analisis beban kerja tenaga teknis kefarmasian ...repository.binawan.ac.id/261/1/k3 - tika an nisaa...
Post on 05-Aug-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT X TAHUN 2019
SKRIPSI
TIKA AN NISAA
031511070
PRODI D.IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA 2019
ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH
SAKIT X TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Oleh : TIKA AN NISAA NIM. 031511070
PRODI D.IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS BINAWAN JAKARTA
201
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Tika An Nisaa
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta / 10 Oktober 1996
Agama : Islam
Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : PUP Sektor V Blok R 4 No. 8
RT. 005/ RW.029
Bahagia, Kecamatan Babelan, Bekasi
Telepon : 085710078635
Email : tikanisa62@gamail.com
Riwayat Pendidikan :
1. Tahun 2001 – 2008 : SDN Babelan Kota 07
2. Tahun 2008 – 2011 : SMPN I Babelan
3. Tahun 2011 – 2014 : SMK Kesehatan Fahd Islamic School
4. Tahun 2015 – 2019 : Universitas Binawan
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Analisis Beban Kerja Tenaga
Teknis Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X Tahun 2019“.
Shalawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita
Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan Program Diploma IV Universitas Binawan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbgai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
secara moril dan materil selama penulisan proposal ini berlangsung,
khususnya kepada :
1. Bapak, Ibu, kakak, adik dan semua anggota keluargaku terima kasih
atas doa dan dukungan moril dan materil yang kalian berikan,
2. Bapak Husen, SST.K3, M.Si selaku Ketua dan Penguji I Program Studi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Ibu Putri Winda Lestari, SKM, M. Kes (Epid) selaku Dosen
Pembimbing Skripsi
4. Ibu Sari Sekar Ningrum,ST,M.Eng selaku Dosen Penguji II
5. KaBag SDM di RS X yang telah memberikan izin untuk melakukan
kegiatan penelitian
6. Teman – teman Instalasi Farmasi Rumah Sakit Juwita serta teman
sejawat farmasi yang telah memberikan dukungan dan semangat,
serta memberikan bantuan, bimbingan dalam penelitian untuk Skripsi
saya
vi
7. Seluruh teman – teman dari kelas regular & kelas karyawan yang telah
banyak memberikan bantuan dan motivasi selama kuliah di
Universitas Binawan
8. Teman – teman Klinik Wamia Husada yang telah memberikan
motivasi dukungan dan semangat
9. Bu Rita yang telah banyak memberikan masukan serta nasehat –
nasehat dan semangat.
10. Kakak tingkat senior mba Erika, mas banjar, mas tombo yang telah
memberikan masukan dan motivasi dukungan
11. Seluruh dosen staf pengajar Universitas Binawan Prodi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
skripsi ini luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri.
Jakarta 16 Juli 2019
Penulis
vii
ABSTRAK
Nama : Tika An Nisaa
Prodi : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Judul : Analisis Beban Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian
Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X Tahun 2019
Latar Belakang :
Data pelayanan resep Rumah Sakit X mencapai 2000 sampai 4000 Per bulan. Berdasarkan Permenkes RI Nomor 56 Tahun 2014, jumlah sumber daya tenaga kefarmasian di Rumah Sakit tipe C adalah dua apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit delapan tenaga teknis kefarmasian, dan satu apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi yang merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan beban kerja Rumah Sakit. Sedangkan jumlah SDM di Rumah Sakit X yaitu, dua apoteker yang bertugas di pelayana farmasi klinik rawat inap dan satu apoteker yang bertugas di pelayanan farmasi klinik rawat jalan yang dibantu oleh enam tenaga teknis kefarmasian yang merangkap semua pelayanan farmasi klinik baik rawat jalan maupun rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis beban kerja tenaga teknis kefarmasian dengan metode work sampling, serta untuk mengetahui activity and delay sampling, performance sampling pada tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X.
Metode :
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional. Peneliti melakukan observasi work sampling pada 6 tenaga teknis kefarmasian dan telaah dokumen serta melakukan wawancara mendalam dengan 3 informan kunci yaitu Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit X, senior tenaga teknis kefarmasian, Kepala HRD (human resource dapartement). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi formulir work sampling, jam digital untuk perhitungan waktu dalam menit. Analisis data dilakukan dengan cara melakukan analisis besar beban kerja tenaga teknis kefarmasian yang kemudian akan digolongkan menjadi 3 kategori yaitu golongan beban kerja rendah, beban kerja sedang, dan beban kerja tinggi.
Hasil :
Penelitian ini menunjukan bahwa beban kerja tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X dalam kategori beban kerja sedang (71,54 %) dengan nilai rasio dari activity and delay sampling yaitu 0,27 dan nilai performance sampling yaitu 78,67%.
Simpulan :
Hasil perhitungan rasio activity and delay sampling sebesar 0,27. Performance sampling pada tenaga teknis kefarmasian sebesar 78,67%. Berdasarkan aktivitas kegiatan produktif tenaga teknis kefarmasian menghabiskan waktu sebesar 71,54%. Beban kerja termasuk dalam kategori beban kerja sedang, jika ditinjau dari kegiatan non produktif beban kerja tenaga kefarmasian tergolong fluktuatif, dikategorikan cukup tinggi pada saat jam dan hari tertentu.
Kata Kunci : Beban kerja, Instalasi Farmasi, Work Sampling.
viii
ABSTRACT
Name : Tika An Nisaa
Study Program : Safety and Health Occupational
Title : Analysis of Pharmaceutical Workforce Workload
At X Hospital Pharmacy Installation in 2019
Background :
Hospital X prescription service data reaches 2000 to 4000 per month. Based on the Republic of Indonesia Minister of Health Regulation No. 56 of 2014, the number of pharmacy personnel in type C hospitals are two pharmacists on duty in the hospital assisted by at least eight pharmacy technical personnel, and one pharmacist as the reception, distribution coordinator who concurrently performs clinical pharmacy services inpatient or outpatient care and assisted by pharmaceutical technical personnel whose numbers are adjusted to the hospital workload. While the number of HR in Hospital X, namely, two pharmacists who served in inpatient clinical pharmacy services and one pharmacist who served in outpatient clinical pharmacy services were assisted by six pharmaceutical technical personnel who concurrently all clinical pharmacy services both outpatient and inpatient. This study aims to determine the workload analysis of pharmaceutical technical personnel with work sampling methods, as well as to determine the activity and delay sampling, performance sampling of pharmaceutical technical personnel in the Pharmacy Installation of Hospital X.
Methods : This research is an observational descriptive study. Researchers conducted observations on work sampling on 6 pharmaceutical technical personnel and document review and conducted in-depth interviews with 3 key informants namely the Head of Pharmacy Installation X Hospital, senior pharmaceutical technical personnel, Head of HRD (human resource department). The instruments used in this study include a work sampling form, digital clock for time calculation in minutes. Data analysis was carried out by analyzing the workload of pharmaceutical technical workforce which would then be classified into 3 categories: low workload, medium workload and high workload. Results : This study shows that the workload of pharmaceutical technical personnel at Pharmacy Hospital Installation X is in the moderate workload category (71.54%) with a ratio value of activity and delay sampling of 0.27 and a performance sampling value of 78.67%. Conclusion : The results of the calculation of the ratio of activity and delay sampling of 0.27. Performance sampling in pharmaceutical technical personnel was 78.67%. Based on productive activities, pharmaceutical technical workers spend 71.54%. Workload is included in the category of moderate workload, when viewed from non-productive activities the workload of pharmaceutical personnel is classified as fluctuating, categorized quite high at certain hours and days. Keyword : Workload, Pharmacy Installation, Work Sampling.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .... Error! Bookmark
not defined.
LEMBAR PENGESAHAN .............................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................... vii
ABSTRACT ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1.Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3.Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 5
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
1.4.1. Bagi Penulis .................................................................... 5
1.4.2. Bagi Universitas Binawan ............................................... 5
1.4.3. Bagi Rumah Sakit ........................................................... 6
1.5.Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7
2.1. Beban Kerja .............................................................................. 7
2.1.1. Definisi Beban Kerja ........................................................ 7
2.1.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja ......... 7
2.1.3. Dampak Beban Kerja. ..................................................... 8
2.2.Analisis Beban Kerja ................................................................. 8
2.2.1.Work Sampling ................................................................. 9
x
2.2.2.Time and Motion Study .................................................. 13
2.2.3.Daily Log ........................................................................ 13
2.3.Penggolongan Beban Kerja ..................................................... 14
2.3.1.Pembagaian Kerja ................................................................ 14
2.4.Jenis Beban Kerja ................................................................... 16
2.4.1.Beban Berlebih Kuantitatif .............................................. 16
2.4.2.Beban Berlebih Kualitatif ................................................ 17
2.5.Beban Kerja ............................................................................. 17
2.5.1.Beban Kerja Subjektif ..................................................... 17
2.5.2.Beban Kerja Objektif ...................................................... 17
2.6.Tenaga Teknis Kefarmasian .................................................... 18
2.7.Job Description Tenaga Teknis Kefarmasian .......................... 19
2.7.1.Job description ............................................................... 19
2.7.2.Job Description Tenaga Teknis Kefarmasian ................. 20
2.8.Kerangka Teori ........................................................................ 22
BAB III METODE PENELITAN ............................................................... 23
3.1. Kerangka Konsep ................................................................... 23
3.2.Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 24
3.3.Objek Penelitian ...................................................................... 24
3.4.Definisi Operasional ................................................................ 25
3.5.Sumber Data Penelitian........................................................... 26
3.5.1.Data Primer .................................................................... 26
3.5.2.Data Sekunder ............................................................... 26
3.6.Alat Penelitian / Instrumen Penelitian ...................................... 26
3.7.Pengumpulan Data .................................................................. 27
3.8.Pengelolahan Data dan Analisis Data ..................................... 27
3.8.1. Pengelolahan Data ........................................................ 27
3.8.2. Analisis Data ................................................................. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 29
4.1.Hasil Penelitian ........................................................................ 29
4.1.1.Gambaran Lokasi Penelitian ................................................ 29
4.1.2.Hasil Pengamatan ................................................................ 29
4.1.2.1. Pengamatan ............................................................ 29
4.1.3.Perhitungan .......................................................................... 43
xi
4.1.3.1.Activity and delay sampling ......................................... 43
4.1.3.2.Performance Sampling ................................................ 44
4.1.4. Analisis Beban Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian ................ 45
4.1.5. Hasil Wawancara .................................................................... 46
4.2.Pembahasan ........................................................................... 47
4.2.1.Analisis beban kerja tenaga teknis kefarmasian di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X Tahun 2019. ....................... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 49
5.1.Kesimpulan .............................................................................. 49
5.2.Saran ....................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 51
LAMPIRAN .............................................................................................. 54
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.4. Definisi Operasional . ............................................................. 25
Tabel 4.1. Gambaran dari jenis kegiatan produktif langsung
Kegiatan produktif Tidak langsung ,
kegiatan non produktif, kegiatan pribadi …………………… 31
Tabel 4.2. Hasil pengamatan total waktu dari jenis Kegiatan
Tenaga Teknis Kefarmasian Di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X Selama
Empat belas hari………………………………………………… 33
Tabel 4.3. Total waktu kegiatan produktif langsung tenaga
teknis kefarmasian berdasarkan jenis
kegiatan …………………………………………………………. 37
Tabel 4.4. Total waktu kegiatan produktif tidak langsung tenaga teknis
Kefarmasian berdasarkan jenis kegiatan ............................ 39
Tabel 4.5. Total waktu kegiatan non produktif tenaga teknis kefarmasian
Berdasarkan jenis kegiatan .............................................. 40
Tabel 4.6. Total waktu kegiatan pribadi tenaga teknis kefarmasian
Berdasarkan jenis kegiatan ................................................... 42
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Rekapan Data Jumlah Resep Di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X Periode 06-19 Mei 2019…………… 29
Gambar 4.2. Total Waktu Kegiatan Tenaga Teknis Kefarmasian
Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X Berdasarkan
Hari Pengamatan ……………………………………….. 35
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uraian Kerja…………………………………………………… 55
Lampiran 2. Petunjuk Pengamatan Aktivitas……………………..……… 57
Lampiran 3. Formulir Work Sampling…………………………………….. 58
Lampiran 4. Jumlah Pengamatan Waktu ………………………………… 60
Lampiran 5. Rekapan Data Jumlah Pelayanan Resep Di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X Periode 06 – 19 Mei 2019…………………. 79
Lempiran 6. Pedoman Wawancara……………………………………….. 82
Lampiran 7. Matriks Ringkasan Wawancara Mendalam……………….. 83
Lampiran 8. Dokumentasi…………………………………………………. 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna, yang memiliki fungsi
penyelengaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit, serta pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan perorangan secara paripurna. (1)
Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang standar
pelayanan farmasi Rumah Sakit menyebutkan bahwa bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
sehingga berdampak pada kepuasan pasien itu sendiri. (2)
Pelayanan kefarmasian akan berjalan dengan baik bila didukung
dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan berpotensial.
Ketersediaan sumber daya manusia Rumah Sakit disesuaikan
dengan kebutuhan Rumah sakit berdasarkan tipe Rumah Sakit dan
pelayanan yang di berikan kepada masyarakat. Instalasi Farmasi
merupakan bagian dari pelayanan penunjang medis yang
mendukung kelancaran pelayanan pada pasien. Pelayanan Farmasi
mempunyai standar minimal pelayanan resep berupa waktu tunggu
pelayanan resep obat jadi dan obat racikan. Standar tersebut
tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Standar dalam
pelayanan resep obat jadi yaitu ≤ 30 menit dan pelayanan resep obat
racikan ≤ 60 menit. (3) Sedangkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
X berdasarkan resep – resep yang sudah ditelaah oleh peneliti, rata
– rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan resep obat
racikan adalah ≤ 32 menit, sedangkan waktu yang dibutuhkan dalam
2
menyelesaikan resep obat jadi adalah ≤ 15 menit untuk pelayanan
pasien umum atau asuransi. Untuk pasien BPJS rata- rata yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan resep obat jadi dan racikan itu
mirip dengan pasien umum dan asuransi dalam pengerjaan
resepnya. Terkecuali untuk pasien BPJS seperti resep pasien
Proanis (Progam Pengelolahan Penyakit Kronis) dan resep pasien
PRB (Pasien Rujuk Balik), dan resep pasein poli dokter syaraf rata-
rata untuk menyelesaikan resep obat jadi yaitu ≤ 35 menit. Ada
beberapa faktor yang berpengaruh dalam pengerjaan resep.
Diantaranya yaitu baik dari segi prosedur sistem BPJS, verifikasi
resep kedalam sistem BPJS maupun dokter, dan belum lagi
beberapa kejadian yang tidak diinginkan seperti sistem BPJS yang
offline. Sistem BPJS dan sistem penginputan di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X sering mengalami error dan offline sehingga
mengakibatkan penumpukan resep dan mengakibatkan waktu
tunggu terhadap pasien.
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 56 Tahun 2014, jumlah
sumber daya tenaga kefarmasian di Rumah Sakit tipe C adalah satu
apoteker sebagai Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit, dua
apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit
delapan tenaga teknis kefarmasian, dan satu apoteker sebagai
koordinator penerimaan, distribusi yang merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu
oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan beban
kerja Rumah Sakit.(4) Sedangkan jumlah sumber daya tenaga
kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X yaitu satu apoteker
sebagai Kepala Instalasi Farmasi, satu apoteker pendamping
sebagai koordinator bagian pembelian dan persedian stok
kebutuhan obat – obatan dan alat kesehatan yang dibantu oleh satu
tenaga teknis kefarmasian (asisten apoteker), tiga apoteker
pendamping yang bertugas dipelayanan farmasi klinik di rawat inap,
dan tujuh orang tenaga teknis kefarmasian (asisten apoteker) dan
3
pertanggal 15 April 2019 satu orang tenaga teknis kefarmasian
belum lama ini mengundurkan diri, jadi total tenaga teknis
kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X adalah 6 orang yang
merangkap semua pelayanan baik pelayanan resep rawat jalan
maupun rawat inap.
Salah satu faktor yang mempengaruhi lamanya waktu tunggu
pelayanan resep adalah sumber daya manusia, beban kerja yang
tinggi dan kurangnya tenaga juga dapat mengakibatkan proses
pelayanan kepada pasien tidak optimal karena banyaknya resep
yang menumpuk sehingga pegawai cenderung terburu-buru dalam
melayani pasien, hal ini menyebabkan keterlambatan terutama pada
tahap verifikasi resep.
Beban kerja dapat dilihat dari aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan oleh staff pada waktu kerja baik kegiatan langsung,
kegiatan tidak langsung, dan kegiatan lain seperti kegiatan pribadi
dan kegiatan tidak produktif. (5)
Menurut Ilyas (2011) pada kenyataan tidak mungkin bagi kita
untuk mengharapkan personel bekerja secara maksimum (100%),
oleh karena itu dibutuhkan standar optimum nasional yang dapat
digunakan sebagai parameter dalam menentukan tingkat beban
kerja personel. Standar titik optimum yang digunakan untuk
mengharapkan setiap personel dapat bekerja secara optimal adalah
dengan waktu kegiatan pada proporsi 80%. (6)
Rumah Sakit X melayani dua jenis kunjungan pelayanan yaitu
pelayanan pasien umum dan pasien JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional). Setiap tahunnya jumlah kunjungan pasien mengalami
sedikit peningkatan seiring berjalannya pasien JKN. Berdasarkan
data yang ada, jumlah kunjungan pada pasien rawat jalan tahun
2017 sebesar 23.335 pasien, pada tahun 2018 sebesar 35.538
pasien, dan pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2019
yaitu 4.386. Jumlah kunjungan pasien pada rawat inap di tahun 2017
yaitu sebesar 2443 (dengan total tempat tidur 60), di tahun 2018 yaitu
4
2471 (dengan total tempat tidur 60), dan data terakhir pada bulan
Januari – Febuari 2019 yaitu 292 (dengan total tempat tidur 60).
Peningkatan jumlah kunjungan pasien akan berpengaruh
terhadap jumlah pelayanan resep. Peningkatan terhadap pelayanan
resep dapat dilihat pada rekap data jumlah pelayanan resep di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X. Pada periode tahun 2017 resep
yang ditanggani tercatat sebesar 28.160 resep, 2018 sebesar 34.850
resep, dan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2019 resep
yang ditanggani tercatat sebesar 6.368. Tidak menutup
kemungkinan pada bulan selanjutnya akan mengalami terus
peningkatan pada resep yang ditanggani oleh Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X.
Peningkatan jumlah pelayanan resep di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X mempunyai dampak terhadap beban kerja bagi
tenaga teknis kefarmasian (asisten apoteker). Berdasarkan uraian
yang dijelaskan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang analisis beban kerja tenaga teknis kefarmasaian
dengan metode work sampling di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
Tahun 2019.
1.2. Rumusan Masalah
Peningkatan jumlah kunjungan pasien akan berpengaruh
terhadap jumlah pelayanan resep. Peningkatan jumlah resep yang
terjadi di setiap Tahunya tidak sebanding dengan jumlah tenaga
teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X. Karena
jumlah tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
X terdapat 6 orang. Sedangkan berdasarkan Permenkes RI No. 56
Tahun 2014 jumlah tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit tipe C yaitu 8 tenaga teknis kefarmasian. Oleh karena
itu maka dapat diuraikan menjadi sebuah rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
5
1. Bagaimana analisis beban kerja tenaga teknis kefarmasian di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X ditinjau dari segi activity and
delay sampling?
2. Bagaimana analisis beban kerja pada tenaga teknis
kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X ditinjau dari
segi performance sampling?
3. Bagaimana analisis beban kerja tenaga teknis kefarmasian
dengan metode work sampling di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit x Tahun 2019?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui analisis beban kerja tenaga teknis
kefarmasian dengan metode Work Samping di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit X Tahun 2019.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Untuk mengetahui activity and delay sampling pada
tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X.
1.3.2.2. Untuk mengetahui performance sampling pada
tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan
memperdalam wawasan dan ilmu pengetahuan, serta dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah.
1.4.2. Bagi Universitas Binawan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana
informasi dan referensi untuk mahasiswa Universitas Binawan
6
di bidang Keselamatan Kesehatan Kerja dalam hal beban
kerja tenaga teknis kefarmasian.
1.4.3. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi
pihak Rumah Sakit X dalam mengetahui beban kerja pada
tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian kali ini peneliti akan melakukan analisis kepada
tenaga teknis kefarmasian (asisten apoteker) mengenai pengukuran
beban kerja dengan mengunakan metode Work Sampling. Dalam
teknik Work Sampling peneliti akan mengukur dari activity and delay
sampling yaitu mengukur proposi kegiatan aktivitas dan tidak
melakukan aktivitas seorang pegawai, kemudian peneliti juga akan
mengukur dari segi performance sampling yaitu mengukur waktu
yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk
bekerja seseorang pegawai berdasarkan uraian tugasnya dan dapat
sekaligus untuk mengukur produktivitasnya. Penelitian ini dilakukan
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X. Penelitian diselengarakan pada
bulan April – Mei 2019.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beban Kerja
2.1.1. Definisi Beban Kerja
Beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan
secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan,
teknik analisa beban kerja, atau teknik manajemen lainya dalam
jangka waktu tertentu untuk mendapatkan efisiensi dan
efektifitas kerja suatu unit organisasi. (7)
Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan dihadapkan
pada tugas pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu
tertentu.(8) Sedangkan menurut Permendagri No. 12/2008, beban
kerja adalah besaran pekerjaan atau unit organisasi dan
merupkan hasil kali antara volume kerja dan normal waktu. (9)
Sedangkan menurut Undang – Undang Kesehatan No. 36
Tahun 2009 beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus
dipikul oleh suatu jabatan/ unit organisasi dan merupakan hasil
antara jumlah pekerjaan dengan waktu. Setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat di sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan
upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja, dan
lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja
yang optimal. (10)
2.1.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja
Faktor – faktor yang mempengaruhi beban kerja adalah
sebagai berikut : (11)
1. Faktor Ekternal : beban kerja yang berasal dari luar tubuh
pekerjaan, seperti: tugas (task), meliputi tugas bersifat fisik
seperti, stasiun kerja, tata ruang kerja tempat kerja, kondisi
ruang kerja, kondisi lingkungan kerja, kondisi ruang kerja,
8
kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban
yang diangkat, sedangkan tugas yang bersifat mental
meliputi, tanggung jawab, kompleksitas pekerjaan, emosi
pekerjaan dan sebagainya.
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh
akibat dari reaksi beban kerja eksternal yang berpotensi
sebagai stressor, meliputi faktor somatic antara lain jenis
kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi
kesehatan, dan sebagainya, dan faktor psikis meliputi
motivasi, presepsi, keinginan, kepuasan, dan sebagainya.
2.1.3. Dampak Beban Kerja.
Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan
kelelahan baik fisik atau psikis sedangkan pada beban kerja
yang terlalu sedikit di mana pekerjaan yang terjadi karena
pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan. Kebosanan
dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang
terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada
pekerjaan sehingga secara potensial membahayakan pekerja.
Beban kerja meningkat akan berpengaruh pada penurunan
kemampuan kerja karyawan akibatnya kualitas kerja karyawan
sangat rendah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Hal ini
mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Nasution
menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh negatif terhadap
peningkatan kemampuan auditor dalam mendeteksi gejala –
gejala kecurangan dikarenakan beban kerja yang berlebih (12).
2.2. Analisis Beban Kerja
Beban kerja adalah jumlah unit kerja yang ditugaskan pada suatu
sumber daya dalam periode waktu tertentu. Menurut Kepmenkes
Nomor 81/MENKES/I/2004, beban kerja adalah banyaknya jenis
pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan
9
profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan
kesehatan. (5)
Analisis beban kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada
satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan
selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan persatuan
waktu. Beban kerja dapat dilihat dari kegiatan langsung, kegiatan
tidak langsung, dan kegiatan lain seperti kegiatan pribadi dan
kegiatan yang tidak produktif. (6)
Dalam perhitungan beban kerja ada tiga cara yang dapat
digunakan, diantaranya adalah : (6)
1. Work sampling
2. Time and Motion Study
3. Daily Log
2.2.1. Work Sampling
Work Sampling adalah teknik pembuatan serangkaian
pengamatan pada interval acak, berdasarkan prinsip statistika
bahwa informasi yang dilakukan secara acak sama lengkap
dengan informasi yang diberikan dengan pengamatan secara
kontiyu. (13)
Pada Work Sampling, yang diamati adalah apa yang
dilakukan oleh responden dimana informasi yang dibutuhkan
peneliti disini adalah jumlah tenaga yang ada serta waktu
dengan kesan yang dilakukan oleh personel pada kegiatanya,
bukan siapanya. Hal yang penting adalah apa yang dikerjakan
oleh personel, dimana setiap kegiatan yang dilakukan oleh
personel akan dilakukan pengamatan dari kejauhan. Pada
teknik Work Sampling kita dapat mengamati hal – hal yang
spesifikasi tentang pekerjaan seperti aktivitas personel
berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada waktu jam kerja,
apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan
tugasnya pada waktu jam kerja, proposi waktu kerja yang
digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak produktif serta
10
pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu dan jadwal
jam kerja. (6)
Work Sampling adalah pengukuran kegiatan kerja dari
karyawan dengan cara melakukan pengamatan dan
pencatatan dimana jumlah sampel pengamatan kegiatan
dilakukan secara acak. Pada metode ini yang menjadi fokus
pengamatan adalah apa yang dilakukan responden pada waktu
tertentu dan apa kegiatannya.tiga kegunaan utama dari work
sampling :
1. Activity and Delay Sampling
Mengukur proporsi kegiatan aktifitas dan tidak melakukan
aktifitas seorang pegawai.
2. Performance sampling
Mengukur waktu yang digunakan untuk beban kerja dan
waktu yang tidak digunakan untuk bekerja seseorang
pegawai berdasarkan uraian tugasnya dan dapat sekaligus
untuk mengukur produktivitasnya.
3. Work Measurement
Menetapkan standar waktu dari suatu kegiatan.
Hal – hal yang dapat diamati dengan work sampling adalah:
a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan pegawai pada
waktu jam kerja
b. Apakah aktivitas pegawai berkaitan dengan fungsi dan
tugasnya pada waktu jam kerja
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan
produktif atau tidak produktif.
d. Pola beban kerja pegawai dikaitkan dengan waktu,
jadwal jam kerja.
Menurut Ilyas terdapat beberapa tahapan dalam melakukan
teknik work sampling, pertama, kita harus menentukan jenis
personel yang inggin kita teliti, kedua bila personel berjumlah
banyak maka harus dilakukan pemilihan sampel (6). Pada tahap
11
ini dapat digunakan metode simple random sampling untuk
mendapatkan populasi sampel. Ketiga, membuat formulir daftar
kegiatan personel yang dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan
produktif dan kegiatan non produktif atau dapat pula
dikelompokan menjadi kegiatan langsung maupun kegiatan
tidak langsung. Keempat, melatih pelaksana peneliti tentang
cara pengamatan kerja dengan teknik Work Sampling. Kelima,
dilakukan pengamatan kegiatan dengan interval 2 – 15 menit
tergantung karakteristik pekerjaan. Pengamatan dilakukan
selama jam kerja, jika unit kerja berfungsi selama 24 jam maka
penelitian juga dilakukan selama 24 jam dan pengamatan dapat
dilakukan selama seminggu (7 hari).
Dalam teknik Work Sampling kelompok pekerja di
observasi di waktu tertentu dan kegiatan per-individu dicatat.
Setelah satu atau dua minggu, rata-rata waktu untuk setiap
aktivitas dihitung sehingga rata – rata watu tiap kegiatan dapat
ditentukan. Melalui pengamatan ini kita mengetahui waktu kerja
sebenarnya yang digunakan untuk kelompok kegiatan selama
beberapa hari. (6)
Metode Ilyas menggunakan pendekatan demend, artinya
metode ini menghitung beban kerja yang harus dikerjakan atas
dasar permintaan untuk menghasilkan unit produk atau jasa per
waktu yang dibutuhkan. Dengan demikian, beban kerja
tergantung juga volume transaksi bisnis yang harus dilakukan
oleh setiap tenaga kerja atau unit organisasi. Untuk menghitung
beban kerja personel organisasi dibutuhkan informasi yang
akurat. Hal- hal yang harus di perhatikan antara lain : (6)
1. Kejelasan transaksi bisnis utama atau penunjang setiap
personel dan unit organisasi
2. Kejelasan waktu yang dibutuhkan untuk setiap transaksi
bisnis utama atau penunjang
12
3. Jenis dan jumlah transaksi bisnis per hari, per minggu, per
bulan atau per tahun
4. Jumlah jam kerja efektif (produktif) perhari pada
organisasi
5. Jumlah hari kerja efektif dalam setahun organisasi.
Formula perhitungan beban kerja unit atau personel per
hari menurut Ilyas, (2011) sebagai berikut :
Keterangan :
B.K i-j : Jenis Beban Kerja
J.T : Jumlah Transaksi Per hari
W.T : Waktu (menit atau jam) untuk setiap jenis transaksi.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode Work
Sampling adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan dari metode Work Sampling :
a. Pengamatan tidak perlu mengamati pekerjaan terus –
menerus, sehingga secara teknis mudah dikerjakan dan
bagi pegawai yang menjadi objek merasa tidak diamati.
b. Pengamatan dapat mengamati beberapa orang
pegawai sekaligus.
c. Tidak diperlukan pengamatan professional yang terlatih
karena yang diamati hanya jenis kegiatanya.
d. Pengamatan dapat dihentikan kapan saja tanpa
berdampak buruk terhadap hasil penelitian.
e. Lebih menyenangkan bagi pengamatan dibandingkan
dengan metode Time Motion Study
f. Pengamat jarang merasa bosan dan kelelahan
2. Kekurangan dari metode Work Sampling :
a. Tidak memberikan informasi yang lengkap dan
terperinci detail kegiatan tenaga yang diamati
Beban Kerja / Hari = BK ij = JT X W.T
13
b. Data yang didapat bisa terjadi bias karena pegawai tahu
akan diamati.
2.2.2. Time and Motion Study
Metode Time and Motion Study, pengamat melakukan
pengamatan dan mengikuti dengan cermat tentang kegiatan
yang dilakukan oleh pegawai yang sedang diamati. Tenik ini
tidak hanya menghasilkan berupa beban kerja tapi juga kualitas
kerja pegawai. Pada metode ini dilakukan pengamatan secara
terus - menerus sampai pekerjaan selesai dan sampai
selesainya jam kerja pada hari itu. Pengamatan dilakukan
terhadap setiap jenis tugas yang dilakukan dan lamanya waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Kegiatan ini
dilakukan pengulangan pada keesokan harinya. Time and
motion study dilakukan, berat dan mahal sehingga jarang
dilakukan. (6)
2.2.3. Daily Log
Daily log merupakan bentuk sederhana dari Work Sampling,
dimana orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan
waktu yang digunakan untuk penelitian tersebut. Penggunaan
teknik ini sangat bergantung terhadap kerja sama dan kejujuran
dari pegawai yang sedang diteliti.
Pelaksanaan teknik ini menggunakan formulir isian
sederhana mengenai kegiatan, waktu dan lamanya kegiatan.
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti harus memberikan
penjelasan dan penekanan bahwa informasi mengenai
pegawai tidak akan tercantum pada laporan penelitian. (6)
Menurut Internasional Labour Organization (ILO) hasil presentase
(%) diperoleh dari pembagian antara total waktu kegiatan waktu
kegiatan produktif dengan 480 menit kemudian dikalikan 100 %,
sehingga didapatkan kriteria : bila kerja produktif > 85 % = beban kerja
berat, bila waktu kerja produktif 75 % sampai dengan 85 % = beban
kerja sedang, bila waktu kerja produktif < 75 % = beban kerja rendah.
14
Standar asumsi yang digunakan adalah 0 – 35 % diasumsikan
beban kerja rendah, 35 – 75 % diasumsikan beban kerja sedang,
sementara 80 – 100 % diasumsikan beban kerja tinggi. Diatas 100%
diasumsikan beban kerja sanggat tinggi sehingga dibutuhkan adanya
suatu usaha seperti penambahan waktu kerja (lembur) atau
penambahan jumlah karyawan. (14)
2.3. Penggolongan Beban Kerja
2.3.1. Pembagaian Kerja
2.3.1.1. Definisi Pembagian Kerja
Untuk mengetahui pentingnya pembagian kerja
dalam suatu organisasi, maka ada baiknya ditinjau
lebih dahulu pengertian pembagian kerja yang
dikemukakan oleh para sarjana, antara lain : Menurut
James A.F Stoner dan Charles Wankel pembagian
kerja adalah: Tugas yang sejenis atau erat
hubungannya satu sama lain diperinci dan
dikelompokan untuk dilakukan oleh seorang pejabat
atau satuan organisasi tertentu. (15) Sedangkan
menurut Sutarto:
1. Pembagian kerja adalah perincian dan aktivitas
yang semacam atau erat hubungannya satu sama
lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi.
2. Pembagian kerja adalah perincian serta
pengelompokan tugas-tugas yang semacam atau
erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan
oleh seorang pejabat tertentu. (16)
Dari kedua pendapat tersebut diatas dikatakan
bahwa dalam suatu organisasi, pekerjaan-pekerjaan
yang semacam dan sejenis dikelompokkan dan
diberikan kepada satuan-satuan organisasi atau
kepada pejabat tertentu.
15
Dengan demikian pembagian kerja merupakan
keharusan mutlak dalam suatu organisasi agar tidak
dapat tumpang asuh, penyimpangan-penyimpangan
serta kekembaran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Disamping itu dalam melaksanakan pembagian kerja
juga dituntut adanya penempatan pegawai yang betul-
betul sesuai keahlian atau spesialisasi yang dimiliki
dengan pekerjaan yang akan diserahkan kepadanya.
2.3.1.2. Dasar – Dasar Pembagian Kerja
Dalam melakukan pembagian kerja harus
diperhatikan tentang beberapa macam dasar
pembagian kerja sebagai berikut:
1. Pembagian kerja berdasarkan fungsi, yaitu
perincian serta pengelompokan tugas yang sejenis
atau erat hubunganya satu sama lain untuk
dilakukan oleh seorang pejabat tertentu, yang
masing-masing berdasarkan sekelompok aktivitas
sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaannya
atau perincian serta aktivitas yang semacam atau
erat hubunganya satu sama lain untuk dilakukan
oleh satuan organisasi tertentu, yang masing-
masing berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis
menurut sifatnya atau pelaksanaannya.
2. Pembagian kerja berdasarkan waktu yaitu
perincian serta pengelompokan tugas yang
semacam atau erat hubungannya satu sama lain
untuk dilakukan oleh pejabat tertentu yang masing-
masing dilakukan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
3. Pembagian kerja berdasarkan rangkaian kerja
berupa gabungan seri dan paralel adalah aktivitas
dalam organisasi diperinci menjadi urutan tugas
16
yang penyelesaiannya dilakukan secara serentak,
tugas yang satu tidak perlu menunggu selesainya
tugas yang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembagian kerja itu
merupakan perincian serta pengelompokan tugas yang
sejenis atau erat hubunganya satu sama lain untuk
dilakukan oleh seorang pejabat tertentu. (17)
2.3.1.3. Pentingnya Pembagian kerja
Tentang pentingnya pembagian kerja menurut Luther
Gulick, menyatakan alasan – alasan sebagai berikut :
1. Karena orang berbeda dalam pembawaaan,
kecakapan serta kemampuan dan mencapai
ketanggasan yang besar dengan spesialisis
2. Karena orang yang sama tidak dapat berada di dua
tempat pada saat yang sama
3. Karena orang tidak dapat mengerjakan hal pada
saat yang sama
4. Karena bidang pengetahuan dan keahlian begitu
luas sehingga seorang dalam rentangan hidup
tidak mungkin dapat mengetahui lebih banyak dari
pada sebagian kecil dari padanya. (17)
2.4. Jenis Beban Kerja
2.4.1. Beban Berlebih Kuantitatif
Beban berlebih secara fisik ataupun mental, yaitu individu
harus melakukan terlalu banyak hal dalam pekerjaanya dan
dapat memungkinkan menjadi sumber stres pekerjaan. Unsur
lain yang menimbulkan beban berlebih kuantitatif ini adalah
desakan waktu. Pada saat atau kondisi tertentu waktu akhir
(dead line) dapat menjadi stimulus untuk menghasilkan prestasi
kerja yang baik, namun bila tekanan waktu tersebut
menimbulkan banyak kesalahan dalam pekerjaan atau
17
menyebabkan gangguan kesehatan pada individu maka ini
mencerminkan adanya beban kerja berlebih kuantitatif.
2.4.2. Beban Berlebih Kualitatif
Beban kerja kualitatif adalah pada individu akibat tuntutan
pekerjaan yang lebih tinggi dari batas kemampuan kognitif dan
teknis individu. Pada batasan tertentu, beban kerja tersebut
menyebabkan pekerjaan menjadi tidak produktif dan menjadi
destruktif bagi individu pekerja. Bila berkelanjutan akan timbul
kelelahan mental dan dapat tampil dalam bentuk reaksi
emosional dan psikomotor secara patologis (8).
2.5. Beban Kerja
2.5.1. Beban Kerja Subjektif
Beban kerja subjektif adalah ukuran yang dipakai dalam
menjawab tentang beban kerja yang dilakukan, perasaan
kelebihan beban kerja, dan ukuran dari tekanan serta kepuasan
kerja.(18) Beban kerja subjektif meliputi presepsi terhadap beban
fisik, mental, dan sosial.(18) Beban kerja fisik merupakan
pekerjaan yang dilakukan dengan mengandalkan kegiatan fisik
semata akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat – alat
tubuh. Beban kerja mental merupakan penilaian beban kerja
yang berhubungan dengan dengan tekanan dan perasaan atau
mental selama bekerja.(20) Beban kerja sosial adalah penilaian
terhadap beban yang berkaitan dengan individu lain yang
dirasakan selama waktu kerja meliputi subjek yang terlibat
dalam pekerjaan. (20)
2.5.2. Beban Kerja Objektif
Beban kerja objektif adalah keseluruhan waktu yang dipakai
atau jumlah aktivitas yang dilakukan.(18) Beban kerja objektif
adalah pengukuran terhadap beban kerja yang dinyatakan
dalam bentuk proposi penggunaan waktu kerja yang dibedakan
atas beban kerja langsung, beban kerja tidak langsung, dan
bekerja kerja lain – lain. (20) Beban kerja secara obyektif
18
merupakan keadaan nyata yang ada di lapangan. Secara
obyektif, beben kerja dilihat dari keseluruhan waktu yang
dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan beban kerja
obyektif adalah pengukuran terhadap beban kerja yang ada
dilapangan yang dinyatakan dalam bentuk proposi penggunaan
waktu kerja dibedakan atas beban kerja beban langsung.
Beban kerja tidak langsung, beban kerja lain- lain.
2.6. Tenaga Teknis Kefarmasian
Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri dari
atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi. (4)
Tenaga teknis kefarmasian memiliki dua fungsi tugas fungsional
dan tugas administrasi yang dikerjakan di bawah pengawasan
apoteker (5). Berikut adalah penjabarannya :
1. Tugas Fungsional
a. Memberikan pelayanan resep baik rawat jalan dan rawat inap
meliputi penerimaan resep, penghargaan, pelabelan,
peracikan obat, penyerahan sampai pengemasan, dan
memberikan edukasi kepad pasien tentang cara pemakaian
obat.
b. Menjaga komunikasi dengan perawat dan dokter
c. Mengatur perbekalan farmasi
d. Melayani return obat dari ruangan perawatan
e. Menginformasikan stok obat harian
2. Tugas Administrasi
a. Mencatat segala sesuatu di dalam buku operan jika
melakukan perpindahan kerja
b. Pencatatan stok obat dan bahan habis pakai di dalam buku
permintaan barang gudang
c. Mencatat pengeluaran obat dan BHP (bahan habis pakai)
d. Mencatat pengembalian dan pembelian obat / BHP (bahan
habis pakai). (5)
19
2.7. Job Description Tenaga Teknis Kefarmasian
2.7.1. Job description
Sering diberikan terjemahan dengan uraian pekerjaan tapi
sering pula dengan uraian jabatan. Job description adalah
sebagai uraian tugas saja (task description), atau uraian
tentang apa yang dikerjakan oleh seseorang pekerja atau
pemegang jabatan, tanpa disertai informasi lain, seperti
hubungan jabatan dan syarat jabatan. (21)
Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh F.X. Soedjadi,
Staf balai pembinaan administrasi UGM, Komaruddin, dan F.A.
Rompas job description adalah baik uraian tugas maupun
informasi lain seperti hubungan jabatan, syarat jabatan, standar
pekerjaan dan latihan yang diperlukan.(21)
Uraian pekerjaan adalah suatu uraian atau deskripsi tertulis
dari seluruh operasional yang harus dikerjakan dan tanggung
jawab seseorang karyawan dalam suatu pekerjaan tertentu.
Dari analisis jabatan kemudian dijabarkan dalam uraian
pekerjaan. Jadi, tulisan tersebut bersifat deskriptif dan terdiri
dari catatan fakta – fakta pekerjaan yang ada dan berkaitan.
Jadi, deskripsi pekerjaan merupakan dokumen yang
menyediakan informasi mengenai kewajiban, tugas, dan
tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan. Manfaat dari
adanya deskripsi pekerjaan adalah sebagai berikut.
1. Membantu memberi gambaran yang jelas tentang tugas
dan tanggung jawab pekerjaan.
2. Memudahkan prosedur penarikan dan pelatihan tenaga
kerja.
3. Membantu tenaga kerja dalam merencanakan karir
mereka.
20
Umumnya suatu uraian pekerjaan dapat memuat :
1. Nama pekerjaan
2. Ringkasan pekerjaan
3. Tugas khusus yang harus dilaksanakan
4. Hubungan antara pekerjaan
5. Kecakapan karyawan dan alat kerja serta bahan yang akan
digunakan
6. Kondisi kerja , dan
7. Tanggung jawab yang harus dilaksanakan karyawan.(22)
2.7.2. Job Description Tenaga Teknis Kefarmasian
Lambang
RS X
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
NO. DOKUMEN
NO.
REVISI
0
HALAMAN
URAIAN TUGAS
TENAGA
TEKNIS
KEFARMASIAN
(Asisten
Apoteker)
Tanggal Terbit
06 Mei 2017
Ditetapkan
Direktur Operasional RS X
( )
Nama Jabatan Tenaga Teknis Kefarmasian
(Asisten Apoteker)
Unit Organisasi Instalasi Farmasi
Tugas Pokok 1. Melayani resep rawat jalan dan rawat inap
2. Berkomunikasi dengan pihak internal (dokter,
perawat, dan tenaga medis lain)
3. Melaporkan hasil kegiatan baik lisan maupun
tertulis kepada Ka. Instalasi Farmasi
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
21
Uraian Tugas 1. Menyiapkan obat sesuai dengan resep
2. Melakukan peracikan obat
3. Memberikan etiket
4. Mencatat obat yang kosong di buku defekta
5. Mencatat keluar masuk obat dalam kartu stok
6. Memberikan pelayanan informasi obat kepada
pasien
7. Melakukan HTKP resep
8. Menerima dan melaksanakan tugas dari Ka
Instalasi farmasi
9. Memberikan laporan kepada Ka Instalasi farmasi
Tanggung
Jawab
1. Ikut serta dalam pelaksanaan stok opname
2. Memastikan proses peracikan obat dengan benar
3. Memastikan tersosialisasinya visi dan misi rumah
sakit
4. Memastikan adanya monitoring terhadap stok
obat yang ada di instalasi farmasi
5. Memberikan pelayanan obat yang baik pada
pasien
6. Bertanggung jawab kepada kepala instalasi
farmasi
Wewenang
1. Melakukan dispensing obat baik rawat jalan
maupun rawat inap
2. Melakukan koordinasi dengan unit terkait, sebagai
bagian dari upaya peningkatan mutu pelayanan
22
2.8. Kerangka Teori
Bagan 2.1. Kerangka Teori
(Ilyas 2011, Karina 2012)
Tenaga Teknis Kefarmasian
1. Tugas Fungsional :
a. Memberikan pelayanan resep
baik resep rawat jalan dan
rawat inap.
b. Menjaga komunikasi dengan
perwat atau dokter
c. Mengatur perbekalan farmasi
d. Melayani return obat dari ruang
perawatan
e. Menginformasikan stok obat
harian
2. Tugas administrasi :
a. Mencatat segala sesuatu
didalam buku operan jika
melakukan perpindahan kerja
b. Pencatatan stok obat dan
bahan habis pakai di dalam
buku permintaan barang
gudang
c. Mencatat pengembalian dan
pembelian obat atau barang
habis pakai. (5)
Analisis Beban Kerja
1. Activity and
delay
sampling
2. Performsnce
sampling
Bentuk
sederhana
dari work
sampling,
dimana orang
yang diteliti
menuliskan
sendiri
kegiatannya
Dilakukan
pengamatan
secara terus –
menerus sampai
pekerjaan selesai
sampai jam kerja
pada hari itu dan
dilakukan
penggulangan
pada keesokan
harinya.
Work sampling
Time and motion
study
Daily log
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis beban kerja tenaga
teknis kefarmasian dengan mengunakan metode Work Sampling.
Dalam teknik Work Sampling peneliti akan mengukur dari activity and
delay sampling yaitu mengukur proposi kegiatan aktivitas dan tidak
melakukan aktivitas seorang pegawai, kemudian peneliti juga akan
mengukur dari segi performance sampling yaitu menggukur waktu yang
digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja
seseorang pegawai berdasarkan uraian tugasnya dan dapat sekaligus
utuk mengukur produktivitasnya. Penelitian ini menggunakan metode
Work Sampling karena metode ini tidak sulit untuk diterapkan dalam
pengamatan terhadap objek dan cocok untuk kegiatan yang sifatnya
INPUT OUTPUT
Analisis Beban
Kerja Tenaga
Teknis
Kefarmasian di
Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X
Tahun 2019
Waktu Kerja
Activity and Delay
Sampling
Performance
Sampling
Wawancara
Mendalam
PROSES
24
berulang. Metode ini lebih mudah dari pada metode lainnya dengan
kualitas hasil yang dapat dipercaya.
Peneliti juga melakukan kegiatan wawancara mendalam dengan 3
orang informan, yaitu Kepala Instalasi Farmasi, Tenaga Teknis
Kefarmasian, dan HRD (Human Resource Dapartemen).
3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskritif observasional.
Deskritif observasional yaitu sebuah desain penelitian yang
mengambarkan besarnya masalah yang diteliti beradasarkan
pengamatan. Bertujuan untuk mendapatkan data tentang analisisi
beban kerja tenaga teknik kefarmasian (asisten apoteker) di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit X, dengan menggunakan metode work
sampling.
3.3. Objek Penelitian
Untuk pengukuran beban kerja objek penelitian adalah seluruh
tenaga teknis kefarmasian yang berjumlah 6 orang, serta 3 orang
informan diantaranya yaitu Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit X,
Senior Tenaga Teknis Kefarmasian, Kepala HRD (Human Resource
Dapartemen) yang akan diwawancara mendalam untuk mengetahui
informasi lebih lanjut tentang beban kerja di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit X.
25
3.4. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur
Cara Ukur Hasil Ukur
1. Beban kerja Volume atau jumlah pekerjaan yang harus dikerjakan oleh setiap tenaga teknis kefarmasian dibandingkan dengan banyaknya waktu yang tersedia yang ditetapkan di Rumah Sakit X untuk bekerja. Rumus : Presentase Kegiatan Produktif Langsung + Presentase Kegiatan Produktif Tidak Langsung, digolongkan dalam kategori : 1. Beban kerja rendah
(0-35%) 2. Beban kerja sedang
(37-75%) 3. Beban kerja tinggi
(80-100%)
Work Sampling
Observasi 1. Beban kerja rendah (0-35%)
2. Beban kerja sedang (37-75%)
3. Beban kerja tinggi (80-100%)
2. Activitiy and delay sampling
Mengukur proposi kegiatan aktifitas dan tidak melakukan aktivitas seseorang pegawai.
Jam digital
Menggunakan perhitungan waktu dalam menit
…….. menit
3. Performance Sampling dibagi menjadi 3 kegiatan : 1. Kegiatan
produktif di bagi menjadi 2 yaitu: a. Kegiat
an produktif
Performance sampling yaitu mengukur waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja seorang pegawai berdasarkan uraian tugasnya dan dapat sekaligus untuk mengukur produktivitasnya.
1. Kegiatan produktif langsung adalah kegiatan yang
Fomulir Work sampling
Observasi …….. menit
26
langsung
b. Kegiatan produktif tidak langsung
2. Kegiatan non produktif
3. Kegiatan lain/ pribadi
berhubungan secara langsung dengan pasien.
2. Kegiatan produktif tidak langsung adalah kegiatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pasien.
3. Kegiatan non produktif adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian diluar uaraian kerja, tidak bermanfaat terhadap pasien atau konsumen kepada unit satuan kerjanya.
4. Kegiatan lain/ pribadi adalah kegiatan untuk kepentingan pribad informan seperti solat, makan, ke toilet dan lain-lain.
3.5. Sumber Data Penelitian
3.5.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari observasi. Data yang dicari yaitu data
tentang waktu kerja : kegiatan produktif, kegiatan non produktif,
kegiatan lain/ pribadi, activity and delay sampling, performance
sampling, beban kerja.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
dokumen – dokumen yang di dapatkan dari Instalasi Farmasi Rumah
Sakit X seperti : uraian tugas (job description), rekapan data jumlah
penanganan resep, data jumlah kunjungan rawat jalan, dan rawat
inap.
3.6. Alat Penelitian / Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
diantaranya :
27
1. Formulir Work Sampling
Fomulir work sampling digunakan untuk melakukan pencatatan
ketika observasi berlangsung guna untuk mengetahui waktu kerja dari
kegiatan produktif, kegiatan non produktif, dan kegiatan lain atau
pribadi.
Langkah – langkah melakukan work sampling yaitu :
a. Menentukan jenis personil yang akan diteliti
b. Apabila jumlah personel banyak, maka perlu dilakukan pemilihan
sampel sebagai subjek personal yang akan diamati
c. Membuat formulir daftar kegiatan
d. Melatih pelaksana peneliti tentang cara pengamatan kerja dengan
teknik work sampling
e. Pengamatan dilakukan dengan interval 2-15 menit tergantung
karakteristik pekerjaan. Pengamatan dilakukan selama jam kerja,
jika unit kerja berfungsi selama 24 jam maka penilaian juga
dilakukan selama 24 jam dan pengamatan dilakukan selama empat
belas hari.
2. Jam digital untuk perhitungan waktu dalam menit.
3.7. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi
terhadap 6 tenaga teknis kefarmasian (asisten apoteker) di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit X, serta wawancara mendalam dengan 3 informan
yaitu Kepala Instalasi Farmasi, Satu senior tenaga teknis kefarmasian,
Kepala HRD (human resource dapartement).
3.8. Pengelolahan Data dan Analisis Data
3.8.1. Pengelolahan Data
1. Penyutingan Data
Penyutingan data dilakukan setiap selesai pengamatan
untuk memeriksa jika terjadi kesalahan dan ketidak lengkapan
data yaitu dengan cara memeriksa formulir work sampling untuk
melihat apakah pengamat menuliskan kegiatan farmasi sesuai
dengan kelompok kegiatan yang seharusnya.
28
2. Penjumlahan Lamanya Kegiatan
Setelah dilakukan penyutingan data, untuk mendapatkan
waktu dari kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian, selanjutnya peneliti menjumlahkan waktu dari setiap
kegiatan tenaga teknis kefarmasian baik kegiatan produktif, non
produktif, maupun kegiatan lain atau pribadi kedalam satuan
menit. Data tersebut di ambil dari hasil observasi yang dilakukan
selama dua minggu untuk mengambil hasil rata- rata waktu dari
kegiatan tenaga teknis kefarmasian (asisten apoteker) di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit X.
3. Pemasukan Data
Penjumlahan lamanya kegiatan yang sudah dilakukan
peneliti dimasukan kedalam komputer untuk dilakukan proses
pengelolahan data selanjutnya seperti perhitungan presentase
pada proposi kegiatan produktif, kegiatan non produktif, dan
kegiatan pribadi/ lainnya. Dengan data tersebut dapat diketahui
apakah beban kerja tenaga teknis kefarmasian tinggi, sedang,
ataupun rendah.
4. Pembersihan Data
Pembersihan data pengamatan dilakukan apabila terjadi
kesalahan dalam menginput data.
3.8.2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan melakukan gambaran besar
beban kerja tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit X. Data yang diambil dilihat dari data activity and delay
sampling, performance sampling. Kemudian dihitung beban kerjanya
kemudian beban kerja akan di golongkan dan akan dinalisis menjadi
3 golongan yaitu: (14)
1. 0 – 35 % Beban kerja rendah
2. 35 - 75 % Beban kerja sedang
3. 80 – 100% Beban kerja tinggi
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian
Rumah Sakit X adalah Rumah Sakit swasta sebagai
Rumah Sakit Bersalin kemudian Rumah Sakit X berubah status
menjadi Rumah Sakit Umum. Di sana terdapat Instalasi
Farmasi dimana terdiri dari seorang Kepala Instalasi Farmasi
dan di bantu oleh tenaga apoteker, tenaga teknis kefarmasian,
dan administrasi. Kepala Instalsi Farmasi memiliki satu
Koordinator Farmasi yang di damping oleh satu penganggung
jawab bagian pembelian dan persediaan stok kebutuhan obat
– obatan dan alat kesehatan. Penanggung jawab di bagian
pelayanan farmasi klinik rawat inap yang di bantu oleh tiga
orang apoteker pendamping dan enam tenaga teknis
kefarmasian untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
4.1.2. Hasil Pengamatan
4.1.2.1. Pengamatan
1. Hasil Pengamatan Resep di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X periode 06 – 19 Mei 2019.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X selama empat
belas hari pengamatan yang dilakukan pada tanggal
06 Mei – 19 Mei 2019 diperoleh data pelayanan
resep sebagai berikut :
0
50
100
150
200
250
300
Jum
lah R
esep
Tanggal Pengamatan
Rawat Jalan Rawat Inap Jumlah Resep
30
Gambar 4.1. Rekapan Data Jumlah Pelayanan
Resep Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X Periode
06 -19 Mei 2019.
Dari grafik di atas terlihat bahwa pelayanan resep
yang paling tinggi terjadi pada tanggal 07 Mei 2019
dikarenakan pada tanggal 07 Mei 2019 jumlah
penggunjung poli spesialis dokter syaraf dan dokter
spesialis penyakit dalam memiliki jumlah kunjungan
relatif lebih banyak dari pada poli dokter lainnya.
Pelayanan resep yang paling sedikit terjadi pada
tanggal 19 Mei 2019 karena pada tanggal 19 Mei
2019 poli spesialis yang praktek hanya terdapat satu
dokter spesialis saja yaitu dokter spesialis
kandungan (obgyn) dan poli UGD saja yang
peraktek.
2. Total Waktu Kegiatan Tenaga Teknis Kefarmasian di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X Selama Empat
Belas Hari.
Aktifitas yang dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian (asisten apoteker) di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X terbagi dalam empat kategori
kegiatan, yaitu diantaranya kegiatan produktif
langsung, kegiatan produktif tidak langsung,
kegiatan non produktif, dan kegiatan pribadi.
Kegiatan produktif langsung adalah kegiatan yang
dilakukan yang berkaitan langsung dengan pasien.
Sedangkan kegiatan produktif tidak langsung adalah
kegaitan yang dilakukan tidak langsung berhadapan
dengan pasien, kegiatan non produktif adalah setiap
aktifvitas yang dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian (asisten apoteker) yang bukan menjadi
tugas, dan tanggung jawabnya, serta tidak terdapat
31
dalam dokumen uraian tugas tenaga teknis
kefarmasian.
Berikut di bawah ini adalah contoh gambaran dari
jenis kegiatan produktif langsung, kegiatan produktif
tidak langsung, kegiatan non produktif, kegiatan
pribadi.
Tabel 4.1. Gambaran dari jenis kegiatan produktif
langsung, kegiatan produktif tidak
langsung, kegiatan non produktif, kegiatan
pribadi.
Kegiatan Produktif Langsung
Kegiatan Produktif Tidak
Langsung
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan Pribadi
Administrasi Pasien Rawat Inap
Pemberian Label Lasa dan HIGHT ALERT
Mengobrol Makan
Entry Pengeluaran Barang
Pembersihan Ruang Kerja
Tidur Persiapan Diri
Penyediaan Paket Operasi
Pemeriksaan Stok dan Kartu Sok barang
Kegiatan Non Produktif lainnya
Sholat
Penyediaan Resep Rawat Inap
Penerimaan Barang
Ke Toilet
Penyediaan Resep Rawat Jalan
Penyediaan Permintaan Depo
Penyediaan Resep UGD
Penyiapan Paket Operasi
Penyediaan Kotak Vaksin Rawat Jalan
Penyimpanan Obat dan Alkes
Penyerahan Obat Kepada Pasien
Serah Terima
32
Dalam hal ini dilakukan kegiatan pengamatan
waktu kerja (observasi) terhadap tenaga teknis
kefarmasian untuk mengetahui aktivitas – aktivitas
apa saja yang dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian (asisten apoteker) sepanjang hari
selama waktu kerja, serta waktu yang dibutuhkan
untuk masing – masing kegiatan tersebut. Proses
pengamatan ini berlangsung selama empat belas hari
mulai dari tanggal 06 -19 Mei 2019 dan setiap aktivitas
yang dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian di
Instalasi Farmasi akan dicatat berdasarkan jenis
kegiatannya. Diantaranya yaitu berupa kegiatan
produktif langsung, kegiatan produktif tidak langsung,
kegiatan non produktif, serta kegiatan pribadi.
Pencatatan dilakukan setiap tenaga teknis
kefarmasian mulai melakukan pekerjaan atau
aktivitas hingga selesai melakukan kegiatan tersebut
dan dilakukan secara bergantian terhadap seluruh
informan yang berjumlah sebanyak enam orang
tenaga teknis kefarmasian. Selama empat belas hari
pengamatan, jumlah waktu dari masing – masing jenis
kegiatan dari tenaga teknis kefarmasian (asisten
apoteker) tidaklah sama setiap harinya. Jumlah
penggunaan waktu kerja selama empat belas hari
pengamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
33
Tabel 4.2. Hasil pengamatan total waktu dari jenis
Kegiatan tenaga teknis kefarmasian di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X selama
Empat belas hari.
No Tanggal Jumlah Waktu Setiap Jenis Kegiatan (Menit) Total
Produktif Langsung
Produktif Tidak
langsung
Non Produktif
Pribadi
1. Senin, 06 Mei 2019 918 404 373 165 1860
2. Selasa, 07 Mei 2019 1087 292 286 195 1860
3. Rabu, 08 Mei 2019 980 325 373 155 1860
4. Kamis, 09 Mei 2019 1075 295 258 232 1860
5. Jumat, 10 Mei 2019 1060 435 185 180 1860
6. Sabtu, 11 Mei 2019 860 513 330 157 1860
7. Minggu, 12 Mei 2019 540 315 460 125 1440
8. Senin, 13 Mei 2019 1363 455 283 179 2280
9. Selasa, 14 Mei 2019 1165 225 280 190 1860
10. Rabu, 15 Mei 2019 1066 195 365 234 1860
11. Kamis, 16 Mei 2019 1182 240 280 158 1860
34
12. Jumat, 17 Mei 2019 1011 275 410 164 1860
13. Sabtu, 18 Mei 2019 1101 165 447 147 1860
14. Minggu 19 Mei 2019 524 235 639 42 1440
Total Waktu 13932 4396 4969 2323 25620
Persentase Total 54.38% 17.16% 19.40% 9.07% 100%
Pada tabel 4.2. diatas, diketahui bahwa rata-rata
jumlah waktu terbanyak yang digunakan oleh tenaga
teknis kefarmasian (asisten apoteker) di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit X dalam melakukan kegiatan
produktif, yang diantaranya yaitu kegiatan produktif
langsung 54,38% maupun kegiatan produktif tidak
langsung 17,16%, maka dari itu presentase yang
digunakan dalam kegiatan produktif sebesar 71,54%.
Sedangkan persentase yang sedikit digunakan pada
tenaga teknis kefarmasian adalah kegiatan pribadi
yaitu dengan presentase sebesar 9,07%.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X selama empat belas
hari berturut – turut dapat di lihat dari grafik total waktu
kegiatan tenaga teknis (asisten apoteker) di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit X berdasarkan hari
pengamatan:
35
Gambar 4.2. Total Waktu Kegiatan Tenaga Teknis
Kefarmasian (Asisten Apoteker) Di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Berdasarkan Hari Pengamatan.
Pada Grafik 4.2. diatas diketahui Kegiatan non
produktif yang paling banyak digunakan selama
empat belas hari pengamatan pada tenaga teknis
kefarmasian terdapat pada hari minggu. Hal tersebut
terjadi karena pelayanan resep yang di lakukan pada
hari minggu tidak sebanyak pada hari lainnya. Pada
hari minggu di Rumah Sakit X jadwal spesialis dokter
yang peraktek hanya satu dokter saja dan satu dokter
jaga di poli UGD. Sehingga banyak waktu senggang
yang dapat mendorong tenaga teknis kefarmasian
(asisten apoteker) untuk melakukan kegiatan non
produktif di Instalasi Farmasi. Sedangkan waktu
kegiatan non produktif yang paling sedikit digunakan
oleh tenaga teknis kefarmasian terjadi pada hari
Selasa dan Kamis dikarenakan pada kedua hari
tersebut jumlah pengunjung poli spesialis dokter
syaraf dan dokter spesialis penyakit dalam yang
jumlah pengunjungnya relatif lebih banyak dari pada
poli dokter lainnya.
5,75% 5,19%9,25%
5,63%12,85%
0
1000
2000
3000
4000
5000
Tota
l W
aktu
Kegia
tan
Hari Pengamatan
TOTAL WAKTUKEGIATAN PRIBADIKEGIATAN NON PRODUKTIF
36
3. Total Waktu Per Jenis Kegiatan dari Tenaga Teknis
Kefarmasian Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
Selama Empat Belas Hari.
a. Kegiatan Produktif
Ruang lingkup waktu kerja produktif terbagi
menjadi dua yaitu waktu kerja dasar dan waktu
kerja tambahan. Waktu kerja dasar adalah waktu
kerja minimal yang tidak dapat ditawar – tawar lagi
yang secara teori diperlukan untuk menghasilkan
suatu kegiatan (6). Waktu kerja tambahan adalah
waktu kerja yang bertambah melebihi waktu kerja
dasar. Waktu kerja dapat bertambah karena cara
kerja yang tidak efisien, kelemahan metode, tidak
adanya prosebur, dan lain – lain. Kegiatan
produktif adalah setiap aktivitas atau pekerjaan
yang dilakukan tenaga teknis kefarmasian
(asisten apoteker) yang merupakan tugas dan
tanggung jawabnya. Dan terdapat di dalam
dokumen uraian tugas pegawai.
1. Kegiatan Produktif Langsung
Kegiatan langsung adalah kegiatan yang
dilakukan berkaitan langsung dengan pasien /
konsumen, disini dicantumkan semua kegiatan
yang biasanya dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian (6).
37
Tabel 4.3. Total waktu kegiatan produktif langsung
Tenaga teknis kefarmasian berdasarkan
Jenis kegiatan.
Kegiatan Produktif Langsung
Jumlah Waktu (menit)
Jumlah Persentase
(%) Per Kegiatan
Administrasi Pasien Rawat Inap 1160 8,33% Administrasi Pasien PRB 80 0,57% Administrasi Pasien Prolanis 163 1,17% Entry Pengeluaran Barang 2450 17,59% Penyediaan Resep Rawat Jalan 4134 29,67% Penyediaan Resep Rawat Inap 1407 10,10% Penyediaan Paket Operasi 719 5,16% Penyediaan Resep UGD 1053 7,56% Penyediaan Kotak Vaksin Rawat Jalan 179 1,28% Penyerahan Obat Ke Pasien 1276 9,16% Penyediaan Obat Hemodialisa 302 2,17%
Peracikan Obat 809 5,81%
Penyediaan Obat – Obatan Dokter Khusus
200 1,44%
Total waktu kegiatan produktif langsung
13932 100%
Pada tabel 4.3. diatas menggambarkan tentang
total waktu yang digunakan oleh teknis
kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
dalam melakukan kegiatan produktif langsung
selama empat belas hari pengamatan yang
dilakukan mulai tanggal 06 Mei 2019 – 19 Mei
38
2019. Total waktu yang digunaka oleh tenaga
teknis kefarmasian dalam melakukan kegiatan
produktif langsung selama empat belas hari
berturut – turut adalah 13932 menit dengan
presentase 54,38%. Jumlah waktu kegiatan
produktif langsung yang paling banyak dilakukan
oleh tenaga teknis kefarmasian yaitu kegiatan
penyiapan resep rawat jalan yang menghabiskan
waktu 4134 menit dengan persentase 29,67%, dan
waktu yang paling sedikit digunakana yaitu
kegiatan administrasi paseien PRB (pasien rujuk
balik) dengan waktu 80 menit dengan presentase
0.57%.
2. Kegiatan Produktif Tidak Langsung
Kegiatan tidak langsung adalah kegiatan
yang dilakukan tidak langsung terhadap pasien/
konsumen. Pada pengamatan kali ini akan di
cantumkan semua kegiatan yang biasanya
dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian
(asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit X.
39
Tabel 4.4. Total waktu kegiatan produktif tidak
langsung tenaga teknis kefarmasian
berdasarkan jenis kegiatan.
Kegiatan Produktif Tidak Langsung
Jumlah Waktu (menit)
Jumlah Presentase
(%) Per Kegiatan
Entry Pemasukan Barang
110 2,50%
Pemberian Label LASA dan HIGHT ALERT
90 2,05%
Pembersihan Ruangan Kerja
555 12,63%
Pemeriksaan Kotak Anastesi
117 2,66%
Pemeriksaan Kotak Vaksin
138 3,14%
Pemeriksaan stok barang dan kartu stok barang
1293 29,41%
Penerimaan Returan Barang dari unit lain
67 1,52%
Penyediaan Permintaan Depo
458 11,03%
Penyiapan Kotak Paket Operasi
695 15,81%
Penyimpanan Obat dan Alkes
372 8,46%
Total waktu kegiatan produktif tidak langsung
4396 100%
Pada tabel 4.4. di atas, kegiatan produktif tidak
langsung yang paling sering dilakukan adalah
pemeriksaan stok barang dan pemeriksaan kartu
stok barang. Dimana kegiatan ini yang paling
sering dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian
yaitu dalam hal merapikan/ menyusun obat, serta
pemeriksaan kartu stok barang maupun obat
40
masing – masing tempat dan raknya. Kegiatan
tersebut menghabiskan waktu 1293 menit dengan
presentase 29,41%, dan untuk kegiatan yang
paling sedikit digunakan yaitu kegiatan
penerimaan returan dari unit lain yaitu 67 menit
dengan presentase 1,52%.
b. Kegiatan Non Produktif
Kegiatan non produktif merupakan setiap
aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kerja farmasi
bagian pelayanan di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit X, yang bukan menjadi tugas dan tanggung
jawabnya, serta tidak terdapat dalam dokumen
uraian tugas tenaga teknis kefarmasian (asisten
apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X.
Kegiatan non produktif antara lain :
mendengarkan musik, mengobrol, tidur,dan
kegiatan produktif lainnya.
Tabel 4.5. Total waktu kegiatan non produktif
Tenaga teknis kefarmasian berdasrkan
Jenis kegiatan
Kegiatan Non Produktif
Jumlah Waktu (menit)
Jumlah Persentase (%) Per Kegiatan
Mendengarkan Musik
285 5,74%
Mengobrol 907 18,25%
Tidur 1857 37,37%
Kegiatan produktif lainnya
1920 38,64%
Total Waktu Kegiatan Non Produktif
4969 100%
41
Pada umumnya penggunaan waktu non
produktif yang sering dilakukan adalah kegiatan
non produktif lainya dengan presentase 38,64%
dari seluruh kegiatan non produktif. Kegiatan ini
biasa dilakukan pada saat pelayanan sepi yang
dilakukan sembari main HP, mengerjakan tugas
kampus, dan lain – lain. Hal tersebut terjadi
karena di waktu shif malam pelayanan di rawat
jalan jarang terjadi hanya pada saat waktu
tertentu dan di waktu yang tidak bisa ditentukan,
sehingga memungkinkan banyaknya peluang
untuk melakukan kegiatan non produktif.
Presentase penggunaan waktu non produktif
terbesar kedua adalah tidur dengan presentase
37,37% dari seluruh kegiatan non produktif. Hal
tersebut terjadi karena pada shif malam jarang
melayani pelayanan resep rawat jalan.
Menurut ILO (1983) dalam Karina (2012) (5)
kegiatan non produktif pada pegawai diakibatkan
karena kelemahan manajemen atau pimpinan
dalam mengelola penyelesaian pekerjaan
ataupun karena perilaku karyawan itu sendiri.
Faktor – faktor yang mempengaruhi usaha
peningkatan produktivitas kerja adalah
lingkungan organisasi yaitu organisasi dan
perencanaan, sistem dan manajemen
pengawasan produksi, kondisi kerja, disiplin kerja,
iklim kerja, dan kebijakan personalia.
c. Kegiatan Pribadi
Kegiatan pribadi merupakan kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan oleh tenaga teknis
42
kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
untuk kepentingan pribadi atau kepentingan
masing – masing.
Tabel 4.6. Total waktu kegiatan pribadi tenaga
Teknis kefarmasian berdasarkan
Jenis kegiatan.
Kegiatan Pribadi
Jumlah Waktu (menit)
Jumlah Persentase (%) Per Kegiatan
Makan 582 25,05%
Persiapan diri 410 17,65%
Sholat 978 42,10%
Toilet 353 15,20%
Total Waktu Kegiatan Pribadi
2323 100%
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas mengambarkan
jumlah kegiatan pribadi pegawai bagaian
pelayanan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
selama empat belas hari pengamatan, adapun
kegiatan pribadi yang sering dilakukan adalah
sholat yang menghabikan waktu 978 menit
dengan persentase 42,10%, kemudian kegiatan
lainya yaitu kegiatan makan yang menghabiskan
waktu 582 menit dengan presentase 25,05%.
Kegiatan sholat dan makan dilakukan secara
bergatian karena pelayanan yang harus tetap
berjalan selama 24 jam dan tidak boleh kosong.
Menurut ILO (1989) kelongaran pribadi
bersisar antara 2-5% perhari atau 20 -24 menit.
Dapat juga dilihat menurut jenis kelamin, yaitu 5%
untuk pria dan 7% untuk wanita, rata-rata 6%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
tenaga teknis kefarmasian menghabiskan
kegiatan untuk kegiatan pribadi adalah 2323
43
menit dengan persentase 9,07% yang meliputi
kegiatan makan, persiapan diri, sholat, toilet. Jika
dibandingkan dengan ILO maka penggunaan
waktu untuk kegiatan pribadi sudah tinggi.
Kegiatan pribadi yang dilakukan di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit X memiliki presentase
terkecil jika di bandingkan dengan kegiatan
produktif, kegiatan non produktif, hal tersebut
terjadi karena sedikitnya peluang para pegawai
untuk melakukan kegiatan pribadi karena
pelayanan kepada pasien yang tidak bisa di
tinggalkan. Hal ini menunjukkan kesamaan pada
hasil penelitian yang dilakukan oleh Savitri 2018.
(23).
4.1.3. Perhitungan
4.1.3.1. Activity and delay sampling
Activitiy and delay sampling, yaitu untuk mengukur
aktifitas dan penundaan aktifitas dari seorang pekerja.
Contohnya dengan mengukur persentase seseorang
bekerja dan presentase seseorang tidak bekerja.
Berikut ini adalah hasil dari perhitungan activity and
delay sampling di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X.
Menentukan Ratio Delay :
Ratio Delay = 19,40 %
71,54%
= 0,27
Ratio Delay = Prosentase Non
Produktif
Prosentase Produktif
44
Dari hasil perhitungan diatas di dapatkan hasil activity
and delay sampling yaitu sebesar 0,27. yang artinya
tenaga teknis kefarmasian dalam melakukan penudaan
pekerjaannya di Inatalasi Farmasi Rumah Sakit X yaitu
sebesar 0,27.
4.1.3.2. Performance Sampling
Performance sampling adalah cara untuk mengukur
waktu yang digunakan untuk bekerja, dan waktu yang
tidak digunakan untuk bekerja. Berikut di bawah ini
adalah hasil dari perhitungan performance sampling
pada tenaga teknis kefarmasian (asisten apoteker) di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X.
Rumus Menentukan Prosentase Produktif :
Keterangan :
Produktif : Produktif Langsung + Produktif Tidak
Langsung
Performance Level = Jumlah Produktif X 100%
Produktif + Non Produktif
= 18328 menit X 100%
18328 menit + 4969 menit
= 78,67%
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai performance
sampling atau tingkat kinerja pada tenaga teknis
kefarmasian (asisten apoteker) di Instalsi Farmasi
Rumah Sakit X selama empat yaitu sebesar 78,67%.
Performance Level = Jumlah Produktif X 100%
Produktif + Non Produktif
45
4.1.4. Analisis Beban Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian Di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X.
4.1.4.1. Beban Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian Di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X.
Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang
harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi
dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan
kerja normal. (9)
Rumus Menentukan Beban Kerja
Keterangan :
KPL : Kegiatan Produktif Langsung
KPTL : Kegiatan Produktif Tidak Langsung
Pada kenyataanya tidak mungkin bagi kita untuk
mengharapkan personel bekerja secara maksimum
(100%), oleh karena itu di butuhkan standar optimum
nasional yang dapat digunakan sebagai parameter
dalam menentukan tingkat beban kerja personel.
Standar titik optimum yang digunakan untuk
mengharapkan setiap personel dapat bekerja secara
optimal adalah sebesar waktu kegiatan proposi 80%
(6).
Banyaknya keluhan akan beban kerja yang
berlebih pada tenaga teknis kefarmasian di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit yang dapat diakibatkan oleh
meningkatnya jumlah pelayanan resep yang cukup
signifikan baik itu pelayanan resep rawat jalan
maupun pelayanan resep rawat inap. Ditambah lagi
jadwal operasi yang semakin hari semakin
meningkat, sehingga tenaga teknis kefarmasian
terutama yang ada di shift II dan shift III harus
KPL (%) + KPTL (%)
46
menyiapkan paket operasi ataupun paket anastesi
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, jika di tinjau dari
segi waktu kegiatan produktif, kegiatan produktif
meliputi kegiatan produktif langsung dan kegiatan
produktif tidak langsung. Pada tenaga teknis
kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
waktu kegiatan produktif yang di gunakan 13932
menit atau setara dengan 54,38% dan kegiatan
produktif tidak langsung yaitu 4396 menit atau setara
dengan 19,40%. Maka dari itu didapatkan waktu
kegiatan produktif tenaga teknis kefarmasian di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X yaitu sebesar
18328 menit dengan persentase 71,54%. Sehingga
dapat disimpulkan tenaga teknis kefarmasian
(asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
X, termasuk pada golongan beban kerja (35%-75%)
(14).
4.1.5. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara terhadap Kepala Instalasi
Farmasi Rumah Sakit terkait beban kerja tenaga teknis
kefarmasian menyatakan, bahwa beban kerja saat ini masih.
Berikut kutipannya:
" Beban kerja di Instalasi Farmasi bisa dikatakan sedang,
walaupun terkadang terlihat ramai dalam pelayanan resep pada
hari tertentu, tetapi masih bisa diatasi ".
Sedangkan hasil wawancara yang di dapat oleh satu senior
tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
menyatakan bahwa. Berikut kutipannya:
" Beban kerja di sini cukup lumayan sedang, walaupun
terkadang merasa berat pada shift siang dan malam
dikarenakan pada shift siang dan malam banyak dilakukannya
47
pelayanan dan pada hari tertentu kadang merasa berat karena
lumayan dalam pelayanan resep di tambah lagi asisten
apoteker yang bulan kemarin menggundurkan diri dan sampai
saat ini belum ada pengantinya jadi kita kadang merasa keteran
dalam melakukan pelayanan resep baik resep rawat jalan
maupun rawat inap, dan fasilitas Medisoft di Instalasi Farmasi
yang sering suka error dan lain – lain yang masih belum
sempurna, tapi masih bisa teratasi ".
Dan hasil wawancara pada Kepala Human Resources
Departement (HRD) di Rumah Sakit X menyatakan bahwa:
" Sudah menerima beberapa keluhan pada tenaga teknis
kefarmasian di Instalasi Farmasi atas masalah kekuranga
tenaga dan sudah menerima surat permohonan atas
penambahan karyawan baru, dan untuk urusan itu sedang
dalam tahap proses".
Jadi kesimpulan dari ke tiga orang informan dapat dikatakan
bahwa seluruh pihak menyatakan bahwa masalah terbesar
yang harus diatasi adalah kekurangan jumlah tenaga. Selain
masalah sumber daya manusia, material, dan fasilitas di
Instalasi Farmasi merupakan masalah lainnya, dalam hal ini
khususnya untuk jumlah ketersediaan obat dan alkes, serta
aplikasi Medisof di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X yang
belum sempurna.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Analisis beban kerja tenaga teknis kefarmasian di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit X Tahun 2019.
Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam satu
tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan(5).
Analisis beban kerja adalah upaya menghitung beban kerja
pada satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja
dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan
48
persatuan waktu. Beban kerja dapat dilihat dari kegiatan
langsung, kegiatan tidak langsung, dan kegiatan lain seperti
kegiatan pribadi dan kegiatan yang tidak produktif. Dalam
perhitungan beban kerja ada tiga cara yang dapat digunakan
salah satunya yaitu metode work sampling.
Berdasarkan hasil penelitian terkait analisis beban kerja
tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X
Tahu 2019 didapatkan hasil perhitungan rasio activity and delay
sampling sebesar 0,27 rasio, dan untuk nilai performance
sampling atau tingkat kinerja pada tenaga teknis kefarmasian
(asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit sebesar
78,67%, sedangkan beban kerja tenaga teknis kefarmasian
(asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X, kegiatan
produktif menghabiskan waktu sebanyak 1832 menit (71,54%).
Beban kerja di Instalasi Farmasi termasuk dalam kategori
beban kerja sedang dan jika ditinjau pada rata – rata waktu
kegiatan non produktif yang dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian, beban kerja pada tenaga teknis kefarmasian
(asisten apoteker) tergolong fluktuatif, dikategorikan cukup
tinggi pada saat jam – jam dan hari tertentu.
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terkait analisis beban kerja tenaga
teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan rasio activity and delay sampling
sebesar 0,27 rasio.
2. Nilai performance sampling atau tingkat kinerja pada tenaga
teknis kefarmasian (asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit X sebesar 78,67%.
3. Berdasarkan aktivitas tenaga kerja tenaga teknis kefarmasian
(asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X, kegiatan
produktif menghabiskan waktu sebanyak 18328 menit (71,54%).
Beban kerja di Instalasi Farmasi termasuk dalam kategori beban
kerja sedang dan jika ditinjau pada rata – rata waktu kegiatan non
produktif yang dilakukan pada tenaga teknis kefarmasian di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit X, beban kerja pada tenaga teknis
kefarmasian (asisten apoteker) tergolong fluktuatif, dikategorikan
cukup tinggi pada saat jam – jam dan hari tertetentu, terutama
ketika pelayanan resep rawat jalan dan resep rawat inap sedang
ramai.
5.2. Saran
1. Rumah Sakit sebaiknya merekrut lagi pegawai tenaga teknis
kefarmasian (asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
X. Agar rasio beban kerja tidak besar dan sesuai dengan
peraturan Permenkes RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang jumlah
sumber daya tenaga kefarmasian di Rumah Sakit tipe C.
2. Rumah sakit sebaiknya melakukan pemisahan ruangan dalam
pelayanan obat di Instalasi Farmasi rawat jalan dan rawat inap
agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian dapat lebih fokus terhadap pekerjaanya.
50
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian. Dengan
metode lain seperti Time and Motion Study atau pun dengan Daily
Log agar dapat mengukur kualitas kerja pegawai.
51
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009.
Rumah Sakit. Jakarta : Seketariat Negara RI.
2. Keputusan menteri kesehatan RI No. 1197 Tahun 2004. Standar
Pelayanan Farmasi. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
129/Menkes/SK/II/2008. Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit. Jakarta.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 tahun
2014. Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta:
Dapartemen Kesehatan RI: hal.3-8;28:30.
5. Karina, N. Gambaran Beban Kerja Pegawai di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Hasanah Graha Afifah. [skripsi]. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, hal: 297-213, 2012.
6. Ilyas, Yaslis. Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori , Metoda dan
Formula. [skripsi]. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia: hal.28;48-50;246;248-251, 2011.
7. Suwanto. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara; 2003.
8. Mundar. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI PRESS,
2010.
9. Permendagri No. 12/2008 tentang Beban Kerja.
10. Undang – Undang Republik Indonesia No. 36 tentang Kesehatan,
2009, Jakarta.
11. Manuba. Hiegene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: CV.
Haji Masagung; 2001.
12. Ircham, Siswanto. Beba Kerja, Implikasi Terhadap Motivasi Kerja
Dengan Kemampuan Kerja Sebagai Variabel Interning Pada
Karyawan Bank Umum. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.19,
No.3. September 2015, hlm 475-487. [internet]. [cited 2019 Juli
13]: Availabe from: http://repository.uin-
52
malang.ac.id/166/1/Beban%20kerja_impikasinya%20pada%20m
otivasi_kemampuan%20kerja_sebagai%20vairabel%20interveni
ng_ircham-robbaq-azwar_siswanto.pdf .
13. Savitri N. Gambaran Beban Kerja Bagian Pelayanan Di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Universitas Sumatra Utara. [skripsi].
Medan: Fakultas Farmasi, hal: 12, 2018.
14. Darmayanti E. Analisis Produktivitas Kerja Karyawan Dikaitkan
Dengan Time Management. Jurnal Akuisisi-vol 12 No. 2
November 2016 . hal : 44. [internet]. [cited 2019 April 7]: Availabe
from:http://www.google.co.id/search?ei=8EE2XeqvHNbFz7sPlaO
66Ac&q=analisis+produktifitas+kerja+karyawan+dikaitkan+denga
n+time+management+jurnal+elmira+febri+darmayanti&oq=analis
is+produktifitas+kerja+karyawan+dikaitkan+dengan+time+manag
ement+jurnal+elmira+febri+darmayanti.pdf.
15. Murti E, Isnawati R. Pembagian Kerja Terhadap Efektifitas
Organisasi Publik Di Desa Karangrejo Kecamatan Kendal
Kabupaten Ngawi. [cited 2019 Apr 04]: 2-3. Availabel from:
http://scholar.google.co.id/%20pembagian%20kerja%20terhadap
%20efektititas%20organisasi%20publik%20di%20desa%20karan
g%20rejo%20kecamatan%20kendal%20kabupaten%20ngawi.
pdf.
16. Murti E, Isnawati R. Pembagian Kerja Terhadap Efektifitas
Organisasi Publik Di Desa Karangrejo Kecamatan Kendal
Kabupaten Ngawi. [cited 2019 Apr 04]: 3-4. Availabel from:
http://scholar.google.co.id/%20pembagian%20kerja%20terhadap
%20efektititas%20organisasi%20publik%20di%20desa%20karan
g%20rejo%20kecamatan%20kendal%20kabupaten%20ngawi.
pdf.
17. Murti E, Isnawati R. Pembagian Kerja Terhadap Efektifitas
Organisasi Publik Di Desa Karangrejo Kecamatan Kendal
Kabupaten Ngawi. [cited 2019 Apr 04]: 3-4. Availabel from:
http://scholar.google.co.id/%20pembagian%20kerja%20terhadap
53
%20efektititas%20organisasi%20publik%20di%20desa%20karan
g%20rejo%20kecamatan%20kendal%20kabupaten%20ngawi.
pdf.
18. Setiawan V, Wulandari R. Beban Kerja Subyektif Dan Obyektif
Tenaga Farmasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit. [cited 2019 Apr 03]:
30. Availabel from:
https://www.academia.edu/37717597/Beban_Kerja_Subyektif_da
n_Obyektif_Tenaga_Farmasi_Rawat_Jalan_di_Rumah_Sakit.
19. Muntiyani. Analisis Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur.
[skripsi]. Surabaya: Universitas Airlangga. 2010.
20. Tim Penulis TSM. Panduan Praktis Menyusun Jobdesc. hal:17
Raih Asa Sukses; 2015.
21. Jhon Suprihanto. Manajemen. hal: 147-148. UGM Press; 2018.
54
LAMPIRAN
55
Lampiran 1. Uraian Kerja
Lambang
RS X
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
NO. DOKUMEN
NO.
REVISI
0
HALAMAN
URAIAN TUGAS
TENAGA
TEKNIS
KEFARMASIAN
(Asisten
Apoteker)
Tanggal Terbit
06 Mei 2017
Ditetapkan
Direktur Operasional RS X
( )
Nama Jabatan Tenaga Teknis Kefarmasian
(Asisten Apoteker)
Unit Organisasi Instalasi Farmasi
Tugas Pokok 1. Melayani resep rawat jalan dan rawat inap
2. Berkomunikasi dengan pihak internal (dokter,
perawat, dan tenaga medis lain)
3. Melaporkan hasil kegiatan baik lisan maupun
tertulis kepada Ka. Instalasi Farmasi
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
Uraian Tugas 1. Menyiapkan obat sesuai dengan resep
2. Melakukan peracikan obat
3. Memberikan etiket
4. Mencatat obat yang kosong di buku defekta
5. Mencatat keluar masuk obat dalam kartu stok
6. Memberikan pelayanan informasi obat kepada
pasien
7. Melakukan HTKP resep
56
8. Menerima dan melaksanakan tugas dari Ka
Instalasi farmasi
9. Memberikan laporan kepada Ka Instalasi farmasi
Tanggung
Jawab
1. Ikut serta dalam pelaksanaan stok opname
2. Memastikan proses peracikan obat dengan benar
3. Memastikan tersosialisasinya visi dan misi rumah
sakit
4. Memastikan adanya monitoring terhadap stok obat
yang ada di instalasi farmasi
5. Memberikan pelayanan obat yang baik pada
pasien
6. Bertanggung jawab kepada kepala instalasi
farmasi
Wewenang
1. Melakukan dispensing obat baik rawat jalan
maupun rawat inap
2. Melakukan koordinasi dengan unit terkait, sebagai
bagian dari upaya peningkatan mutu pelayanan
57
Lampiran 2. Petunjuk Pengamatan Aktivitas
No Kegiatan Produktif Langsung Kegiatan Produktif Tidak
Langsung
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan Pribadi
1. Administrasi Pasien Rawat Inap Pemberian Label Lasa dan
HIGHT ALERT
Mengobrol Makan
2. Entry Pengeluaran Barang Pembersihan Ruang Kerja Tidur Persiapan Diri
3. Penyediaan Paket Operasi Pemeriksaan Stok dan Kartu Sok
barang
Kegiatan Produktif
lainnya
Sholat
4. Penyediaan Resep Rawat Inap Penerimaan Barang Ke Toilet
5. Penyediaan Resep Rawat Jalan Penyediaan Permintaan Depo
6. Penyediaan Resep UGD Penyiapan Paket Operasi
7. Penyediaan Kotak Vaksin Rawat
Jalan
Penyimpanan Obat dan Alkes
8. Penyerahan Obat Kepada Pasien Serah Terima
58
Lampiran 3. Formulir Work Sampling
Kode Responden : Hari Pengamatan :
Unit :
Shift :
Jenis Tenaga :
No Nama Kegiatan Mulai Selesai Waktu
(menit)
Kategori
Kegiatan
Total Waktu :
59
Keterangan :
1. Kegiatan Produktif Langsung :
2. Kegiatan Produktif Tidak Langsung :
3. Kegiatan Non Produktif :
4. Kegitan Pribadi :
Catatan:
1. Kegitan Produktif Langsung adalah kegitan yang dilakukan berkaitan
langsung dengan pasien.
2. Kegiatan Produktif Tidak Langsung adalah kegiatan yang dilakukan
tidak langsung terhadap pasien.
3. Kegiatn Non Produktif adalah setiap aktivitas yang dilakukan oleh
tenaga teknis keframasian (asisten apoteker) yang bukan menjadi
60
Lampiran 4. Jumlah Pengamatan Waktu Kerja
Tanggal Pengamatan
Jenis Kegiatan
Nama Kegiatan
Jumlah waktu (menit)
6-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
33
Entry pengeluaran barang 88
Penyediaan paket operasi 40
Penyediaan resep rawat inap
115
penyediaan resep rawat jalan
350
penyediaan resep rawat jalan
95
Penyediaan resep UGD 137
penyediaan vaksin rawat jalan
10
Penyerahan obat kepada pasien
50
Total kegiatan produktif langsung: 918
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pemberian label LASA dan high alert
60
Pembersihan ruang kerja 60
Pemeriksaan stok barang 90
Penerimaan barang 12
Penyediaan permintaan depo
60
Penyiapan paket operasi 60
Penyimpanan obat dan alkes
22
Serah terima 40
Total kegiatan produktif tidak langsung: 404
61
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
8
Mengobrol 245
Tidur 120
Total kegiatan non produktif: 373
Kegiatan Pribadi
Makan 45
Persiapan diri 10
Sholat 84
Toilet 26
Total kegiatan pribadi: 165
Total waktu tanggal 06 May 19 : 1860
7-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
34
Administrasi pasien PRB 30
Administrasi pasien prolanis
68
Entry pengeluaran barang 165
Penyediaan paket operasi 63
Penyediaan resep rawat inap
115
penyediaan resep rawat jalan
338
Penyediaan resep UGD 90
penyediaan vaksin rawat jalan
10
Penyerahan obat kepada pasien
174
Total waktu kegiatan produktif langsung: 1087
Pembersihan ruang kerja 57
62
Kegiatan Produktif
tidak langsung
Pemeriksaan stok barang 30
Penerimaan barang 18
Penyediaan permintaan depo
60
Penyiapan paket operasi 60
Penyimpanan obat dan alkes
42
Serah terima 25
Total waktu kegiatan produktif tidak langsung : 292
Kegiatan Non Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
76
Mendengarkan musik 40
Mengobrol 130
Tidur 40
Total kegiatan non produktif: 286
Kegiatan Pribadi
Makan 45
Persiapan diri 35
Sholat 94
Toilet 21
Total kegiatan pribadi : 195
Total Waktu Kegitan Tanggal 7 May 19: 1860
8-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
90
Administrasi pasien PRB 20
Administrasi pasien prolanis
80
Entry pengeluaran barang 165
Penyediaan paket operasi 70
63
Penyediaan resep rawat inap
90
penyediaan resep rawat jalan
225
Penyediaan resep rawtat inap
10
Penyediaan resep UGD 37
penyediaan vaksin rawat jalan
21
Penyerahan obat kepada pasien
85
Penyiapan obat hemodialisa
18
Penyiapan resep dokter khusus
20
Peracikan obat 49
Total waktu kegiatan produktif langsung : 980
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pembersihan ruang kerja 60
Pemeriksaan kotak anastesi
10
Pemeriksaan kotak vaksin 25
Pemeriksaan stok barang 80
Penerimaan barang 15
Penyediaan permintaan depo
70
Penyiapan paket operasi 20
Penyimpanan obat dan alkes
47
Serah terima 25
Total waktu kegiatan produktif tidak langsung : 352
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
118
Mendengarkan musik 35
64
Mengobrol 130
Tidur 90
Total waktu kegiatan non produktif : 373
Kegiatan Pribadi
Makan 40
Persiapan diri 40
Sholat 45
Toilet 30
Total waktu kegiatan pribadi : 155
Total waktu kegiatan tanggal 08 May 2019: 1860
9-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
81
Entry pengeluaran barang 240
Penyediaan paket operasi 40
Penyediaan resep rawat inap
68
penyediaan resep rawat jalan
157
Penyediaan resep UGD 152
penyediaan vaksin rawat jalan
30
penyediaanresep rawat jalan
60
Penyerahan obat kepada pasien
158
Penyiapan obat hemodialisa
59
Peracikan obat 30
Total waktu kegiatan produktif langsung : 1075
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pembersihan ruang kerja 48
Pemeriksaan kotak anastesi
12
Pemeriksaan kotak vaksin 15
65
Pemeriksaan stok barang 45
Penerimaan barang 15
Penerimaan retur barang dari unit lain
10
Penyediaan permintaan depo
60
Penyiapan paket operasi 45
Penyimpanan obat dan alkes
16
Serah terima 29
Total waktu kegiatan produktif tidak langsung : 295
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
103
Mengobrol 80
Tidur 75
Total waktu kegiatan non produktif : 258
Kegiatan Pribadi
Makan 57
Persiapan diri 40
Sholat 92
Toilet 43
Total waktu kegiatan pribadi : 232
Total Waktu Kegiatan Tanggal 09 May 2019 : 1860
10-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
70
Entry pengeluaran barang 191
Penyediaan paket operasi 67
Penyediaan resep rawat inap
60
penyediaan resep rawat jalan
460
Penyediaan resep UGD 67
66
penyediaan vaksin rawat jalan
20
Penyerahan obat kepada pasien
45
Penyiapan obat hemodialisa
35
Peracikan obat 45
Total waktu kegiatan produktif langsung : 1060
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pemberian label LASA dan high alert
15
Pembersihan ruang kerja 100
Pemeriksaan kotak anastesi
30
Pemeriksaan kotak vaksin 10
Pemeriksaan stok barang 140
Penerimaan barang 15
Penyediaan permintaan depo
35
Penyiapan paket operasi 60
Penyimpanan obat dan alkes
15
Serah terima 15
Total waktu kegiatan produktif tidak langsung : 435
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
73
Mengobrol 10
Tidur 102
Total waktu kegiatan non produktif : 185
Kegiatan Pribadi
Makan 45
Persiapan diri 45
Sholat 57
Toilet 33
67
Total waktu kegitan pribadi : 180
Total waktu kegitan Tanggal 10 May 2019 : 1860
11-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
100
Entry pengeluaran barang 130
Penyediaaan resep rawat jalan
60
Penyediaan paket operasi 15
Penyediaan resep rawat inap
110
penyediaan resep rawat jalan
190
Penyediaan resep UGD 45
penyediaan vaksin rawat jalan
10
Penyerahan obat kepada pasien
20
Penyiapan obat hemodialisa
10
Peracikan obat 170
Total kegiatan produktif langsung : 860
Kegitan Produktif
Tidak Langsung
Pembersihan ruang kerja 30
Pemeriksaan kotak vaksin 10
Pemeriksaan stok barang 278
Penerimaan barang 35
Penerimaan retur barang dari unit lain
15
Penyediaan permintaan depo
15
Penyiapan paket operasi 60
Penyimpanan obat dan alkes
50
Serah terima 20
68
Total kegiatan produktif tidak langsung : 513
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
120
Mendengarkan musik 30
Tidur 180
Total kegiatan non produktif : 330
Kegiatan Pribadi
Makan 40
Persiapan diri 30
Sholat 67
Toilet 20
Total kegiatan pribadi : 157
Total Waktu Tanggal 11 May 2019 : 1860
12-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
160
Entry pengeluaran barang 90
Penyediaan paket operasi 70
Penyediaan resep rawat inap
55
penyediaan resep rawat jalan
30
Penyediaan resep UGD 50
Penyerahan obat kepada pasien
25
Peracikan obat 60
Total waktu kegitan produktif langsung : 540
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pembersihan ruang kerja 85
Pemeriksaan kotak anastesi
10
Pemeriksaan stok barang 120
69
Penerimaan retur barang dari unit lain
5
Penyiapan paket operasi 60
Penyimpanan obat dan alkes
20
Serah terima 15
Total waktu kegiatan produktif tidak langsung: 315
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
90
Mendengarkan musik 40
Mengobrol 125
Tidur 205
Total waktu kegiatan non produktif : 460
Kegiatan Pribadi
Makan 35
Persiapan diri 5
Sholat 60
Toilet 25
Total Waktu Kegiatan Pribadi : 125
Total waktu kegiatan Tanggal 12 May 2019 : 1440
13-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
70
Entry pengeluaran barang 248
Penyediaan paket operasi 70
Penyediaan resep rawat inap
140
penyediaan resep rawat jalan
395
Penyediaan resep UGD 55
penyediaan vaksin rawat jalan
25
Penyerahan obat kepada pasien
95
70
Penyiapan obat hemodialisa
130
Peracikan obat 135
Total waktu kegiatan produktif langsung : 1363
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pembersihan ruang kerja 15
Pemeriksaan kotak anastesi
20
Pemeriksaan kotak vaksin 10
Pemeriksaan stok barang 240
Penerimaan barang 15
Penyediaan permintaan depo
45
Penyiapan paket operasi 50
Penyimpanan obat dan alkes
35
Serah terima 25
Total Waktu Kegiatan Produktif Tidak Langsung : 455
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
113
Mendengarkan musik 20
Mengobrol 25
Tidur 125
Total waktu kegiatan non produktif : 283
Kegiatan Pribadi
Makan 44
Persiapan diri 40
Sholat 70
Toilet 25
Total waktu kegiatan pribadi : 179
Total Waktu Kegiatan Tanggal 13 May 2019 : 2280
14-May-19 Administrasi pasen Rawat Inap
120
71
Kegiatan Produktif Langsung
Entry pengeluaran barang 210
Penyediaan paket operasi 90
Penyediaan resep rawat inap
85
penyediaan resep rawat jalan
285
Penyediaan resep UGD 100
penyediaan vaksin rawat jalan
15
Penyerahan obat kepada pasien
125
Penyiapan obat hemodialisa
15
Penyiapan rsesep rawat jalan
60
Peracikan obat 60
Total Waktu Kegiatan Produktif Langsung : 1165
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pemberian label LASA dan high alert
15
Pemeriksaan kotak anastesi
10
Pemeriksaan kotak vaksin 15
Pemeriksaan stok barang 60
Penerimaan retur barang dari unit lain
10
Penyediaan permintaan depo
20
Penyiapan paket operasi 60
Penyimpanan obat dan alkes
20
Serah terima 15
Tota waktu kegiatan produktif tidak langsung : 225
Kegiatan non produktif lainnya
210
72
Kegiatan Non
Produktif
Mengobrol 30
Tidur 40
Total waktu kegiatan non produktif : 280
Kegiatan Pribadi
Makan 50
Persiapan diri 30
Sholat 80
Toilet 30
Total waktu kegiatan pribadi : 190
Total Waktu Kegiatan Tanggal 14 May 2019 : 1860
15-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
80
Administrasi pasien PRB 30
Administrasi pasien prolanis
15
Entry pengeluaran barang 145
Penyediaan paket operasi 80
Penyediaan resep rawat inap
55
penyediaan resep rawat jalan
141
Penyediaan resep UGD 70
penyediaan vaksin rawat jalan
10
Penyerahan obat kepada pasien
210
Penyiapan obat hemodialisa
15
Penyiapan resep dokter khusus
40
73
Penyiapan resep rawat jalan
115
Peracikan obat 60
Total Waktu Kegiatan Produktif Langsung : 1066
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pemeriksaan kotak vaksin 18
Pemeriksaan stok barang 100
Penerimaan barang 15
Penerimaan retur barang dari unit lain
12
Penyediaan permintaan depo
30
Penyimpanan obat dan alkes
10
Serah terima 10
Total Waktu Kegiatan Produktif Tidak Langsung : 195
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
190
Mendengarkan musik 40
Mengobrol 15
Tidur 120
Total waktu kegiatan non produktif : 365
Kegiatan Pribadi
Makan 40
Persiapan diri 50
Sholat 89
Toilet 55
Total waktu kegiatan pribadi : 234
Total Waktu Kegiatan Tanggal 15 May 2019 : 1860
16-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
90
Entry pengeluaran barang 215
Penyediaan paket operasi 26
74
Penyediaan resep rawat inap
170
penyediaan resep rawat jalan
273
Penyediaan resep UGD 70
penyediaan vaksin rawat jalan
5
Penyerahan obat kepada pasien
158
Penyiapan obat hemodialisa
15
Penyiapan resep dokter khusus
80
Peracikan obat 80
Total waktuk kegiatan produktif langsung : 1182
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pembersihan ruang kerja 30
Pemeriksaan kotak vaksin 20
Penerimaan retur barang dari unit lain
5
Penyediaan permintaan depo
35
Penyiapan paket operasi 60
Penyimpanan obat dan alkes
60
Serah terima 30
Total waktu kegiatan produktif tidak langsung : 240
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
120
Tidur 160
Total waktu kegiatan non produktif : 280
Kegiatan Pribadi
Makan 38
Persiapan diri 35
Sholat 70
75
Toilet 15
Total waktu kegiatan pribadi : 158
Total Waktu Kegiatan tanggal 16 may 2019: 1860
17-May-19 Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
55
Entry pengeluaran barang 205
Penyediaan paket operasi 20
Penyediaan resep rawat inap
170
penyediaan resep rawat jalan
390
Penyediaan resep UGD 65
penyediaan vaksin rawat jalan
23
Penyerahan obat kepada pasien
23
Penyiapan resep dokter khusus
60
Total waktu kegitan produktif langsung : 1011
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pembersihan ruang kerja 40
Pemeriksaan kotak anastesi
25
Pemeriksaan stok barang 75
Penerimaan barang 15
Penerimaan retur barang dari unit lain
10
Penyediaan permintaan depo
20
Penyiapan paket operasi 40
Penyimpanan obat dan alkes
35
76
Serah terima 15
Total waktu kegiatan produktif tidak langsung : 275
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
165
Mendengarkan musik 10
Mengobrol 55
Tidur 180
Total waktu kegiatan non produktif : 410
Kegiatan Pribadi
Makan 44
Persiapan diri 40
Sholat 60
Toilet 20
Total waktu kegiatan pribadi : 164
Total Waktu Kegiatan Tanggal 17 May 2019 : 1860
18-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
85
Entry pengeluaran barang 213
Penyediaan paket operasi 68
Penyediaan resep rawat inap
110
penyediaan resep rawat jalan
410
Penyediaan resep UGD 42
Penyerahan obat kepada pasien
63
Penyiapan obat hemodialisa
5
Peracikan obat 105
Total waktu kegiatan produktif langsung : 1101
Kegiatan Produktif
Pembersihan ruang kerja 30
Pemeriksaan kotak vaksin 15
77
Tidak Langsung
Penyediaan permintaan depo
35
Penyiapan paket operasi 60
Serah terima 25
Total waktu kegiatan produktif tidak langsung : 165
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
245
Mendengarkan musik 40
Mengobrol 42
Tidur 120
Total waktu kegiatan non produktif : 447
Kegiatan Pribadi
Makan 47
Persiapan diri 10
Sholat 90
Total waktu kegiatan pribadi : 147
Total Waktu Kegiatan Tanggal 18 May 2019 : 1860
19-May-19
Kegiatan Produktif Langsung
Administrasi pasen Rawat Inap
92
Entry pengeluaran barang 145
Penyediaan resep rawat inap
54
penyediaan resep rawat jalan
100
Penyediaan resep UGD 73
Penyerahan obat kepada pasien
45
Peracikan obat 15
Total waktu kegiatan produktif langsung: 524
Entry pemasukan barang 110
78
Kegiatan Produktif
Tidak Langsung
Pemeriksaan stok barang 35
Penyiapan paket operasi 60
Serah terima 30
Total waktu kegiatan produktif tidak langsung : 235
Kegiatan Non
Produktif
Kegiatan non produktif lainnya
289
Mendengarkan musik 30
Mengobrol 20
Tidur 300
Total waktu kegiatan non produktif : 639
Kegiatan Pribadi
Makan 12
Sholat 20
Toilet 10
Total waktu kegiatan pribadi : 42
Total Waktu Kegiatan Tanggal 19 May 2019: 1440
Total Waktu Keseluruhan : 25620
79
Lampiran 5. Rekapan data jumlah pelayanan resep di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit X periode 06 – 09 Mei 2019.
Hari Rawat Inap Rawat Jalan
Senin O6 Mei 2019
Shif I : 33 Shif II : 55 Shif III : 32
Shif I : 26 Shif II : 64 Shif III : 7
Total : 120 Total : 97
Total Resep : 217
Selasa 07 Mei 2019
Shif I : 40 Shif II : 61 Shif III: 34
Shif I : 38 Shif II: 87 Shif III: 5
Total : 135 Total : 130
Total Resep : 265
Rabu 08 Mei 2019
Shif I : 29 Shif II : 43 Shif III : 22
Shif I : 34 Shif II: 52 Shif III: 5
Total : 94 Total :91
Total Resep: 185
Kamis 09 Mei 2019
Shif I : 41 Shif II : 25 Shif III : 21
Shif I : 37 Shif II: 87 Shif III : 10
Total : 87 Total : 164
Total Resep : 251
Jumat 10 Mei 2019
Shif I : 38 Shif II: 25 Shif III : 19
Shif I : 33 Shif II: 45 Shif III : 6
Total : 82 Total : 84
Total Resep : 166
Sabtu 11 Mei 2019
Shif I : 10 Shif II : 43 Shif III : 15
Shif I: 108 Shif II: 26 Shif III: 3
Total : 68 Total : 137
Total Resep : 205
80
Minggu 12 Mei 2019
Shif I : 27 Shif II: 34 Shif III: 19
Shif I : 23 Shif II: 8 Shif III: 2
Total : 80 Total : 33
Total Resep : 113
Senin 13 Mei 2019
Shif I : 31 Shif II : 28 Shif III: 33
Shif I : 46 Shif II : 74 Shif III : 6
Total : 92 Total : 126
Total Resep : 218
Selasa 14 Mei 2019
Shif I : 35 Shif II : 38 Shif III : 29
Shif I : 28 Shif II : 83 Shif III : 3
Total : 102 Total : 114
Total Resep : 216
Rabu 15 Mei 2019
Shif I : 42 Shif II : 27 Shift III : 19
Shif I : 62 Shif II : 44 Shif III : 5
Total : 88 Total :111
Total Resep : 199
Kamis 16 Mei 2019
Shif I : 22 Shif II : 31 Shif III : 15
Shif I : 46 Shif II : 68 Shif III : 3
Total : 68 Total : 117
Total Resep : 185
Jumat 17 Mei 2019
Shif I : 34 Shif II : 44 Shif III : 23
Shif I : 23 Shif II : 67 Shif III : 2
Total : 101 Total : 92
81
Total Resep : 193
Sabtu 18 Mei 2019
Shif I : 25 Shif II : 12 Shif III : 17
Shif I : 87 Shif II : 24 Shif III : 1
Total : 54 Total : 112
Total Resep : 166
Minggu 19 Mei 2019
Shif I : 15 Shif II: 18 Shif III: 9
Shif I : 24 Shif II: 4 Shif III: 3
Total : 42 Total : 31
Total Resep : 73
82
Lampiran 6. Pedoman Wawancara
1. Bicara tentang Instalasi Farmasi, menurut anda bagaimana
keberadaan Instalasi Farmasi Rs X dalam memberikan layanan
farmasi ?
2. Menurut Bapak / Ibu, apakah jumlah tenaga teknis kefarmasian
(asisten apoteker) yang bekerja di Instalasi Farmasi sudah cukup
untuk mengerjakan semua tugas dan tanggung jawab yang
berhubungan dengan setiap program atau kegiatan pelayanan
kefarmasian ?
3. Tolong jelaskan kegiatan apa saja yang dilakukan Bapak/ Ibu dalam
melakukan seluruh aktivitas yang diberikan dengan kegiatan produktif,
non produktif, maupun kegiatan pribadi !
4. Berapa waktu yang dibutuhkan Bapak/ Ibu dalam melakukan masing
– masing aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan produktif terebut?
5. Berapa waktu yang dibutuhkan Bapak / Ibu dalam melakukan masing
– masing aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan non produktif
tersebut ?
6. Berapa waktu yang dibutuhkan Bapak / Ibu dalam melakukan masing
– masing aktivitas yang berkaitan dengan kegitan pribadi tersebut ?
7. Bagaimana pendapat Bapak / Ibu mengenai beban kerja tenaga teknis
kefarmasian (asisten apoteker) d Instalasi Farmasi ?
8. Apakah selama ini banyak timbul keluhan/ komplain dari pasien
ataupun pegawai di Rs X mengenai pelayanann yang diberikan ?
9. Apa saja kendala yang ditemukan dalam proses penerimaan resep?
10. Menurut bapak/ibu , bagaimana kerja sama antara tenaga yang ada
dalam melakukan proses pelayanann di Instalasi Farmasi Rs X?
11. Menurut bapak / ibu, apa hambatan yang utama dalam proses
pelayanan di Instalasi Farmasi Rs X?
12. Menurut bapak/ ibu, apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan dalam proses pelayanan di Instalsi Farmasi Rs X?
83
Lampiran 7. Matriks Ringkasan Wawancara Mendalam
No Domain KODE INFORMAN
1. Keberadaan Instalasi Farmasi
dalam memberikan pelayanan
farmasi
Kepala Instalasi Farmasi Senior Tenaga Teknis Kefarmasian (asisten
apoteker)
Human Resources Departement (HRD) Rumah
Sakit X
Keberadaan Instalasi Farmasi saat ini sedang dalam proses pembenahan, sedang di usahakan dan inggin menyesuaikan dengan premenkes no 72, baik bersifat manajerial maupun farmasi klinis.
Sebagai pusat pemberian obat dan pelayanan resep kepada seluruh pasien dan tenaga kesehatan yang berada di dalam lingkungan Rumah Sakit.
Keberadaan Instalasi Farmasi dalam memberikan pelayanan farmasi hingga sampai ini masih tetap berjalan dengan baik.
2. Tenaga teknis kefarmasian di
Instalasi Farmasi
jika berdasarkan Permenkes RI No. 56 belum sesuai
Belum, ditambah lagi asisten apoteker yang bulan kemarin menggundurkan diri dan sampai saat ini belum ada pengantinya jadi kita kadang merasa keteran dalam melakukan pelayanan resep baik resep rawat jalan maupun rawat inap, dan fasilitas Medisoft di Instalasi Farmasi yang sering suka error dan lain – lain yang masih belum
Sudah menerima beberapa keluhan pada tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi atas masalah kekuranga tenaga dan sudah menerima surat permohonan atas penambahan karyawan baru, dan untuk urusan itu sedang dalam tahap proses.
84
sempurna, tapi masih bisa teratasi.
3. Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian di instalasi farmasi
Melakukan Pelayanan resep rawat jalan , resep rawat inap, melayani permintaan dari poli per depo, menyiapkan persiapan operasi para dokter, dan lain – lain .
4. Kegiatan Produktif dan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan tersebut
Untuk kegiatan produktif di sini untuk menyelesaikannya apabila untuk pelayanan resep rawat jalan itu tergantung dan menyesuaikan dengan jam praktek dokter. Dan untuk kegiatan produktif lainnya mengikuti dengan kondisi dan keadaan pada saat hari itu.
Waktu yang dibutukan dalam melakukan kegiatan produktif klo untuk kegiatan produktif langsung itu mengikuti dengan keaadan dan komdisi saja jika sedang ramai rata – rata kita waktu produktif dalam sehari bisa memakan kurang lebih tujuh jam dalam satu hari dan kurang lebih satu jam untuk kepentingan kita (pribdi) ditambah itu termasuk waktu kosong atau waktu jeda nya. Tapi kalo dines malem waktu produktif yang di pake pada saat male kurang lebih sekitar kurang lebih lima jaman.
5. Waktu yang dibutuhkan untuk
Sekitar kurang lebih satu jaman tpi klo untuk dines malam kemungkinan waktu non
Untuk shif pagi dan siang paling pada saat jam – jam jeda solat
85
kegiatan non produktif
produktifnya bisa lebih dari shif pagi dan siang.
itu biasanya jam istirahat untuk kita gunakan
6. Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pribadi
Rata – rata tenaga teknis kefarmasian disini untuk pengunaan waktu pribadinya rata – rata (aa) disini penggunaan mereka untuk memaikan hp nya mereka itu biasanya tidak lama,biasanya mereka memeriksa hp mereka masing – masing jika ada waktu senggang dan pada saat tidak melakukan pelayanan resep
Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pribadi, kalo ke pergi ke toilet paling kurang lebih sepuluh menitan, dan kalau main hp ya kalau pada saat mendekati jam pulang dan pekerjaan sudah selesai saja biasanya kita buka.
7. Mengenai beban kerja di instalasi
farmasi
Cukup lumayan, memang terkadang pada hari tertentu pelayanan resep terlihat agak berat dan banyak, tapi itu masih bisa diatasi
Cukup lumayan sedang terkadang cukup berat yang paling lumayan pada shif siang karena pada shif siang pasien lebih banyak dari shif pagi ditambah lagi jika pasien rawat inap dan jika ada pasien yng inggin melakukan tindakan operasi itu lumayan agak keteteran.
Saya sudah mendengar banyak keluhan dari tenaga teknis kefarmasian (asisten apoteker) pada saat mereka menggambil slip gaji mereka tapi sedang saya proses
8. Komplain/ Keluhan atau pun pegawai lainnya
dari pasien
Iyaa pernah, tapi masih bisa teratasi
Iya kadang kalau saat jam- jam dokter spesialis syaraf, dan spesialis penyakit dalam peraktek dalam satu waktu yang sama sering dpt complain dari
Iya, tapi masih bisa di tanggani
86
pasien dan bagian kasir karena farmasi nya lama pelayanannya.
9. Kendala dalam penerimaan
resep
Kendalanya kadang suka pusing baca tulisan dokter syaraf jika itu obat yang diluar dengan sop instalasi farmasi rumah sakit.
10. Hambatan utama dalam proses
pelayanan
Fasilitas yang belum begitu mencukupi, sumber daya manusia. yang belum terpenuhi
Fasilitas komputerisasi yang masih belum bagus sistemnya, membuat pekerjaan dilakukan secara manual, dan kekurangan sumber daya manusia.
11. Kerja sama antara team
Cukup lumayan masih bisa terjalin dengan kompak, walaupun pasti setiap karakter orang berbeda – beda tpi masih bisa teratasi.
Teman – teman di sini lumayan kompak walaupun ada salah satu terkadang susah untuk di kasih masukan tapi masih bisa untuk diajak kerja sama
12. Upaya yang dilakukan untuk
menangani hambatan dalam proses pelayanan
Upaya yang saya lakukan, saya harus bisa mengkodinisikan dengan teman – teman tenaga teknis kefarmasian disini dengan secara kekeluargaan, dan saya sudah berusahaa untuk kepentingan bersama.
Upaya yang dilakukan biasanya kita untuk saling mengerti aja pada satu sama lain dan saling kerja sama.
Sedang berusaha untuk mencari tenaga teknis ke farmasian (asisten apoteker).
.
87
Lampiran 8. Foto Pelaksanaan Observasi/ Pengamatan
Kegiatan Administrasi Pasien
Rawat Inap Entry Pengeluaran Obat
Penyediaan Resep Rawat
Jalan & Rawat Inap
Penyediaan Paket
Operasi & Anastesi
Penyediaan Permintaan
Depo
Penyediaan
Kotak Vaksin
88
Peracikan &
Pembungkusan Obat Penyediaan Obat
Hemodialisa
Penyimpanan
Obat & Alkes
Penerimaan Barang
Penyerahan Obat Ke
Pasien Pengentryan Barang
Masuk
89
Administrasi Pasien
PRB & PROLANIS Pemeriksaan Stok
Barang
Pembersihan
Ruangan Kerja Pengetiketan obat
Pengembalian obat vaksin
top related