amilum

20
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di Indonesia, bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah beras, jagung, sagu, dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan atau senyawa yang terkandung didalamnya sebagian besar adalah karbohidrat. Karbohidrat merupakan segolongann besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur. Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat. Hasil dari metabolism primer turunan dari karbohidrat berupa senyawa-senyawa polisakarida yaitu amilum. 1

Upload: adeandini

Post on 28-Dec-2015

109 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

farmako

TRANSCRIPT

Page 1: AMILUM

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Di Indonesia, bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah

beras, jagung, sagu, dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan

makanan tersebut berasal dari tumbuhan atau senyawa yang terkandung

didalamnya sebagian besar adalah karbohidrat.

Karbohidrat merupakan segolongann besar senyawa organik yang

paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam

tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),

cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada

hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin

pada hewan dan jamur.

Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah

karbondioksida menjadi karbohidrat. Hasil dari metabolism primer turunan

dari karbohidrat berupa senyawa-senyawa polisakarida yaitu amilum.

Pati atau amilum merupakan simpanan energi didalam sel-sel

tumbuhan, berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter

berkisar antara 5-50 nm. Di alam, pati banyak terkandung dalam beras,

gandum, jagungg, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan

banyak juga terkandung dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti

singkong, kentang atau ubi.

1

Page 2: AMILUM

Didalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk

dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa

merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang,

sedangkan amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang

bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini

akan bervariasi dalam produk pangan, dimana produk pangan yang

memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk

dicerna.

Penampang amilum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda.

Karena itu, praktikum kali ini akan membahas tentang perbedaan jenis

amilum pada tumbuhan, yaitu amilum pada kentang (Solanum

tuberosum)dan amilum pada sagu (Metroxylon sagu)

I.2. Maksud Praktikum

Maksud dari percobaan kali ini adalah umtuk membuat amilum dan

mengetahui proses pembuatannya

1.3  Tujuan Praktikum

1.    Mengetahui teori dasar tentang amilum.

2.    Mengamati amilum ubi kayu (Manihot utilisima)

2

Page 3: AMILUM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori Umum

Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam,

yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan

biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009).

Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas

pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau

sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum

juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk

tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun,

dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80%

bahan kering umbi kentang (Gunawan,2004).

Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya

adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan

sisanya amilopektin.

a). Amilosa          : Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan

dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya

menyerupai rantai terbuka.

b). Amilopektin   : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar

mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan

1,6-glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik

menyebabkan terdjadinya cabang, sehingga molekul

3

Page 4: AMILUM

amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang.

Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul

amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa

(Poedjiadi, A. 2009).

Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air

(amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis

amilum oleh asama mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir

secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).

Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur

glukosa adalah C6H11O6 dan rumus bangun dari α- D- glukosa :

Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam

sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan

bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang

dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap

amilum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum

diubah menjadi maltosa dalam bentuk β – maltosa (Poedjiadi,A. 2009).

4

Page 5: AMILUM

Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan

diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji

tanaman gandum, jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar

Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan

rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis,

Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn,

1995).

Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang

farmasi adalah jagung (Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang

(Solanum tuberosum), ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon

(Manihot utilissima) (Gunawan, 2004)

Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang

diisolasi dari Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne

(Graminae), dan Solanum tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum

jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam mempunyai

garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi

yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang

berbeda (Gunawan, 2004).

Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan

sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang

meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur.

Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai

antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa

5

Page 6: AMILUM

digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria

(Gunawan, 2004).

Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri

farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti

daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga

hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai

daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan

tablet cara granulasi basah (Anwar, 2004).

Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang

digunakan sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan

pengibatan tasmbahan untuk kejutan yang disebabkan oleh pendarahan,

luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan amilum

yang terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan, 2004).

Fungsi amilum dalam dunia faramasi  digunakan sebagai bahan

penghancur atau pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu

hancurnya tablet setelah ditelan (Syamsuni H,A. 2007).

II.2. Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledone

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbaceae

6

Page 7: AMILUM

Genus : Manihot

Spesies : Manihot utilisima

II.3. Kunci Determinasi

II.4. Deskripsi Tanaman

Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-

rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis

singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-

kuningan

II.5. Kandungan dan Khasiat Tanaman

Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi: Kalori 146 kal, air

62,50 gram, fosfor 40,00 gram, karbohidrat 34,00 gram, kalsium 33,00

miligram, vitamin C 0,00 miligram, protein 1,20 gram, besi 0,70 miligram,

lemak 0,30 gram, vitamin B1 0,01 miligram. Umbi akar singkong banyak

mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis,

ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang

dapat membentuk asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan

paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar, dan

50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong

yang manis, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan

kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung tapioka

7

Page 8: AMILUM

II.6. Lokasi dan Keadaan Tempat Tumbuh

Sebetulnya tanaman ubi kayu dapat ditanam di mana saja, namun akan

lebihjika ditanam pada daerah yang sesuai dengan habitatnya

ataukeinginannya untuk tumbuh baik.  Secara umum syarat tumbuh

tanaman ubikayu yang optimal adalah sebagai berikut :

a)   Curah hujan, tanaman ubi kayu dapat tumbuh dengan baik apabila

curahhujan cukup, tetapi tanaman ini juga dapat tumbuh pada curah

hujanrendah (< 500 mm), ataupun tinggi (5000 mm).Curah hujan optimum

untuk ubi kayu berkisar antara 760-1015 mm per tahun.Curah hujan

terlalu tinggi mengakibatkan terjadinya serangan jamur danbakteri pada

batang, daun dan umbi apabila drainase kurang baik

b)   Suhu udara, tanaman ubi kayu menghendaki suhu antara 18o-

35oC.Pada suhu di bawah 10oC pertumbuhan tanaman ubi kayu akan

terhambat.

c)   Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65%.

d)   Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ubi kayu sekitar 10

jam/hari,terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.

e)   Ketinggian tempat yang baik dan ideal adalah 10 – 700 m dpl,

sedangkantoleransinya antara 10 – 1.500 m dpl.

f)   Tanah, Ubi kayu dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Pada daerah di

manajagung dan padi tumbuh kurang baik, ubi kayu masih dapat tumbuh

denganbaik dan mampu berproduksi tinggi apabila ditanam dan dipupuk

tepat padawaktunya.Sebagian besar pertanaman ubi kayu terdapat di

daerah dengan jenis tanahAluvial, Latosol, Podsolik dan sebagian kecil

8

Page 9: AMILUM

terdapat di daerah dengan jenistanah Mediteran, Grumusol dan

Andosol.Tanaman ubi kayu memerlukan struktur tanah yang gembur

untuk pembentukandan perkembangan umbi. Pada tanah yang berat,

perlu ditambahkan pupukorganik

h)   Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai berkisar antara 4,5-8,0

denganpH ideal 5,8. Pada umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah

(asam),yaitu berkisar 4,0-5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netrai

bagipertumbuhan tanaman ketela pohon

9

Page 10: AMILUM

BAB III

METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan

III.1.1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah blender, sendok,

pengaduk, baskom, kain saring, ayakan, pisau

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah akuades, dan ubi

kayu

III.2. Cara Kerja

a. Disiapkan ubi kayu kurang lebih 1 kg

b. Dibersihkan ubi kayu dengan air mengalir

c. Dikupas ubi kayu dengan pisau

d. Dihaluskan ubi kayu dengan blender sampai benar-benar halus

e. Dipindahkan hasil ubi kayu ke dalam baskom

f. Ditambahkan air ke dalam baskom berisi ubi kayu ang telah

dihaluskan

g. Disaring hasil penghalusan dengan kain saring

h. Ditunggu selama beberapa menit hasil saringannya

i. Dibuang air hasil saringannya dan endapan yang mengendap di

bawah diambil dan dikeringkan

j. Amilum yang telah jadi dipindahkan ke pot sampel

10

Page 11: AMILUM

k.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1. Tabel Pengamatan

Sampel Warna Bau Bentuk

Ubi kayu Putih bersih Bau khas Serbuk halus

putih

IV.2. Gambar Pengamatan

11

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

KET : Proses Pembuatan Amilum

LABORATORIUM FARMAKOGNOSIFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

KET : Proses Pembuatan Amilum

Page 12: AMILUM

BAB V

PEMBAHASAN

Amilum merupakan jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam,

yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan

biji-bijian. Amilum merupakan suatu sumber karbohidrat yang baik untuk

kehidupan manusia yang berguna untuk menghasilkan energy bagi tubuh

manusia.

Pada percobaan ini dilakukan beberapa langkah, yaitu pertama

membersihkan ubi kayu yang merupakan sumber amilum sampai bersih

kemudian dihaluskan dengan blender. Tujuan dari penghalusan ini adalah

agar mudah diambil amilumnya. Setelah itu, hasilnya ditambahkan dengan

12

Page 13: AMILUM

akuades sampai terendam. Setelah itu disaring dengan kain saring.

Tujuannya adalah agar ampasnya tidak ikut saat pengambilan amilum

dilakukan. Setelah itu, hasil saringan didiamkan beberapa jam dan diambil

bagian yang mengendap dan segera dikeringkan. Itulah yang disebut

dengan amilum.

Dari hasil pengamatan, amilum yang dihasilkan adalah amilum

yang berwarna putih bersih dan sedikit berbau khass. Amilum yang dibuat

tidak berjamur, artinya amilum yang dibuat bagus dan bersih, padahal

amilum adalah media yang sangat disukai oleh jamur untuk tumbuh.

BAB VI

PENUTUP

VI.1. Kesimpulan

Dalam pembuatan amilum kebersihan harus dijaga dan dilakukan

dengan prosedur yang sesuai agar didapatkan amilum yang bersih dan

tidak berjamur.

VI.2 Saran

A. Sistem Praktikum

Sebaiknya sistem dalam praktikum lebih diperbanyak diskusi-

diskusinya, sebab kami biasanya mendapatkan informasi yang

salah mengenai hal yang akan dipraktikumkan

13

Page 14: AMILUM

B. Laboratorium

Sebaiknya di dalam laboratorium adanya buku penuntun agar

praktikan lebih mengetahui apa maksud dan tujuan praktikum serta

buku yang dapat dijadikan literature dan bahan bacaan.

C. Asisten

Saran saya sebagai praktikan kepada asisten agar lebih baik lagi

dan lebih murah senyum.

DAFTAR PUSTAKA

Harsanto, P.B., 1986.  Budidaya dan Pengolahan Sagu dan Ubi Kayu.  Kanisius.  Yogyakarta.

Haryanto, B.  Dan Pangloli, P., 1992.  Potensi dan Pemanfaatan Sagu.  Kanisius.  Yogyakarta.

Jumadi, A., 1989.  Sistem Pertanian Sagu dan Ubi Kayu di Daerah Luwu Sulsel.  Thesis Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Thomas, ANS. 2008. Tanaman Obat Tradisional Volume 1. Yogyakarta : Kanisus

14

Page 15: AMILUM

15