11a_metodologi pendekatan teknis
Post on 25-Apr-2015
797 Views
Preview:
TRANSCRIPT
METODOLOGI
Metodologi Pengendalian
1.PENDEKATAN TEKNIS
Sebelum diuraikan terhadap pendekatan teknis terhadap kegiatan ini, perlu
disampaikan kerangka pemahaman Konsultan terhadap tujuan kegiatan seperti yang
dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Kerangka pemahaman Konsultan
adalah merupakan pokok-pokok pikiran tentang lingkup Pekerjaan Jasa Perencana
1.1. Pemahaman Terhadap Lingkup Kegiatan / Pekerjaan
Kami selaku calon Konsultan Perencanaan Manajemen Konstruksi telah menerima
dan mempelajari Dokumen Pelelangan yang terdiri dari KAK (Kerangka Acuan
Kerja), RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat), dan Konsep Kontrak untuk Pekerjaan
Jasa Konsultasi Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi
Udara (BP2TU)
Setelah mempelajari isi Dokumen Pelelangan tersebut terdapat beberapa hal yang
akan kami kemukakan sebagai bagian dari kerangka pemahaman kami adalah sebagai
berikut:
1. Lingkup Proyek, Lingkup Pekerjaan, dan Lingkup Tugas
2. Besar Biaya dan Sumber Pembiayaan
3. Jangka Waktu Pekerjaan Perencanaan Konsultan
4. Kualifikasi Personil / Tenaga Ahli dan Pendukung
1.2. Lingkup Proyek, Lingkup Pekerjaan, dan Lingkup Tugas
Sebagaimana tertuang didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup layanan jasa
konsultan yang dikehendaki adalah menyelenggarakan 'pekerjaan Perencanaan
Konstruksi’ untuk Pekerjaan Jasa Konsultasi Penyusunan Master Plan Balai
Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU), yang berlokasi di area
Bandar udara Budiarto, Curug – Tangerang.
Lingkup proyek yang akan dilaksanakan yaitu Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan
Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU) yang berlokasi di area Bandar Udara budiarto, Curug
- Tangerang
1.3. Pemahaman terhadap tujuan kegiatan
Pada hakekatnya untuk menerapkan suatu metodologi kerja pada suatu proyek harus
memperhatikan Tujuan dan Tahapan untuk memperoleh hasil sesuai dengan yang
direncanakan, namun dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan kondisi dan sifat proyek
tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan Konsultan Perencanaan Konstruksi agar Kegiatan
tersebut dapat terarah dan terlaksana dengan baik.
a. Tujuan Proyek
Tujuan Pembangunan Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan
Transportasi Udara (BP2TU) ini adalah
sebagai berikut:
■ Menata bangunan maupun lingkungan di Balai Pendidikan dan
Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU) yang telah ditetapkan, sehingga
Kondisi lingkungan/bangunan kurang termanfaatkan saat ini dapat
direvitalisasi menjadi lebih baik
■ Bangunan sebagai bagian pembentukan karakter dan budaya
masyarakat, baik secara makro maupoun mikro sehingga
Pembangunan Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan
Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU) ini menjadi
sumber inspirasi bagi setiap pegawai.
■ Dapat dipergunakan sesuai dengan yang direncanakan / Tepat Fungsi.
■ Pembangunan Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan
Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU)Curug - Tangerang bertujuan agar
bangunan yang di revitalisasi menjadi kokoh, Indah / Memberikan
Keindahan bagi Lingkungan di sekitarnya dan dapat menjadi Referensi
bagi bangunan lain.
■ Sesuai dengan Standar Peraturan Teknis yang berlaku.
■ Sesuai dengan kondisi optimal bangunan/lingkungan di masa lampau
■ Memenuhi Persyaratan K3.
b. Kondisi Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan kondisi Pelaksanaan
Pembangunan:
■ Lokasi berada pada lingkungan perkantoran aktif
■ Lokasi pembangunan menuntut minim dampak
pembangunan karena berkaitan dengan kegiatan
pelayanan umum
■ Karakter Budaya masyarakat setempat
■ Mutu bangunan yang dihasilkan Ketersediaan
Material dan peralatan
■ Metode kerja yang akan dilaksanakan
Untuk mengusahakan agar target / sasaran proyek dapat tercapai sesuai dengan yang
direncanakan, maka kami mencoba melakukan pendekatan permasalahan dalam
proyek yang kami uraikan seperti berikut :
2. METODOLOGI KONSULTAN
Konsultan Perencanaan Manajemen Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya harus
konsisten terhadap kriteria - kriteria umum maupun khusus dari sebuah pekerjaan/
proyek dan harus dapat menyimpulkan atau mengambil sikap dari kompleksitas
masalah tersebut. Sebagai gambaran di dalam struktur organisasi konsultan terdiri dari
banyak tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang harus mengeluarkan sebuah
keluaran / out put.
Metodologi Pengendalian yang dilakukan oleh Konsultan Perencanaan Konstruksi
untuk Proyek Pembangunan Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan
Transportasi Udara (BP2TU), Curug - Tangerang ini (pada tahap Perencanaan,
Pelelangan, Pelaksanaan awal Konstruksi) agar tidak menyimpang dari keseluruhan
program kerja proyek dengan menggunakan Fungsi Perencanaan yaitu :
- Planning ( perencanaan )
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penetapan tujuan yang dapat dicapai
dalam waktu yang ditentukan dengan mempertimbangkan adanya masalah dan
perubahan-perubahan yang mungkin dapat terjadi. Perencanaan berkaitan
dengan pemilihan tujuan/sasaran, kebijaksanaan, program, dan prosedur
pencapaiannya.
- Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokan dan pengaturan berbagai
kegiatan dalam pencapaian tujuan yang meliputi penugasan dan hubungan
kewenangan yang dituangkan dalam bentuk struktur organisasi formal.
- Actuating (pelaksanaan)
Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh kelompok orang
dalam suatu organisasi, yang bertujuan untuk mewujudkan sasaran yang
direncanakan dengan pedoman yang telah ditentukan.
- Controlling (pengawasan)
Pengawasan adalah suatu proses pemantauan dan pengendalian selama masa
pelaksanaan kegiatan, agar hasil pelaksanaannya sesuai dengan rencana.
Penyesuaian atau tindakan korektif dilakukan untuk menanggulangi adanya
penyimpangan agar hasil akhir sesuai dengan yang direncanakan.
Pemanfaatan fungsi Perencanaan ini juga akan menggunakan alat / sarana
Perencanaan yaitu:
� Man, Money, Methode,
� Material, Machine, dan
� Technology
Dengan diterapkannya fungsi-fungsi Perencanaan, maka target pekerjaan yang sudah
direncanakan sesuai dengan yang diharapkan, terutama dalam hal:
(1). Pengendalian Waktu
Ketepatan waktu Pembangunan Proyek sesuai batas waktu yang telah ditetapkan
menjadi pedoman pelaksanaan pekerjaan Konsultan Perencanaan Konstruksi.
Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan sehubungan dengan pemanfaatan waktu
dan kemampuan-kemampuan yang ada didalam organisasi (tenaga kerja dan sarana),
dengan teknik pengendalian yang disebut perencanaan jaringan (network planning).
Metode Jalur Cepat dapat diterapkan karena pekerjaan dapat dilakukan secara
simultan, untuk melakukan pekerjaan berikutnya tidak harus menunggu pekerjaan
terdahulu selesai. Hal ini akan mempercepat pelaksanaan proyek lebih awal.
Dengan ketatnya waktu perencanaan maka hanya dimungkinkan dengan penerapan
metoda jalur cepat pada tahapan perencanaan , yaitu dengan membagi 3 tim kerja
sesuai dengan Idasifikasi kondisi eksisting:
- Tim Perencanaan Landscape
-Tim Perencanaan dan review Struktur
- Tim Perencanaan dan review Arsitektur, Interior dan Prasarana
- Tim Perencanaan Mekanikal dan Elektrikal
Untuk tiap-tiap tim perencanaan dilaksanakan secara overlapping dan feed back
control, kemudian koordinasi saat penyusunan dokumen perencanaan dapat di lakukan
secara paralel.
(2). Pengendalian Biaya
Ketepatan biaya Pembangunan sesuai batas anggaran yang tersedia atau yang telah
ditetapkan dalam kesepakatan kerja sama antara Pemberi Tugas dan Pemborong sebagai
batasan Pengendalian Pekerjaan Perencanaan Konstruksi.
Jumlah biaya menyeluruh (lump-sum) dari sistem pemborongan umum dengan
kontraktor umum memang memudahkan dan menguntungkan pemberi tugas dengan
tidak adanya resiko kenaikan biaya. Tetapi pada proyek-proyek yang memerlukan
waktu pelaksanaan yang relatif panjang, masalah infiasi, masalah pengadaan sumber
daya dan hal-hal yang tak terduga sebelumnya, mengharuskan kontraktor umum untuk
berhati-hati, memperhitungkan biaya yang tak terduga didalam harga penawarannya
(walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit). Hal ini merugikan karena merupakan
beban biaya tambahan bagi pemberi tugas, yang tidak mendapatkan harga langsung dari
kontraktor spesialis yang melaksanakan pekerjaan dilapangan.
Dengan metode jalur cepat komunikasi diperpendek sehingga terjadi hubungan
langsung antara pemberi tugas dan kontraktor spesialis. Dengan sistem demikian biaya
pembangunan dapat ditekan.
Hubungan langsung tersebut dapat tercipta jika ada fungsi koordinasi umum, yang akan
dilaksanakan oleh Perencanaan konstruksi. Selain metode jalur cepat (“Fast Track”),
Perencanaan Konstruksi akan mengontrol biaya dengan melihat indek harga (“Cost
Performance lndex”) dan indek jadwal (“Schedule Performance lndex”) yang dipantau
dari jumlah biaya yang dialokasikan untuk setiap pekerjaan dan biaya realisasi
pelaksanaan pekerjaan tersebut Dalam hal ini Perencanaan Konstruksi akan mamantau
secara terus menerus indek-indek tersebut dengan melihat “Budget Cost of Work
Performed (BCWP)” dibandingkan dengan “Actual Cost of Work Performed (ACWP)”.
TAHAP PELAKSANAAN
PEKERJAAN
HASIL KERJA KONSULTAN TERHADAP
PENGENDALIAN BIAYA
• 1. Persiapan • Membuat batasan-batasan
• 2. Perencanaan • Penyelenggaraan Value Engineering
• 3. Konstruksi fisik • Monitoring timbulnya pekerjaan tambah-
kurang
• Penerapan prinsip Value Engineering
• 4. Serah terima pekerjaan • Pengesahan biaya yang dikeluarkan
(3). Pengendalian Mutu
Ketepatan KUALITAS dan KUANTITAS sesuai spesifikasi, Rencana Kerja dan Syarat-
syarat ( RKS ), Sesuai kesepakatan dalam kerjasama serta Standar / Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku menjadi sasaran kerja Konsultan Perencanaan
Konstruksi. Keterlibatan dan Kelengkapan ADMINISTRASI dari aspek legal / hukum dan
perijinan dari seluruh tahapan pelaksanaan Pembangunan ini, baik dari tahapan Review
Disain, Pelaksanaan Konstruksi Fisik serta Pemeliharaan sebagai dasar penanganan
pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Pada pola tradisional dengan kontraktor umum dan kontrak tunggal, biaya pembangunan
fisik ditentukan oleh persaingan harga dengan penawaran terendah. Sebagian besar
masukan biaya yang akan membentuk harga penawaran kontraktor umum terdiri dari
penawaran para kontraktor spesialis. Pemilihan kontraktor spesialis oleh kontraktor
umum ini pada umumnya berdasarkan pada faktor keuntungan yang akan diperoleh,
bukan pada mutu akhir yang diharapkan, sehingga kondisi ini sangat merugikan. Dengan
metode fast-track diharapkan resiko ini dapat dihindari, karena para kontraktor spesialis
langsung bertanggung jawab pada hasil akhir pelaksanaannya.
Disamping menjalankan fungsi Perencanaan, juga berdasarkan pada Kriteria-kriteria
umum dari pembangunan yang akan dikendalikan oleh konsultan Perencanaan
Konstruksi yaitu :
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas, harus memberikan jaminan bahwa disain
memberikan bentuk sesuai fungsi dan memberikan kenyamanan terhadap pengguna,
masyarakat dan lingkungan sekitar. Hasil tersebut didapat dengan konsultan
mangakomodasi data-data primer (mikro) serta data-data sekunder (makro).
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan, konsultan Perencanaan konstruksi harus
mampu mengevaluasi dan menjamin hasil design
yang merupakan optimalisasi survey lingkungan (fisik, sosial dan budaya).
Kontekstual atau keserasian dengan lingkungan setempat baik fisik bangunan
(seimbangnya komposisi gedung dan ruang terbuka hijau) maupun dampak
pemakainya (sikap hidup di mana ruang mampu membentuk pribadi penghuni)
merupakan ukuran keberhasilan disain.
3. Persyaratan struktur bangunan, konsultan Perencanaan konstruksi harus dapat
melakukan perhitungan yang cermat terhadap daya dukung tanah dan beban
bangunan serta mampu memberi solusi kerusakan minimal terhadap kegagalan
struktur, dalam hal ini konsultan dituntut memberi rasa aman pra pelaksanaan
pekerjaan kepada Pemilik maupun lingkungan sekitar.
4. Persyaratan Pertahanan Kebakaran, konsultan Perencanaan konstruksi harus
mampu mengevaluasi dan menjamin hasil disain terutama kaitannya dengan
kecukupan ruangan publik untuk evakuasi penghuni keluar maupun petugas
pemadam kebakaran menuju lokasi.
Zoning bangunan juga harus berjarak cukup dengan lingkungan sekitar sebagai
antisipasi pengaruh api dari dan ke bangunan.
5. Persyaratan transportasi Internal, konsultan harus mampu mengevaluasi dan
menjamin hasil disain disain dalam kaitannya dengan kenyamanan aksebilitas dalam
bangunan dan akses untuk karyawan khususnya fasilitas yang berhubungan dengan
umum.
6. Persyaratan Instalasi Listrik, Alarm, Penangkal Petir, Komunikasi dan Sistem
Hydrant, konsultan harus mampu mengevaluasi hasil disain dalam keterkaitannya
dengan penyediaan sistem pengaman peralatan maupun penghuninya, mampu
menyelenggarakan komunikasi dalam segala situasi dan listrik mampu memenuhi
kebutuhan maksimal serta memberi fasilitas back-up daya untuk kepentingan
komunikasi maupun listrik.
7. Persyaratan sanitasi bangunan, mampu mewujudkan suasana bersih, sehat, dan
nyaman didukung kemudahan pengoperasian peralatan serta perawatannya terutama
distribusi vertikal sampah kantor.
8. Persyaratan Tata Udara, disain harus dibuat seoptimal mungkin guna ketersediaan
udara untuk menunjang semua kegiatan sesuai fungsinya serta memberikan nyaman
bekerja.
9. Persyaratan Pencahayaan, konsultan Perencanaan konstruksi harus mampu
mengevaluasi dan menjamin hasil disain, mampu membuat terobosan disain yang
dapat mengoptimalkan kenyamanan bekerja.
10. Persyaratan Kebisingan dan Getaran, konsultan Perencanaan konstruksi harus
mampu mengevaluasi dan menjamin hasil disain, dimana zoning bangunan harus
mampu meng-Eliminir gangguan kehidupan sekitar terutama kebisingan oleh suara
kendaraan ataupun efect industri sekitar.
3. Metode Penyelesaian Pekerjaan (Delivery Method)
Metode penyelesaian pekerjaan yang diterapkan dapat dipilih sebagai berikut:
a. Traditional Lineair Delivery Method
Metode ini memproses seluruh tahapan pekerjaan pembangunan,
sejakpenyelenggaraan pekerjaan Survai & Investigasi oleh Konsultan Perencana
sampai dengan Penyelesaian dan Penyerahan Hasil Pekerjaan oleh Kontraktor
secara lineair. Metode ini hanya dipergunakan dalam pelaksanaan pembangunan
Bangunan Sederhana, karena membutuhkan waktu penyelesaian pembangunan yang
panjang
b. Fast Track Delivery Method.
Metode ini cocok dipergunakan pada pelaksanaan pembangunan Bangunan Tidak
Sederhana seperti pada pembangunan Bangunan Gedung ini. Pada proses
pelaksanaan pembangunan dengan mempergunakan Metode ini, sejak kegiatan
Survai & Investigasi sampai dengan kegiatan Pengembangan Rancangan
diselenggarakan oleh Konsultan Perencana secara lineair. Pelaksanakan kegiatan
kegiatan berikutnya, mulai kegiatan Pembuatan Dokumen Pelaksanaan oleh
Konsultan Perencana sampai dengan Pelaksanaan Konstruksi oleh Kontraktor
dilakukan secara bertahap (phased design). Seluruh Pekerjaan dibagi bagi menjadi
Paket Paket Pekerjaan, misalnya sebagai berikut:
o Paket Pekerjaan Pembongkaran
o Paket Pekerjaan Konstruksi Pondasi dan Struktur
o Paket Pekerjaan Finishing
o Paket Pekerjaan Unit Mekanikal (Genset, Lift)
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan dengan mempergunakan metode Fast Track
menghasilkan waktu penyelesaian pembangunan yang lebih cepat namun menuntut
kelengkapan Tenaga Ahii dari Konsultan Perencana yang berkompetensi tinggi dan
berpengalaman luas dalam bidang keahliannya masing masing serta mampu
bekerjasama dalam suatu regu multidisiplin. Konsultan mengusulkan dalam Proyek
ini mempergunakan metode ini
c. Design Build Delivery Method
Penggunaan metode ini menghasilkan waktu penyelesaian pembangunan
yang cepat namun menuntut persyaratan administrasi dan profesional
yang amat ketat, sehingga tidak diusulkan untuk digunakan pada Proyek
ini
4. PROGRAM KERJA KERJA KONSULTAN PERENCANAAN KONSTRUKSI
Dalam merencanakan program kerja Konsultan Perencanaan Konstruksi, terlebih
dahulu akan disampaikan strategi pendekatan yang dilaksanakan oleh Konsultan untuk
mendukung program kerjanya.
5. Strategi pendekatan konsultan
Pekerjaan Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis ini memerlukan strategi teknis
sesuai yang disyaratkan maka strategi yang diterapkan antara lain :
a. Mengendalikan kegiatan proyek agar sesuai dengan aturan serta perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia, antara lain :
� Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 16 Tahun 2008 tentang
Rencana Induk Bandar Udara Budiarto Curug di Kab. Tangerang Provinsi
Banten
� Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI), 1982.
� Standar Industri Indonesia.
� Standar Nasional Indonesia.
� Ketentuan-ketentuan yang diberlakukan untuk setiap paket pekerjaan dan
ketentuan-ketentuan sesuai dengan surat perjanjian antara pemberi tugas,
kontraktor sipil dan kontraktor-kontraktor spesialis.
� Peraturan-peraturan lain yang berlaku yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembangunan gedung dan prasarana lingkungan.
b. Memantau setiap perkembangan dalam setiap tahapan pekerjaan agar bila terjadi
hambatan dapat segera dicarikan jalan keluarnya, dengan memperhatikan aspek-
aspek : Waktu, mutu dan biaya, Jaringan ketatalaksanaan antara kegiatan yang
terintegrasi, Mendeteksi penyimpangan terhadap program dan pedoman yang telah
ditetapkan, masalah-masalah yang timbul dan usulan altematif penyelesaiannya.
c. Mengkoordinasikan semua pihak yang terlibat dan terkait dalam
pembangunan proyek ini, yang mencakup koordinasi dalam penyusunan Rencana
kerja sejak tahap mengevaluasi kegiatan perancangan sampai dengan selesainya
masa pemeliharaan.
6. Pola pikir pendekatan penanganan pekerjaan
Pendekatan yang digunakan didalam penanganan pekerjaan Konsultan Perencanaan
Konstruksi ini adalah pendekatan produk kegiatan yang akan dihasilkan. Pendekatan ini
digunakan untuk lebih memudahkan didalam pelaksanaan pekerjaan, karena orientasi
produk ini akan mudah dipantau didalam proses pelaksanaannya, selain itu juga akan lebih
memudahkan bagi tenaga ahli yang terlibat didalam melaksanakan tugasnya. Pendekatan
produk yang perlu dilakukan agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat tercapai, terdiri dari
2 kelompok, yaitu :
1. Pendekatan Teknis
Meliputi beberapa aspek sebagai berikut:
a. Aspek pengembangan dan pembangunan gedung.
b. Aspek pengembangan dan pembangunan prasarana dan sarana.
c. Aspek pengembangan program, pengendalian, pengawasan.
d. Aspek pendanaan dan investasi.
e. Aspek kelembagaan, lingkungan, konstruksi dan implementasi.
f. Aspek kebijaksanaan pembangunan.
g. Aspek pemberdayaan masyarakat.
Seluruh aspek diatas dituangkan dalam tahapan pendekatan yang secara garis besar,
meliputi:
a. Studi kepustakaan.
b. Survei/pengumpulan data.
c. Analisa dan perumusan evaluasi rencana.
d. Rencana tindak lanjut.
2. Pendekatan Perencanaan
Meliputi beberapa urutan tindakan yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Pembentukan tim pelaksana studi yang benar-benar mampu untuk
melakukan Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi
Udara (BP2TU)
b. Penyusunan dan pemantapan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
c. Penyelenggaraan diskusi dan pembahasan dengan instansi pusat dan daerah.
Produk-produk yang harus dibuat berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan secara
rinci akan diuraikan dalam diskripsi produk. Pola pikir kegiatan ini didasarkan pada
ketergantungan produk-produk satu sama lainnya sebagai hasil dari proses kegiatan
didalam pekerjaan Konsultan Perencanaan Konstruksi, sehingga diperoleh produk akhir
yang sesuai dengan permintaan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
7. Strategi pelaksanaan kegiatan Konsultan Perencanaan Konstruksi
Secara garis besar strategi pelaksanaan kegiatan Konsultan Perencanaan Konstruksi yang
akan diterapkan dapat dilihat sebagai berikut:
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Konstruksi
Pada Intinya Tahapan Kegiatan Penanganan Sistem Perencanaan konstruksi terbagi
dalam tahapan kerja yang berurutan dan saling ketergantungan proses satu dan yang
lainnya, artinya bila proses awal / pertama belum berakhir akan dapat menghambat
penyelesaian tahap kegiatan selanjutnya. Tahapan - tahapan kerja.
Sistem Perencanaan Konstruksi pada proses Pembangunan adalah sebagai berikut :
a) Tahap Persiapan Pelaksanaan Perencanaan konstruksi
b) Tahap Perencanaan Konstruksi
c) Tahap Pelelangan Kontraktor dan Supplier
d) Tahap Pelaksanaan Konstruksi
e) Masa Pemeliharaan Fisik / Konstruksi.
Dalam bentuk tabulasi proses kegiatan Konsultan Perencanaan Konstruksi pada setiap
tahapan adalah sebagai bagan berikut:
1. Tahap Perencanaan
TAHAP KEGIATAN PIHAK TERKAIT PENJELASAN
1. Pembuatan Konsep
Pra Rencana
- Tim Teknis
- MK
- Kons. Perencana
- Schedule Perencanaan
- Konsep Rancangan
2. Review Design - Tim Teknis
- MK
- Kons. perencana
- Evaluasi design
- Penerapan View
- Rencana Metode kerja
3. Proses perijinan - Tim Teknis
- MK
- Kons Perencana
- Pemda setempat
- Permohonan Ijin
- Ketepatan Ijin
2. Tahap pelelangan
3. Tahap Pelaksanaan
TAHAP KEGIATAN PIHAK TERKAIT PENJELASAN
1. Pembuatan
Rencana
Pelelangan
- Tim Teknis
- MK
- Kons.Perencana
- Schedule Pelelangan
- No. DIPA
2. Proses Lelang - Tim Teknis
- MK
- Kons.Perencana
- Dok. lelang
- Rapat Penjelasan
3. Proses evaluasi - Tim Teknis
- MK
- Kons.Perencana
- Penilaian Dokumen
- Penetapan Pemenang
No. KEGIATAN PIHAK TERKAIT PENJELASAN
1. Pemeriksaan Gambar
Pelaksanaan
-Tim Teknis MK Kelengkapan
- Gambar,
Detail, Spesifikasi
-Kelengkapan
RKS, RAB
-Kelengkapan
Perhitungan
Struktur
2. Analisa Keamanan
Lingkungan
- Tim Teknis
- MK
- Kontraktor
- Pemda setempat
-Keputusan Jalan masuk
-Lalu-lintas lokasi
Proyek
- Keamanan
Lingkungan
3. Pemahaman Dokumen
Surat Perjanjian,
Gambar, RKS, Berita
Acara, dll.
- MK
- Kontraktor
- Pemahaman Gambar,
Detail, Spesifikasi
- Pemahaman RKS,
metoda2 Pelaksanaan
- Pemahaman
Perhitungan
StruktunUtiWas, tanah
- Pemahaman tei
Kontrak
- Pemahaman filosofi
disain
4. Pengendalian
Pelaksanaan /
Pengawasan Berkala
- MK
- Kontraktor
«
- Pemeriksaan Shop
Drawing
- Persetujuan
Volume
- Persetujuan
Perubahan
- Pengurangan
Pekerjaan, atau
Pekerjaan Tambah
dan Pekerjaan
Kurang
- Mutu Pekerjaan
5. Pengendalian Jadwal
Pelaksanaan
- MK
- Kontraktor
- Ketersediaan
Tenaga Kerja
- Ketersediaan
Peralatan
- Ketersediaan
Adapun metode penanganan proyek oleh Konsultan Perencanaan Konstruksi mengacu pada
Sasaran Proyek yaitu :
- Terselenggaranya Pelaksanaan Program
- Terlaksananya Pengendalian dan Pengawasan
- Terevaluasinya hasil pelaksanaan
- Terdokumentasikannya dan terinformasikanya hasil pelaksanaan program
- Tersusunnya laporan hasil pelaksanaan program mulai dari persiapan, perencanaan,
pelaksanaan fisik dan pengelolaannya.
Sasaran tersebut kemudian diterjemahkan dalam Konsultan Perencanaan Konstruksi yang
kemudian akan mengendalikan kegiatan perancanaan yang akan dilakukan oleh konsultan
Perencana, melakukan pemantauan progres pelaksanaan yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan pengawasan Konsultan Pengawas. Keseluruhan hasil pengendalian di
evaluasi apakah sesuai dengan sasaran proyek. Apabila ditemukan adanya penyimpangan,
maka perlu dilakukan tindakan koreksi agar sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai
6. Rapat Lapangan / berkala - Tim Teknis
- MK
- Kontraktor
- Daftar Hadir
- Notulen Rapat
(Kemajuan
Pekerjaan, Kendala
/ Masalah yang
dihadapi)
8. Pengendalian
Pembayaran
Pelaksanaan
- Tim Teknis
- MK
- Kontraktor
- Berita Acara
- Visual
- Laporan Kemajuan
Pekekerjaan
top related