2013+kebijakan+dalam+kependudukan--kuliah+demsos

Post on 27-Dec-2015

20 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN

Diadopsi , Diterjemahkan dan Dikembangkan dari The John Hopkins University dan W. Hendry Mosley 2006

Diskusi

• Pengantar tentang Pehamanan Kebijakan Kependudukan

• Sejarah Singkat Tentang Kebijakan Kependudukan Sebelum Abad 20

• Perkembangan Kebijakan Kependudukan Pasca Perang Dunia II, 1950-2000

Apakah Arti “Kebijakan Nasional” (a National Policy)?

Kebijakan Nasional adalah seperangkat aturan (tertera dalam pernyataan tertulis maupun lisan) serta langkah-langkah pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi perilaku masyarakat secara menyeluruh dalam suatu negara agar tercapai tujuan-tujuan yang diinginkan (desired outcome). Langkah-langkah Pemerintah secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam lima “instrument kebijakan”

Lima Instrumen Kebijakan Pemerintah

•Informasi•Undang-undang dan Peraturan-peraturan•Pajak dan Pengontrolan Harga•Belanja Lansung dan Investasi•Penelitian

Gambaran Aplikasi Instrumen Kebijakan Pemerintah

• Kampanye tentang transmisi HIV/AIDS• Legalisasi dan Kontrol sex komersial • Subsidi distribusi kondom• Layanan gratis diagnosis dan penanggulangan

HIV/AIDS• Membiayai pembuatan vaksin HIV/AIDS

Tujuan Kebijakan: Mengurangi Transmisi HIV/AIDS

Apa Arti “Kebijakan Kependudukan”(Population Policies)

Definisi: Kebijakan kependudukan adalah keputusan dan tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah, yang tujukan untuk mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi penduduk dengan mempengaruhi, baik langsung atau tidak langsung, keputusan-keputusan keluarga (family decisions) terkait dengan perkawinan dan kelahiran, pekerjaan, tempat tinggal dan lain-lain.

WHAT IS POPULATION POLICY?

• Measures formulated by a range of social institutions including Government which may influence the size, distribution or composition of human population (Driver,1972).

• A deliberate effort by a national government to influence the demographic variables like fertility, mortality and migration (Organski & Organski,1961)

• A set of Coordinated laws aimed at reaching some demographic goal (Biurgeois-Pichat,1974)

Jenis-Jenis Kebijakan Kependudukan

Langsung atau Eksplisit: Tindakan-tindakan pemerintah yang dilakukan untuk mempengaruhi situasi demografis tertentu, seperti: pola migrasi , kelahiran, kematian dll.Tidak Langsung atau Implisit: Tindakan-tindakan pemerintah yang hanya secara tidak langsung memiliki beberapa akibat demografis, seperti misalnya mendorong pendididikan perempuan agar terjadi penurunan angka kelahiran

Kebijakan Kependudukan

Eksplisit versus ImplisitContoh: Penurunan Pertumbuhan Penduduk

Kebijakan Eksplisit • Menyediakan Pelayanan KB

gratis• Penambahan pajak pada

tiap penambahan anak• Pengetatan Kebijakan

Imigrasi• Meninggikan umur untuk

izin perkawinan

Kebijakan Implisit• Wajib belajar 9 tahun• Larangan Pekerja Anak• Pengaturan ukuran

maksimal rumah• Peningkatan Status

Perempuan (dengan program pendidikan)

• Penyediakan Dana Pensiun

Bagaimana Keputusan Pemerintah Mempengaruhi Keputusan Keluarga

KEPUTUSAN PEMERINTAH

LINGKUNGAN SOSIAL-EKONOMI

KEPUTUSAN KELUARGA

Sumber: World Development Report 1984

Keputusan PemerintahHukum & Peraturan

• Umur Perkawinan• Program ASI• Lapangan Kerja

Perempuan• Pendidikan Anak 9

Tahun

Pengeluaran

• Pendidikan• Kesehatan

Dasar• KB• Pensiun

Program Pajak

• Potongan Pajak Untuk Sedikit Anak

• Pajak Wajib Untuk Pensiun

Sumber: World Development Report 1984

LINGKUNGAN SOSIAL-EKONOMI

• Kesempatan Pendidikan, khususnya bagi perempuan

• Ketersediaan pelayanan kesehatan dan KB• Status Perempuan• Situasi Finansial dan Pasar Kerja

Sumber: World Development Report 1984

KEPUTUSAN KELUARGA

• Waktu (umur) nikah• Jumlah Anak• Pendidikan Anak• Tabungan dan Konsumsi• Waktu kerja di dalam dan di luar

rumah

Alasan Penerapan Kebijakan Kependudukan

Merubah Nasib Masa Depan Bangsa, khususnya dalam hal:

• Kemajuan ekonomi• Pengembangan kesejahteraan Sosial• Peningkatan Kemakmuran Individu

• Kemajuan ekonomi• Pengembangan kesejahteraan Sosial• Peningkatan Kemakmuran Individu

Pertanyaan Pokok Yang Mendasari Langkah2 Dalam Merumuskan Kebijakan Kependudukan

• Apakah kemungkinan keadaan sosial-ekonomi di masa depan bila tren demografis saat ini terus berlanjut tanpa perubahan?

• Apakah gambaran demografis alternatif yang lebih kita inginkan di masa depan?

• Apakah perilaku saat ini yang harus dirubah agar tercapai masa depan yang kita inginkan?

Wilayah Perhatian Utama dalam Kebijakan Kependudukan

Sebelumnya• Fertility Prokelahiran

(pronatalis)• Migration Hambat

emigrasi, dorong immigrasi

Saat ini• Migrasi Hambat

Immigrasi, dorong redistribusi

• Mortality Perpanjang Umur

• Fertility Pada Dasarnya hambat kelahiran (antinatalis)

Kebijakan Kependudukan

Ulasan Sejarah Singkat Sebelum Abad ke 20

Dasar Kebijakan Kependudukan Atas Sumber Agama

Kebijakan Kependudukan KunoRaja Augustus, Romawi 9 BC- 18 AD

• Hilangkan hambatan dilakukannya perkawinan usia muda (remaja)

• Jadikan perkawinan sebagai tugas negara; lelaki tak penikah tak dapat menjabat jabatan pemerintah atau menerima warisan

• Berikan ayah kedudukan publik yang menguntungkan• Berikan penghargaan terhadap para ibu sebagai status

terhormat

Untuk Mendorong Kelahiran di kalangan Rakyat Romawi, diciptakan aturan hukum untuk:

Abad 17-18 EropaKebangkitan Mercantilisme-Industri, Perdagangan dan Kolonialisme

Keuntungan ekonomi, politik dan militer atas besar dan tumbuhnya penduduk adalah dasar dari pertimbanganKeuntungan ekonomi, politik dan militer atas besar dan tumbuhnya penduduk adalah dasar dari pertimbangan

• Premise—penduduk besar akan mengurangi besarnya upah, memberi dorongan pada buruh untuk bekerja lebih lama, yang akibatnya akan meningkatkan produksi dan melebarnya pendapatan nasional dan upah perseorangan. Disamping itu, pembagian kerja dalam pabrik membutuhkan jumlah penduduk besar.

Abad 17-18 Eropa

Kebijakan Pronatalist di bawah Louis XIV, 1666

• Denda bagi pembujangan (tidak kawin)• Potongan Pajak Bagi Perkawinan Dini• Potongan Pajak Seumur Hidup bagi ayah dengan 10

anak, dan uang pensiun bagi ayah dengan 12 anak, dan tak memberi insentif apapun pada pendeta atau biarawati

• Emigrasi dilarang dengan hukuman mati

Abad 18 -- Revolusioner

Marquis de Condorcet: Penulis Revolusioner Perancis menulis bahwa kemiskinan adalah akibat mismanagement yang dilakukan oleh para pendeta dan bangsawan; manakala mereka telah tersingkirkan; warga akan bebas, tak ada ketimpangan, akal akan berlaku, kemiskinan akan hilang, and umat manusia akan secara “alamiah” membatasi penduduk.Godwin: Penulis Revolusioner Inggris juga meyakini adanya “kesempurnaan” manusia, dan kehancuran lembaga sosial yang menciptakan ketimpangan dan kemiskinan.

Thomas Malthus

Thesis: “Suatu kemustahilan absolut dari hukum alam yang berlaku tetap adalah bahwa tekanan keinginan (nafsu) dapat dihilangkan samasekali di kalangan kelas bawah masyarakat.Karena itu: “Dalam pola pemikiran Godwin dan Condorcet, bila hambatan-hambatan perkawinan dan pelipatgandaan anak ditekan/hilang, maka jumlah orang miskin akan bertambah banyak.

Thomas MalthusPostulate:1.Makanan adalah penting untuk kelangsungan hidup.2.Dorongan sexual adalah (juga) penting untuk keberlangsungan kehidupan

Karena itu:1.Penduduk dibatasi oleh ketersediaan kebutuhan dasar.2.Penduduk secara beragam akan meningkat tergantung dari meningkatnya ketersediaan kebutuhan dasar, kecuali bila ada faktor lain yaitu dilakukannya pengendalian berupa “kontrol” (checks).

Thomas Malthus

“Checks” untuk membatasi pertumbuhan penduduk adalah:• Moral Restraint (Pengendalian

Moral)—pengendalian/menahan diri dari perkawinan (Malthus tidak mendukung pembatasan kelahiran dalam perkawinan karena hal ini akan mendorong terjadinya kemalasan di kalangan rakyat miskin yang akhirnya akan berakibat pada kekurangan penduduk.

• Sifat buruk dan Penderitaan—kelaparan, wabah, perang dan immoralitas (termasuk penggunaan kontraseptif).

Thomas Malthus

Malthus mendukung penghapusan “aturan-aturan buruk” dan berbagai bentuk pengaturan kesejahteraan yang membuat orang lepas dari tanggung-jawab individual.Malthus mempercayai bahwa tanpa tekanan dari adanya anak-anak dalam keluarga, orang miskin tidak akan bekerja; karena itu mereka akan malas, bermoral tak terpuji, dan lebih jauh akan menyebabkan rendahnya jumlah penduduk (underpopulation).

Gerakan Pengontrolan Kelahiran dan Hak-hak Perempuan

1822, Inggris—Francis Place—Illustrations and Proofs of the Principle of Population—risalah pertama dalam bahasa Inggris yang mengusulkan kontraseptif sebagai ganti “Malthus’ moral restraint”.1832, US – Charles Knowlton—Fruits of Philosophy—mengajukan bahwa dokter sebaiknya memberikan kontraseptif untuk melindungi kesehatan perempuan dan pada saat yang sama mengizinkan dilakukannya hubungan seksual.

1869 J.S. Mill – The Subjugation of Women– secara tajam tidak setuju terhadap pengucilan perempuan dengan membatasi ruang geraknya pada fungsi melahirkan, mengurus anak, mengurus rumah tangga. Mill mempromosikan penggunaan kontraseptif.

Akhir Abad 19—Awal Abad 20—Marie Stopes (UK) dan Margaret Sanger (US) adalah perintis dalam mempromosikan penyediaan umum pelayanan alat kontrol kelahiran.

Gerakan Pengontrolan Kelahiran dan Hak-hak Perempuan

Marxisme dan Penduduk:Sebuah Pandangan Tandingan

Lebihnya penduduk adalah ciptaan dari kapitalisme, dan itu merupakan kondisi yang diperlukan untuk kelanjutan kapitalisme;

Kapitalisme membutuhkan surplus “ ketersediaan tenaga kerja yang siap dieksploitasi” yang tercipta akibat adanya penghisapan tanah-tanah dan digusurnya pekerja dengan mesin.

PASCA ERA PERANG DUNIA II

Pembangunan Kebijakan Kependudukan Modern dan Program-Program

top related