panduan rawat gabung.doc

18
PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI RS. MITRA KELUARGA JL. BUKIT GADING RAYA KAV. 2 KELAPA GADING PERMAI Panduan Rawat Gabung Ibu dan Bayi Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014 1

Upload: annisa-firdausiah-azzahra

Post on 26-Dec-2015

664 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

PANDUAN

RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI

RS. MITRA KELUARGAJL. BUKIT GADING RAYA KAV. 2

KELAPA GADING PERMAI

JAKARTA 2014BAB. I

DEFINISI

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

1

Page 2: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

1. PENGERTIAN RAWAT GABUNG

Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir, ditempatkan bersaam

ibunya dalam satu ruangan

Rawat gabung dimaksudkan agar bayi mudah diamati dan dijaga serta dijangkau oleh ibunya

setiap saaat, sehingga memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhanya.

Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus. Pada rawat

gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga mudah

terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama di ranjang ibu.

2. TUJUAN RAWAT GABUNG

Tujuan umum yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

Tujuan khusus :

a. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu setiap saat.

b. Bayi segera memperoleh colostrum dan airr susu ibu.

c. Bayi memperoleh strimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak.

d. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat.

e. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam permberian ASI.

f. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan cara menyusui yang benar.

g. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayu baru lahir.

h. \ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat.

3. JENIS RAWAT GABUNG DI RUMAH SAKIT

Rawat gabung dapat dilakukan secara :

A. Rawat Gabung Penuh : cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam satu ruang secara

terus menerus selama 24 jam.

B. Rawat Gabung Parsial : cara perawatan ibu dan bayi terpisah pada waktu tertentu (misalnya

pada malam hari dan waktu kunjungan bayi dipisahkan dari ibunya. Untuk bayi yang mengalami

asfiksia, maka rawat gabung dilaksanakan setelah tindakan resusitasi selesai.

4. MANFAAT RAWAT GABUNG

A. Mempercepat Mantapnya dan Terus Terlaksananya Proses Menyusui

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

2

Page 3: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah memberikan

ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya memungkinkan ibu segera mengenali

tanda-tanda bayinya ingin minum sehingga ibu/bayi dapat menyusui/menyusui on demand. Ibu

yang melakukan rawat gabung menghasilkan ASI yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih

lama, dan lebih besar kemungkinannya menyusui eksklusif dibandingkan ibu yang tidak

melakukan rawat gabung.

B. Memungkinkan Proses Bonding

Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Makin banyak waktu ibu

bersama bayinya, makin cepat mereka saling mengenal. Ibu siap memberikan respon setiap saat.

Rawat gabung juga dapat menurunkan hormon stres pada ibu dan bayi. Bonding merupakan

dasar secure attachment bayi dikemudian hari. Pembentukan pribadi dasar (basic trust)

merupakan dasar pribadi kokoh yang tangguh pada anak, adalah hasil dari secure attachment

yang berjalan baik. Bayi/anak percaya pada lingkungan, mereka akan tumbuh menjadi pribadi

yang penuh percaya diri.

C. Peralatan Minimal

Jika dilakukan rooming in (bedding-in, bayi satu tempat tidur dengan ibu), akan mengurangi

pembelian boks bayi. Pada bedding-in, bimbingan posisi menyusui dengan posisi ibu tidur

sebaiknya dilakukan sejak di Rumah sakit yang masih mengenal kan botol untuk memberikan

minum bayi (walau isinya ASI perah) akan mempersulit bayi melekatkan mulutnya pada

payudara ibu.

D. Menurunkan Infeksi

Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibu memungkinkan bayi terpapar pada bakteri-

bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi terhadap kuman-kuman berbahaya.

Kolostrum (ASI berwarna bening yang keluar di awal kelahiran dan jumlahnya sangat sedikit)

mengandung banyak antibodi, yang segera didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit.

Dahulu, pelayanan kesehatan sering mendorong bayi ke kamar bayi bila jam besuk tiba.

Kekhawatiran bayi tertular penyakit dari pengunjung merupakan alasan utama. Ibu yang sakit flu

cukup memakai masker saja. Menyusui di kala ibu sakit memberikan paparan antibodi yang

dihasilkan pada ibu yang sakit. Antibodi terhadap penyakit tertentu tidak akan terjadi saat ibu

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

3

Page 4: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

sehat. Juga penekanan kualitas kolostrum yang sangat baik.

E. Keuntungan Untuk Bayi

Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah ditenangkan, lebih

tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat badan yang lebih cepat naik. Ikterus lebih

jarang terjadi. Bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak terus menerus

dengan kulit ibunya.

F. Melatih Ketrampilan Ibu Merawat Bayinya Sendiri

Tindakan perawatan bayi yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu melatih

keterampilan merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak

canggung lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu.

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

4

Page 5: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

BAB. II

RUANG LINGKUP

1. PERSYARATAN RAWAT GABUNG

Persyaratan dalam rawat gabung terdiri dari :

A. Kondisi Bayi

1) Semua bayi

2) Kecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan untuk menyusu

pada ibu.

B. Ibu

Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

C. Ruangan Rawat Gabung

1) Untuk Bayi

Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dekat dengan tempat tidur ibu.

Bila tidak terdapat tempat tidur bayi, diletakkan di tempat tidur samping ibu

(bedding - in).

Agar mengurangi bahaya bayi jatuh, sebaiknya diberi penghalang (side guard)

Tersedianya pakaian bayi.

2) Untuk Ibu

Tempat tidur ibu, diusahakan rendah agar memudahkan ibu naik/turun.

(Bila perlu ada tangga injakan naik ke tempat tidur).

Tersedianya perlengkapan perawatan nifas.

3) Ruangan

Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup, suhu minimal 28°C.

Ruangan unit ibu/bayi yang masih memerlukan pengamatan khusus harus dekat

dengan ruang petugas (di rumah sakit).

4) Sarana

Lemari pakaian (ibu dan bayi).

Tempat mandi bayi dan perlengkapannya.

Tempat cuci tangan ibu (air mengalir).

Kamar mandi tersendiri bagi ibu.

Sarana penghubung (bel/intercom)

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

5

Page 6: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

Tersedia poster, leaflet, buku-buku, model tentang manajemen laktasi.

2. KRITERIA RAWAT GABUNG

A. Ibu dan Bayi dalam Keadaan Sehat

1. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.

2. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, refleks

mengisap baik, tidak ada tanda infeksi dan sebagainya.

3. Bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum, rawat gabung dilakukan

segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk), misalnya 4-6 jam setelah

operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih mendapat infus.

4. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal 7).

5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

6. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.

7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.

B. Ibu dan Bayi dalam Kondisi Tidak Sehat

1. Bayi yang sangat prematur.

2. Bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram.

3. Bayi dengan sepsis.

4. Bayi dengan gangguan napas.

5. Bayi dengan cacat bawaan berat, misalnya : hidrosefalus, meningokel, anensefali, atresia ani,

abio/palato/galactoschizis, omfalokel, dan sebagainya).

6. Ibu dengan infeksi berat, misalnya KP terbuka, sepsis, dan sebagainya.

7. Kriteria-kriteria masih ditentukan juga oleh beberapa aspek pertimbangan klinis, misalnya bayi

dengan berat badan 2000-2500 gram meskipun keadaan lain-lainnya dalam batas normal, perawatan

gabungnya harus dengan pengawasan yang sangat ketat.

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

6

Page 7: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

3. PERAN DALAM MENCIPTAKAN RAWAT GABUNG

A. Peran Institusi

1) Pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat gabung.

2) Mensosialisasikan kebijakan pada unsur terkait.

3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung.

4) Menyiapkan SDM yang terampil.

5) Melakukan monitoring dan evaluasi.

6) Memberikan Reward dan Punishment secara internal.

B. Peran Tenaga Kesehatan

1) Melaksanakan kebijakan dan tata tertib rawat gabung.

2) Melaksanakan perawatan ibu dan anak.

3) Merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan-kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi

dan Edukasi) kepada ibu dan keluarganya.

4) Memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui, perawatan bayi, dan

perawatan nifas.

5) Mengatasi masalah laktasi.

6) Memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi kelainan yang timbul.

7) Melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan.

C. Peran Ibu

1) Mempraktekkan hal-hal yang diajarkan petugas kesehatan, misalnya : merawat payudara,

kebersihan diri, menyusui dan merawat bayi.

2) Mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan kepada petugas

D. Peran Suami dan Keluarga

1) Memberikan dukungan pada ibu.

2) Membantu merawat ibu dan bayi.

3) Membantu persiapan alat kebutuhan ibu dan bayi.

4) Mengambil keputusan yang mendukung.

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

7

Page 8: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

BAB. III

TATA LAKSANA

1. PRAKTEK RAWAT GABUNG

A. Cara Memandikan Bayi

1) Siapkan alat-alat.

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi.

3) Bayi diletakkan telentang di atas tempat tidur / meja dengan alas perlak dan handuk.

4) Muka dan telinga dibersihkan dengan kain (waslap) basah kemudian dikeringkan dengan

handuk.

5) Seluruh tubuh bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi sabun (leher,

dada, perut, lipatan ketiak, kedua tangan / lengan, kedua kaki / tungkai, bagian belakang

bayi).

6) Bayi dibersihkan dengan menggunakan kain lap (waslap) basah dalam ember mandi bayi.

7) Bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk.

8) Tali pusat ditutup dengan kain kasa yang telah direndam dalam alkohol 70%.

9) Dada, perut dan punggung diolesi minyak telon, tempat lipatan seperti pangkal paha, ketiak

dan leher diberi bedak supaya tidak mudah lecet, dan diberi pakaian.

B. Cara Menyusui

1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.

2) Ibu duduk atau berbaring santai.

3) Payudara dipijat / massage supaya lemas.

4) Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes ASI. Oleskan ASI

tersebut pada putting susu dan areola sekitarnya sebelum menyusui.

5) Bayi diletakkan di pangkuan bila ibu duduk, dan di sebelah ibu bila ibu tiduran.

6) Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan keempat jari lainnya di

bagian bawah payudara.

7) Sebagian besar areola payudara harus berada di dalam mulut bayi.

8) Setiap payudara harus disusui sampai kosong, kurang lebih 10-15 menit.

9) Bayi menyusu pada dua payudara bergantian, setelah payudara pertama terasa kosong.

10) Bila akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari kelingking antara mulut

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

8

Page 9: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

bayi dan payudara.

11) Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan areola sekitarnya serta

biarkan kering oleh udara.

12) Bayi digendong di bahu ibu atau dipangku tengkurap agar dapat bersendawa.

13) Periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan / pecah-pecah atau terbendung.

14) Bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi berubah-ubah.

15) Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu menyusui.

C. Cara Merawat Tali Pusat

1) Siapkan alat-alat.

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.

3) Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi alkohol 70%.

4) Setelah bersih, tali pusat dikompres alkohol / povidon iodine 10% (betadine) lalu dibungkus

dengan kain kasa steril kering.

5) Setelah tali pusat terlepas / puput, pusar tetap dikompres dengan alkohol / povidon iodine

10% sampai kering.

2. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN RAWAT GABUNG

Untuk melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi yang perlu dipersiapkan adalah institusi

pelayanan, ibu hamil, suami, dan atau keluarga, petugas, sarana dan prasarana pelayanan.

A. Institusi Pelayanan

1) Perlu adanya kebijkan yang tertulis dari Rumah Sakit yang merupakan komitmen dari unsur

terkait untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi.

2) Rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan/program untuk mendukung

keberhasilan menyusui pada program sayang ibu dan sayang bayi.

3) Program sayang ibu dan sayang bayi dengan memberikan hak ibu antara lain : medapat

pelayanan yang sesuai standar, dekat dengan bayinya, bisa mencurahkan kasih sayang

sesuai keinginan.

4) Hak bayi, antara lain : mendapatkan gizi terbaik untuk tumbuh dan kembang. Gizi terbaik

bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang tidak dapat tergantikan oleh apapun, dan juga

dapat setiap saat mendapatkan ASI sesuai kebutuhan, mendapat kasih sayang dan selalu

dekat dengan ibunya.

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

9

Page 10: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

B. Ibu Hamil, Suami dan atau Keluarga

1) Salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan dukungan dari

keluarga. Sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami pengertian rawat gabung.

2) Suami dan keluarga perlu juga mendapatkan informasi tentang rawat gabung ibu dan bayi

sejak masa kehamilan pada waktu pelayanan Antenatal Care (ANC).

3) Informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu dan bayi minimal 2

kali pertama pada ANC (trisemester 1 dan 2), dimulai secara kelompok, dilanjutkan dengan

konseling kepada ibu, suami dan keluarga.

C. Petugas

Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai berikut :

1) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.

2) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.

3) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.

4) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan.

5) Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan yang baik.

6) Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui bayinya,

misalnya : puting ibu lecet, payudara bengkak, dll.

7) Mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus berpisah dari

ibunya.

8) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar.

9) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat gabung.

D. Sarana dan Prasarana Pelayanan Rawat Gabung

Untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya saran dan prasarana yang

mendukung, antara lain :

1) Ruang klinik kebidanan (ANC) dilengkapi dengan ruang konsultasi dan pojok laktasi.

2) Kamar bersalin : ruang nifas dengan rawat gabung dengan ruang penyuluhan dan

bimbingan.

3) Ruang perinatologi, dilengkapi dengan ruang istirahat bagi ibu yang bayinya dirawat.

4) Sarana dan prasarana yang tersedia harus memenuhi persyaratan rawat gabung.

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

10

Page 11: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

3. PELAKSANAAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI

A. Pelaksanaan rawat gabung hendaknya disiapkan semenjak perawatan kehamilan (ANC).

B. Diawali dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada masa persalinan di kamar bersalin.

C. Dilanjutkan rawat gabung di ruang perawatan, antara lain :

1) Menyusui On Cue (melihat tanda-tanda bayi ingin menyusui).

2) Menyusui eksklusif.

3) Asuhan bayi baru lahir, antara lain :

Mencegah hypotermi.

Pemeriksaan klinis bayi.

Perawatan umum (merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan bayi, menjaga

hygiene bayi).

Deteksi dini bayi baru lahir.

4) Asuhan ibu nifas, antara lain :

Puerperium.

Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI.

Perdampingan menyusui, termasuk perlekatan dan posisi menyusui yang benar,

mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah puas dalam menyusu.

Mengenali hambatan nifas.

Asuhan ibu nifas pasca tindakan.

Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan puting,

pembengkakan mamae, engorgement, dll).

Senam nifas.

5) Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

Keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, untuk

mendukung keberhasilan menyusui, calon ibu perlu mendapatkan informasi

tentang :

Nutrisi ibu menyusui.

Pengetahuan tentang menyusui secara eksklusif.

Kerugian bila bayi tidak mendapatkan ASI.

Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala dalam menyusui bayi.

Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi.

Perawatan payudara, cara memerah, menyimpan dan memberikan ASI dengan sendok.

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

11

Page 12: PANDUAN RAWAT GABUNG.doc

KB terutama Metode Amenorrhoe Laktasi (MAL).

BAB. IV

DOKUMENTASI

Pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan / asuhan yang diberikan kepada ibu dan

bayi, hal-hal yang perlu ditulis/direkam pada pencatatan dan pelaporan rawat gabung adalah :

1. Cakupan Rawat Gabung

A. Jumlah rawat gabung

1) Rawat gabung penuh

2) Rawat gabung parsial

B. Inisiasi menyusu dini

C. Menyusui On Cue

Pendokumentasian rawat gabung menggunakan formulir :

a. Formulir Follow Up Bayi

b. Informasi dan Persetujuan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung

c. Formulir Rawat Gabung dan ASI Eksklusif

2. Jumlah Persalinan

A. Persalinan normal.

B. Persalinan dengan tindakan.

3. Jumlah Ibu dan Bayi yang Bermasalah dalam Menyusui.

4. Jumlah Rujukan (dirujuk atau menerima rujukan).

Pencatatan dan pelaporan menggunakan sistem dan format yang telah ada, misalnya :

mencatat asuhan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk ibu dan bayi yaitu pada rekam medis

dan RL 1 hal 2.

Alur pelaporan mengikuti sistem yang telah ada, misalnya : di rumah sakit dari ruangan di

koordinir oleh bagian pencatatan dan pelaporan RS. Pencatatan dan pelaporan ini penting

dilaksanakan, sebab catatan ini merupakan data yang dapat dianalisis dan dapat digunakan sebagai

bahan informasi.

Panduan Rawat Gabung Ibu dan BayiRumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading - Jakarta 2014

12