8. kimia koloid
Post on 07-Aug-2015
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PERCOBAAN 8
Kimia Koloid
DISUSUN OLEH:
Farisman Hidayah A4111176
DOSEN PEMBINA :
Rohimatush Shofiyah, S.Si, M.Si
PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena
semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid. Sistem
koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju,
nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah
pertanian juga merupakan sistem koloid. Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi
kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat
menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kimia koloid ?
2. Bagaimanakah sifat dari koloid ?
3. Apa saja reaksi kimia yang menghasilkan larutan koloid ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mempelajari ilmu tentang kimia koloid.
2. Mahasiswa dapat mempelajari macam-macam koloid.
3. Mahasiswa dapat mempelajari sifat-sifat larutan koloid.
1.4 Manfaat
1. Dapat mempelajari konsep dasar kimia koloid dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dapat mempelajari penerapan sifat kimia koloid dalam bidang pertanian.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan
memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat sebagai berikut :
1. Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
2. Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai
berikut :
Fase Terdispersi Pendispersi Nama koloid Contoh
Gas Gas Bukan koloid, karena gas bercampur
secara homogen
Gas Cair Busa Buih, sabun, ombak, krim
kocok
Gas Padat Busa padat Batu apung, kasur busa
Cair Gas Aerosol cair Obat semprot, kabut, hair
spray di udara
Cair Cair Emulsi Air santan, air susu,
mayones
Cair Padat Gel Mentega, agar-agar
Padat Gas Aerosol
padat
Debu, gas knalpot, asap
Padat Cair Sol Cat, tinta
Padat Padat Sol Padat Tanah, kaca, lumpur
2.1 Sistem Dispersi
A. Dispersi kasar
(suspensi)
: partikel zat yang didispersikan berukuran lebih besar
dari 100 nm.
B. Dispersi koloid : partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 nm -
100 nm.
C. Dispersi molekuler
(larutan sejati)
: partikel zat yang didispersikan berukuran lebih kecil
dari 1 nm.
Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium
pendispersi.
Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan disebut medium pendispersi.
2.2 Jenis Koloid
Sistem koloid digolongkan berdasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium
pendispersinya.
koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol.
koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi.
koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih.
Sifat-sifat khas koloid meliputi :
a. Efek Tyndal
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
c. Adsorbsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap
partikel atau ion atau senyawa yang lain. Penyerapan pada permukaan ini disebut
adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke
bawah permukaan).
Contoh: :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.
d. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid
yang berbeda muatan.
e. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium
pendispersinya cairan.
Koloid Liofil
sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium
pendispersinya.
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
Koloid Liofob
sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium
pendispersinya.
Contoh: sol belerang, sol emas.
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena
permukaannya menyerap ion H+
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena
permukaannya menyerap ion S2-
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum kinetika kimia dilaksanakan pada tanggal 10 Desember
2012, pukul 07.00-09.00 WIB di Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Jember.
3.2. Peralatan dan Bahan
Dalam praktikum kimia koloid beberapa alat dan bahan yang digunakan, yaitu :
3.2.1 Alat
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Beaker glass
- Pipet tetes
- Pipet volume
- Mortal
- Sendok
- Spatula
- Penangas air
- Bunsen
- Bolpoin
3.2.2 Bahan
- Sabun batangan
- Sabun colek
- Aga-agar powder
- Larutan H2O
- Tepung terigu
- Larutan Asam asetat
- Larutan NaOH
- Larutan asam sulfat
- Larutan NaHCO3
- Minyak kelapa
- Minyak tanah
- Tanah halus
- Indicator mj
- Kertas label
- Kertas
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pada pelaksanaan praktikum kimia koloid, yaitu :
3.3.1 Pengenalan bentuk-bentuk koloid
- menyiapkan alat dan bahan
- menyiapkan dua tabung reaksi diberi label a dan b, timbang 1 gr sabun atau
detergen tambahkan air 3 ml, kemudian panaskan tabung b sampai mendidih
- amati tabung a dan b secara fisik meliputi viskositas, adanya buih dan
pengamatan lain yang ditemukan pada waktu praktikum
- merapikan alat dan bahan
3.3.2 Pembuatan campuran
- menyiapkan alat dan bahan
- menimbang ,5 gram agar-agar powder dan tepung topicalmenyiapkan dua
beaker glass diisi 10 ml air kemudian panaskan sampai mendidih
- memasukkan agar-agar dan tepung tapioca kedalam air kemudian aduk dan
biarkan
- pengamatan dilakukan terhadap sifat viskositas, kekerasan, kekeruhan
sebelum dan sesudah dipanaskan
- merapikan alat dan bahan
3.3.3 Penentuan jenis koloid
- menyiapkan alat dan bahan
- menyiapkan campuran minyak kelapa 1 ml dengan air kapur 2 ml
- menyiapkan campuran minyak kelapa 1 ml dengan air 2 ml
- menyiapkan campuran minyak kelapa 1 ml dengan minyak tanah 2 ml
- menyiapkan campuran minyak tanah 1 ml dengan air 2 ml
- menyiapkan campuran tanah halus 1 sendok dengan air 3 ml
- pengamatan dilakukan sebelum dan sesudah dikocok/dicampur kemudian
tentukan jenis koloidnya
- merapikan alat dan bahan
3.3.4 Pengaruh zat lain terhadapap sistem koloid
- menyiapkan alat dan bahan
- menyiapkan lima tabung
- masing-masing tabung diisi dengan albumin (putih telur) 2 ml
- tabung 1 dibiarkan sebagai control
- tabung 2 ditambahkan asam sulfat encer 5 tetes
- tabung 3 ditambahkan asam asetat encer 5 tetes
- tabung 4 ditambhakan NaOH encer 5 tetes
- tabung 5 ditambhakan NaHCO3 encer 5 tetes
- membandingkan tabung 1 hingga 5, kemudian dilihat perbedaan pengaruh
penambahan asam kuat dan asam lemah. Pengaruh penambahan basa kuat dan
basa lemah
- merapikan alat dan bahan
BAB 4
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
4.1.1 Percobaan 1. Pengenalan bentuk - bentuk koloid
No.No.
tab
Sabun
(gr)
Air
(ml)
Pengamatan
Viskositas Buih Warna
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1. A1
A2
1
1
3
3
Kental
Kental
-
-
Sedikit
Sedikit
-
-
Putih
susu
Putih
pekat
-
-
2. B1
B2
1
1
3
3
Kental
Kental
Makin
kental
Makin
kental
Sedikit
Sedikit
Banyak
Makin
banyak
Putih
susu
Putih
susu
Putih
pekat
terdapat
endapan
Putih susu
Keterangan :
A : tidak dipanaskan
B : dipanaskan
1 : sabun colek
2 : sabun mandi (lifebuoy)
4.1.2 Percobaan 2. Pembuatan campuran
No. No. TabAgar
(gr)
Tapioka
(ml)
Pengamatan
Viskositas Buih Warna
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1.A 0,5 -
Agak
kental
Kental Tidak
keras
Keras Coklat
keruh
Coklat
keruh
2.B - 0,5
Sedikit
kental
Agak
kental
Tidak
keras
Pekat/
kental
Putih
susu
Putih susu
3.A + B 0,5 0,5
Sedikit
kental
Kental Tidak
keras
Agak
keras
Putih
susu
Putih
keruh
4.1.3 Percobaan 3. Penentuan jenis koloid
No. Campuran Sebelum diaduk Sesudah diaduk
1. Minyak kelapa + air
kapur (koloid sejati)
Kedua larutan
terpisah
Larutan menjadi
putih keruh terdapat
busa
2. Minyak kelapa + air
(koloid sejati)
Kedua larutan
terpisah
Kedua larutan
tercampur namun
kemudian kembali
terpisah
3. Minyak tanah + air
(koloid sejati)
Kedua larutan
terpisah
Larutan keruh
terdapat busa, posisi
munyak diatas
4. Air + tanah (dispersi
kasar)
Tanah berada
dibawah air
Tercampur keruh
4.1.4 Percobaan 4. Pengaruh zat lain terhadap system koloid
No. Tab Larutan Penambahan Perubahan
A Albumin - Bening kental
B Albumin H2SO4, 5 tetes Semakin keruh
kental
C Albumin CH3COOH, 5 tetes Keruh kental
D Albumin NaOH, 5 tetes Bening kental
E Albumin NaHCO3, 5 tetes Semakin bening
kental
Keterangan :
Albumin = putih telur
4.1 Pembahasan
Elektroferesis
Elektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah
satu elektroda.
Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel
koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif dan jika partikel
koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan positif. Prinsip
elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu industri dengan alat
Cottrell.
Dialisis
Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel
pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel.
A. Cara Kondensasi
Cara kondensasi termasuk cara kimia.
kondensasi
Prinsip
:
Partikel Molekular --------------> Partikel Koloid
Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi :
1. Reaksi Redoks
2 H2S(g) + SO2(aq) 3 S(s) + 2 H2O(l)
2. Reaksi Hidrolisis
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
3. Reaksi Substitusi
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g) As2S3(s) + 6 H2O(l)
4. Reaksi Penggaraman
Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat
membentuk partikel koloid dengan pereaksi yang encer.
AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer) AgCl(s) + NaNO3(aq) (encer)
B. Cara Dispersi
Prinsip : Partikel Besar ----------------> Partikel Koloid
Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimia:
1. Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan
dengan cara penggerusan atau penggilingan.
2. Cara Busur Bredig
Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam.
3. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum percobaan 8 “ Kimia Koloid” maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan
memisah setelah waktu tertentu).
2. Koloid memiliki sifat khas yaitu efek Tyndal, gerak Brown, Adsorbsi,
Koagulasi, Kimia Liofil dan Liofob.
3. Koloid dihasilkan dari reaksi kimia berupa reaksi redoks, reaksi hidrolisis, reaksi
subtitusi, dan reaksi penggaraman.
5.2 Saran
Setiap pelaksanaan praktikum seharusnya dosen telah melakukan koordinasi terlebih
dahulu dengan teknisi praktikum setidaknya datang lebih awal untuk mempersiapkan
praktikum agar praktikum dapat terlaksana dengan efisiensi waktu yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
http://ibnuhayyan.wordpress.com/2008/09/10/kimia-koloid/
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Kimia/0169%20Kim%201-4a.htm
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Kimia/0170%20Kim%201-4b.htm
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Kimia/0171%20Kim%201-4c.htm
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Kimia/0172%20Kim%201-4d.htm
top related