13 des 2013 tauhid dalam ilmu kedokteran
Post on 17-Jan-2016
3 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
HAKIKAT TAUHID DALAM ILMU KEDOKTERAN
Sasaran Belajar
Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan bahwa ilmu kedokteran merupakan bagian
dari tauhid. Untuk itu, diperlukan memiliki pengetahuan tentang:
1. arti tauhid baik secara generik maupun secara praktis
2. ungkapan atau rumusan tauhid
3. arti keesaan Allah
4. Implikasi tauhid
5. Essensi tauhid
6. Penyimpangan tauhid
7. Lingkup agama
1. Pengertian Tauhid
Kata ‘tauhid’ berasal dari bahasa Arab. Kata ini berasal dari kata dasar ‘wahada’
yang berarti ‘menyatu’. Dari kata ‘wahada’ dapat dibentuk menjadi kata
‘wahhada’ (dobel h) yang berarti berbuat menyatukan . dari kata ‘wahhada’ dapat
dibentuk kata benda (masdar) ‘tauhid’ yang berarti penyatuan atau pengesaan.
2. Pengertian secara praktis
Tauhid berarti menyatakan bahwa Tuhan itu hanya Satu. Pernyataan ini
merupakan ungkapan dari keyakinan batin bahwa Tuhan itu hanya Satu.
Keyakinan yang telah dinyatakan ini diteruskan ke dalam perbuatan apa saja,
antara lain seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pengobatan oleh dokter
terhadap pasien, atas nama Allah Swt. sebagai konsekuensinya.
1
3. Rumusan Ungkapan Tauhid
Tahlil: Laa ilaaha illallaah (Tidak ada Tuhan selain Allah). Rumusan
ini dikenal nafi isbat. Nafi berarti peniadaan, bahwa di seluruh
alam semesta ini sama sekali tidak ada Tuhan. Fenomena atau
gejala apa pun di dunia yang dijadikan objek penyembahan, jelas
itu bukan Tuhan. Isbat berarti penetapan, yaitu menetapkan
bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Allah swt.
Pengertian praktis tidak ada Tuhan kecuali Allah
mencakup: Tidak ada yang benar-benar maujud (ada) kecuali
Allah ’Laa maujuda illa-llaah” - rumusan oleh para filosof, Tidak
ada yang berhak disembah kecuali Allah ”Laa ma’buuda illa-
llaah”- rumusan oleh para sufi, dan tidak ada yang kekal kecuali
Allah ’Laa qaadima illa-llaah” - rumusan oleh kaum teolog (ulama
Ilmu Kalam).
Syahadad (persaksian): Asyahdu an laa ilaaha illallaah. Rumusan
ini biasa dikenal syahadad tauhid. Syahadad tauhid selalu disertai
syahadad Rasul: Wa asyhadu anna Muhamnmadan Rasuulullaah.
Arti kedua syahadad itu adalah: Aku bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan kecuali Allah, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad Saw itu
adalah utusan Allah. Arti persaksian adalah kesadaran penuh
akan akibatnya, yaitu kesanggupan mentaati kepada yang
dipersaksikannya.
Keridlaan sepenuh hati bersaksi bahwa Allah itu
Thannya dan Muhammad bin Abdullah itu sebagai Utusan Allah
yang rumusannya adalah : “Radiitu billaahi Rabbaa: aku rela
bahwa Allah adalah Rab-ku – pencipta,pemelihara, pendidik,
perencana, pengasuh, pengajar.
2
Pengertian mengesakan Allah adalah pernyataan bahwa
Allah itu Esa. Keesaan Allah adalah Esa yang semurni-murninya.
Semua yang bersifat individual adalah esa, tetapi tidak murni.
Demikian perbandingannya:
Keesaan Allah: Keesaan selain Allah:
Tempat bergantung segala sesuatu Bergantung kepada sesuatuTidak diperanakkan DiperanakkanTidak menganakkan Menganakkan
Tidak dibagi-bagi Dapat dibagi-bagi
Tidak terdiri atas unsur-unsur Terdiri atas unsur-unsur
Ada dengan sendirinya Ada karena faktor di
luar dirinya
Ada tanpa awal dan akhir Ada yang berawal dan
berakhir
Antara substansi dan sifat identik Substansi tidak identik
dengan sifat.
4. Jangkauan Agama.
Islam, sebagaimana dijelaskan oleh Alquran sendiri menjangkau semua aspek
kehidupan, atau telah sempurna. Demikian firman Allah yang menunjukkan
pernyataan ini:
3
Artinya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang QS. Al-Maaidah/5 : 3).
Pada terjemahan ayat yang dicetak tebal ini terlihat jelas agama Islam sebagai
agama yang sempurna. Pengertian sempurna antara lain tidak kekurangan sesuatu
apa, dengan kata lain semua aspek kehidupan tercakup dalam Islam.
Kitab suci ini juga menyatakan bahwa,tidak ada bagian sekecil apa pun dalam
kehidupan ini yang berada di luar jangkauan Islam. Demikian teks yang
menyatakan pernyataan ini:
Artinya:
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami
4
alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan (QS. Al-An’ama/6 : 38).
Terjemahan ayat tersebut yang dicetak tebal ini begitu jelas pernyataan
Alquran bahwa apa pun di dunia ini diatur dan diperhatikan oleh Allah. Itulah
diantara pengertian ”ar-Rahmaan”, Bahwa Allah itu mengasihi segala makhluk-
Nya yang berarti segala sesuatu.
Sejajar dengan pernyataan di atas, Alquran juga menyatakan bahwa dirinya
menjelaskan segala sesuatu (QS. an-Nahl/16 : 89)
Artinya:
Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (QS. An-Nahl/16 : 89).
Firman Allah pasti benar, kalau ada sesuatu penyakit yang sampai sekarang
belum diketemukan obatnya, itu bukan berarti Alquran tidak menjelaskan, melainkan
pemahaman kita tentang Alquran atau gejala yang ditunjuk oleh Alquran belum
secara baik kita pahami. Pemikiran manusia begitu terbatas, dan pencapaian prestasi
akal dalam memahami gejala alam (alam makro maupun alam mikro seperti seluk-
beluk dunia sell, DNA, ion, virus, bakteri, microba) bertahap sesuai dengan tekad
manusia untuk menguak misteri alam semesta ini melalui nadhar atau penelitian-
demi pene;itian yang pada gilirannya menghasilkan berbagai macam teori dan
selanjutnya menghasilkan ilmu.
5
Diantara yang dijelaskan oleh Alquran yang telah dapat diungkap antara lain
bahwa semua yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi kedokteran adalah termasuk
dalam cakupan pengertian tauhid. Demikian urutan penalaran untuk sampai pada
kesimpulan ini: Bagian kehidupan dunia adalah dunia akademik,
bagian dunia akademik adalah dunia ilmu, bagian dunia ilmu adalah
dunia ilmu kedokteran. Walhasil, Ilmu kedokteran adalah bagian
dari agama Islam itu sendiri, dan inti agama Islam adalah Tauhid.
Ilmu kedokteran adalah bagian dari tauhid itu sendiri. Segera
terbayang bahwa ilmu kedokteran ada dua macam : Ilmu
kedokteran Islam dan Ilmu Kedokteran sekuler-ateis.
Ilmu kedokteran yang hendak dikembangkan pada fakultas
Ilmu Kedokteran Unimus adalah Ilmu Kedokteran Islam berpola
Muhammadiyah. Tambahan ’berpola Muhammadiyah’ ini dianggap
penting karena:
(1) Penyelenggara pendidikan ini adalah institusi di bawah
payung besar Muhammadiyah. Pola keberagamaan
Muhammadiyah berusaha sekuat-kuatnya agar dalam
melaksanakan agama ini benar-benar murni hanya dari
Kitabullah dan sunnah Rasulnya. Dokter yang dihasilkan dari
pendidikan ini jangan sampai menjadi terkun (dokter plus
dukun).
(2) Muhammadiyah beruasaha sekuat-kuanya menghindari
penyakit masyarakat luas, yaitu TBC + S (tahayyul, bid’ah,
khurafat, dan syirik); diantara contoh praktik syirik dalam
pengobatan adalah pengobatan alternatif yang menggunakan
khadam, jin, mantra-mantraa, dan jimat-jimat yang diyakini
bertuah.
6
(3) Muhammadiyah sangat agresif dalam menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi mutakhir. Itulah sebabnya di
Indonesia ini, selain pendidikan negeri, pendidikan yang
diselenggarakan oleh Muhammadiyah jauh lebih maju dibanding
organisasi keagamaan Islam yang lain. Banyak pengamat di
dunia bahwa hingga saat ini, Muhammadiyah adalah organisasi
sosial keagamaan yang paling establis dan tertata rapi di dunia.
Sekarang ini telah banyak berdiri cabang-cabang
Muhammadiyah di luar negeri, seperti di Timur Tengah, di Asia,
bahkan di Eropa dan Amerika Serikat.
(4) Muhammadiyah mengambil jalan moderat dibanding ekstrim
kanan dan ekstrim kiri dalam berpolitik dan bermasyarakat.
Itulah sebabnya para anggota persyarikatan Muhammadiyah, di
mana pun tidak pernah membuat anarkhis,kerusuhan, atau
memulai membuat keributan, meskipun diganggu oleh
organisasi apa pun.
(5) Muhammadiyah sangat berpegang teguh kepada Alquran dan
Assunnah, dan tidak mau berkompromi dengan masyarakat luas
yang gegap gempita dan meriah melaksanakan ritual-ritual
berkenaan dengan momen-momen tertentu seperti suronan,
nyadranan, Jumat Kliwonan, sloso Kliwonan, sedekah bumi,
nglarung laut, sesaji, hingga ritus-ritus kematian, seperti:
nelungdinani, nyeminggoni, matangpuluhi, nyatusi, mendahk
pisan, mendhak pindho, nyewu, haul; Tradisi lainnya lagi seperti
rebo wekasan dalam bulan shafar, ritus-ritus lingkaran
kehidupan seperti: brokohan, nyepasaran, nyelapanan, maupun
ulang tahun kelahiran dengan upacara-upacara yang tidak
dicontohkan oleh Rasulullah. Sudah barang tentu
7
Muhammadiyah sering mendapat kecaman pedas dan berbagai
hujatan dari masyarakat penghayat tradisi-tradisi tersebut.
Namun demikian para anggota persyarikatan ini tetap teguh
pendiriannya karena berpendirian dan berkeyakinan bahwa
tradisi-tradisi tersebut mengandung kemusrikan. Harap dipahami
betul bahwa Muhammadiyah menjunjung semua tradisi maupun
kreatifitas apa pun selagi terbebas dari unsur tahayyul bid’ah,
khurafat, dan syirik.
(6) Muhammadiyah berusaha sekuat-kuatnya santun dan
tolerans kepada semua golongan dan kelompok agama yang
mana pun baik di dalam Islam maupun di luarnya. Itulah
sebabnya Muhammadiyah tidak pernah menjadi pemicu konfilk
sosial yang muncul.
(7) Muhammadiyah adalah golongan sosial keagamaan yang
secara gigih menjalankan gerakan amar makruf nahi mungkar
(mengajak kebaiakan dan mencegah kemungkaran, segala
macam bentuk kejahatan) secara arif dan bijaksana. Dalam
berdakwah, Muhammadiyah memahami dan berusaha
melaksanakan ajaran Alquran:
Artinya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. An-Nahl/16 : 125).
8
Setelah diketahui bersama bahwa Ilmu Kedokteran Islam merupakan bagian
dari cakupan Islam itu sendiri dan berbeda benar dengan Ilmu Kedokteran sekuler
– harap diingat bahwa bisa saja seorang dokter beragama Islam, tetapi segala
refleksinya tentang kedokterannya sekuler karena dokter tersebut memang
membedakan dengan tegas mana agama, mana ilmu, dan mana kegiatan profesi.
Berikut ini dijelaskan di balik keluasan Islam yang mencakup seluruh aspek
kehidupan itu, intinya adalah tauhid.
5. Inti Agama Allah adalah Tauhid dan Penyimpangannya
adalah Thaghut
Inti agama yang dibawa sejak Nabi dan Rasul pertama, Adam AS
hingga Nabi dan Rasul terakhir, yaitu Muhammad bin Abdullah
adalah tauhid, mengesakan Allah – QS. al-Baqarah/2 :
285;Alquran menyebutkan demikian:
Artinya:
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali (QS. Al-Baqarah/2 : 285)
Mengenai inti ajaran tauhid yang dibawa oleh seluruh Nabi dan Rasul dapat
diperhatikan pula dalam: Alquran surat al-Fatihah/1 : 5; al-Ikhlash/112 : 1-
9
4; dan an-Nisaa’/4 : 48) dan berimplikasi lebih lanjut selain tauhid
adalah syirik (musyrik).
Secara praktis musyrik adalah bertuhan selain Allah
Swt, atau bertuhan kepada Allah swt, tetapi juga bertuhan kepada
selain Allah, meyakini ada dua atau lebih Tuhan yang
kesemuanya diabdi, dimintai sesuatu, umpama meminta berkah
kepada orang yang telah meninggal (wali sanga, Syeikh ‘Abdul
Qadir jailani, Nabi Muhammad sekalipun). Para peziarah makam
para wali jika ditanya dalam berdoa pasti menjawab berdoa
kepada Allah, tetapi pasti berwasilah kepada para ruh wali, atau
bahkan secara eksplisit meminta sesuatu kepada ruh ini, umpama
mohon restu mengenai aneka macam kebutuhan, umpama:
supaya lancar rezekinya, pengertian jodohnya, kepalanya dalam
kantor mengasihinya, lancar dalam melaksanakan hajatan
mantunya, supaya lekas-lekas dapat melaksanakan haji ke
Mekkah dan lain-lain kemusyrikan.
Alquran menyebut Tuhan selain Allah, adalah Taghut (QS.al-Baqarah/2 : 256-257
Artinya:Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
10
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS al-Baqarah/2 : 256).
atau al-Jibt, sebagaimana pernyataan Alquran sebagai berikut:
Artinya:Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman (QS. An-Nisaa’/4 : 51).
Atas dasar pengertian ayat tersebut di atas, dokter yang terlalu percaya kepada ilmu
dan teknologikedok teranya dan merendahkan agama, secara lebih khusus lagi
mengingkari sistem pengobatan Nabi Saw sebagaimana diriwayatkan secara shahih,
dokter tersebut telah bertuhan kepada thaghut atau al-jibt. Berikut ini dijelaskan lebih
agak terperinci mengenai mempertuhan kepada thaghut atau al-jibt sebagai berikut:
Bentuk-Bentuk Mempertuhan Taghut
Alquran menjelaskan berbagai bentuk orang-orang yang mempertuhan kepada thaghut, antara lain sebagai berikut:
a. Mengabdi kepada syaitan. Demikian firman Allah yang menyatakan ini:
11
Artinya;Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk (QS. Al-A’raf/7 : 30).
Perwujudan mempertuhan syetan antara lain berbagai sihir seperti sulap,
telepati, levitasi (mengangkat atau memindahkan barang tanpa
disentuh). Termasuk mempertuhan syetan adalah: permohonan
pesugihan, santet, guna-guna dan sejenisnya. Kegiatan ini
biasanya untuk memperoleh kekuatan magik, kekebalan,
pelarisan, pengasihan, dan lain-lain yang sejenis.
b. Mempertuhan kepada manusia. Alquran menyatakan:
Artinya:Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan (QS at-Taubah/9 : 31).
c. Mempertuhan kepada Malaikat atau Nabi. Demikian Firman
Allah melarangnya dengan tegas:
12
Artinya:Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam (QS. Ali Imran/3 : 80).
Perwujudan mempertuhan Nabi, Malaikat sebagai tuhan
antara lain percaya dan menggunkan aneka macam hizib
(nashar, luthfi, khafi, kurung dan masih banyak jenis hizib lainnya
– secara literal hizib berarti bolo atau teman atau tentara untuk
berbagai macam keperluan hidup). Wifiq dan ‘azimah – tulisan
berbentuk rumus atau rajah yang ditulis dalam kertas kemudian
dibungkus plastik dan dibalut kain untuk dibuat sebagai sabuk
atau ditaruh dalam dompet dan jika buang air harus dilepas
terlebih dulu. Wifiq dan a’zimat – dalam bahasa Jawa diucapkan
jimat) dipercayai dapat memberikan perlindungan dari berbagai
mara-bahaya kepada pemakainya maupn dapat mendapatkan
keuntungan lain. Wifiq dan ’azimah dipercayai berasal dari para
Nabi dan penerusnya, yaitu ulama dengan berdasarkan epatah
”al-Ulamaa’ waratsat al-Anbiyaa’. Dengan demikian percaya
kepada wifiq dan ’azimah termasuk mempertuhan kepada para
Nabi dan Malaikat. Sementara itu Nabi dan Malaikat tidak pernah
memberikan sepotong pun wifiq maupun ’azimah. Kedua benda
mistis ini sebenarnya adalah buatan para dukun, syaman, ’orang-
orang pintar’. Tugas Nabi sebagaimana pernyataan Alquran
hanyalah memberi kabar gembira dan kabar yang menakutkan
Artinya:Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta
13
(pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka (QS. A-Baqarah/2 : 119).
Termasuk mempertuhan para Nabi dan Malaikat adalah wirid
yang secara praktis mengandung pengertian membaca formula:
mantra, jampi-jampi, rapal (dari bahasa Arab lafadh) tertentu
dapat mendatangkan sesuatu yang diharapkan seperti
keselamatan dari bahaya yang mengancam, atau sesuatu yang
berkhasiat sebagai obat. Rumusan wirid sering dipercayai berasal
dari Nabi, karena itu wirid termasuk cakupan memohon bantuan
kepada para Nabi dan Malaikat. Harap dibedakan antara dzikir
dan wirid. Dzikir secara literal menyebut atau mengingat. Dari
kata dzikir dapat dirangkai dengan kata Allah menjadi dzikrullaah.
Artinya adalah mengingat dan menyebut Allah, umpama
subhaanallaah yang berarti memahasucikan Allah. Dzikir tidak
dilarang, melainkan dianjurkan sebanyak-banyaknya. Bahkan
sebuah hadis menyatakan bahwa: ”al-Farqu ladzii yadzkuru
Rabbahu walam yadzkur Rabbahu kamaa baina al-hayyi wa al-
mayyiti (Perbedaan antara orang yang berdzikir kepada
Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir kepada Tuhannya
bagaikan orang yang hidup dan yang mati). Artinya jika kita
berdzikir dikategorikan hidup, dan jika kita tidak berdezikir
kepada-Nya dikategorikan mati. Subhaanallaah.
d. Mempertuhan hawa nafsu. Demikian Allah berfirman yang
menyatakan ketuhanan kepada hawa nafsu:
14
Artinya:Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,(QS. al-Furqan/25 : 43).
Dan
Artinya:Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?(al-Jasyiyah/45 : 23).
Perluasan mempertuhan hawa nafsu bisa kepada kesenangan
atau dambaan kepada apa saja yang melebihi ketaatannya kepada
Allah dan Rasulullah, umpama mendewakan ilmu pengetahuan dan
teknologi, mempertuhan jabatan hingga sampai hati mencelakai
atau menghancurkan yang dianggap rivalnya, mempertuhan harta
kekayaan hingga bekerja tanpa mengenal waktu dan meninggalkan
kewajibankewajiban pokok agama, mempertuhan wanita (daam arti
senantiasa bersenang-senang dengan wanita bukan istrinya karena
mampu membayari wanita yang dikehendaki (bagi laki-laki) atau
mempertuhan laki-laki (bagi wanita, dll).
6. Implikasi Tauhid
15
Yang dimaksud implikasi tauhid adalah efek dari pernyataan dan persaksian mengesakan Allah. Implikasi itu, sebagaimana disebut dalam Alquran:
a. Allah diyakini sebagai satu-satunya pencipta alam semesta, demikian Allah berfirman:
Artinya:Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, (QS.al-Baqarah/2 : 21-22)
b. Allah diyakini sebagai satu-satrunya pemberi rezeki, sebagaimana pernyataan Alquran sebagai berikut:
Artinya:Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan (QS. al-Fathir/35 : 3)
c. Allah diyakini sebagai satu-satunya pemelihara alam semesta. Alquran menyatakan demikian:
Artinya:Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-
16
Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Yunus/10 : 3).
d. Allah diyakini sebagai satu-satunya pencipta hukum. Demikian Allah menjelaskan kepada kita:
Artinya:Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik (yang paling asasi(QS. al-An’am/6 : 57).
e. Allah diyakini sebagai satu-satunya pelindung. Alquran menyatakan demikian:
Artinya:]
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya(QS. al-Baqarah/2 : 257).
f. Allah diyakini sebagai satu-satunya tumpuan harapan. Demikian Allah menyatakan:
Artinya:Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS. al-Insyirah/94 : 8).
17
g. Allah diyakini sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan dimintai pertolongan. Demikian Allah menyatakan:
Artinya:Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul - QS. an-Nahl/16 : 36)
Dan
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan ( al-Fatihah/1 : 5).
h. Allah diyakini sebagai satu-satunya penyembuh dari sakit. Allah berfirman : ”Wa idza maridltu fahuwa yasyfiin” (apabila aku sakit,maka Dialah yang menyembuhkanku).
7. Penutup
Mudah-mudahan pembekalan ini ada manfaatnya bagi para peserta didik. Mereka bertauhid secara murni baik dalam peribadatan, maupun dalam kehidupan profesinya sebagai dokter di hari mendatang. Amin Ya Rabbal ’Alamain.
18
Referensi:
Al-Qur’aan al-Kariim
’Abd al-Baqi, Ahmad Fuad, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaadh al-Qur’aan al-Kariim. Indonesia: Maktabah Dahlan, [t.th.].
Danusiri (et.all), Pendidikan Agama Islam. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro Press, 2007.
Kadir, Muslim.A; Ilmu Islam Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Rais, Rahat, Pengembangan Kepribadian Islam. Surabaya: Aneka Ilmu, 2006.
Sobron, Sudarno, Studi Islam I. Surakarta: Lembaga Studi Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, [t.h.].
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas gadjah mada, Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Badan Penerbitan Fakultas Filsafat UGM, 2006. Masri Shohabiya & Imron Rosyadi, Sudi Islam I. Surakarta: Lembaga Studi Islam UMS, 2004.
19
top related