amk klp 1 analisis rhodamin b
Post on 09-Oct-2015
24 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
1/25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan merupakan salah satu kebuthuhan pokok yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena seluruh masyarakat tanpa terkecuali merupakan
konsumen pangan. Makanan yang dikemas biasanya mengandung bahan
tambahan, yaitu suatu bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam makanan selama
produksi, pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan dengan tujuan tertentu
(Sella, 2013. !ahan tambahan tersebut dapat berupa bahan anti kempal, anti
oksidan, pengatur keasaman, pemanis, pemutih, pematang tepung, pengemulsi,
pengental, penga"et, pengeras, pe"arna, penyedap rasa dan aroma, dan lain-lain
(#epkes $%, 1&''.
#i dalam eraturan Menteri )esehatan $epublik %ndonesia *o.
+22Menkeser% 1&'' disebutkan jenis bahan tambahan yang diijinkan dan
yang tidak boleh digunakan pada makanan, batas penggunaan bahan tambahan
pada masing-masing makanan, ketentuan penandaan bahan tambahan makanan,
serta produksi dan impor bahan tambahan makanan. !ahan tambahan makanan
boleh dipergunakan bila memenuhi syarat-syarat tentang keamanannya (telah diuji
dan diealuasi, pada kadar yang diperlukan tidak membahayakan kesehatan,
selalu diadakan ealuasi ulang, memenuhi persyaratan mutu dan kemurnian,
penggunaannya dibatasi untuk makanan tertentu dan kadarnya serendah mungkin
(#epkes $%, 1&''.
/at "arna makanan sering ditambahkan ke dalam makanan dengan harapan
dapat memberikan daya tarik tersendiri terhadap produk makanan tersebut
(oodman, 1&1. $hodamin ! adalah at pe"arna yang tersedia di pasar untuk
industri tekstil. /at ini sering disalahgunakan sebagai at pe"arna makanan dan
kosmetik di berbagai negara. angan yang ditemukan mengandung $hodamin !
diantaranya kerupuk ('4, terasi (14, dan makanan ringan (24. /at ini juga
banyak ditemukan pada kembang gula, sirup, manisan, da"et, bubur, ikan asap
dan cendol (5ood "atch, 200.
1
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
2/25
Saus tomat adalah produk yang dihasilkan dari campuran bubur tomat atau pasta
tomat atau padatan tomat yang diperoleh dari tomat yang masak, yang diolah
dengan bumbu-bumbu dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan
bahan tambahan pangan yang diijinkan (S*%, 200. Saus tomat biasanya
ber"arna merah agak pucat yang berasal dari "arna tomat yang matang, untuk
menarik calon konsumen saus tomat ditambahkan dengan at pe"arna. !eberapa
oknum produsen bahkan menambahkan pe"arna tekstil rhodamin ! pada saus
tomat sehingga "arnanya terlihat merah mencolok.
6imbulnya penyalahgunaan disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat
mengenai pe"arna untuk makanan, disamping itu harga at pe"arna untuk
industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga at pe"arna untuk makanan
dan "arna dari at pe"arna untuk industri biasnya lebih menarik (7ahyadi, 2008.
$hodamin ! paling berbahaya bila dikonsumsi karena bisa menyebabkan
gangguan pada 9ungsi hati, bahkan kanker hati. !ila mengonsumsi makanan yang
mengandung $hodamin !, dalam tubuh akan terjadi penumpukan lemak,
sehingga lama-kelamaan jumlahnya akan terus bertambah. #ampaknya baru akan
kelihatan setelah puluhan tahun kemudian. /at ini tidak layak untuk dikonsumsi,
jika sudah masuk dalam tubuh, maka akan mengendap pada jaringan hati dan
lemak, tidak dapat dikeluarkan, dalam jangka "aktu lama bisa bersi9at
karsinogenik (5ood "atch, 200. :leh karena itu dalam eraturan Menteri
)esehatan $epublik %ndonesia *o.+22Men)eser%'', $hodamin !
merupakan salah satu bahan yang dilarang sebagai bahan tambahan pangan
(#epkes $%, 1&''.
!erdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengidenti9ikasi $hodamin ! dalam sampel makanan saus tomat dengan metode
);6-Spektro9otodensitometri, sehingga dapat diketahui keamanan dari sampel
makanan yang diuji dalam hal ini terasi.
2
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
3/25
1.2 Tujuan
1.2.1 Melakukan identi9ikasi senya"a $hodamin ! dalam saus tomat
dengan metode );6-Spektro9otodensitometri.
1.2.2 Menetapkan kadar senya"a $hodamin ! dalam saus tomat dengan
metode );6-Spektro9otodensitometri.
1.2.3 Melakukan alidasi metode analisis senya"a $hodamin ! dalam saus
tomat dengan metode );6-Spektro9otodensitometri.
3
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
4/25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Tambahan Pangan
!ahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan,
mempunyai atau tidak mempunyai nilai gii, yang dengan sengaja ditambahkan ke
dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan,
perlakuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan, pengangkutan makanan
untuk menghasilkan suatu makanan yang lebih baik atau mempengaruhi si9at khas
makanan tersebut (7ahyadi, 200'.
Menurut eraturan Menteri )esehatan $.%. *o. 32&Menkes
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
5/25
/at pe"arna dibagi menjadi dua kelompok yaitu certi9ied color dan
uncerti9ied color. 7erti9ied color merupakan at pe"arna sintetik yang diijinkan
penggunaannya dalam makanan. =ncerti9ied color adalah at pe"arna yang
berasal dari bahan alami (inarno, 200. !eberapa at pe"arna sintetik yang
dilarang penggunaannya dalam makanan adalah $hodamin !, Sudan-%, Metanil
>ello", dan onceau 3$ (7ahyadi, 200'.
2.! "h#$am%n B
$hodamin ! merupakan at "arna sintetik yang umum digunakan sebagai
pe"arna tekstil. (#jalil, dkk., 200. *ama laim dari rhodamin ! adalah
tetraethylrhodamine? #@7 $ed *o. 1&? rhodamine ! chloride dengan rumus
kimia 72'A31*2:37l, dengan !M +&.
Bambar 1. Struktur $hodamine !
emerian C Aablur Aijau atau serbuk ungu kemerahan dan ber9luoresensi.
$hodamin ! sangat mudah larut dalam air dan dalam alkohol? sukar larut dalam
asam encer dan dalam larutan alkali. $hodamin ! digunakan sebagai pe"arna
untuk sutra, katun, "ol, nilon, serat asetat, kertas, tinta dan pernis, sabun, pe"arna
kayu, bulu, kulit dan pe"arna untuk keramik 7hina (!udaari, 1&&8.
enggunaan $hodamin ! pada makanan dan minuman dalam "aktu lama
(kronis akan mengakibatkan kanker dan gangguan 9ungsi hati. *amun demikian,
bila terpapar $hodamin ! dalam jumlah besar maka dalam "aktu singkat akan
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
6/25
terjadi gejala akut keracunan $hodamin !. !ila $hodamin ! tersebut masuk
melalui makanan akan mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan
mengakibatkan gejala keracunan dengan urine yang ber"arna merah maupun
merah muda.. Selain melalui makanan dan minuman, $hodamin ! juga dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan, jika terhirup akan terjadi iritasi pada saluran
perna9asan. Mata yang terkena $hodamin ! juga akan mengalami iritasi yang
ditandai dengan mata kemerahan dan timbunan cairan atau udem pada mata.Dika
terpapar pada bibir dapat menyebabkan bibir akan pecah-pecah, kering, gatal,
bahkan kulit bibir terkelupas (>ulianti, 200+.
Enalisis )ualitati9 $hodamin ! dapat dilakukan dengan beberapa cara
seperti )romatogra9i ;apis 6ipis ();6 dan Spektro9otometer Sinar 6ampak,
untuk analisis kuantitati9 $hodamin ! dilakukan dengan menggunakan
spektro9otodensitometri. $hodamin ! akan memberikan 9luoresensi kuning jika
dilihat diba"ah sinar =F 2 nm dan ber"arna merah jambu jika dilihat secara
isual (#epkes $%, 1&&+. Secara spektro9otometer sinar tampak diukur serapan
maksimumnya pada panjang gelombang 0-+0nm (!:M, 2008.
2.& Ek'trak'% (a%r)(a%r
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
7/25
demikian, proses sebaliknya (ekstraksi analit dari pelarut organik ke dalam air
juga mungkin terjadi. Enalit-analit yang mudah terekstraksi dalam pelarut organik
adalah molekul-molekul netral yang berikatan secara koalen dengan substituent
yang bersi9at nonpolar atau agak polar. Sementara itu, senya"a-senya"a polar dan
juga senya"a-senya"a yang mudah mengalami ionisasi akan tertahan dalam 9ase
air.
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
8/25
yaitu 9asa yang banyak mengandung pelarut disebut 9asa ekstrak dan 9asa yang
banyak mengandung pelarut asal disebut 9asa ra9inat.
=ntuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang
digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut
a. kemampuan tinggi melarutkan komponen at terlarut di dalam campuran.
b. kemampuan tinggi untuk diambil kembali.
c. perbedaan berat jenis antara ekstrak dan ra9inat lebih besar.
d. pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur.
e. tidak mudah bereaksi dengan at yang akan diekstraksi.
9. tidak merusak alat secara korosi.
g. tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relati9 murah.
Eda tiga 9aktor penting yang berpengaruh dalam peningkatan karakteristik
hasil dalam ekstraksi cair-cair yaitu C
2..1 erbandingan pelarut-umpan (S5.
)enaikan jumlah pelarut (S5 yang digunakan akan meningkatan
hasil ekstraksi tetapi harus ditentukan titik (S5 yang minimum agar
proses ekstraksi menjadi lebih ekonomis.
2..2 aktu ekstraksi.
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
9/25
penjerap yang digunakan berada pada rentang antara 10-30 Km. enjerap
homogen ini menempel pada permukaan pendukung seperti lempeng kaca,
aluminium atau plastik (Sudjadi, 200'. 5ase gerak berupa cairan tidak toksik,
tidak eksplosi9, tidak reakti9, ramah lingkungan, murni, dan memiliki daya elusi
9ase gerak diatur sehingga didapat 9ase gerak yang dapat memisahkan komponen
dengan $9 antara 0,2 sampai 0,' (Sudjadi, 200'.
Mekanisme pemisahan pada kromatogra9i lapis tipis ini yaitu dengan cara
mengelusi campuran analit oleh 9ase gerak melalui 9ase diam (Sudjadi, 200'.
emisahan akan terjadi jika salah satu komponen dari sampel diadsorpsi lebih
kuat dari komponen yang lainnya. Edapun derajat pemisahannya dipengaruhi oleh
luas permukaan atau ukuran partikel 9ase diam. #isamping itu penelusuran ini
juga terjadi karena adanya gaya kapilaritas yang juga disebabkan oleh kekuatan
a9initas pada kedua 9ase (Bandjar dkk, 200+.
Metode pengembangan yang dapat digunakan diantaranya pengembangan
menaik (ascending, atau pengembangan menurun (descending (Bandjar dkk,
200+. Aasil dari pengembangan akan menghasilkan spot-spot yang terpisah.
Aasil ini dinamakan dengan kromatogram. )romatogram yang dihasilkan
dipengaruhi oleh parameter berikut ini yaitu iskositas, temperatur, laju linier dari
9ase gerak dan ukuran dari 9ase diam (idjaja dkk., 2013.
)romatogram yang didapat kemudian dapat ditentukan nilai $9 atau h$9
dengan persamaan berikutC
$9 L
h$9 L 100
*ilai-nilai ini hasil reaksi dengan pereaksi tertentu dapat digunakan dalam
analisis kualitati9 dimana kesamaan harga $9 dan hasil reaksi dengan pereaksi
yang didapat dari perlakuan yang sama menandakan senya"a tersebut identik.
Sehingga dengan membandingkan spot sampel dan spot standar akan diketahui
komponen dari sampel (Bandjar dkk, 200+.
&
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
10/25
2./ S,ektr#+#t#$en'%t#metr%
eman9aatan analisis kuantitati9 dilakukan dengan cara pengukuran besar
serapan pada kromatogram dengan spektro9otodensitometer. Sehinggga
didapatkan data serapan masing-masing pada setiap spot. Selanjutnya kadar
komponen sampel ditentukan dari perbandingan antara serapan sampel dan
serapan standar (Sudjadi, 200'.
ada sistem serapan dapat dilakukan dengan model pantulan atau transmisi.
#alam model pantulan, yang diukur adalah sinar yang dipantulkan, #apat berupa
sinar tampak maupun ultraiolet. Sedangkan model transmisi dilakukan dengan
menyinari bercak dari satu sisi dan mengukur sinar yang diteruskan pada sisi lain.
*amun, umumnya hanya sinar tampak yang digunakan untuk metode-metode ini
(Bandjar dkk, 200+.
Bangguan utama pada sistem serapan adalah 9luktuasi latar belakang
(background. 5luktuasi ini dapat dikurangi dengan beberapa cara seperti dengan
menggunakan alat berkas ganda, sistem transmisi dan pantulan secara bersamaan,
atau dengan sistem 2 panjang gelombang. )ura baku dibuat untuk setiap
lempeng dan kadar senya"a dihitung seperti pada metode instrumental yang lain.
resisi penetapan termasuk penotolan cuplikan, pengembangan kromatogram, dan
pengukuran adalah 2-4. Sistem 9luoresensi ini biasanya lebih disenangi apabila
senya"a itu dapat dibuat ber9luoresensi. !atas deteksi sistem ini lebih rendah dan
kelinieran respon dan selekti9itasnya lebih tinggi. Bangguan 9luktuasi latar
belakang juga lebih rendah (Bandjar dkk, 200+.
#alam spektrodensitometri, bercak yang diukur dengan sistem 9luoresensi,
serapan ultraiolet, atau sinar tampak dapat ditetapkan lebih teliti daripada bercak
yang disemprot dengan pereaksi "arna. )eseragaman penyemprotan adalah hal
yang sangat penting (Bandjardkk, 200+.
rinsip dari spektro9otodensitometri yaitu berdasarkan interaksi antara
radiasi elektromagnetik dari sinar =F-Fis dengan komponen pada spot. Epabila
plat yang digunakan transparan maka radiasi elektromagnetik ini dapat diabsorpsi
oleh analit, ditransmisikan atau diteruskan. $adiasi elektromagnetik yang
diabsorpsi oleh analit atau indicator plat dapat diemisikan berupa 9louresensi dan
9os9oresensi (Sherma and 5ried 1&&. emadaman 9louresensi indikator 5-2
10
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
11/25
dapat terjadi akibat adanya noda pada plat sehingga teramati di ba"ah lampu =F
sebagai noda hitam (Mulja dan Sukarman, 1&&.
%denti9ikasi );6-spektro9otodensitometri ini dapat dilakukan dengan
menggunakan mode absorbsi atau 9louresensi. =mumnya mode absorbsi lebih
sering digunakan dengan menggunakan sinar =F pada N 1&0-300 nm. Aal ini
disebabkan penjerap yang digunakan adalah silika gel yang bersi9at opaque (tidak
tembus cahaya, maka pengukuran dengan mode transmitan tidak cocok
digunakan. enentuan absorpsi analit pada plat );6 opaque didasarkan pada rasio
intensitas antara radiasi elektromagnetik yang datang dengan intensitas radiasi
elektromagnetik yang dipantulkandire9leksikan. engukuran 9louresensi
merupakan metode pengukuran langsung yang peka untuk senya"a dalam daerah
ultraiolet dan dapat ditentukan melalui emisi penyinaran sekunder. %ntensitas
cahaya 9louresensi setelah dipancarkan melalui suatu monokromator, diukur
secara selekti9 dalam kondisi yang sesuai, berbanding lurus dengan berat senya"a
yang ada dalam noda (Sherma and 5ried, 1&&.
#ensitometer dapat bekerja secara serapan atau 9louresensi. =mumnya
densitometer mempunyai sumber cahaya monokromator (N 1&0-'00 nm, sistem
untuk pemilihan panjang gelombang, sistem untuk pem9okusan sinar pada
lempeng, system pengganda 9oton, dan rekorder (Bandjar dkk, 200+.
Monokromator ini lebih menguntungkan karena kemudahannya dalam
pengubahan panjang gelombang dan dapat menghasilkan berkas sinar dengan
sedikit panjang gelombang. Denis sumber cahaya tergantung pada panjang
gelombang cahaya yang digunakan, yaituC lampu hidrogen, raksa atau, ksenon
untuk pengukuran sinar =F dan lampu "ol9ram untuk panjang gelombang sinartampak (Munson, 1&&1.
11
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
12/25
Bambar 2. Skema instrumen spektro9otodensitometer
#imanaC ; (light)? S; (slit)? M7 (monokromator? M (photomultiplier)?
55 (filter fluorescens)? (plat? S7S (sistem for circular scanning) (Stahl, 1&'.
Sumber radiasi elektromaknetik spektrodensitometri ada tiga macam sesuai
pada rentang panjang gelombang dan prinsip penentuan. ;ampu deuterium
dipakai untuk pengukuran pada daerah ultraiolet (1&0-00 nm dan lampu
tungsten digunakan untuk pengukuran pada daerah sinar tampak (00-'00 nm
sedangkan untuk penetuan secara 9luoresensi digunakan lampu busur merkuri
bertekanan tinggi (#einstrop, 200+.
#alam penentuan kadar apabila absorpsi yang dihasilkan sangat rendah atau
senya"a mula-mula mengabsorpsi di ba"ah 220 nm, umumnya senya"a diubah
terlebih dahulu menjadi suatu senya"a ber"arna melalui reaksi kimia kemudian
baru ditentukan absorpsinya pada daerah sinar tampak (kolorimetri ($oth, 1&'.
)romatogra9i lapis tipis spektrodensitometri memiliki keunggulan jika
dibandingkan dengan A;7 atau pun dengan B7, !erikut adalah keunggulannyaC2.8.1 aktu yang diperlukan lebih sedikit, karena dalam penggunaannya
biasanya tidak diperlukan preparasi khusus.
2.8.2 Denis sampel yang diidenti9ikasi jumlahnya lebih banyak yaitu hingga 30
sampel pada satu pelat dan dapat memisahkan komponen sampel secara
bersamaan.
2.8.3 %nstrumen scanning dikontrol dengan komputer dapat berupa instrumen
aplikasi sampel yang semi otomatis atau otomatis, serta instrumen
12
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
13/25
pengembangan dapat memberikan akurasi dan presisi yang setara dengan
metode A;7 maupun B7.
2.8. ilihan 9ase gerak lebih banyak
2.8. elat yang digunakan umumnya sekali pakai sehingga dapat terhindar dari
kontaminasi silang sampel
2.8.8 !iaya yang diperlukan );6 lebih sedikit karena pelarut dan 9ase gerak
yang digunakan umumnya sedikit, sehingga pengeluaran dana dapat
ditekan.
(Sherma and 5ried, 2003.
Bambar 3. Spektro9otodensitometer yang dihubungkan ke 7
BAB III
0ETDE PENELITIAN
13
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
14/25
!.1 Alat $an Bahan
!.1.1 Elat
- Belas beaker - ;abu ukur
- Belas ukur - *eraca analitik
- ipet ukur - Spektro9otometer =F-Fis
- ipet tetes - lat );6 silika gel 80 52
-
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
15/25
erhitunganC
*a:A 104L aOuadesm;100
*a:Agram10
Sehingga untuk membuat larutan *a:A 104, dibutuhkan 10 gram
*a:A padat dan 100 m; aOuades.
7ara embuatanC
10 gram *a:A padat ditimbang dalam beaker glass, kemudian
dilarutkan dengan aOuades secukupnya. #iaduk hingga larut. Setelah
larut dimasukkan ke dalam labu ukur 100 m;. )emudian ditambahkan
aOuades hingga tanda batas, digojog homogen. Sehingga diperoleh
larutan *a:A 104.!.2.! Pembuatan Larutan NaH 34*
erhitunganC
*a:A 0,4LaOuadesm;100
*a:Agram0,3
Sehingga untuk membuat larutan *a:A 0,4, dibutuhkan 0, gram
*a:A padat dan 100 m; aOuades.
7ara embuatan
0, gram *a:A padat ditimbang dalam beaker glass, kemudian
dilarutkan dengan aOuades secukupnya. #iaduk hingga larut. Setelah
larut dimasukkan ke dalam labu ukur 100 m;. )emudian ditambahkan
aOuades hingga tanda batas, digojog homogen. Sehingga diperoleh
larutan *a:A 0,4.
!.2.& Pembuatan Larutan H(l 341 N
erhitunganC
#iketahui C )adar A7l 3+ 4 b (dalam 100 m; larutan terdapat 3+
gram A7l$eaksiC A7lAP P 7l-
Falensi A7l L 1 molek
Mr A7l L 38, molgram
Folume larutan A7l yg dibuat L 100 m;
#itanya C Folume A7l dan air yang diperlukan L ......Q
Da"ab C
)onsentrasi A7l untuk membuat larutan A7l 0,1 *C
ekM* =
1
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
16/25
ek
*M =
molek1
*0,1=
L 0,1 M
)onsentrasi A7l dengan kadar 3+4 bC
F
1000
Mr
massaM =
m;100
1000
38,
3+M
molgr
=
Folume A7l yang dipipet untuk membuat larutan A7; 0,1 * 100 m;C
M1 F1 L M2 F2
10,1 M F1L 0,1 M 100 m;
F1 L 0,&&00&& m;
F1L 1 m;
Dadi, untuk membuat larutan A7l 0,1 * sebanyak 100 m;, olume A7l
3+4b yang dipipet adalah sebanyak 1 m;, dan olume air yang
ditambahkan L 100 m; J 1 m; L && m;
embuatanC
#isiapkan aOuades, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 m;
secukupnya. #ipipet larutan A7l pekat 3+4 b sebanyak 1 m;,
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 m; yang telah berisi aOuades.
Selanjutnya ditambahkan aOuades lagi hingga mencapai tanda batas 100
m;. digojog homogen, sehingga diperoleh larutan A7l 0,1 * sebanyak
100 m;.
!.2.* Pembuatan Larutan Baku "h#$am%n B 1mg5mL
erhitunganC
$hodamin ! 1 mgm; LaOuadesm;100
!$hodaminmg100
Sehingga untuk membuat larutan baku $hodamin ! 1 mgm;,
dibutuhkan 100 mg serbuk $hodamin ! padat dan 100 m; aOuades.
7ara embuatanC
100 mg serbuk $hodamin ! padat ditimbang dalam beaker glass,
kemudian dilarutkan dengan aOuades secukupnya. #iaduk hingga larut.
18
M10,1M =
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
17/25
Setelah larut dimasukkan ke dalam labu ukur 100 m;. )emudian
ditambahkan aOuades hingga tanda batas, digojog homogen. Sehingga
diperoleh larutan baku $hodamin ! 1 mgm;.
!.2./ Pre,ara'% Sam,el
Sebanyak gram sampel saos merk ditimbang kemudian sampel
dimasukkan ke dalam
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
18/25
larutan seri konsentrasi rhodamin ! ditotolkan sebanyak 2K; pada plat
dengan menggunakan linomat. )emudian dibiarkan beberapa saat
hingga mengering. lat );6 yang telah mengandung cuplikan
dimasukkan kedalam chamber yang telah dijenuhkan dengan 9ase gerak
berupa n-butanolCetil asetatCamonia (10CC. #ibiarkan hingga lempeng
terelusi sempurna, kemudian plat );6 diangkat dan dikeringkan.
#iamati "arna secara isual dan diba"ah sinar =F, jika secara isual
noda ber"arna merah jambu dan diba"ah sinar =F 2 nm dan 388 nm
ber9luoresensi kuning atau oranye, hal ini menunjukkan adanya
rhodamin !.
!.2.7 Peneta,an Ka$ar 8at 9arna "h#$am%n B
lat yang telah mengandung cuplikan dan menunjukkan positi9
adanya $hodamine ! pada sampel maka dapat dilakukan penetapan
kadar $hodamin ! dengan melakukan scanning pada
spektro9otodensitometri pada panjang gelombang 210 nm untuk
menampakkan kromatogram dan dilihat spektrumnya pada panjang
gelombang 00-'00 nm sehingga diperoleh panjang gelombang
maksimumnya. #iukur kembali pada panjang gelombang maksimum
yang diperoleh. #ilakukan penetapan kadar dengan menghubungkan
konsentrasi dan E=7 yang selanjutnya dibuat persamaan regresi linier
yLbPa.
!.! Skema Kerja
!.!.1 Pembuatan Larutan Am#n%a 2
!.!.2 Pembuatan Larutan NaH 13
1'
#ipipet amonia sebanyak 2 m;
#imasukkan dalam labu ukur 100 m;
#igojog homogen
#itambahkan etanol +04 hingga tanda batas 100 m;
10 gram *a:A padat ditimbang dalam beaker glass
#ilarutkan dengan aOuades secukupnya. #iaduk
hingga larut
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
19/25
!.!.! Pembuatan Larutan NaH 34*
!.!.& Pembuatan Larutan H(l 341 N
!.!.* Pembuatan Larutan Baku "h#$am%n B 1mg5mL
1&
#imasukkan ke dalam labu ukur 100 m;
#itambahkan aOuades hingga tanda batas, digojog
homogen
#ilarutkan dengan aOuades secukupnya. #iaduk
hingga larut#imasukkan ke dalam labu ukur 100 m;
#itambahkan aOuades hingga tanda batas, digojog
homogen
0, gram *a:A padat ditimbang dalam beaker glass
#ipipet larutan A7l pekat 3+4 b sebanyak 1 m;
#imasukkan ke dalam labu ukur 100 m; yang telah
berisi aOuades
#itambahkan aOuades lagi hingga mencapai tanda
batas 100 m;, digojog homogen
EOuades dimasukkan ke dalam labu ukur 100 m;
secukupnya
#ilarutkan dengan aOuades secukupnya
#imasukkan ke dalam labu ukur 100 m;
#itambahkan aOuades hingga mencapai tanda batas100 m;, digojog homogen
#itimbang 100 mg serbuk $hodamin ! padat dalam
beaker glass,
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
20/25
!.!./ Pre,ara'% Sam,el
#imasukkan ke dalam
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
21/25
#iekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 10 m; asam
klorida (A7l 0,1 * hingga lapisan eter tak
ber"arna lagi
#itampung dalam labu ukur
0 m; dan ditambahkan asam
klorida (A7l 0,1 * sampai
tanda batas
!.!.6 I$ent%+%ka'% Sam,el
!.!.7 Peneta,an Ka$ar 8at 9arna "h#$am%n B
21
lat tersebut dicuci dengan metanol sebanyak m; sampai
tanda batas pada plat dikedua sisi chamber
lat tersebut diaktiasi menggunakan oen pada suhu 110R7
selama 30 menit
lat );6 diangkat dan dikeringkan
#isiapkan plat );6 silika gel 80 52 berukuran '10 cm
#iamati secara isual diba"ah sinar u, noda ber"arna
merah jambu dan diba"ah sinar =F 2 nm dan 388 nm
ber9luoresensi kuning atau oranye, hal ini menunjukkan
adanya rhodamin !
#ilakukan scanning pada spektro9otodensitometri pada
panjang gelombang 210 nm untuk menampakkan
kromatogram
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
22/25
DA:TA" PUSTAKA
!:M. 2003.Bahan Tambahan Pangan. #irektorat S), #eputi %%%. Dakarta.
!:M. (2008.Metode Analisis PPOM. DakartaC #epartemen )esehatan
!udaari, S. 1&&8. The Merck Inde.
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
23/25
#einstrop,
-
7/13/2019 Amk Klp 1 Analisis Rhodamin b
24/25
Stahl ogyakartaC ustaka elajar
Surdijati, Siti, et al. 2001. %denti9ikasi dan enetapan )adar /at arna Merah
dalam #a"et secara );6-#ensitometri. *urnal Teknologi Pangan dan
7i:i ;olume & -omer 2.
idjaja, % *.). dkk. 2013.Petunulianti, *. 200+. Aas= Baha#a >ibalik "e:atn#a Makanan. ogyakartaC Endi :99set.
JU"NAL A9AL
P"AKTIKU0 ANALISIS 0AKANAN DAN KS0ETIK
PENETAPAN KADA" 8AT PE9A"NA "HDA0IN B PADA SA0PEL
SAUS T0AT DEN;AN KLT)SPEKT":TDENSIT0ET"I
LEH
top related