analisis kelayakan subsidi pengoperasian kapal penyeberangan perintis di lintasan kendari-langara
Post on 04-Jan-2016
995 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN
PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Angkutan penyeberangan memegang peranan yang sangat penting
dalam kegiatan transportasi khususnya di daerah Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara, selain merupakan jembatan terapung
yang menghubungkan jalan yang terputus oleh adanya perairan juga
sebagai sarana penyeberangan distribusi barang dari satu tempat ke
tempat lain. Kota Kendari terdapat dua pelabuhan yaitu Pelabuhan
Penyeberangan Kendari-Wawonii dan Pelabuhan Umum Nusantara.
Pelabuhan Penyeberangan Kendari-Wawonii diselenggarakan oleh
Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Penyeberangan dibawah naungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, yang beroperasi setiap hari.
Pelabuhan Penyeberangan Kendari-Wawonii hanya melayani 1
lintasan penyeberangan yaitu Kendari-Langara yang
menghubungkan Kota Kendari dengan Kecamatan Langara yang
terletak di pulau Wawonii.
Lintasan Kendari-Langara merupakan lintasan di Pelabuhan
Penyeberangan Kendari-Wawonii yang masih termasuk lintasan
perintis, lintasan ini pada umumya diselenggarakan dengan maksud
untuk membuka daerah yang masih terisolir, mengembangkan
pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan meningkatkan
ketahanan dan keamanan nasional, serta untuk menumbuhkan
kegiatan pembangunan di pulau Wawonii dan juga membantu
memperlancar roda pemerintahan di daerah tersebut, dengan
adanya lintasan ini, membantu pemerintah yang sedang
mengembangkan kegiatan pembangunan didaerah tersebut baik
dari sektor pendidikan,kesehatan dan perkantoran. Angkutan
perintis ini diharapkan mampu mendorong dan memajukan
perekonomian pulau Wawonii yang merupakan bagian dari Provinsi
Sulawesi Tenggara, sehingga pemerintah bertanggung jawab untuk
menyelenggarakannya dengan cara memberikan subsidi kepada
pihak pengelola jasa angkutan perintis tersebut.
1 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :a. Berapa selisih antara pendapatan dan pengeluaran oleh KM
Ariwangan pada lintasan Kendari – Langara?b. Pada faktor muat berapa, kapal penyeberangan ini dapat
mencapai titik Break Even Point, dimana perusahaan angkutan pada lintasan ini berada pada titik keseimbangan antara besar pendapatan dan besar biaya operasional, atau keadaan dimana operator angkutan tidak mendapat keuntungan maupun kerugian?
c. Pada tahun keberapa lintasan ini bisa terlepas dari biaya subsidi yang diberikan oleh pemerintah pusat?
d. Seberapa besar pengaruh adanya kapal rakyat terhadap angkutan penyeberangan perintis ASDP?
C. KEASLIAN PENELITIAN
Terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian ini, penelitian yang dimaksud adalah :“Analisis Kelayakan Subsidi Pengoperasian Kapal Penyeberangan Perintis Pada Lintas Bau-Bau – Waara Kabupaten Buton Propinsi Sulawesi Tenggara” oleh Awaluddin, Taruna Program D.IV Transportasi Darat Ekstensi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada adalah penelitian ini mengkaji kapal penyeberangan pada lintasan Kendari-Langara sekaligus kapal rakyat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terhadap angkutan penyeberangan perintis.
D. RUANG LINGKUP PENELITIAN
a. Batasan Masalah
Batasan permasalahan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1) Perhitungan biaya operasional kapal yang dikeluarkan dan besarnya pendapatan yang diterima.
2) Optimalisasi muatan dengan menghitung faktor muat kapal berdasarkan produktivitas angkutan.
3) Menentukan frekuensi perjalanan kapal yang tepat untuk melayani permintaan.
4) Peramalan permintaan angkutan penyeberangan lintasan Kendari – Langara.
2 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan utama yang akan dipecahkan, yaitu :a. Bagaimana kinerja pelayanan angkutan penyeberangan perintis
lintasan Kendari – Langara setelah dilakukan analisis kelayakan subsidi pengoperasian kapal penyeberangan perintis?
b. Berapa besar manfaat yang diperoleh setelah dilakukan analisis kelayakan subsidi pengoperasian kapal penyeberangan perintis di lintasan Kendari - Langara?
Berdasarkan pertanyaan diatas, maka diambil judul penelitian yaitu :
“EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL
PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA”
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan dari penelitian ini antara lain :a. Untuk mengetahui kinerja pelayanan angkutan
penyeberangan perintis terkait dengan biaya operasi kapal dan biaya subsidi dari pemerintah.
b. Untuk melakukan optimalisasi pelayanan angkutan penyeberangan di lintasan Kendari – Langara.
c. Untuk melakukan kajian terhadap kebutuhan jumlah kapal dan kapasitas yang harus disediakan untuk memenuhi jumlah permintaan.
d. Untuk mengetahui pada tahun keberapa lintasan ini dapat dijadikan lintasan komersial.
2. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :a. Dapat memberikan masukan untuk pemerintah pusat
sebagai pertimbangan pemberian subsidi kepada angkutan penyeberangan perintis di lintasan Kendari – Langara.
b. Memberikan gambaran kepada pengguna jasa mengenai besaran tarif apabila subsidi dikurangi.
c. Meningkatkan kinerja pelayanan angkutan penyeberangan perintis di lintasan Kendari – Langara.
3 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. LANDASAN TEORI
a. Pengertian Angkutan Penyeberangan
Menurut Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, angkutan penyeberangan adalah angkutan yang
berfungsi sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan
jaringan jalan atau jaringan kereta api yang dipisahkan oleh
perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan
beserta muatannya yang dilaksanakan dengan menggunakan
trayek yang tetap dan teratur.
b. Pengertian Angkutan Perintis
Berdasarkan buku Manajemen Transportasi Edisi Kedua,
pengertian Angkutan Perintis adalah pelayanan angkutan di
perairan pada trayek-trayek yang ditetapkan oleh pemerintah
untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidak
terlayani oleh angkutan perairan karena belum memberikan
manfaat komersial.
c. Kriteria Angkutan Perintis
Menurut Drs. M. N. Nasution, dalam buku Manajemen
Transportasi Edisi Kedua, faktor yang mempengaruhi
pengembengan angkutan sungai dan penyeberangan yang
dijadikan kriteria dalam menentukan keperintisan adalah
sebagai berikut :
a) Faktor Beban (load factor)
Faktor beban sangat mempengaruhi dalam menentukan
tingkat pendapatan operasi dan mengimbangi
pengeluaran / biaya. Load factor dapat dijadikan tolak
ukur dalam menentukan kriteria keperintisan.
4 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
b) Tingkat Pendapatan Masyarakat
Rendahnya pendapatan masyarakat menjadi cermin
rendahnya mobilitas penduduk atau aktivitas
perekonomian suatu daerah. Hasrat untuk berpergian
sangat tergantung dari tersedianya biaya perjalanan.
Biaya berpergian yang cukup tinggi, menunjukkan
rendahnya kemampuan daya beli masyarakat. Oleh
karena itu, kondisi pendapatan masyarakat yang rendah
dijadikan dasar dalam penentuan keperintisan.
c) Kepadatan Penduduk
Lintas penyeberangan perintis yang ada maupun yang
akan direncanakan, sebagian besar menghubungkan
ibukota provinsi, kotamadya atau kabupaten yang padat
penduduknya dengan kota kecil yang berpenduduk kurang
padat (terisolir). Pada umumnya bagi kota dengan
penduduk yang padat tidak banyak melakukan perjalan
kedaerah yang kurang padat. Namun sebaliknya orang
dari daerah lemah (jarang penduduknya) sering
melakukan perjalanan ke kota, untuk berbagai urusan.
Keramaian dan kepadatan jumlah penduduk suatu daerah
berperan cukup tinggi dalam lalu lintas penyeberangan.
d) Prasarana jalan dan angkutan umum
Salah satu faktor mendukung berkembangnya lalu lintas
angkutan penyeberangan dan sungai adalah kondisi jalan
dan angkutan umum ke daerah pedalaman yang
menghubungkan pelabuhan penyeberangan dengan pusat
– pusat pemukiman penduduk atau kota. Kondisi
prasarana jalan yang baik dan angkutan kedaerah
pedalaman yang teratur ikut mendorong pertumbuhan
lalu lintas angkutan penyeberangan dan sungai.
e) Prasarana Pelabuhan
5 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
Tersedianya dermaga pelabuhan bagi kapal menjadi salah
satu unsur yang cukup penting, terutama bagi
keselamatan dan kelancaran operasional. Keberadaan dan
kondisi dermaga pelabuhan merupakan salah satu faktor
yang menentukan bagi kelancaran dan keselamatan
operasional. Bagi pelabuhan penyeberangan yang sudah
permanen dan sesuai dengan kapal Ro-Ro diberi bobot 10,
sedangkan yang masih menggunakan pelabuhan laut atau
sama sekali belum ada, maka bobtnya makin kecil.
f) Moda Angkutan Lain
Penyelenggaraan angkutan penyeberangan oleh swasta
(pelayaran rakyat) yang menggunakan motor boat , speed
boat atau perahu-perahu layar menunjukan bahwa pada
lintasan tersebut telah ada permintaan dan ini merupakan
saingan dalam penempatan kapal-kapal baru. Saingan
tersebut adalah karena rendahnya permintaan dan
terpecahnya permintaan angkutan. Namun demikian, bila
tidak ada penyeberangan yang dilayani oleh kapal swasta,
maka mempunyai bobot rendah. Sebaliknya, bila ada
angkutan penyeberangan yang dilayani oleh pelayaran
swasta ( rakyat ), maka bobotnya adalah 10.
Skala Prioritas Kriteria Keperintisan
No Faktor Bobot1 Faktor Beban 502 Pendapatan Masyarakat 103 Kepadatan Penduduk 10
4Prasarana Jalan dan Angkutan Umum 10
5 Prasarana Pelabuhan 106 Moda Angkutan Lain 10
Jumlah 100 Sumber : Buku Manajemen Tansportasi, Drs. M. N. Nasution,
2008
d. Pengertian Tarif Angkutan Penyeberangan
6 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
Berdasarkan buku Transportasi Penyeberangan Suatu
Pengantar, tarif angkutan penyeberangan adalah suatu
besaran tarif yang ditetapkan untuk angkutan penumpang,
kendaraan dan barang/hewan yang diangkut diatas kendaraan.
Tarif angkutan kendaraan beserta muatannya ditetapkan
berdasarkan golongan kendaraan atas ruang kapal yang
digunakan.
e. Pengertian Biaya Operasional Kapal
Adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan dan dipertimbangkan
dalam menghasilkan jasa angkutan, meliputi biaya modal untuk
kapal, biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan, biaya anak buah
kapal, administrasi dan lain - lain. Dalam kegiatan operasional,
biaya dapat dibagi menjadi:
a) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah komponen yang jumlahnya tidak
tergantung pada besarnya produksi atau volume produksi
atau tingkat produksi.
b) Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah secara
langsung berkaitan dengan jumlah keluaran volume
produksi.
f. Faktor Muat ( Load Factor )
Menurut HMN. Nasution (1996) Load factor atau faktor muat
adalah jumlah penumpang dan kendaraan yang diangkut oleh
kapal dibandingkan deng an kapasitas yang disediakan. Faktor
muat menunjukkan adanya hubungan antara permintaan akan
jasa angkutan terhadap penawaran yang disediakan. Sebelum
dimasukkan ke dalam formula baku, data-data tersebut harus
dikonversikan ke dalam SUP (Satuan Unit Produksi).
7 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
g. Biaya Operasional Kapal
Menurut DRS. H. A. Abbas Salim (2007) dengan bukunya
Manajemen Transportasi, mengatakan “ Biaya adalah faktor
yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat
kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektifitas
dan efesien “. Dalam kegiatan operasional, biaya dapat dibagi
menjadi :
h. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah komponen yang jumlahnya tidak
tergantung pada besarnya produksi atau volume produksi
atau tingkat produksi.
a) Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah secara langsung
berkaitan dengan jumlah keluaran volume produksi.
i. Pendapatan operasional angkutan penyeberangan perintis
Adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha
penyeberangan atau pelayaran oleh kapal angkutan
penyeberangan perintis. Unsur pendapatannya meliputi
pendapatan dari angkutan penumpang baik dewasa dan anak-
anak, serta pendapatan dari angkutan kendaraan baik
kendaraan roda 2 dan roda 4, termasuk pendapatan dari
barang dan hewan yang dimuat pada angkutan kendaraan
serta pendapatan dari charter kapal.
Dalam perhitungan pendapatan, tarif merupakan komponen
utama yang paling berpengaruh, dalam hal ini tarif yang
berlaku adalah tarif yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
Pendapatan yang diperoleh merupakan fungsi dari tarif, jumlah
penumpang, barang dan kendaraan yang diangkut serta jumlah
trip dari kapal yang beroperasi. Dengan demikian pendapatan
yang diperoleh tergantung dari kapasitas penumpang,
kendaraan dan barang, faktor muat yang tercapai, jumlah
perjalanan / trip serta tarif yang berlaku.
j. Konsep pulang pokok (Break Even Point)
8 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
Pada dasarnya untuk memproduksi jasa angkutan
penyeberangan, maka perusahaan angkutan harus
mengeluarkan biaya- biaya yang dibagi dalam dua kelompok
besar,yaitu :
a. Biaya operasi langsung
b. Biaya operasi tidak langsung
Berdasarkan biaya – biaya ini dicari titik keseimbangan antara
biaya – biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang
diperoleh atas pengoperasian angkutan . Titik keseimbangan ini
dinamakan titik pulang pokok (Break Even Point), keadaan
dimana perusahaan angkutan tidak mengalami kerugian
maupun kentungan atau biaya yang dikeluarkan sama dengan
pendapatan. Hal ini merupakan dasar minimal atau tahap
pendahuluan bagi suatu perusahaan angkutan dalam
menetapkan biaya atas pengoperasian kapal pada suatu rute
yang akan dilayari.
k. Peramalan Tingkat Pertumbuhan Penumpang dan Kendaraan
Salah satu cara untuk memprediksikan perkembangan
pertumbuhan pendapatan berdasarkan produktivitas
penumpang dan kendaraan selama beroperasi. Mengacu pada
kondisi sekarang, bahwa produktivitas penumpang dan
kendaraan yang tercapai masih rendah tetapi ada kenaikan
dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui sampai tahun berapa
lintasan perintis tersebut agar menjadi lintasan komersi maka
dapat dilakukan analisis kondisi masa yang akan datang
dengan menggunakan metode Times Series.
l. Perhitungan Load Factor Kapal Penyeberangan
Dalam Perhitungan Load Factor kapal penyeberangan, kapasitas
yang tersedia dan Kapasitas yang terpakai dikonversikan dalam
bentuk SUP. Formula yang digunakan untuk menentukan load
factor kapal penyeberangan adalah :
9 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
Keterangan :
LF = Faktor muat
KP = Kapasitas terpakai
KT = Kapasitas tersedia
2. LANDASAN HUKUM
Aspek legalitas merupakan aspek yang dilihat berdasarkan peraturan dan undang-undang yang berlaku.a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
1) Pasal 1 butir 8
Pelayaran Perintis adalah pelayaran angkutan di perairan pada trayek-trayek yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidak terlayani oleh angkutan perairan karena belum memberikan manfaat komersial.
2) Pasal 24
(1) Angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan/atau wilayah terpencil wajib dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
(2) Angkutan di perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan pelayaran-perintis dan penugasan.
(3) Pelayaran-perintis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan biaya yang disediakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
(4) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada perusahaan angkutan laut nasional dengan mendapatkan kompensasi dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebesar selisih antara biaya produksi dan tarif yang ditetapkan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sebagai kewajiban pelayanan publik.
G. GAMBARAN UMUM
Penyeberangan Perintis lintasan Kendari – Langara merupakan lintasan penghubung dari Kota Kendari ke Langara yang berada di Pulau Wawonii. Infrastruktur yang terdapat di pelabuhan yang berada di Kendari maupun Langara berada dalam kondisi yang
10 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
kurang baik, antara lain fasilitas Movable Bridge, Fender maupun Catwalk . Hal ini menyebabkan kurang lancarnya pengangkutan kendaraan ke atas kapal. Selain itu, terdapat pemasalahan bongkar muat barang yang dilakukan di atas kapal, dimana seharusnya tidak ada bongkar muat barang di atas kapal melainkan barang diangkut di atas kendaraan.
Kondisi kapal KM Ariwangan yang sejatinya merupakan kapal jenis LCT (Landing Craft Tank) yang khusus untuk mengangkut kendaraan kemudian dimodifikasi menjadi angkutan yang mengangkut penumpang juga menyebabkan kapasitas penumpang yang sedikit dan pintu rampa hanya 1.
Pulau Wawonii yang memiliki potensi di bidang perkebunan seharusnya dilakukan peningkatan di infrastruktur maupun transportasi. Antara lain transportasi penyeberangan sebagai jembatan penghubung dan distribusi barang atau orang. Maka dari itu diperlukan peningkatan pelayanan dari sektor transportasi penyeberangan guna mendukung pembangunan infrastruktur di Pulau Wawonii.
H. METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini menggunakan beberapa metode pendekatan dalam
mendapatkan data sebagai bahan acuan dan perbandingan.
Pendekatan ini disesuaikan dengan kondisi dan lokasi dimana
obyek berada. Data – data yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah :
1. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa metode pendekatan
dalam mendapatkan data sebagai bahan acuan dan
perbandingan. Pendekatan ini disesuaikan dengan kondisi
dan lokasi tempat dimana objek berada. Data – data yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya, diamati dan dicatat dari apa yang terjadi di
lapangan. Data primer didapat dengan menggunakan
metode, antara lain adalah observasi dan wawancara.
1. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara
melakukan pencatatan dengan cermat dan sistematika
11 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
secara langsung di lapangan. Data yang telah didapatkan
tersebut lalu dicatat agar dapat digunakan sebagai data
untuk menganalisa permasalahan yang ada secara tepat,
akurat dan pasti.
2. Wawancara
Adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dengan
mengadakan tanya jawab atau wawancara kepada nara
sumber yang dapat dipercaya.
Adapun data–data yang didapat melaui survey primer yang
menggunakan metode observasi dan interview antara lain :
1) Data produktivitas harian KM Ariwangan.
2) Kondisi real atau kondisi yang sebenarnya terjadi
dilapangan sebagai pembanding pada data – data
sekunder.
m. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, tetapi
telah ada pada setiap instasi terkait. Data sekunder ini dapat
diperoleh dengan menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode Kepustakaan
Metode Kepustakan adalah dengan mempelajari teori
dan literatur dan modul perkuliahan yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti sebagai landasan
teori dalam menganalisa maupun pemecahan masalah.
2. Metode Institusional
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari
beberapa instansi yang terkait dengan permasalahan ini.
Instansi – instansi yang menjadai tempat pengumpulan
data oleh penulis adalah sebagai berikut :
a) PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Cabang
Bau-Bau
12 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
Pada instansi ini penulis mengumpulkan data – data
berupa data produksi angkutan dan data kapal pada
pelabuhan penyebrangan Kendari-Langara.
b) Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara
Pada instansi ini data yang dikumpulkan oleh penulis
adalah data jumlah penduduk di Pulau Wawonii.
3. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori – teori
dan buku – buku serta modul yang ada sebagai bahan
referensi dalam menganalisa dan pembahasan masalah.
Adapun data – data yang didapat melalui survey data sekunder
antara lain:
a. Data biaya operasional kapal pertahun.
b. Data produktivitas tahunan KMP. Ariwangan
c. Data tarif yang berlaku pada lintasan Kendari-Langara.
d. Peraturan-peraturan yang berlaku di daerah setempat yang
berkaitan tentang ruang lingkup studi yang dibahas.
2. Metode Pengolahan Data
Setelah data-data terkumpul maka dilakukan analisa atau olah data data dengan cara :
a. Menghitung Load Factor Kapal
Dalam Perhitungan Load Factor kapal penyeberangan,
kapasitas yang tersedia dan Kapasitas yang terpakai
dikonversikan dalam bentuk SUP. Formula yang digunakan
untuk menentukan load factor kapal penyeberangan adalah :
Keterangan :
LF = Faktor muat
13 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
KP = Kapasitas terpakai
KT = Kapasitas tersedia
b. Menganalisis Biaya Operasional Kapal
Berikut ini merupakan perhitungan biaya operasional kapal
yang diformulasikan berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor 58 tahun 2003 tentang mekanisme
penetapan dan formulasi tarif angkutan penyeberangan
adalah sebagai berikut :
A. Biaya Operasi Langsung
1.Biaya Tetap
a) Bunga Modal per thn
b) Asuransi Kapal per tahun
= Premi Asuransi kapal per tahun x Harga Kapal
c) Biaya Anak Buah Kapal ( ABK )
(1) Gaji ABK
= Jumlah ABK x Gaji Rata-rata/Orang/bulan x 12 bulan
(2) Tunjangan
a. Biaya Uang Makan per thn
= Jumlah ABK x Uang Makan/Orang/bulan x 12 bulan
b. Biaya Premi Layar per thn
= Jumlah ABK x Premi Layar/Orang/bulan x 12 bulan
c. Biaya Kesehatan per thn
= Jumlah ABK x Uang Kesehatan/Orang/bulan x 12
bulan
d. Biaya Pakaian Dinas per thn
14 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
= Jumlah ABK x Uang Pakaian Dinas/Orang/bulan x12
bulan
2. Biaya Tidak Tetap
a) Biaya BBM
(1) Biaya Pemakaian BBM per tahun
= Pemakaian BBM/trip x Harga BBM/liter x
Frekuensi/tahun
(2) Biaya Pemakaian BBM Motor Bantu per tahun
= Pemakaian BBM/hari x Harga BBM/liter x Hari
Operasi/tahun
b) Biaya Pelumas
(1) Biaya Pelumas Motor Induk per tahun
= Pemakaian Pelumas/trip x Harga Pelumas/liter x
Frekuensi/tahun
(2) Biaya Pelumas Motor Bantu per tahun
= Pemakaian Pelumas/trip x Harga Pelumas/liter x
Hari Operasi./tahun
c) Biaya Gemuk per tahun
= Pemakaian Gemuk/bulan x Harga Gemuk/kg x
12 bulan
(1) Biaya Air Tawar per thn
= Pemakaian Air Tawar/trip x Harga Air Tawar/ton
x Frekuensi/tahun
(2) Biaya Repairs, Maintenance dan Supply (RMS)
per tahun
= Biaya RMS untuk Kapal ukuran GT x Tonnage
(3) Biaya di lingkungan pelabuhan
15 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
a. Biaya Sandar Kapal saat melakukan aktifitas
per tahun
= Biaya Sandar x GRT x Call/tahun
b.Biaya Rambu per tahun
= Ukuran Kapal (GRT) x Jasa Rambu x 2
Pelabuhan x Hari operasi / 30 Hari
(4) Biaya Perniagaan dan Promosi
a. Biaya Cetak Karcis per tahun
= Biaya Cetak Karcis/lembar x
Kapasitas. Penumpang x LF (10%+1)
b. Biaya promosi per thn
= Biaya Promosi/bulan x 11 bulan
B. Biaya Operasi Tidak Langsung
1. Biaya Pegawai Darat
a. Gaji Pegawai Darat per tahun
= Jumlah Pegawai Darat x Gaji
Rata-rata/orang/bulan x 12 bulan
(1) Tunjangan
a. Biaya Uang Makan dan Transport per tahun
= Jumlah Pegawai Dart x Uang Makan &
Transport/orang/hari x Hari Kerja
b. Biaya Kesehatan per tahun
= Jumlah Pegawai Darat x Uang
Kesehatan/orang/bulan x 12 bulan
c. Biaya Pakaian Dinas per tahun
= Jumlah Pegawai Darat x Uang Pakaian
Dinas/orang/tahun
d. Tunjangan Hari Raya per tahun
= Jumlah Pegawai Darat x Gaji
Rata-rata/orang/bulan
16 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
2. Biaya Pengelolahan dan Manajemen per tahun
= Biaya Pengelolahan dan Manajemen/bulan x 12 bulan
3. Biaya Administrasi dan Umum
a. Biaya Kantor Cabang dan Perwakilan/kapal/tahun
= ( Biaya Kantor Cabang dan perwakilan/tahun ) / Jumlah
Kapal
b. Biaya Pemeliharaan Kantor Cabang dan
Perwakilan/kapal/tahun
= ( 10% x Biaya Kantor Cabang dan perwakilan/tahun ) /
Jumlah Kapal
c. Biaya ATK/kapal/tahun
= ( Biaya ATK/bulan x 12 bulan ) / Jumlah Kapal
d. Biaya Telepon, Pos, Listrik dan Air Tawar/kapal/tahun
= ( Biaya Telepon, Listrik & Air Tawar/bulan x 12 bulan ) /
Jumlah Kapal
e. Biaya Inventaris Kantor/Kapal/tahun
= ( Total Biaya Investasi / Umur Ekonomis Kantor ) / Jumlah
Kapal
f. Biaya Perjalanan Dinas/Kapal/Tahun
= (Jumlah yang pergi x Jumlah Perjalanan ) / Jumlah Kapal
c. Menghitung Faktor Muat Break Even Point
Faktor Muat Break Even Point yaitu suatu tingkat faktor muat
kapal, dimana posisi antara biaya operasional kapal (BOK) dan
pendapatan adalah seimbang. Formula yang digunakan adalah
sebagai berikut :
17 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
KAPAL
Keterangan :
LF BEP = Load factor break event point
BOK = Biaya operasional kapal
PDT = Pendapatan
LF = Faktor Muat kapal dalam setahun
d. Meramalkan Pertumbuhan Penumpang dan Kendaraan
Dalam memprediksi jumlah pengguna jasa ini menggunakan
metode Data Series, sehingga dapat diketahui jumlah
pertumbuhan penumpang dan kendaraan yang akan datang
pada lintasan tersebut. Prediksi jumlah angkutan dapat
dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Y’ = a + bx
Keterangan
Y’ = Variabel yang diramalkan
x = Waktu ( hari,bulan,tahun )
a dan b = Bilangan konstan
18 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
Mulai
Pengamatan
Identifikasi masalah
Pengumpulan Data
Data Primer :
Data BOK
Produktivitas angkutan harian
Data Sekunder :
Data BOK Tarif dan nilai subsidi angkutan
Produktivitas angkutan tahunan
Data penduduk
Pengolahan Data
Analisa Permasalahan: Perhitungan Load Factor
Perhitungan BOK
Perhitungan Pendapatan operasi
Perhitungan Pemberian Subsidi
Perhitungan Break Even Point
Peramalan pola arus penumpang dan kendaraan
Rekomendasi Permasalahan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
I. KERANGKA PENELITIAN
19 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
J. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
dan batasan masalah penulisan skripsi, metode pendekatan
studi serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas mengenai ketentuan-ketentuan yang meliputi
aspek legalitas berupa peraturan-peraturan baku yang
telah ditetapkan oleh pemerintah, ketentuan-ketentuan
yang sifatnya teoritis berupa rumus-rumus yang akan
digunakan dalam menyelesaikan masalah manajemen lalu
lintas serta hal-hal yang berkaitan dengan pedoman
pemecahan permasalahan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Membahas tentang pola pikir pelaksanaan studi, metode
pendekatan yang dilakukan dalam pengumpulan data dan
pengidentifikasian permasalahan.
BAB IV PEMBAHASAN
Memberikan uraian tentang evaluasi terhadap kinerja dari
pemecahan permasalahan serta pemberian rekomendasi
pemecahan permasalahan yang merupakan hasil dari
analisa data.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran terhadap usulan yang
dilakukan pada bab sebelumnya secara ringkas dan jelas
serta menggambarkan kondisi daerah studi.
20 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
K. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Jadwal kegiatan penelitian meliputi kegiatan persiapan,
pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk
bar – chart. Jadwal pelaksanaan ini mengacu pada Metode
Penelitian. Dari mulai kegiatan persiapan sampai pada
penyusunan hasil akhir laporan disusun dalam jangka waktu
sekitar 5 (lima) bulan. Berikut adalah tabel jadwal kegiatan :
No
.Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III
Bulan
IVBulan V
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
Survai Lapangan
3 Kompilasi Data
4 Bimbingan Dosen
5 Penyusunan Hasil Akhir
Laporan
21 EVALUASI SUBSIDI PENGOPERASIAN KAPAL PENYEBERANGAN PERINTIS DI LINTASAN KENDARI-LANGARA
top related