4.rks dakguntung
Post on 07-Jul-2018
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
1/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan
1. PENJELASAN UMUM PEKERJAAN
1.1. NAMA DAN LOKASI PEKERJAAN
Nama pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Peningkatan Saluran Irigasi D.I.
Guntung (DAK TA. 2016).
Lokasi pekerjaan terletak di Kec. Waru. Letak lokasi kegiatan pembangunan dapat dilihat
pada gambar rencana.
Sarana jalan darat untuk mencapai lokasi pekerjaan saluran irigasi tersebut dapat
menggunakan Jalan Propinsi Kecamatan Waru, sehingga sarana lalu lintas laut tidak
perlu diadakan lagi.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
Saluran irigasi yang akan ditingkatkan merupakan usaha penyediaan dan pengaturan air
untuk menunjang pertanian, baik air pemukaan maupun air tanah.
Adapun pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Pekerjaan Persiapan;
Pekerjaan Tanah;
Pekerjaan Pasangan;
Pekerjaan Lain-lain.
Adapun lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana (secara
garis besar) adalah sebagai berikut:
Penggalian tanah sebagai akibat pendangkalan muka saluran;
Pemasangan pasangan batu pada saluran irigasi;
Pembersihan saluran irigasi yang tidak terpasang pasangan batu.
1.3. PENGAWASAN PEKERJAAN
Untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan, Dinas Pekerjaan
Umum akan menunjuk Konsultan Supervisi dan/atau menugaskan Direksi Pengairan
untuk melakukan pengawasan.
Pemberitahuan akan hal ini akan disampaikan oleh Dinas Pekerjaan Umum kepada
Kontraktor Pelaksana secara tertulis.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
2/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan2
2. SYARAT-SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1. PERSYARATAN UMUM
a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada:
Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
RKS/Spesifikasi Teknis;
Gambar teknis, detail, dan gambar kerja;
Risalah Aanwijzing;
Keputusan Direksi.
b. Apabila terjadi perbedaan teknis/persepsi tentang pelaksanaan maka diharuskan
berkonsultasi dengan Konsultan Supervisi dan mendapat persetujuan pihak Direksi
Pengairan;
c. Daerah area kerja akan diserahkan kepada Kontraktor Pelaksana (selama
pelaksanaan) dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa
Kontraktor Pelaksana mengetahui benar-benar mengenai:
Letak bagian/area konstruksi yang akan dibangun;
Batas-batas serta lingkup maupun keadaannya;
Keadaan fisik bangunan sesuai dengan gambar.
d. Kontraktor Pelaksana diharuskan menyerahkan contoh material/bahan/barangsebelum digunakan/dipasang di lapangan;
e. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan, harus
dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak Kontraktor Pelaksana yang benar-benar
ahli;
f. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan
peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk
dalam kontrak;
g. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
2.2. ISTILAH DAN DEFINISI
a. Pembersihan medan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar
dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan
dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil saluran terlihat rapih kembali
seperti sebelumnya.
b. Kupasan/stripping adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput yang
akan dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang dipakai
kembali sebagai bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi Borrow pit
yang disetujui, dalam batas tanah Daerah Milik Irigasi (DMI).
c. Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.
Seluruh galian harus dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yangditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja
atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi.
d. Timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah kegiatan penimbunan baik untuk
tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan
timbunan dari hasil galian yang secara spesifikasi teknis bahan tersebut dapat
dipertangung jawabkan.
e. Timbunan tanah dengan material dari borrow area adalah kegiatan penimbunan
baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan
bahan timbunan dari galian pada suatu lokasi borrow dengan jenis dan kualitas
tanah yang tertentu dan Kontraktor Pelaksana mengeluarkan biaya untuk pengadaan
material tanah timbunan tersebut.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
3/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan3
f. Disposal Area adalah daerah-daerah tempat pembuangan hasil galian yang tidak
dapat dipakai sebagai material timbunan.
g. Quarry adalah daerah-daerah yang tanahnya dapat diambil dan memenuhi syarat
untuk material timbunan.
h. Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus
mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat
dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal
dinding, tetapi harus memperhatikan batasan berat seperti tercantum diatas.
i. Siaran adalah adukan yang dipasang diantara batu-batu yang harus dikorek sampai
kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul,
dan 2 - 3 cm untuk jenis siar tenggelam.
j. Plesteran adalah pasangan dengan adukan 1 PC : 3 Psr yang harus dipasang pada
bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah
tepi atas atau sesuai dengan yang tertera pada gambar.
k. Beton adalah pasangan yang terdiri dari campuran antara semen, pasir dan kerikil
dalam ukuran tertentu yang telah ditetapkan, sesuai yang tercantum dalam gambar
kontrak. Proporsi campuran beton akan ditentukan oleh Direksi agar didapatkan
produksi beton yang awet dan ekonomis dan mempunyai kekuatan yang setara
dengan waktu dan derajat kekuatan, dengan perhitungan kondisi tekanan, alamterbuka dan pertimbangan lain.
2.3. RENCANA KERJA
2.3.1. Metode Pelaksanaan
Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat dan menyampaikan metode pelaksanaan
yang rinci untuk setiap jenis pekerjaan, dan disampaikan dalam Pre Construct ion
Meeting (PCM) untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi
Pengairan.
Walaupun metode pelaksanaan telah mendapat persetujuan, Kontraktor Pelaksana
bertanggung jawab penuh terhadap metode pelaksanaan yang diusulkan. Kesalahanyang ditimbulkan akibat dari metode pelaksanaan pekerjaan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana termasuk resiko biayanya.
2.3.2. Master Time Schedule
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Master
Time Schedule kepada Direksi Pengairan untuk mendapatkan persetujuan. Master Time
Schedule ini memuat jadual pelaksanaan dengan detail yang menunjukkan urutan
kegiatan selama pekerjaan berlangsung.
Master Time Schedule yang telah disetujui oleh Direksi Pengairan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana yang menyusun dan telah mempertimbangkan
segala resiko dalam rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut.
2.3.3. Jadual Penugasan Personil
Jadual penugasan personil harus disesuaikan dengan jadual pelaksanaan pekerjaan dan
dibuat secara terpisah.
Dalam jadual harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan, dan sewaktu-
waktu dapat ditambah dan dikurang jumlah personil yang dibutuhkan, harus ada
persetujuan dari Direksi Pengairan mengenai jadual penugasan personil.
2.3.4. Perbaikan Jadual Pelaksanaan Pekerjaan
a. Waktu.
Perbaikan terhadap seluruh jadual pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan bila
kemajuan penyerapan dana pelaksanaan pekerjaan berbeda lebih dari 10% dari jadwal rencana atau bila ada indikasi akan terjadinya perubahan prestasi pekerjaan
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
4/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan4
yang cenderung terlambat.
b. Laporan
Pada saat penyerahan perbaikan jadual pelaksanaan pekerjaan agar diberikan
laporan penjelasan mengenai alasan mengadakan perbaikan yang harus meliputi :
Uraian sebab perbaikan, termasuk pengaruh pada seluruh jadual karena
adanya perubahan cakupan, perubahan dalam volume dan lamanya aktivitas
dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadual;
Pembahasan mengenai masalah yang akan dihadapi, termasuk faktor-faktor
penghambat yang ada dan yang diperkirakan akan timbul dan
dampak/pengaruhnya;
Tindakan perbaikan yang dilakukan, atau diusulkan dan pengaruhnya.
2.3.5. Pembersihan Areal Pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan yang ada dalam kontrak, kontraktor diharuskan terlebih
dahulu membersihkan lokasi pekerjaan dari segala macam tumbuh-tumbuhan dan
rintangan yang terdapat disekitar daerah tersebut, demi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-
tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, sampah-sampah, akar-akaran dan lain
sebagainya.
2.3.6. Pemberitahuan
a. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan
Direksi Pengairan.
b. Pemberitahuan tertulis lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan dan dalam jangka waktu yang cukup
sebelum dimulainya pelaksanaan bagian pekerjaan itu, agar Konsultan Supervisi
dan Direksi Pengairan mempunyai waktu yang cukup apabila dipertimbangkan
bahwa perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan
pekerjaan tersebut.c. Pemberitahuan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan harus disertai
kelengkapan sebagai berikut :
Jadual pekerjaan termasuk jadual pengujian.
Metoda kerja (cara kerja, urutan-urutan kerja, jenis alat, penguji dan lain-lain).
Gambar kerja (shop drawing) untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan
yang memerlukan penjelasan dalam bentuk gambar.
2.3.7. Mobilisasi dan Demobilisai
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor Pelaksana menerima surat pelulusan,
Kontraktor Pelaksana harus memasukkan rencana kepada Konsultan Supervisi dan
Direksi Pengairan mengenai prosedur mobilisasi.
b. Hal ini harus menjamin dilaksanakannya mobilisasi di atas dalam waktu 10 (sepuluh)
hari setelah Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan memberikan nota dimulainya
pekerjaan, peralatan harus sudah berada di lokasi proyek sesuai dengan jadual
dibutuhkannya alat-alat tersebut.
c. Kontraktor Pelaksana diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan
yang akan digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
Direksi Pengairan dalam hal fungsi dalam pekerjaan, kapasitas, jumlah tahun
pembuatan, pabrik pembuat, kondisi dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan.
d. Kontraktor Pelaksana wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat waktunya sesuai
dengan jadwal pemakaian. Kontraktor Pelaksana dalam keadaan apapun tidak
dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut, sebagian atau seluruhnya,selama pelaksanaan pekerjaan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
5/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan5
Pengairan.
2.3.8. Kecelakaan dan Kesehatan
a. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban
Kontraktor Pelaksana;
b. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi menurut kebutuhan,
lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai
pertolongan pertama;c. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala
pembiayaannya menjadi beban Kontraktor Pelaksana;
d. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis
ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah-galah dan lain sebagainya;
e. Kontraktor Pelaksana diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya;
f. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor Pelaksana harus mengikuti
semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi Pemerintah
CQ Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya termasuk semua
perubahan-perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.
2.3.9. Pengamanana. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di
wilayahnya ialah mengenai:
Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja
ataupun tidak;
Penggunaan sesuatu yang keliru/salah;
Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor Pelaksana harus
melaporkan kepada Direksi Pengairan dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan selesaikan persoalannya lebih lanjut;
c. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas Kontraktor Pelaksana harus
mengadakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran
sementara dan sebagainya;
d. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan pengaman dalam pelaksanaannya, agar
upaya keselamatan lingkungan dapat terjamin dengan baik;
e. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, penggantung dan
lain-lain yang dianggap perlu.
2.3.10. Pengawasan
a. Setiap saat Direksi Pengairan harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa
dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Kontraktor Pelaksana
harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan;
b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengawasan
Direksi Pengairan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana. Pekerjaantersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya;
c. Jika Kontraktor Pelaksana perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja normal
sehingga diperlukan pengawasan oleh Direksi Pengairan, maka segala biaya untuk
itu menjadi beban Kontraktor Pelaksana. Permohonan oleh Kontraktor Pelaksana
untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada
Direksi Pengairan 24 jam sebelum pelaksanaan;
d. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugas-petugas
Direksi Pengairan adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan
didalam gambar-gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan dari
padanya haruslah seizin Direksi Pengairan.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
6/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan6
2.3.11. Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan dan Barang
a. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan
barang, maka ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas bahan
dan barang yang digunakan;
b. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada Konsultan
Supervisi oleh Kontraktor Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pengairan. Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya
dimulai;
c. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta pembuatan dari suatu bahan dan
barang harus mendapat rekomendasi dari Konsultan Supervisi berdasarkan petunjuk
dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan selanjutnya usulan tersebut
diteruskan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengairan;
d. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan
atas biaya Kontraktor Pelaksana setelah disetujui oleh Direksi Pengairan, maka
bahan dan barang tersebut seperti diatas yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti;
e. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Direksi Pengairan untuk dijadikan
dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan
contoh baik kualitas maupun sifatnya;f. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor Pelaksana harus sudah memasukan
sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa
mengingat jumlah tersebut, Kontraktor Pelaksana tetap bertangung jawab pula atas
biaya pengajuan bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah
Direksi Pengairan.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
7/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan7
3. SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS PENGGUNAAN BAHAN
3.1 U M U M
Bahan-bahan yang akan digunakan di dalam proyek ini harus mengutamakan
penggunaan bahan-bahan yang telah diproduksi di dalam negeri dan sesuai dengan
spesifikasi yang diajukan dalam Rencana Kerja & Syarat-Syarat Kerja (RKS) Teknis.
3.2 PENGADAAN MATERIAL
Standar yang digunakan adalah untuk bahan bangunan adalah standar SNI (Standar
Nasional Indonesia). Peraturan dan standar mengenai jenis-jenis pekerjaan mengacu
pada jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan seperti PBI 1971 N.I.-2 untuk pekerjaan
beton, PBBI untuk baja, dan standar-standar lainnya yang berlaku di Indonesia.
Penggunaan standar-standar lain, harus mendapat persetujuan khusus dari Konsultan
Supervisi dan Direksi Pengairan sebelum digunakan.
3.3 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BAHAN
3.3.1 Pemeriksaan Dan Pengujiana. Semua bahan dan barang/benda yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana untuk
digunakan didalam pekerjaan proyek harus dapat dan boleh diperiksa, diuji dan
dianalisa setiap waktu, jika diminta oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi
Pengairan;
b. Jika Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan menganggap perlu, maka Kontraktor
Pelaksana atas biayanya sendiri harus dapat menunjukkan sertifikat pengujian dari
pabrik yang mengeluarkan produksi bahan dan barang/benda yang diminta;
c. Dan atas biayanya sendiri, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan
mempersiapkan bahan-bahan yang akan diuji dan contoh-contoh dari berbagai
macam bahan yang sewaktu-waktu akan diminta atau disyaratkan;
d. Hasil pemeriksaan/pengujian tersebut harus dipelihara dengan baik dan disimpanoleh Kontraktor Pelaksana dan apabila diminta harus dapat menunjukkan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan setiap saat;
3.3.2 Kualitas Pekerjaan dan Penolakannya
a. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan
dalam Dokumen Kontrak dan gambar-gambar rencana/pelaksanaan dengan
menggunakan bahan-bahan yang terbaik, dan dengan metoda pelaksanaan
pekerjaan terbaik;
b. Semua bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan proyek, harus diperiksa oleh
Konsultan Supervisi dan mendapat persetujuan Direksi Pengairan sebelum
digunakan, meskipun bahan-bahan tersebut telah dinyatakan diterima pada waktu
didatangkan di site/lokasi;c. Bahan-bahan bangunan dan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan apabila
tidak memenuhi persyaratan, akan ditolak dan Kontraktor Pelaksana harus
mengganti/melaksanakan ulang pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar
tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan;
d. Setiap kerugian atau kerusakan yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Supervisi
dan/atau Direksi Pengairan menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana;
e. Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan mempunyai kebebasan untuk menolak
salah satu atau semua bahan-bahan dan teknik pelaksanaan yang tidak sesuai
dengan kualitas dan sifat-sifatnya yang telah disetujui. Kontraktor Pelaksana harus
segera memindahkan bahan-bahan atau membongkar pekerjaan-pekerjaan yang
dimaksud atas tanggungannya.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
8/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan8
3.4 S E M E N
3.5.1 Umum
a. Untuk konstruksi beton bertulang dan beton pratekan dipakai jenis-jenis semen yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI 8 dan
SNI/SII. Semen yang digunakan adalah jenis Semen-Portland jenis I (satu) (Portland
Cement, Normal, Type I) sesuai dengan standar NI 8;
b. Penggunaan bahan tambahan dan semen jenis lain misalnya yang dapat cepat
mengeras, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi;
c. Pekerjaan beton harus menggunakan beton ready mix untuk pelaksanaan pekerjaan
beton. Jika diperlukan pengecoran sendiri oleh Kontraktor Pelaksana maka harus
memenuhi syarat-syarat di bawah ini.
3.5.2 Beton
a. Untuk pekerjaan Beton Struktural pada proyek ini, digunakan beton Ready Mix K-
125, dengan slump 10 ± 2cm. Metode pengambilan slump beton harus sesuai
dengan SNI 03-1972-1990;
b. Seluruh tata cara dan pengadaan, pengerjaan dan pengetesan harus mengikuti
peraturan SNI 03-6861.1-2000 (air), SNI 15-2530-1991 (semen), SNI 03-6820-2002
(semen), SNI 03-6861-2002 (agregat) dan SNI 03-6861.1-2002 (pasir)
3.5.3 Pengujian
a. Semen yang digunakan harus disertai tanggal produksi dan batas kadaluwarsanya
disertai dengan sertifikat dari pabrik yang menunjukkan bahwa semen tersebut telah
diuji dan dianalisa mengenai komposisi kimianya sesuai dengan persyaratan yang
relevan dengan NI 8;
b. Setiap pengiriman semen yang dikirim ke site/lapangan harus dalam keadaan belum
kadaluwarsa dan belum terjadi penggumpalan atau membatu;
c. Semen yang akan dipakai dan telah dikirim tidak diijinkan untuk dipergunakan pada
pekerjaan apapun sebelum hasil pemeriksaan dilapangan diterima dengan baik oleh
Konsultan Supervisi. Hal ini untuk menentukan apakah semen yang didatangkan
telah rusak selama pengangkutan atau selama disimpan. Dan tidak ada semen yang
dapat digunakan sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Konsultan Supervisi;
d. Konsultan Supervisi dapat menolak semen yang didatangkan/yang ada, berdasarkan
hasil pengujian yang dilakukan, meskipun telah mendapat sertifikat dari pabrik.
3.5.4 Pengangkutan Dan Penyimpanan Semen
a. Umur semen pada waktu pengiriman di lapangan tidak boleh lebih dari 2 (dua) bulan
dan harus digunakan dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan setelah tiba
dilapangan. Pengiriman semen ke lapangan harus dalam kendaraan
tertutup/terlindung dengan baik terhadap cuaca dan harus disimpan dengan baik di
dalam gudang-gudang yang mempunyai cukup lubang udara (ventilasi), tahan
terhadap cuaca dan air untuk mencegah kerusakan karena kelembaban udara;b. Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu dengan tinggi minimum adalah 30 cm
di atas tanah dan diberi ventilasi;
c. Pengiriman semen harus dapat dipisah-pisahkan dan segera ditempatkan di dalam
gudang-gudang tersebut di atas agar dapat dengan mudah diidentifikasikan,
diperiksa, ditest, dikontrol pengeluarannya, dan dipakai pada pelaksanaan sesuai
dengan urutan datangnya;
d. Penumpukan semen dalam kantong/zak tidak boleh lebih dari 13 (tiga belas)
tumpukan zak. Semen dari jenis berbeda, harus disimpan secara terpisah agar
dalam penggunaannya tidak tertukar. Penggunaan semen dalam jumlah yang besar
dapat dikerjakan dengan urutan pemakaian;
e. Semen yang telah menggumpal tidak diperbolehkan untuk digunakan lagi di dalampekerjaan konstruksi. Kontraktor Pelaksana harus menyampaikan laporan mingguan
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
9/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan9
kepada Konsultan Supervisi mengenai sumber pengadaan, pengiriman,
penyimpanan, dan menjelaskan berapa banyak semen yang diterima dan
dikeluarkan, serta penggunaannya pada jenis pekerjaan yang telah dilakukan selama
minggu tersebut.
3.5 AIR
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum;
b. Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, atau didapat dari
sumber lain dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi;
c. Untuk penggunaan air yang diperoleh dari sumber sumur dalam lokasi proyek, maka
seluruh biaya pengadaan, pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan lain-lain
ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana;
d. Bila terdapat keragu-raguan mengenai air untuk pembuatan beton, Kontraktor
Pelaksana diharuskan untuk mengirim contoh air itu, ke lembaga pemeriksaan bahan
yang diakui untuk diselidiki kandungan zat yang dapat merusak beton dan/atau bajatulangan. Dan hanya air dengan kualitas yang telah disetujui Konsultan Supervisi
yang dapat digunakan;
e. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut di atas tidak dapat dilakukan, maka dalam
hal adanya keragu-raguan mengenai air harus diadakan percobaan perbandingan
antara kekuatan tekan campuran semen + pasir dengan memakai air tersebut di
atas, dan dengan memakai air suling;
f. Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan mortar dengan memakai air
tersebut pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekan
mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama;
g. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat seperti yang disyaratkan dan harus dilakukan setepat-
tepatnya.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
10/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan10
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. KETENTUAN UMUM
Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan sesuai ukuran/dimensi yang tertera dalam
gambar atau atau sesuai dengan volume yang tertera dalam BoQ atau sesuai dengan
arahan direksi pekerjaan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai denganketentuanketentuan dari Standar Normalisasi Indonesia dari edisi / revisi terakhir atau
standar internasional yang secara substantial setara atau lebih tinggi dari standar
nasional yang disyaratkan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau dicakup
oleh Standar Normalisasi Indonesia haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan
untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut, dan keputusan
Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukanoleh Kontraktor Pelaksana, maka Kontraktor Pelaksana harus menjelaskan secara
tertulis kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi
Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak
dapat dielakkan.
4.2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang perlu dilaksanakan baik sebelum,
selama berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya kontrak. Item pekerjaan yang
termasuk/dimasukan dalam pekerjaan persiapan ini secara detail disajikan berikut ini.
4.3. PAPAN NAMA PROYEK
a. Kontraktor Pelaksana harus membuat dan memasang papan nama proyek yang
memuat tentang identitas proyek;
b. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali
untuk logo atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi;
c. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Pemberi Tugas, Sumber Dana,
Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Supervisi;
d. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulaiproyek, dan waktu penyelesaian proyek.
4.4. PEKERJAAN SURVEY DAN PENGUKURAN
a. Yang termasuk Pekerjaan Survey dan Pengukuran adalah pemasangan Bench Mark
dan pelaksanaan pengukuran itu sendiri.
b. Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, maka pihak Kontraktor Pelaksana
diminta untuk mengajukan request kepada Direksi untuk pekerjaan pengukuran ini.
c. Penarikan/penentuan titik-titik elevasi dilakukan dari patok elevasi yang telah
disetujui/ditentukan oleh Direksi. Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai,
biasa digunakan elevasi lokal yang dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi (PBE) dari
ukuran 4/6, dengan persetujuan Direksi.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
11/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan11
d. Semua alat ukur topografi yang digunakan harus dikalibrasi dan disetujui oleh
Direksi.
e. Pada saat pelaksanaan pengukuran alat ukur harus dilindungi dari terik
matahari/hujan.
f. Semua pemasangan Patok Bantu Elevasi (PBE) harus diikatkan pada titik atau
diletakkan pada bangunan yang sifatnya tetap/tidak berubah.
g. Identifikasi PBE harus dilakukan agar fungsi patok tersebut dalam pekerjaan
pengukuran mudah digunakan. Pekerjaan ini diantaranya meliputi : pemberian
nomor, pengecatan dan pemberian catatan lain yang perlu, sehubungan dengan
jenis pekerjaan pengukuran yang dilakukan.
h. Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Kontraktor Pelaksana harus
dibuat dari beton bertulang klas K-175, dengan ukuran 0.20 x 0.20 x 1.00 m sesuai
dengan gambar dari album Standar Perencanaan Irigasi, atau menurut petunjuk lain
dalam gambar.
i. Tiap BM harus dilengkapi dengan paku kuningan tanda elevasi dan plat nama dari
marmer ukuran 0.12 x 0.12 m pada satu sisi.
j. Patok-patok BM harus dipasang vertikal dalam galian, kemudian dengan hati-hati
diurug kembali sampai tinggal 0.20 m diatas permukaan tanah. Penempatan patok-
patok BM dilaksanakan Kontraktor Pelaksana sesuai dengan petunjuk Direksi.
4.5. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)
Dalam memulai, mengerjakan dan mengevaluasi pekerjaan baik untuk saluran-saluran,
bangunan air dan bendung, harus berdasarkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai
dengan kondisi lapangan. Untuk ini Kontaktor harus menyediakan serangkaian alat ukur berikut
tenaga kerjanya untuk keperluan ini.
Gambar-gambar yang harus disiapkan Kontraktor Pelaksana adalah:
4.5.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
a. Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana haruslah gambar-
gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program
pelaksanaan dimulai.
b. Gambar-gambar pelaksanaan
Kontraktor Pelaksana harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang melintang
dan memanjang dari beton, pasangan batu, pengaturan batang pembesian termasuk
rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang
digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
c. Gambar-gambar bengkel/gedungGambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana untuk
keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Kontraktor Pelaksana.
d. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di
lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Kontraktor Pelaksana. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana atas
kebenaran gambar tersebut.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
12/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan12
4.5.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara
a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan sementara seperti
Cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar Perencanaan yang diusulkan Kontraktor Pelaksana yang dipakai dalam
pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3
(tiga) rangkap.
b. Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan
Kontraktor Pelaksana hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan
dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk
mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.
4.5.3. Gambar-gambar Purnalaksana/Terlaksana (As Built Drawing)
a. Selama masa pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana harus memelihara satu set
gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauhgambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “SUDAH
DILAKSANAKAN”.
b. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh
Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal yang
tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali
selama 6 (enam) hari kerja.
c. Gambar terlaksana (As Built Drawing) harus dibuat di kertas A3 yang berkualitas
baik bila pekerjaan telah diselesaikan 100 % dan dibuat rekaman dalam bentuk CD.
Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah penandatanganan serah terima ke I (PHO),
Kontraktor Pelaksana harus sudah menyerahkan gambar terlaksana (As Built
Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan ukuran A3.
4.6. PEMBERSIHAN LOKASI
a. Lahan lokasi yang digunakan harus dibersihkan/dibereskan dari segala hal yang
akan mengganggu kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi kualitas
pekerjaan, sesuai arahan/petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Pengairan;
b. Sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan maka permukaan tanah harus
diratakan terlebih dahulu menurut ketinggian/kedalaman galian/timbunan tanah
yang direncanakan;
c. Pada tanah yang berhumus atau masih terdapat tumbuhan, maka permukaan tanah
(top soil) harus dikupas dan dibuang setebal 10 cm;
d. Benda-benda/barang yang berada di atas lahan yang akan dibangun adalah milikpemberi tugas. Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi sebagai akibat
pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tangung jawab penuh pihak pelaksana
4.7. PEKERJAAN TANAH
a. Lingkup dari pekerjaan tanah yang meliputi semua pekerjaan yang berkaitan adalah
sebagai berikut:
Pembersihan;
Penggalian termasuk pembentukan dan saluran;
Penimbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan;
Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian;
Penimbunan;
Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
13/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan13
b. Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling tidak 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
c. Kontraktor Pelaksana akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari
beberapa tempat dan akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan
dalam gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.
d. Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain,
yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada
Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang
dimaksud dengan “ketinggian tanah” adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah
pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
e. Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah
ini, apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti
yang tertera pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal
Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau – 0.10 m vertikal
Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horisontal
f. Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak
boleh dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.
4.8. PEMASANGAN BOUWPLANK
a. Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan as/sumbu-sumbu dalam
perletakan bangunan,baik mengenai kesikuannya atau ukuran-ukuran lainnya;
b. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II/terentang, papan-papan
harus lurus diserut rata, permukaan papan harus “WATERPASS” dengan piel lantai
±0,00. Setiap jarak 1,50 m, papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu
berukuran 6/10 cm atau dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat sumbu-
sumbu yang diperlukan, dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh cuaca;
c. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m, dari garis bangunan terluar, untuk
mencegah kelongsoran terhadap galian-galian tanah pondasi;
d. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, Kontraktor Pelaksana wajib meminta
pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi;
4.9. PEKERJAAN PASANGAN
a. Yang termasuk Pekerjaan Pasangan meliputi : pasangan batu kali, pekerjaan siaran,
pekerjaan plesteran, pekerjaan batu kosong, pekerjaan bronjong termasuk adukan
semennya.b. Sebelum melakukan pekerjaan pasangan batu, maka pihak Kontraktor Pelaksana
diminta untuk mengajukan request kepada Direksi untuk pekerjaan pasangan batu
ini.
c. Batu yang dipakai harus batu yang bersih dan keras dan telah disetujui oleh Direksi.
d. Pasir yang digunakan harus yang baik dan telah disetujui Direksi.
e. Air yang dipakai untuk membuat adukan harus yang bersih dan sesuai kebutuhan.
f. Semen yang digunakan harus Portland cement yang telah disetujui Direksi.
g. Spesi/adukan pekerjaan pasangan batu harus dari campuran semen dan pasir
dengan perbandingan volume 1 pc : 4 psr, atau seperti ditentukan dalam gambar
untuk setiap pekerjaan.
h. Pasangan batu harus tersusun sedemikian rupa sehingga antara batu dengan batu
terisi spesi secara homogeen, sehingga batu-batu tersebut tidak saling
berhimpitan/bersentuhan.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
14/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan14
i. Susunan batu raen (batu muka) harus mempunyai jarak (lebar naat antara 1-2 cm),
tebal /dalam siaran 1-1,5 cm dan batu raen tersebut dibentuk segi enam atau
ditentukan lain oleh Direksi.
j. Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan gerak
sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk menahan air.
Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat satu
penyambungan dengan bangunan lama, karena bangunan baru dan bangunan lama
akan mempunyai nilai penurunan (settlement) yang berbeda.
k. Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan
yang terdiri dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) dibelakang pasangan
batu pada bagian sambungan setinggi sambungan tadi.
l. Saringan ini harus terdiri dari batu dan krikil terpilih dan baik. Untuk menahan
longsornya saringan ini harus diberi lapisan penutup ijuk setebal 3 cm atau geotextile
mebrane.
4.10. PEKERJAAN LAIN-LAIN
4.10.1. Papan Duga Pengukur Ketinggian Air (Water Level Staff Gauge)
a. Kontraktor Pelaksana harus melengkapi dan memasang papan duga ketinggian air disaluran induk dilokasi seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh
Direksi.
b. Papan duga akan terbuat dari pelat besi anti karat (stainless steel) atau dilapisi
dengan galvanized dan sisi yang terbaca terdiri dari urutan angka dalam interval
sentimeter. Kontraktor Pelaksana akan memasang papan duga (staff gauge) seperti
yang telah disebutkan lokasinya dengan baut dari besi anti karat (stainless steel)
atau semacamnya seperti diarahkan oleh Direksi terhadap ketinggian yang telah
ditentukan secara persis oleh hasil survey/pengukuran yang telah ditentukan dan
disetujui oleh Direksi.
4.10.2. Pipa Peresapan (Suling-Suling)
a. Tembok-tembok penahan, melebihi dari 1.50 m pasangan miring dan tembok-tembok
kepala harus dilengkapi dengan suling-suling yang dibuat dari pipa PVC dengan
diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2.0 m2 luas permukaan.
Setiap ujung pemasukan suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Suling-
suling dipasang bersamaan dengan pasangan batu dan disisakan 0.20 m keluar sisi
belakang pasangan batu guna pasangan saringan sebelum diurug. Pada pasangan
miring saringan kerikil juga dibuat bersama dengan pasangan batu.
b. Suling-suling perlu dibuatkan terutama untuk pekerjaan yang desakan air tanahnya
tinggi sehingga pada masa-masa tekanan air tanah bertambah keras tidak akan
merusak konstruksi dan airnya akan mencari celah keluar lewat suling-suling
tersebut. Suling-suling dibuat dari pipa PVC ø 50mm dan paling tidak 1 buah tiap
radius 2 m dan dibelakangnya diberi saringan dari ijuk, kerikil, dan batu-batu kecil.Pekerjaan ini disesuaikan dengan bestek dan spesifikasi teknisnya atau petunjuk dari
Konsultan Supervisi nantinya.
c. Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada ujung pipa menonjol keluar
pasangan, dibungkus dengan kerikil atau batu pecah sekeliling pipa setebal 15 cm.
Saringan krikil tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk membatasi saringan dari
tanah asli atau tanah urug.
-
8/18/2019 4.RKS DAKguntung
15/15
RENCANA KERJA DAN SYARAT
5. HAL-HAL LAIN
a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan ternyata diperlukan, maka
akan dicantumkan dalam Instruksi Pelaksanaan dari Direksi Pengairan.
b. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Direksi Pengairan dengan Kontraktor Pelaksana.
Penajam, Februari 2016Kuasa Pengguna Anggaran
Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum
FATMAWATI, ST.MTNIP. 19720710 200312 2 004
top related