4. hasil penelitian dan pembahasan 4.1 karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/bab 4.pdf · 4.1...
Post on 04-Nov-2020
48 Views
Preview:
TRANSCRIPT
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol
Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.) memiliki kenampakan
berwarna hijau pekat dengan bau menyengat yang khas seperti ikan asin. Dari
50 gram tepung cacing Nereis sp. yang dimaserasi dengan 500 mL etanol
menghasilkan 6,92 gram ekstrak kasar dengan hasil perhitungan rendemen
sebesar 13,84% dan efektifitas pelarut yang terevaporasi sebesar 94,28%.
Ekstrak kasar etanol cacing tanah Lumbricus rubellus memiliki
kenampakan berwarna coklat kehitaman dengan bau menyengat tetapi tidak
setajam bau ekstrak cacing Nereis sp. Dari 50 gram tepung cacing tanah
Lumbricus rubellus menghasilkan 6,3 gram ekstrak kasar dengan hasil
perhitungan rendemen sebesar 12,6% dan efektifitas pelarut yang terevaporasi
sebesar 97%.
Ekstrak kental etanol cacing tanah Eisenia foetida memiliki kenampakan
berwarna coklat kehitaman. Dari 50 gram tepung cacing tanah Eisenia foetida
menghasilkan 6,39 gram ekstrak kental dengan perhitungan rendemen sebesar
12,78% dan efektifitas pelarut yang terevaporasi sebesar 93,75%. Karakteristik
ekstrak kasar etanol cacing dapat dilihat pada Tabel 2. Perhitungan rendemen
dilanjutkan pada Lampiran 6. Perhitungan efisiensi evaporasi pelarut dilanjutkan
pada Lampiran 7.
21
Tabel 2. Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Cacing
Ekstrak Etanol Cacing
Gambar Karakteristik % Rendemen % evaporasi pelarut
Nereis sp.
-warna hijau pekat
- bau amis menyengat
13,84% 94,28%
Lumbricus rubellus
-warna coklat kehitaman -bau amis menyengat
12,6% 97%
Eisenia foetida
-warna coklat kehitaman -bau amis menyengat
12,78% 93,75%
4.2 Analisis FTIR
Analisis FTIR dilakukan untuk menentukan gugus fungsi utama yang
terdapat dalam sampel ekstrak etanol cacing tanah dan cacing laut. Gugus
fungsi yang dianalisa merupakan analisa keseluruhan terhadap nilai serapan
yang muncul. Analisis serapan dilakukan pada daerah 4000 cm-1 – 500 cm-1.
4.2.1 Analisis FTIR Cacing Laut Nereis sp.
Hasil analisis FTIR sampel ekstrak etanol cacing laut Nereis sp.
menghasilkan 20 puncak serapan. Serapan FTIR ekstrak etanol cacing laut
Nereis sp. dapat dilihat pada Gambar 6. Analisis serapan FTIR cacing laut Nereis
sp. dapat dilihat pada Tabel 3.
22
Gambar 6. Serapan FTIR ekstrak etanol Cacing Laut Nereis sp.
Tabel 3. Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Laut Nereis sp
Puncak serapan cm-
1
Referensi cm-1* Kemungkinan gugus fungsi
516, 92 678,94 979,84
675-995 C-H alkena
1022,27 1083,99
1050-1300 C-O alkohol/ eter/ asam karboksilat/ ester
1219,01 1180-1360 C-N amina/amida 1336,67 1300-1370 NO2
1614,42 1610-1680 C=C alkena aromatik 2852,72 2924,09
1340-1470 C-H alkana
3240,41 3271,27 3288,63 3305,99
3200-3600 O-H alkohol ikatan H/fenol
3363,86 3381,21 3404,36 3442,92 3520,09
3300-3500 N-H amina/amida
*Wonorahardjo, 2016
Protein tersusun dari unit-unit asam amino, yang mana asam amino
memiliki gugus fungsi penyusun yang terdiri dari asam karboksilat, amida
23
Gambar 7. Serapan FTIR ekstrak etanol Cacing Laut Nereis sp. ulangan 1
primer/sekunder, dan rantai –R. Hasil FTIR ekstrak etanol cacing laut Nereis sp.
menunujukkan dugaan gugus fungsional utama penyusun asam amino yaitu
gugus N-H, O-H, C-H, C-O. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang
senyawa antibakteri pada cacing laut Nereis sp. senyawa antibakteri yang
berhasil diisolasi dari cairan selom cacing Nereis diversicolor adalah Hedistin
(Tasiemski, et al. 2007) dan MPII (Deloffre, et al. 2003) yang mana senyawa aktif
ini termasuk kedalam golongan protein atau peptida aktif. Menurut Volk dan
Wheeler (1988), senyawa HNO3 bersifat sebagai antibakteri karena dapat
menggumpalkan protein pada sel bakteri. Oleh karena itu dugaan gugus nitro
(NO2) yang muncul pada spektra inframerah dapat menjadi antibakteri. Serapan
FTIR ekstrak etanol cacing laut Nereis sp. ulangan 1 dapat dilihat pada Gambar
7. Analisis serapan FTIR cacing laut Nereis sp. ulangan 1. Dapat dilihat pada
Tabel 4.
24
Tabel 4 . Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Nereis sp. Ulangan 1
Puncak serapan cm-1
Referensi cm-1* Kemungkinan gugus fungsi
653,87 972,12
675-995 C-H Alkena
719,45 690-900 & 3010-3100
C-H cincin aromatik
1022,27 1045,42 1083,99
1050-1300 C-O asam karboksilat
1219,01 1180-1360 C-N amina/amida 2852,72 2929,87 2953,02
2850-2970 C-H alkana
*Wonorahardjo, 2016 Hasil analisis FTIR ulangan 1 ekstrak etanol cacing laut Nereis sp.
menghasilkan 10 puncak serapan. Hasil FTIR Nereis sp ulangan 1 menunjukkan
dugaan gugus C-O asam karboksilat, C-N amida, N-H amina, C-H aromatik. Dari
hasil analisa gugus fungsi dengan FTIR pada sampel cacing laut Nereis sp.
maka didapatkan analisa gugus utama yang merupakan penyusun asam amino
sebagaimana senyawa aktif antibakteri yang telah ditemukan oleh Tasiemski, et
al. (2002) pada Nereis diversicolor merupakan hedistin yaitu peptida antimikroba
yang mengandung bromotriptofan yang mana asam amino triptofan memiliki
gugus C-H aromatik. Menurut Deloffre et al (2003), senyawa antimikroba yang
ditemukan adalah MPII merupakan protein dengan residu asam amino sebanyak
119. Dari kedua hasil pengujian FTIR ekstrak etanol cacing laut Nereis sp. dan
ulangan 1, diduga gugus fungsional yang muncul adalah gugus fungsi penyusun
asam amino yang merupakan unit terkecil penyusun protein.
4.2.2 Analisis FTIR Cacing Tanah Lumbricus rubellus
Hasil analisis FTIR sampel ekstrak etanol cacing tanah Lumbricus
rubellus menghasilkan 14 puncak serapan. Serapan FTIR ekstrak etanol cacing
tanah Lumbricus rubellus dapat dilihat pada Gambar 8. Analisis serapan FTIR
cacing tanah Lumbricus rubellus dapat dilihat pada Tabel 5.
25
Gambar 8. Serapan FTIR ekstrak etanol Cacing Tanah Lumbricus rubellus
Tabel 5 . Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Tanah Lumbricus rubellus
Puncak Serapan cm-1
Referensi cm-1* Kemungkinan gugus Fungsi
717,52 808,17 3008,95 3091,89
675-995 & 3010-3095 C-H Alkena
1018,41 1085,92 1176,58
1050-1300 C-O asam karboksilat
1219,01 1180-1360 C-N amina/amida 1377,17 2854,65 2927,65
1340-1470 & 2850-2970 C-H alkana
1745,58 1690-1760 C=O asam karboksilat
*Wonorahardjo, 2016
Dugaan serapan inframerah pada sampel ekstrak etanol cacing
Lumbricus rubellus adalah gugus fungsi C-H alkena, C-O asam karboksilat, C-N
amina/amida, C-H alkana dan C=O asam karboksilat. Mengacu kepada jurnal
Cho, et al. (1998) tentang isolasi senyawa antibakteri dari cairan selom cacing
Lumbricus rubellus, maka senyawa tersebut adalah lumbricin I yang merupakan
26
peptida aktif dengan kemampuan sebagai antibakteri. Lumbricin I tersusun atas
asam amino dengan gugus fungsi utama penyusunnya terdiri dari asam
karboksilat, amina, amida primer/sekunder dan gugus -R. Oleh karena itu,
dugaan gugus fungsional serapan inframerah pada sampel ekstrak etanol
Lumbricus rubellus merupakan penyusun asam amino yang sesuai dengan
penelitian terdahulu. Serapan FTIR ekstrak etanol cacing tanah Lumbricus
rubellus ulangan 1. dapat dilihat pada Gambar 9. Analisis serapan FTIR cacing
tanah Lumbricus rubellus ulangan 1. dapat dilihat pada Tabel 6.
Gambar 9. Serapan FTIR ekstrak etanol Lumbricus rubellus ulangan 1
27
Tabel 6 . Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Lumbricus rubellus ulangan 1
Puncak serapan cm-1 Referensi cm-1* Kemungkinan gugus fungsi
719,45 806,25 875,68 925,83 972,12
675-995 & 3010-3095 C-H Alkena
1020,34 1051,2 1085,92 1112,93
1050-1300 C-O asam karboksilat
1178,51 1219,01
1180-1360 C-N amina/amida
1377,17 1454,33 2852,72 2924,09 2953,02
1340-1470 & 2850-2970 C-H alkana
1614,42 1610-1680 C=C alkena 3224,98 3242,34 3284,77
3200-3600 O-H alkohol ikatan H/fenol
3304,06 3321,42 3520,09 3562,52
3300-3500 N-H Amina/Amida
* Wonorahardjo, 2016
Hasil analisis FTIR ulangan 1 ekstrak etanol cacing tanah Lumbricus
rubellus menghasilkan 33 puncak serapan. Dugaan analisa gugus fungsi sampel
Lumbricus rubellus ulangan 1 menunjukkan kemungkinan adanya gugus N-H
amina/amida, C-N amida/amina, gugus O-H, C-O asam karboksilat, C-H alkana
dan C=H alkena pada sampel tersebut. Dugaan gugus fungsi tersebut mengacu
kepada gugus fungsi penyusun protein atau peptida antibakteri lumbricin I yang
ditemukan oleh Cho, et al. (1998).
4.2.3 Analisis FTIR Cacing Tanah Eisenia foetida
Hasil analisis FTIR sampel ekstrak etanol cacing tanah Eisenia foetida
menghasilkan 10 puncak serapan. Serapan FTIR ekstrak etanol cacing tanah
28
Eisenia foetida dapat dilihat pada Gambar 10. Analisis serapan FTIR cacing
tanah Eisenia foetida dapat dilihat pada Tabel 7.
Gambar 10. Serapan FTIR ekstrak etanol Cacing Tanah Eisenia foetida
Tabel 7 . Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Eisenia foetida
No Puncak serapan Referensi cm-1* Kemungkinan gugus fungsi
1. 806,25 675-995 & 3010-3095 C=H Alkena 2. 1053,13 1050-1300 cm-1 C-O asam karboksilat 3. 1180,44
1219,01 1180-1360 cm-1 C-N amina/amida
4. 2854,65 2927,94 2953,02
1340-1470 & 2850-2970 cm-1
C-H alkana
* Wonorahardjo, 2016
Dugaan gugus fungsi pada sampel ekstrak etanol cacing tanah Eisenia
foetida adalah C-H alkana, C=H alkena, C-O asam karboksilat dan C-N
amida/amina. Dugaan gugus fungsi ini mengacu kepada jurnal Li, et al. (2011)
bahwa senyawa antibakteri yang telah diisolasi dari cairan selom cacing Eisenia
foetida disebut F-1 dan F-2 yang merupakan peptida aktif yang memiliki
kemapuan sebagai antibakteri. Komponen penyusun senyawa tersebut adalah
asam amino yang terdiri dari gugus asam karboksilat, amina, amida
29
primer/sekunder dan gugus –R. Diduga gugus fungsional utama pada sampel
merupakan gugus penyusun asam amino yang sesuai dengan jurnal acuan.
Serapan FTIR ekstrak etanol cacing tanah Eisenia foetida ulangan 1 dapat dilihat
pada Gambar 11. Analisis serapan FTIR cacing tanah Eisenia foetida ulangan 1
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Eisenia foetida ulangan 1
No Puncak serapan cm-1
Referensi cm-1* Kemungkinan Gugus Fungsi
1. 719,45 972,12
675-995 C-H Alkena
2. 1051,2 1085,92 1112,93
1050-1300 C-O asam karboksilat
3. 1178,51 1217,08
1180-1360 C-N amina/amida
4. 1377,17 1460,11 2852,72 2924,09 2953,02
1340-1470 & 2850-2970
C-H alkana
5. 1616,35 1610-1680 C=C alkena 6. 3269,34 3200-3600 O-H alkohol ikatan H/fenol 7. 3300,2
3319,49 3568,31
3300-3500 N-H Amina/Amida
* Wonorahardjo, 2016
Gambar 11. Serapan FTIR ekstrak etanol Eisenia foetida ulangan 1
30
Univ Brawijaya
Time1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00
%
0
100
FPIK Brawijaya NR Etanol 1: TOF MS ES+ BPI
1.05e8
15.07
14.19
14.01
13.35
11.01
1.57 5.11 12.51
13.76
14.92
15.17
15.95
15.77
17.00
17.82
18.36
Hasil analisis FTIR sampel ekstrak etanol Eisenia foetida menghasilkan 17
puncak serapan. Dugaan gugus fungsi dengan FTIR pada sampel Eisenia
foetida ulangan 1 menunjukkan adanya kemungkinan gugus fungsi penyusun
asam amino yang terdiri atas C-H alkana, C-O asam karboksilat, gugus O-H, C-N
amida/amina, N-H amina/amida. Li, et al. (2011), memaparkan bahwa senyawa
antimikroba pada cacing tanah Eisenia foetida merupakan golongan peptida
yang terdiri dari beberapa rantai asam amino.
4.3 Analisis LCMS
Analisis LCMS dilakukan dengan menggunakan software masslynk dan
identitas senyawa dicari dengan menggunakan website chemspider.com. dengan
cara memasukkan rumus molekul yang telah didapatkan dari hasil analisa
spektrum dan berat molekul dalam m/z.
4.3.1 Analisis LCMS Nereis sp
Hasil analisis spektroskopi massa sampel ekstrak etanol cacing Nereis
sp. muncul beberapa spektrum pada retensi waktu tertentu dengan total retensi
waktu 0-22 menit. Kromatogram LCMS ekstrak kasar etanol cacing laut dapat
dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Kromatogram LCMS Ekstrak Kasar Etanol Nereis sp.
31
Puncak kromatogram LCMS pada ekstrak kasar etanol cacing Nereis sp.
menunjukkan beberapa puncak pada retensi waktu 1,57 menit, 5,11 menit, 11,01
menit, 12,51 menit, 13,35 menit,14,01 menit, 14,19 menit, 14,92 menit, 15,07
menit, 15,17 menit, 15,95 menit, 17,00 menit, 17,82 menit dan 18,36 menit. Hasil
analisis LCMS ekstrak kasar etanol cacing Nereis sp. dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Analisis Spektrum LCMS Ekstrak Kasar Etanol Nereis sp.
No Retensi waktu
Nama Senyawa Rumus molekul
Berat molekul
Rumus Struktur
1. 1,569 menit
1-Amino cyclohexane carboxylic acid
C7H13NO2 143,184 Da
2. 1,683 L-Valine C5H11NO2 117,146 Da
3. 5,113 menit
2-{[(4-amino 1,2,5-oxadiazol-3-yl) carbonyl] amino}- N-(2-ethoxy-3- methoxybenzyl) ethanaminium
C15H22N5O4 336,366 Da
4. 11,013 menit
Cocamidopropyl βine
C19H38N2O3 342,517 Da
5. 12,511 menit
{Dimethyl[3- tetradecanoyl amino)propyl] ammonio} acetate
C21H42N2O3 370,570 Da
6. 13,346 menit
(2S)-2-{(1S,7S, 8S, 8aS) -1- hydroxy-7-[(methoxyacetyl) amino]-4a,8- dimethyldecahydro-2-naphthalenyl}- N- [2-(4-morpholinyl) ethyl] propanamide
C24H43N3O5 453,615 Da
(dilanjutkan)
32
Tabel 9. Analisis Spektrum LCMS Ekstrak Kasar Etanol Nereis sp. (lanjutan)
No Retensi waktu
Nama Senyawa Rumus molekul
Berat molekul
Rumus Struktur
7. 14,9 menit
1-(β-D-Arabinofuranosyl)-4-(hexadecylamino)-2(1H)- pyrimidinone
C25H45N3O
467,642 Da
8. 17,267 menit
N,N-
Dicyclohexyl-N2
N6-bis{2-methyl-
2-
propanyl)oxy]ca
rbonyl}-D-
lysinamide
C28H51N3O 509,722 Da
Analisis dengan LCMS menunjukkan bahwa pada retensi waktu tertentu
terdapat senyawa yang dapat diidentifikasi dari sampel ekstrak kasar etanol
cacing laut Nereis sp. yaitu dari golongan senyawa amino atau amida.
Sebagaimana senyawa aktif antibakteri yang telah ditemukan oleh Tasiemski, et
al. (2002) pada Nereis diversicolor merupakan hedistin yaitu peptida antimikroba
yang mengandung bromotriptofan yang mana asam amino triptofan memiliki
gugus C-H aromatik. Menurut Deloffre et al (2003), senyawa antimikroba yang
ditemukan adalah MPII merupakan protein dengan residu asam amino sebanyak
119.
4.3.2 Analisis LCMS Lumbricus rubellus
Hasil analisis spektroskopi massa sampel ekstrak kasar etanol cacing
Lumbricus rubellus muncul beberapa spektrum pada retensi waktu tertentu
dengan total retensi waktu 0-22 menit. Kromatogram LCMS ekstrak kasar etanol
cacing Lumbricus rubellus dapat dilihat pada gambar 13.
33
Univ Brawijaya
Time1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00
%
0
100
FPIK Brawijaya LR Etanol 1: TOF MS ES+ BPI
3.11e7
15.07
14.85
7.06
2.30
1.60
1.75
4.93
4.716.115.11
13.7612.88
9.44
10.78 12.66
11.88
13.64
13.49
14.49
14.34
18.40
16.87
15.5916.24
17.19
Gambar 13. Kromatogram LCMS Ekstrak Kasar Etanol Lumbricus rubellus
Puncak kromatogram LCMS pada ekstrak kasar etanol cacing Lumbricus
rubellus menunjukkan beberapa puncak pada retensi waktu 1,60 menit, 2,30
menit, 4,71 menit, 4,93 menit, 6,11 menit, 7,06 menit, 9,44 menit, 10,78 menit,
12,66 menit, 12,88 menit, 13,76 menit, 14,85 menit, 15,07 menit dan 18,40
menit. Hasil analisis LCMS ekstrak kasar etanol cacing Lumbricus rubellus dapat
dilihat pada Tabel 10.
34
Tabel 10. Analisis Spektrum LCMS Ekstrak Kasar Etanol Lumbricus rubellus
No Retensi waktu
Nama Senyawa Rumus molekul
Berat molekul
Rumus Struktur
1. 1,603
menit
Adenosine C10H13N5O
267,241
Da
2. 2,301 menit
Adenosine C10H13N5O
267,241
Da
3. 4,610
menit
N- Benzyl
maleimide
C11H9NO2
187,195
Da
4. 4,713
menit
Benzyl 2-amino-
7-azaspiro[3.5]
nonane-7-
carboxylate
C16H22N2O
274,358
Da
5. 4,930
menit
N- Phenyl- N-
(4-piperidinyl)
propanamide
C14H20N2O
232,321
Da
6. 9,435
menit
Fmoc-l-Lysine C21H24N2O
368,426
Da
7. 10,784
menit
N-
Lauryldiethanola
mine
C16H35NO2
273,455
Da
35
Univ Brawijaya
Time1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00
%
0
100
FPIK Brawijaya EF Etanol 1: TOF MS ES+ BPI
3.15e7
15.07
14.85
7.06
2.30
1.60
1.75
4.93
4.716.115.11
13.7612.88
9.44 12.66
10.78
11.23
13.68
13.49
14.52
14.34
18.36
17.6716.20
15.72
17.0516.54
18.43
19.13
Analisis dengan LCMS menunjukkan bahwa pada retensi waktu tertentu
terdapat senyawa yang dapat diidentifikasi dari sampel ekstrak kasar etanol
cacing tanah Lumbricus rubellus yaitu dari golongan senyawa turunan amino
atau amida. Cho, et al. (1998) menyatakan isolasi senyawa antibakteri dari cairan
selom cacing Lumbricus rubellus telah dilakukan dan senyawa tersebut adalah
lumbricin I yang merupakan peptida aktif dengan kemampuan sebagai
antibakteri. Lumbricin I tersusun atas asam amino dengan gugus fungsi utama
penyusunnya terdiri dari asam karboksilat, amina, amida primer/sekunder dan
gugus -R.
4.3.3 Analisis LCMS Eisenia foetida Hasil analisis spektroskopi massa sampel ekstrak etanol cacing Eisenia
foetida muncul beberapa spektrum pada retensi waktu tertentu dengan total
retensi waktu 0-22 menit. . Kromatogram LCMS ekstrak kasar etanol cacing
tanah Eisenia foetida dapat dilihat pada gambar 14.
Gambar 14. Kromatogram LCMS Ekstrak Kasar Etanol Eisenia foetida
Puncak kromatogram LCMS pada ekstrak kasar etanol cacing tanah
Eisenia foetida menunjukkan beberapa puncak pada retensi waktu 1,60 menit,
2,30 menit, 4,71 menit, 4,93 menit, 6,11 menit, 7,06 menit, 9,44 menit, 10,78
36
menit, 12,66 menit, 12,88 menit, 13,76 menit, 14,85 menit, 15,07 menit, 16,20
menit, 17,67 menit dan 19,13 menit. Hasil analisis LCMS ekstrak kasar etanol
cacing Eisenia foetida dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Analisis Spektrum LCMS Ekstrak Kasar Etanol Eisenia foetida
No Retensi waktu
Nama Senyawa Rumus molekul
Berat molekul
Rumus Struktur
1. 1,603
menit
Adenosine C10H13N5O
267,241
Da
2. 2,301 menit
Adenosine C10H13N5O
267,241
Da
3. 4,610
menit
N- Benzyl
maleimide
C11H9NO2
187,195
Da
4. 4,713
menit
Benzyl 2-amino-
7-azaspiro[3.5]
nonane-7-
carboxylate
C16H22N2O
274,358
Da
5. 4,931
menit
N- Phenyl- N-
(4-piperidinyl)
propanamide
C14H20N2O
232,321
Da
6. 9,435
menit
Fmoc-l-Lysine C21H24N2O
368,426
Da
(dilanjutkan)
37
Tabel 11. Analisis Spektrum LCMS Ekstrak Kasar Etanol Eisenia foetida (lanjutan)
No Retensi waktu
Nama Senyawa Rumus molekul
Berat molekul
Rumus Struktur
7. 11,23
menit
2,2’-
(Tridecylimino)
ethanol
C17H37NO2
287,481
Da
8. 12,87
N-(2-{Butyl[2-
(cyclohexylamin
o) -1- (2,4 -
dimethoxypheny
l)-2-
oxoethyl]amino}
-2- oxoethyl)-2-
furamide
C27H37N3O6
499,599
Da
9.
13,025
menit
2-Hexyl-3,5-
dipentylpyridine
C21H37N
303,525
Da
10. 14,85
menit
1-(2,3- Dideoxy-
3-{hydroxy[(9E)-
9-
octadecenoyl]a
mino}
pentofuranosyl)-
5- methyl-
2,4(1H,3H)-
pyrimidinedione
C28H47N3O6
521,689
Da
11. 17,667 N-[2-(3,4-
Dimethoxyphen
yl) ethyl] -4,6-
di(1-piperidinyl)-
1,3,5- triazine-2-
amine
C23H34N6O2
426,555
Da
Analisis dengan LCMS menunjukkan bahwa pada retensi waktu tertentu
terdapat senyawa yang dapat diidentifikasi dari sampel ekstrak kasar etanol
cacing tanah Eisenia foetida yaitu dari golongan senyawa turunan amino atau
38
amida. Li, et al. (2011) menyatakan bahwa senyawa antibakteri yang telah
diisolasi dari cairan selom cacing Eisenia foetida disebut F-1 dan F-2 yang
merupakan peptida aktif yang memiliki kemapuan sebagai antibakteri. Komponen
penyusun peptida tersebut adalah asam amino yang terdiri dari gugus asam
karboksilat, amina, amida primer/sekunder dan gugus –R. Cara analisis berat
molekul dugaan senyawa antibakteri dapat dilakukan melalui perhitungan massa
relatif (Mr) sequencing senyawa antibakteri pada Eisenia foetida, yakni F-1.
Senyawa F-1 memiliki sequencing Ac-Ala-Met-Val-Ser-Ser. Perhitungan Mr F-1
sebagai berikut:
Mr Asam Aspartat (C4H7NO4) = 4 (Ar C)+7 (Ar H)+1 (Ar N)+4 (Ar O)
= 4(12,01115)+7(1,00797)+1(14,0067)+4(15,9994)
= 133,1047 g/mol
Mr Alanin (C3H7NO2) =3 (Ar C)+7 (Ar H)+1 (Ar N)+2 (Ar O)
= 3(12, 01115)+7(1,00797)+1(14,0067)+2(15,9994)
= 89,09474 g/mol
Mr Metionin (C5H11NO2S) = 5 (Ar C)+11 (Ar H)+1 (Ar N)+2 (Ar O)+1 (Ar S)
= 3(12,01115)+7(1,00797)+1(14,0067)+2(15,9994)
+1(32,064)
= 149,2129 g/mol
Mr Valin (C5H11NO2) = 5 (Ar C)+11 (Ar H)+1 (Ar N)+2 (Ar O)
= 3(12,01115)+7(1,00797)+1(14,0067)+ 2(15,9994)
= 117,1489 g/mol
Mr Serin (C3H7NO3) = 3 (Ar C)+7 (Ar H)+1 (Ar N)+3 (Ar O)
= 4(12, 01115)+7(1,00797)+1(14,0067)+4(15,9994)
= 105,0941 g/mol Total Mr pada Fetidin adalah (Asp+Ala+Met+Val+Ser+Ser)–5(H2O) = 608,673 g/mol.
39
Univ Brawijaya
m/z50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100 1150
%
0
100
FPIK Brawijaya EF Etanol 443 (16.204) 1: TOF MS ES+ 3.65e6524.3738
496.3786
277.2177
242.2491223.0648
161.0849144.982591.0546179.1438
332.3324350.3067 396.3278
485.3857
455.3055397.3296
525.3774
608.4309
526.3804
546.3558 562.3804
1006.7233721.4898
638.4066 688.5223776.2353
737.4647 777.2358 861.6002862.6028
877.5989926.2672
1010.75291031.6871
1032.69091127.65371106.7233
1171.6798
Spektrum dugaan senyawa antibakteri pada Eisenia foetida muncul pada
retensi waktu 16,204 menit dengan berat molekul sebesar 608,4309 m/z memiliki
rumus struktur C31H58N7O3S. Dugaan senyawa tersebut sesuai dengan
perhitungan Mr pada senyawa antibakteri F-1 dengan rantai asam amino Asp-
Ala-Met-Val-Ser-Ser. Gambar 15. merupakan spektrum senyawa C31H58N7O3S.
Gambar 15. Spektrum Dugaan Senyawa Antibakteri Eisenia foetida
top related