alur produksi pt.rapp
Post on 29-Nov-2015
226 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PT. Riau Andalan Pulp And Paper
Laporan Praktek Kerja Industri
Di Susun Oleh : Nama :Surya Imran Halim Nama : T. Auzhar Hadi SaputraNIS : 5377 NIS : 5379Tingkat : II (DUA) Tingkat : II (DUA)Program Keahlian : Audio Video Program Keahlian :Audio Video
Kata PengantarPuji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga akhirnya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini sesuai dengan
tanggal/waktu yang telah diberikan oleh pihak sekolah. Dari hasil yang telah dilakukan dan
dicapai selama penyusun mengikuti proses Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di PT RAPP
selama 3 bulan dari tanggal 09 januari s.d 29 maret 2012, penyusun banyak mendapatkan
pengetahuan di dalam dunia industri dan yang terutama sekali penyusun juga banyak
mendapatkan pengalaman berharga yang tak ternilai. Dan dengan bersumber dari hal-hal
tersebut, akhirnya menjadi dasar dan bahan bagi penyusunan membuat laporan ini.
Sebelum melanjutkan penyusunan, terlebih dahulu penyusun mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak H.Peri Deswandi, selaku Kepala Sekolah SMKN5 Pekanbaru
2. Bapak Tejo Mulyadi, selaku Kepala Jurusan Teknik Audio Video SMKN5 Pekanbaru
3. Bapak Tejo Mulyadi, Edison, selaku Pembimbing siswa prakerin SMKN5 Pekanbaru
4. Bapak Teoh Leong Hong, selaku IT/IS Operational Manager
5. Bapak Heriadi, selaku IT/IS Manager
6. Bapak Deddy Kurnia,selaku Team Leader Telnet
7. Bapak Agusman Sidauruk, selaku Team Leader dan selaku pembimbing Prakerin
8. Bapak Saparuddin, Rances P, Adrial Baihekki, Zulkarnaen, Bambang W, dll selaku team IT/IS
9. Bapak Hamdani, selaku perekrut siswa/siswi Prakerin di PT.RAPP
10. Ibu Ade Mutia, selaku koordinator siswa/siswi Prakerin di PT.RAPP
Penyusun mengetahui bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, dengan dasar itu
penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini berguna,
khususnya untuk penyusun dan orang-orang lain.
Pangkalan Kerinci, Kamis 29 maret 2012
Surya Imran Halim
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PRAKERIN
Dengan diwajibkannya siswa untuk melakukan praktek kerja industry (PRAKERIN)
setelah dimana sesudah pelaksanaan kegiatan tersebut siswa duwajibkan untik membuat laporan
yang dimana laporan tersebut sebagai bukti bahwa siswa benar-benar telah melakukan prakrerin
di perusaahan tersebut dan juga sebagai pengalaman di dunia usaha setelah lulus nanti.
1.2 Latar Belakang Masalah
Perlu disadari bahwa sampai pada saat ini lulusan SMK belum dapat diserap l angsung
o l eh p ihak dun i a u saha maupun i ndus t r i . Seca ra ka sa t ma t a t e rbuk t i
hamp i r s e t i ap dun i a u saha / i ndus t r i ke t i ka me rek ru t t enaga ke r j a l u lu san
SMK m a s i h m e n e r a p k a n P e n d i d i k a n d a n P e l a t i h a n b a g i y a n g t e l a h
l o l o s s e l e k s i p e n e r i m a a n k a r y a w a n r a t a - r a t a 3 ( t i g a ) b u l a n . H a l i n i
m e n u n j u k a n b a h w a keterampilan yang dimiliki lulusan SMK belum diakui oleh
pihak dunia usaha/industri.J i ka k i t a ka j i s e ca r a s eksama , k i t a t i dak dapa t
menya l ahkan p ihak u saha / i ndus t r i . Memang pada kenya t aannya mas ih
banyak SMK yang s anga t minim peralatan praktik. Sehingga peserta diklat yang harusnya
porsi pembelajaran praktik idealnya 70% hanya dapat dilaksanakan 30% saja.
Bahkan ada beberapa SMK yang tidak memiliki sama sekali peralatan praktik, dalam
pelaksanaan peserta d ik l a t hanya dapa t be r angan -angan dengan t eo r i s a j a t i dak
dengan pe ra l a t an kenyataan yang sebenarnya.SMK yang peralatan praktik cukup memadai,
belum tentu peralatan itu sesuai dengan yang ada di industri/ usaha. Sekarang peralatan
di dunia usaha/ industry sudah serba otomatis sedangkan peralatan yang ada sdi SMK-SMK
masih manual. Sehingga pelaksanaan praktik hanya sekedar mengenal peralatan yang ada,
kurang memperhatikan kebutuhan di dunia industri/ usaha, itu pun tidak semuanya
dapat memanfaatkan secara maksimal.
Se sua i dengan ha s i l pengama tan dan pene l i t i an D i r ek to r a t
Pend id ikan Menengah Ke ju ruan , p o l a penye l engga raan d i SMK be lum
seca ra t ega s dapa t menghasilkan tamatan sebagaimana yang diharapkan. Hal
tersebut dapat dilihat dari kondisi pembelajaran yang belum kondusif untuk
menghasilkan tenaga kerja yang profesional, karena keahlian profesional seseorang tidak
semata-mata diukur oleh penguasaan unsur pengetahuan dan teknik bekerja, tetapi
harus dilengkapi dengan penguasaan kiat (arts) bekerja yang baik. Penggunaan unsur ilmu
pengetahuan dan teknik bekerja dapat dipelajari disekolah, namun untuk kiat adalah
sesuatu yang tidak dapat diajarkan tetapi harus dikuasai melalui pembiasaan dan
internalisasi.Untuk kiat yang menjadi factor utama penentu kadar keahlian professional
seseorang, hanya dapat dikuasai melalui cara mengerjakan pekerjaan pada
bidang p ro fe s i i t u s end i r i . Ka rena i t u l ah t umbuh sua tu a tu r an keah l i an
p ro fe s s iona l berdasarkan jumlah pengalaman kerja, misalnya tingkat keahlian
seorang pilot diukur dari jumlah jam terbangnya, tingkat keahlian seorang montir
diukur dari jumlah tahun kerjanya sebagai seorang montir, dan sertifikat seorang “wekder”
bisa batal apabila lebih dari satu tahun tidak lagi mengerjakan mengelas.Mata diklat praktik
kejuruan yang disajikan di sekolah biarpun menggunakan pe ra l a t an yang l engkap dan
mode rn , pada da sa rnya hanya mampu menya j i kan proses dan situasi peniruan
(simulasi),
karena bukan situasi yang sesungguhnya,oleh karena itu sulit diharapkan untuk
mampu memberikan keahlian sebagaimanayang diharapkan.
Melihat kenyataan diatas, Dikmenjur menetapkan strategi operasional
yang be rda sa rkan kepada keb i j akan “L ink and Ma tch” (ke se sua i an dan
ke sepadanan ) Departemen Pendidikan dan kebudayaan dalam model penyelenggaraan
Pendidikan Sistem Ganda. Pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tertuang dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional, PP Nomor 20 t ahun 1990 t en t ang Pend id ikan Menengah , PP
Nomor 39 1992 tentang Peran serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional, Kepmendikbud
Nomor 080 /U/1992 t en t ang Seko l ah Menengah Ke ju ruan dan Kepmend ikbud
Nomor 080/U/1993 tentang kurikulum SMK.
1.3 Tujuan Prakerin
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan suatu sistem pembelajaran yang
dilakukan di luar proses belajar mengajar dan dilaksanakan pada perusaahan atau industri atau
instansi yang relevan. Secara umum pelaksanaan prekerin ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan siswa di bidang teknologi penyesuaian diri dengan situasi yang
sebenarnya, mengumpulkan informasi dan menulis laporan yang berkaitan langsung dengan
tujuan khusus. Setelah siswa melaksanakan program prakerin secara khusus siswa diharapkan
memperoleh pengalaman yang mencakup tinjauan tentang perusahaan, dan kegiatan-kegiatan
praktek yang berhubungan langsung dengan teknolagi. Dan mempersiapkan para siswa atau
siswi untuk belajar bekerja secara mandiri, bekerja dalam suatu tim dan mengembangkan potensi
dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
Penyelenggaraan prakerin pada SMK bertujuan untuk:
a. Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
b. Memperkokoh link dan match antara SMK dan dunia kerja.
c. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pendidikan & pelatihan kerja berkualitas.
d. Memberi pengakuan & penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan.
1.4 Tujuan Pembuatan Laporan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah agar para siswa dapat melatih jiwa mandiri,
berani, tanggungjawab serta disiplin. Selain itu juga dapat mengkaji ilmu terapan di lapangan
dengan sekolah. Tujuan dari pembuatan laporan tersebut antara lain adalah :
a. Untuk mengetahui perkembangan siswa selama mengikuti prakerin.
b. Sebagai pertanggungjawaban atas tugas yang diberikan sekolah dan perusahaan kepada para
siswa sehubungan dengan pelaksanaan prakerin.
c. Sebagai latihan bagi siswa dalam membuat laporan kegiatan.
d. Sebagai bukti bahwa siswa telah melakukan praktek yang dilakukan di DUDI (Dunia Industri).
1.5 Manfaat Prakerin
Dengan adanya prakerin ini, ilmu yang diperoleh disaat prakerin tersebut dapat dirasakan
manfaatnya & dikembangkan lagi. Dan siswa juga mendapatkan wawasan baik di sekolah
maupun di perusahaan.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Sebagaimana kita ketahui untuk bisa menyusun laporan yang baik, maka dibutuhkan data
serta informasi – informasi yang akurat. Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, untuk
memudahkan pembahasan, metode yang dilakukan adalah :
1. Study Literatur
Penulis mengumpulkan data bahan dari sumber yang berhubungan dengan objek yang di bahas
2. Study Lapangan
Penulis melakukan dengan cara terjun langsung keperusahaan yang menjadi pokok pembahasan.
Sehingga memperoleh data yang di perlukan untuk menyusun tugas study lapangan ini meliputi :
a. Wawancara
Mengadakan tanya jawab denga pihak perusahaan guna memperoleh data langsung yang
diperlukan untuk menyusun laporan ini.
b. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung terjun dalam dunia kerja yang sebenarnya,
sehingga penulis tidak hanya mendapat gambaran belaka.
1.7 Sistematika Pembuatan Laporan
Agar tidak menyimpang dari judul yang di berikan, maka dalam pembahasan laporan ini,
penulis melakukan pembahasan dengan sistematik pembuatan laporan.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan membahas tentang : Latar belakang Prakerin, latar belakan masalah, tujuan
dari Prakerin, tujuan pembuatan laporan, manfaat prakerin, teknik pengumpulan data.
BAB II
TINJAUAN TENTANG PERUSAHAAN
Dalam bab ini akan membahas sejarah singkat Perusahaan, struktur organisasi perusahaan,
keselamatan kerja.
BAB III
ANALISA PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang teori kelistrikan, Motor listrik, variable speed drive (VSD),
grounding, earth tester, memasang lampu LED.
BAB IV
PENUTUP
Bab ini terdapat kesimpulan dan saran selama berada atau menjalani prakerin.
BAB II
PENGETAHUAN UMUM MENGENAI PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Pendiri PT.RAPP
Pria kelahiran Belawan, Sumatra Utara 25 Desember 1949, bernama asli Tan Kang Hoo,
seorang pengusaha yang telah sukses berinvestasi lebih dari 10 negara.Chairman dan CEO PT
Raja Garuda Mas Internasional dan komisaris Utama PT Inti Indorayon Utama, ini salah satu
raja produsen minyak kelapa sawit dan pulp and paper di dunia.
Umur 23 tahun beliau telah menghasilkan 10US$ jutaan dan memutuskan sudah
waktunya untuk berdiri sendiri.Proyek pertama yang di bangun polywood Mill dengan tidak ada
niat meminjam uang dari manapun.Proyek ini dikerjakan oleh kontraktor yang dimiliki oleh
beliau sendiri yaitu PT.Bima Karpel Penyelesaian pekerjaan ini hanya membutuhkan waktu 11,5
bulan saja.Pada tahun 1975 diresmaikan oleh presiden Suharto.Polywood Mill ini merupakan
dasar dari Rajawali Garuda Mas (RGM Group).
Tapi, saat baru 18 Tahun, ayahnya Amin Tanoto sakit Stroke.Sulung dari tujuh
bersaudara ini lalu mengambil alih tanggung jawab keluarga.Meneruskan usaha orang tua
berjualan minyak, besin, dan peralatan mobil.Perkerjaan yang tak asing bagi nya karena sepulang
sekolah ia biasa membantu orangtua nya sambil membaca buku.Dan, dari situ Sukanto alias Tan
Kang Hoo pertama kali belajar keterampilan bisnis, termasuk menerima kenyataan dan tidak
menyerah dalam keadaan apa pun, serta mencari solusi.
2.2 Sejarah Umum Perusahaan
PT. Riau Andalan Pulp and Paper merupakan sebuah perusahaan pulp dan paper swasta
yang bernaung dibawah PT. Raja Garuda Mas Internasional dan tergabung dalam Asia Pasific
Resources International Holding Ltd (APRIL Group) yang berpusat di Singapura serta
merupakan salah satu produsen pulp and paper terbesar di Asia. RGMI Group merupakan salah
satu pemegang saham utama dari APRIL Group yang mempunyai 80 buah anak perusahaan yang
tersebar di Indonesia dan mancanegara. Bidang usaha RGM ini meliputi berbagai macam jenis
usaha antara lain : kayu lapis, perbankan, perhotelan, property serta bisnis perkebunan kelapa
sawit.
Survei lapangan dan pendirian pabrik PT. Riau Andalan Pulp and Paper ini dilakukan
pada tahun 1991 dengan masa pengerjaan proyek selama 2 tahun dengan investasi awal sebesar
1,3 milyar dan temasuk Penanaman Modal Asing (PMA). Pada akhir tahun 1993, pabrik selesai
dibangun dengan menempati areal 650 ha dari lahan 1750 ha milik PT.Riau Andalan Pulp and
Paper. Awal bulan Februari dan Maret 1994 dilakukan start-up (running test) pabrik dan pada
tahun 1995 dimulai produksi komersial pertama. Pertengahan tahun 1995 dimulai masa
comissing produksi selama 5 bulan dan setelah itu mulai berproduksi secara komersil pada bulan
berikutnya. Pada tahun 1996, dimulai survei untuk pabrik kertas dan pada tahun 1997 pabrik
kertas sudah dimulai beroperasi walaupun belum beroperasi sepenuhnya.
PT. Riau Andalan Pulp and Paper terletak di Pangkalan Kerinci, Kecamatan Langgam,
Kabupaten Pelalawan yang berjarak sekitar 75 Km dari Pekanbaru, ibukota Propinsi Riau.
Sedangkan kantor pusat dan urusan administrasi serta kerjasama terletak di Jl. Teluk Betung No.
31 Jakarta Pusat 10230. PT. RAPP merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pulp
(bubur kertas) dan kertas. Dalam menghasilkan produknya,
PT. RAPP melakukan banyak tahap dalam proses produksinya, dimana tahap-tahap
tersebut dibagi dalam departemen-departemen yang terdiri atas 11 departemen. Lokasi produksi
yang terletak di Pangkalan Kerinci merupakan lokasi yang strategis karena dekat dengan sumber
bahan baku (kawasan HTI) dengan iklim yang sesuai untuk pertumbuhan pohon yang menjadi
bahan baku pulp dan kertas. Bahan baku pendukung produksi berupa air juga mudah diperoleh
karena kawasan ini dekat dengan aliran Sungai Kampar (Gambar 1.1).
Gambar 1.1. Lokasi APRIL di Riau
Bahan baku diperoleh dari lahan konsesi pabrik seluas 280.500 ha, dimana rencana tata
ruang HTI (Hutan Tanaman Industri) diperkirakan seluas 189.000 ha dan areal efektif tanam
seluas 136.000 ha. Pada tahun 2000 bahan baku yang berasal dari kayu alam Mixed Hard Wood
(MHW) mulai digantikan dengan kayu hasil tanam yaitu jenis akasia.
2.3 Gambaran Bisnis Perusahaan
PT. Riau Andalan Pulp and Paper merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang
produksi pulp (bubur kertas) dan kertas. Serat selulosa merupakan bahan baku utama untuk
pembuatan pulp. Serat selulosa ini sebagian besar diperoleh dari kayu. Kayu itu sendiri terbagi 2
yaitu kayu keras (hardwood) dan kayu lunak (softwood) dan dari beberapa tumbuhan lainnya.
Bahan baku yang digunakan oleh PT. RAPP untuk pembuatan pulp adalah sebagai berikut :
1. Kayu (wood)
Kayu digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas dikarenakan oleh beberapa alasan antara
lain:
· Banyak mengandung selulosa
· Mudah dibudidayakan
· Tersedia dalam jumlah yang banyak dan mudah didapat
· Harganya yang murah
Komposisi kimia kayu dapat dilihat pada table dibawah ini :
Komponen hardwood Softwood
selulosa 45 42
Hemiselulosa 30 28
Lignin 20 27
ekstraktif 5 3
Tabel 2.2 : Komposisi kimia kayu
Faktor-faktor yang membuat selulosa digunakan sebagai bahan pembuatan pul dan kertas :
· Jumlahnya yang banyak dan harganya yang murah
· Umumnya berbentuk serat dan kekuatan tariknya sangat tinggi
· Warnanya putih secara ilmiah
· Tidak dapat larut dalam air dan pelarut organic
· Tahan terhadap sejumlah bahan kimia
2. Cairan pemasak (cooking liquor)
§ Lindi putih (white liquor)
Merupakan bahan kimia pemasak utama dengan komposisi:
· Caustik (NaOH)
· Natrium Sulfit (Na2S)
· Natrium Carbonat (Na2CO3)
§ Lindi hitam (black liquor)
Merupakan cairan bekas pencuci di area pencucian (washing) yang mengandung lignin dan
bahan kimia terlarut dan dipakai untuk memenuhi kebutuhan cairan pemasak pada proses
pemasakan.
3. Bahan kimia pemutih
Bahan kimia putih basanya digunakan untuk meningkatkan derajat keputihan pulp dan bahan
kkima yang digunakan adalah klorin dioksida (ClO2).
Dalam proses produksi terdapat berbagai macam peralatan yang ditempatakan pada area
pemrosesan yaitu sebagia berikut:
1. Woodyard
Merupakan unit pengolahan kayu menjadi serpihan kayu yang dikenal
dengan nama chip. Kayu Akasia yang merupakan bahan baku utama dipotong dan diangkut ke
mill site dilaksanakan oleh department Forestry. Balak-balak (log) tersebut dipotong dengan
ukuran tertentu untuk mempermudah pemrosesan. Sebelum balak di-chop (potong) menjadi
chips (serpihan kecil), bark (kulit kayu) harus dihilangkan. Ini dilakukan dengan sebuah rotating
drum (drum yang berputar) yang disebut dengan drum debarker. Debarker log kemudian
memotong hingga menjadi chip.
Setelah menjadi chip, kenudian disaring dengan chip screening. Chip
screen pada dasarnya adalah saringan yang bergetar, yang memisahkan kulit kayu dan serpihan
halus dengan chip yang layak ukurannya untuk disimpan di chip pile yaitu tempat penyimpanan
chip. Serpihan yang terlalu halus beserta kulit kayu dikirim ke boiler sebagai bahan bakar.
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. barking drum fungsinya melepaskan dan membersihkan kayu dari kulitnya
2. Chipper fungsinya untuk menghasilkan serpihan kayu dengan ukuran 16-22 mm dengan
ketebalan 3 mm
3. Chip Conveyer fungsinya untuk memindahakan chip dari suatu tempat ke tempat lain atau ke
tahap proses selanjutnya
4. Chip Screening berfungsi untuk memisahkan chip agar chip yang dihasilkan mempunyai
ukuran yang sama.
2. Pulp Mill
Merupakan unti pengolahan chip hingga menjadi pulp. Chip yang berasal dari
gundukan (chip pile) dikirim ke Digester untuk dimasak. Cooking adalah penguraian chip hingga
menjadi pulp. Karena itu memerlukan zat kimia sebagai pengurai, maka pulp perlu dibersihkan
terlebih dahulu sebelum diproses menjadi kertas. Setelah penyaringan dan pembersihan, pulp
yang berwarna coklat disimpan di brown stock. Di brown stock ini lah pulp tadi di-bleach hingga
putih (disebut bleached stock). Setelah screening, washing, dan bleaching, bleached stock
disimpan di HD Tower (tower densitas tinggi). Proses pembersihan menghasilkan yang disebut
dengan black liquor yang mengandung unsur yang biasa digunakan kembali.
gmbr. 1.2 Riaupulp merupakan pabrik kertas terbesar di Asia
Peralatan yang digunakan pada pulp mill ini adalah sebagai berikut:
1. Digester berfungsi sebagai tempat pemasakan chip menjadi pulp
2. Washer berfungsi sebagai tempat mencuci pulp
3. Screener berfungsi untuk memisahkan serat kasar dari pulp
4. Knotter berfungsi untuk memisahkan chip yang tidak masak dari pulp
5. Oxygen Deliqnification Plant berfungsi sebagai tempat menghilangkan kandungan lignin yang
tersisa dari proses cookin dengan menggunakan Oksigen (O2).
6. Bleaching Plant berfungsii sebagai tempat untuk memulihkan pulp.
3. Power Island and Recovery Boiler
Untuk proses pulp dan kertas, diperlukan 3 komponen yaitu :
· Bahan baku pulp
· Power pembangkit listrik
· Steam (up)
Sumatera belum memiliki jaringan listrik berskala nasional, untuk itu power island
mempunyai tanggung jawab untuk penyediaan power tersebut. Power disuplai dari steam driven
turbine-generator kemudian di-start untuk menghasilkan power awal. Kemudian power boiler
bisa start-up untuk menghasilkan steam yang digunakan untuk menjalankan steam driven
turbine. Bahan bakar yang digunakan power boiler adalah kulit kayu dan serpihan kayu halus
dari woodyard. Tetapi kapasitas yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan mill. Untuk itu perlu
ditambahkan dengan menggunakan batu bara (coal fire boilers) dan tungku recovery. Fungsi
tungku recovery adalah untuk membakar black liquor. Sebelum pembakaran black liquor, air
yang digunakan pada washing process harus dihilangkan. Ini dicapai dengan cara meng-
evaporating (penguapan) air pada evaporator. Setelah black liquor dibakar dalam pembakaran
akan didapat green liquor. Green liquor ini dikirim ke recaustizing plant untuk konversi.
4.Chemical Preparation
Proses pulp dan kertas memerlukan bahan kimia tertentu antara lain klorin dioxide untuk
pemutih pulp. Chemical plant bertanggung jawab untuk pengadaan bahan-bahan kimia yang
diperlukan untuk proses pulp dan kertas.
5. Recausticzing
Green liquor dari pembakaran di-recovery furnaces (tungku recovery) dicampur dengan
lime mud (batu kapur yang teah diproses) untuk menghasilkan reaksi kimia yang merubah
campuran tersebut menjadi white liquor. White liquor digunakan pada proses recaustizing
dibakar pada suatu area yang disebut lime kilns.
6. Pulp Machines
Fungsi dari pulp machine adalah untuk membersihkan pulp hasil dari proses pemutihan,
mengeringkan, dan mencetak dalam bentuk sheet (lembaran) untuk dijual kepada konsumen.
Peralatan yang digunakan pada pulp machine ini adalah sebagai berikut:
1. Evaparator, merupakan alat yang berfungsi untuk memekatkan lindi hitam yang berasal dari
unit pengolahan pulp yang akan digunakan sebagai bahan baker pada recovery boiler.
2. Recovery Boiler, merupakan alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap air (steam) dan
mengambil kembali bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan pulp.
3. Power Boiler, berfungsi sama dengan recovery boiler yaitu untuk menghasilkan steam, dengan
menggunakan bahan bakar yang berasala dari kulit kayu dari proses wood handling dan batubara.
4. Turbin Generator
5. Lime Klin Plant, merupakan suatu wadah atau tempat pembentukan hot lime (CaO) dari lime
stone dan lime mud.
6. Recaustizing Plant, berfungsi untuk merubah natrium karbonat (Na2CO3) menjadi natrium
hidroksida (NaOH).
7. Pabrik Kimia, berfungsi sebagai penyedia bahan kimia yang dibutuhkan pada proses bleaching,
oksigen delignifikasi dan untuk pembersihan di pabrik kimia sendiri.
Bleached stock (stock/pulp yang sudah diputihkan) dirubah menjadi dried bales
(seikat lembaran-lembaran pulp kering) dengan proses sebagai berikut :
· Stock dipompakan ke dalam ruangan bertekanan disebut headbox yang mengalirkan pulp ke
wire (saringan) untuk menyaring air dari stock. Kemudian dialirkan ke press section untuk di-
press menjadi lembaran, sekaligus benar-benar membuang sisa air dari stock.
· Lembaran stock yang hamper kering ini kemudian dialirkan melalui pengeringan drier untuk
menghilangkan kelembaban. Area dari headbox ke press section ini sering disebut sebagai wet
end.
· Dari pengering lembaran pulp yang sudah kering itu dialirkan ke sebuah pemotong yang
disebut cutter layboy. Mesin ini memotong lembaran pulp tersebut dalam 8 bagian secara
menyilang dan menyamping.
· Setelah mencapai jumlah dan berat tertentu, layboy (conveyor tempat dimana lembaran pulp
tersebut bertumpuk) bergerak secara otomatis mengalirkan tumpukan ini untuk ditimbang
sebelum di-press di bale press.
· Di bale press ini tumpukan tersebut dipadatkan dalam kelembaban tertentu sesuai dengan
kelembaban udara kering (air dry moisture) sebelum dialirkan ke WRAPPing line untuk
dikemas, diikat, diberi nama untuk keperluan initernal maupun ekspor.
Gambar 2.2 Alur Produksi Pulp
7. Paper Machines
Proses di paper machine hampir sama dengan proses di pulp machine. Bedanya
karena kita membuat kertas dari pulp berserat pendek dan panjang (short and long fibre pulp)
sementara PT. RAPP tidak memproduksi pulp berserat panjang. Pulp dengan serat panjang ini
kita pesan dalam bales dan di-pulp-kan kembali dalam repulper untuk kemudian disiapkan di
stock preparation. Stock preparation adalah suatu dimana serat panjang ini dibersihkan
(cleaning), disaring (screening) dan dihaluskan (refining).
gambar 3.1 Riaupaper
Perbedaan yang lain adalah dari kedua proses tersebut adalah bahwa di paper
machine menggunakan jenis silinder yang berbeda, yaitu seperti drying cylinders, dan
lembarannya pun harus digulung yang disebut jumbo. Ini digulung kembali dalam rewinder, atau
dipotong menjadi lembaran di sheet cutters.
Gambar 2.3 Alur Produksi Paper
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan mempunyai arti penting dalam suatu perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau direncanakan oleh perusahaan. Tanpa adanya
struktur organisasi yang baik, maka kegiatan perusahaan tidak akan berjalan lancar karena tidak
diketahui secara jelas siapa yang harus menjalankan suatu tugas. Oleh karena itu jelaslah bahwa
struktur organisasi dapat memberikan batasan-batasan yang tegas dan sekaligus bertanggung
jawab atas tugasnya tersebut.
Struktur Organisasi PT. RAPP mengikuti tipe organisasi garis dan staff dimana kekuasaan
dan tanggung jawab bercabang pada setiap pimpinan dari teratas sampai yang terbawah, masing-
masing jabatan tidak bertanggung jawab satu dengan yang lainnya namun hanya bertanggung
jawab terhadap direksi masing-masing. Setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan tertentu dan
bawahannya menerima perintah dari masing-masing atasan dan memberikan pertanggung
jawaban atas pelaksanaan tugas tersebut kepada atasannya.
Adapun tugas dan tanggung jawab pada masing-masing struktur organisasi PT.Riau
Andalan Pulp and Paper yang disusun berdasarkan fungsi-fungsi yang dijalankan perusahaan
yaitu:
a. Mill General Manager (Manager Umum Pabrik)
Memilik tugas dan tanggung jawab mengorganisir kelancaran operasi dan administrasi serta
berperan dalam mengambil keputusan strategic operasional di pabrik. Untuk mengadakn
kebijaksanaan operasi dibantu oleh 6 manager.
b. Finance Manager (Manager Keuangan)
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir laporan keuangan atau yang dinilai
dengan uang untuk semua barang baik itu yang ada pada volume produksi maupun non produksi
serta melayani urusan keuangan departemen dan karyawan.
c. Procurement Manager (Manager Logistik)
Memiliki tugas dan tanggung jawab mengkoordinir kelancaran aktivitas produksi pabrik dalam
hal penyediaan spare part dan penyimpanan material (logistic).
d. Personal and Administration Manager (Manager Personalia dan Administrasi)
Meiliki tugas dan tanggung jawabnya dalam mengkoordinir bagian :
· General Service
· Personal Administration
· APRIL Learning Institute
· Security
· Transportation
· Health Care Clinic
e. Technical Manager (Manager Teknik)
Memilki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir bagian :
· Research
· Process and Product Development
· Customer Service
· Operation and Quality Control Product
f. Production Manager (Manager Produksi)
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir bagian :
· Wood Yard
· Fiberline
· Pulp Machine
· Chemical Plant
· Recaust Lime Klin
· Technical
g. Maintenance Manager (Manager Perawatan)
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir bagian-bagian pemeliharaan pabrik
seperti :
· Engineering Department
· Civil and Construction Maintenance
· Electrical Maintenance
· Mechanical Maintenance
· Instrumentation Maintenance
Departemen-departemen pada PT. RAPP dipimpin oleh seorang superintendent yang
dibantu oleh seorang deputy assisten superintendent serta 6 orang supervisor superintendent
area. Superintendent berkewajiban mengatur manajemen di areanya seperti mengatur jadwal
kerja teknisi.
Setiap area memiliki supervisor yang bertugas membantu superintendent di bidang
manajemen. Supervisor tersebut juga memiliki kewajiban dalammengawasi dan membantu serta
merencanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh teknisinya. Supervisor ini tidak
betanggung jawab di luar areanya. Para supervisor ini sering mengadakan rapat untuk
mendiskusikan kelancaran proses produksi, untuk meningkatkan kapasitas produksi, serta
membicarakan suatu masalah yang harus ditangani secara bersama.
2.5 Kinerja Perusahaan
PT. Riau Andalan Pulp and Paper mulai berproduksi secara penuh pada kwartal ketiga
tahun 1996. Saat itu, produksi rata-rata perhari sebesar 2000 ton pulp. Nilai produksi ini
bervariasi pada bulan-bulan berikutnya sekitar 1800-2000 ton pulp perhari. Semua kegiatan
produksi pulp yang dihasilkan, di-monitor melalui suatu sistem yang dinamakan Distributed
Control Sistem (DCS). Sistem ini merupakan sistem pengontrolan yang paling maju di industri
pulp dan kertas saat ini.
Kapasitas produksi yang ditargetkan setelah tahun 1996 adalah sebesar 850.000 ton per
tahun.
Pada tahun 2003, jumlah produksi pulp dan kertas mengalami peningkatan hingga pada
1.975.000 ton per tahun. Pada tahun 2004 - 2006 target sebesar 2.000.000 ton pulp dan kertas
atau sekitar 5.500 ton perhari.
Produksi PT. RAPP ini berupa lembaran kering yang berkualitas tinggi sebab kegiatan
proses produksinya dilakukan secara kimia. Kegiatan-kegiatan produksi PT. RAPP ini juga
ditunjang oleh mesin-mesin yang berteknologi tinggi dan terbaru. Semua kegiatan proses
produksinya juga ditunjang oleh sistem operasi dan monitor terkomputerisasi yang disebut
Distributed Control Sistem (DCS) yang merupakan sistem pengontrolan produksi yang telah
canggih dibidang industri. Hasil produksi di RAPP adalah jenis fully bleached kraft pulp dan
serat pendek (hardwood).
Merek-merek kertas yang diproduksi oleh PT. RAPP antara lain Dunia Mas, Xeroc
Busines, IT Lazer, IC Laser, dan Paper One.
PT RAPP terbagi dalam 4 bagian unti bisnis dimana semuanya tergabung dalam APRIL
Group yaitu:
· Riau Fiber berfungsi sebagi tempat pemasok bahan baku berupa kayu.
· RPA (Riau Pulp Andalan) berfungsi dalam menghasilkan pulp.
· RPE (Riau Prima Energi) berfungsi untuk penyediaan suplei energi untuk produksi pulp.
· RAK (Riau Andalan Kertas) berfungsi untuk produksi kertas (paper mill).
Adapun pulp yang dihasilkan PT. RAPP ini, 85% diekspor keluar negeri seperti China,
India, Finlandia, Italia, Kanada, Thailand ,dan Australia dan sisanya 15% digunakan untuk
produksi dalam negeri. Bahan baku diperoleh dari lahan konsesi pabrik seluas 280.500 ha,
dimana rencana tata ruang HTI (Hutan Tanaman Industri) diperkirakan seluas 189.000 ha dan
areal efektif tanam seluas 136.000 ha. Pada tahun 2000 bahan baku yang berasal dari kayu alam
Mixed Hard Wood (MHW) mulai digantikan dengan kayu hasil tanam yaitu jenis akasia.
top related