acara i.identifikasi gulma
Post on 22-Dec-2015
226 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
I. IDENTIFIKASI GULMA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada umumnya dipandang dari manfaat yang didapat, tumbuhan
dibagi menjadi dua yaitu, tanaman yaitu tumbuhan yang menguntungkan
dan dibudidayakan dan tumbuhan yang merugikan. Tumbuhan yang
menguntungkan disebut tanaman yaitu tumbuhan yang dibudidayakan oleh
manusia atau sengaja untuk ditanam karena mempunyai nilai ekonomis
yang menjanjikan. Tumbuhan yang merugikan adalah tumbuhan yang
tidak dikehendaki keberadaannya dalam kegiatan budidaya atau dalam
ilmu pertanian, karena dapat merugikan dalam hal menurunkan hasil
produksi yang bisa dicapai oleh tanaman budidaya disebut gulma.
Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT)
pada lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau
persaingan dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal
penyerapan unsur-unsur hara, penangkapan cahaya, penyerapan air dan
ruang lingkup, mengotori kualitas produksi pertanian, misalnya
pengotoran benih oleh biji-biji gulma, dapat mengeluarkan zat atau cairan
yang bersifat toksin (racun) serta sebagai tempat hidup atau inang tempat
berlindungnya hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga
memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan
baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara
atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia,
menaikkan biaya-biaya usaha pertanian dan menurunkan produktivitas.
Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki
keberadaannya pada lahan budidaya pertanian dan dapat berkompetisi
dengan tanaman budidaya sehingga berpotensi untuk menurunkan hasil
tanaman budidaya tersebut. Tanaman budidaya yang tumbuh secara liar di
lahan produksi yang diperuntukkan untuk jenis tanaman lainnya juga
digolongkan sebagai gulma. Kompetisi antara gulma dan tanaman dapat
1
2
berupa kompetisi antara tajuk dalam memanfaatkan cahaya matahari
dan/atau kompetisi antara sistem perakarannya dalam memanfaatkan air
dan unsur hara. Pada kurun waktu yang panjang, kerugian akibat gulma
dapat lebih besar daripada kerugian akibat hama atau penyakit. Oleh
karena itu, untuk menangani masalah gulma, maka perlu dilakukan
identifikasi gulma yang dimaksudkan untuk membantu para petani dalam
usaha menentukan program pengendalian gulma secara terarah sehingga
produksi dapat ditingkatkan sebagaimana yang diharapkan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara I Identifikasi Gulma adalah untuk
mengetahui nama ilmiah masing-masing individu gulma .
B. Tinjauan Pustaka
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan
kondisi yang tidak diinginkan manusia (Sukman dan Yakub 2002).
Berdasarkan definisi subjektifnya, gulma dapat diartikan sebagai tumbuhan
yang tidak dikehendaki manusia karena tumbuh di tempat yang tidak
diinginkan dan mempunyai pengaruh negatif terhadap manusia baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Keberadaan gulma tidak dikehendaki
karena gulma mempunyai daya kompetisi yang tinggi (ruang, air, udara,
unsur hara) terhadap tanaman yang dibudidayakan, sehingga mengganggu
pertumbuhan dan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen tanaman
budidaya. Selain itu, gulma sering menjadi inang sementara dari penyakit dan
parasit tanaman dan menghambat kelancaran aktivitas pertanian.
Ekologi gulma adalah tumbuhan yang mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungannya yang berubah. Salah satu faktor penyebab terjadinya
ekolusi gulma adalah faktor manusia. Manusia merupakan penyebab utama
dari perubahan lingkungan dan gulma mempunyai sifat mudah
mempertahankan diri terhadap perubahan tersebut dan segera beradaptasi
dengan lingkungan tempat tumbuhnya. Gulma dijumpai pada setiap peristiwa
pemanfaatan penggunaan tanah dan air. Permasalahan yang timbul berbeda
intensitasnya, tergantung pada tempat dan tingkat pemanfaatan tempat
3
tersebut. Pada pertanaman yang berbeda akan mempunyai permasalahan dan
komposisi spesies gulma yang berbeda pula. Sebagai contoh permasalahan
dan komposisi spesies gulma pada pertanaman padi sawah, padi gogo/ladang,
padi gogo rancah dan padi pasang surut akan berbeda walaupun jenis
pertanaman yang dibudidayakan sama yaitu padi. Pada pertanaman
perkebunan, masalah yang timbul tentu akan berbeda dengan masalah pada
pola pertanaman tanaman pangan (Barus 2003).
Ada beberapa cara untuk identifikasi gulma yang ditempuh.
Identifikasi dapat menggunkan salah satu atau kombinasi dari berbagai atau
saluran cara-cara dibawah ini :
1. Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah
diidentifikasikan.
2. Mencari sendiri melalui kunci identifikasi.
3. Membandingkannya dengan determinasi yang ada.
4. Membandingkannya dengan ilustrasi yang tersedia.
5. Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan.
(Evan 2010).
Menurut Rivai (2006) identifikasi dengan membandingkan
determinasi dari spesies gulma kemudian mencari dengan kunci identifikasi
sedikit banyak kita harus memahami istilah biologi yang berkenaan dengan
morfologi yang dapat dipelajari pada buku karangan. Bila ada spesies gulma
yang sukar diidentifikasi, maka herbarium gulma (lengkap daun, batang,
bunga, bunga dan akarnya) tersebut dapat dikirim ke herbarium.
Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi dan penelaahan spesies gulma;
terbagi atas sifat-sifat vegetatif yang bisa berubah sesuai dengan lingkungan
dan sifat-sifat generatif yang cenderung tetap.
Cara mendeterminasi tumbuhan pertama sekali adalah mempelajari
sifat morfologi tumbuhan tersebut (seperti posisi, bentuk, ukuran dan jumlah
bagian-bagian daun, bunga, buah dan lain-lainnya). Langkah berikut adalah
membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan
4
tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan
salah satu cara dibawah ini (Sunarto 2009):
1. Ingatan
2. Bantuan orang
3. Spesimen acuan
4. Pustaka
5. Komputer
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I Identifikasi Gulma ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, 26 April 2014 pukul 08.00-10.00 bertempat di Lahan Jumantono
Karanganyar.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Alat tulis
b. Bahan
1) Suatu kawasan dengan berbagai jenis gulma
2) Buku Kunci Determinasi
3) Buku Gulma bergambar dengan berbagai jenis gulma
3. Cara Kerja
a. Menentukan suatu kawasan yang memiliki berbagai jenis gulma untuk
dilakukan identifikasi.
b. Setiap kelompok mengambil minimal 5 sampel jenis gulma (kalau
memungkinkan dengan organ yang komplit termasuk bunga). Memberi
masing-masing nama pada gulma, misalnya dari A,B,C, D, dan E.
c. Membawa sampel tersebut ke laboratorium untuk dilakukan
identifikasi. Bila diperlukan dapat juga pada specimen dilakukan
pengeringan.
d. Dengan kunci determinasi dan atau buku gulma bergambar dilakukan
identifikasi untuk masing-masing jenis gulma. Menentukan untuk A=
gulma...., B=...., C=….,D=…, dan E=….
5
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Identifikasi GulmaNo Gambar Deskripsi Tumbuhan1. Tapak Liman
(Elephanthopus scaber L.)
Gambar 1.1 Tapak Liman(Elephanthopus scaber L.)
Batang: berbentuk silindris tumbuh tegak ke atas, hingga tinggi batang bisa mencapai ± 130 cm, kaku, keras, dan liat ; berwarna hijau tua; permukaanya berambutBunga:berupa bunga majemuk yang terkumpul dalam bongkol yang terlindung oleh 3 buah daun pelindung, yang membentuk bentukan seperti cawansegi tiga,Daun :daun tunggal tersusun roset,; berwana hijau tua agak kebiruan; ukuran panjang daun ± 35 cm dan lebar ± 7 cm; tepi daun berlekuk. Pada tumbuhan yang batangnya sudah tumbuh tinggi, memiliki daun dengan ukuran lebih kecil yaitu panjang± 4 cm dan lebar ± 2 cm , tepi daun hampir rata .dengan jarak antar daun yang lebih panjang.Akar :berbentuk tombak, perakaranya sangat kuat, sehingga tanaman ini sulit untuk dicabutOrgan tubuh lainnya:Buah seperti tabung berwarna putih yang panjangnya ± 1 cm, pada bagian ujung tabung terdapat rambut lurus berwarna putih berjumlah 4 – 6 buah.Kunci Determinasi:1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244a, 245a.........................121.Compositae
6
2. Rumput Asinan (Paspalum vaginatum Swartz)
Gambar 1.2 Rumput Asinan(Paspalum vaginatum Swartz)
Akar : rimpang yang menjalarBatang : kaku, agak tertekan, pada buku-buku sering dijumpai bulu-bulu. Tinggi 10 – 50 cmDaun : berbentuk garis, lebar pada bagian pangkal, meruncing ke arah ujung, panjang 5-12 cm, lebar 2-4 mm. Terdapat bulu- bulu pada pelepah dan pangkal daun. Lidah – lidah 1- 1,5 mm.Bunga : bertandan dua, panjang 1,5-6,5 cm. Organ tubuh lainnya : anak bulir panjag 2-3mm, lebar 1 – 1,5 mm. Benang sari 3.Kunci Determinasi :1b, 2b, 3b. 4a, 5a .....19.Gramineae (Family)
3. Goletrak beuti(Richardia brassiliensis Gomez)
Gambar 1.3 Goletrak beuti(Richardia brassiliensis
Gomez)
Akar : Memiliki akar tunggang.Batang : Batangnya berbentuk segiempat, merupakan tanaman berbatang herba, berbulu dengan tinggi 6 cm.Daun : Daun berbentuk elips dimana pada bagian tengah agak melebar dan ujungnya pendek dan tajam. Tangkai daun tanaman/gulma ini pendek, dimana pangkal daun bersatu dengan stipula yang berbentuk mangkok. Letak daun berhadapan.Bunga : mempunyai kelopak yang berambut dengan 4 sepal, mahkota berbentuk tabung, berwarna putih serta memiliki benang sari dan putik yang bercabang.Organ tubuh lainnya: buah mempunyai rambut dan terbagi dalam dua pasang.Kunci Determinasi :1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244b, 248b, 249b, 250a, 251a, 252b.......116. Rubiaceae (family)
4. Wedusan (Ageratum conyzoides L.)
Akar : akar tunggang.Batang: berbentuk bulat bercabang, tumbuh tegak, mencapai ketinggian 60-120 cm. Berbulu pada buku-
7
Gambar 1.4 Wedusan(Ageratum conyzoides L.)
bukunya dan bagian rendahDaun : berbentuk bulat telur dimana pada bagian tepinya bergerigi dan berbulu, bertangkai cukup panjang. Duduk daun bawah berhadapan, sedangkan bagian atas bertangkai pendek.Bunga : Bunga berkelompok seperti cawan, warna biru muda, putih dan violet, mahkota bergantung sempit seperti lonceng terbalik berbentuk lima.Organ tubuh lainnya: Buah yang terdapat pada tanaman ini berwarna putih, keras, bergerigi lima, runcing dan rambut sisik ada lima.Kunci Determinasi:1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244a, 245a................121. Compositae
5. Meniran (Phyllanthus niruri)
Gambar 1.5 Meniran (Phyllanthus niruri)
Batang: berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50cm, berwarna hijau. Daun:daun majemuk, tata letak daunnya berseling, bentuk daun bulat telur, ujung daunnya tumpul, pangkalnya membulat, memiliki tepi daun yang rata, memiliki anak daun 15-24, memiliki panjang ± 1,5 cm, lebar ± 7 mm.Bunga:bunga tunggal yang terdapat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah, menggantung dan berwarna putih. Memiliki daun kelopak yang berbentuk bintang, benang sari dan putik tidak terlihat jelas, mahkota bunga kecil dan berwarna putih.Organ tubuh lainnya: memiliki buah yang berbentuk kotak, bulat pipih dan licin, diameter ± 2mm dan berwarna hijau, memiliki biji yang kecil, keras dan berbentuk ginjal serta berwarna coklat.
8
Akar:Tanaman ini memiliki akar tunggang yang berwarna putih.Kunci determinasi:1b,2b,3b,4b,6b,7b,9b,10b,11b,12b,13b,14a,15a,109b,120b,128b,129b,135b,136b,139b,140b,142b,143b,146b,154b,155b,156b,162a.........................................67.Euphorbiaceae
6. Patikan kebo (Euphorbia hirta)
Gambar 1.6 Patikan kebo(Euphorbia hirta)
Akar: sistem perakaran tunggang, memiliki banyak cabang- cabang akar dan banyak rambut-rambut atau bulu-bulu halus, berwarna kecoklatanBatang: Batang memiliki ruas-ruas. Batang berbentuk bulat silinder. Batang berwarna merah sedikit keungu-unguan. Batang memiliki bulu-bulu halus diseluruh permukaannya. Pangkal batang tumbuh ke atas dengan percabangan batang selalu mengarah keluar.Daun: Daun memiliki ukuran kecil. Daun menempel di buku-buku batangnya. Daun patikan kebo termasuk kedalam golongan daun tunggal dengan duduk daun saling berseberangan satu daun dengan daun lainnya. Panjang daun berkisar antara 0.5-5 cm. Warna daunya hijau bercak ungu.Bunga : Bunga muncul di ketiak daun. Bunga patikan kebo memiliki ukuran yang kecil dan memiliki jumlah yang banyak., tergolong ke dalam bunga majemuk. Jika diperhatikan secara cermat tampak bahwa bunga betina di kelilingi oleh beberapa bunga jantan. Warna bunganya hijau keungu unguan.Buah : Buah berbentuk seperti kapsul. Buah patikan kebo memiliki 3 tonjololan bulat. Buah ditumbuhi rambut-rambut halus atau bulu-bulu halus. Buah patikan kebo tumbuh bersama dengan bunganya yang muncul di ketiak daun sama seperti
9
daunnya.Biji: warna kecoklat-coklatan, berbentuk bulat dan tidak memiliki rambut-rambut atau bulu-bulu halus diseluruh permukaan bijinya.Kunci determinasi:1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14a,15a ,109b, 119b, 120b, 128b, 129b, 135b, 136b,139b,140b, 142b, 143b, 146b,154b,155b,156b,162...: Euphorbiaceae. (Famili)
7. Rumput kerbau(Paspalum conjugatum)
Gambar 1.7 Rumput kerbau(Paspalum conjugatum)
Akar :akar serabut yang halus. Berwarna putih hingga kekuning-kuningan dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) mencapai 20 cm di dalam tanah. Selain itu, akar terbentuk seperti benang (filiformis) serta tidak memiliki ruas-ruas dan tudung akar (calyptra).Batang :agak pipih (phyllocladium) dengan tinggi 20-75 cm, serta tidak berbulu. Warnanya hijau bercorak ungu, tumbuh tegak dan termasuk batang rumput. Permukaan batang berusuk dimana terdapat rigi-rigi yang membujur.Daun :memiliki helai daun berbentuk pita dengan ujung daun runcing. Serta berbulu di sepanjang tepinya dan pada permukannya. Pangkal daun membulat, dengan panjang daun berkisar 2,5-37,5 cm dan lebar 6-16 mm. Selain itu, tepi daun tampak berombak.Bunga :berbunga tunggal yang tumbuh pada ujung batang .Kunci Determinasi :1b, 2b, 3b. 4a, 5a...19.Gramineae (Family)
8. Putri malu (Mimosa pudica) Akar : Serabut.Batang : Berbentuk silindris, berbulu
10
Gambar 1.8 Putri malu (Mimosa pudica)
banyak dan terdapat duri. Dapat mencapai ketinggian sampai 1,5 m. Termasuk tanaman tahunan (perennial).Daun : Sangat sensitif oleh sentuhan, merupakan daun majemukBunga : Aktinomorphik, poligamus.Buah: Tidak ada.Kunci Determinasi:1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b,13b,14b,15b, 197a, 198b, 200b, 201a .......................: 58. Mimosaceae (Family).
9. Rumput kancing ungu (Borreria laevis (Lamk.) Griseb)
Gambar 1.9 Rumput kancing ungu (Borreria laevis (Lamk.) Griseb)
Akar : Akar Rumput kancing ungu, sistem perakaran tunggang. Akar rumput kancing memiliki banyak cabang-cabang akar dan memiliki banyak bulu-bulu halus. Akar rumput kancing memilik tudung akar atau kaliptera. Akar rumput kancing berwarna kecoklatan.Batang : Batang tumbuh tegak tingginya 15-20 cm biasanya kurang lebih 25 cm, membentuk cabang dari bagian pangkal batang, warnanya ungu danbentuk penampangnya segi empat. Bagian sisi-sisinya berambut halus, pada buku-bukunya tumbuh dua helai daun yang berhadapan.Daun: Daun berbangun daun bulat panjang lanset, bagian pangkal melebar dan ujungnya runcing, ukuran panjangnya 2,5-5,5 cm dan lebarnya 0,75-2 cm, ada bulu-bulu halus yang keras, permukaan atas berwarna hijau gelap keungu-unguan dengan urat daun yang nyata.Bunga : mempunyai dua kelopak berambut halus, mahkota berbentuk seperti lonceng dengan 4 daun tajuk, panjangnya 3-3,75 mm, berwarna putih dengan corak ungu di bagian ujung. Kepala bunga kecil, terdapat di ketiak daun dan di ujung batang, ukuran penampangnya kurang lebih
11
12 mm.Buah : bentuk lonjong, buah rumput kancing ungu terbelah membujur atau longitudinal atas dua belahann. Buah berambut di bagian atas, sekat atau septum yang persisten jelas terlihat.Kunci Determinasi:1b, 2a, 27a, 29b, 30b, 31a……………….:Passifloraceae (Family).
20. Rumput mutiara(Hedyotis carymbosa)
Gambar 1.10 Rumput mutiara(Hedyotis carymbosa)
Batang: bersegiDaun: berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang daun 2 – 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun mempunyal rambut yang pendek.Bunga: ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm.Buah: built, ujungnya pecah-pecah.Akar : tunggangKunci Determinasi:1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244b, 248b, 249b,250a,251a,252b......:116. Rubiaceae (family)
Sumber : Laporan Sementara
2. Pembahasan
Gulma ialah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di
suatu tempat mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak
atau sebagai bahan obat-obatan. Dengan demikian, suatu spesies tumbuhan
tidak dapat diklasifikasikan sebagai gulma pada semua kondisi. Namun
demikian, banyak juga tumbuhan diklasifikasikan sebagai gulma
dimanapun gulma itu berada karena gulma tersebut umum tumbuh secara
teratur pada lahan tanaman budidaya (Sebayang 2005).
Menurut klasifikasi gulma dibedakan menjadi: rumput, teki dan
daun lebar. Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan terdiri atas : gulma
berkayu, gulma air, gulma merambat termasuk epiphytes dan parasit.
12
Ditinjau dari siklus hidupnya dikenal : gulma semusim, dua musim dan
tahunan. Beberapa jenis gulma berikut mungkin termasuk kombinasi dari
karakteristik–karakteristik tersebut:
a. Rumput (grasses): Rumput mempunyai batang bulat atau pipih dan
berongga. Kesamaannya dengan teki karena bentuk daunnya sama-
sama sempit, tetapi dari sudut pengendalian terutama responnya
terhadap herbisida berbeda.
b. Teki (sedges): Teki mempunyai batang berbentuk segi tiga, kadang–
kadang bulat dan tidak berongga, daun berasal dari nodia dan warna
ungu tua. Gulma ini mempunyai sistem rhizoma dan umbi sangat luas.
Sifat yang menonjol adalah cepatnya membentuk umbi baru yang
dapat bersifat dorman pada lingkungan tertentu.
c. Gulma daun lebar (broad leaved weedds): Daun–daun gulma berdaun
lebar dibentuk pada meristem apikal dan sangat sensitif terhadap
khemikelia.
d. Gulma semusim, dua musim dan tahunan (annual, biennial, dan
perennial weeds): Gulma semusim (annual) menyelesaikan siklus
hidupnya dalam satu tahun atau satu musim. Ada gulma daun lebar
semusim, teki semusim dan rumput semusim. Sebagai contoh adalah
Ageratum conyzoides, Cyperus iria, Echinochloa colonum,
Leptochloa chinensis dan Rottboellia exaltata.
e. Gulma berkayu (woody weeds): Golongan gulma berkayu mencakup
tumbuh-tumbuhan yang batangnya membentuk cabang-cabang
sekunder. Gulma berkayu menjadi masalah di perkebunan, kehutanan,
saluran pengairan dan padang pengembalaan.
f. Gulma air (aquatic weeds): Tumbuhan air adalah tumbuhan yang
beradaptasi terhadap keadaan air kontinyu atau paling tidak toleran
terhadap kondisi tanah berair untuk periode waktu hidupnya.
g. Gulma merambat (climbers): Tumbuhan merambat yang berstatus
sebagai gulma bisa sangat agresif dan perlu pengendalian. Gulma
merambat dapat menimbulkan masalah mekanis seperti Mikania
13
chordata di pertanaman karet dan kelapa sawit atau semi parasit
seperti Coscuta campestris dan Cassytha filiformis. Karakternya yang
melilit dan memanjat dapat menyebabkan penutupan areal yang luas
dengan cepat.
h. Gulma epifit dan parasit: Perambat kadang-kadang juga efifit atau
hemiparasit.
Ada beberapa cara untuk identifikasi gulma yang ditempuh.
Identifikasi dapat menggunkan salah satu atau kombinasi dari berbagai
atau saluran cara-cara dibawah ini:
a. Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah
diidentifikasikan.
b. Mencari sendiri melalui kunci identifikasi.
c. Membandingkannya dengan determinasi yang ada.
d. Membandingkannya dengan ilustrasi yang tersedia.
e. Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang bersangkutan.
(Evan 2010).
Pada praktikum identifikasi gulma metode yang digunakan di
dalam praktikum adalah membandingkan ciri gulma yang diamati dengan
kunci determinasi tumbuhan serta membandingkan dengan ilustrasi yang
tersedia. Pengamatan dimulai dengan pengamatan vegetasi gulma pada
petak contoh di lahan jumantono Karanganyar. Setelah mendapatkan petak
contoh jenis gulma-gulma yang terdapat pada petak contoh diambil
beberapa untuk dijadikan sampel identifikasi. Langkah terakhir
mengidentifikasi sampel gulma yang telah diambil dengan dengan buku
panduan determinasi tumbuh-tumbuhan dan difoto sebagai dokumentasi.
Berdasarkan hasil pengamatan, 10 gulma yang telah diidentifikasi
antara lain: tapak liman (Elephantopus scaber L.), rumput asinan
(Paspalus vaginatum Swartz), rumput mutiara (Hedyotis carimbosa),
goletrak beuti (Richardia brassilliensis Gomez), Wedusan (Ageratum
conyzoides L.), meniran (Phyllanthus niruri), patikan kebo (Euphorbia
hirta L.), rumput kerbau (Paspalum conjugatum), putri malu (Mimosa
14
pudica), dan ruput kancing ungu (Borreria laevis (Lamk.) Griseb).
Sepuluh gulma tersebut termasuk kedalam gulma darat ada yang berdaun
lebar dan berdaun sempit. Gulma yang termasuk berdaun lebar adalah
tapak liman, goletrak beuti, wedusan patikan kebo dan rumput kancing
ungu. Pada praktikum identifikasi gulma, cara paling mudah menemukan
spesies gulma yang diamati adalah menentukan famili gulma terlebih
dahulu pada kunci determinasi. Prosedur menentukan famili gulma yaitu
membandingkan bentuk morfologi gulma yang diamati dengan kunci
determinasi. Kondisi lahan pengambilan sampel gulma termasuk lahan
kosong (tidak sedang ditanami tanaman budidaya) dan terletak di sebelah
lahan penelitian yang sedang ditanami tanaman jagung. Jika dikorelasikan
dengan jenis gulma yang didapat, lahan pengamatan sampel gulma
merupakan habitat gulma darat baik berdaun lebar maupun sempit dan
gulma teki.
Kunci determinasi di lakukan sama halnya dengan menentukan
identifikasi tumbuhan. Dengan menyebutkan nama ayam, kucing, dan
tikus, atau padi, rumput, dan belalang berarti kalian telah melakukan
identifikasi terhadap makhluk hidup. Apabila kalian melakukan identifi
kasi makhluk hidup, maka kalian dapat mengenal makhluk hidup secara
mendetail atau men- dalam. Pada prinsipnya identifikasi makhluk hidup
adalah upaya men- cocokkan suatu jenis makhluk hidup dengan kategori
tertentu yang telah diklasifikasikan dan diberi nama secara ilmiah oleh
para ahli. Identifikasi tumbuhan berarti mencocokan jenis tumbuhan yang
belum diketahui ke dalam takson tertentu.tertentu. Oleh karena itu,
dibutuhkan sarana identifikasi berupa kunci identifikasi (kunci dikotomis),
pertelaan, atau buku-buku identifikasi (Husein 2011).
Identifikasi gulma ini memudahkan kita memahami jenis-jenis
gulma dari karakteristik morfologi gulma. Beberapa gulma yang
ditemukan mempunyai famili yang sama, hal ini berarti gulma tersebut
memiliki kemiripan bentuk morfologinya. Gulma yang telah diamati yang
dibandingkan pada ilustrasi yang tersedia di internet maupun buku,
15
sehingga dapat diketahui pula manfaat positif dari gulma-gulma tersebut
dan juga bagaimana cara pengendaliannya apabila gulma tersebut
mengganggu tanaman budidaya petani.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan praktikum acara
identifikasi gulma dapat disimpulkan bahwa:
a. Metode yang digunakan di dalam praktikum adalah membandingkan
ciri gulma yang diamati dengan kunci determinasi tumbuhan serta
membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia.
b. 10 gulma yang telah diidentifikasi antara lain: tapak liman
(Elephantopus scaber L.), rumput asinan (Paspalus vaginatum
Swartz), rumput mutiara (Hedyotis carimbosa), goletrak beuti
(Richardia brassilliensis Gomez), Wedusan (Ageratum conyzoides
L.), meniran (Phyllanthus niruri), patikan kebo (Euphorbia hirta L.),
rumput kerbau (Paspalum conjugatum), putri malu (Mimosa pudica),
dan ruput kancing ungu (Borreria laevis (Lamk.) Griseb).
c. Pada praktikum identifikasi gulma, cara paling mudah menemukan
spesies gulma yang diamati adalah menentukan famili gulma terlebih
dahulu pada kunci determinasi.
d. Prosedur menentukan famili gulma yaitu membandingkan bentuk
morfologi gulma yang diamati dengan kunci determinasi.
2. Saran
Agar praktikum selanjutnya berjalan lebih baik dan lancar
sebaiknya praktikan mempunyai bekal pemahaman botani tumbuhan dan
cara mengidentifikasi tumbuh-tumbuhan melalui kunci determinasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Barus Emanuel 2003. Pengendalian Gulma Di Perkebunan. Yogyakarta: Kanisius.
Evan 2010. Identifikasi Gulma. http://z47d.wordpress.com/author/z47d/page/28/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Husein Sadam 2011. Tata Nama Ilmiah dan Kunci Determinasi. http://sadam-husin.blogspot.com/2011/06/tata-nama-ilmiah-dan-kunci-determinasi.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2014.
Rifai MA 2006. Sendi-sendi Botani Sistematik. Lembaga Biologi Nasional. LIPI. Bogor.
Sebayang HT 2005. Gulma dan Pengendaliannya Pada Tanaman Padi. Unit Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang
Sunarto 2009. Klasifikasi Tumbuhan Dan Pusat Asal Sejumlah Tanaman. Purwokerto: CV. IKIP Semarang Press.
Sukman Y dan Yakup 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
top related