analisis komparasi pendapatan usahatani padi,...
Post on 02-May-2019
248 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI
PADI, JAGUNG, KEDELAI DI KECAMATAN
KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI
PINI AULIA SIREGAR
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI
PADI, JAGUNG, KEDELAI DI KECAMATAN
KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI
Pini Aulia Siregar 1)
Yusma Damayanti 2)
dan Saidin Nainggolan 2)
Jurnal
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI
PADI, JAGUNG, KEDELAI DI KECAMATAN
KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI
PINI AULIA SIREGAR
D1B013052
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Yusma Damayanti M.Si. Dr.Ir.Saidin Nainggolan M.Si
NIP. 196603091991032001 NIP. 196412011986031004
Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Ir. Emy Kernalis, M.P. NIP. 195905201986032002
1
Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Padi, Jagung, Kedelai Di kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
Pini Aulia Siregar 1) Yusma Damayanti 2) Saidin Nainggolan 2)
1)Alumni Jurusan Agribisnis Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unja 2)Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja
Email : Piniauliasrg@gmail.com ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis komparasi pendapatan
usahatani pajale (padi, jagung dan kedelai) di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
Untuk menjawab tujuan tersebut penelitian ini menggunakan data primer sebanyak 56 petani
padi sawah, jagung dan kedelai yang diambil secara sengaja (purposive) dengan petimbangan
bahwa di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi terdapat petani yang berusahatani pajale
(padi sawah, jagung dan kedelai). Metode pengambilan sampel menggunakan dalam penelitian
ini adalah dengan Simple Random Sampling (Acak Sederhana). Analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk
menggambarkan secara umum usahatani padi sawah, jagung dan kedelai. Analisis kuantitatif
digunakan untuk menjawab permasalahan dan tujuan kedua tentang besarnya biaya-biaya,
pendapatan, dan jumlah penerimaan yang diperoleh petani padi sawah, jagung dan kedelai. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan petani dari tiga cabang usahatani yang
tertinggi pendapatannya adalah pada usahatani tanaman jagung, kemudian adalah tanaman padi
padi sawah, dan pendapatan yang terendah adalah pada usahatani kedelai. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya biaya, pendapatan dan penerimaan pada usahatani padi sawah,
jagung dan kedelai adalah faktor produksi lahan, tenaga kerja, penggunaan benih, penggunaan
pupuk, obat-obatan. Hal ini membuktikan bahwa tinggi rendahnya pendapatan usahatani padi
sawah, jagung dan kedelai di daerah penelitian dipengaruhi oleh 5 faktor diatas, perbedaan dari
biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani dari mulai penggunaan lahan, tenaga kerja,
benih, pupuk dan obat-obatan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani
sehingga besarnya biaya yang dikeluarkan akan mempengaruhi penerimaan dan pendapatan
yang diperoleh oleh petani padi sawah, jagung dan kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa
pendapatan usahatani tanaman jagung adalah yang tertinggi, kemudian pendapatan usahatani
padi sawah, dan pendapatan yang terendah adalah usahatani tanaman kedelai.
Kata kunci : Komparasi , Pendapatan, Usahatani.
2
ABSTRACT
This research was conducter with the aim to analyze the compation of pajale farming (
rice, corn, dan soybean). In Kumpeh district Muaro Jambi. To Answer that purpose of this
research using primary data as muach as 56 paddy rice farmers, corn, and soybbeans are
delibetaraly diombio (purposive) with consideration that in Kumpeh district Muaro Jambi there
were farmers who worked pajele (rice, corn, soybean). Sampling method in this reserach using
Simple Random Sampling (Acak Sederhana). Data analysis used descriptive and quantitative
analysis. Deskriptive analysis is analysis was used to descripe generally paddy rice farmers, corn
and soybeand. Quantitative analysis was used to unswer the problem and second objective of the
amount of costs, income, and the amount of revenue aerned by rice farmers, corn, and soybeans.
The result of the research showed that the income level of farmers form the highhest brench of
farming income is corn crop farming, than the rice on soybean farming. Factor offecting high cost,
income and income on rice farming, corn and soybean are factors of land, production, labor, seed
use, fertilizer used, medicines. It was prove that high income of lowland rice, corn and soybean
farming in this research area is affected by 5 factors above, ehe difference in farming activities
from land use, labor, seeds, fertilizer and medicines affect the cost incurred in farming activities
so that the amount of cost incurred will effect the income and income corned by paddy, corn and
soybeand farmers. It showed that the income of corn farming is the highest then the income of
rice farming, and the lowest is the soybean, crop farming.
Keyword : Comparation, Income, Farming.
3
PENDAHULUAN
Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu bagian dri sektor pertanian. sektor
pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian maupun terhadap
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah
penduduk yang berarti kebutuhan tanaman pangan juga akan semakin meningkat (Srirande,
2012). Kebutuhan masyarakat akan pangan akan terus meningkat dengan jumlah, keberagaman
mutunya, seiring dengan perkembangan populasi kualitas hidup masyarakat. Jumlah penduduk
Indonesia yang cukup besar, membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup besar pula, yang
tentunya akan memerlukan upaya dan sumberdaya yang besar untuk memenuhinya (Kurniawan,
2004). Padi, jagung dan kedelai merupakan tanaman pangan sebagai sumber makanan pokok
sebagian penduduk Indonesia.
Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan oleh
petani Indonesia. Asri Nur (2005) mengemukakan bahwa kebutuhan akan beras di Indonesia akan
terus meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
kesadaran masyarakat terhadap menu gizi. Jagung juga merupakan tanaman penting kedua
setelah padi mengingat fungsinya yang multiguna, dan prospek yang cukup cerah apabila dikelola
secara intensif dan komesial dan berpola dasar sistem agribisnis. Peran jagung memberikan andil
besar terhadap ketahanan pangan dan perekonomian penduduk Indonesia (Dirjen Tanaman
Pangan, 2012). Kedelai merupakan tanaman pangan yang menjadi sorotan karena memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi untuk peningkatan gizi masyarakat. Kandungan gizi yang
semakin tinggi mengaibatkan peningkatan permintaan dari masyarakat. Sebagian besar kedelai
diolah masyarat menjadi tempe, tahu, kecap, tauco dan keripik.
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu daerah yang dengan
produktivitas padi sawah, jagung dan kedelai yang cukup tinggi sehingga dapat memberikan
peningkatan pada pendapatan petani. Tanaman padi sawah, jagung dan kedelai sebagai
usahatani yang pengusahaannya dilakukan secara intensif oleh petani untuk mendapatkan hasil
yang optimal. Dalam saatu kegiatan usahatani ada 4 faktor yang menentukan besar kecilnya
produksi yaitu: lahan, modal, tenaga kerja, pengelolaan (Manajemen). Keempat faktor tersebut
memiliki peran yang berkaitan satu sama lain untuk mencapai produksi yang optimal. Peranan
faktor produksi tidak dilihat dari segi macam dalam waktu yang tepat, akan tetapi juga ditinjau
dari besarnya pengaruh penggunaan faktor produksi tersebut. Pengelolaan usahatani yang
memperhatikan penggunaan faktor produksi memberikan tingkat produksi yang memuaskan
(Tasman dan Aima dalam Ramaita, 2012). Bermacam- macam faktor yang mempengaruhi
pendapatan usahatani. beberapa faktor diantaranya masih dapat diubah dalam batas
kemampuan petani, tetapi ada faktor yang tidak dapat diubah oleh petani, seperti iklim dan jenis
tanah yang berpengaruh terhadap hasil produksi serta harga yang berpengaruh terhadap
penjualan hasil produksi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pendapatan dan perbaikannya
masih ada dalam batasan kemampuan petani adalah luas lahan usahatani (Soeharjo dan Dahlan
Patong, 1973). Terdapat perbedaan penggunaan faktor poduksi ushatani padi sawah, jagung dan
kedelai. Perbedaan ini dapat berpengaruh terhadap besarnya pendapatan dan kinerja usahatani
yang juga akan berbeda apabila terjadi perbedaan penggunaan faktor produksi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis komparasi pendapatan usahatani pajale (Padi, jagung
dan kedelai) di Kecamatan Kumpeh kabupaten Muaro Jambi.
4
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi. Pemilihan lokasi
secara sengaja (purposive) dengan mempertimbngkan bahwa di Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi terdapat petani yang berusahatani pajale (padi sawah, jagung dan kedelai). Ukuran
sampel ditarik sebanyak 56 petani padi sawah, jagung dan kedelai. Metode pengambilan sampel
menggunakan dalam penelitian ini adalah dengan Simple Random Sampling (Acak Sederhana)
(Sugiyono, 2014). Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis
deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan secara umum usahatani padi
sawah, jagung dan kedelai. Analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab permasalahan dan
tujuan kedua tentang besarnya biaya-biaya, pendapatan, dan jumlah penerimaan yang diperoleh
petani padi sawah, jagung dan kedelai. Pendapatan usahatani, jumlah penerimaan dan total
biaya ditentukan dengan formula sebagai barikut :
Pd = TR – TC
Pd : Pendapatan usahatani (Rp/Tahun)
TR : Total Penerimaan usahatani (Rp/Tahun)
TC : Total Biaya Usahatani (Rp/Tahun)
TC = FC + VC
TC : Total Biaya Usahatani (Rp)
FC : Biaya Tetap (fixed cost)
VC : Biaya Variabel (Variabel cost)
Pengujian hipotesis untuk menilai rata-rata antara pendapatan petani padi sawah,
jagung dan kedelai berbeda nyata atau tidak. Maka analisis perbandingan pendapatan usahatani
menggunakan rumus Uji t statistik sebagai berikut:
t = | |
√( )
( )
√
t = | |
√( )
( )
√
t = | |
√( )
( )
√
Dimana , kaidah pengambilan keputusan adalah :
1. Jika ≤ (α ; db = n1 + n2 -2 = terima Ho 2. Jika > (α ; db = n1 + n2 -2 = tolak Ho
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakn
tanaman padi sawah, jagung dan kedelai. Petani responden di daerah penelitian rata-rata berada
pada usia 48-53 tahun dengan tingkat pendidikan SD/ sederajat dan pengalaman berusahtani
rata-rata 8-11 tahun. luas lahan rata-rata 1-2 hektar serta jumlah tanggungan petani rata-rata
adalah 3-4 orang.
Umur Petani
Umur petani merupakan salah satu faktor penentu intern yang penting karena
berpengaruh kepada kemampuan fisik petani dalam suatu pekerjaanya. Secara umum dapat
dikatakan bahwa seseorang yang berumur muda dan seht jasmani maupun rohani akan
mempengaruhi fisik yang lebih tinggi dan lebih banyak melakukan aktivitas. Untuk melihat
ditribusi petani sampel berdasarkan umur di daerah penelitin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Petani Berdasarkan kelompok Umur di Daerah Penelitian
No Umur (Tahun)
Petani Sampel
Frekuensi Persentase %
1. 30 – 35 10 22.00 2. 36 – 41 15 23.25 3. 42 – 47 9 17.50 4. 48 – 53 12 22.25 5. 54 – 59 7 11.25 6. 60 – 65 3 3.75
Jumlah 56 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden di daerah penelitian
tergolong pada kelompok umur 36- 41 tahun dengan persentase 23,25 persen dan sebagian kecil
reponden tergolong pada kelompok umur 60-65 tahun dengan persentase 3,75 persen. Menurut
Soeharjo dan Patong dalam Amhiko (2015), mengatakan bahwa usia produktif adalah mereka
yang bekerja pada umur 15-55 tahun, dimaa pada usia tersebut seseorang memiliki kemampuan
fisik yang baik dan produktif untuk mengelola usahataninya. Keadaan ini menunjukkan bahwa di
daerah penelitian jumlah umur petani yang produktif cukup tinggi.
Pendidikan
Pendidikan menunjukkan tingkat pengetahuan, wawasan, pola pikir, dan perilaku
seseorang. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin tinggi
kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Hal ini sejalan
dengan pendapat Hernanto (1996), bahwa tingkat pendidikan petani akan mempengaruhi cara
berpikir, memerima dan mencoba hal baru. Tingkat pendidikan juga akan berpengaruh terhadap
kecerdasan, dalam hal menerima sesuatu yang baru atau penemuan baru. Pendidikan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani
responden. Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan petani responden di daerah penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
6
Tabel 2. Distribusi Petani Sampel Berdasakan Tingkat Pendidikan di Daerah Penelitian Tahun
2016.
Pendidikan Petani Sampel Petani Sampel
Frekuensi Persentase %
1. Putus Sekolah 3 6.67 2. SD 27 45.25 3. SLTP/ Sederajat 13 23,83 4. SLTA/ Sederajat 13 23,83
Jumlah 56 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar petani respoenden di daerah penelitian
tergolong pada tingkat pendidikan SD/ Sederajat dengan jumlah 27 orang dengan persentase
45,25 persen dan sebagian kecil responden tergolong pada tingkat pendidikan SMA/ Sederajat
adalah sebanyak 13 orang 23,83 persen.
Luas lahan yang dimiliki
Luas lahan secaa fisik tidak langsung mempengaruhi tingkat penerimaan petani
dikarenakan luas lahan sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi. Untuk lebih jelas lahan
yang dimiliki responden dapat diliat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Luas Lahan Petani Sampel pada Daerah Penelitian
Tahun 2016.
Luas Lahan (Ha) Jumlah Petani
Frekuensi (KK) Persentase (%)
0,5 – 1,0 36 68
1,5 – 2.0 20 32
Jumlah 56 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden di daerah penelitian memiliki luas lahan 0,5 – 1,0 ha dengan persentase 68 persen dan sebagia kecIl respoenden memiliki luas lahan 1.5- 2.0 ha dengan persentase sebesar 32 persen. Hernanto (1996), mengatakan lua lahan usahatani yag sempit, akan membatasi petani berbuat pada rencana yang lebih panjang. Dengan demikian luas lahan yang banyak dan lahan tersebut dikelola dengan baik maka petani akan memperoleh hasil yang tingi. Total Biaya
Total biaya adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan petani sampel di daerah
penelitian dalam mengelola usahatani padi sawah, jagung dan kedelai selama satu tahun atau
total biaya adalah penjumlahan antara biaya tetap da biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi dan besar kecilnya tidak tergantung
pada besar kecilnya produksi, yaitu adalah sewa lahan, penyusutan alat, dan alat-alat pertanian,
dan lainya. Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah, habis dalam satu kali pakai dan besar
kecilnya biaya tergantung pada biaya skala produksi, yaitu : biaya benih, biaya pupuk, biaya obat-
obatan, biaya tenaga kerja dalam dan luar keluarga.
Tabel 5. Rata-Rata Biaya Pada Usahatani Tanaman Padi Sawah Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi di Daerah Penelitian Tahun 2016.
Uraian Biaya (Rp/Ha)
Diperhitungkan Dibayarkan
1. Biaya Tetap
a. Penyusutan Alat 246.865
2. Biaya Variabel
7
a. Pupuk 895.390
b. Herbisida 516.666
c. Insektisida 281.890
d. TK. Dalam Keluarga 1.211.724
e. TK. Luar Keluarga 1.365.402
Total Biaya 1.458.589 3.059.348
Tabel 5. menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang diperhitungkan pada usahatani padi
sawah adalah sebesar Rp. 1.458.580, yang terdiri atas biaya penyusutan alat dan biaya tenaga
kerja dalam keluarga, dan rata-rata biaya yang dibayarkan pada usahatani padi sawah adalah
sebesar Rp. 3.059.355, biaya yang dibayarkan berasal dari biaya pupuk, herbisida, insektisida,
tenaga kerja luar keluarga. Selain itu terlihat pada tabel 6 diatas bahwa biaya yang dibayarkan
lebih besar jumlah rata-ratanya dibandingkan dengan biaya yang diperhitungkan oleh petani padi
sawah.
Tabel 6. Rata-rata Biaya Pada usahatani tanaman Jagung Di Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi di daerah penelitian tahun 2016.
Uraian Biaya (Rp/Ha)
Diperhitungkan Dibayarkan
1. Biaya Tetap
a. Penyusutan Alat 243.210
2. Biaya Variabel
b. Pupuk 852.561
c. Herbisida 374.820
d. Insektisida 226.028
e. TK. Dalam Keluarga 1.406.292
f. TK. Luar Keluarga 1.503.033
Total Biaya 1.649.502 2.956.442
Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang diperhitungkan pada usahatani jagung
adalah sebesar Rp.1.649.502, yang terdiri atas biaya penyusutan alat dan biaya tenaga kerja
dalam keluarga, dan rata-rata biaya yang dibayarkan pada usahatani jagung adalah sebesar
Rp.2.956.442, biaya yang dibayarkan berasal dari biaya pupuk, herbisida, insektisida, tenaga kerja
luar keluarga. Selain itu terlihat pada tabel diatas bahwa biaya yang dibayarkan lebih besar
jumlah rata-ratanya dibandingkan dengan biaya yang diperhitungkan oleh petani jagung.
Tabel 7. Rata-Rata Biaya Pada Usahatani Tanaman Kedelai di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi di Daerah Penelitian Tahun 2016.
Uraian Biaya (Rp/Ha)
Diperhitungkan Dibayarkan
1. Biaya Tetap
a. Penyusutan Alat 243.129
b. Biaya Variabel
a. Pupuk 859.692
b. Herbisida 385.265
c. Insektisida 251.851
d. TK. Dalam Keluarga 1.440.000
e. TK. Luar Keluarga 1.073.846
Total Biaya 1.683.129 2.570.654
8
Tabel 7 menunjukkan bahwa a rata-rata biaya yang diperhitungkan pada usahatani
kedelai adalah sebesar Rp. 1.683.129, yang terdiri atas biaya penyusutan alat dan biaya tenaga
kerja dalam keluarga, dan rata-rata biaya yang dibayarkan pada usahatani padi sawah adalah
sebesar Rp. 2.570.654, biaya yang dibayarkan berasal dari biaya pupuk, herbisida, insektisida,
tenaga kerja luar keluarga. Selain itu terlihat pada tabel diatas bahwa biaya yang dibayarkan lebih
besar jumlah rata-ratanya dibandingkan dengan biaya yang diperhitungkan oleh petani kedelai.
Penerimaan Usahatani
Penerimaan merupakan salah satu komponen yang menentukan tingkat pendepatan.
Penerimaan usahatani diperoleh melalui pengalian antara total produksi dengan harga jual per
satuan produksi. Produksi yang dihasilkan oleh petani padi sawah, jagung dan kedelai kemudian
akan langsung dijual ke pasaran. Penerimaan usahatani padi sawah, jagung dan kedelai pada
penelitian ini diperoleh dari produksi padi sawah, jagung dan kedelai yang dihasilkan oleh petani,
kemudian dikalikan dengan harga padi sawah, jagung dan kedelai yang berlaku pada saat ini
dalam satuan rupiah/kilogram.
Tabel 8. Rata-rata Penerimaan Usahatani Padi, Jagung dan kedelai di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2017
No Uraian Jumlah
Padi Sawah Jagung kedelai
1. Jumlah Produksi(Kg) 3.389 5.104 1.162
2. Harga (Rp) 4.500 4.400 8.500
3. Penerimaan (Rp) 9.817.241,3 14.129.438,2 6.300.274,7
Tabel 8 menunjukkan bahwa penerimaan usahatani petani padi sawah, jagung dan
kedelai di daerah penelitian bervariasi. Jumlah produksi padi sawah sebsar 3.389 kg dengan
harga Rp. 4.500 petani padi sawah akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 9.817.241,3,
jumlah produksi jagung sebesar 5.104 kg dengan harga jual Rp. 4.500 akan menghasilkan
penerimaan di petani sebesar Rp. 14.129.438,2, begitu juga dengan tanaman kedelai dengan
jumlah produksi sebesar 1.162 harga kedelai Rp. 8.500, menghasilkan penerimaan sebesar Rp.
6.300.274,7.
Pendapatan Usahatani Padi Sawah, Jagung dan Kedelai
`Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan oleh petani.
Dalam menghitung besarya pendapatan, biaya sewa lahan dan biaya tenaga kerja dalam keluarga
tidak masuk didalam biaya. Keberhasilan dari suatu usahatani dapat dilihat dari pendapatan
bersih yan diperoleh oleh petani dari penggunaan faktor-faktor produksi, pengelolaan dan modal
yang digunakan.
Pendapatan usahatani yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah pendapatan total
dan pendapatan tunai yang diterima petani. Pendapatan tunai adalah pendapatan yang diperoleh
dari selisih antara pendapatan kotor/penerimaan dan biaya yang dibayarkan (tunai). Sedangkan
pendapatan total adalah pendapatan yang diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya
yang dibayarkan (tunai) dan biaya yang tidak dibayarkan (diperhitungkan). Biaya yang dibayarkan
meliputi biaya pupuk, obat-obatan, tenaga kerja luar (upahan). Sedangkan yang termasuk biaya
yang tidak dibayarkan (diperhitungkan) adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian dan tenaga
kerja dalam keluarga.
9
Tabel 9. Rekapitulasi Pendapatan Petani Sampel Pada Usahatani Padi Sawah, Jagung dan
Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2016.
No Uraian Besaran
(Rp/Ha)
(padi sawah)
Besaran
(Rp/Ha )
(jagung)
Besaran
(Rp/Ha)
(krdelai)
1 Biaya produksi
Penyusutan Alat 246.865 243.210 243.129
Pupuk 895.390 903.309 859.692
TK. Dalam Keluarga 1.211.724 1.406.292 1.440.000
TK Luar Keluarga 1.365.402 1.480.561 1.073.846
Herbisida 516.673 374.820 385.262
Insektisida 281.890 226.028 251.851,64
3 Biaya yang
dibayarkan
3.047802 2.984.718 2.570.654
4 Biaya yang di
perhitungkan
1.458.589 1.649.502 1.683.129
5 Total Produksi 3.389 5.104 1.162
5 Harga 4.500 4.400 8.500
6 Penerimaan 9.817.241,3
14.129.438,2 6.300.274
7 Pendapatan 3.191.724,8 4.304.724 836,779
Tabel 9 menunjukkan bahwa total penerimaan petani dari usahataninya padi sawah yaitu
sebesar Rp. 9.817.241,37 perhektarnya dengan total produksi sebesar 3.389 perhektarnya maka
diperoleh pendapatan petani padi sawah sebesar Rp 3.191.724,8. Total penerimaan petani
jagung yaitu sebesar Rp. 14.129.438,2 perhektar, dengan produksi sebesar 5.104 maka diperoleh
pendapatan sebesar Rp. 4.304.724, begitu juga dengan total peneriman tanaman kedelai adalah
sebesar Rp. 6.300.274 perheketarnya dengan total produksi sebesar 1.162, maka diperolah dan
pendapatan petani kedelai adalah sebesar Rp. 836,779.
Tabel 10. Perbandingan Penggunaan Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah, Jagung dan Kedelai di Kecamatan Kumpeh Tahun 2016.
No Produk Total Biaya
(Rp/Ha)
Total
Penerimaan
(Rp/Ha)
Total
Pendapatan
(Rp/Ha)
R/C
1. Padi Sawah 5.995.448 9.817.241,3 3.191.724,8 1.53
2. Jagung 9.824.710,6 14.129.438,2 4.304.724,6 1.43
3. Kedelai 5.436.494,5 6.300.274,7 836.779,7 1.15
Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan total biaya diantara
ketiga jenis usahatani dengan total biaya berturut-turut terbesar pada usahatani padi sawah,
jagung dan kedelai. Total penerimaan juga berbeda terbesar diperoleh petani dari usahatani padi
sawah, jagung dan kedelai. Perbedaan ini dapat terjadi karena perbedaan tingkat produktivitas
usahatani dan harga. Total pendapatan usahatani juga berbeda untuk ketiga jenis komoditas
terbesar pada usahatani kedelai. Dari aspek efisiensi ekonomis diperoleh bahwa R/C komoditas
padi sawah sebesar R/C = 1,53. Hal ini berarti setiap pengorbanan biaya usahatani sebesar Rp.1
akan dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 153.000. Urutan kedua adalah R/C usahatani
10
jagung yaitu sebesar R/C = 1.43,hal ini berarti setiap pengorbanan biaya usahatani sebesar Rp 1
maka akan dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp.143.000. Sedangkan efisiensi usahatani
kedelai adalah R/C yaitu sebesar R/C = 1.15, ini berarti setiap pengorbanan biaya usahatani
sebesar Rp 1 akan dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 115.000. Perbedaan pendapatan
usahatani terjadi karena ada perbedaan pengeluaran biaya, harga output dan besarnya
produktivitas usahatani. cabang usahatani dapat mengakibatkan perbedaan pendapatan bersih
untuk persatuan luas lahan dan per petani.
Hasil Uji Beda Rata-Rata Usahatani Padi Sawah, Jagung dan Kedelai.
Analisis uji beda dua rata-rata adalah membandingkan nilai rata-rata beserta selang
kepercayaan tertentu dari dua populasi atau lebih. Dalam penelitian ini digunakan uji t-test utuk
mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan (kesamaan) antara pendapatan usahatani padi
sawah, jagung dan kedelai. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan pendapatan petani padi
sawah, jagung dan kedelai, maka dilakukan pengujian analisis t-test. Hasil uji t-test menunjukkan
terdapat perbedaan yang nyata antara besarnya pendapatan bersih usahatani Kedelai dengan
usahatani jagung. Hal ini berarti ada kecenderungan yang sangat nyata bahwa usahatani kedelai
lebih menguntungkan dari usahatani jagung dan padi sawah. Hal ini terlihat dimana R/C tanaman
kedelai sebesar 1.15, tanaman jagung R/C sebesar 1.43 dan usahatani tanaman padi sawah
adalah sebesar 1.53.
Terdapat perbedaan pengggunaan faktor produksi usahatani padi sawah, jagung dan
kedelai. Perbedaan ini dapat berpengaruh terhadap besarnya pendapatan kinerja usahatani padi
sawah, jagung dan kedelai akan berbeda apabila perbedaan dalam penggunaan faktor produksi.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara besarnya pendapatan
bersih usahatani padi sawah dengan usahatani jagung. Hal ini berarati ada kecederungan yang
sangat nyata bahwa usahatani jagung lebih menguntungkan dari usahatani padi sawah, dan
usahatani kedelai lebih menguntungkan dibadingkan dari usahatani jagung dan padi sawah.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa, 1) Terdapat perbedaan jumlah besaran biaya produksi
dan pendapatan dari ketiga komoditi padi sawah, jagung dan kedelai. Dimana dapat disimpulkan
bahwa usahatani tanaman jagung lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani
tanaman kedelai dan tanaman padi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam penggunaan lahan,
penggunaan benih, pupuk, obat-obatan dan sarana produksi yang bervariasi. 2). Adanya terdapat
perbedaan pendapatan antara usahatani padi sawah dan usahatani tanaman jagung.
Pendapatan usahatani padi sawah adalah sebesar Rp.3.191.724,8 sedangkan pendapatan
usahatani tanaman jagung adalah sebesar Rp. 4.304.724, Pendapatan usahatani tanaman jagung
lebih menunguntungkan dibandingkan dengan pendapatan usahatani padi sawah. Perbedaan
harga dan tingkat produksi juga menyebabkan perbedaan penerimaan kedua jenis komoditas
yaitu padi sawah dan jagung. Tingkat pendapatan diantara kedua jenis komoditas juga
menunjukkan perbedaan yang signifikan. 3) Adanya terdapat perbedaan pendapatan dan biaya
produksi antara usahatani padi dan kedelai didaerah penelitian. Pendapatan usahatani tanaman
padi sawah adalah sebesar Rp. 3.191.498,5 dan usahatani tanaman kedelai adalah sebesar Rp.
836.779,7 Usahatani tanaman padi sawah menerima pendapatan yang lebih besar dibandingkan
dengan usahatani tanaman kedelai. Perbedaa pendapatan antara komoditi padi sawah dan
kedelai disebabkan oleh faktor luas lahan, penggunaan benih, pupuk, obat-obatan serta produksi
yang dihasilkan oleh masing-masing komoditi yang berbeda dan dapat menyebabkan perbedaan
dari tingkat biaya hingga pendapatan yang dihasilkan oleh petani masing-masing komoditi. 4)
11
Adanya terdapat perbedaan pendapatan dan biaya produksi antara usahatani tanaman kedelai
dan tanaman jagung didaerah penelitian. Pendapatan usahatani tanaman kedelai adalah sebesar
Rp. 863.779,7 dan pendapatan usahatani jagung adalah sebesar Rp. 4.304.724,6 . Pendapatan
usahatani tanaman kedelai lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan usahatan tanaman
jagung. Maka dapat disimpulkan pendapatan yang diterima oleh petani jagung lebih besar
dibandingkan dengan petani kedelai. Perbedaan pendapatan antara petani kedelai dan petani
jagung disebabkan oleh faktor penggunaan lahan, penggunaan benih, penggunaan tenaga kerja,
pemupukan yang dilakukan, obat-obatan yang digunakan serta produksi juga merupakan faktor
yang dapat menyebabkan perbedaan pendapatan antara petani kedelai dan jagung.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Jambi, Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi, dan
Kedua orang tua. Selain itu ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala Desa, Ketua Gapoktan dan
Penyuluh Desa Petanang dan Desa Sungai Aur Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi yang
telah mamfasilitasi pelaksanaan penelitian ini dan sahabat yang telah memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, Siti ulianty Chansa. 2013. Analisis Komparatif Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sistem Tabela dan Sistem Tapin (di Desa Dolago Kecematan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Mountong). Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Tadulako.
Asri, Nur. 2005. Kemiskinan Petani. STIP. Sengkang. Daniel, Moeshar. 2009. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Deptan 2016. Pedoman Umum Proyek Ketahanan Pangan. TA. 2016. Jakarta. Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan.2014. Pedoman Penggunaan Pupuk Berimbang Padi Irigasi
dan Sawah. Departemen Pertanian. Jakarta. Ditjen Tanaman Pangan. 2012. Kebijakan Sub Sektor Tanaman Pangan. Jakarta. Hernanto, Fadoli.1996. Ilmu Usahatani. penebar Swadaya. Jakarta. Kurniawan, Firmansyah. 2014. Budidaya Tanaman Sistem Tanam Tabela. PT. Agroekamata,
Bogor. Mosher, Athur T. 2011. Membangun Pertanian.CV. Simplex. Jakarta. Mahabirama Kusuma A. Analisis Efisiensi Dan Pendapatan Usahatani Kedelai Di Kabupaten Garut
Provinsi Jawa Barat. Jurnal. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Milfitrah W.2016. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Rokan Koto Ruang Kecamatan Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Ulu. Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengairan Rokan Ulu.
Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES. Jakarta. Nazir, M.2005. Metode Penelitian PT. Ghalia. Jakarta. Nedi B.Supardi S. Sutrisno J. Analisis Usahatani Jagung Di Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa
Barat. Jurnal.Magister Agribisnis Pasca Sarjana UNS. Nurul Dwi Amalia. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pada Usahatani Jagung
Hibrida Dengan Program PUAP Dan Non Program PUAP Di Kabupaten Muaro Jambi. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi
Nurusa Tj. 2007. Revitalisasi Benih dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Kedelai di Jawa Timur. Jurnal Akta Agrosia. Edisi Khusus No.2 hal 164-171. ISSN 1410-3354.
Pamela, Anggi. 2016. Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Indeks Pertanaman (IP) Di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
12
Ramaita. 2012. Analisis Pendaatan Dan Faktor Produksi Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kedelai Di Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Bungo. Universitas Jambi. Tidak Di Publikasikan.
Rangkuti P. Zulham. 2009. Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Pada Petani Proyek TIR-Trans Dan Petani Swadaya Murni Di Kecamatan Pemenang Kabupaten Merangin. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi.
Riduan. 2007. Rumus dan Data Dalam aplikasi Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Rukmana, Rahmat H. 1997. Usaha tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta. Rukmana, Rahmat,dan Yuyun Y.1996. Budidaya dan Pasca Panen Kedelai. Kanisius. Yogyakarta. Sahara D, Et Al. 2004. Tingkat Pendapatan Petani Terhadap Komoditas Unggulan
PerkebunanSulawesiTenggara. Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. .2002. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Sugiono, P.D.2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung. Srirande. 2012. Pertumbuhan Provinsi Agraris. Kencana, Jakarta. Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Yogyakarta. Setyowati, Nuning. 2012. Analisis Peran Sektor Pertanian di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal
Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Semarang. Semarang. Soeharjo Ahmad dan Dahlan Patong. 1973. Sendi-Sendi Pokok Usahatani, Departemen Ilmu- Ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Institute Pertanian Bogor. Bogor. Tuwo, M. Akib. 2011. Ilmu Usahatani. Kampus Hijau Bumi Tridharma. Kendari
top related