi manajemen bukanlah sekedar suatu perkembangan
teknologis. Menurut Davis dalam karya tulis Wicaksono SIM juga berhubungan
dengan organisasi dan dengan manusia pengolahnya. Sistem informasi
manajemen adalah sebuah sistem antara manusia & mesin yang terpadu
(terintegrasi) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasional,
manajemen dan pengambilan keputusan untuk menyajikan informasi manajemen.
Sistem informasi manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) merupakan sistem informasi
-
4
manajemen yang diterapkan di rumah sakit. Tujuan dan manfaat sistem informasi
manajemen rumah sakit secara umum yaitu dapat memberikan informasi yang
akurat, tepat waktu untuk pengambilan keputusan diseluruh tingkat administrasi
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian
(evaluasi) di rumah sakit (6).
Penerapan sistem informasi dalam suatu manajemen akan mampu dengan
cepat mengetahui hal apa saja yang dibutuhkan dan yang terjadi pada rumah sakit
dalam waktu singkat. Informasi yang cepat akan membuat pihak rumah sakit
dapat mengambil keputusan yang tepat atas apa yang telah terjadi. Pada akhirnya
keputusan yang tepat, akan memotong banyak
biaya yang tidak diperlukan dan memperbesar keuntungan. Sistem informasi
manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang digunakan untuk mendukung
operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi
biasanya, sistem informasi manajemen menyediakan informasi untuk operasi
organisasi (6).
Sistem informasi manajemen sebagai dasar dan alat bantu perputaran
informasi serta pengambilan keputusan menjadi penting keberadaannya
terutama terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan dalam rumah sakit.
Informasi yang terintegrasi dan termodifikasi sesuai kebutuhan rumah sakit
tidak hanya berperan dalam penyederhanaan proses pelayanan serta prosedur
operasional seluruh aktivitas rumah sakit melainkan juga dalam proses
pengambilan keputusan untuk pengembangan dan kemajuan rumah sakit (6).
mmmmUntuk penunjang kinerja pelayanan rumah sakit saat ini, banyak
rumah sakit yang sudah menggunakan komputerisasi. Komputerisasi ini
-
5
berpusat dalam sistem informasi. Sistem informasi digunakan oleh organisasi
untuk membantu operasi organisasi menjadi lebih efisien sampai dengan
perannya sebagai alat untuk memenangkan kompetisi. Selain untuk membantu
operasi rutin rumah sakit agar menjadi lebih efisien, sistem informasi juga
merupakan faktor pembeda kompetitif yang utama. Sistem informasi
digunakan untuk menyediakan informasi bagi manajemen dalam mengambil
keputusan dan juga untuk menjalankan operasional, dimana sistem tersebut
merupakan kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-
prosedur yang terorganisasi. Sistem informasi mempunyai 3 peranan penting
dalam mendukung proses pelayanan kesehatan, yaitu: mendukung proses dan
operasi pelayanan kesehatan, mendukung pengambilan keputusan staf dan
manajamen serta mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif
(7).
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah sistem mesin
pemakai yang terintegrasi yang menyediakan informasi untuk menunjang
operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan didalam sebuah
organisasi Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras dan lunak
komputer, dan prosedur-prosedur manual seperti model-model untuk analisis,
perencanaan pengawasan, pengambilan keputusan dan suatu database. Sistem
informasi rumah sakit (SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya melalui
informasi dan jenis layanan yang ditawarkan. Untuk mendukung perawatan
pasien dan administrasinya, SIMRS mendukung penyediaan informasi,
terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan dan terbarukan,
mudah diakses oleh orang yang tepat pada tempat atau lokasi yang berbeda
-
6
dan dalam format yang dapat digunakan Transaksi data pelayanan
dikumpulkan, disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan
informasi tentang kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit
serta biaya. Ini mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit harus
mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara berbagai unit di
rumah sakit (7). Untuk kelancaran tersebut, maka terdapat komponen yang
mendasari implementasi SIMRS yaitu perangkat instrument, perangkat SDM
dan sarana prasarana. Komponen tersebut merupakan faktor utama dalam
menjalankan SIMRS. Perangkat teknologi berperan pada tingkat
kesulitan/kemudahan dalam penerapan serta manfaat bagi individu maupun
rumah sakit, sehingga masing-masing komponen dapat menjadi masalah dan
menyebabkan gangguan dalam implementasi SIMRS.
Setiap kelas rumah sakit mempunyai karakteristik yang berbeda. Pada
rumah sakit kelas A mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai
tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga
rumah sakit pusat. Pada rumah sakit kelas B mampu memberikan pelayanan
kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan
rumah sakit kelas B didirikan disetiap ibukota propinsi (provincial hospital)
yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Sedangkan
pada rumah sakit kelas C mampu memberikan pelayanan kedokteran
subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis disediakan
yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak,
serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Akan tetapi, dari ketiga kelas
-
7
rumah sakit tersebut terdapat kesamaan terhadap pendaftaran pasien baru
rawat jalan dengan standar sistem manajemen rumah sakit (SIMRS). Setiap
pasien baru diterima di tempat loket pendaftaran, diwawancarai oleh petugas
guna mendapatkan data identitas yang akan diisikan pada formulir ringkasan
riwayat klinik. Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien yang akan
digunakan sebagai kartu pengenal, yang harus dibawa pada setiap kunjungan
berikutnya ke rumah sakit yang sama. Setelah selesai dalam proses
pendaftaran, pasien baru dipersilahkan menunggu di poliklinik yang dituju
dan petugas rekam medis mempersiapkan berkas rekam medisnya kemudian
dikirim ke poliklinik tujuan pasien. Pada proses pendaftaran tersebut, data
pasien terdaftar dengan menggunakan SIMRS, sehingga data pasien terekam
semua bidang pelayanan seperti laboratorium, fisiotrapi, radiologi dan
sebagainya (7).
Rumah Sakit Umum dr. Fauziah Bireuen merupakan rumah sakit
regional untuk wilayah utara dan tengah Aceh dengan kelas B, berkomitmen
untuk meningkatkan mutu pelayanan, salah satu upayanya dengan
mengimplementasikan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
penulis terhadap petugas SIMRS RSUD dr. Fauziah Bireuen didapatkan
informasi bahwa SIMRS berfungsi sejak Januari 2018, keterlambatan
penerapan sistem ini dikarenakan perangkat instrument dan sarana prasarana
baru terpenuhi. Seharusnya penerapan SIMRS di rumah sakit tersebut harus
sejalan. Akan tetapi pada kenyataannya, SIMRS pada rawat jalan hanya
berlaku sebatas loket pendaftaran saja, pada UGD SIMRS belum berfungsi
-
8
maximal, pada penunjang SIMRS hanya berfungsi pada laboratorium
sedangkan pada radiologi dan fisiotrapi sistem belum berfungsi, sedangkan
pada rawat inap belum sama sekali menerapkan SIMRS tersebut, mereka
masih menggunakan sistem lama yaitu HMIS (Healht Management Informasi
System). Hal ini yang menghambat proses dan integrasi seluruh alur layanan
kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
mmmmBerdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Analisis Kualitas Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD dr.
Fauziah Bireuen Tahun 2018”.
1.2. Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas sistem
informasi manajemen di Rumah Sakit di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun
2018
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk menilai gambaran kualitas sistem informasi manajemen rumah
sakit berdasarkan infrastruktur di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun
2018
2. Untuk menilai gambaran kualitas sistem informasi manajemen rumah
sakit berdasarkan SDM di RSUD dr. Fauziah Bireuen Tahun 2018
-
9
3. Untuk menilai gambaran kualitas sistem informasi manajemen rumah
sakit berdasarkan prosedur di RSUD dr. Fauziah Bireuen
tahun 2018
1.3. Permasalahan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem
informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses
manajemen rumah sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk
pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, database personalia,
penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh
manajemen.
Penggunaan SIMRS di rumah sakit dapat mengatasi hambatan–hambatan
dalam pelayanan kesehatan di rumah Sakit, keberadaan SIMRS sangat
dibutuhkan, sebagai salah satu strategik manajemen dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis. Sistem informasi
manajemen merupakan prosedur pemprosesan data berdasarkan teknologi
informasi yang terintegrasi dan diintergrasikan dengan prosedur manual dan
prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif
untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.
Akan tetapi, ada beberapa permasalahan dalam penelitian ini yang
memengaruhi kualitas sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD dr.
Fauziah Bireuen Tahun 2018 yaitu perangkat infrastruktur, perangkat SDM dan
prosedur (tata cara). Pada RSUD dr. Fauziah Bireuen 3 perangkat tersebut baru
terpenuhi, seharusnya penerapan SIMRS di rumah sakit harus sejalan dengan
perkembangan 3 perangkat tersebut. Hal ini yang menyebabkan SIMRS pada
-
10
rawat jalan hanya berlaku sebatas loket pendaftaran dan laboratorium, sedangkan
pada rawat inap menggunakan sistem lama yaitu HMIS (Healht Management
Informasi System). Hal ini yang menghambat proses dan integrasi seluruh alur
layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
Seharusnya, sebagai standar rumah sakit kelas B semua sistem harus
menggunakan SIMRS. Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi yang lebih
lanjut dalam penelitian ini maka informan yang akan diwawancarai peneliti adalah
Direktur, kepala instalasi SIMRS, staf SIMRS, operator SIMRS dan penerima
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah dapat digambarkan sebagai
berikut: “Bagaimana Gambaran Kualitas Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit berdasarkan input, proses, output di RSUD dr.Fauziah Bireuen ? “
1.4 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat secara teoritis
maupun secara praktis, yaitu:
1.4.1. Secara Teoritis
1) Bagi informan
Sebagai bahan tolak ukur apa saja yang telah diketahui oleh informan
tentang pelaksanaan Informasi Manajemen Rumah Sakit
-
11
2) Penelitian selanjutnya
Penelitian selanjutnya dapat meneruskan penelitian ini dengan meneliti
lebih lanjut untuk pengembangan ilmu khususnya tentang sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit.
1.4.2. Secara Praktis
1) Manajerial
Sebagai masukan bagi manajerial dan pejabat yang berwewenang di
RSUD dr. Fauziah, meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencapai hasil
yang optimal dan sebagai masukkan untuk mengembangkan SIMRS di
RSUD dr.Fauziah Bireuen.
2) Organisasi
Sebagai masukan bagi organisasi untuk mengetahui kendala dalam
penerapan SIMRS
3) Operasional
Sebagai masukan bagi operasional terhadap kendala dan inspirasi dalam
penanganan SIMRS agar dapat meningatkan kelancaran sistem dan
kualitas pelayanan rumah sakit
4) Umum
Sebagai masukan dan pengetahuan tentang tata cara kinerja SIMRS dalam
meningkatkan pelayanan rumah sakit
-
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu
1) Eko Nugroho, “Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) di Yogyakarta”, metode penelitian ini menggunakan Penelitian
deskriptif kuantitatif dilakukan dengan melibatkan 66 rumah sakit yang ada di
DI Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
yang diadopsi dari EMRAMtool Healthcare Information and Management
Systems Society (HIMSS) untuk menilai pengelolaan sistem informasi rumah
sakit, penggunaan dan kedalaman sistem informasi di rumah sakit, serta
pertukaran data elektronik. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penggunaan
sistem informasi manajemen rumah sakit sudah diimplementasikan di 48
rumah sakit di DIY. Penggunaan sistem ini masih terfokus pada fungsi
administrasi walaupun sudah mengarah pada fungsi klinis. Peran organisasi
(ketersediaan unit sistem informasi) dan sumber daya manusia dengan latar
belakang TI sangat mendukung terhadap pengembangan dan keberlangsungan
SIMRS (2).
2) Sri rahayu, Pengembangan model sistem informasi rumah sakit pada instalasi
radiologi rawat jalanuntuk mendukung evaluasi pelayanan di rumah sakit
paru dr. Ario wirawan salatiga. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pengembangan model sistem informasi instalasi radiologi mampu
mengatasi permasalahan pada sistem informasi sebelum dikembangkan. Hasil
analisis menunjukkan skor rata-rata tertimbang sebelum pengembangan
-
13
sistem adalah 1,95 dan sesudah dilakukan pengembangan sistem adalah 3,40,
artinya ada peningkatan persepsi informan terhadap sistem informasi sesudah
dilakukan pengembangan. Dari sisi kualitas informasi antara sistem lama dan
sistem yang dikembangkan mempunyai perbedaan yang signifikan, hal ini
ditunjukkan dengan hasil uji statistik Sign Test, dimana probabilitas 0,0001
(p
-
14
arahan organisasi dalam pengembangan SI/TI, selain itu RSIY PDHI belum
menyesuaikan dengan standar dan protokol arsitektur SI/TI, serta
pengembangan SIM-RS yang berlaku. Berdasarkan hasil tersebut,
menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan antara kondisi SI/TI di RSIY
PDHI dengan standar tata kelola dan arsitektur SI/TI, serta standar
pengelolaan SIMRS. Sehingga berdasarkan hasil analisis tersebut, maka
RSIY PDHI harus menyusun Rencana Strategis SI/TI yang disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan pengembangan SIM-RS, baik dari segi tata
kelola dan standar yang berlaku (8).
5) Misfariyan,”Analisis Penerimaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Umum Daerah Bangkinang Menggunakan Metode Technology Acceptance
Model (Tam)”, untuk mengetahui Variabel yang paling mempengaruhi dari
kemudahan penggunaan penerimaan Sistem Informasi Manajemen rumah
Sakit (SIMRS). Analisis data dilakukan dengan SEM (Structural Equatio
Modelling) dengan software AMOS (Analysis of Moment Structure). Dari
hasil penilaian dan pengujian dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 Hipotesis
diterima dari 4 Hipotesis yang diajukan. Variabel Peou mempengaruhi PU,
Variabel PU mempengaruhi IT, Variabel IT mempengaruhi AS (9).
6) Dedy Setyawan,“Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Pada RSUD Kardinah Tegal”, Jenis
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
deskriptif yaitu menemukan gambaran yang lebih dalam tentang pemanfaatan
sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di RSUD Kardinah Tegal.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa SDM user penginput data SIM
-
15
RS sebagian besar dari tenaga D3 Keperawatan, peran SDM user penginput
data SIM RS di masing – masing unit pelayanan di RSUD Kardinah Tegal
belum semua SDM melakukan input data pada SIMRS, dan memahami
tentang SIMRS, Dilihat dari efisiensi, yaitu membantu pekerjaan menjadi
lebih cepat seperti melakukan entry data. Data dan dokumen mengena telah
auditable dan accountable yaitu dapat diperiksa dan dipertanggung jawabkan
apabila terdapat kesalahan serta didokumentasikan sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP) (10).
7) Indra Gunawan, ”Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) RSUD Brebes Dalam Kesiapan Penerapan Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) Online Kemenkes RI Tahun 2013”, Penelitian ini merupakan
jenis penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
dilakukan mengenai fenomena yang ditemukan dalam mengevaluasi sistem
informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) RSUD Brebes dalam mendukung
kesiapan pelaporan SIRS online Kemenkes RI. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa SDM user penginput data SIM RS sebagian besar dari
tenaga D3 Keperawatan. Peran SDM user penginput data SIM RS di masing
– masing unit pelayanan di RSUD Brebes belum semua SDM melakukan
input data pada SIM RS, dan memahami tentang SIM RS yang terintegrasi
dan pelaporan SIRS online Kemenkes RI. Sistem komputerisasi SIM RS
RSUD Brebes, untuk input data belum dilakukan secara maksimal, untuk
proses dan output data SIM RS, didalam proses pembuatan laporan RL masih
manual karena SIM RS belum terintegrasi dengan fitur pelaporan SIRS online
yang ada di menu SIM RS. Sedangkan feedback SIMRS juga belum pernah
-
16
dilakukan oleh mananajemen rumah sakit. Menu Inputan yang di SIM RS
belum sesuai dengan hasil ouputan yang ada SIRS online. Persiapan SIM RS
di masing – masing unit pelayanan RSUD Brebes untuk dapat terintegrasi
dengan laporan SIRS On Line, dari sisi SDM (Sumber Daya Manusia), sarana
prasarana, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Kebijakan direktur
rumah sakit dinilai belum siap secara keseluruhan (11).
8) Chanif Kurnia Sari,” Analisis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Di
Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri 2012”, Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa Rumah sakit Amal Sehat Wonogiri sudah memberikan
pelayanan yang cepat dan akurat, memberikan pelayanan kesehatan yang
lebih baik serta meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh petugas.
Pelaksanaan sistem informasi manajemen Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri
menggunakan software Khansa HMS menggunakan jaringan LAN (local area
network) menggunakan kabel UTP cat-6 yang sudah disertai dengan buku
panduanya. Kendala dalam pelaksanaan SIMRS amal sehat wonogiri adalah
petugas SIMRS pada bangsal tidak tertib menginput data pasien ke SIMRS
(12).
9) Muhammad Kurniawan Akbar ,”Sistem Informasi Manajemen Pada Rumah
Khusus Paru-Paru Palembang”, Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Dengan adanya sistem informasi manajemen pada rumah sakit khusus paru
dapat mempermudah pihak rumah sakit paru-paru dalam penyampaian
informasi mengenai rekam medik pasien secara cepat dan tepat. Dengan
-
17
adanya sistem informasi manajemen pada rumah sakit khusus paru dapat
mempermudah pihak rumah sakit paru-paru dalam penyampian informasi
mengenai jenis penyakit paru-paru terbanyak untuk pasien berdasarkan jenis
pelayanan atau jaminan tiap tahunnya dan dengan adanya sistem informasi
manajemen pada rumah sakit khusus paru (13).
10) Herti Suherti Rachmi Dewi, ”Analisis Pengaruh Sistem Informasi
Manajemen Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Bidang Sumber Daya
Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat”, Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Metode ini digunakan untuk
menjelaskan fenomena sosial yang dalam hal ini digunakan untuk meneliti
pengaruh Sistem Informasi Manajemen (X) sebagai variabel bebas terhadap
Efektivitas Kerja Pegawai (Y) sebagai variabel terikat. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa Sistem
Informasi Manajemen berpengaruh positif terhadap Efektivitas Kerja Pegawai
pada Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Bahwa secara menyeluruh Sistem Informasi Manajemen telah dilaksanakan
dan dijalankan sesuai dengan ukuran-ukuran Efektivitas Kerja Pegawai (14).
11) Vivi Wahyuni, “Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) Menggunakan Metode Unified Theory Of Acceptance And Use Of
Technology (UTAUT)”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
kesenjangan antara harapan manajemen dan kenyataan yang diterima
diperoleh gap sebesar -1,4. Untuk mengatasi GAP, maka pihak manajemen
harus melakukan evaluasi dan monitoring mengenai penerapan SIMRS pada
-
18
RSUD Arifin Achmad. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap sikap
penggunaan teknologi (attitude toward using technology) adalah ekspektansi
kinerja (performace expectancy) sedangkan ekpektansi usaha (effort
expectancy) dan pengaruh sosial (social influence) tidak berpengaruh pada
niat dalam memanfaatkan (behavior intention). Variabel niat dalam
memanfaatkan (behaviour intention) adalah kondisi-kondisi pemfasilitasi
(facilitating condition) berpengaruh terhadap sikap penggunaan teknologi
(use bahavior). Berdasarkan hasil penelitian didapat faktor penghambat dari
pengimplementasian SIMRS adalah SIMRS sering mengalami permasalahan
seperti duplikasi data, fitur yang belum berfungsi dan masalah tersebut hanya
diselesaikan secara reaktif dan juga belum adanya dilakukan evaluasi dan
monitoring terhadap pengggunaan SIMRS di RSUD Arifin Achmad (14).
12) Evy Hariana, “Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) Di DIY”, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan sistem informasi manajemen rumah sakit sudah
diimplementasikan di 48 rumah sakit di DIY. Penggunaan sistem ini masih
terfokus pada fungsi administrasi walaupun sudah mengarah pada fungsi
klinis. Peran organisasi (ketersediaan unit sistem informasi) dan sumber daya
manusia dengan latar belakang TI sangat mendukung terhadap
pengembangan dan keberlangsungan SIMRS (15).
13) Reni Murnita, “Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs
Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model,“ Jenis penelitian
ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dari hasil
-
19
penelitian dapat disimpulkan bahwa Kinerja SIM farmasi dikatagorikan baik
karena sudah dapat memenuhi kebutuhan dari aspek ketepatan waktu
penerimaan informasi dan kelengkapan informasinya, dan dari aspek kualitas
informasi bisa dikatakan bahwa sistem informasi farmasi sudah memenuhi
kriteria kelengkapan dan relevansinya tetapi belum dapat memenuhi
keakuratan informasinya seperti halnya pada data jumlah obat yang terekap
pada sistem belum sama seperti data jumlah obat yang ada di gudang. Dari
aspek kecepatan waktu penyediaan informasinya belum terpenuhi karena
pada saat dilihat pada sistem data yang ada tidak akurat dan harus menunggu
akhir bulan setelah penyamaan data obat dengan perhitungan manual baru
dapat dilihat data obat yang akurat. Kinerja SIM farmasi itu dikatagorikan
baik hanya dari aspek technology sedangkan dari aspek human dan
organization dikatagorikan kurang baik seperti halnya belum adanya program
pelatihan tentang sistem informasi pada petugas farmasi, tidak adanya SPO
pada petugas farmasi dan petugas SIM yang menyebabkan keterlambatan
pembetulan jika terjadi masalah pada sistem, tidak adanya masterplan sistem
informasi farmasi dan tidak adanya supervisi pada bagian farmasi oleh kepala
farmasi sehingga tidak bisa melakukan pengawasan pada petugas farmasi.
Dari hal tersebutlah yang menyebabkan belum terpenuhinya kebutuhan
keakuratan dan kecepatan penyediaan informasi (16).
14) Hafis Nur Wicaksono, “Analisis Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen
Menggunakan Pendekatan Updated D&M Is Success Model Di Rumah Sakit
Umum Kaliwates Jember”, Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kualitas informasi
-
20
terhadap intensi memakai. Ada pengaruh kualitas informasi terhadap
kepuasan pengguna dengan. Ada pengaruh kualitas sistem terhadap intense
memakai. ada pengaruh kualitas sistem terhadap kepuasan. Ada pengaruh
kualitas pelayanan terhadap intensi memakai. Ada pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan. Ada pengaruh intensi memakai terhadap
pemakaian. Ada pengaruh pemakaian terhadap kepuasan pengguna. Ada
pengaruh kepuasan pengguna terhadap intensi memakai. Ada pengaruh
pemakaian terhadap manfaat-manfaat bersih. Ada pengaruh manfaat-manfaat
bersih terhadap intensi memakai. Ada pengaruh manfaat-manfaat bersih
dengan kepuasan pengguna. Ada pengaruh kepuasan pengguna terhadap
manfaat-manfaat bersih (17).
15) Erna Yulianti,“Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Modul Farmasi”, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi yang terintegrasi antara satu modul dengan modul yang lainnya
terbukti dengan adanya pertukaran data antar modul. Perancangan Modul
Farmasi terdiri atas Proses Manajemen Master Data, Manajemen Inventory
Obat, Peracikan Obat, Harga Jual, Penjualan, dan Pelaporan. Rancangan
dibuat dalam bentuk Diagram Konteks, Physical Data Model, Diagram
Berjenjang, Overview Diagram, Diagram Alir Data, Desain User Interface,
dan Relasi Antar Modul. Rancangan dapat dijadikan pedoman bagi
programmer dalam membangun dan mengembangkan Sistem Informasi
Farmasi menggantikan sistem konvensional yang berjalan (25).
-
21
16) Windi Kisdianata, “Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Dalam
Mendukung Proses Manajemen di Rumah Sakit Gigi dan Mulut UMY”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sejak penggunaan sistem di RSGM
UMY, sangat membantu sekali dengan adanya sistem ini. Kemudahan dalam
menggunakan dapat membantu kinerja dari setiap pengguna. Penentuan
skoring pada criteria obyektif hasil penelitian berpedoman pada aturan
Gutman dengan didapatkan hasil setiap aspek dalam PIECES. Kategori baik
meliputi aspek information, economic, control, dan service. Sedangkan
kategori sedang meliputi performance dan efficiency (19).
17) Alexander Harsono, “Analisis Implementasi Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit Umum Daerah (SIM-RSUD) Terintegrasi Di Provinsi
Kalimantan Barat”. Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa SIM rumah sakit (SIMRS) terintegrasi
dirancang untuk mengintegrasi fungsi utama rumah sakit ke dalam satu
sistem terpadu yang disimpan dalam pusat database. Namun, tidak banyak
rumah sakit umum daerah (RSUD) di tingkat Kabupaten yang telah
mengimplementasi SIMRS untuk dapat meningkatkan pelayanan medis
karena berbagai alasan. Di antaranya, pemahaman-manfaat dan implementasi
SIMRS yang masih kurang. Penelitian lapangan (ground research) dilakukan
untuk mengumpulan data, analisis, dan pemetaan sampai pada implementasi
SIMRS dengan metodologi air terjun. Temuan menunjukan bahwa sistem
perangkat lunak SIMRS yang kostumais, pemahaman fungsi dan infrastuktur
Teknologi informasi serta pemetaan yang baik merupakan kunci sukses
-
22
implementasi SIMRS. Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi untuk
rumah sakit dan akademik, khususnya bagi pihak yang tertarik dengan
implementasi SIMRS tipe C untuk memperbaiki layanan kesehatan
masyarakat di tingkat Kabupaten-Provinsi (20).
18) Nunung Aini Rahmah, “Hubungan Antara Kualitas Sistem Informasi,
Kualitas Pelayanan Sistem Informasi, Dan Kualitas Informasi (Studi Kasus di
RSU Cibabat Kota Cimahi)”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang erat signifikan antara variabel Kualitas Sistem
Informasi, kualitas Pelayanan Sistem Informasi, dan kualitas Informasi.
Koefisien Korelasi masing-masing variabel yang menggambarkan hubungan
antara Kualitas Sistem Informasi, Kualitas Pelayanan Sistem Informasi, dan
Kualitas Informasi adalah: koefisien Korelasi antara Kualitas Sistem
Informasi dan Kualitas Pelayanan Sistem sebesar 0,723, koefisien Korelasi
antara Kualitas Sistem Informasi dan Kualitas Informasi sebesar 0,707, dan
koefisien Korelasi antara Kualitas Pelayanan Sistem Informasi (X2) dan
Kualitas Informasi (X3) sebesar 0,909 (21).
19) Tri Haryati, “Pengaruh Karakteristik Informasi Manajemen Rumah Sakit
Terhadap Kinerja Manajerial Di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta”. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analitik. Rancangan
dalam penelitian ini adalah crosssectional. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh secara signifikan antara karakteristik
broadscope (p value = 0,027) dan clarity (p value = 0,004) terhadap kinerja
manajerial di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta; 2.
-
23
Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara karakteristik aggregation (p
value = 0,761), integration (p value = 0,515),timeliness (p value = 0, 284),
dan accuracy (p value = 0,812) terhadap kinerja manajerial di Rumah Sakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, dan terdapat pengaruh secara
signifikan antara karakteristik informasi broadscope, aggregation,
integration, timeliness, accuracy dan clarity secara bersama-sama terhadap
kinerja manajerialdi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
(p value = 0,000) (22).
20) Fathoni,“PengembangannModelnSistemnInformasi Rumah Sakit”. Jenis
penelitian adalah penelitian deskriptif analitik. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa peningkatan kualitas layanan dan manajemen rumah sakit
sangat penting dalam usaha meningkatkan status kesehatan masyarakat,
karena saat ini rumah sakit dituntut bukan hanya melaksanakan upaya kuratif
danrehabilitatif tetapi juga upaya preventif dan promotif. Untuk menilai
peningkatan kinerja rumah sakit tersebut diperlukan suatu model sistem yang
di dasarkan pada 4 dimensi utama pengukuran kinerja, yaitu faktor kinerja
pertumbuhan dan pembelajaran yang akan mempengaruhi faktor kinerja
proses bisnis internal, selanjutnya faktor kinerja proses bisnis internal akan
berpengaruh kepada faktor kinerja pelanggan. Pada akhirnya ketiga faktor
tersebut akan mempengaruhi kepada faktor kinerja keuangan. Pada akhirnya,
model sistem sistem penilaian kinerja rumah sakit akan semakin lengkap
dengan menambahkan faktor pelayanan kedalam model sistem yang
dihasilkan. Pemanfatan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam
pemroresan penilaian kinerja rumah sakit akan dapat mempercepat serta
-
24
menghindari kesalahan seminimal mungkin serta dapat menghasilkan
informasi tentang tingkat kesehatan rumah sakit, variabel penilaian yang
belum memenuhi target dan variabel penilaian yang harus dipertahankan,
sehingga membantu manajemen dalam pengambilan kebijakan yang akan
dijalankan rumah sakit (23).
21) Flourensia Sapty Rahayu, “Analisa Implementasi Sistem Informasi dan
Perencanaan Strategis E-Business di RS.X“. Jenis penelitian adalah penelitian
deskriptif analitik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa analisa
yang dilakukan terhadap RS.X selain berdasarkan input dari strategi bisnis
dan kondisi bisnis saat ini, juga menitikberatkan pada konfigurasi dan
spesifikasi dari teknologi informasi yang dimiliki perusahaan, karena pada
hakekatnya untuk pengembangan teknologi informasi di masa mendatang
dibangun di atas infrastruktur yang dimiliki saat ini (baseline), bukan
membuat sesuatu yang sama sekali baru (paling tidak jika diputuskan untuk
sama sekali tidak menggunakan infrastruktur yang ada sekarang, tetap saja
diperlukan strategi untuk facing out (24).
22) Adhi Susano, “Pengembangan Sistem Informasi Rekam Medis Dengan
Menggunakan Pendekatan Fast (Framework For The Application Of System
Techniques) Untuk Mendukung Evaluasi Pelayanan Rumah Sakit Umum Di
Tangerang”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
rekam medis untuk mendukung evaluasi pelayanan yang ada saat ini terdapat
masalah-masalah yaitu: dalam input data (data pasien yang ditulis oleh
petugas tidak lengkap), proses (pengelolaan data masih dilakukan secara
-
25
manual dan belum menggunakan SMBD) dan output (laporan/informasi
hanya berupa rasio kunjungan pasien lama dan baru, rasio kunjungan pasien
poli umum dan spesialis) sehingga kegiatan evaluasi pelayanan yang
dilakukan oleh manajer khususnya untuk mengetahui produktivitas pelayanan
menjadi terhambat. Informasi untuk mendukung evaluasi pelayanan yang
dibutuhkan oleh pihak manajemen yaitu: a) Laporan pemeriksaan pasien
sesuai data hasil pemeriksaan, b) Sensus harian, c) Laporan kunjungan
pasien, d) Laporan sepuluh besar penyakit, e) Laporan pemakaian obat dan
reagen, f) Laporan pemeriksaan penunjang, dan g) Laporan kegiatan rumah
sakit untuk evaluasi pelayanan. Basis data sistem informasi rekam medis
untuk mendukung evaluasi pelayanan yang dikembangkan adalah: pasien,
bagian pelayanan, bagian registrasi, dokter, penyakit, pemeriksaan, transaksi
pemeriksaan, jadwal, barang/obat, grup barang, golongan barang, grup
farmakologi, produsen, bentuk sediaan, standar unit. Proses yang terjadi
berupa pengolahan data dari sumber data dan jenis data yang ada menjadi
informasi berupa laporan. Output yang dihasilkan berupa: laporan
pemeriksaan pasien sesuai data hasil pemeriksaan, laporan kunjungan pasien
per bulan, laporan sepuluh besar penyakit, laporan pemakaian obat per bulan,
laporan pemakaian reagen per bulan, laporan pemeriksaan penunjang, laporan
kegiatan rumah sakit untuk evaluasi pelayanan. Sistem informasi rekam
medis yang digunakan untuk mendukung evaluasi pelayanan saat ini belum
berjalan dengan baik karena petugas yang mengelola bagian rekam medis
terbatas dengan tugas yang komplek, sehingga untuk mengevaluasi pelayanan
-
26
kesehatan dengan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data
masih sulit dilaksanakan (25).
23) Ayuliana, “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pada Klinik Skala
Kecil”. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode analisis yang
meliputi studi kepustakaan, pemeriksaan dokumentasi, observasi, dan
wawancara. Sedangkan dalam perancangan, metode yang digunakan adalah
meliputi perancangan aplikasi menggunakan metode waterfall model,
perancangan basis data, serta perancangan layar aplikasi menggunakan State
Transition Diagram. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebuah
aplikasi basis data manajemen rumah sakit. Dengan aplikasi basis data, semua
data dan informasi dapat diintegrasikan dengan baik sehingga dapat
membantu meningkatkan kualitas pelayanan klinik serta mempermudah
dalam penyimpanan dan pengaksesan data. Simpulan yang didapat dari
penelitian ini yaitu dengan adanya aplikasi basis data manajemen rumah sakit
membantu dalam menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang
digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dan dalam pengambilan
keputusan pada Klinik (26).
24) Heru Cahya Rustamaji, ”Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Web
Menggunakan Java Server Pages”. Jenis penelitian adalah penelitian
deskriptif analitik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem
komputerisasi dalam segala bidang khususnya bagian rekam medis. Dengan
bantuan komputerisasi tersebut, dapat meningkatkan mutu serta mempercepat
pelayanan medis. Sistem informasi rumah sakit ini menggunakan metode
pengembangan GRAPPLE (Guidelines for Rapid APPLication Engineering)
-
27
yang terdiri dari 5 tahapan yaitu :requirement gathering, analysis, design,
developnment, dan deployment. Tahapan dalam GRAPPLE tidak disusun
dalam bentuk statis sehingga tahapan dapat dikerjakan berulang kali dengan
urutan kerja yang tidak harus sesuai dengan urutan yang ada. Teknologi yang
dipakai untuk membangun sistem informasi berbasis web ini adalah
menggunakan JSP dan apache Tomcat. Tomcat merupakan servlet engine
open source yang termasuk dalam proyek Jakarta yang dikerjakan oleh
Apache Software Foundation (27).
25) Mohamad Topan, “Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Berbasis Web Studi Kasus : Rumah Sakit TNI AU Lanud Sam Ratulangi”.
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analitik. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berbasis
web yang telah dihasilkan pada perancangan ini dapat digunakan untuk
mengelola data pasien rawat jalan, rawat inap, pelayanan apotik dan
pelayanan kasir. Adapun setiap bagian pelayanan dapat merekap seluruh data
pasien maupun data keuangan untuk bagian kasir dan apotik. Untuk
menghasilkan sistem informasi manajemen yang sesuai dengan kebutuhan
manajemen rumah sakit, harus dilakukan komunikasi yang baik dengan pihak
manajemen sebelum sistem diterjemahkan kedalam bahasa pemrograman.
Komunikasi yang baik akan menghasilkan informasi-informasi yang
diperlukan untuk analisa kebutuhan manajemen rumah sakit. Dalam
perancangan suatu sistem informasi manajemen rumah sakit berbasis web ,
sangat diperlukan kemampuan bahasa pemrograman web seperti PHP,
-
28
HTML, CSS dan javascript agar sistem dapat diselesaikan dengan lebih
efisien baik dari segi waktu maupun kode sumber sistem (28).
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Sistem informasi manajemen rumah sakit adalah kumpulan dari sub-sub
sistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis
untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang
diperlukan untuk mendukung melaksanakan fungsi pelayanan rumah sakit dan
pengambilan keputusan manajemen (29).
Selain itu, Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan
himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisisasikan, saling berkaitan
serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha
menyajikan info yang akurat dan tepat waktu dirumah sakit.
Selain itu, sistem ini berguna untuk menunjang proses fungsi-fungsi
manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Sistem tersebut, saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi
perencanaan dan evaluasi dari penampilan kerja rumah sakit antara lain adalah
jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan, pengendalian keuangan
dan perbaikan hasil kerja rumah sakit tersebut, kajian dalam penggunaan dan
penaksiran permintaan pelayanan kesehatan rumah sakit oleh masyarakat,
perencanaan dan evaluasi program rumah sakit, penyempurnaan laporan rumah
sakit serta untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan (30).
-
29
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR
1171/MENKES/PER/VI/2011 Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu
proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah sakit se-Indonesia.
Sistem Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit umum maupun khusus, baik
yang dikelola secara publik maupun privat sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Sistem
Informasi Rumah Sakit haruslah meliputi:
a. data identitas rumah sakit.
b. data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit.
c. data rekapitulasi kegiatan pelayanan.
d. data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap.
e. data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.
2.2.1.1. Fungsi SIMRS
Fungsi sistem informasi manajemen dalam rumah sakit adalah:
1. Mendukung fungsi pelayanan, yaitu mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam pelayanan rumah sakit sehari-hari, misalnya informasi
kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pasien, informasi yang mendukung
pengendalian biaya, informasi yang mendukung pengendalian pendapatan dan
sebagainya.
2. Mendukung fungsi pengambilan keputusan, yaitu memberikan informasi yang
cepat, tepat dan akurat yang akan digunakan oleh user dalam hal ini
manajemendalam mengambil keputusan atau dokter dalam menentukan
diagnosis dan terapi, atau oleh pasien untuk mengambil keputusan menerima
atau menolak tindakan medis/pelayanan rumah sakit yang ditawarkan.
-
30
3. Mendukung fungsi komunikasi, yaitu memberikan suatu informasi yang cepat,
tepat dan akurat dalam proses komunikasi/konsultasi, dengan teman sejawat
dokter atau dengan pasien yang sedang dilayani.
4. Mendukung fungsi hukum, yaitu menyimpan data transaksi pelayanan yang
diberikan kepada pasien secara objektif dan kronologis, sehingga dapat
dijadikan bahan bukti yang sah.
5. Mendukung fungsi perencanaan, yaitu memberikan informasi tentang
permasalahan yang terdapat dalam pelayanan, masalah logistik, masalah
keuangan, masalah sumber daya rumah sakit, dan sebagainya untuk dilakukan
suatu perencanaan kegiatan/program yang dapat mengatasi permasalahan
tersebut dengan tepat.
6. Mendukung fungsi pendidikan dan penelitian, yaitu memberikan data penyakit
yang diderita pasien secara kronologis, akurat dan up to date, sehingga dapat
dipelajari dan diteliti untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya di bidang kesehatan (30).
2.2.1.2. Tujuan SIMRS
Tujuan sistem informasi manajemen dalam rumah sakit adalah menyiapkan
informasi bagi manajer dan dokter serta pasien sebagai pengambil keputusan atau
sebagai penentu diagnosis, dengan analisis data yang seefisien mungkin sehingga
dapat memberikan kontribusi terhadap mutu pelayanan rumah sakit. Sistem
informasi yang digunakan dalam rumah sakit harus dapat berperan dalam
menerapkan strategi rumah sakit:
a. Strategi biaya
b. Strategi diferensiasi (membuat produk yang unik)
-
31
c. Strategi inovasi (32).
Sistem informasi manajemen harus berperan dalam meningkatkan kualitas
produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan, dalam hal ini jasa rumah sakit. Jasa
rumah sakit adalah jasa memberikan pelayanan kesehatan yang prima termasuk
pemeriksaan penunjang terhadap pasien sebagai
kesesuaian antara spesifikasi yang dibutuhkan dibandingkan dengan spesifikasi
yang dihasilkan oleh rumah sakit. Sistem informasi manajemen dalam rumah sakit
harus dapat memperkecil kesenjangan persepsi mutu pelayanan kesehatan antara
dokter yang memberikan pelayanan kesehatan dengan pasien yang menerima
pelayanan kesehatan. Sehingga dapat memperkecil kemungkinan timbulnya
tuntutan hukum akibat ketidakpuasan pasien atas mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan tenaga medis di rumah sakit. J. R. Griffith dalam buku the Well
Managed Community Hospital seperti yang dikutip oleh Tjandra Yoga Aditama
menyatakan bahwa sistem informasi mempunyai peranan penting dalam sistem
pengawasan melalui tiga pendekatan:
1) Sistem informasi manajemen akan mempercepat dan meningkatkan akurasi
transaksi karena semuanya terekam dan terkomunikasikan antar berbagai unit.
2) Sistem informasi manajemen dapat menyajikan data mutahir yang ada, dan
membandingkannya dengan ekspektasi/rencana/standar.
3) Sistem informasi manajemen dapat merekam data yang besar sehingga
memungkinkan pemahaman yang menyeluruh untuk penyesuaian bila
diperlukan (32).
-
32
Selanjutnya, J. R. Griffith menyatakan bahwa sistem informasi manajemen
rumah sakit amat berperan dalam akuntansi manajemen dan juga audit medik.
Dalam hal akuntansi manajemen, sistem informasi meliputi:
a. Penagihan pembayaran pasien.
b. Pembayaran gaji dan insentif sesuai beban kerja.
c. Pemesanan logistik rumah sakit.
d. Pengurusan dengan pihak ketiga dalam asuransi.
e. Perencanaan keuangan.
Dalam hal audit medik, sistem informasi manajemen rumah sakit amat
diperlukan mengingat terjadi tiga hal penting di rumah sakit:
1) Teknologi kedokteran kini makin berkembang, makin kompleks, makin kuat,
makin mempunyai risiko bahaya dan makin mahal, karena itu memerlukan
pengawasan yang ketat.
2) Teknologi sistem informasi pun kian canggih sehingga memungkinkan
melakukan pengawasan ketat dengan biaya yang wajar.
3) Situasi lingkungan yang mengharuskan pelayanan kesehatan di rumah sakit
dilakukan seefektif dan seefisien mungkin (33).
Rowland dan Rowland dalam buku Hospital Administration Handbook
seperti yang dikutip oleh Tjandra Yoga Aditama menyatakan bahwa ada berbagai
manfaat yang akan didapat dari pelaksanaan sistem informasi manajemen di
rumah sakit, antara lain:
a. Penggunaan tenaga secara lebih patut (reliable).
b. Penghematan bahan: formulir, obat-obatan, makanan.
c. Perbaikan manajemen.
-
33
d. Perbaikan keuangan: perbaikan biling dan penagihan.
e. iPerbaikan umum: penurunan lama hari rawat, perbaikan jadwal kerja
karyawan mpemanfaatan ruangan/alat lebih optimal.
Pada dasarnya, efektifitas sistem informasi terpadu dapat memberikan
peranan yang meliputi:
1. General (pada umumnya )
a. Reporting (laporan) di semua level management lebih tepat waktu dan
akurat.
b. Minimalisasi proses antar subsistem.
c. Minimalisasi dokumen berjalan.
2. Operational Control (mengontrol secara operasional)
a. Subsistem admission (sub sistem administrasi) memudahkan :
1) Pencarian nomor rekam medis dan pembuatan nomor baru.
2) Status kamar: isi atau kosong terupdate secara langsung pada proses
registrasi, mutasi (pemindahan) dan invoicing. (dokumen yang digunakan
sebagai suatu bukti)
b. Subsistem rekam medis terintegrasi dengan subsistem admission dan invoicing,
nnsehingga :
1) Mencegah duplikasi nomor rekam medis karena hanya satu master pasien.
2) Jumlah pasien lama/baru, jumlah pasien per spesialis, jumlah resep dan
jumlah pasien per business unit serta jumlah tingkat hunian langsung
tercreate.
3) Klasifikasi penyakit (ICD) (merupakan singkatan dari International
Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems dimana
-
34
memuat klasifikasi diagnostik penyakit dengan standar internasional yang
disusun berdasarkan sistem kategori dan dikelompokkan dalam satuan
penyakit menurut kriteria yang telah disepakati pakar internasional.per
pasien menghasilkan laporan morbiditas)
c. Subsistem inventory terintegrasi dengan subsistem invoicing dan purchasing,
nnsehingga :
1) Penambahan dan pengurangan stock terjadi otomatis.
2) Kartu stock dan mutasi stock langsung tercreate tidak ada retype (banyak
tipe transaksi) transaksi.
3) Posisi stock selalu up to date.
4) Klasifikasi slow moving, fast moving dan dead stock dapat dianalisis.
5) Dengan fixed stock (min dan max) dan suatu formula maka dapat dicreate
purchase request ( permintaan pembelian) secara otomatis.
d. Subsistem piutang terintegrasi dengan subsistem invoicing (dokumen yang
mndigunakan sebagai suatu bukti) sehingga :
1) Penambahan dan pelunasan piutang terjadi otomatis.
2) Kartu piutang per pasien atau perusahaan penjamin langsung tercreate
tidak ada retype transaksi (jenis transaksi).
3) Posisi piutang selalu up to date.
4) Total transaksi tagihan dapat dimonitor setiap saat sehingga
memungkinkan untuk meminta tambahan uang muka pasien untuk
memperkecil bad debt (rawat inap).
5) Umur piutang (A/R Aging) (Piutang usaha) sebagai data untuk prediksi
pendapatan ke depan (cash flow).
-
35
e. Subsistem hutang terintegrasi dengan sub sistem purchasing sehingga :
1) Penambahan dan pelunasan hutang terjadi otomatis.
2) Kartu hutang per supplier langsung tercreate tidak ada retype transaksi
3) Posisi hutang selalu up to date.
4) Umur hutang (A/P Aging) (hutang usaha ) sebagai data untuk prediksi
pengeluaran ke
2) depan (cash flow).
f. Subsistem treasury/finance terintegrasi dengan subsistem invoicing, A/R dan
nnA/P, sehingga :
1) Pemasukan dan pengeluaran cash/bank terjadi otomatis.
2) Cash and bank book langsung tercreate tidak ada retype transaksi.
g. Subsistem payroll dan jasa dokter terintegrasi dengan subsistem invoicing,
niinmenghasilkan keluaran:
1) Slip gaji karyawan dan pajak penghasilan.
2) Jasa dokter dan jasa pihak ketiga.
3) Rekapitulasi gaji per departemen dan business unit.
4) Pajak tahunan/SPT form 1721-A1 dan 1721-A.
h.iSubsistem fixed assets terintegrasi dengan subsistem /P menghasilkan
nnkeluaran:
1) Proses depresiasi dilakukan otomatis oleh sistem.
2) Daftar fixed asset (aset tetap) dengan nilai bukunya.
i. Subsistem general ledger merupakan muara semua subsistem menghasilkan
mnkeluaran:
1) Financial statement (Laporan keuangan)
-
36
2) Relatif hampir tidak ada proses retype journal.
3. Management control
a. Time-efficient and cost-effective (Hemat waktu dan hemat biaya.)
b. Gross profit per business unit ( Laba kotor per unit bisnis)
c. Pricing strategy ( Strategi penetapan harga)
d. Cash flow ( Arus kas)
4. Strategic Planning (Perencanaan strategis)
Memberikan gambaran kinerja intenal untuk mendukung proses evaluasi
dengan lingkungan luar organisasi untuk penetapan kebijakan dan strategi ke
depan. Dengan demikian, sistem informasi dapat digunakan sebagai sarana
strategis untuk memberikan pelayanan luas yang berorientasi kepada kepuasan
pelanggan. Pelanggan rumah sakit sendiri bukan hanya pasien saja. Pelanggan
rumah sakit dapat berupa pelanggan internal dan juga eksternal. Pelanggan
internal adalah pemilik, pemimpin dan seluruh karyawan rumah sakit itu
sendiri. Sementara, pelanggan eksternal dapat mulai dari pasien, keluarganya,
rekanan pemasok dan juga masyarakat luas. Sistem informasi rumah sakit
sangat berperan dalam memadukan berbagai kepentingan dari berbagai
pelanggan rumah sakit. Sistem informasi manajemen dalam rumah sakit
diharapkan dapat berfungsi memadukan kepentingan pelanggan dalam derap
bersama mencapai visi dan misi rumah sakit. Informasi yang dihasilkan sistem
informasi manajemen dalam rumah sakit merupakan sarana potensial untuk
memberdayakan pelanggan internal dan eksternal suatu rumah sakit (34).
-
37
Sistem informasi yang dibutuhkan manajemen rumah sakit adalah:
1. Sistem informasi akuntansi keuangan
2. Sistem informasi alat dan bahan/inventori (Farmasi, Laboratorium,
Radiologi,
3. OK, ICU, Psikhoterapi, Ruangan, Umum, Laundry, Katering)
4. Sistem informasi asset
5. Sistem informasi admition
6. Sistem informasi medical record (rekam medis)
7. Sistem informasi sumber daya manusia
8. Sistem informasi pemasaran
9. Sistem informasi executive
Subsistem-subsistem tersebut harus saling berhubungan satu sama lain dan
bekerja sama secara harmonis, sehingga terintegrasi membentuk satu sistem
informasi manajemen di rumah sakit. Masing-masing subsistem tersebut memiliki
komponen perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia
(brainware), prosedur (procedure), basis data (database) dan jaringan komunikasi
(comunication network). Antara komponen-komponen ini ada hubungan saling
mempengaruhi sehingga harus terintegrasi secara harmonis pula (36).
Pengembangan sistem informasi manajemen di rumah sakit dapat dilakukan
dengan cara membeli jadi, membuat sendiri, atau membuat dibantu pihak lain
(outsourcing). Cara manapun yang dipilih, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi pemasok:
-
38
1. Efektifitas, yaitu kemampuannya untuk menyediakan sistem yang sesuai
kebutuhan rumah sakit.
2. Produk komparatif, yaitu variabilitas produk yang luas.
3. Kompatibilitas, yaitu kemampuannya untuk dihubungkan dengan sistem
lain.
4. Kemampuan pemeliharaan sehingga sistem dapat terus berjalan baik.
5. Harga yang wajar dan bersaing.
Sistem informasi yang diperlukan harus dapat dipercaya, dapat
meningkatkan informasi manajemen secara baik, tidak terlalu meningkatkan
biaya serta cukup fleksibel terhadap bentuk pelayanan baru dan peningkatan
jumlah pelayan yang berarti (5).
Rowland dan Rowland dalam buku Hospital Administration Handbook
seperti yang dikutip oleh Tjandra Yoga Aditama, menyatakan bahwa tahap
pertama dalam menentukan kebutuhan dan bentuk sistem informasi manajemen
di rumah sakit adalah dengan membentuk semacam komite/kepanitiaan khusus.
Komite ini kemudian perlu melakukan lima tahapan kegiatan:
1. Menentukan tujuan organisasi rumah sakit dan kaitannya terhadap sistem
informasi yang diperlukan.
2. Menentukan berbagai kebutuhan informasi yang dibutuhkan untuk berbagai
jenjang kepegawaian.
3. Menentukan keadaan sistem informasi yang kini berjalan.
4. Menentukan sistem informasi yang akan dipakai.
5. Mengembangkan sistem yang ada dan melihat hubungannya dengan
perkembangan rumah sakit.
-
39
Greer dan Howard dalam tulisan Management Decision Support Systems
for a Medical Group Practice (Sistem Pendukung Keputusan untuk Praktek Grup
Medis ) menyarankan sistem informasi manajemen dengan lima subsistem yaitu:
1. Registration-billing system. Sistem biling pendaftaran
2. Financial control system. Sistem kontrol keuangan.
3. Time management system. Sistem manajemen waktu
4. Medical record tracking system. Sistem pelacakan rekam medis
5. External data data gathering system. Sistem pengumpulan data data eksternal
Agar sistem informasi manajemen di rumah sakit berhasil maka selain
pihak internal perlu pula mempertimbangkan pihak eksternal. Dengan demikian,
sistem informasi manajemen di rumah sakit harus mengakomodasi para
stakeholders-nya. Pauloudi dalam penelitian Information Technology for
Collaborative Advantage in Healthcare Revisited mengunakan stakeholder
analysis, dengan stakeholders yang mencakup:
1. National Health Service executive. Eksekutif Layanan Kesehatan Nasional
2. Doctors.
3. Hospitals.
4. Health agencies.
5. Local communication management groups. Grup manajemen komunikasi lokal.
6. The Prescription Pricing Authority. Otoritas Penentuan Harga Resep.
7. Patients. Pasien
8. The Data Protection Registrar. Registrar Perlindungan Data.
9. Insurance and pharmaceutical companies. Perusahaan asuransi dan farmasi.
-
40
10. Suppliers of computer systems and telecomunication services. Pemasok sistem
komputer dan layanan telekomunikasi
11. Consultants on computing and security issues. Pemasok sistem komputer dan
layanan telekomunikasi. Konsultan pada masalah komputasi dan keamanan.
Pengelolaan data yang sangat besar baik berupa data medis pasien
(medical record) maupun data administrasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit
mengakibatkan beberapa hambatan / kendala, antara lain:
1. Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi
data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi
lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.
2. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data
tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi
3. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan
terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari
unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data
(efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan sesuka perawat/dokter sehinga
dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan
kondisi saat itu, misal yang berobat adalah saudaranya maka dengan seenaknya
dokter/perawat memberikan diskon tanpa melalu prosedur yang tepat, sehingga
menimbulkan kerugian pada pihak rumah sakit.
4. Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus
direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang
dapat dipercaya kebenarannya.
-
41
Untuk mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit, keberadaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
sangat dibutuhkan, sebagai salah satu langkah strategis dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis. Rumah Sakit sebagai
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat sudah seharusnya menerapkan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit untuk mendukung proses pelayanan.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat
SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi
Kesehatan. Adapun keberadaan SIMRS sendiri telah diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No 82 Tahun 2013. Pengaturan SIMRS ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan
pelayanan Rumah Sakit.
2.3. Standar SIMRS Pada Rumah Sakit Kelas B
Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas.
Direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di setiap ibukota propinsi (provincial
-
42
hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah
sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga diklasifikasikan sebagai rumah
sakit tipe B. Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur, Pemilik, dan Pengelola Rumah
sakit kelas B memiliki 400-1000 tempat tidur. Kelas B II mempunyai fasilitas dan
kemapuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub-spesialistik terbatas. Kelas B
I mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik sekurang-
kurangnya 11 jenis spesialistik (36).
Dalam menjalankan fungsi pembinaan upaya kesehatan, direktorat jendral
yang menyelenggarakan urusan dibidang upaya kesehatan kementrian kesehatan
yang membutuhkan informasi yang handal, tepat, cepat dan terbaru (up to date)
untuk mengdukung proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan
secara merata. Sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelanggarakan upaya kesehatan, rumah sakit sering mengalami kesulitan
dalam pengelolaan informasi melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan
teknologi informasi melalui penggunaan sistem sistem informasi berbasis
computer. Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi telah melahirkan
perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, beebangsa dan bernegara. Dalam
kaiatan ini, peran dan fungsi pelayanan darta dan informasi dilaksanaakan oleh
runah sakit sebagai salah satu unit kerjan pengelolaan data dan informasi dituntut
untuk mampu melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan.
Sistem informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan
informasi dengan lebig produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akura, terpadu,
aman dan efisien, khusunya membantu dalam melancarkan dan mempermudah
pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan kesehatan
-
43
khususnya dalam bidang penyelenggaraan rumah sakit d Indonesia. Banyak
rumah sakit yang berupaya untuk membangun dan mengembangkan sistem
informasi, namun sebagian mengalami kegagalan, dan sebagaian rumah sakit
memilih untuk melakukan kerja sama operasional dengan biaya relative besar yag
pada akhirnya ikut membebani biaya kesehatan bagi pasien/masyarakat.
Berdasarakan hal tersebut diatas, direktorat jenderal yang
menyelenggarakan urusan di bidang upaya kesehatan kementrian kesehatan
memandang perkunya membangun kerangka acuan kerja dan perangkat lunak
aplikasi sistem informasi rumah sakit yang bersifat sumber terbuka umum untuk
rumah sakit. Dengan adanya software aplikasi sistem manajemen rumah sakit
(SIMRS) diharapkan rumah sakit dapat menggunakan, mengembangkan,
mengimplentasi dan memelihara sendiri. Sehingga akan terdapat keseragaman
data yang dikirim.
Setiap rumah sakit memiliki prosedur yang unik (berbeda satu dengan
lainnya), tetapi secara unum memiliki prosedur pelayanan terintegrasi yang sama
yaitu pendaftaran, proses rawat (jalan dan inap) dan proses pulang. Data yang
dimasukkan pada proses awal akan digunakan pada proses rawat dan pulang.
Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat
layanan dan tindakan dari unit unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi,
bedah dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter (misalnya
berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat. Jadi
petugas kesehatan sebagai SDM inti pada rumah sakit (11).
-
44
Rawat jalan
Rawat inap
Registrasi IGD Kas
Farmasi
Pasien Laboratorium
Radiologi Biaya
pengeluaran
Rekam medis
Fisiotrapi Instalasi gizi
Kamar operasi
Gambar 2.1 Matrik standar SIMRS tipe B
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa SIMRS yang berjalan di
rumah sakit harus saling berkaitan untuk mendapatkan data yang akurat. Akan
tetapi yang terjadi di RSUD dr.Fauziah Bireuen, SIMRS hanya berlaku pada
loket pendaftaran /register dan laboratorium. Oleh karena itu, untuk mendukung
pelayanan tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang disyaratkan
adalah meningkatkan unjuk kerja yang memudahkan untuk melakukan
manajemen lalu lintas pada jaringan komputer seperti segmen jaringan dan
memiliki jalur fiber optic yang memperkuat kinerja jaringan. Adapun keamanan
SIMRS adalah keamanan jaringan untuk mencegah penyalahgunaan sumber daya
yang tidak sah yang perlu dikontrol oleh petugas keamanan/ administrator
jaringan, informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki
wewenang, informasi hanya dapat
top related