amdal

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang pesat di Kabupaten keerom memberikan pula dampak negatif berupa meningkatnya tekanan terhadap lingkungan. Hal ini terjadi karena pembangunan yang kurang memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan setempat, yang pada akhirnya meningkatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup tersebut menjadi beban sosial, yang pada akhirnya masyarakat dan pemerintah yang harus menanggung biaya pemulihannya. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus akan berakibat pada masalah-masalah yang semakin kompleks dan sulit penanganannya. Oleh karenanya pembangunan yang harus dilakukan adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan yaitu pembangunan yang memadukan lingkungan hidup dengan sumber daya alam, untuk mencapai keberlanjutan pembangunan yang menjadi jaminan bagi kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimasi dampak negatif yang timbul dari suatu kegiatan maka dilakukan penyusunan kajian kelayakan lingkungan berupa AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) atau UKL & UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan

Upload: andre-casper

Post on 11-Aug-2015

172 views

Category:

Health & Medicine


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: AMDAL

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pembangunan yang pesat di Kabupaten keerom memberikan pula dampak negatif

berupa meningkatnya tekanan terhadap lingkungan. Hal ini terjadi karena pembangunan yang

kurang memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan setempat, yang pada

akhirnya meningkatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pencemaran dan kerusakan

lingkungan hidup tersebut menjadi beban sosial, yang pada akhirnya masyarakat dan

pemerintah yang harus menanggung biaya pemulihannya.

Apabila hal ini dibiarkan terus menerus akan berakibat pada masalah-masalah yang

semakin kompleks dan sulit penanganannya. Oleh karenanya pembangunan yang harus

dilakukan adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan yaitu pembangunan yang

memadukan lingkungan hidup dengan sumber daya alam, untuk mencapai keberlanjutan

pembangunan yang menjadi jaminan bagi kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan

generasi masa depan.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimasi dampak negatif yang timbul dari

suatu kegiatan maka dilakukan penyusunan kajian kelayakan lingkungan berupa

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) atau UKL & UPL (Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup). Kedua instrumen

lingkungan ini disatu sisi merupakan kajian kelayakan lingkungan bagi kegiatan yang akan

memulai usaha tetapi disisi lain juga merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk

mendapatkan izin memulai usaha. Sehingga melalui dokumen ini dapat diketahui dampak yang

akan timbul dari suatu kegiatan kemudian bagaimana dampak-dampak tersebut dikelola baik

dampak negatif maupun dampak positif.

Pada kenyataannya studi kelayakan yang dilakukan oleh para pengusaha baik dalam

bentuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup maupun Upaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup tidak selalu mendapatkan hasil yang optimal.

Gagasan : Penguatan AMDAL sebagai Instrumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, hasil

yang tidak optimal tersebut pada umumnya disebabkan oleh berbagai faktor yaitu :

Page 2: AMDAL

1. AMDAL dan implementasinya oleh pemrakarsa dipandang sebagai beban.

2. Tidak ada insentif dan disinsentif bagi pemrakarsa yang :

a. Menyusun dan tidak menyusun AMDAL

b. Menyusun AMDAL secara benar dan baik dengan yang asal jadi

c. Mengimplementasikan hasil AMDAL dengan tidak berniat melaksanakan.

3. AMDAL lebih dipandang sebagai instrumen perijinan daripada sebagai instrumen

pencegahan dampak lingkungan

4. Lemahnya penegakan hukum.

a. Kegiatan/usaha yang tidak menyusun AMDAL

b. Kegiatan/usaha yang melakukan penyusunan AMDAL pada saat

konstruksi atau kegiatan usaha telah berjalan.

c. Kegiatan/usaha yang tidak mengimplementasikan hasil AMDAL

5. Belum ada integrasi antara AMDAL, Ijin lokasi dan Ijin operasi.

Berdasarkan hasil evaluasi dan restropeksi terhadap 5 dokumen Amdal dari beberapa

proyek di Jawa Tengah yang dilakukan oleh Hadi (1995), ditemukan bahwa :

1. Tidak teridentifikasinya kegiatan yang menimbulkan dampak.

2. Kurang cermatnya mengidentifikasi dampak melalui suatu proses di

lapangan.

3. Dampak yang tidak teridentifikasi tidak ada upaya pengelolaan lingkungan.

4. Belum semua dokumen memperkirakan dampak dengan pendekatan-

pendekatan yang umum dipakai yakni pendekatan formal, matematis maupun

analogi.

Penyusunan kajian AMDAL maupun UKL&UPL hingga saat ini telah

dapat diterapkan di Kabupaten Tangerang, namun demikian dokumen lingkungan

tersebut sebagai dasar kebijakan perusahaan dalam pelaksanaan pengelolaan

lingkungan belum berdaya guna sebagaimana yang diharapkan. Masih ada yang

pemrakarsa yang tidak melaksanakan pengelolaan dan pemantauan sebagaimana

yang tercantum dalam dokumen lingkungan sehingga masih saja terjadi

pencemaran.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka diperlukan kajian yang komprehensif untuk

mengungkap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada beberapa industri di

Page 3: AMDAL

Kabupaten Tangerang dengan mengevaluasi pelaksanaan kewajiban pengelolaan dan

pemantauan lingkungan sesuai dengan yang tercantum dalam kajian lingkungan baik AMDAL

atau UKL & UPL.