11a_metodologi pendekatan teknis

14
METODOLOGI Metodologi Pengendalian 1.PENDEKATAN TEKNIS Sebelum diuraikan terhadap pendekatan teknis terhadap kegiatan ini, perlu disampaikan kerangka pemahaman Konsultan terhadap tujuan kegiatan seperti yang dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Kerangka pemahaman Konsultan adalah merupakan pokok-pokok pikiran tentang lingkup Pekerjaan Jasa Perencana 1.1. Pemahaman Terhadap Lingkup Kegiatan / Pekerjaan Kami selaku calon Konsultan Perencanaan Manajemen Konstruksi telah menerima dan mempelajari Dokumen Pelelangan yang terdiri dari KAK (Kerangka Acuan Kerja), RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat), dan Konsep Kontrak untuk Pekerjaan Jasa Konsultasi Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU) Setelah mempelajari isi Dokumen Pelelangan tersebut terdapat beberapa hal yang akan kami kemukakan sebagai bagian dari kerangka pemahaman kami adalah sebagai berikut: 1. Lingkup Proyek, Lingkup Pekerjaan, dan Lingkup Tugas 2. Besar Biaya dan Sumber Pembiayaan 3. Jangka Waktu Pekerjaan Perencanaan Konsultan 4. Kualifikasi Personil / Tenaga Ahli dan Pendukung 1.2. Lingkup Proyek, Lingkup Pekerjaan, dan Lingkup Tugas Sebagaimana tertuang didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup layanan jasa konsultan yang dikehendaki adalah menyelenggarakan 'pekerjaan Perencanaan Konstruksi’ untuk Pekerjaan Jasa Konsultasi Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU), yang berlokasi di area Bandar udara Budiarto, Curug – Tangerang. Lingkup proyek yang akan dilaksanakan yaitu Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU) yang berlokasi di area Bandar Udara budiarto, Curug - Tangerang

Upload: andi-rs

Post on 25-Apr-2015

797 views

Category:

Documents


118 download

TRANSCRIPT

Page 1: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

METODOLOGI

Metodologi Pengendalian

1.PENDEKATAN TEKNIS

Sebelum diuraikan terhadap pendekatan teknis terhadap kegiatan ini, perlu

disampaikan kerangka pemahaman Konsultan terhadap tujuan kegiatan seperti yang

dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Kerangka pemahaman Konsultan

adalah merupakan pokok-pokok pikiran tentang lingkup Pekerjaan Jasa Perencana

1.1. Pemahaman Terhadap Lingkup Kegiatan / Pekerjaan

Kami selaku calon Konsultan Perencanaan Manajemen Konstruksi telah menerima

dan mempelajari Dokumen Pelelangan yang terdiri dari KAK (Kerangka Acuan

Kerja), RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat), dan Konsep Kontrak untuk Pekerjaan

Jasa Konsultasi Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi

Udara (BP2TU)

Setelah mempelajari isi Dokumen Pelelangan tersebut terdapat beberapa hal yang

akan kami kemukakan sebagai bagian dari kerangka pemahaman kami adalah sebagai

berikut:

1. Lingkup Proyek, Lingkup Pekerjaan, dan Lingkup Tugas

2. Besar Biaya dan Sumber Pembiayaan

3. Jangka Waktu Pekerjaan Perencanaan Konsultan

4. Kualifikasi Personil / Tenaga Ahli dan Pendukung

1.2. Lingkup Proyek, Lingkup Pekerjaan, dan Lingkup Tugas

Sebagaimana tertuang didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) lingkup layanan jasa

konsultan yang dikehendaki adalah menyelenggarakan 'pekerjaan Perencanaan

Konstruksi’ untuk Pekerjaan Jasa Konsultasi Penyusunan Master Plan Balai

Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU), yang berlokasi di area

Bandar udara Budiarto, Curug – Tangerang.

Lingkup proyek yang akan dilaksanakan yaitu Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan

Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU) yang berlokasi di area Bandar Udara budiarto, Curug

- Tangerang

Page 2: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

1.3. Pemahaman terhadap tujuan kegiatan

Pada hakekatnya untuk menerapkan suatu metodologi kerja pada suatu proyek harus

memperhatikan Tujuan dan Tahapan untuk memperoleh hasil sesuai dengan yang

direncanakan, namun dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan kondisi dan sifat proyek

tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan Konsultan Perencanaan Konstruksi agar Kegiatan

tersebut dapat terarah dan terlaksana dengan baik.

a. Tujuan Proyek

Tujuan Pembangunan Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan

Transportasi Udara (BP2TU) ini adalah

sebagai berikut:

■ Menata bangunan maupun lingkungan di Balai Pendidikan dan

Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU) yang telah ditetapkan, sehingga

Kondisi lingkungan/bangunan kurang termanfaatkan saat ini dapat

direvitalisasi menjadi lebih baik

■ Bangunan sebagai bagian pembentukan karakter dan budaya

masyarakat, baik secara makro maupoun mikro sehingga

Pembangunan Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan

Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU) ini menjadi

sumber inspirasi bagi setiap pegawai.

■ Dapat dipergunakan sesuai dengan yang direncanakan / Tepat Fungsi.

■ Pembangunan Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan

Pelatihan Transportasi Udara (BP2TU)Curug - Tangerang bertujuan agar

bangunan yang di revitalisasi menjadi kokoh, Indah / Memberikan

Keindahan bagi Lingkungan di sekitarnya dan dapat menjadi Referensi

bagi bangunan lain.

■ Sesuai dengan Standar Peraturan Teknis yang berlaku.

■ Sesuai dengan kondisi optimal bangunan/lingkungan di masa lampau

■ Memenuhi Persyaratan K3.

Page 3: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

b. Kondisi Pelaksanaan

Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan kondisi Pelaksanaan

Pembangunan:

■ Lokasi berada pada lingkungan perkantoran aktif

■ Lokasi pembangunan menuntut minim dampak

pembangunan karena berkaitan dengan kegiatan

pelayanan umum

■ Karakter Budaya masyarakat setempat

■ Mutu bangunan yang dihasilkan Ketersediaan

Material dan peralatan

■ Metode kerja yang akan dilaksanakan

Untuk mengusahakan agar target / sasaran proyek dapat tercapai sesuai dengan yang

direncanakan, maka kami mencoba melakukan pendekatan permasalahan dalam

proyek yang kami uraikan seperti berikut :

2. METODOLOGI KONSULTAN

Konsultan Perencanaan Manajemen Konstruksi dalam melaksanakan tugasnya harus

konsisten terhadap kriteria - kriteria umum maupun khusus dari sebuah pekerjaan/

proyek dan harus dapat menyimpulkan atau mengambil sikap dari kompleksitas

masalah tersebut. Sebagai gambaran di dalam struktur organisasi konsultan terdiri dari

banyak tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang harus mengeluarkan sebuah

keluaran / out put.

Metodologi Pengendalian yang dilakukan oleh Konsultan Perencanaan Konstruksi

untuk Proyek Pembangunan Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan

Transportasi Udara (BP2TU), Curug - Tangerang ini (pada tahap Perencanaan,

Pelelangan, Pelaksanaan awal Konstruksi) agar tidak menyimpang dari keseluruhan

program kerja proyek dengan menggunakan Fungsi Perencanaan yaitu :

- Planning ( perencanaan )

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penetapan tujuan yang dapat dicapai

dalam waktu yang ditentukan dengan mempertimbangkan adanya masalah dan

perubahan-perubahan yang mungkin dapat terjadi. Perencanaan berkaitan

dengan pemilihan tujuan/sasaran, kebijaksanaan, program, dan prosedur

pencapaiannya.

Page 4: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

- Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokan dan pengaturan berbagai

kegiatan dalam pencapaian tujuan yang meliputi penugasan dan hubungan

kewenangan yang dituangkan dalam bentuk struktur organisasi formal.

- Actuating (pelaksanaan)

Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh kelompok orang

dalam suatu organisasi, yang bertujuan untuk mewujudkan sasaran yang

direncanakan dengan pedoman yang telah ditentukan.

- Controlling (pengawasan)

Pengawasan adalah suatu proses pemantauan dan pengendalian selama masa

pelaksanaan kegiatan, agar hasil pelaksanaannya sesuai dengan rencana.

Penyesuaian atau tindakan korektif dilakukan untuk menanggulangi adanya

penyimpangan agar hasil akhir sesuai dengan yang direncanakan.

Pemanfaatan fungsi Perencanaan ini juga akan menggunakan alat / sarana

Perencanaan yaitu:

� Man, Money, Methode,

� Material, Machine, dan

� Technology

Dengan diterapkannya fungsi-fungsi Perencanaan, maka target pekerjaan yang sudah

direncanakan sesuai dengan yang diharapkan, terutama dalam hal:

(1). Pengendalian Waktu

Ketepatan waktu Pembangunan Proyek sesuai batas waktu yang telah ditetapkan

menjadi pedoman pelaksanaan pekerjaan Konsultan Perencanaan Konstruksi.

Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan sehubungan dengan pemanfaatan waktu

dan kemampuan-kemampuan yang ada didalam organisasi (tenaga kerja dan sarana),

dengan teknik pengendalian yang disebut perencanaan jaringan (network planning).

Metode Jalur Cepat dapat diterapkan karena pekerjaan dapat dilakukan secara

simultan, untuk melakukan pekerjaan berikutnya tidak harus menunggu pekerjaan

terdahulu selesai. Hal ini akan mempercepat pelaksanaan proyek lebih awal.

Dengan ketatnya waktu perencanaan maka hanya dimungkinkan dengan penerapan

metoda jalur cepat pada tahapan perencanaan , yaitu dengan membagi 3 tim kerja

Page 5: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

sesuai dengan Idasifikasi kondisi eksisting:

- Tim Perencanaan Landscape

-Tim Perencanaan dan review Struktur

- Tim Perencanaan dan review Arsitektur, Interior dan Prasarana

- Tim Perencanaan Mekanikal dan Elektrikal

Untuk tiap-tiap tim perencanaan dilaksanakan secara overlapping dan feed back

control, kemudian koordinasi saat penyusunan dokumen perencanaan dapat di lakukan

secara paralel.

(2). Pengendalian Biaya

Ketepatan biaya Pembangunan sesuai batas anggaran yang tersedia atau yang telah

ditetapkan dalam kesepakatan kerja sama antara Pemberi Tugas dan Pemborong sebagai

batasan Pengendalian Pekerjaan Perencanaan Konstruksi.

Jumlah biaya menyeluruh (lump-sum) dari sistem pemborongan umum dengan

kontraktor umum memang memudahkan dan menguntungkan pemberi tugas dengan

tidak adanya resiko kenaikan biaya. Tetapi pada proyek-proyek yang memerlukan

waktu pelaksanaan yang relatif panjang, masalah infiasi, masalah pengadaan sumber

daya dan hal-hal yang tak terduga sebelumnya, mengharuskan kontraktor umum untuk

berhati-hati, memperhitungkan biaya yang tak terduga didalam harga penawarannya

(walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit). Hal ini merugikan karena merupakan

beban biaya tambahan bagi pemberi tugas, yang tidak mendapatkan harga langsung dari

kontraktor spesialis yang melaksanakan pekerjaan dilapangan.

Dengan metode jalur cepat komunikasi diperpendek sehingga terjadi hubungan

langsung antara pemberi tugas dan kontraktor spesialis. Dengan sistem demikian biaya

pembangunan dapat ditekan.

Hubungan langsung tersebut dapat tercipta jika ada fungsi koordinasi umum, yang akan

dilaksanakan oleh Perencanaan konstruksi. Selain metode jalur cepat (“Fast Track”),

Perencanaan Konstruksi akan mengontrol biaya dengan melihat indek harga (“Cost

Performance lndex”) dan indek jadwal (“Schedule Performance lndex”) yang dipantau

dari jumlah biaya yang dialokasikan untuk setiap pekerjaan dan biaya realisasi

pelaksanaan pekerjaan tersebut Dalam hal ini Perencanaan Konstruksi akan mamantau

secara terus menerus indek-indek tersebut dengan melihat “Budget Cost of Work

Performed (BCWP)” dibandingkan dengan “Actual Cost of Work Performed (ACWP)”.

Page 6: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

TAHAP PELAKSANAAN

PEKERJAAN

HASIL KERJA KONSULTAN TERHADAP

PENGENDALIAN BIAYA

• 1. Persiapan • Membuat batasan-batasan

• 2. Perencanaan • Penyelenggaraan Value Engineering

• 3. Konstruksi fisik • Monitoring timbulnya pekerjaan tambah-

kurang

• Penerapan prinsip Value Engineering

• 4. Serah terima pekerjaan • Pengesahan biaya yang dikeluarkan

(3). Pengendalian Mutu

Ketepatan KUALITAS dan KUANTITAS sesuai spesifikasi, Rencana Kerja dan Syarat-

syarat ( RKS ), Sesuai kesepakatan dalam kerjasama serta Standar / Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku menjadi sasaran kerja Konsultan Perencanaan

Konstruksi. Keterlibatan dan Kelengkapan ADMINISTRASI dari aspek legal / hukum dan

perijinan dari seluruh tahapan pelaksanaan Pembangunan ini, baik dari tahapan Review

Disain, Pelaksanaan Konstruksi Fisik serta Pemeliharaan sebagai dasar penanganan

pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Pada pola tradisional dengan kontraktor umum dan kontrak tunggal, biaya pembangunan

fisik ditentukan oleh persaingan harga dengan penawaran terendah. Sebagian besar

masukan biaya yang akan membentuk harga penawaran kontraktor umum terdiri dari

penawaran para kontraktor spesialis. Pemilihan kontraktor spesialis oleh kontraktor

umum ini pada umumnya berdasarkan pada faktor keuntungan yang akan diperoleh,

bukan pada mutu akhir yang diharapkan, sehingga kondisi ini sangat merugikan. Dengan

metode fast-track diharapkan resiko ini dapat dihindari, karena para kontraktor spesialis

langsung bertanggung jawab pada hasil akhir pelaksanaannya.

Disamping menjalankan fungsi Perencanaan, juga berdasarkan pada Kriteria-kriteria

umum dari pembangunan yang akan dikendalikan oleh konsultan Perencanaan

Konstruksi yaitu :

1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas, harus memberikan jaminan bahwa disain

memberikan bentuk sesuai fungsi dan memberikan kenyamanan terhadap pengguna,

masyarakat dan lingkungan sekitar. Hasil tersebut didapat dengan konsultan

Page 7: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

mangakomodasi data-data primer (mikro) serta data-data sekunder (makro).

2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan, konsultan Perencanaan konstruksi harus

mampu mengevaluasi dan menjamin hasil design

yang merupakan optimalisasi survey lingkungan (fisik, sosial dan budaya).

Kontekstual atau keserasian dengan lingkungan setempat baik fisik bangunan

(seimbangnya komposisi gedung dan ruang terbuka hijau) maupun dampak

pemakainya (sikap hidup di mana ruang mampu membentuk pribadi penghuni)

merupakan ukuran keberhasilan disain.

3. Persyaratan struktur bangunan, konsultan Perencanaan konstruksi harus dapat

melakukan perhitungan yang cermat terhadap daya dukung tanah dan beban

bangunan serta mampu memberi solusi kerusakan minimal terhadap kegagalan

struktur, dalam hal ini konsultan dituntut memberi rasa aman pra pelaksanaan

pekerjaan kepada Pemilik maupun lingkungan sekitar.

4. Persyaratan Pertahanan Kebakaran, konsultan Perencanaan konstruksi harus

mampu mengevaluasi dan menjamin hasil disain terutama kaitannya dengan

kecukupan ruangan publik untuk evakuasi penghuni keluar maupun petugas

pemadam kebakaran menuju lokasi.

Zoning bangunan juga harus berjarak cukup dengan lingkungan sekitar sebagai

antisipasi pengaruh api dari dan ke bangunan.

5. Persyaratan transportasi Internal, konsultan harus mampu mengevaluasi dan

menjamin hasil disain disain dalam kaitannya dengan kenyamanan aksebilitas dalam

bangunan dan akses untuk karyawan khususnya fasilitas yang berhubungan dengan

umum.

6. Persyaratan Instalasi Listrik, Alarm, Penangkal Petir, Komunikasi dan Sistem

Hydrant, konsultan harus mampu mengevaluasi hasil disain dalam keterkaitannya

dengan penyediaan sistem pengaman peralatan maupun penghuninya, mampu

menyelenggarakan komunikasi dalam segala situasi dan listrik mampu memenuhi

kebutuhan maksimal serta memberi fasilitas back-up daya untuk kepentingan

komunikasi maupun listrik.

7. Persyaratan sanitasi bangunan, mampu mewujudkan suasana bersih, sehat, dan

nyaman didukung kemudahan pengoperasian peralatan serta perawatannya terutama

distribusi vertikal sampah kantor.

8. Persyaratan Tata Udara, disain harus dibuat seoptimal mungkin guna ketersediaan

udara untuk menunjang semua kegiatan sesuai fungsinya serta memberikan nyaman

bekerja.

Page 8: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

9. Persyaratan Pencahayaan, konsultan Perencanaan konstruksi harus mampu

mengevaluasi dan menjamin hasil disain, mampu membuat terobosan disain yang

dapat mengoptimalkan kenyamanan bekerja.

10. Persyaratan Kebisingan dan Getaran, konsultan Perencanaan konstruksi harus

mampu mengevaluasi dan menjamin hasil disain, dimana zoning bangunan harus

mampu meng-Eliminir gangguan kehidupan sekitar terutama kebisingan oleh suara

kendaraan ataupun efect industri sekitar.

3. Metode Penyelesaian Pekerjaan (Delivery Method)

Metode penyelesaian pekerjaan yang diterapkan dapat dipilih sebagai berikut:

a. Traditional Lineair Delivery Method

Metode ini memproses seluruh tahapan pekerjaan pembangunan,

sejakpenyelenggaraan pekerjaan Survai & Investigasi oleh Konsultan Perencana

sampai dengan Penyelesaian dan Penyerahan Hasil Pekerjaan oleh Kontraktor

secara lineair. Metode ini hanya dipergunakan dalam pelaksanaan pembangunan

Bangunan Sederhana, karena membutuhkan waktu penyelesaian pembangunan yang

panjang

b. Fast Track Delivery Method.

Metode ini cocok dipergunakan pada pelaksanaan pembangunan Bangunan Tidak

Sederhana seperti pada pembangunan Bangunan Gedung ini. Pada proses

pelaksanaan pembangunan dengan mempergunakan Metode ini, sejak kegiatan

Survai & Investigasi sampai dengan kegiatan Pengembangan Rancangan

diselenggarakan oleh Konsultan Perencana secara lineair. Pelaksanakan kegiatan

kegiatan berikutnya, mulai kegiatan Pembuatan Dokumen Pelaksanaan oleh

Konsultan Perencana sampai dengan Pelaksanaan Konstruksi oleh Kontraktor

dilakukan secara bertahap (phased design). Seluruh Pekerjaan dibagi bagi menjadi

Paket Paket Pekerjaan, misalnya sebagai berikut:

o Paket Pekerjaan Pembongkaran

o Paket Pekerjaan Konstruksi Pondasi dan Struktur

o Paket Pekerjaan Finishing

o Paket Pekerjaan Unit Mekanikal (Genset, Lift)

Pelaksanaan pekerjaan pembangunan dengan mempergunakan metode Fast Track

menghasilkan waktu penyelesaian pembangunan yang lebih cepat namun menuntut

kelengkapan Tenaga Ahii dari Konsultan Perencana yang berkompetensi tinggi dan

berpengalaman luas dalam bidang keahliannya masing masing serta mampu

bekerjasama dalam suatu regu multidisiplin. Konsultan mengusulkan dalam Proyek

ini mempergunakan metode ini

Page 9: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

c. Design Build Delivery Method

Penggunaan metode ini menghasilkan waktu penyelesaian pembangunan

yang cepat namun menuntut persyaratan administrasi dan profesional

yang amat ketat, sehingga tidak diusulkan untuk digunakan pada Proyek

ini

4. PROGRAM KERJA KERJA KONSULTAN PERENCANAAN KONSTRUKSI

Dalam merencanakan program kerja Konsultan Perencanaan Konstruksi, terlebih

dahulu akan disampaikan strategi pendekatan yang dilaksanakan oleh Konsultan untuk

mendukung program kerjanya.

5. Strategi pendekatan konsultan

Pekerjaan Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis ini memerlukan strategi teknis

sesuai yang disyaratkan maka strategi yang diterapkan antara lain :

a. Mengendalikan kegiatan proyek agar sesuai dengan aturan serta perundang-

undangan yang berlaku di Indonesia, antara lain :

� Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 16 Tahun 2008 tentang

Rencana Induk Bandar Udara Budiarto Curug di Kab. Tangerang Provinsi

Banten

� Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI), 1982.

� Standar Industri Indonesia.

� Standar Nasional Indonesia.

� Ketentuan-ketentuan yang diberlakukan untuk setiap paket pekerjaan dan

ketentuan-ketentuan sesuai dengan surat perjanjian antara pemberi tugas,

kontraktor sipil dan kontraktor-kontraktor spesialis.

� Peraturan-peraturan lain yang berlaku yang berhubungan dengan

pelaksanaan pembangunan gedung dan prasarana lingkungan.

b. Memantau setiap perkembangan dalam setiap tahapan pekerjaan agar bila terjadi

hambatan dapat segera dicarikan jalan keluarnya, dengan memperhatikan aspek-

aspek : Waktu, mutu dan biaya, Jaringan ketatalaksanaan antara kegiatan yang

terintegrasi, Mendeteksi penyimpangan terhadap program dan pedoman yang telah

ditetapkan, masalah-masalah yang timbul dan usulan altematif penyelesaiannya.

c. Mengkoordinasikan semua pihak yang terlibat dan terkait dalam

pembangunan proyek ini, yang mencakup koordinasi dalam penyusunan Rencana

kerja sejak tahap mengevaluasi kegiatan perancangan sampai dengan selesainya

masa pemeliharaan.

Page 10: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

6. Pola pikir pendekatan penanganan pekerjaan

Pendekatan yang digunakan didalam penanganan pekerjaan Konsultan Perencanaan

Konstruksi ini adalah pendekatan produk kegiatan yang akan dihasilkan. Pendekatan ini

digunakan untuk lebih memudahkan didalam pelaksanaan pekerjaan, karena orientasi

produk ini akan mudah dipantau didalam proses pelaksanaannya, selain itu juga akan lebih

memudahkan bagi tenaga ahli yang terlibat didalam melaksanakan tugasnya. Pendekatan

produk yang perlu dilakukan agar tujuan dan sasaran pekerjaan dapat tercapai, terdiri dari

2 kelompok, yaitu :

1. Pendekatan Teknis

Meliputi beberapa aspek sebagai berikut:

a. Aspek pengembangan dan pembangunan gedung.

b. Aspek pengembangan dan pembangunan prasarana dan sarana.

c. Aspek pengembangan program, pengendalian, pengawasan.

d. Aspek pendanaan dan investasi.

e. Aspek kelembagaan, lingkungan, konstruksi dan implementasi.

f. Aspek kebijaksanaan pembangunan.

g. Aspek pemberdayaan masyarakat.

Seluruh aspek diatas dituangkan dalam tahapan pendekatan yang secara garis besar,

meliputi:

a. Studi kepustakaan.

b. Survei/pengumpulan data.

c. Analisa dan perumusan evaluasi rencana.

d. Rencana tindak lanjut.

2. Pendekatan Perencanaan

Meliputi beberapa urutan tindakan yang perlu dilakukan, yaitu :

a. Pembentukan tim pelaksana studi yang benar-benar mampu untuk

melakukan Penyusunan Master Plan Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi

Udara (BP2TU)

b. Penyusunan dan pemantapan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

c. Penyelenggaraan diskusi dan pembahasan dengan instansi pusat dan daerah.

Produk-produk yang harus dibuat berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan secara

rinci akan diuraikan dalam diskripsi produk. Pola pikir kegiatan ini didasarkan pada

ketergantungan produk-produk satu sama lainnya sebagai hasil dari proses kegiatan

didalam pekerjaan Konsultan Perencanaan Konstruksi, sehingga diperoleh produk akhir

yang sesuai dengan permintaan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Page 11: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

7. Strategi pelaksanaan kegiatan Konsultan Perencanaan Konstruksi

Secara garis besar strategi pelaksanaan kegiatan Konsultan Perencanaan Konstruksi yang

akan diterapkan dapat dilihat sebagai berikut:

Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Konstruksi

Pada Intinya Tahapan Kegiatan Penanganan Sistem Perencanaan konstruksi terbagi

dalam tahapan kerja yang berurutan dan saling ketergantungan proses satu dan yang

lainnya, artinya bila proses awal / pertama belum berakhir akan dapat menghambat

penyelesaian tahap kegiatan selanjutnya. Tahapan - tahapan kerja.

Sistem Perencanaan Konstruksi pada proses Pembangunan adalah sebagai berikut :

a) Tahap Persiapan Pelaksanaan Perencanaan konstruksi

b) Tahap Perencanaan Konstruksi

c) Tahap Pelelangan Kontraktor dan Supplier

d) Tahap Pelaksanaan Konstruksi

e) Masa Pemeliharaan Fisik / Konstruksi.

Dalam bentuk tabulasi proses kegiatan Konsultan Perencanaan Konstruksi pada setiap

tahapan adalah sebagai bagan berikut:

1. Tahap Perencanaan

TAHAP KEGIATAN PIHAK TERKAIT PENJELASAN

1. Pembuatan Konsep

Pra Rencana

- Tim Teknis

- MK

- Kons. Perencana

- Schedule Perencanaan

- Konsep Rancangan

2. Review Design - Tim Teknis

- MK

- Kons. perencana

- Evaluasi design

- Penerapan View

- Rencana Metode kerja

3. Proses perijinan - Tim Teknis

- MK

- Kons Perencana

- Pemda setempat

- Permohonan Ijin

- Ketepatan Ijin

Page 12: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

2. Tahap pelelangan

3. Tahap Pelaksanaan

TAHAP KEGIATAN PIHAK TERKAIT PENJELASAN

1. Pembuatan

Rencana

Pelelangan

- Tim Teknis

- MK

- Kons.Perencana

- Schedule Pelelangan

- No. DIPA

2. Proses Lelang - Tim Teknis

- MK

- Kons.Perencana

- Dok. lelang

- Rapat Penjelasan

3. Proses evaluasi - Tim Teknis

- MK

- Kons.Perencana

- Penilaian Dokumen

- Penetapan Pemenang

No. KEGIATAN PIHAK TERKAIT PENJELASAN

1. Pemeriksaan Gambar

Pelaksanaan

-Tim Teknis MK Kelengkapan

- Gambar,

Detail, Spesifikasi

-Kelengkapan

RKS, RAB

-Kelengkapan

Perhitungan

Struktur

2. Analisa Keamanan

Lingkungan

- Tim Teknis

- MK

- Kontraktor

- Pemda setempat

-Keputusan Jalan masuk

-Lalu-lintas lokasi

Proyek

- Keamanan

Lingkungan

Page 13: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

3. Pemahaman Dokumen

Surat Perjanjian,

Gambar, RKS, Berita

Acara, dll.

- MK

- Kontraktor

- Pemahaman Gambar,

Detail, Spesifikasi

- Pemahaman RKS,

metoda2 Pelaksanaan

- Pemahaman

Perhitungan

StruktunUtiWas, tanah

- Pemahaman tei

Kontrak

- Pemahaman filosofi

disain

4. Pengendalian

Pelaksanaan /

Pengawasan Berkala

- MK

- Kontraktor

«

- Pemeriksaan Shop

Drawing

- Persetujuan

Volume

- Persetujuan

Perubahan

- Pengurangan

Pekerjaan, atau

Pekerjaan Tambah

dan Pekerjaan

Kurang

- Mutu Pekerjaan

5. Pengendalian Jadwal

Pelaksanaan

- MK

- Kontraktor

- Ketersediaan

Tenaga Kerja

- Ketersediaan

Peralatan

- Ketersediaan

Page 14: 11a_metodologi Pendekatan Teknis

Adapun metode penanganan proyek oleh Konsultan Perencanaan Konstruksi mengacu pada

Sasaran Proyek yaitu :

- Terselenggaranya Pelaksanaan Program

- Terlaksananya Pengendalian dan Pengawasan

- Terevaluasinya hasil pelaksanaan

- Terdokumentasikannya dan terinformasikanya hasil pelaksanaan program

- Tersusunnya laporan hasil pelaksanaan program mulai dari persiapan, perencanaan,

pelaksanaan fisik dan pengelolaannya.

Sasaran tersebut kemudian diterjemahkan dalam Konsultan Perencanaan Konstruksi yang

kemudian akan mengendalikan kegiatan perancanaan yang akan dilakukan oleh konsultan

Perencana, melakukan pemantauan progres pelaksanaan yang dilakukan oleh Kontraktor

Pelaksana dengan pengawasan Konsultan Pengawas. Keseluruhan hasil pengendalian di

evaluasi apakah sesuai dengan sasaran proyek. Apabila ditemukan adanya penyimpangan,

maka perlu dilakukan tindakan koreksi agar sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai

6. Rapat Lapangan / berkala - Tim Teknis

- MK

- Kontraktor

- Daftar Hadir

- Notulen Rapat

(Kemajuan

Pekerjaan, Kendala

/ Masalah yang

dihadapi)

8. Pengendalian

Pembayaran

Pelaksanaan

- Tim Teknis

- MK

- Kontraktor

- Berita Acara

- Visual

- Laporan Kemajuan

Pekekerjaan