analisis kelayakan investasi
Post on 16-Apr-2017
4.902 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Investment Decision
Investasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
Jangka pendek (modal kerja) dibahas dalam
Jangka menengah financing decision
Jangka panjang
Keputusan investasi ini tidak hanya
investasi pada aset riil seperti
bangunan, alat kantor, kendaraan, dll,
tapi juga pada investasi finansial
seperti obligasi dan saham.
Konsep Dasar Investasi
Berdasarkan sifat proyek, investasi dapat dibagi:
Mutually exclusive project (proyek saling lepas), yaitu proyek yang memiliki fungsi yang sama. Artinya jika perusahaan menerima salah satu usulan proyek investasi, maka usulan proyek investasi lainnya akan ditolak. Misal: ada 3 proyek: A,B, C; perusahaan memilih proyek B maka proyek A dan C ditolak.
Independent project (proyek bebas), yaitu proyek yang memiliki fungsi yang berbeda. Artinya usulan satu proyek investasi tidak menghilangkan peluang proyek lainnya untuk diterima
Metode
Penilaian
Investasi
Average Rate of Return (Rata-rata tk. Pengembalian)
Payback Period (Periode Pengembalian = PBP)
Discounted Payback
Net Present Value (Nilai Sekarang Bersih = NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Modified Internal Rate of Return
Profitability Index (Indeks Profitabilitas = PI)
Adjusted Net Present Value
Analisis Kelayakan Investasi dengan
Pendekatan
Net Present Value (NPV)
Payback Period (PBP)
Profitability Index (PI)
Internal Rate of Return (IRR)
Net Present Value (NPV) : Nilai keuntungan bersih atau perolehan keuntungan yang diperoleh di akhir pengerjaan suatu proyek/investasi. Perhitungan NPV sering dipakai sebagai salah satu metode
kuantitatif dalam mengukur apakah suatu proyek dapat dinyatakan feasible (layak) atau tidak.
Jika NPV0 > NPV1 maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak
untuk dikerjakan atau infeasible.
Jika NPV0 < NPV1 maka proyek tersebut dinyatakan layak untuk dikerjakan atau feasible, dan diperkirakan mampu memberi keuntungan diakhir proyek.
Jika NPV0 = NPV1 maka proyek tersebut dianggap tidak memiliki kelayakan karena tidak memiliki keuntungan, terutama jika dilihat dari konsep mutually exclusive (memilih
salah satu dan meniadakan yang lain).
NPV = Net Present Value
NCFt = aliran kas bersih yang diharapkan dari proyek tsb
pada periode t
A0 = investasi yang diasumsikan dikeluarkan pada awal
tahun r = cost of capital (biaya modal)
t = periode waktu investasi/proyek
Rumus Perhitungan NPV
0
1 1A
r
NCFNPV
n
tt
t
NPV = Net Present Value
PV = Present Value
Arus kas = NCF
A0 = investasi yang diasumsikan dikeluarkan pada
awal tahun r = biaya modal/bunga pinjaman (RRR)
t = periode waktu investasi/proyek
Rumus Perhitungan NPV
NPV = ∑ PVt – A0 NPV = (PV1 + PV2 + .... ) – A0
PV = (arus kas x discount factor) Discount factor = 1 .
(1+r)t
Contoh Soal :
Manajer keuangan PT. Asia Utara sedang melakukan analisa pada tiga usulan proyek/investasi yang bersifat
mutually exclusive. Kebutuhan dana untuk investasi tersebut diperkirakan sebesar Rp.12.000,- dari masing-
masing investasi, dan biaya modal (cost of capital) yang ditetapkan adalah 2%. Tentukan proyek/investasi yang paling feasible dari data proyek (dalam rupiah) sbb:
Tahun Proyek/Investasi A Proyek/Investasi B Proyek/Investasi C
1 10.000 15.000 12.000
2 21.000 22.500 19.500
Jawab : NPV A = 10.000 + 21.000 - 12.000
(1+2%)1 (1+2%)2
= 9.803,9 + 20.184,5 – 12.000
= 17.988,4
NPV B = 15.000 + 22.500 - 12.000
(1+2%)1 (1+2%)2
= 14.705,9 + 21.626,3 – 12.000
= 24.332,2
NPV C = 12.000 + 19.500 - 12.000
(1+2%)1 (1+2%)2
= 11.764,7 + 18.742,8 – 12.000
= 18.507,2
Maka proyek yang paling layak (feasible) untuk dikerjakan adalah proyek B. Dengan alasan NPV yang diperoleh jauh lebih besar keuntungan akhirnya dibandingkan dengan proyek A dan C
Kelemahan Penggunaan NPV Perhitungan NPV hanya bersifat konstan dan dipergunakan
pada kondisi keuangan perusahaan stabil. Sehingga pada saat keuangan perusahaan kurang stabil, maka akan menyulitkan bahkan memungkinkan ditengah jalan proses pengerjaan proyek akan tertunda.
Kondisi internal dan eksternal perusahaan berada dalam posisi actual return, atau sesuai dengan konsep keuntungan
perusahaan yang diinginkan. Jika tidak seperti itu maka keakuratan hasil sulit tercapai.
Jika data-data hitungan dipergunakan data masa
lalu, maka artinya rekomendasi tersebut dijadikan sebagai prediksi dimasa yang akan datang, dimana mungkin saja kondisi masa depan bisa berbeda dengan analisis yang telah dilakukan pada saat ini.
Payback Period (PBP):
Metode yang mendasarkan pada jumlah tahun yang
diperlukan untuk mengembalikan investasi awal.
Metode ini mengukur kecepatan pengembalian dana investasi, bukan mengukur profitabilitas.
Suatu usulan proyek investasi akan DITERIMA (feasible) jika
PBP yang dihasilkan lebih cepat dari yang disyaratkan
Sebaliknya, jika PBP yang dihasilkan lebih lama dari yang disyaratkan, maka usulan tsb DITOLAK (infeasible)
Jika usulan proyek investasi lebih dari satu, maka yang DIPILIH adalah usulan proyek investasi yang menghasilkan periode pengembalian paling cepat
n = thn terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula a = jumlah investasi mula-mula b = jumlah kumulatif arus kas pada thn ke-n c = jumlah arus kumulatif pada tahun ke-n+1
Rumus Perhitungan PBP
PBP jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda:
thnxbc
banPBP 1
PBP jika arus kas per tahun jumlahnya sama:
thnxkasarus
awalinvestasiPBP 1
_
_
Aplikasi Payback Period
Untuk arus kas yang jumlahnya sama setiap tahun
Contoh: suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 450 juta, umurnya diperkirakan 2 tahun tanpa nilai sisa, arus kas yang dihasilkan per tahun selama umur proyek = Rp.150 juta
Maka PBP =
thnxPBP
thnxkasarus
awalinvestasiPBP
31150
450
1_
_
Syarat PBP perusahaan 2 thn, maka usulan proyek
investasi DITOLAK (infeasible) (3 thn > 2 thn)
Aplikasi Payback Period
Untuk arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda
Contoh: PT. SAL suatu usulan proyek investasi nilai Rp 600 juta, umur ekonomisnya diperkirakan 5 tahun. Arus kas proyek tsb sbb:
Tahun Arus Kas (Rp) Arus Kas Kumulatif (Rp)
1 300.000.000 300.000.000
2 250.000.000 550.000.000
3 200.000.000 750.000.000
4 150.000.000 900.000.000
5 100.000.000 1.000.000.000
Maka PBP:
PBP 2,25 thn artinya jangka waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi
Rp. 600jt adalah 2 thn 2,5 bulan
Perusahaan menetapkan PBP 5 thn, maka
proyek ini DITERIMA (feasible) (2,25 thn < 5 thn)
thnPBP
thnxPBP
thnxbc
banPBP
25,2
1550750
5506002
1
Kelemahan Penggunaan PBP
Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money)
Tidak memperhitungkan nilai sisa investasi
Tidak memperhatikan arus kas setelah PBP tercapai
Contoh:
Terdapat dua usulan proyek investasi A dan B, dengan nilai yang sama = Rp. 500 juta, umur investasi yang sama = 5 thn. Arus kas setiap proyek:
Proyek B: investasi Rp. 500jt, umur 5 tahun
Tahun Arus Kas (Rp) Arus Kas Kumulatif (Rp)
1 100.000.000 100.000.000
2 150.000.000 250.000.000
3 250.000.000 500.000.000
4 275.000.000 775.000.000
5 300.000.000 1.075.000.000
PBP proyek B: 3 thn
Proyek A: investasi Rp. 500jt, umur 5 tahun
Tahun Arus Kas (Rp) Arus Kas Kumulatif (Rp)
1 250.000.000 250.000.000
2 250.000.000 500.000.000
3 75.000.000 575.000.000
4 50.000.000 625.000.000
5 25.000.000 650.000.000
PBP proyek A: 2 thn
Dari 2 tabel perhitungan proyek A & B:
PBP A < PBP B = 2 thn < 3 thn → PILIH PROYEK A Tapi jika arus kas setelah PBP tercapai
diperhitungkan, maka proyek A hanya menghasilkan Rp. 125 juta, proyek B menghasilkan Rp. 505 juta
Inilah salah satu kelemahan metode PBP yaitu
TIDAK memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian (payback period = PBP) tercapai
Profitability Index (PI): Metode yang mendasarkan pada perbandingan seluruh nilai tunai (PV) dari arus kas masuk di masa datang terhadap investasi awal.
PI = PV I
PI = profitability index PV = present value atau nilai dari kas masuk yang bersifat neto I = Investasi atau nilai kas yang bersifat keluar
Suatu usulan proyek investasi akan DITERIMA (feasible) jika PI
yang dihasilkan lebih besar dari 1 (satu)
Sebaliknya, jika PI yang dihasilkan lebih kecil dari 1 (satu), maka usulan tsb DITOLAK (infeasible)
Jika usulan proyek investasi lebih dari satu, maka yang DIPILIH adalah usulan proyek investasi yang menghasilkan indeks profitabilitas paling besar
Contoh Soal :
Seorang pebisnis menganalisis kondisi usahanya, dimana nilai kas netto yang dimiliki dalam 1 (satu) tahun adalah
Rp.85.500.000,-. Dari nilai kas yang dikeluarkan untuk kebutuhan investasi adalah Rp.55.700.000,-. Maka
berdasarkan data ini hitunglah profitability index dan tentukan kelayakannya.
PI = PV I
= Rp.85.500.000 Rp.55.700.000
= 1,535
Maka bisnis tersebut layak (feasible)
Internal Rate Of Return (IRR):
Tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV = 0.
Metode ini telah memperhitungkan time value of money, sehingga arus kas yang diterima telah didiskontokan atas
dasar biaya modal/tingkat bunga (RRR).
Suatu usulan proyek investasi akan DITERIMA (feasible) jika
IRR yang dihasilkan lebih besar dari RRR
Sebaliknya, jika IRR yang dihasilkan lebih kecil dari RRR, maka usulan tsb DITOLAK (infesible)
Jika usulan proyek investasi lebih dari satu, maka yang DIPILIH adalah usulan proyek investasi yang menghasilkan IRR paling tinggi
IRR dapat diperoleh dengan cara ‘trial and error’ (interpolasi) atau menggunakan tabel tingkat bunga
Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return (yield)
R1 = tingkat bunga pertama
R2 = Tingkat bunga kedua
PV = Present Value
Cari R1 dengan NPV bernilai negatif (-) dan
R2 dengan NPV bernilai positif (+)
Selisih R1 dengan R2 adalah +1 atau -1
21
21
011 RRx
PVPV
PVPVRIRR
Aplikasi Internal Rate of Return (IRR)
PT. ASII sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek senilai Rp. 112.500.000, umurnya diestimasi 5 thn tanpa nilai sisa, diasumsikan biaya modal sebesar 15%, dan arus kas yang dihasilkan (tabel berikut), maka IRR dapat dihitung:
Tahun Arus Kas
1 45.000.000
2 37.500.000
3 30.000.000
4 22.500.000
5 15.000.000
Tahun Arus Kas Tk. Bunga (12%) PV
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 45.000.000
2 37.500.000
3 30.000.000
4 22.500.000
5 15.000.000
Total PV
A0 112.500.000
NPV Total PV – Ao
Tahun Arus Kas Tk. Bunga (13%) PV
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 45.000.000
2 37.500.000
3 30.000.000
4 22.500.000
5 15.000.000
Total PV
A0 112.500.000
NPV Total PV – Ao
Tahun Arus Kas Discount Factor (12%) / R2 PV
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 45.000.000 0,8929 40.181.000
2 37.500.000 0,7972 29.895.000
3 30.000.000 0,7118 21.354.000
4 22.500.000 0,6355 14.299.000
5 15.000.000 0,5674 8.511.000
Total PV 114.240.000
A0 (112.500.000)
NPV +1.740.000
Tahun Arus Kas Discount Factor (13%) / R1 PV
(1) (2) (3) (4) = (2) x (3)
1 45.000.000 0,8850 39.825.000
2 37.500.000 0,7831 20.366.000
3 30.000.000 0,6931 20.793.000
4 22.500.000 0,6133 13.799.000
5 15.000.000 0,5428 8.142.000
Total PV 111.925.000
A0 (112.500.000)
NPV -575.000
Perhitungan interpolasi berbasis 12%
Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dgn Ao
12% 114.240.000 114.240.000
13% 111.925.000 112.500.000
1% 2.315.000 1.740.000
RRRIRR
IRR
xIRR
xIRR
RRxPVPV
PVPVRIRR
%15%75,12
%75,0%12
%1000.315.2
000.740.1%12
%12%13000.925.111000.240.114
000.500.112000.240.114%12
21
21
011
Aplikasi Internal Rate of Return (IRR)
Perhitungan interpolasi berbasis 13%
RRRIRR
IRR
xIRR
xIRR
RRxPVPV
PVPVRIRR
%15%75,12
%)248,0(%13
%1000.315.2
000.575%13
%12%13000.925.111000.240.114
000.500.112000.925.111%13
21
21
011
Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dgn Ao
12% 114.240.000 111.925.000
13% 111.925.000 112.500.000
1% 2.315.000 -575.000
Aplikasi Internal Rate of Return (IRR)
Kesimpulan:
Interpolasi menggunakan tingkat bunga 12% dan 13% menghasilkan tingkat pengembalian internal (IRR) sama yaitu = 12,75%
Berdasarkan kriteria IRR, proyek sebaiknya DITOLAK (infeasible), karena IRR < RRR (12,75% < 15%)
top related