analisa kation
Post on 25-Oct-2015
81 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1. TUJUAN
Tujuan dari percobaan uji kation ini adalah untuk
menentukan adanya kation secara kumulatif dengan
melakukan uji spesifik.
2. LANDASAN TEORI
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan
untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran
persenyawaan di dalam suatu sampel. Analisa kimia
terdiri dari :
1. Analisa Kualitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau
ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau
campuran.
1. Analisa Kuantitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau
ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau
campuran.
Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan
kation ( Sukardjo, 1985)
Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam
mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif, kita
menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu
larutan (Sumadji, http://wiropharmachy.blogspot.com).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini
dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara
visual yang berdasarkan kelarutan.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan
mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan
sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk
pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu
mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini
menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan
dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk
mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I),
golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan
sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa
(VI).
Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah
endapan klorida, golongan II menghasilkankan sejumlah
endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan
endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan
endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan
golongan V menghasilkan endapan karbonat.
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua
bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-
zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang
terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada
pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan
dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu
yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood,
1986).
Analisa kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Analisa pendahuluan bertujuan untuk
memperkirakan dan memberi arah sehingga
memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan
ditiliti. Analisa pendahuluan meliputi :
1. Organoleptis (menggunakan panca indera), yang
dianalisis biasanya berupa bentuk, warna, bau.
2. Pemanasan dengan tabung pijar.
3. Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan
menggunakan kawat Pt atau Nicr.
Warna-warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah
sebagai berikut.
Kation Warna Nyala
Kation Warna Nyala
Li+
Na+
K+
Ba2+
Sr2+
Cu2+
Ca2+ Merah
Kuning
Ungu
Kuning hijau
Merah bata
Hijau biru
Merah kuning
1. Analisa kation dan anion. Setelah mempunyai
gambaran/perkiraan awal maka langsung diidentifikasi
dengan cara tube test, dengan menghasilkan reaksi
yang khas (Pasirhanja,http://pasirhanja.blogspot.com).
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat
kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5
golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut
terhadap beberapa reagensia. (Vogel, 1990)
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
- Golongan I: membentuk endapan dengan asam
klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini
adalah timbal, raksa, dan perak.
- Golongan II: membentuk endapan dengan
hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer.
Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah
merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium,
timah.
- Golongan III: membentuk endapan dengan
ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation
golongan ini antara lain nikel, besi, kromium,
aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
- Golongan IV: membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida
dalam suasana netral atau sedikit asam.
- Golongan V: disebut juga golongan sisa karena
tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan
sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan
ini antara lain magnesium, natrium, kalium.
Ammonium, litium, dan hydrogen. (Jimmo,
http://blogkita.info).
Secara umum ion adalah atom atau sekumpulan atom
yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif yang
menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion,
karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif
yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut
kation, karena dia tertarik menuju anoda (Anonim,
http://id.wikipedia.org).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation
mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan
penyaringan terhadap endapan tebentuk dua kelompok
campuran yang massa masing-masingnya kurang dari
campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat
pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat
baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya (Harjadi, 1993).
1. PEMBAHASAN
Kation merupakan ion bermuatan positif. Dalam analisa
kation dikenal adanya analisa pendahuluan yang
meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa
kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau,
rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa
dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa
basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi
pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian
endapan.
Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaitu analisis kualitatif yaitu analisis
yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau
campuran zat yang belum diketahui zatnya serta
analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang
menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di
dalam suatu sampel. Analisis kualitatif ada dua aspek
penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana kedua
aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan, dan
ekstraksi. Analisis campuran kation-kation memerlukan
pemisahan kation secara sistematik dalam golongan
dan selanjutnya diikuti masing-masing golongan ke
dalam sub golongan dan komponen-komponennya.
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia
analitik kali adalah uji kation. Percobaan ini bertujuan
untuk mengidentifikasi kation yang terdapat dalam
suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang
digunakan dalam percobaan adalah berupa air ledeng,
air sungai dan air laut. Ketiga larutan sampel tersebut
selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang
terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen
yang spesifik dari masing – masing kation tersebut.
Reagen yang digunakan dalam mengidentifikasi
keberadaan kation dalam larutan sampel yang telah
disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH,
K4Fe(CN)6 dan HgCl2. semua reagen tersebut
merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi dan
komposisi tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan
endapan ataupun perubahan warna yang menunjukkan
adanya kandungan kation-kation tersebut di dalam
larutan sampel yang digunakan.
Kation yang diidentifikasi keberadaannya dalam setiap
sampel adalah kation Ag+, Fe3+, Bi3+, Pb2+, dan
Sn2+. Reaksi berlangsung setelah penambahan reagen
(pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau
endapan berwarna yang merupakan karakteristik untuk
ion-ion yang diidentifikasi dalam setiap sampel.
Adapun percobaan yang telah dilakukan dalam uji
kation ini adalah dengan penambahan larutan HCl 2 M
untuk menguji kation Ag+, penambahan larutan
K2CrO4 dan H2SO4 untuk menguji kation Pb2+, reagen
KI dan NaOH pada uji kation Bi3+, uji kation Fe3+
menggunakan reagen KSCN dan K4Fe(CN)6 serta
penambahan larutan HgCl2 untuk menguji kation Sn2+.
Dari kelima jenis kation yang diidentifikasi tersebut,
tidak semuanya berreaksi dengan reagennya masing –
masing membentuk endapan. Pada proses uji kation
Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+ tidak menunjukkan
perubahan baik secara fisik maupun kimia setelah
penambahan reagennya masing – masing. Sebab
larutan tidak mengalami perubahan warna dan juga
tidak membentuk endapan. Ini menunjukkan bahwa
dalam sampel tersebut memang tidak terdapat jenis
kation – kation yang dapat berreaksi dengan reagen.
Dengan kata lain, sampel yang dianalisis tersebut tidak
mengandung ion Ag+, Pb2+, Fe3+ maupun Sn2+.
Satu – satunya reaksi yang timbul dalam
pengidenitifikasian kation – kation ini adalah ketika
larutan sampel direaksikan dengan NaOH dalam
identifikasi kation Bi3+. Pada pengamatan yang telah
dilakukan menunjukkan perubahan yang sangat
mencolok dari larutan yang berreaksi dimana larutan
sampel yang semula bening, setelah penambahan
NaOH larutan berubah menjadi keruh dan terdapat
endapan pada dasar tabung. Hal ini menunjukkan
bahwa larutan sampel tersebut dapat berreaksi
sempurna dengan reagen yang ditambahkan sebab
dalam larutan sampel tersebut ada kandungan Bi3+
yang spesifik terhadap reagen NaOH.
Secara teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan
terdapatnya kation – kation dalam setiap sampel yang
diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah terbuka
yang berinteraksi langsung dengan berbagai aktivitas
lain dialam secara natural. Jadi tidak mungkin larutan
sampel benar – benar netral ataui tidak mengandung
zat – zat kontaminan lain didalamya mengingat sifat air
sebagai pelrut murni yang dapat menerima berbagai
zat masuk kedalamnya meskipun dengan toksitas yang
tinggi. Tidak terbacanya kandungan kation – kation lain
didalamnya kemungkinan disebabkan kurangnya kadar
kation Ag+, Pb2+, Fe3+dan Sn2+ dalam larutan
sampel sehingga tidak dapat dianalisis dengan metode
sederhana yang digunakan dalam percobaan analisis
kuantitatif dan uji spesifik seperti ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Ion, http://id.wikipedia.org
Harjadi, W. 1993. Ilmu kimia analitik Dasar. Erlangga.
Jakarta.
Jimmo, Analisis Kation, http://blogkita.info
Pasirhanja, Identifikasi Kation,
http://pasirhanja.blogspot.com
Sukardjo, 1985. Kimia Anorganik .Bina Aksara.
Yogyakarta
Sumadji, Analisis Kualitatif,
http://wiropharmachy.blogspot.com
Underwood & R.A Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif.
Erlangga. Jakarta
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT. Kalman
Media Pustaka. Jakarta.
UJI KATION
1. TUJUAN
Tujuan dari percobaan uji kation ini adalah untuk menentukan adanya kation secara kumulatif dengan melakukan uji spesifik.
1. LANDASAN TEORI
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Analisa kimia terdiri dari :
1. Analisa Kualitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
1. Analisa Kuantitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation ( Sukardjo, 1985)
Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu larutan (Sumadji, http://wiropharmachy.blogspot.com).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah endapan klorida, golongan II menghasilkankan sejumlah endapan garam sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan golongan V menghasilkan endapan karbonat.
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood, 1986).
Analisa kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Analisa pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah
sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan ditiliti. Analisa
pendahuluan meliputi :
1. Organoleptis (menggunakan panca indera), yang dianalisis biasanya
berupa bentuk, warna, bau.
2. Pemanasan dengan tabung pijar.
3. Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan menggunakan kawat Pt atau
Nicr.
Warna-warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah sebagai berikut.Kation Warna Nyala
Kation Warna Nyala
Li+
Na+
K+
Ba2+
Sr2+
Cu2+
Ca2+
Merah
Kuning
Ungu
Kuning hijau
Merah bata
Hijau biru
Merah kuning
1. Analisa kation dan anion. Setelah mempunyai gambaran/perkiraan awal maka
langsung diidentifikasi dengan cara tube test, dengan menghasilkan reaksi yang
khas (Pasirhanja,http://pasirhanja.blogspot.com).
Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (Vogel, 1990)
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:
- Golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
- Golongan II: membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium, bismuth, stibium, timah.
- Golongan III: membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
- Golongan IV: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
- Golongan V: disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hydrogen. (Jimmo, http://blogkita.info).
Secara umum ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena dia tertarik menuju anoda (Anonim, http://id.wikipedia.org).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya (Harjadi, 1993).
1. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Gelas kimia
- Pipet tetes
- Kertas saring
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
- Larutan sampel
- HCl
- K2CrO4
- H2SO4
- Alkohol
- KI
- NaOH
- KSCN
- K4Fe(CN)6
- HgCl2
- Aluminium foil
- Aquades
1. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Uji Kation Ag+
- Masing – masing dimasukkan dalam tabung reaksi
- Masing – masing ditambahkan HCl
- Diamati perubahannya jika terdapat endapan
- Dicatat
Ketiga larutan tidak menghasilkan endapan
1. Uji Kation Pb2+
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan K2CrO4
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
Ketiga larutan tidak menghasilkan endapan
b.
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan H2SO4
- Ditambahkan alkohol
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
Ketiga larutan tidak menghasilkan endapan
1. Uji Kation Bi3+
-
Diteteskan pada kertas saring
- Diteteskan larutan KI pada kertas saring
- Diamati perubahan warnanya
Tidak ada perubahan warna
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan NaOH
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
Larutan keruh dan terdapat endapan putih
1. Uji Kation Fe3+
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan KSCN
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
Tidak ada perubahan warna dan tidak terbentuk endapan
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan K4Fe(CN)6
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
Tidak ada perubahan warna dan tidak terdapat endapan
1. Uji kation Sn2+
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambahkan HgCl2
- Diamati perubahan warnanya
- Diamati proses pembentukan endapannya
Tidak ada perubahan warna dan tidak terbentuk endapan
1. DATA PENGAMATAN
1. Pengujian Kation Ag+
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
Air bor + HCl
Air sungai + HCl
Air sumur + HCl
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
1. Pengujian Kation Pb2+
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
Air bor + K2CrO4
Air sungai + K2CrO4
Air sumur + K2CrO4
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
Air bor + H2SO4
Air sungai + H2SO4
Air sumur + H2SO4
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
1. Pengujian Kation Bi3+
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1.Air bor + KI pada kertas saring
Air sungai + KI pada kertas
Tidak terbentuk endapan
2.
3.
saring
Air sumur + KI pada kertas saring
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
Air bor + NaOH
Air sungai + NaOH
Air sumur + NaOH
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
1. Pengujian Kation Fe3+
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
Air bor + KSCN
Air sungai + KSCN
Air sumur + KSCN
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1.
2.
3.
Air bor + K4Fe(CN)6
Air sungai + K4Fe(CN)6
Air sumur + K4Fe(CN)6
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
1. Pengujian Kation Fe3+
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1.Air bor + HgCl2 Tidak terbentuk endapan
2.
3.
Air sungai + HgCl2
Air sumur + HgCl2
Tidak terbentuk endapan
Tidak terbentuk endapan
Reaksi yang terjadi :
1. Uji kation Ag+
Air + HCl larutan HCl, tidak ada endapan
Air sungai + HCl larutan HCl, tidak ada endapan
Air laut + HCl larutan HCl, bening. Tidak ada endapan.
2. Uji kation Pb2+
Air + K2CrO4 larutan K2CrO4 tidak ada endapan
Air sungai + K2CrO4 larutan K2CrO4, tidak ada endapan
Air laut + K2CrO4 larutan K2CrO4,. Tidak ada endapan
Larutan berwarna kuning.
Air + H2SO4 + alkohol larutan bening tidak ada endapan
Air sungai + H2SO4 + alkohol larutan bening, tidak ada endapan
Air laut + H2SO4 + alkohol larutan bening tidak ada endapan
3. Uji kation Bi3+
Air + KI pada kertas saring tidak ada perubahan warna
Air sungai + KI pada kertas saring tidak ada perubahan warna
Air laut + KI pada kertas saring tidak ada perubahan warna
Air + NaOH terdapat endapan Bi, larutan keruh
Air sungai + NaOH terdapat endapan Bi, larutan keruh
Air laut + NaOH terdapat endapan Bi, larutan keruh
4. Uji kation Fe3+
Air + KSCN tidak ada endapan
Air sungai + KSCN tidak ada endapan
Air laut + KSCN Tidak ada endapan.
Air + K4Fe(CN)6 tidak ada endapan
Air sungai + K4Fe(CN)6 tidak ada endapan
Air laut + K4Fe(CN)6 Tidak ada endapan.
5. Uji kation Sn2+
Air + HgCl2 tidak ada endapan
Air sungai + HgCl2 tidak ada endapan
Air laut + HgCl2 tidak ada endapan
1. PEMBAHASAN
Kation merupakan ion bermuatan positif. Dalam analisa kation dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan.
Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kualitatif yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang belum diketahui zatnya serta analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu sampel. Analisis kualitatif ada dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan, dan ekstraksi. Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti masing-masing golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya.
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali adalah uji kation. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat dalam suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan dalam percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga
larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang terkandung didalamnya melalui penambahan Reagen yang spesifik dari masing – masing kation tersebut. Reagen yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan sampel yang telah disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH, K4Fe(CN)6 dan HgCl2. semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi dan komposisi tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan endapan ataupun perubahan warna yang menunjukkan adanya kandungan kation-kation tersebut di dalam larutan sampel yang digunakan.
Kation yang diidentifikasi keberadaannya dalam setiap sampel adalah kation Ag+, Fe3+, Bi3+, Pb2+, dan Sn2+. Reaksi berlangsung setelah penambahan reagen (pereaksi) tertentu yang akan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik untuk ion-ion yang diidentifikasi dalam setiap sampel. Adapun percobaan yang telah dilakukan dalam uji kation ini adalah dengan penambahan larutan HCl 2 M untuk menguji kation Ag+, penambahan larutan K2CrO4 dan H2SO4 untuk menguji kation Pb2+, reagen KI dan NaOH pada uji kation Bi3+, uji kation Fe3+ menggunakan reagen KSCN dan K4Fe(CN)6 serta penambahan larutan HgCl2 untuk menguji kation Sn2+. Dari kelima jenis kation yang diidentifikasi tersebut, tidak semuanya berreaksi dengan reagennya masing – masing membentuk endapan. Pada proses uji kation Ag+, Pb2+, Fe3+ dan Sn2+ tidak menunjukkan perubahan baik secara fisik maupun kimia setelah penambahan reagennya masing – masing. Sebab larutan tidak mengalami perubahan warna dan juga tidak membentuk endapan. Ini menunjukkan bahwa dalam sampel tersebut memang tidak terdapat jenis kation – kation yang dapat berreaksi dengan reagen. Dengan kata lain, sampel yang dianalisis tersebut tidak mengandung ion Ag+, Pb2+, Fe3+ maupun Sn2+.
Satu – satunya reaksi yang timbul dalam pengidenitifikasian kation – kation ini adalah ketika larutan sampel direaksikan dengan NaOH dalam identifikasi kation Bi3+. Pada pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan perubahan yang sangat mencolok dari larutan yang berreaksi dimana larutan sampel yang semula bening, setelah penambahan NaOH larutan berubah menjadi keruh dan terdapat endapan pada dasar tabung. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sampel tersebut dapat berreaksi sempurna dengan reagen yang ditambahkan sebab dalam larutan sampel tersebut ada kandungan Bi3+ yang spesifik terhadap reagen NaOH.
Secara teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation – kation dalam setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah terbuka yang berinteraksi langsung dengan berbagai aktivitas lain dialam secara natural. Jadi tidak mungkin larutan sampel benar – benar netral ataui tidak mengandung zat – zat kontaminan lain didalamya mengingat sifat air sebagai pelrut murni yang dapat menerima berbagai zat masuk kedalamnya meskipun dengan toksitas yang tinggi. Tidak terbacanya kandungan kation – kation lain didalamnya kemungkinan disebabkan kurangnya kadar kation Ag+, Pb2+, Fe3+dan Sn2+ dalam larutan sampel sehingga
tidak dapat dianalisis dengan metode sederhana yang digunakan dalam percobaan analisis kuantitatif dan uji spesifik seperti ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Ion, http://id.wikipedia.org
Harjadi, W. 1993. Ilmu kimia analitik Dasar. Erlangga. Jakarta.
Jimmo, Analisis Kation, http://blogkita.info
Pasirhanja, Identifikasi Kation, http://pasirhanja.blogspot.com
Sukardjo, 1985. Kimia Anorganik .Bina Aksara. Yogyakarta
Sumadji, Analisis Kualitatif, http://wiropharmachy.blogspot.com
Underwood & R.A Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
top related