ammp

Upload: intanayuh

Post on 07-Mar-2016

241 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Analisis mutu mikrobiologi pangan..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................Click and Share

TRANSCRIPT

PembahasanMakanan dan minuman merupakan bahan pangan yang sangat dibutuhkanmanusia sebagai sumber energi dan sumber gizi untuk kelangsungan hidupnya.Namun, bahan pangan juga merupakan tempat yang sangat baik untukpertumbuhan mikroba. Oleh karena itu perlu diusahakan berbagai macam carauntuk menjaga bahan pangan agar tidak ditumbuhi mikroba, misalnya denganpengawetan bahan pangan. Bahan pangan yang sudah diawetkan belum tentutidak ditumbuhi oleh mikroba. Oleh karena itu untuk menjamin keamanan suatubahan pangan layak dikonsumsi manusia atau tidak dilakukan pengujian kualitasbahan pangan, disamping itu dengan pengujian kualitas bahan pangan sekaligusdapat diketahui tinggi rendahnya kualitas bahan pangan yang akan dikonsumsi.Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenisbakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa diantara mikroorganismedapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakanmikroorganisme pembusuk. Proses yang terjadi dalam pembusukan gula,mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein (Rita, 2012). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapatmenyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau,tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkantipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Mikroorganisme ini jugadikelompokkan berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik danlain-lain.Produk karbohidrat seperti tepung dan gula merupakan bahan makanankering yang sering terkontaminasi oleh mikroba, karena kondisi pengepakanmaupun penyimpanan pada umumnya kurang higienis. Tepung dan gula seringmengandung spora bakteri termofilik, yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu 40-60oC atau lebih. Spora bakteri termofilik penyebab kerusakan makanan padaumumnya tergolong jenis Bacillus dan Clostridium. Bakteri termofilik merupakan kelompok bakteri yang mampu tumbuh padasuhu 450C sampai 650C (Brock, 1986). Suhu di atas 600C di alam bagimikroorganisme terdapat pada daerah-daerah tertentu seperti daerah geothermaldan kompos. Menurut Brock dan Mardigan (1991), mikroba termofilik memilikibeberapa keistimewaan diantaranya enzim dan protein yang dihasilkan bersifattermostabil dan mampu berfungsi optimal pada suhu tinggi. Kemampuan bakteri ini untuk bertahan pada suhu tinggi disebabkan olehenzim, membran sel, dan makro molekul sel yang telah teradaptasi. Enzim yangdimiliki oleh bakteri kelompok termofilik memiliki komposisi asam amino yangberbeda dengan bakteri pada umumnya. Di samping itu, protein yang terdapat selmemiliki ikatan hidrofobik dan ikatan ionik yang sangat kuat. Komposisi membran selnya didominasi oleh asam lemak jenuh sehingga bersifat lebih stabildan fungsional pada suhu tinggi. Hal ini disebabkan oleh kuatnya ikatanhidrofobik pada rantai asam lemak jenuh bila dibandingan dengan asam lemak takjenuh (Rita, 2012).Dalam suhu yang sedemikian ekstrem, DNA bakteri lain tentu sudahmeleleh. Enzim, protein, dan DNA bakteri ini stabil dan bekerja optimal padasuhu ekstrem. Bakteri termofilik memiliki beberapa cara untuk menjaga DNAmereka utuh. Kimiawi sel mereka mampu mencegah denaturasi protein. Stabilitasmereka juga diperoleh karena formasi dan jumlah ikatan protein yang lebihbanyak. Kandungan garam, seperti potassium dan magnesium yang tinggimencegah penurunan ikatan fosfodiester. Beberapa DNA bakteri termofilikberupa lilitan. DNA untai ganda memiliki lilitan yang lebih banyak sehinggabakteri lebih tahan panas (Anne 2011). Tarigan (1988) menjelaskan bahwa bakteri penghasil racun (enterotoksinatau eksotoksin) dapat mencemari badan air, misalnya spora Clostridiumperfringens, C. Botulinum, Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus. Sporadapat masuk ke dalam air melalui debu atau tanah, kotoran hewan, dan limbahmakanan. Jika makanan atau minuman dan air bersih tercemari air tersebut, makadalam keadaan yang memungkinkan, bakteri tersebut akan mengeluarkan racunsehingga makanan atau minuman mengandung racun dan apabila dikonsumsidapat menyebabkan keracunan makanan.Produk makanan yang banyak mengandung gula sering terkontaminasioleh mikroba karena kondisi pengempakan ataupun penyimpanannya yang kuranghigienis. Mikroba yang sering tumbuh pada sirup terdiri dari jenis spora penyebabbusuk asam (spora flat sour), spora bakteri anaerobik dan spora bakteri anaerobiktermofilik. Spora bakteri penyebab busuk asam (flat sour) yang mudah tumbuhpada makanan berasam rendah dengan pH 4-4,5 adalah Bacillusstearothermophillus. Spora bakteri busuk asam yang sering tumbuh pada makananasam dengan pH < 4 adalah Bacillus coagulans (Bacillus thermoacudurans).Cara yang bisa dilakukan untuk menghitung jumlah spora termofilik,sampel harus mengalami perlakuan pemanasan untuk membunuh sel-sel vegetative an untuk memberikan kejutan panas (Hariyadi dan Dewanti, 2011). Sporapembentuk asam (flat sour) yang diijinkan tidak lebih dari 50 spora per 10 gramsampel. Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian spora pembusuk asam tanpagas (flat sour) dengan menggunakan sampel tepung pada kelompok 1,2,3,4 dansampel gula pada kelompok 5 dan 6 dimana kelompok 7 menggunakan sampelminuman serbuk.2.2.1 Uji Spora Penyebab Busuk Asam Tanpa Gas (Flat Sour) padaTepungTepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangathalus tergantung pemakaiannya. Biasanya tepung digunakan untuk keperluanpenelitian, rumah tangga, dan bahan baku industri. Tepung bisa berasal dari bahannabati misalnya tepung terigu dari gandum, tepung tapioka dari singkong, tepungmaizena dari jagung atau yang berasal dari bahan hewani misalnya tepung tulangdan tepung ikan (Anonim, 2012).Tepung merupakah salah satu produk dengan kadar air yang rendah sertamemiliki daya serap terhadap air yang tinggi. Namun, bukan berarti tidak terdapatmikroba yang tumbuh pada tepung. Hal ini disebabkan tepung merupakan produkyang menggunakan proses panas yaitu proses pengeringan sehingga pada produkini kemungkinan terdapat bakteri termofilik yaitu bakteri yang dapat hidup padalingkungan atau keadaan yang panas. Oleh karena itu dilakukan uji mikrobiologipada tepung untuk mengidentifikasi adanya spora pembentuk asam tanpa gas.Pada praktikum kali ini digunakan pengujian dengan beberapa sampeltepung. Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan pra perlakuan(persiapan sampel) pada tepung. Sebanyak 10 gram tepung dimasukkan ke dalam90 larutan fisiologis. Setelah itu larutan tersebut dikocok selama 2 menit agartepung dan larutan fisiologis tersebut menjadi homogen. Pra perlakuan ini bertujuan agar sampel tepung tidak menggumpal ataumengalami gelatinisasi ketika dimasukkan kedalam media DTBPA (DextroseTryptone Cresol Purple Agar) sehingga akan mempermudah ketika dilakukanpengujian. Gelatinisasi adalah perubahan granula pati akibat pemanasan yang

terus-menerus dalam waktu lama sehingga granula pati membengkak luar biasadan pecah dan tidak dapat kembali ke bentuk semula. Suhu pada saat granula patipecah disebut suhu gelatinisasi yang dapat dilakukan dengan penambahan airpanas (Winarno, 2008). Pada proses gelatinisasi, ikatan hidrogen yang mengaturintegritas struktur granula pati akan melemah. Terdapatnya gugus hidroksil yangbebas akan menyerap molekul air sehingga terjadi pembengkakan granula pati.Ketika granula mengembang, amilosa akan keluar dari granula. Granula hanyamengandung amilopektin, rusak, dan terperangkap dalam matriks amilosamembentuk gel.Pada uji spora penyebab busuk asam tanpa gas sebanyak 20 ml suspensitepung dimasukkan kedalam 100 ml DTBPA. Dextrose Agar Trypton BromcresolPurple Agar biasa digunakan untuk identifikasi bakteri mesofilik dan termofilikpada produk pangan. Bromcresol Purple digunakan sebagai indikator pH. Ketikabakteri termofilik diisolasi, suhu plating yang digunakan adalah 55C. Komposisimedia DTBPA adalah tryptone sebanyak 10 gr, bromcresol purple sebanyak 0,04gr, dextrose sebanyak 5 gram dan agar sebanyak 15 gram.Setelah suspensi dimasukkan ke dalam media, media tersebut dipanaskandi dalam waterbath dengan suhu 90oC selama 12 menit dan sesekali dikocok.Pemanasan menggunakan waterbath ini dilakukan karena pengujian yang diujiadalah spora dari bakteri termofilik. Pemanasan ini bertujuan agar bakteri tersebutdapat tumbuh pada media. Selain itu pemanasan ini juga bertujuan untukmembunuh sel vegetatif dari bakteri sehingga yang dapat tumbuh hanyalah sporadari bakteri.Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usahamengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Spora bakteri mempunyaifungsi yang sama seperti kista amoeba, sebab bakteri dalam bentuk spora danamoeba dalam bentuk kista merupakan suatu fase dimana kedua mikroorganismeitu berubah bentuk untuk melindungi diri terhadap faktor luar yang tepung. Tepung yang ditambahkan kedalam media mengandung pati dan patiyang ada pada media tergelatinisasi. Proses gelatinisasi merupakan proses yang terjadi pada saat pati yang adapada tepung dan air yang ada dari bahan terkena panas dan menyebabkan granulapati membengkak. Pembengkakan granula pati ini merupakan akibat dari translusilarutan pati. Translusi larutan ini terjadi karena energi kinetik molekulmolekulair menjadi lebih kuat daripada daya tarikmenarik antar molekul pati di dalamgranual, air dapat masuk kedalam butirbutir pati. Hal inilah yang menyebabkanbengkaknya granula tersebut. Indeks refraksi butir-butir pati yang membengkak ini mendekati indeksrefraksi air dan hal inilah yang menyebabkan sifat translusen. Akibat jumlahgugus hidroksil dalam molekul pati sangat besar, maka kemampuan menyerap airjuga sangat besar sehingga terjadi peningkatan viskositas. Peningkatan viskositasini disebabkan air yang dulunya berada di luar granula dan bebas bergeraksebelum dipanaskan, kini sudah berada dalam butirbutir pati dan tidak dapatbergerak bebas lagi. Sedangkan warna ungu yang timbul pada endapandikarenakan media DTBPA ini berwarna ungu yang berasal dari pewarnaBromcresol Purple yang terdapat pada media sehingga ketika terjadi gelatinisasi,air yang masuk merupakan air dari media yang berwarna ungu karena pengaruhBromcresol Purple. Selain itu pengadukan juga berfungsi untuk mengurangitepung yang tergelatinisasi.Setelah pemanasan, media didiamkan sebentar. Hal ini bertujuan agarmedia DTBPA dingin. Setelah itu media DTBPA tersebut dituang ke dalam 5cawan petri sampai media tersebut habis. Ketika akan dituang, endapan pati yangtergelatinisasi diaduk dengan menggunakan batang sudip untuk mengambilendapan serta batang pengaduk untuk menghomogenkan bahan tersebut. Setelahitu kelima cawan tersebut diinkubasi selama 2-3 hari dengan suhu 55oC. Inkubasiini bertujuan agar pada media tersebut mikroba pembentuk spora dapat tumbuh.Setelah dua hari diinkubasi, cawan yang berisi media dengan suspensitepung suspensi diamati. Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel 1, dapatditunjukkan bahwa semua sampel menunjukan hasil positif yang menandakanterdapatnya spora bakteri penyebab kebusukan asam tanpa gas. Hal iniditunjukkan dengan adanya koloni berwarna kuning. Hanya pada sampelkelompok 4 dimana 4 cawan yang diujikan menunjukkan hasil positif, dan 2cawan menunjukkan hasil negatif. Sampel yang tidak bisa teridentifikasi ini dapatdipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kesalahan praktikan saat melakukanpengujian, konsentrasi media yang terlalu rendah, atau karena sampel tepung yangsudah terkontaminasi.Tumbuhnya koloni yang tumbuh pada media DTBPA disebabkan padamedia ini terdapat nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri pembentuk sporapenyebab kebusukan asam tanpa gas yaitu dextrose dan tryptophan. Selain nutrisiyang telah tersedia, suhu dari media juga merupakan suhu yang cocok untuktempat pertumbuhan bakteri tersebut yaitu 550C, dimana pada suhu tersebutbakteri termofilik (bakteri yang tahan pada suhu tinggi) dan bakteri yang tahanterhadap panas tersebut biasanya mempunyai kemampuan untuk membentukspora. Selain itu pada media DTBPA tersebut koloni yang tumbuh adalah koloniberwarna kuning. Koloni tersebut disebabkan karena spora dari bakteri termofilikyang dapat menghasilkan asam sehingga pH di dalam media menurun danmenyebabkan warna dari indikator Bromcresol Purple berubah dari warna ungu(pada pH netral) menjadi berwarna kuning (pada pH asam).Adanya bakteri termofilik pada tepung ini disebabkan tepung sendirimerupakan salah satu produk yang melalui proses pengeringan yangmenggunakan suhu tinggi. Pada suhu pengeringan ini hampir semua bakteri akanmati karena DNA yang ada pada bakteri akan meleleh. Namun selain bakteri yangsudah meleleh tersebut, masih terdapat bakteri yang mampu hidup. Hal inidisebabkan enzim, protein, dan DNA bakteri ini stabil dan bekerja optimal padasuhu ekstrem. Bakteri termofilik memiliki beberapa cara untuk menjaga DNAmereka utuh. Kimiawi sel mereka mampu mencegah denaturasi protein. Stabilitasbakteri termofilik ini juga diperoleh karena formasi dan jumlah ikatan proteinyang lebih banyak. Kandungan garam, seperti potassium dan magnesium yangtinggi, mencegah penurunan ikatan fosfodiester. Beberapa DNA bakteri termofilik erdapatnya spora bakteri penyebab kebusukan asam tanpa gas. Hal iniditunjukkan dengan adanya koloni berwarna kuning. Hanya pada sampelkelompok 4 dimana 4 cawan yang diujikan menunjukkan hasil positif, dan 2cawan menunjukkan hasil negatif. Sampel yang tidak bisa teridentifikasi ini dapatdipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kesalahan praktikan saat melakukanpengujian, konsentrasi media yang terlalu rendah, atau karena sampel tepung yangsudah terkontaminasi.Tumbuhnya koloni yang tumbuh pada media DTBPA disebabkan padamedia ini terdapat nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri pembentuk sporapenyebab kebusukan asam tanpa gas yaitu dextrose dan tryptophan. Selain nutrisiyang telah tersedia, suhu dari media juga merupakan suhu yang cocok untuktempat pertumbuhan bakteri tersebut yaitu 550C, dimana pada suhu tersebutbakteri termofilik (bakteri yang tahan pada suhu tinggi) dan bakteri yang tahanterhadap panas tersebut biasanya mempunyai kemampuan untuk membentukspora. Selain itu pada media DTBPA tersebut koloni yang tumbuh adalah koloniberwarna kuning. Koloni tersebut disebabkan karena spora dari bakteri termofilikyang dapat menghasilkan asam sehingga pH di dalam media menurun danmenyebabkan warna dari indikator Bromcresol Purple berubah dari warna ungu(pada pH netral) menjadi berwarna kuning (pada pH asam).Adanya bakteri termofilik pada tepung ini disebabkan tepung sendirimerupakan salah satu produk yang melalui proses pengeringan yangmenggunakan suhu tinggi. Pada suhu pengeringan ini hampir semua bakteri akanmati karena DNA yang ada pada bakteri akan meleleh. Namun selain bakteri yangsudah meleleh tersebut, masih terdapat bakteri yang mampu hidup. Hal inidisebabkan enzim, protein, dan DNA bakteri ini stabil dan bekerja optimal padasuhu ekstrem. Bakteri termofilik memiliki beberapa cara untuk menjaga DNAmereka utuh. Kimiawi sel mereka mampu mencegah denaturasi protein. Stabilitasbakteri termofilik ini juga diperoleh karena formasi dan jumlah ikatan proteinyang lebih banyak. Kandungan garam, seperti potassium dan magnesium yangtinggi, mencegah penurunan ikatan fosfodiester. Beberapa DNA bakteri termofilik erupa lilitan. DNA untai ganda memiliki lilitan yang lebih banyak sehingga lebihtahan panas (Anne 2011).Selain itu, bakteri termofilik ini juga mempunyai kemampuan untukmembentuk spora. Pembentukan spora ini melalui beberapa tahap. Pada tahappertama bakteri membentuk filamen aksial dimana pembentukan filamen aksialtidak berlangsung lama. Pada tahap kedua terjadi pembentukan septum asimetrisyang menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora. Masing-masing selmenerima DNA anakan. Selanjutnya terjadi fagositosis sel praspora oleh selinduk, sehingga sel praspora menjadi bentukan yang disebut protoplas (Rakhmat2012). Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut perkembanganspora-awal (forespore). Pada perkembangan spora awal belum terbentukpeptidoglikan, sehingga bentuk spora-awal tidak beraturan (amorfus). Setelah ituterjadi pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora awal menyintesispeptidoglikan sehingga spora-awal mempunyai bentuk pasti. Pembentukanpeptidoglikan oleh spora-awal disebut juga pembentukan korteks (Rakhmat,2012).Selanjutnya terjadi pembentukan pembungkus (coat) dimana spora awalmenyintesis berlapis-lapis pembungkus spora. Pembungkus spora disintesis baiksecara terus-menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak seperti penebalankorteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda sehingga terjadipematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan melakukanpengambilan kalsium. Dua komponen ini merupakan karakteristik resistensi dandorman. Tahap terakhir adalah pelepasan spora dimana terjadi lisis sel induk,sehingga spora yang telah matang keluar (Rakhmat, 2012). Pada bakteri termofilikini spora yang terbentuk dapat menghasilkan asam dan asam yang terbentuk itulahyang membuat warna dari indikator Bromcresol Purple berubah menjadi kuning.2.2.1 Uji Spora Penyebab Busuk Asam Tanpa Gas (Flat Sour) pada GulaGula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dankomoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalambentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa makanan atau minuman menjadi manis. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi darisukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akandigunakan oleh sel (Anonim 2011).Gula merupakan bahan makanan kering yang sering terkontaminasimikroba. Hal ini umumnya disebabkan oleh pengepakan dan penyimpanan kuranghigienis. Oleh karena itu, pada gula sering mengandung spora bakteri termofilik,yakni bakteri yang tumbuh pada suhu 400-600C atau lebih. Kontaminasi bakteritermofilik pada produk-produk karbohidrat dapat menimbulkan masalah, terutamabila produk tersebut digunakan sebagai bahan dasar pengolahan makanan. Sporabakteri termofilik penyebab kerusakan makanan pada umumnya disebabkan jenis-jenis Bacillus dan Clostridium. Kerusakan yang diakibatkan bervariasi tergantungdari jenis bakteri (Rashan, 2012).Produk makanan yang banyak mengandung gula sering terkontaminasioleh mikroba karena kondisi pengempakan ataupun penyimpanannya yang kuranghigienis. Spora bakteri penyebab busuk asam (flat sour) yang mudah tumbuh padamakanan berasam rendah dengan pH 4-4,5 adalah Bacillus stearothermophillus.Spora bakteri busuk asam yang sering tumbuh pada makanan asam dengan pH < 4adalah Bacillus coagulans (Bacillus thermoacudurans). Untuk menghitung jumlahspora termofilik, sampel harus mengalami perlakuan pemanasan untuk membunuhsel-sel vegetatif dan untuk memberikan kejutan panas (heat shock). Sporapembentuk asam (flat sour) pada gula yang diijinkan tidak lebih dari 50 spora per10 gram sampel.Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian mikrobiologi pada gula danserbuk minuman. Proses analisis dimulai dengan melakukan persiapan sampelterlebih dahulu. Pertama-tama dibuat larutan gula dengan perbandingan 1:5 (20 ggula dilarutkan dalam air steril sampai volume 100 ml), kemudian dipanaskandalam waterbath selama 8 menit. Pemanasan menggunakan waterbath inidilakukan karena pengujian yang diuji adalah spora dari bakteri termofilik.Pemanasan ini bertujuan agar bakteri tersebut dapat tumbuh pada media. Selainitu pemanasan ini juga bertujuan untuk membunuh sel vegetatif dari bakterisehingga yang dapat tumbuh hanyalah spora dari bakteri Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usahamengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Spora bakteri mempunyaifungsi yang sama seperti kista amoeba, sebab bakteri dalam bentuk spora danamoeba dalam bentuk kista merupakan suatu fase dimana kedua mikroorganismeitu berubah bentuk untuk melindungi diri terhadap faktor luar yang tidakmenguntungkan (Dwidjoseputro, 2001). Setelah pemasakan selesai, ditambahkan kembali air steril pada larutansampel agar volumenya tetap 100 ml. Penambahan air ini dilakukan untukmenggantikan air yang teruapkan selama pengukusan. Setelah itu sampel pun siapuntuk dilakukan pengujian.Pengujian dilakukan dengan mengambil sebanyak 2 ml larutan gula kedalam 5 cawan petri steril, lalu dituang ke dalam DTBPA (Dextrose Brom CresolPurple Agar) cair ke dalam masing-masing cawan petri dan ratakan. Setelah itukelima cawan tersebut diinkubasi selama 2-3 hari dengan suhu 55oC. Inkubasi inibertujuan agar pada media tersebut mikroba pembentuk spora dapat tumbuh.Dextrose Agar Trypton Bromcresol Purple Agar biasa digunakan untukidentifikasi bakteri mesofilik dan termofilik pada produk pangan. BromcresolPurple digunakan sebagai indikator pH. Ketika bakteri termofilik diisolasi, suhuplating yang digunakan adalah 55C. Komposisi media DTBPA adalah tryptonesebanyak 10 gr, bromcresol purple sebanyak 0,04 gr, dextrose sebanyak 5 gramdan agar sebanyak 15 gram. Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel 1, dapat diketahui pengujiansampel gula dilakukan oleh kelompok 5,6, dan 7. Hasil pengamatan cawan yangdilakukan kelompok 5 menunjukkan hasil positif. Untuk kelompok 6 hanya 2cawan yang positif dan 3 lainnya negatif. Sedangkan untuk kelompok 7 sampelgula yang dipakai adalah serbuk minuman segar. Berdasarkan hasil yangdiperoleh dari kelima cawan, terdapat satu cawan yang negatif dan 4 lainnyapositif. Hasil positif tersebut menandakan terdapat areal berwarna kuning dalamcawan berisi media DTBPA dan sampel, sedangkan cawan yang hasilnya negatifmenandakan tidak terdapatnya areal berwarna kuning. Kesalahan tersebutkemungkinan terjadi karena terjadinya kontaminasi yang terlalu banyak daripraktikan dan perlakuan yang kurang aseptis selama proses praktik berlangsung.Selain itu kesalahan juga dapat disebabkan konsentrasi media yang digunakanterlalu sedikit sehingga menunjukkan hasil negatif.Tumbuhnya koloni yang tumbuh pada media DTBPA disebabkanterdapatnya nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri pembentuk spora penyebabkebusukan asam tanpa gas yaitu dextrose dan tryptophan. Selain nutrisi yang telahtersedia, suhu dari media juga merupakan suhu yang cocok untuk tempatpertumbuhan bakteri tersebut yaitu 550C, dimana pada suhu tersebut bakteritermofilik (bakteri yang tahan pada suhu tinggi) dan bakteri yang tahan terhadappanas tersebut biasanya mempunyai kemampuan untuk membentuk spora. Selainitu pada media DTBPA tersebut koloni yang tumbuh adalah koloni berwarnakuning. Koloni tersebut disebabkan karena spora dari bakteri termofilik yangdapat menghasilkan asam sehingga pH di dalam media menurun danmenyebabkan warna dari indikator Bromcresol Purple berubah dari warna ungu(pada pH netral) menjadi berwarna kuning (pada pH asam).Pada hasil praktikum dapat diketahui bahwa bakteri pembusuk asam tanpayang dapat tumbuh atau berkembang biak pada gula adalah bakteri pembentukspora seperti Bacillus dan Clostridium yaitu bakteri yang berbentuk basil.Terdapatnya spora pada gula biasanya disebabkan pada proses pengolahan gulayang pada saat tahap pengeringan kurang maksimal sehingga spora bakteri dapattumbuh. Selain itu adanya spora bakteri termofilik pada tepung ini karena tepungmerupakan salah satu produk yang melalui proses pengeringan yangmenggunakan suhu tinggi. Pada suhu pengeringan ini hampir semua bakteri akanmati karena DNA yang ada pada bakteri akan meleleh. Namun selain bakteri yangsudah meleleh tersebut, masih terdapat bakteri yang mampu hidup. Hal inidisebabkan enzim, protein, dan DNA bakteri ini stabil dan bekerja optimal padasuhu ekstrim. Bakteri termofilik memiliki beberapa cara untuk menjaga DNAmereka utuh. Kimiawi sel mereka mampu mencegah denaturasi protein. Stabilitasbakteri termofilik ini juga diperoleh karena formasi dan jumlah ikatan proteinyang lebih banyak. Kandungan garam, seperti potassium dan magnesium yangtinggi, mencegah penurunan ikatan fosfodiester. Beberapa DNA bakteri termofilikberupa lilitan. DNA untai ganda memiliki lilitan yang lebih banyak sehingga lebihtahan panas (Anne 2011)

KesimpulanBerdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalampraktikum kali ini dilakukan pengujian pada sampel tepung dan gula untukmengidentifikasi adanya spora penyebab kebusukan asam tanpa gas. Pada sampeltepung, hasil menunjukkan bahwa semua sampel menunjukan hasil positif yangmenandakan terdapatnya spora bakteri penyebab kebusukan asam tanpa gas,hanya pada sampel kelompok 4 dimana 4 cawan yang diujikan menunjukkan hasilpositif, dan 2 cawan menunjukkan hasil negatif.Selain itu pada pengujian dengan sampel gula, hasil menunjukkan bahwabahwa pengamatan cawan yang dilakukan kelompok 5 menunjukkan hasil positif.Pada kelompok 6 hanya 2 cawan yang positif dan 3 lainnya negatif. Sedangkanuntuk kelompok 7 sampel gula yang dipakai adalah serbuk minuman segardimana terdapat satu cawan yang menunjukkan hasil negatif dan 4 lainnya positif.3.2 SaranBerdasarkan praktikum yang dilakukan disarankan agar kebutuhanperalatan praktikum lebih dilengkapi. Selain itu disarankan untuk meminimalisirkesalahan-kesalahan yang dilakukan praktikan untuk menghindari ketidaktepatandata yang dihasilkan