analisis faktor-faktor yang menentukan keputusan …
Post on 30-Oct-2021
18 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KEPUTUSAN
PEMBERIAN KREDIT UNTUK USAHA MIKRO, KECIL, DAN
MENENGAH (UMKM) PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN PEER TO
PEER LENDING
(Studi Kasus pada Koinworks Financial Technology 2019)
Andre Novian Megantara
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Email: novian.andre24@gmail.com,
Advisor : Putu Prima Wulandari, SE., MSA., Ak.
ABSTRACT
The objective of this research is to analyze factors influencing the approval loans
for MSMEs in the peer-to-peer lending platform. This research identifies the
influence of the age of debtor, sex of debtor, length of business, loan purposes, term
loan, credit scores, business turnover, leverage ratio, and loan amount as the
variables of this research. Moreover, the quantitative method used in this research
within the data of obtained from koinworks.com, as a Peer to Peer Lending service
provider. The purposive sampling method was used resulting in 45 MSMEs that
were selected as the samples and also the logistic regression analysis with IBM
SPSS Statistics 24 was also used to analyze the data. The results of this research
show that the sex a of debtor, credit scores, business turnover, and loan amount
have positive and significant influences on the extension of credit decisions. In
addition, the age of a debtor, length of business, loan purpose, term loan, and
leverage ratio insignificantly influences the loan extension of credit decisions on
the peer-to-peer lending institutions for MSMEs.
Keywords : Peer-to-Peer Lending, MSMEs, Logistic Regression
PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pelaku
usaha yang memiliki peranan vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi. Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), pada tahun 2015 jumlah UMKM di Indonesia diperkirakan mencapai
60,7 juta unit dan 98,73 persen diantaranya merupakan usaha berskala mikro. Pada
periode yang sama, jumlah tenaga kerja UMKM mencapai lebih dari 132,3 juta
orang dengan tingkat penyerapan tenaga kerja menjadi rata-rata sebesar 5,9 persen
(Bappenas.go.id, 2016).
Namun sayangnya, potensi besar yang dimiliki oleh UMKM untuk terus
berkembang nampaknya masih harus terhambat karena beberapa hal. Adapun
menurut Kementerian Koperasi dan UMKM, permasalahan yang dihadapi oleh
UMKM berada pada lingkup sumber daya manusia (SDM), pembiayaan,
pemasaran, manajemen dan teknologi dan kelembagaan. Hingga saat ini, tidak
sedikit dari para pelaku UMKM yang mengeluhkan perkembangan usahanya
disebabkan kesulitan dalam memperoleh pembiayaan. Pembiayaan yang dimaksud
yaitu berupa modal usaha dalam bentuk pendanaan yang akan dipergunakan untuk
meningkatkan kapasitas produksi agar meraih omzet yang lebih besar. Namun
dikarenakan menyandang status belum bankable, UMKM di Indonesia seringkali
merasa kesulitan dalam mencari pembiayaan terutama melalui lembaga perbankan.
Sumodiningrat (2015) menyebutkan bahwa UMKM menghadapi kesulitan
dalam memperoleh pendanaan dari bank dikarenakan lembaga keuangan tersebut
mensyaratkan adanya agunan dan laporan keuangan yang sistematis. Kedua hal
tersebut dirasa terlalu memberatkan bagi para UMKM. Hal inilah yang kemudian
memunculkan anggapan bahwa prosedur peminjaman pembiayaan di lembaga
keuangan perbankan menjadi sulit diraih oleh UMKM.
Perkembangan teknologi seperti saat ini telah membawa sejumlah dampak
positif bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah melahirkan model
pembiayaan baru bernama Fintech. Istilah Fintech merupakan sebuah layanan
keuangan dengan menggunakan basis teknologi yang akan memudahkan transaksi
yang dilakukan oleh manusia. Secara global, industri Fintech terus mengalami
perkembangan dengan pesat. Khususnya di Indonesia, bisnis ini berkembang sangat
pesat hingga mampu menarik banyak pebisnis di Indonesia.
Salah satu jenis Fintech yang tengah mengalami pertumbuhan dengan pesat
adalah Peer to Peer (P2P) Lending. P2P Lending adalah sebuah praktik dalam
meminjamkan uang dari para investor (pemberi pinjaman) kepada calon debitur
(penerima pinjaman) secara langsung melalui jaringan online. Dalam praktiknya,
model pembiayaan ini dirasa lebih mudah untuk dilakukan karena syarat dan proses
yang mudah dan tanpa adanya jaminan sehingga dapat bermanfaat bagi para
UMKM yang sedang membutuhkan pinjaman dana.
Namun meskipun Peer to Peer Lending dapat menjadi alternatif pinjaman
bagi UMKM, tentu tidak semua pengajuan kredit akan didanai. Dalam melakukan
pemberian kredit, penyedia layanan Peer to Peer Lending perlu melakukan
penilaian khusus guna meminimalisir terjadinya gagal bayar. Setiap perusahaan
Peer to Peer Lending memiliki strategi tersendiri dalam melakukan penilaian kredit
dengan mempertimbangkan berbagai variabel dalam hard dan soft faktor dari para
debiturnya. Oleh karenanya, penulis tertarik untuk menganalisis terkait faktor-
faktor apa saja yang dapat menjadi penentu dalam pemberian kredit oleh Fintech
bagi para UMKM.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang menentukan keputusan pemberian
kredit untuk UMKM pada lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending telah banyak
dilakukan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Andini (2017) yang menyatakan
bahwa loan term dan requested amount berpengaruh positif signifikan terhadap
keputusan pemberian kredit. Sebaliknya, berdasarkan penelitian dari Hapsari
(2017) menjelaskan bahwa requested amount memiliki pengaruh negatif signifikan
dan variabel credit rating yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
keputusan pemberian kredit untuk UMKM pada Peer to Peer Lending yang
berbasis syariah.
Penelitian dengan konteks yang sama juga pernah dilakukan oleh Puspita dan
Nurdin (2017). Penelitian tersebut menggunakan dua platform Peer to Peer
Lending yang berbeda yaitu Koinworks dan Gandengtangan sebagai objek
penelitian untuk mengetahui faktor-faktor dalam pemberian keputusan kredit.
Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa income range dan requested
amount memiliki pengaruh terhadap pemberian keputusan kredit sementara loan
term dan loan purpose tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan kredit.
Adapun beberapa penelitian lainnya mengungkap adanya pengaruh soft factor
dalam pemberian keputusan kredit pada Peer to Peer Lending. Pope dan Sydnor
(2011) menunjukkan hasil penelitian bahwa usia debitur memiliki dampak pada
kesediaan para pemberi pinjaman untuk meminjamkan dananya. Lalu hasil
penelitian Zhang (2017) mengungkap bahwa terdapat pengaruh jenis kelamin
terhadap keputusan kredit yang mana laki-laki akan lebih mudah untuk
mendapatkan pinjaman daripada perempuan.
Hasil penelitian sebelumnya tersebut menunjukkan hasil bahwa variabel yang
diteliti masih terdapat pengaruh dan arah hubungan yang tidak konsisten (research
gap) terhadap keputusan pemberian kredit pada Peer to Peer Lending. Selanjutnya,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan menggabungkan
penelitian sebelumnya yaitu Andini (2017) dan Hapsari (2017) dengan
menambahkan variabel usia debitur, jenis kelamin debitur, lama usaha, dan rasio
leverage. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan sembilan variabel
independen yaitu usia debitur, jenis kelamin debitur, lama usaha, tujuan pinjaman,
jangka waktu pinjaman, skor kredit, omzet usaha, rasio leverage, dan jumlah
pinjaman untuk diuji pengaruhnya terhadap keputusan pemberian kredit.
Pada penelitian ini menggunakan data atau informasi terkait pengajuan kredit
UMKM yang ada pada platform Koinworks. Dipilihnya Koinworks dikarenakan
sudah banyak UMKM yang berhasil memperoleh kredit untuk pengembangan
usahanya dan menjadi salah satu pelopor investasi Peer to Peer Lending Fintech di
Indonesia.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti memilih judul penelitian
sebagai berikut : “Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Keputusan
Pemberian Kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada
Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending (Studi Kasus pada Koinworks
Financial Technology 2019)”.
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kredit
Dalam kehidupan sehari-hari, frasa kredit bukanlah merupakan suatu kata
yang asing di telinga masyarakat. Arti kata kredit sesungguhnya berasal dari bahasa
Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Menurut UU No.
10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan
atau pembagian hasil keuntungan.
UMKM
Dalam aktivitas perekonomian, pada umumnya kredit banyak digunakan oleh
para pelaku usaha. Salah satu pelaku usaha tersebut adalah UMKM. Berdasarkan
UU No. 20 tahun 2008, UMKM adalah perusahaan-perusahaan dengan jumlah
kekayaan, pendapatan dan kepemilikan dengan aturan-aturan tertentu. Adapun
menurut BPS (Badan Pusat Statistik) mendefinisikan UMKM berdasarkan aspek
lainnya, yaitu kuantitas tenaga kerja pada setiap unit usaha. Usaha kecil merupakan
usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang
sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja
20 orang sampai dengan 99 orang.
Peer to Peer Lending
Menurut Tampubolon (2019), Peer to Peer Lending merupakan istilah dari
sebuah platform teknologi yang mempertemukan peminjam yang membutuhkan
modal usaha dengan pemberi pinjaman secara digital. Peer to Peer Lending
memberikan harapan akan adanya return yang kompetitif walaupun dengan modal
kecil bagi setiap pemberi pinjaman. Platform pinjaman Peer to Peer Lending
menawarkan kepada peminjam suku bunga yang lebih rendah daripada yang
biasanya ditawarkan oleh bank. Selain itu, keunggulan lainnya adalah bahwa Peer
to Peer Lending lebih fleksibel, lebih cepat, dan transaparan daripada jenis
pembiayaan secara konvensional melalui bank.
Pengaruh Usia Debitur terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi UMKM
dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending
Faktor demografi adalah faktor yang melekat pada diri seseorang dan
membedakan antara individu satu dengan individu lainnya yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti usia, status pendidikan, dan pendapatan. Dalam penelitian
ini menggunakan usia sebagai salah satu soft factor dalam penentuan keputusan
pemberian kredit oleh kreditur. Menurut pendekatan psikologis, semakin tinggi usia
seseorang maka pengalaman hidupnya semakin bertambah sehingga menjadikan
dirinya lebih bijak dalam menentukan sikap, misalnya dalam memenuhi kewajiban
kredit. Hasil penelitian Pope dan Sydnor (2011) dan Rachmawati (2012)
menunjukkan bahwa usia debitur memiliki dampak pada kesediaan dari para
pemberi pinjaman untuk meminjamkan dananya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H1 : Usia debitur berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit bagi
UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.
Pengaruh Jenis Kelamin Debitur terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi
UMKM dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending
Program for Eastern Indonesia SME Assistence (2008) mengungkap hasil
penelitian bahwa pihak bank tidak mempertimbangkan perempuan sebagai sasaran
utama kredit dikarenakan memiliki pengalaman usaha yang rendah. Meskipun jenis
kelamin secara eksplisit tidak menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam
keputusan pemberian kredit, namun bukan berarti faktor ini diabaikan. Peneliti
memasukkan jenis kelamin debitur dikarenakan dapat menjadi soft factor dalam
pertimbangan kreditur untuk menentukan keputusan kredit. Hasil penelitian Zhang
(2017) dan Gavurova (2018) menunjukkan bahwa jenis kelamin debitur memiliki
dampak pada kesediaan dari para pemberi pinjaman untuk meminjamkan dananya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H2 : Jenis kelamin debitur berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit
bagi UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.
Pengaruh Lama Usaha terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi UMKM
dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending
Lama usaha merupakan waktu sejak didirikan sampai dengan penelitian ini
dilakukan. Umumnya, semakin lama usaha, maka akan semakin andal dalam
mengelola usahanya. Menurut Wicaksono (2011), lama usaha dapat memengaruhi
tingkat pendapatan yang artinya lama seorang pelaku bisnis menekuni usahanya
akan berpengaruh terhadap produktivitasnya karena mampu menekan biaya
produksi. Dengan adanya peningkatan pendapatan, maka hal tersebut dapat
menentukan kemampuan dalam membayar angsuran kredit. Hasil penelitian Yuana
(2015) dan Novitasari (2015) menunjukkan bahwa lama usaha memiliki pengaruh
terhadap keputusan kredit secara positif. Artinya, semakin lama waktu debitur
dalam mengelola usahanya maka akan lebih berpeluang untuk kreditnya dapat
diterima.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H3 : Lama usaha berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit bagi
UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.
Pengaruh Tujuan Pinjaman terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi
UMKM dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending
Tujuan pinjaman merujuk pada alasan mengapa debitur perlu untuk
melakukan kredit. Bagi suatu usaha, umumnya kredit dipilih untuk membiayai
kebutuhan operasional bisnis. Tujuan pinjaman menjadi salah satu pertimbangan
penting bagi kreditur untuk melihat apakah penggunaan pinjaman yang diberikan
nanti diperuntukkan dengan baik dan bijak. Hasil penelitian Andini (2017) dan
Baransika (2011) menunjukkan bahwa tujuan pinjaman memiliki pengaruh
terhadap keputusan kredit secara positif. Artinya, semakin jelas tujuan pinjaman
maka kesuksesan untuk kreditnya berhasil terdanai juga akan semakin besar.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H4 : Tujuan pinjaman berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit
bagi UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.
Pengaruh Jangka Waktu Pinjaman terhadap Keputusan Pemberian Kredit
bagi UMKM dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending
Jangka waktu pinjaman merupakan rentang waktu yang dibutuhkan debitur
untuk dapat mengembalikan kredit. Jangka waktu pinjaman menjadi salah satu
faktor penting dalam pengambilan keputusan kredit dikarenakan merupakan
cerminan dari adanya risiko terhadap kredit tersebut. Semakin lama jangka waktu
kredit, maka tingkat risiko juga semakin besar begitupun sebaliknya. Secara umum,
UMKM seringkali tidak memiliki cadangan kas yang besar dan rentan terhadap
guncangan keuangan mendadak seperti kebangkrutan atau gagal bayar. Dalam
jangka panjang, ketidakpastian ini menjadi risiko bagi para kreditur karena dapat
memperbesar kemungkinan gagal bayar. Hasil penelitian Andriansyah dan Winarno
(2019) dan Gavurova (2018) menunjukkan bahwa jangka waktu pinjaman memiliki
pengaruh terhadap keputusan kredit bagi UMKM dengan arah yang negatif.
Artinya, semakin lama jangka waktu pinjaman maka kesuksesan untuk kreditnya
berhasil terdanai akan semakin kecil.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H5 : Jangka waktu pinjaman berpengaruh negatif terhadap keputusan pemberian
kredit bagi UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.
Pengaruh Skor Kredit terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi UMKM
dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending
Kemampuan suatu usaha dalam melunasi pinjamannya menjadi faktor
penting dalam pemberian kredit. Dalam melihat kemampuan tersebut, umumnya
kreditur akan memperhatikan penilaian terhadap skor kredit. Skor kredit merupakan
sebuah sistem penilaian sebagai penentuan layak atau tidaknya debitur untuk
memperoleh pinjaman (Aristanti, 2019). Dalam penilaian kredit, semakin tinggi
skor kredit maka semakin besar kemungkinan seseorang tersebut dalam membayar
kredit. Pemahaman akan skor kredit menjadi hal yang penting karena tidak ada
kreditur yang ingin dirugikan dengan alasan debitur tidak mampu membayar
kembali uang yang dipinjamkan. Hasil penelitian Hapsari (2017) dan Zhang (2017)
menunjukkan bahwa skor kredit memiliki pengaruh terhadap keputusan pemberian
kredit bagi UMKM dengan arah yang positif. Artinya, semakin tinggi skor kredit
maka kesuksesan untuk kreditnya berhasail terdanai juga akan semakin tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H6 : Skor kredit berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit bagi
UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.
Pengaruh Omzet Usaha terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi UMKM
dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending
Omzet usaha merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan usaha. Dalam aktivitas kredit, jumlah omzet yang diperoleh
debitur merupakan faktor capital dalam menilai kelayakan kredit. Omzet usaha
dapat menggambarkan apakah usaha telah berjalan baik atau tidak. Faktor ini dapat
menunjukkan tanda-tanda positif dalam memengaruhi keputusan pemberian kredit.
Artinya, semakin besar omzet yang diperoleh maka penghasilan bersih juga akan
semakin besar sehingga kemampuan usaha dalam membayar kredit akan semakin
baik. Hasil penelitian Raysharie (2011) dan Novitasari (2015) menunjukkan bahwa
omzet usaha memiliki pengaruh terhadap keputusan pemberian kredit bagi UMKM
dengan arah yang positif. Semakin besar omzet usaha, maka kecenderungan
kreditnya akan diterima juga semakin besar.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H7 : Omzet usaha berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian kredit bagi
UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.
Pengaruh Rasio Leverage terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi
UMKM dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending
Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan tingkat proporsi
penggunaan utang dalam membiayai investasi. Semakin tinggi jumlah utang
perusahaan, maka semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung dan return
yang harus dibayarkan. Dalam penelitian ini menggunakan debt to equity ratio
(DER) sebagai alat untuk menghitung rasio leverage. Bertambah besarnya DER
mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi karena perusahaan yang
operasinya bergantung pada utang berkewajiban untuk membayar bunga yang
tinggi sehingga kreditur cenderung menghindari untuk memberikan pendanaan.
Hasil penelitian Matondang (2018) dan Nurdiwaty & Faisol (2017) menunjukkan
bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh terhadap keputusan pemberian kredit
bagi UMKM dengan arah yang negatif. Artinya, semakin rendah debt to equity ratio
maka semakin besar kemungkinan permohonan kredit dikabulkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H8 : Rasio leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan pemberian kredit bagi
UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.
Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Keputusan Pemberian Kredit bagi
UMKM dalam Lembaga Pembiayaan Peer to Peer Lending
Jumlah pinjaman merupakan sejumlah uang yang dibutuhkan oleh calon
debitur dalam aktivitas kredit. Jumlah pinjaman yang diajukan oleh UMKM
memberikan sinyal kepada kreditur terkait dengan kesuksesan pinjaman.
Umumnya, pinjaman dengan jumlah yang tinggi akan cenderung berisiko daripada
pinjaman dengan jumlah yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan semakin besar
jumlah pinjaman yang diajukan maka semakin pula biaya yang dikeluarkan oleh
debitur untuk melunasinya. Hasil penelitian Mollenkamp (2017) dan Andriansyah
dan Winarno (2019) menunjukkan bahwa jumlah pinjaman memiliki pengaruh
negatif terhadap keputusan pemberian kredit bagi UMKM. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin besar jumlah pinjaman yang diminta oleh debitur, maka semakin
besar pula biaya yang dibutuhkan untuk melunasi pinjaman secara tuntas sehingga
probabilitas terjadinya gagal bayar akan semakin meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H9 : Jumlah pinjaman berpengaruh negatif terhadap keputusan pemberian kredit
bagi UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian
hipotesis. Menurut Suyanto (2015:56), penelitian kuantitatif merupakan penelitian
yang menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk angka statistik. Pendekatan
kuantitatif dijadikan sebagai metode yang dipilih karena peneliti ingin
mengembangkan dan menggunakan model matematis, teori, dan/atau hipotesis
yang berkaitan dengan fenomena yang diselidiki.
Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM yang mengajukan pinjaman
melalui platform Peer to Peer Lending. Sementara sampel yang dalam penelitian
ini adalah sebanyak 45 UMKM yang diambil dengan menggunakan teknik
purposive sampling pada website Koinworks. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi dan studi pustaka.
Dokumentasi digunakan untuk melakukan pencatatan dokumen yang berguna
untuk bahan analisis mengenai aspek pemberian kredit yang terdapat pada website
Koinworks. Sementara studi pustaka digunakan dengan menggali data dari berbagai
literatur yang berkaitan dengan penelitian melalui website Kementerian Koperasi
dan UMKM Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Bank Indonesia.
Teknik analisis data yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Statistik deskriptif
digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian sementara analisis regresi
logistik digunakan dalam penelitian ini untuk menemukan model yang mampu
menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penentu dalam pemberian kredit di
platform Peer to Peer Lending dengan data dependen yang bersifat biner atau
dikotomi.
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu keputusan pemberian kredit
bagi UMKM dalam lembaga pembiayaan Peer to Peer Lending sedangkan variabel
independen dalam penelitian ini ada sembilan yaitu usia debitur, jenis kelamin
debitur, lama usaha, tujuan pinjaman, jangka waktu pinjaman, skor kredit, omzet
usaha, rasio leverage, dan jumlah pinjaman.
Adapun persamaan struktural dari penelitian ini dapat dituliskan sebagai
berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 +β8X8 + β9X9 +
µi
Keterangan :
Y = preferensi investor dalam menerima atau menolak kredit
β0 = konstanta
β1-β9 = koefisien regresi
X1 = Faktor usia debitur
X2 = Faktor jenis kelamin debitur
X3 = Faktor lama usaha
X4 = Faktor tujuan pinjaman
X5 = Faktor jangka waktu pinjaman
X6 = Faktor skor kredit
X7 = Faktor omzet usaha
X8 = Faktor rasio leverage
X9 = Faktor jumlah pinjaman
µi = error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif Berikut ini merupakan rekapitulasi data deskriptif untuk variabel yang
digunakan dalam penelitian :
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif
Mean Mode Std. Deviation Minimum Maksimum
Y 0.58 1 0.499 0 1
X1 33.73 29 6.344 23 50
X2 1.67 2 0.477 1 2
X3 5.04 2 3.030 1 14
X4 1.38 1 0.777 1 3
X5 20.93 24 5.370 6 24
X6 3.11 3 0.885 1 5
X7 1165320.305 2880000 1770142.466 13073.866 8835000
X8 388.8671 118.17 957.48454 1.14 4602.74
X9 466666.67 100000a 558818.762 15000 2500000
Berdasarkan tabel 1 di atas, dengan sampel sebanyak 45 UMKM diperoleh
kesimpulan bahwa keputusan kredit yang diterima (Y) berada pada angka 58% yang
berhasil didanai dan sisanya yaitu 42% merupakan pinjaman yang gagal didanai.
Usia debitur (X1) diketahui paling tua adalah berumur 50 tahun dan paling muda
berumur 23 tahun dengan laki-laki (2) sebagai jenis kelamin debitur (X2) yang
paling sering muncul dari data di atas. Data di atas juga menunjukkan bahwa rata-
rata lama usaha (X3) dari para debitur adalah 5,04 tahun. Angka 1 pada mode X4
menunjukkan bahwa inventory purchases menjadi tujuan pinjaman yang paling
dominan dan 6 bulan merupakan waktu pinjaman (X5) paling cepat. Skor kredit
(X6) dengan grade C (3) merupakan skor kredit yang sering muncul. Jumlah omzet
usaha (X7) pada data di atas berada pada angka Rp. 13.073.866 dengan rata-rata
rasio leverage (X8) berada pada angka 388,8671%. Jumlah pinjaman (X9) tertinggi
yang diajukan berdasarkan data di atas berada pada angka Rp. 2.500.000.000.
Uji Multikolinearitas Sebelum dilakukan uji regresi logistik atas data yang tersedia, peneliti
melakukan uji multikolinearitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan linear yang sangat kuat antar variabel independen atau tidak dengan
melihat nilai VIF (Variances Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih besar dari 10,
maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang sangat kuat antar variabel
independennya sehingga pengujian logistik tidak dapat dilakukan.
Adapun hasil dari nilai VIF di tiap variabel bebas yang ada pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Independen Collinearity Statistics
VIF
Usia Debitur (X1) 1,366
Jenis Kelamin Debitur (X2) 1,198
Lama Usaha (X3) 1,434
Tujuan Pinjaman (X4) 1,188
Jangka Waktu Pinjaman (X5) 1,485
Skor Kredit (X6) 1,428
Omzet Usaha (X7) 1,384
Rasio Leverage (X8) 1,218
Jumlah Pinjaman (X9) 1,980
Dari kesembilan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
diketahui bahwa tidak ada yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Hal ini dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang sangat kuat antar variabel bebasnya.
Analisis Regresi Logistik
Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara
variabel independen, yaitu Usia Debitur (X1), Jenis Kelamin Debitur (X2), Lama
Usaha (X3), Tujuan Pinjaman (X4), Jangka Waktu Pinjaman (X5), Skor Kredit
(X6), Omzet Usaha (X7), Rasio Leverage (X8), dan Jumlah Pinjaman (X9)
terhadap variabel dependen yaitu Keputusan Pemberian Kredit (Y) dengan
menggunakan aplikasi program IBM SPSS Statistics 24. Adapun model regresi
yang didapat akan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Logistik
Variabel Koefisien Signifikansi Odds Ratio
X1 -0,062 0,590 0,940
X2 2,196 0,050 8,987
X3 0,150 0,482 1,162
X4 1,113 0,183 3,044
X5 -0,040 0,755 0,961
X6 1,701 0,045 5,478
X7 0,000 0,021 1,000
X8 0,000 0,677 1,000
X9 0,000 0,016 1,000
Konstanta -6,915 0,178 0,001
Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi yang didapat ialah sebagai
berikut :
Y = - 6,915 – 0,062X1 + 2,196X2 + 0,150X3 + 1,113X4 – 0,040X5 + 1,701X6 +
0,000X7- 0,000X8 + 0,000X9 + ℮
Pengujian Hipotesis
Suatu hipotesis akan diterima jika nilai signifikansinya (p-value) lebih kecil
daripada alpha 5%. Berdasarkan data pada Tabel 3 maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Variabel usia debitur menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,590.
Dikarenakan lebih besar dari 5%, maka hipotesis ke-1 ditolak.
2. Variabel jenis kelamin debitur menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,050. Berdasarkan nilai signifikansi yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 5%
dan memiliki koefisien atau arah yang positif, maka hipotesis ke-2 diterima.
3. Variabel lama usaha menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,482.
Dikarenakan lebih besar dari 5%, maka hipotesis ke-3 ditolak.
4. Variabel tujuan pinjaman menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,183.
Dikarenakan lebih besar dari 5%, maka hipotesis ke-4 ditolak.
5. Variabel jangka waktu pinjaman menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,755. Dikarenakan lebih besar dari 5%, maka hipotesis ke-5 ditolak.
6. Variabel skor kredit menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,045.
Berdasarkan nilai signifikansi yang kurang dari 5% dan memiliki koefisien
atau arah yang positif, maka hipotesis ke-6 ditolak.
7. Variabel omzet usaha menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,021.
Berdasarkan nilai signifikansi yang kurang dari 5% dan memiliki koefisien
atau arah yang positif, maka hipotesis ke-7 ditolak.
8. Variabel rasio leverage menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,677.
Dikarenakan lebih besar dari 5%, maka hipotesis ke-8 ditolak.
9. Variabel jumlah pinjaman menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,016.
Berdasarkan nilai signifikansi yang kurang dari 5% namun memiliki
koefisien atau arah yang negatif, maka hipotesis ke-9 ditolak.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik mengenai keputusan pemberian
kredit pada platform Peer to Peer Lending menunjukkan bahwa variabel yang
berpengaruh terhadap keputusan kredit adalah jenis kelamin debitur, skor kredit,
omzet usaha, dan jumlah pinjaman sedangkan variabel yang tidak berpengaruh
adalah usia debitur, lama usaha, tujuan pinjaman, jangka waktu pinjaman, dan rasio
leverage.
Usia Debitur (X1)
Variabel usia debitur memiliki nilai signifikansi sebesar 0,590. Hasil ini
menunjukkan bahwa usia debitur tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pemberian kredit. Tidak adanya pengaruh usia debitur terhadap keputusan
pemberian kredit pada Peer to Peer Lending dikarenakan pada sampel data
penelitian, usia debitur berada pada rentang angka 20 hingga 50 tahun. Rentang usia
tersebut menurut pendekatan psikologis dianggap telah memiliki pola pikir yang
dewasa sehingga telah mampu memahami prosedur peminjaman serta mengenai
risiko yang akan dihadapi dalam melakukan pinjaman.
Jenis Kelamin Debitur (X2)
Variabel jenis kelamin debitur memiliki nilai signifikansi sebesar 0,05. Hasil
ini menunjukkan bahwa jenis kelamin debitur memiliki pengaruh terhadap
keputusan pemberian kredit secara signifikan. Nilai odds ratio variabel ini adalah
sebesar 8,987 yang menunjukkan bahwa kemungkinan diterimanya pengajuan
kredit UMKM pada platform Peer to Peer Lending yang pemiliknya berjenis
kelamin laki-laki lebih besar 8,987 kali lipat daripada pemilik yang berjenis
kelamin perempuan. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa jenis kelamin masih
menjadi perhatian para kreditur dikarenakan adanya perbedaan dalam pengalaman
usaha. Umumnya, pengusaha perempuan masih dianggap memiliki kemampuan
usaha yang lebih rendah daripada laki-laki berdasarkan pengalaman yang ada
sehingga kreditur lebih menaruh kepercayaan kepada debitur laki-laki untuk
diberikan kredit.
Lama Usaha (X3)
Variabel lama usaha memiliki nilai signifikansi sebesar 0,482. Hasil ini
menunjukkan bahwa lama usaha tidak berpengaruh terhadap keputusan pemberian
kredit secara signifikan. Tidak adanya pengaruh lama usaha terhadap keputusan
pemberian kredit pada Peer to Peer Lending dikarenakan tidak selamanya lama
usaha berpengaruh terhadap terwujudnya manajemen usaha yang baik. Lamanya
usaha tidak menjamin bahwa usaha tersebut akan memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi jika tidak mengikuti perkembangan jaman. Artinya, suatu usaha harus
selalu melakukan inovasi terhadap kegiatan operasional bisnisnya demi
memperoleh pendapatan yang tinggi sebagai sumber utama dalam membayar
pinjaman kepada kreditur.
Tujuan Pinjaman (X4)
Variabel tujuan pinjaman memiliki nilai signifikansi sebesar 0,183. Hasil ini
menunjukkan bahwa tujuan pinjaman tidak berpengaruh terhadap keputusan
pemberian kredit secara signifikan. Tidak adanya pengaruh tujuan pinjaman
terhadap keputusan pemberian kredit pada Peer to Peer Lending dikarenakan
semua tujuan pinjaman yang ada pada sampel penelitian masih terkait dengan
aktivitas operasional perusahaan. Adapun tujuan pinjaman yang ada dipergunakan
untuk kepentingan inventory purchase, business expansion, dan cash flow. Hal ini
yang menyebabkan kreditur masih mau untuk memberikan pinjaman dan tujuan
pinjaman bukan menjadi preferensi kreditur untuk memberikan pinjamannya.
Jangka Waktu Pinjaman (X5)
Variabel jangka waktu pinjaman memiliki nilai signifikansi sebesar 0,755.
Hasil ini menunjukkan bahwa jangka waktu pinjaman tidak berpengaruh terhadap
keputusan pemberian kredit secara signifikan. Tidak adanya pengaruh jangka waktu
pinjaman terhadap keputusan pemberian kredit pada Peer to Peer Lending
dikarenakan tiap kreditur memiliki pola perilakunya masing-masing. Ada sebagian
kreditur yang menyukai jangka waktu pinjaman yang cepat dikarenakan ingin
memperoleh imbal hasil yang lebih cepat juga, namun sebagian krediturnya lebih
menyukai jangka waktu pinjaman yang lebih lama karena ingin memaksimalkan
efek compounding dan meminimalisir risiko. Oleh karena itu, hal ini
menggambarkan bahwa tidak ada yang dominan antara jangka waktu pinjaman
yang cepat atau lebih lama karena itu semua bergantung pada kebutuhan investor.
Skor Kredit (X6)
Variabel skor kredit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,045. Hasil ini
menunjukkan bahwa skor kredit berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit
secara signifikan dengan arah koefisien yang positif. Nilai odds ratio variabel ini
adalah sebesar 5,478 yang menunjukkan bahwa kemungkinan diterimanya
pengajuan kredit UMKM pada platform Peer to Peer Lending yang memiliki skor
kredit lebih besar yaitu 5,478 kali lipat daripada UMKM yang memiliki skor kredit
lebih rendah. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi skor kredit
debitur maka semakin besar pula kreditnya dapat diterima. Hal ini dikarenakan skor
kredit yang besar menunjukkan kemampuan debitur dalam melunasi pinjaman yang
juga semakin besar.
Omzet Usaha (X7)
Variabel omzet usaha memiliki nilai signifikansi sebesar 0,021. Hasil ini
menunjukkan bahwa omzet usaha berpengaruh terhadap keputusan pemberian
kredit secara signifikan dengan arah koefisien yang positif. Nilai odds ratio variabel
ini adalah sebesar 1,000 yang menunjukkan bahwa kemungkinan diterimanya
pengajuan kredit UMKM pada platform Peer to Peer Lending yang memiliki omzet
usaha lebih besar yaitu 1,000 kali lipat daripada UMKM yang memiliki omzet
usaha lebih rendah. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi
omzet usaha yang diperoleh debitur, maka semakin besar pula kreditnya dapat
diterima. Hal ini dikarenakan omzet usaha yang tinggi mengindikasikan
kemungkinan perolehan laba yang juga tinggi sehingga hal tersebut dapat menjamin
debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Rasio Leverage (X8)
Variabel rasio leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0,677. Hasil ini
menunjukkan bahwa rasio leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan
pemberian kredit secara signifikan. Secara umum, rasio leverage yang rendah
dinilai memiliki probabilitas gagal bayar yang rendah. Artinya, semakin sedikit
utang yang dimiliki, maka kesuksesan kreditnya akan diterima. Namun usaha yang
memiliki rasio leverage tinggi tidak selamanya juga memiliki probabilitas gagal
bayar yang tinggi juga. Hal ini dikarenakan jika suatu usaha memiliki kapasitas
utang yang tinggi namun digunakan untuk kelangsungan operasi bisnis, maka usaha
tersebut akan mampu mencapai profitabilitas sebagai sumber utama dalam
pelunasan kredit. Oleh karena itu, dalam penelitian ini rasio leverage tidak
berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit.
Jumlah Pinjaman (X9)
Variabel jumlah pinjaman memiliki nilai signifikansi sebesar 0,016. Hasil ini
menunjukkan bahwa jumlah pinjaman berpengaruh terhadap keputusan pemberian
kredit secara signifikan dengan arah koefisien yang positif. Nilai odds ratio variabel
ini adalah sebesar 1,000 yang menunjukkan bahwa kemungkinan diterimanya
pengajuan kredit UMKM pada platform Peer to Peer Lending yang mengajukan
jumlah pinjaman lebih tinggi yaitu 1,000 kali lipat daripada UMKM yang
mengajukan pinjaman lebih rendah. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa
semakin besar jumlah pinjaman yang diajukan, maka semakin besar pula kreditnya
dapat diterima. Hal ini dikarenakan perilaku kreditur pada saat ini cenderung
menyukai jumlah pendanaan yang besar untuk memperoleh kesempatan dalam
memperoleh keuntungan yang lebih besar di kemudian hari.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini ditujukan untuk menguji hubungan antara usia debitur, jenis
kelamin debitur, lama usaha, tujuan pinjaman, jangka waktu pinjaman, skor kredit,
omzet usaha, rasio leverage, dan jumlah pinjaman terhadap keputusan pemberian
kredit pada Peer to Peer Lending. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 45
UMKM yang mengajukan pinjaman pada website Koinworks dalam kurun waktu
September – Oktober 2019.
Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis kelamin debitur,
skor kredit, omzet usaha, dan jumlah pinjaman merupakan faktor penentu dalam
keputusan pemberian kredit, sedangkan usia debitur, lama usaha, tujuan pinjaman,
jangka waktu pinjaman, dan rasio leverage bukan merupakan faktor penentu dari
keputusan pemberian kredit pada Peer to Peer Lending di Indonesia. Informasi
yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian
berikutnya dan bagi pihak debitur bisa menjadi bahan pertimbangan dalam
mengajukan pinjaman pada Peer to Peer Lending agar pinjamannya dapat sukses
terdanai.
Peneliti mengakui bahwa penelitian ini tidak terlpeas dari adanya
keterbatasan diantaranya, peneliti hanya memfokuskan pada variabel-variabel yang
terdapat pada informasi usaha yang terdapat di website koinworks.com. Dalam
penelitian ini juga dilakukan hanya dalam kurun waktu yang singkat yaitu dua bulan
saja dan pada satu perusahaan penyedia jasa Peer to Peer Lending.
Bagi penelitan selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melakukan pengujian
terhadap faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi keputusan pemberian kredit
pada Peer to Peer Lending, seperti ukuran usaha, debt to income ratio, dan
frekuensi pengajuan pinjaman. Disamping itu, menambah rentan waktu penelitian
sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dan representatif.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Gita. (2017). Faktor-Faktor yang Menentukan Keputusan Pemberian Kredit
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Lembaga Keuangan Mikro
Peer to Peer Lending. Skripsi. Diakses dari repository.uinjkt.ac.id.
Andriansyah, Wibi dan Agung Winarno. (2019). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kesuksesan Pinjaman UMKM melalui Peer-to-Peer Lending
pada LendingClub. Jurnal Ilmiah. Diakses dari journal2.um.ac.id.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2016). Warta KUMKM. Jakarta,
DKI: Penulis. Diakses dari https://www.bappenas.go.id
Baransika, N. (2011). "Does Gender Affect Investors’ Appetite for Risk? Evidence
from Peer-to-Peer Lending" DIW Berlin Discussion Paper No. 1125 Available
at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1858719.
Fahmi, Irham. (2014). Manajemen Perkreditan. Bandung: Alfabeta.
Gavurova, Beata. (2018). Determinants of Succesful Loan Aplication at Peer-to-
Peer Lending Market. Diakses 15 Januari 2019, dari researchgate.net
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi ke 5. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hapsari, Suci Fatikah. (2017). Faktor-Faktor yang Menentukan Keputusan
Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Lembaga
Pembiayaan Islamic Peer to Peer Lending. Skripsi. Diakses dari
repository.uinjkt.ac.id
Kementerian Perdagangan. (2013). Analisis Peran Lembaga Pembiayaan dalam
Pengembangan UMKM. Jakarta, DKI: Penulis. Diakses dari
http://bppp.kemendag.go.id/
Kumalaningsih, Sri. (2012). Metodologi Penelitian : Kupas Tuntas Cara Mencapai
Tujuan. Malang: UB Press.
Matondang, Abdul Wahab. (2018). Pengaruh Informasi Akuntansi dan Informasi
Non Akuntansi terhadap Pengambilan Keputusan Kredit. Jurnal Studi Akuntansi
dan Keuangan, Volume 2 Nomor 1 2018, hal. 15-26.
Meng, Fanlu. (2016). What are the Determinants of Lending Decision for Chinese
Peer to Peer Lending?. Jurnal Ilmiah. Diakses dari researchgate.net
Mollenkamp, Nilas. (2017). Determinants of Loan Performance in P2P Lending.
Jurnal Ilmiah. Diakes dari essay.utwente.nl
Munawaroh. (2012). Metodologi Penelitian. Malang: Intimedia.
Manurung, Adler. (2008). Hubungan Rasio-Rasio Keuangan dengan Peringkat
Obligasi. Skripsi. Diakses 17 Oktober 2019, dari
www.financialbisnis.com/Data2/Riset
Nisa, Chaerani. (2016). Analisis Dampak Kebijakan Penyaluran Kredit kepada
UMKM terhadap Pertumbuhan Pembiayaan UMKM oleh Perbankan. Diakses
dari https://ojs.uph.edu
Novitasari, Adeerma. (2015). Analisis Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit
Modal Kerja (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Kantor Cabang
Martadinata Malang). Skripsi.
Nurdiwaty, D. & Faisol. (2017). Analisis Financing to Deposit Ratio, Debt to
Equity Ratio, Return on Equity, dan Quick Ratio terhadap Pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Akuntansi &
Ekonomi FE UN PGRI Kediri 2 (2).
Pope, D and Sydnor, J. (2011) "What “s in a picture? Evidence from Prosper.com",
Journal of Human Resources, vol. 46, no.1, pp. 53-92 Prenada Media Grup.
Program For Eastern Indonesia SME Assisten. (2008). Akses ke pendanaan bagi
perempuan pengusaha di Indonesia. Ringkasan Eksekutif.
Puspita, Dinna & Nurdin. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan
Keputusan Pemberian Kredit UMKM pada Lembaga Keuangan Mikro Peer to
Peer Lending (Studi Kasus pada Koinworks dan Gandengtangan Financial
Technology Tahun 2017). Jurnal Ilmiah. Diakses dari karyailmiahunisba.ac.id
Riadi, Edi. (2016). Statistik Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS).
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Rijanto, Erwin. (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Jakarta: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia.
Siregar, Syofian. (2017). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif:
Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Sofyan, Syaakir. (2017). Peran UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
dalam Perekonomian Indonesia. Bilancia, Vol. 11 No. 1, Januari-Juni 2017.
Diakses pada 27 Oktober 2019.
Subagyo, Ahmad. (2015). Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Cet. Ke-8. Hal. 137.
Suharjo, Bambang. (2013). Statistika Terapan Disertai Contoh Aplikasi dengan
SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumodiningrat. (2015). Menuju Ekonomi Berdikari Pemberdayaan UMKM.
Yogyakarta: Media Pressindo.
Supranto, J. (2009). Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Suprapto, Haddy. (2017). Metodologi Penelitian untuk Karya Ilmiah. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Suyanto & Asep Jihad. (2016). Betapa Mudah Menyusun Tulisan Ilmiah. Jakarta:
Esensi.
Tampubolon, Heryucha Romanna. (2019). Seluk-Beluk Peer to Peer Lending
sebagai Wujud Baru Keuangan di Indonesia. Jurnal Bina Mulia Hukum, 3, 193.
Diakses dari jurnal.fh.unpad.ac.id
Tjondro, E. & Basuki. 2012. Studi Tentang Political Tie, Pengaruhnya terhadap
Keputusan Pemberian Kredit Bank di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
14(2).
Wicaksono, Rezal. (2011). “Analisis Pengaruh PDB Sektor Industri, Upah Riil,
Suku Bunga Riil, dan Jumlah Unit usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
pada Industri Pengolahan Sedang dan Besar di Indonesia tahun 1990-2008”.
Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Yuana, Pusvita. (2015). Analisis Variabel yang Mempengaruhi Keputusan
Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil (UMK) Program Kemitraan PT
Telekomunikasi Indonesia. Skripsi.
Yusuf, A. Muri. (2015). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
Zhang, Yuejin, et. al. (2017). Determinants of Loan Funded Successful in Online
P2P Lending. Jurnal Ilmiah. Diakses dari researchgate.net
top related