ampun coy 12345
Post on 05-Jul-2015
4.232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Jambi terdiri dari 10 kabupaten, setiap kabupaten memiliki jarak yang cukup
jauh, untuk menghubungkan antara satu kabupaten ke kabupaten lainnya dapat
dijangkau melalui jalan darat dan sungai.
Transportasi sangat penting untuk menghubungkan kota yang satu ke kota
yang lain terutama dalam Kota Jambi. Semenjak adanya transportasi yang
menghubungkan antar satu kota ke kota yang lain segala urusan menjadi lancar.
Hasil bumi dan alam untuk dipasarkan ke konsumen diperlukan suatu alat
transportasi untuk mengangkutnya, sehingga hasil produksi tidak menumpuk atau
rusak.
Dinas Perhubungan Kota Jambi dalam mengolah data retribusi terminal
truck masih menggunakan sistem manual, yaitu dengan mencatat data melalui
buku dan kemudian data tersebut dipindahkan lagi ke komputer. Hal ini jelas
menghambat pekerjaan yang efisiensi dan efektifitas dalam hal pelayanan. Karena
proses mengolah data tersebut membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang
relatif banyak.
Banyak data tentang retribusi terminal truck yang harus dicatat dengan baik,
membutuhkan suatu alat untuk mengolah data yang dapat mempercepat waktu
pengolahan. Sistem ini akan dapat berjalan dengan baik, dengan bantuan
komputer sebagai alat pengolahan data.
1
1
Berdasarkan hal di atas, maka penulis bermaksud merancang suatu sistem
agar dapat mengatasi masalah - masalah yang timbul pada proses pengolahan data
retribusi terminal truck pada instansi yang bersangkutan.
Dalam penulisan penelitian ini, penulis berupaya untuk mengangkat sebuah
judul “RANCANGAN SISTEM INFORMASI RETRIBUSI TERMINAL
TRUCK PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA JAMBI”.
1.2 Perumusan Masalah
Untuk mengolah data retribusi terminal truck diperlukan ketelitian dan
kecepatan tangan agar informasi dapat diberikan kepada sipemakai dalam waktu
yang cepat, sehingga diperlukan suatu sistem baru untuk menghasilkan informasi
dan laporan yang diinginkan.
Adapun permasalahan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian sewaktu
penulis mengadakan penelitian terhadap instansi tersebut dapat didefinisikan
sebagai berikut yaitu “bagaimana merancang aplikasi sistem informasi retribusi
terminal truck dengan secara terkomputerisasi ”.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Membuat sistem informasi retribusi terminal truck di Dinas Perhubungan
Kota Jambi dengan menggunakan komputer, adapun tujuan dan manfaatnya
sebagai berikut :
2
1.3.1 Tujuan Penelitian
a. Untuk mempelajari Rancangan Sistem Informasi Retribusi
Terminal Truck pada Dinas Perhubungan Kota Jambi.
b. Melakukan analisa dan mencari kelemahan - kelemahan dari proses
pengolahan data terminal truck yang sedang berjalan dan mencari solusinya.
c. Untuk merancang suatu sistem baru dalam pengolahan data terminal truck
guna menyempurnakan sistem yang lama sehingga menghasilkan laporan
yang diinginkan oleh Dinas Perhubungan Kota Jambi.
1.3.2 Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan informasi bagi Intansi dalam hal pengolahan data terminal
truck Pada Dinas Perhubungan Kota Jambi.
b. Rancangan yang baru diharapkan dapat membantu manajemen Dinas
Perhubungan Kota Jambi, khususnya pada bagian terminal truck dan sebagai
bahan masukan bagi Dinas Perhubungan Kota Jambi.
c. Memberikan alternatif bagi Instansi dalam pengolahan data terminal truck
Pada Dinas Perhubungan Kota Jambi.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahani isi skripsi ini, maka
penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
3
1. Ruang Lingkup Materi
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
penerapan sistem informasi retribusi terminal truck pada Dinas Perhubungan
Kota Jambi.
2. Ruang Lingkup Subjek
Subjek penelitian adalah suatu yang menjadi kajian pokok penelitian. Maka
dari ini yang menjadi subjek adalah data keluar masuk mobil angkutan barang
seperti : mobil pick up, truck, colt diesel pada Dinas Perhubungan Kota
Jambi.
3. Ruang Lingkup Lokasi
Lokasi adalah tempat sesuatu berada. Maka dalam hal ini adalah tempat
subjek berada. Jadi lokasi penelitian ini adalah retribusi terminal truck pada
Dinas Perhubungan Kota Jambi.
4. Ruang Lingkup Waktu
Waktu adalah masa kapan terjadinya sesuatu. Dalam hal ini waktu penelitian
adalah pada tahun 2010.
1.5 Metodologi Penelitian
Untuk pencapaian target atau sasaran ynag lebih baik dalam penulisan
skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode atau cara penelitian dalam
menganalisa data yaitu:
4
1. Penelitian Lapangan (field research)
Merupakan suatu cara mengumpulkan data melalui lapangan dilapangan.
Adapun metode itu terdiri dari :
a. Wawancara
Penelitian terjun langsung kelapangan dan melakukan Tanya jawab
langsung dengan bidang yang bersangkutan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan sehingga penulis dapat menyimpulkan beberapa
fakta yang sebenarnya untuk pengumpulan data tersebut.
b. Observasi
Yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap
suatu instansi atau perusahaan yang menjadi objek penelitian.
Bagaimana suatu instansi atau perusahaan tersebut melakukan
mekanisme kerja dalam pengolahan atau penyimpanan suatu informasi.
2 Penelitian Kepustakaan (library research)
Pengambilan data-data melalui buku-buku yang dapat dijadikan referensi
dalam pembuatan laporan. Dalam hal ini penulis melakukan tinjauan
keperpustakaaan Dinas Perhubungan Kota Jambi, dengan membaca buku-
buku atau majalah di perpustakaan yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas dan ada kaitannya dengan pengolahan data terminal truck.
5
3 Penelitian Laboratorium (laboratory research)
Metode ini digunakan untuk pembuatan program yang akan dimasukan
melalui mesin komputer, sehingga dapat menghasilkan keluaran atau output
seperti yang diinginkan.
1.6 Gambaran Umum
Dinas Perhubungan Kota Jambi merupakan salah satu instansi yang bergerak
dibidang pelayanan dan jasa angkutan darat, laut, dan udara. Berikut ini penulis
akan menuliskan sejarah singkat Dinas Perhubungan Kota Jambi tersebut.
1.6.1 Sejarah Dinas Perhubungan Kota Jambi
Sebenarnya aspek Perhubungan meliputi matra darat, laut, dan udara, namun
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 dan berdasarkan kondisi
riil Kota Jambi saat ini maka pemerintah Kota Jambi mengelola dua matra yaitu
unsur jalan dan sungai yang merupakan gabungan dari dua struktur organisasi
yaitu Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) dengan kantor Lalu Lintas
Angkutan Sungai dan Danau (LLASDP).
Kemudian pada tahun 2001 Dinas lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ)
dengan kantor Lalu Lintas dan Angkutan Sungai dan Danau bergabung menjadi
satu instansi yang saat ini dikenal namanya dengan Dinas Pehubungan Kota
Jambi. Penggabungan dua instansi tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Jambi No. 3 tahun 2001 tentang pembentukan Dinas – Dinas Perhubungan Daerah
Kota Jambi yang merupakan realisasi dan pelaksanaan Undang – Undang No. 22
tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah No. 25 tahun
6
2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi sebagai daerah
otonom.
Kedudukan Dinas Perhubunngan didalam penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintah adalah unsur – unsur pelaksana dalam bidang Perhubungan Darat dan
Sungai yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Wali
Kota melalui sekretaris daerah.
Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan wewenang
Disentralisasi dan tugas Dekonsentralisasi dibidang Perhubungan. Untuk
melaksanakan tugas di atas, Dinas perhubungan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang
perhubungan.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup bidang
perhubungan.
d. Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian di bidang
perhubungan.
e. Pengkoordinasian hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah
maupun swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Sejalan dengan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP) dikeluarkan sebagai wujud pengembangan dan
7
penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan legilimiate. Dan
dengan dikeluarkannya Inpers ini pemerintah telah menerapkan sistem
pertanggung jawaban yang berfokus kepada kinerja yang meliputi penyusunan
Rencana Strategik (RENSTRA), pengukuran kinerja secara terpadu dalam
pertanggung jawaban keberhasilan / kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi serta misi organisasi.
Sejalan dengan visi Dinas Perhubungan Kota Jambi yaitu “ Terwujudnya
Transportasi yang handal dan dinamis ” maka secara operasional Dinas
Perhubungan Kota Jambi adalah pendorong terwujuudnya visi Kota Jambi
BERNAS 2013 yaitu mewujudkan Kota Jambi Bersih, Ekonomi Maju, Rukun,
Aman, Adil, dan Sejahtera maka peran transportasi yang meliputi lalu lintas
angkutan jalan, pelayaran, penerbangan dan moda lainnya harus handal artinya
melayani masyarakat dan sektor- sektor pembangunan segala bidang secara
selamat, cepat, lancar, besih, aman, nyaman, dengan biaya transportasi yang dapat
terjangkau oleh masyarakat.
1.6.2 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Jambi
Pada umunya organisasi yang baik haruslah sederhana, fleksibel, dan adanya
fungsi yang tepat serta adanya penetapan wewenang dan tanggung jawab. Alasan
penting penyusunan organisasi adalah untuk membedakan suatu tugas dengan
tugas yang lainnya, sehingga diperoleh efisiensi yang lebih besar, karena
dimungkinkan setiap individu menspesifikan dirinya. Pembatasan tanggung jawab
ini harus dicerminkan dalam mata rantai atau garis wewenang dari pimpinan atau
Kepala Dinas sampai pada bawahan yaitu staf pelaksana.
8
struktur organisasi pada Dinas Perhubungsn Kota Jambi dapat di lihat pada
penjelasan dan gambar 1.1 beriku
9
Gamba
r 1.1. struktur Organisasi Dinas Perhubungan
Kota
Jambi
Sumber :
Dinas Perhubungan
Kota
Jambi
1.6.3 Tugas Dan Wewenang
1. Kepala Dinas
Dinas Perhubungan Kota Jambi mempunyai tugas melaksanakan sebagian
urusan pemerintah daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan
dibidang Perhubungan. Memberikan saran – saran dan atau pertimbangan kepada
Walikota baik diminta atau tidak, sehubungan dengan langkah – langkah atau
tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya tepat pada waktunya dan
mengadakan komunikasi dan koordinasi dengan dinas. Adapun tugas pokok dari
Kepala Dinas :
a. Membantu Walikota dibidang tugasnya.
b. Memimpin kegiatan dinas.
2. Sekretaris
Sekretaris berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Dinas dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya. Sekretaris yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam urusan penyusunan program, keuangan, umum dan kepegawaian
serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Adapun fungsi
dari Sekretasis adalah :
a. Penyusunan rencana, pengembangan dan evaluasi program kerja dinas
sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Penyelenggaraan, pembinaan, ketatausahaan dan kepegawaian.
c. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi keuangan.
10
d. Penghimpunan bahan pelaksanaan program kerja dari bidang – bidang
guna penyusunan laporan tahunan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
Sekretaris sebagaimana yang dimaksud diatas terdiri dari :
1. Sub Bagian Program.
Sub Bagian Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang
bertanggung jawab tehadap Sekretaris dan mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusan penyusunan
program di lingkungan Dinas Perhubungan Kota Jambi.
2. Sub Bagian Keuangan.
Sub Bagian Keuangan dipmpin oleh Kepala Sub Bagian yang
bertanggung jawab terhadap Sekretaris dan mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusan keuangan di
lingkungan Dinas Perhubungan Kota Jambi.
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala
Sub Bagian yang bertanggung jawab terhadap Sekretaris dan
mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusan
umum dan kepegawaian di lingkungan Dinas Perhubungan Kota
Jambi.
11
3. Bidang Lalu Lintas
Bidang Lalu Lintas dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Kepala
Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan urusan penataan jaringan, rancang bangun lalu lintas, bimbingan
dan keselamatan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugasnya. Untuk melaksanakan tugas – tugas tersebut
Bidang Lalu Lintas mempunyai fungsi :
a. Penataan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi dalam
kota.
b. Penyusunan dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kota.
c. Penyelenggaraan analisa dampak lalu lintas.
d. Penataan dan pengendalian perparkiran jaringan dan ruas – ruas jalan.
e. Penyelenggaraan dan manajemen dan rekayasa lalu lintas dijalan.
f. Penyelenggaraan fasilitas perlengkapan jalan.
g. Pembinaan keselamatan lalu lintas jalan dan analisa daerah rawan
kecelakaan.
Bidang Lalu Lintas sebagaimana yang disebutkan diatas terdiri dari :
1. Seksi Pengelolaan Lalu Lintas.
Seksi Pengelolaan Lalu Lintas dipimpin oleh Kepala Seksi yang
bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang dan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam pengelolaan Lalu Lintas.
12
2. Seksi Rancang Bangun Lalu Lintas.
Seksi Rancang Bangun Lalu Lintas dipimpin oleh Kepala Seksi yang
bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang dan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam merancang dan membangun sarana
Lalu Lintas.
3. Seksi Bimbingan dan Keselamatan Lalu Lintas.
Seksi Bimbingan dan Keselamatan Lalu Lintas dipimpin oleh Kepala
Seksi yang bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang yang
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam membimbing
masyarakat atas keselamatan Lalu Lintas.
4. Bidang Pelayaran dan Udara.
Bidang Pelayaran dan Udara berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala
Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya. Bidang Pelayaran dan Udara
dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Kepala Bidang Pelayaran dan
Udara mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan urusan
Angkutan Pelayaran, Prasarana Pelayaran, Udara dan Pengembangan moda serta
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang
tugasnya. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bidang Pelayaran
dan Udara mempunyai fungsi sebagai berikut :
13
a. Penyusunan program kerja pengembangan bidang pelayaran dan udara.
b. Penyelenggaraan, pengembangan, penataan, dan penetapan jaringan
pelayaran dalam kota.
c. Pengaturan, pembinaan, pengendalian, pengawasan, pengoperasian
pelayaran dan penyelenggaraan keselamatan sarana, prasarana
pelayaran.
d. Pembinaan usaha pelayaran dan udara dalam kota.
e. Perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi sarana, prasarana,
dan keselamatan udara.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bidang Pelayaran dan Udara sebagaimana yang dimaksud diatas terdiri
dari :
1. Seksi Pengujian Surat Tanda Kecakapan.
Seksi Pengujian Surat Tanda Kecakapan dipimpin oleh Kepala Seksi
yang bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang dan mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang dan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam Pengujian Surat Tanda Kecakapan.
2. Seksi Perambuan Sungai
Seksi Perambuan Sungai dipimpin oleh Kepala Seksi yang
bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang dan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam membuat rambu – rambu sungai.
14
3. Seksi Ketertiban Pelayaran.
Seksi Ketertiban Pelayaran dipimpin oleh Kepala Seksi yang
bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang dan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam penertiban pelayaran.
5. Bidang Pengendalian Operasional.
Bidang Pengendalian Operasional berkedudukan sebagai unsur pembantu
Kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya. Bidang
Pengendalian Operasional dipimpin oleh Kepala Bidang berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Kepala Bidang
Pengendalian Operasional mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan urusan dan pengawasan dan pengendalian, ketertiban dan
penindakan, analisa dan data serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugsnya. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana mestinya, Bidang Pengendalian Operasional mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Penyusunan program kerja di bidang Pengendalian dan Operasional.
b. Pengawasan dan pengendalian kelancaran lalu lintas dan angkutan
jalan.
c. Perencanaan dan evaluasi perilaku masyarakat menaati aturan sektor
perhubungan.
d. Penyusunan dan pelaksanaan penindakan penegakan hukum sektor
perhubungan.
15
e. Pengawasan, pengendalian, penertiban, dan penindakan hukum sesuai
larangan parkir di jalan.
f. Pembuatan statistik dan pemetaan daerah rawan pelanggaran aturan
perhubungan dan penanganannya.
g. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bidang Pengendalian Operasional sebagaimana yang dimaksud diatas terdiri dari :
1. Seksi Analisis dan Data.
Seksi Analisis dan Data dipimpin oleh Kepala Seksi yang bertanggung
jawab terhadap Kepala Bidang dan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam mengumpulkan dan mengolah data.
2. Seksi Pengawasan dan Pengendalian
Seksi Pengawasan dan Pengendalian dipimpin oleh Kepala Seksi yang
bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang dan mempnyai tugas
membantu kepala bidang dalam pengawasan dan pengendalian lalu
lintas.
3. Seksi Ketertiban dan Pendidikan.
Seksi Ketertiban dan Pendidikan dipimpin oleh Kepala Seksi yang
bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang dan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam Ketertiban dan Pendidikan.
16
4. Bidang Angkutan dan Teknik Sarana dan Prasarana.
Bidang Angkutan dan Teknik Sarana Prasarana dipimpin oleh Kepala
bidang berkedudukan dibawah dan betanggung jawab kepada Kepala
Dinas melalui Sekretaris. Kepala Bidang Angkutan dan Teknik Sarana
dan Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan urusan Angkutan Orang dan Barang, Teknik Kendaraan
dan Perbengkelan, Terminal serta melaksanakan tugas lain yang
diberiakan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Angkutan dan
Teknik Sarana Prasarana mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perencanaan, penataan, pembinaan dan pengembangan angkutan
jalan.
b. Perencanaan, pembangunan, pengawasan, dan pemeliharaan
terminal.
c. Tehnis layak jalan dan perbengkelan.
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan angkutan
jalan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
penyelenggaraan, pengawasan, dan pembinaan pemenuhan standar
dengan bidang tugasnya.
Bidang Angkutan dan Teknik Sarana dan Prasarana sebagaimana yang
dimaksud diatas terdiri dari :
17
1. Seksi Terminal.
Seksi Terminal dipimpin oleh Kepala Seksi yang bertanggung jawab
terhadap Kepala Bidang dan mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang dalam pengelolaan terminal.
2. Seksi Angkutan Orang dan Barang
Seksi Angkutan Orang dan Barang dipimpin oleh Kepala Seksi yang
bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang dan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam mengawasi Angkutan Orang dan
Barang.
3. Seksi Sarana Prasarana Sungai dan Danau.
Seksi Sarana dan Prasarana Sungai dan Danau dipimpin oleh Kepala
Seksi yang bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang dan
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam Pengelolaan
Sarana Prasarana Sungai dan Danau.
18
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi dan arti dari skripsi ini
serta untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka penulis menyusun urutan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menerangkan tentang latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup
penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan dan gambaran
umum.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas tentang beberapa definisi rancangan, sistem, informasi,
sistem informasi, pengertian data, pengetian retribusi dan sekilas
tentang Visual Basic 6.0.
BAB III RANCANGAN SISTEM INFORMASI RETRIBUSI TERMINAL
TRUCK PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA JAMBI
Pada bab ini membahas tentang sistem yang sedang berjalan, kendala
sistem yang berjalan, aliran informasi yang baru, rancangan program,
rancangan input, dan rancangan output.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini adalah bab terakhir yang berisikan kesimpulan terdahulu dari
bab-bab dan saran-saran penulis terhadap pembaca.
19
Sumber :
Dinas Perhubungan
Kota
Jambi
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Perancangan Sistem
Perancangan suatu sistem sangat penting dilakukan dalam menjalankan
operasi suatu sistem. Tanpa adannya suatu sistem, opeasi tidak bisa berfungsi
dengan baik, apalagi tanpa adanya perancangan terhadap sistem. Karena setiap
sistem terdiri dari bagian – bagian (sub sistem) yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan dari sistem sangat perlu dilakukan perancangan.
2.1.1 Arti Perancangan Sistem
Dalam membuat sebuah program kita harus membuat sebuah rancangan
program.
Menurut Jogiyanto HM (2001 : 1), Rancangan adalah Gambaran rencana
untuk pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam kesatuan yang
utuh dan berfungsi.
Menurut Edhy Sutanta (2002 : 2), Rancangan adalah Membuat atau
mengembangkan suatu sistem, sehingga akan menghasilkan yang lebih baik dari
sistem sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan itu maka sasaran - sasaran yang harus diketahui
adalah sebagai berikut :
20
20
a. Rancangan harus berguna, mudah dipahami dan mudah untuk
digunakan.
b. Rancangan harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung
pengolahan transaksi pelaporan manajemen dan mendukung pengolahan
keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen termasuk tugas – tugas yang
dilakukan secara manual.
c. Rancangan harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang rinci
untuk masing – masing komponen dan suatu sistem informasi yang meliputi
data dan informasi.
2.1.2 Tujuan Perancangan Sistem
Proses perancangan sistem bertujuan untuk merancang proyek sistem yang
akan dikembangkan nantinya, hasil dari perancangan ini adalah laporan rancangan
sistem yang dapat berupa perencanaan yang melakukan proses perancangan ini
adalah staf perancangan sistem yang berkonsultasi dengan komite pengarah.
Menurut Wing Wahyu Winarno (2006 : 9.4), Tahap rancangan sistem
mempunyai tujuan utama yaitu:
1. Untuk memenuhi kebutuhan si pemakai sistem.
Sistem informasi dikembangkan dalam waktu yang relatif lama dan biaya
mahal, oleh karenanya diharapkan agar sistem informasi dapat bermanfaat
tidak hanya setelah selesai dirancang, tetapi juga bertahun - tahun
setelahnya.
21
2. Untuk memuaskan pemakai sistem.
Syarat utama agar pemakai sistem puas dengan sistem yang harus
dipakainya adalah sistem yang dibuat harus memiliki kriteria :
a) Mudah digunakan.
b) Mencegah terjadinya resiko kesalahan.
c) Menarik tampilannya, rapi dan tidak membosankan.
d) Aman dari gangguan.
e) Prosesnya tidak lama.
Selain perancang sistem harus menguasai seni merancang sistem, para
pemakai juga harus dilibatkan dalam penggembangan sistem, agar diketahui
rincian pekerjaannya, sehingga dapat dibuat lebih sederhana.
2.1.3 Tahapan Perancangan Sistem
Tahapan – tahapan dalam perancangan sistem menurut Wing Wahyu
Winarno (2006 : 9.10), adalah Proses untuk merancang sistem yang baru.
Perancangan dikelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu:
1. Perancangan Awal.
2. Perancangan Rinci.
Dalam tahap perancangan ini, perancang sistem berkomunikasi dengan
managemen untuk mengetahui strategi yang ditempuh perusahaan dengan
dibuatnya sistem, dan berkomunikasi dengan para pemakai sistem, untuk
mengetahui proses pencatatan dan pengolahan data yang sesuai dengan kebutuhan
22
pemakai. Hal ini bukan berarti perancang sistem akan memenuhi keinginan para
pemakai, tetapi untuk menyesuaikan antara konsep perancang sistem dengan
kebiasaan para pemakai, sehingga tidak terjadi perbedaan yang mencolok.
Perbedaan akan menyebabkan resistensi atau penolakan terhadap sistem, yang
akhirnya justru menggagalkan proyek sistem yang baru.
1. Perancangan Awal.
Pada tahap perancangan awal (konseptual) ini, perancang sistem merancang
berbagai komponen sistem di atas kertas atau masih dalam konsep. Berbagai hal
yang dirancang dalam tahap ini adalah:
a. Strukur organisasi yang terkait dalam sistem yang dirancang.
b. Prosedur yang harus dilakukan.
c. Dokumen dan laporan yang diperlukan.
d. Basis data yang digunakan untuk mencatat berbagai data dan transaksi.
e. Berbagai diagram, yaitu diagram aliran (flowchart), DFD (Data Flow
Diagram), struktur organisasi, dan sebagainya.
f. Berbagai tampilan layar yang akan diterjemahkan ke dalam program
komputer.
Tahap perancangan merupakan tahap awal pembuatan sisetm. Apabila ada
kesalahan, kesalahan tersebut akan tejadi berulang-ulang. Kesalahanpun ada
tindakan koreksi, akan memerlukan biaya yang sangat mahal.
23
2. Perancangan Rinci.
Perancangan rinci merupakan tahap perancangn lanjutan dari rancangan
awal. Dalam tahap perancangan fisik, perancang sistem mulai mewujudkan
berbagai rancangan yang telah dibuatnya. Tidak semua rancangan pada tahap
perancangan konseptual dapat dilanjutkan ke dalam tahap perancangan rinci,
misalnya struktur organisasi yang dirancang pada tahap awal, tidak perlu
dilanjutkan pada tahap rinci.
2.2 Konsep Pengolahan Data
Pada dasarnya data adalah bahan mentah yang harus ditangani dan
ditempatkan dalam hubungan yang berarti sebelum data tersebut menjadi berarti
bagi penerima.
2.2.1 Pengertian Data
Di bawah ini pengertian data menurut pendapat beberapa ahli :
Menurut Laudon dalam buku Abdul Kadir (2001 : 8), Data adalah Fakta-
fakta mentah yang mewakili kejadian - kejadian yang berlangsung dalam
organisasi atau lingkungan fisik sebelum ditata dan diatur kedalam bentuk yang
dapat dipahami dan digunakan orang.
Menurut Kadir dalam buku Abdul Kadir (2003 : 8), Data adalah Deskripsi
tentang benda, kejadian, aktifitas dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau
tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai.
24
Menurut Wilkinson dalam buku Abdul Kadir (2001 : 8), Data adalah Fakta,
angka, bahkan SIMBOL mentah. Secara bersama-sama merupakan masukan bagi
suatu sistem informasi.
Jadi, data merupakan bahan utama dari pekerjaan manajemen sistem
informasi, tanpa ada data pekerjaan informasi tidak akan pernah ada. Data adalah
fakta yang terjadi karena adanya kegiatan organisasi yang terjadi pada setiap
kegiatan organisasi.
2.2.2 Pengolahan Data
Di bawah ini pengertian pengolahan data menurut pendapat beberapa ahli :
Menurut Moekijat (2003 : 5), Pengolahan data adalah Kegiatan pikiran
dengan bantuan tangan atau dengan suatu peralatan dan mengikuti serangkaian
langkah, perumusan atau pola tertentu untuk mengubah data sehingga data
tersebut baik bentuk, susunan, sifat, atau isinya menjadi lebih berguna.
Menurut Mahyuzir (2001 : 99), Pengolahan data adalah Suatu kesatuan
prosedur-prosedur yang terlibat langsung dengan pengolahan data, prosedur-
prosedur tersebut seperti prosedur penerimaan, pencatatan, penyimpanan,
persiapan dan penyajian informasi yang di perlukan untuk mecapai tujuan, beliau
juga menuturkan bahwa pengolahan data adalah segala macam manipulasi
terhadap data agar data itu dapat berguna sesuai dengan yang di inginkan.
Menurut Budi Sutedjo (2002 : 14), Pengolahan data adalah Tahap ini
merupakan tahap dimana data diolah sesuai dengan prosedur yang telah
dimasukan.
25
Jadi, Pengolahan data adalah manipulasi data agar menjadi bentuk yang
lebih berguna, pengolahan data ini tidak hanya melibatkan perhitungan numerik
tetapi juga operasi - operasi, klasifikasi data dan perpindahan data suatu tempat
ketempat lain atau segala macam pengolahan terhadap data agar data itu berguna
sesuai dengan diinginkan.
Pengolahan data sangat penting peranannya didalam menghasilkan
informasi, sebab dengan pengolahan data maka informasi dapat tersaji secara tepat
dan akurat sesuai dengan kebutuhan informasi.
2.2.3 Siklus Pengolahan Data
Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data
Tiga tahap dasar dari siklus pengolahan data tersebut dapat dikembangkan
lebih lanjut. Siklus pengolahan data yang dikembangkan dapat ditambahkan 3
(tiga) tahapan lagi, yaitu : Organization, Storage dan Distribution.
Gambar 2.2 Siklus Pengolahan Data Yang Dikembangkan
26
Adapun penjelasan dari gambar tersebut :
1. Original.
Tahap ini berhubungan dengan proses dari pengumpulan data yang biasanya
merupakan proses pencatatan data kedokumen dasar.
2. Input.
Tahap ini merupakan proses pemasukan data kedalam proses komputer
melalui alat input (input device).
3. Proses (Processing).
Tahap ini merupakan proses pengolahan dari data yang sudah dimasukan, oleh
alat pemrosesan (Processing device) yang dapat berupa proses menghitung,
membandingkan, mengklasifikasikan, mengurutkan, dan mengandalkan
output.
4 Output.
Tahap ini merupakan proses menghasilkan output dari hasil pengolahan data
ke alat output (output device) yaitu berupa informasi.
5. Distribution.
Tahap ini merupakan proses dari distribusi output kepada pihak yang berhak
dan membutuhkan informasi.
27
6 Storage
Tahap ini merupakan proses perekaman hasil pengolahan data kesimpulan
luar, hasil pengolahan disimpan di storage dapat dipergunakan sebagai bahan
input untuk proses selanjutnya.
2.3 Definisi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen adalah Suatu sistem yang dirancang untuk
menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan
manajemen dalam suatu organisasi.
2.3.1 Pengetian Sistem
Menurut Henry C Lucas (2001 : 12), Sistem adalah Suatu sistem yang dibuat
dari sejumlah komponen - komponen yang saling berhubungan dan hanya
beberapa komponen saja yang dapat dilihat.
Menurut Tanvri D. Mahyuzir (2001 : 90), Sistem adalah Suatu kerangka dari
prosedur - prosedur yang saling berhubungan yang disusun dengan suatu skema
yang menyeluruh untuk melaksanakaan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan.
Menurut Gordon B. Davis (2001 : 1), Sistem adalah Kumpulan dari bagian
yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya serta mempunyai
suatu tujuan atau sasaran tertentu.
28
Jadi dari pendapat beberapa ahli diatas, sistem adalah kumpulan dari
sejumlah komponen yang disusun saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Jogiyanto HM (2001 : 2), Sistem adalah kumpulan dari elemen –
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem
mempunyai karakteristik atau sifat - sifat yang tertentu yaitu : komponen Sistem
(Component), batas sistem (Boundary), Lingkungan luar sistem (Enviroments),
Penghubung sistem (Interface), Masukan sistem (input), Keluaran sistem
(Output), Sistem (Proses), Sasaran sistem (Objective) atau Tujuan (goal).
Komponen Sistem ( Components).
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang artinya saling bekerja
sama membentuk satu kesatuan. Komponen - komponen sistem atau elemen -
elemen sistem dapat berupa sub sistem atau bagian - bagian dari sistem. Suatu
sistem mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan supra sistem.
Batas Sistem.
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi anatara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem
menunjukan ruang lingkup (scrope) dari sistem tersebut.
29
Lingkungan Luar Sistem (Environment).
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas - batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan.
Penghubung Sistem (interface).
Penghubung merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan
yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber -sumber daya
mengalir dari sub sistem ke sub sistem lainnya. Dengan penghubung satu sub
sistem dan berintegrasi dengan sub sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
Masukan Sistem (Input).
Masukan sistem adalah energi yang dimasukan kedalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (Maintenance input) dan masukan sinyal (Signal
input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut
dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan
keluaran.
Keluaran Sistem (Output).
Keluaran adalah Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan
masukan untuk sub sistem yang lain atau kepada supra sistem. Misalnya untuk
sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna
merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang
dibutuhkan.
30
Pengolah Sistem (Process).
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan keluaran. Suatu sistem prduksi akan mengolah masukan berupa bahan
baku dan bahan - bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
Sasaran Sistem ( Objectives) atau Tujuan Sistem (Goal).
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau sistem tidak
mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari
sistem sangat menentukan sekali masukan yang di butuhkan sistem dan keluaran
yang dihasilkan sistem.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem terdiri dari
komponen – komponen atau sub sistem yang tidak dapat berdiri lepas sendiri –
sendiri. Komponen – komponen atau subsistem saling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem
tersebut dapat tercapai.
2.3.2 Pengertian Informasi
Menurut Henry C. Lucas (2001 : 4), Informasi adalah Kenyataan yang
tampak maupun yang tidak tampak yang tersedia untuk mengurangi
ketidakpastian tentang beberapa keadaan atau kejadian.
Menurut Zulkifli Amsyah (2001 : 2), Informasi adalah Data yang sudah
diolah dan dibentuk sesuai dengan keperluan tertentu, pekerjaan informasi
meliputi pengumpulan data, penyebaran data dengan meneruskannnya ke unit lain
atau ke langsung diolah menjadi informasi.
31
Menurut Jogiyanto HM (2001 : 8), Informasi adalah Data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan informasi adalah data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Informasi akan akurat apabila didukung oleh manajemen yang baik pada suatu
organisasi atau perusahaan.
2.3.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Jogiyanto HM (2002 : 35), Sistem informasi adalah Suatu
kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur - prosedur dan
pengendalian yang ditunjukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting,
memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal pada manajemen dan
lainnya terhadap kejadian - kejadian internal dan eksternal yang penting dan
menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang cerdik.
Menurut Robert A. Leitch dalam bukunya Analisis Dan desain (2001 : 11),
yang telah diterjemahkan oleh Jogiyanto HM, Sistem Informasi adalah suatu
sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi
dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan -
laporan yang diperlukan.
32
Menurut Abdul Kadir (2003 : 10), sistem informasi adalah Sistem informasi
mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi dan
prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informsi), dan
dimaksudkan untuk mncapai suatu sasaran atau tujuan.
Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti:
a. Perangkat Keras (hardware) : mencakup peranti - peranti fisik seperti
komputer dan printer.
b. Perangkat Lunak (software) atau program : sekumpulan intruksi yang
memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
c. Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan
pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
d. Orang : semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan
sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem
informasi.
e. Basis Data (database) : sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang
berkaitan dengan penyimpanan data.
f. Jaringan Komputer dan Komunikasi Data : sistem penghubungan yang
memungkinkan sesumber dipakai secara bersama atau diakses oleh
sejumlah pemakai.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu usaha dan
kegiatan manusia dalam berorganisasi, yang dikerjakan dengan menggunakan
prinsip - prinsip manajemen agar tujuan dapat tercapai secara cepat dan mudah.
33
2.4 Pengertian Retribusi
Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan lagsung dengan kembalinya
prestasi, karena pembayaran tersebut ditunjukkan semata - mata untuk
mendapatkan suatu prestasi diri pemerintah, misalnya karcis masuk terminal,
kartu langganan, dll.
Menurut Waluyo (2006 : 7) Retribusi adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Untuk tata cara pemungutannya, retribusi tidak dapat diborongkan dan
retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau
dokumen yang di persamakan.
2.5 Konsep Dasar Pemrograman Visual Basic
Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer,
dimana bahasa pemrograman adalah perintah-perintah atau intruksi-intruksi yang
dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
2.5.1 Sekilas Tentang Visual Basic
Menurut Adi Kurnadi dalam bukunya yang berjudul Pemograman Visual
Basic 6.0, Visual Basic (Yang sering disebut dengan VB) selain sebagai bahasa
pemrograman, juga sering disebut sebagai sarana (Tool) untuk menghasilkan
program aplikasi berbasiskan windows.
34
Visual Basic mempunyai beberapa kemampuan yang handal diantaranya :
1. Kecepatan Tinggi.
Visual Basic mampu mengelola dan mencapai database yang besar dan
relatif cepat.
2. Sarana Program Bantu.
Visual Basic menyediakan banyak sarana bantu program aplikasi
dengan cepat dan mudah.
3. Sarana Bantu Visual.
Sesuai dengan namanya, Visual Basic menerapkan prinsip visual
dalam menangani database maupun dalam membuat program aplikasi.
4. Kemudahan Dalam Pemrograman.
Dalam mengetikkan kode program untuk membuat suatu program
yang berkelas dari jendela-jendela bantuan, anda dapat memilih sintaks
dan format yang dibutuhkan hanya menekan dengan tombol mouse
saja.
5. Keistimewaan Class.
Bisa membuat objek yang dapat digunakan berkali-kali dalam satu
program maupun dalam pengolahan data yang berlainan.
35
2.5.2 Lingkungan Visual Basic 6.0
Layar Visual Basic adalah suatu lingkungan besar yang terdiri dari
beberapa bagian - bagian kecil yang kesemuanya memiliki sifat :
1. Floating : Dapat digeser keposisi mana saja. Untuk menggeser
elemen layar Visual Basic klik dan tahan tombol mouse pada judul
(Title Bar) elemen tersebut.
2. Sizable : Dapat diubah-ubah ukurannya, seperti mengubah
ukuran jendela windows. Untuk mengubah ukuran suatu elemen atau
jendela, klik dan tahan tombol pada sisi (border) jendela tersebut.
3. Dockable : Dapat menempel dengan bagian lain yang
berdekatan, untuk menempelkan elemen layar Visual Basic ke elemen
lainnya cukup tempelkan sisi - sisi elemen tersebut, dan secara
otomatis akan menempel ketempat yang diinginkan.
2.5.3 Toolbar
Toolbar adalah tombol tombol yang mewakili suatu perintah tertentu dari
Visual Basic. Setiap tombol tersebut dapat langsung di klik untuk melakukan
perintah tertentu, biasanya tombol - tombol ini merupakan perintah - perintah
yang sering digunakan dan terdapat pula pada menu Visual Basic.
Gambar 2.3. Toolbar
36
2.6 Data Flow Diagram
Menurut Jogiyanto HM (2001 : 23), Data Flow Diagram (DFD) sering
digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru
yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan
fisik dimana data tersebut mengalir.
2.6.1 Simbol
Adapun komponen - komponen DFD terdiri dari :
a Kesatuan luar.
Suatu sistem mempunyai batasan sistem yang memisahkan suatu
sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan
menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Notasi kesatuan luar
digambarkan pada gambar berikut:
Simbol 1 : Kesatuan Luar
b. Arus Data.
Arus data disimbolkan dengan anak panah. Arus data mengalir
diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data ini
37
menunjukan arus data dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem
atau hasil proses sistem.
Arus data ini dapat dinotasikan sebagai berikut:
Simbol 2 : Arus Data
c. Proses.
Proses adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau
mesin komputer dari suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk
dihasilkan arus data yang keluar dari proses.
Simbol 3 : Proses
38
Indentifikasi
Nama
Proses
d. Simpanan Data.
Simpanan data merupakan simpanan data yang dapat berupa suatu file
database, arsip, kotak tempat data, suatu table, suatu agenda atau buku.
Simbol 4 : Simpanan Data
2.7 Kamus Data
Menurut Jogiyanto HM (2001 : 725) Kamus data atau dictionary atau juga
disebut dengan istilah Sistem Data Dictionary adalah katalog fakta tentang data
dan kebutuhan - kebutuhan informasi dari sebuah sistem informasi.
Dengan menggunakan kamus data analisis sistem dapat mendefinisikan data
yang mengalir di sistem dengan lengkap.
Pada tahap perancangan ini sistem kamus data digunakan untuk merancang
input, laporan dan database, kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada
pada sebuah sistem DAD, isi kamus data antara lain :
1. Nama Arus Data, Kamus data dibuat didasarkan arus data yang
mengalir di DAD, nama dari arus data harus dicatat.
2. Alias, atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ada.
3. Bentuk Data,
39
4. Arus Data, menunjukan dari nama data mengalir dan kemana akan
menuju.
5. Penjelasan, berisi keterangan - keterangan arus data tersebut.
6. Periode, menunjukan kapan terjadinya arus data.
7. Struktur Data, menunjukan arus data yang dicatat dikamus data terdiri
dari item - item data apa saja.
40
BAB III
RANCANGAN SISTEM
3.1. Sistem Yang Sedang Berjalan dan Kebutuhan Sistem
Dalam usaha merancang sistem, yang harus dipahami dan dimengerti
terlebih dahulu adalah sistem yang sedang dipergunakan, untuk mengetahui
kelemahan dan permasalahan yang ditemui pada Dinas Perhbungan Kota Jambi
dalam pengolahan data retribusi.
3.1.1. Sistem Yang Sedang Berjalan
Analisa sistem yang sedang berlangsung pada instansi tersebut terhadap
pengolahan data retribusi angkutan darat masih dilakukan secara manual misalnya
pencatatan data secara menyeluruh dicatat dalam daftar data retribusi, kemudian
data tersebut kemudian dipindahkan kedalam komputer.
3.1.2. Kebutuhan Sistem
Untuk dapat mengatasi kelemahan-kelamahan dari sistem yang sedang
berjalan, khususnya data penretribusian. Penulis menyarankan untuk dirancangan
sistem yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.sistem yang baru diharapkan
dapat memberikan hasil yang memadai, dan selanjutnya penulis mencoba
merancang bangun suatu sistem pengolahan data yang baru dengan mengunakan
aplikasi Visual Basic 6.0.
41
41
3.2 Data Flow Diagram (DFD)
Permodelan atau Data Flow Diagram (DFD) adalah salah satu cara untuk
mempermudah dalam memahami retribusi angkutan pada Dinas Perhubungan
Kota Jambi. Dengan memakai Data Flow Diagram (DFD) akan membantu penulis
mengetahui sistem secara logika sebelum membuat atau mengembangkan suatu
sistem.
A. Diagram Context
Gambar 3.1. Diagram Konteks
42
A.
Petugas
0
Sistem Pengolahan
Data Retribusi
Data Retribusi
B.
Dishub Kota Jambi
(Bag. retribusi)
Laporan
retribusi
Laporan retribusi
B. Diagram Nol
Diagram Nol menunjang dari pembuatan laporan secara mendetail,
turunan dari diagram konteks. Bentuk diagram nol tersebut adalah :
Gambar 3.2. Diagram Nol
43
Data retribusi
A.
Petugas
1.0
Sistem Pengolahan Data Retribusi
2.0
Membuat
Laporan
Pengolahan Data retribusi
Tembusan Penerimaan
Lap. Data Distribusi
Tanda terima Pengiriman
laporanretribusi
B
Kepala Terminal
A.1
A.2
3.2.3 Diagram Rinci / Detail
Diagram rinci ini mengambarkan turunan dari diagram level 0, karena
menggambarkan lebih terinci lagi disebut juga dengan diagram level 1, tiap- tiap
proses dalam pengelolahan data level 0 akan lebih terinci lagi. Berikut adalah
diagram rinci tersebut adalah :
Laporan data retribusi
Gambar 3.3 Diagram detail
44
Level 1 proses no .1
B.
Dishub Kota Jambi
(Bag. retribusi)
Tembusan Data
Data
retribusi
A1 data retribusissssssi
Laporan Data
retribusi
1.1p
Membuat laporan
data
retribusi
2.1p
Membuat laporan data
retribusi
A.2Laporan data retribusi
3.3 Rancangan Masukan dan Keluaran
3.3.1 Rancangan File / Tabel
Rancangan tabel berikut ini menggambarkan field-field apa saja yang
termasuk dalam sebuah program, dalam menyusun aplikasi ini penulis
menggunakan 1 (satu) database dengan nama Retribusi.MDB dan menggunakan
2 (dua) tabel yaitu:
Tabel 3.2: Data Petugas
FIELD NAME
FIELD TYPE FIELD SIZE DESCRIPTION
Sip Text 10 Pembagi Waktu KerjaPosJaga Text 20 Pos Jaga Lokasi Text 20 Lokasi DataPetugas Text 50 Data Petugas PetugasI Text 15 Ketua TimPetugasII Text 20 Petugas IPetugasIII Text 50 Petugas II PetugasIV Text 50 Petugas III
Tabel 3.2: Laporan Retribusi
FIELD NAME
FIELD TYPE FIELD SIZE DESCRIPTION
Tanggal Date / Time 10 Tanggal TransaksiNo_Seri Texrt 20 No Seri Jenis_Retribusi Text 20 Jenis Retribusi Petugas Text 50 Petugas
45
3.3.2 Rancangan Masukan
Masukan atau Input adalah merupakan awal dimulainya proses informasi.
Data dari hasil terjadinya transaksi-transaksi yang dilakukan organisasi
merupakan input-input untuk perancangan suatu informasi.
Dalam rancangan ini, digunakan 2 (dua) rancangan input, yaitu :
Bentuk daripada rancangan input ini penulis memasukkan data retribusi yang akan
dijadikan data utama dalam proses penretribusian nantinya. Bentuk rancangan
input tersebut dapat dilihat berikut ini :
1. Rancangan Input Data Jenis Retribusi ini digunakan untuk memasukkan
data jenis retribusi yang nantinya akan menjadi bagian dari kelompok
dari retribusi yang akan dimasukkan kedalam database
Gambar 3.4. Rancangan Input Jenis Retribusi
46
2. Rancangan Input Penerimaan Retribusi, digunakan sebagai proses untuk
melakukan penngurangan data retribusi juga sekaligus melakukan
proses entri data.
Gambar 3.5 Rancangan Input Data Penerimaan Retribusi
47
3.3.3 Rancangan Keluaran
Pada rancangan output berikut ini terdiri dari 2 (dua) hasil keluaran yang
terdiri dari:
1. Rancangan Output Laporan Penerimaan Retribusi / Bulan
LAPORAN PENERIMAAN RETRIBUSI
DISHUB KOTA JAMBI
BULAN : XXXXX 9999
NO NO. SERIJENIS
RETRIBUSIHARGA PETUGAS KET
99 999999 XXXXXXX 9999 XXXXX XXXXX
99 999999 XXXXXXX 9999 XXXXX XXXXX
99 999999 XXXXXXX 9999 XXXXX XXXXX
99 999999 XXXXXXX 9999 XXXXX XXXXX
99 999999 XXXXXXX 9999 XXXXX XXXXX
TOTAL RETRIBUSI 9999[[[
Gambar 3.6: Rancangan Output Laporan Data Retribusi
48
2. Rancangan Output Laporan Data Penerimaan Retribusi / Tahun
LAPORAN PENERIMAAN RETRIBUSI
DISHUB KOTA JAMBI
TAHUN : 9999
NO BULANJENIS
RETRIBUSIPENDAPATAN KET
99 XXXXX XXXXXXX 9999999 XXXX
99 XXXXX XXXXXXX 9999999 XXXX
99 XXXXX XXXXXXX 9999999 XXXX
99 XXXXX XXXXXXX 9999999 XXXX
99 XXXXX XXXXXXX 9999999 XXXX
TOTAL 9999999
Gambar 3.7: Rancangan Output Laporan Penretribusian Retribusi
49
3.3.4 Rancangan Menu
Rancangan Menu Utama digunakan untuk menggabungkan beberapa
aplikasi lainnya. Dengan adanya rancangan menu maka akan mempermudah
dalam mengoperasikan program yang dirancang dan juga akan mempersingkat
waktu pengerjaan. Adapun rancangan menu yang penulis buat adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.8 Rancangan Menu
50
:: APLIKASI PENERIMAAN RETRIBUSI::
FILE LAPORAN
DATA PETUGAS CTRL+A
PUNGUTAN CTRL+B
KELUAR
LAPORAN PENERIMAAN RETRIBUSI / HARIAN
LAPORAN PENERIMAAN RETRIBUSI / BULAN
LAPORAN PENERIMAAN RETRIBUSI / TAHUN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian yang penulis lakukan pada
Dinas Perhubungan Kota Jambi, maka penulis menarik kesimpulan yang perlu
dikemukakan untuk kemudian diberikan saran – saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca yang umumnya dan pihak retribusi yang bersangkutan
pada khususnya.
Adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan antara lain :
1. Pada Dinas Perhubungan Kota Jambi pengolahan datanya masih
menggunakan sistem manual yaitu dengan melalui pencatatan daftar
pungutan penerimaan retribusi sehingga sering ditemukan kelemahan –
kelemahan sistem.
2. Dengan diketahuinya sistem yang berjalan maka penulis memberikan
solusi pada Dinas Perhubungan Kota Jambi, sebaiknya sistem yang saat ini
digunakan diganti dengan sistem yang baru. Sehingga diharapkan adanya
perubahan dan peningkatan dalam pengolahan data penerimaan retribusi
dapat lebih efisien dan efektif. Dan rancangan yang penulis tawarkan adalah
bahasa pemrograman aplikasi Visual Basic 6.0.
3. Pengolahan data yang berubah dari system manual ke system berabsis
ke computer lebih efisien dan efektif dalam hal meakukan pekerjaan yang
ada pada instansi.
51
50
4.2. Saran – Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan antara lain :
1. Hendaknya Dinas Perhubungan Kota Jambi dalam pengolahan data
penerimaan retribusi, hendaknya beralih keprogram baru yaitu :
aplikasi komputer dengan program Visual Basic 6.0 dan dapat
memakai orang – orang yang benar – benar mampu mengoperasikan
program tersebut.
2. Diharapkan kepada pihak Dinas Perhubungan Kota Jambi agar dapat
menggunakan sistem baru ini dengan semaksimal mungkin agar dapat
menigkatkan sistem kerja pengolahan data yang lebih optimal.
3. Hendaknya Dinas Perhubungan Kota Jambi memberikan pelatihan
kepada karyawan yang lama agar dapat menggunakan sistem baru, ini
juga merupakan penghematan dalam biaya operasi dalam pencari
pegawai baru yang sudah mampu menggunkaan komputer.
4. Hendaknya Dinas Perhubungan Kota Jambi menggunakan program
yang penulis rancang karena memang dalam penggunaannya memang
efisien.
52
top related