aliran bantuan sangat lambat - ftp.unpad.ac.id fileunicef, daniel toole. dibajak korban banjir di...

1
MAHKAMAH Konstitusi (MK) Kolombia, Selasa (17/8), mena- han perjanjian kerja sama untuk memberi militer AS akses ke pangkalan militer Kolombia. Perjanjian itu dinilai tidak se- suai konstitusi. Bogota dan Washington Ok- tober lalu menandatangani perjanjian untuk memberi ak- ses bagi militer AS ke tujuh pangkalan militer Kolombia untuk melawan peredaran obat terlarang dan membantu Ko- lombia mengatasi pemberon- tak sayap kiri. Keputusan itu ditentang keras oleh negara te- tangga, Ekuador dan Venezue- la, Brasil, serta Bolivia. Mereka khawatir AS akan terlalu ba- nyak mencampuri urusan di regional itu. MK menyebutkan perjanjian ditahan sampai disahkan Kong- res. Keputusan MK ini tidak mengatur legalitas perjanjian, namun hanya menganalisis ba- gaimana perjanjian ini dibuat. Namun, keputusan itu tidak memengaruhi personel mili- ter dan kontraktor AS yang saat ini bekerja di pangkalan militer Kolombia. Personel mi- liter AS masih dapat masuk ke markas-markas militer yang di- perbolehkan sesuai perjanjian 2009 sampai presiden Kolom- bia yang baru dilantik, Juan Manuel Santos, memutuskan akan membawa perjanjian ini ke Kongres atau tidak. Santos yang sebelumnya merupakan menteri pertahanan periode 2006-2009 merupakan pendukung perjanjian tersebut. Ia pernah menyatakan perjan- jian tersebut dapat ‘menambah kemampuan kita melawan pen- jualan obat-obatan terlarang dan terorisme’. Namun, sejak naik menjadi presiden 7 Agustus lalu, Santos berusaha menjalin hubungan baik dengan Venezuela. Peme- rintah Kolombia pun belum memberikan komentar apakah kerja sama ini akan dibawa ke Kongres atau tidak. Menteri Per tahanan Rodrigo Rivera menyebutkan pemerintah akan mempelajari keputusan MK. November lalu, sekelompok pengacara mengajukan tuntut- an hukum yang menyatakan perjanjian kerja sama yang saat itu digalang mantan Presi- den Alvaro Uribe seharusnya dibawa ke Kongres. Saat itu, Uribe berargumen- tasi hal itu tidak perlu dilaku- kan karena perjanjian dengan AS tersebut hanya merupakan ekstensi dan revisi perjanjian sebelumnya. Bila perjanjian tersebut diba- talkan, AS yang telah memban- tu Kolombia sebesar US$7 mili- ar sejak 2000 terpaksa mencari pusat operasi regional baru. (*/ AP/Reuters/BBC/I-4) H AMPIR setengah dari jumlah ban- tuan sebesar US459 juta untuk korban banjir Pakistan telah diterima PBB hingga kemarin. Bencana banjir telah menewaskan 1.600 orang dengan lebih dari 2 ju- ta orang kehilangan tempat tinggal. “Ada beberapa kemajuan dalam pengumpulan dana ban- tuan. Beberapa negara donor te- lah menambah bantuan setelah melihat kedahsyatan bencana yang dialami Pakistan itu,” kata juru bicara kantor urusan ke- manusiaan PBB, Maurizio Giu- liano. “Para donor juga melihat akibat dari bencana semacam ini tidak akan serta-merta pulih jika banjir surut.” Menurut Giuliano, skala ben- cana itu juga sangat luas karena mencakup wilayah seluas Aus- tria, Swiss, dan Belgia. “Mereka (donor) melihat hal itu sebagai suatu hal yang menakutkan.” Beberapa hari lalu, baru se- perempat dari total bantuan sa- ja yang telah diterima PBB. Ban- tuan bertambah setelah Sekjen PBB Ban Ki-moon mengunjungi Pakistan dan mendesak negara donor menyalurkan bantuan. Meskipun telah terkumpul hampir setengah, bantuan in- ternasional tersebut didistribu- sikan sangat lambat. Beberapa organisasi relawan yang mem- beri bantuan bagi korban su- dah mulai kehabisan bahan bantuan. Korban banjir terburuk da- lam 80 tahun terakhir di Pakis- tan itu sangat membutuhkan makanan dan air bersih. “Mereka membutuhkan ban- tuan itu segera terpenuhi,” kata koordinator bantuan kemanu- siaan PBB, John Holmes. Sejauh ini, makanan dan air bersih yang telah disalurkan hanya memenuhi kebutuhan sekitar 700 ribu korban saja. Negara-negara donor telah menyalurkan US184 juta, atau sekitar 40% dari total bantuan yang dibutuhkan dan diminta- kan PBB. Badan kesejahteraan anak PBB (UNICEF) pun kembali mengingatkan kembali bahwa 3,5 juta anak-anak membutuh- kan bantuan pelayanan kesehat- an dan air bersih. Menurut UNICEF, jika bantuan tidak segera dipenuhi, nyawa anak- anak yang jatuh sakit akibat wabah kolera dan diare akan terancam. Dengan kondisi saat ini, diare dan kolera bisa me- renggut nyawa mereka. “Kami tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka dengan jan- ji-janji. Obat-obatan tidak bisa dibeli dengan janji-janji,” kata Direktur Regional Asia Selatan UNICEF, Daniel Toole. Dibajak Korban banjir di Distrik Shi- karpur, Provinsi Sindh, memba- jak truk pembawa bantuan makanan untuk korban banjir, ke marin. Sekitar 100 orang menghentikan truk itu dan memanjat muatannya untuk mengambil bahan bantuan. Pa- ra sukarelawan pembawa ban- tuan itu terpaksa mencambuk mereka agar turun dari truk. Mir Hassan, seorang pemba- jak, tidak mendapatkan apa- apa karena truk itu langsung melesat menjauh. “Saya tidak dapat apa-apa,” sambil mengeluhkan mengapa bantuan belum juga mereka terima. Otoritas di barat laut Pakistan kembali mengingatkan adanya bahaya kelaparan kecuali war- ga segera bercocok tanam. “Jika tidak segera menanam, kita akan mengalami kelaparan,” kata Kepala Informasi Provinsi Mian Iftikhar Hussain. (Reu- ters/AP/I-2) [email protected] G una menyambut HUT ke-65 kemerdekaan Indonesia, sekitar 80 mahasiswa Indonesia di Kota Groningen dan para diplomat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kerajaan Belanda menghadiri diskusi mengenai nasionalisme dan kemerdekaan, Selasa (17/8) waktu setempat. Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Junus Effendi Habibie dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya nasionalisme dan peran kaum terpelajar untuk membangun Indonesia. “Hendaknya para mahasiswa di luar negeri kembali ke Indonesia dan memberikan sumbangsih bagi negara. Jangan mengkritik Indonesia bila belum pernah ikut membangun,” tegasnya kepada peserta yang mengenakan batik dari berbagai penjuru Nusantara. Lebih lanjut, mantan Dubes RI untuk Inggris dan Republik Irlandia itu menekankan kepeloporan. “Sulit jika hanya mengharapkan peran pemerintah. Para mahasiswa harus menjadi pelopor dan terjun ke tengah-tengah masyarakat.” Diskusi juga membahas tentang kemerdekaan Indonesia dari berbagai aspek, seperti ekonomi, kesehatan, governance atau tata kelola, dan sosial. Dari diskusi itu tampak Indonesia sangat rapuh mengingat kemiskinan yang meluas, pembangunan yang tidak merata, pendidikan yang mahal, perdagangan yang hanya menitikberatkan kepada sumber daya alam, birokrasi yang korup, dan biaya pengobatan yang mahal. Menanggapi itu, JE Habibie mengatakan untuk tidak menjadi generasi pesimistis. “Jangan pesimistis. Bila kita bergandeng tangan, semua bisa dilakukan.” Acara diskusi juga menampilkan ekonom Unversitas Indonesia Didiek Rachbini melalui telekonferensi. Diskusi ini turut mendapat acungan jempol dari berbagai pihak, seperti Dubes JE Habibie dan pejabat Universitas Groningen. “Saya kagum dengan kebersamaan mahasiswa Indonesia di sini. Terlepas dari diskusi, mahasiswa yang beragama Islam bisa buka puasa dibantu mahasiswa beragama Kristen dan Hindu. Hebat!” cetus Tim Zwaagstra, kepala hubungan internasional wilayah Asia Universitas Groningen. Diskusi tersebut merupakan rangkaian kegiatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Groningen untuk menyambut HUT ke-65 RI. Pada akhir Juli lalu mereka mengadakan permainan rakyat yang diisi berbagai lomba layaknya di Tanah Air, semisal lomba makan kerupuk. (Jer/I-2) Aliran Bantuan Sangat Lambat Sekitar 100 orang menghentikan truk dan memanjatnya untuk mengambil bahan bantuan. Mahasiswa Diimbau Jangan Pesimistis Kolombia Tahan Akses Militer AS Kami tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka dengan janji- janji. Obat-obatan tidak bisa dibeli dengan janji-janji.’’ Daniel Toole Direktur Regional Asia Selatan UNICEF BERJAGA-JAGA: Tentara Kolombia berjaga-jaga di Cali, sebelah barat Kolombia, Senin (9/8). Pemerintah Kolombia akan menghentikan akses militer Amerika di negara tersebut. 18 | KAMIS, 19 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Interna Denny P Sinaga REUTERS/JAIME SALDARRIA

Upload: duongduong

Post on 17-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aliran Bantuan Sangat Lambat - ftp.unpad.ac.id fileUNICEF, Daniel Toole. Dibajak Korban banjir di Distrik Shi-karpur, Provinsi Sindh, memba-jak truk pembawa bantuan ma kanan untuk

MAHKAMAH Konstitusi (MK) Kolombia, Selasa (17/8), mena-han perjanjian kerja sama untuk memberi militer AS akses ke pangkalan militer Kolombia. Perjanjian itu dinilai tidak se-suai konstitusi.

Bogota dan Washington Ok-tober lalu menandatangani perjanjian untuk memberi ak-ses bagi militer AS ke tujuh pang kalan militer Kolombia un tuk melawan peredaran obat terlarang dan membantu Ko-lombia mengatasi pembe ron-tak sayap kiri. Keputusan itu ditentang keras oleh negara te-tangga, Ekuador dan Venezue-la, Brasil, serta Bolivia. Mereka khawatir AS akan terlalu ba-nyak mencampuri urusan di re gional itu.

MK menyebutkan perjanjian ditahan sampai disahkan Kong-res. Keputusan MK ini tidak mengatur legalitas perjanjian, namun hanya menganalisis ba-gaimana perjanjian ini dibuat.

Namun, keputusan itu tidak memengaruhi personel mili-ter dan kontraktor AS yang saat ini bekerja di pangkalan m iliter Kolombia. Personel mi-liter AS masih dapat masuk ke markas-markas militer yang di-perbolehkan sesuai perjanjian 2009 sampai presiden Kolom-bia yang baru dilantik, Juan Manuel Santos, memutuskan akan membawa perjanjian ini

ke Kongres atau tidak.Santos yang sebelumnya

merupakan menteri pertahanan periode 2006-2009 merupakan pendukung perjanjian tersebut. Ia pernah menyatakan perjan-jian tersebut dapat ‘menambah kemampuan kita melawan pen-jualan obat-obatan terlarang dan terorisme’.

Namun, sejak naik menjadi presiden 7 Agustus lalu, Santos berusaha menjalin hubungan baik dengan Venezuela. Peme-rintah Kolombia pun belum mem berikan komentar apakah kerja sama ini akan dibawa ke Kongres atau tidak. Menteri Per tahanan Rodrigo Rivera me nyebutkan pemerintah akan mempelajari keputusan MK.

November lalu, sekelompok pengacara mengajukan tuntut-an hukum yang menyatakan perjanjian kerja sama yang saat itu digalang mantan Presi-den Alvaro Uribe seharusnya dibawa ke Kongres.

Saat itu, Uribe berargumen-tasi hal itu tidak perlu dilaku-kan karena perjanjian dengan AS tersebut hanya merupakan ekstensi dan revisi perjanjian sebelumnya.

Bila perjanjian tersebut diba-talkan, AS yang telah memban-tu Kolombia sebesar US$7 mili-ar sejak 2000 terpaksa mencari pusat operasi regional baru. (*/AP/Reuters/BBC/I-4)

HAMPIR setengah dari jumlah ban-tuan sebesar US459 juta untuk korban

banjir Pakistan telah diterima PBB hingga kemarin. Bencana banjir telah menewaskan 1.600 orang dengan lebih dari 2 ju-ta orang kehilangan tempat ting gal.

“Ada beberapa kemajuan da lam pengumpulan dana ban-tuan. Beberapa negara donor te-lah menambah bantuan setelah melihat kedahsyatan bencana yang dialami Pakistan itu,” kata juru bicara kantor urusan ke-manusiaan PBB, Maurizio Giu-liano. “Para donor juga melihat akibat dari bencana semacam ini tidak akan serta-merta pulih jika banjir surut.”

Menurut Giuliano, skala ben-cana itu juga sangat luas karena mencakup wilayah seluas Aus-tria, Swiss, dan Belgia. “Mereka (donor) melihat hal itu sebagai suatu hal yang menakutkan.”

Beberapa hari lalu, baru se-per empat dari total bantuan sa-ja yang telah diterima PBB. Ban-tuan bertambah setelah Sekjen PBB Ban Ki-moon mengunjungi Pakistan dan mendesak negara donor menyalurkan bantuan.

Meskipun telah terkumpul hampir setengah, bantuan in-ternasional tersebut didistribu-sikan sangat lambat. Beberapa organisasi relawan yang mem-beri bantuan bagi korban su-

dah mulai kehabisan bahan bantuan.

Korban banjir terburuk da-lam 80 tahun terakhir di Pakis-tan itu sangat membutuhkan makanan dan air bersih.

“Mereka membutuhkan ban-tuan itu segera terpenuhi,” kata koordinator bantuan kemanu-siaan PBB, John Holmes.

Sejauh ini, makanan dan air bersih yang telah disalurkan hanya memenuhi kebutuhan sekitar 700 ribu korban saja.

Negara-negara donor telah menyalurkan US184 juta, atau sekitar 40% dari total bantuan yang dibutuhkan dan diminta-kan PBB.

Badan kesejahteraan anak PBB (UNICEF) pun kembali mengingatkan kembali bahwa 3,5 juta anak-anak membutuh-kan bantuan pelayanan kesehat-an dan air bersih. Menurut UNICEF, jika bantuan tidak

se gera dipenuhi, nyawa anak-anak yang jatuh sakit akibat wabah kolera dan diare akan terancam. Dengan kondisi saat ini, diare dan kolera bisa me-renggut nyawa mereka.

“Kami tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka dengan jan-ji-janji. Obat-obatan tidak bisa dibeli dengan janji-janji,” kata Direktur Regional Asia Selatan UNICEF, Daniel Toole.

DibajakKorban banjir di Distrik Shi-

karpur, Provinsi Sindh, memba-jak truk pembawa bantuan ma kanan untuk korban banjir, ke marin. Sekitar 100 orang menghentikan truk itu dan me manjat muatannya untuk mengambil bahan bantuan. Pa-ra sukarelawan pembawa ban-tuan itu terpaksa mencambuk mereka agar turun dari truk.

Mir Hassan, seorang pemba-jak, tidak mendapatkan apa-apa karena truk itu langsung melesat menjauh.

“Saya tidak dapat apa-apa,” sambil menge luhkan mengapa bantuan belum juga mereka terima.

Otoritas di barat laut Pakistan kembali mengingatkan adanya bahaya kelaparan kecuali war-ga segera bercocok tanam. “Jika tidak segera menanam, kita akan mengalami kelaparan,” kata Kepala Informasi Provinsi Mian Iftikhar Hussain. (Reu-ters/AP/I-2)

[email protected]

Guna menyambut HUT ke-65 kemerdekaan Indonesia, sekitar 80

mahasiswa Indonesia di Kota Groningen dan para diplomat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kerajaan Belanda menghadiri diskusi mengenai nasionalisme dan kemerdekaan, Selasa (17/8) waktu setempat.

Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Junus Effendi Habibie dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya nasionalisme dan peran kaum terpelajar untuk membangun Indonesia.

“Hendaknya para mahasiswa di luar negeri kembali ke Indonesia dan memberikan sumbangsih bagi

negara. Jangan mengkritik Indonesia bila belum pernah ikut membangun,” tegasnya kepada peserta yang mengenakan batik dari berbagai penjuru Nusantara.

Lebih lanjut, mantan Dubes RI untuk Inggris dan Republik Irlandia itu menekankan kepeloporan. “Sulit jika hanya mengharapkan peran pemerintah. Para mahasiswa harus menjadi pelopor dan terjun ke tengah-tengah masyarakat.”

Diskusi juga membahas tentang kemerdekaan Indonesia dari berbagai aspek, seperti ekonomi, kesehatan, governance atau tata kelola, dan sosial.

Dari diskusi itu tampak Indonesia sangat rapuh

mengingat kemiskinan yang meluas, pembangunan yang tidak merata, pendidikan yang mahal, perdagangan yang hanya menitikberatkan kepada sumber daya alam, birokrasi yang korup, dan biaya pengobatan yang mahal.

Menanggapi itu, JE Habibie mengatakan untuk tidak menjadi generasi pesimistis.

“Jangan pesimistis. Bila kita bergandeng tangan, semua bisa dilakukan.”

Acara diskusi juga menampilkan ekonom Unversitas Indonesia Didiek Rachbini melalui telekonferensi. Diskusi ini turut mendapat acungan jempol dari berbagai pihak, seperti Dubes JE Habibie dan pejabat Universitas

Groningen. “Saya kagum dengan

kebersamaan mahasiswa Indonesia di sini. Terlepas dari diskusi, mahasiswa yang beragama Islam bisa buka puasa dibantu mahasiswa beragama Kristen dan Hindu. Hebat!” cetus Tim Zwaagstra, kepala hubungan internasional wilayah Asia Universitas Groningen.

Diskusi tersebut merupakan rangkaian kegiatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Groningen untuk menyambut HUT ke-65 RI.

Pada akhir Juli lalu mereka mengadakan permainan rakyat yang diisi berbagai lomba layaknya di Tanah Air, semisal lomba makan kerupuk. (Jer/I-2)

Aliran BantuanSangat LambatSekitar 100 orang menghentikan truk dan memanjatnya untuk mengambil bahan bantuan.

Mahasiswa Diimbau Jangan Pesimistis

Kolombia Tahan Akses Militer AS

Kami tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka dengan janji-janji. Obat-obatan tidak bisa dibeli dengan janji-janji.’’Daniel TooleDirektur Regional Asia Selatan UNICEF

BERJAGA-JAGA: Tentara Kolombia berjaga-jaga di Cali, sebelah barat Kolombia, Senin (9/8). Pemerintah Kolombia akan menghentikan akses militer Amerika di negara tersebut.

18 | KAMIS, 19 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Interna

Denny P Sinaga

REUTERS/JAIME SALDARRIA