document1

Post on 16-Jan-2016

216 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

df

TRANSCRIPT

1.Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 memiliki perubahan struktur kurikulum pendidikan dari

Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan

khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan

UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Kurikulum 1968 bertujuan agar  pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk

manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan

jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada

kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat

dan kuat.

Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok

pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 disebut

sebagai kurikulum bulat. Karena kurikulum ini hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok

saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual

di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap

jenjang pendidikan.

a. Karakteristik kurikulum 1968

-  Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

- Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok.

b.Kelebihan Kurikulum 1968

-  Pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat

c.Kekurangan Kurikulum 1968

-Hanya memuat mata pelajaran pokok saja.

- Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan.

2. Kurikulum 1975

Di dalam kurikulum 1975, pada setiap bidang studi dicantumkan tujuan kurikulum, sedangkan pada setiap pokok bahasan diberikan tujuan instruksional umum yang dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai satuan bahasan yang memiliki tujuan instruksional khusus. Dalam proses pembelajaran, guru harus berusaha agar tujuan instruksional khusus dapat dicapai oleh peserta didik, setelah mata pelajaran atau pokok bahasan tertentu disajikan oleh guru. Metode penyampaian satun bahasa ini disebut prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Melalui PPSI ini dibuat satuan pelajaran yang berupa rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

a Karakteristik kurikulum 1975

- Berorientasi pada tujuan

- Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.

- Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.

-  Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.

- Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).

b.Kelebihan Kurikulum 1975

- Menekankan pada pendidikan yang lebih efektif dan efisien dalam hal daya dan waktu

- Menganut sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik,dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa

c.Kelemahan Kurikulum 1975

- Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran

3.KURIKULUM 1984 (KURIKULUM CBSA)

a.Karakteristik Kurikulum 1984

- Mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut "kurikulum1975 yang disempurnakan".

- CBSA merupakan suatu upaya dalam pembaharuan pendidikan dan pembelajaran pada saat itu. Pendekatannya menitikberatkan pada keaktifan siswa yang merupakan inti dari kegiatan belajar. 

- Dalam CBSA kegiatan belajarnya diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan masalah, membentuk gagasan, menyusun rencana dan sebagainya.

- Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yangdiberikan.

- Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya

- Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.

-  Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan pelajaran.

b.   Kelebihan kurikulum 1984 (CBSA)

-   Pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intlektual dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektip, maupun psikomotor.

c.Kekurangan Kurikulum 1984 (CBSA)

- Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.

- Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajaar model berceramah.

4. Kurikulum 1994

a. Karakteristik kurikulum 1994

- Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.

- Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).

- Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.

-Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.

- Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

b.Kelebihan Kurikulum 1994

- Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan social.

- Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.

c. Kekurangan Kurikulum 1994

- Aspek yang di kedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat.

- Konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid.

-  Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.

- Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

- Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.

     

5. KURIKULUM 2004 Kurikulum  Berbasis Kompetensi (KBK))

a.Karakteristik Kurikulum 2004

- Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

- Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

- Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

- Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

- Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

b.Kelebihan Kurikulum 2004

- Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.

-Pembelajaran berpusat pada siswa.

-Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.

-Sumber belajar yang bervariasi.

c.Kekurangan Kurikulum 2004

- Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KBK dengan kata lain masih rendahnya kualitas sorang guru, karena dalam KBK seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan.

6. KURIKULUM 2006 (KTSP)

Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang berlaku dewasa ini di Indonesia. KTSP diberlakukan mulai tahun ajaran 2006/2007 yang menggantikan kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum ini lahir seiring dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Salah satu perbedaan KTSP dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya di Indonesia adalah terletak pada sistem pengembangannya. Pengembangan kurikulum sebelum KTSP dilakukan secara terpusat (sentralistik), sedangkan KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah (desentralistik).

a. Karakteristik KTSP

-Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual, maupun klasikal.

- Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman.

-Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

- Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure edukatif.

- Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

b.   Kelebihan KTSP

-  Dalam pembelajaran adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.

- Pembelajaran berpusat pada siswa.

- Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi.

- Sumber belajar yang bervariasi.

- seorang guru benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntut kekereatifitasan.

c.    Kekurangan KTSP

-  Minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung pendidikan dan terutama sekali kesiapan guru dan sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.

7. KURIKULUM 2013

Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses,

maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta

penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.

Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan

pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan kurikulum

sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harus

mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa

lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

1) .Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

berubah;

2).Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;

3).Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu

strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kurikulum ini menekankan tentang pemahaman tentang apa yang dialami peserta didik

akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu proses

pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk

mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang

dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

1)  Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi

Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).

2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran

3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu

mata pelajaran di kelas tertentu.

4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik, dan

pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD

suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.

5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi, topik

atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau “content-

based curriculum”.

6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.

7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang

memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan

adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah

kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan

penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang

tidak langsung.

8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya

segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada

tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1) Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata

pelajaran.

2) Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan,

dan program pendidikan.

3) Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa

sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas

dalam berbagai mata pelajaran.

4) Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan

yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan

dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis

kompetensi.

5) Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

6)  Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik serta lingkungannya.

7) Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,

dan seni.

8) Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan..

9) Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

10) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan

daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

11) Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian

kompetensi.

Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:

1)      Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu:

- Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X

- Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI

- Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII

2)      Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015

3)      Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014

4)      Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan

budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan

Januari – Desember 2013

5)      Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan

masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016

top related