alfred adler n horney
TRANSCRIPT
ALFRED ADLER
(Psikologi Individual)
I. PENGERTIAN TEORI KEPRIBADIAN MENURUT ALFRED ADLER
a. Biografi singkat Alfred Adler
Alfred Adler lahir di Wina pada tahun 1870 dari keluarga
kelas menengah dan meninggal di Aberden, Skotlandia pada
tahun 1937 pada saat itu ia mengadakan perjalanan keliling untuk
melakukan ceramah. Ia meraih gelar dokter pada tahun 1895 dari
Universitas Wina. Awalnya ia mengambil spesialisasi di bidang
ophthalmologi, kemudian setelah menjalani praktik dokter umum
ia menjadi seorang psikiater. Ia menjadi anggota kemudian ketua
masyarakat psikoanalisis Wina. Akan tetapi, Adler segera
mengembangkan ide yang menyimpang dari ide Freud dan
anggota lain di masyarakat Wina itu, dan ketika perbedaan
menjadi tajam, ia diminta untuk menyajikan pandangannya di
hadapan masyarakat itu. Ini terjadi pada tahun 1911 dan sebagai
akibat dari kritik dan celaan terhadap pendirian Adler oleh anggota
lain dari masyarakat itu, Adler mengundurkan diri dari jabatan
ketua dan memutuskan hubungan dengan psikoanalisis Freudian.
Ia lalu membentuk kelompoknya sendiri, yang lalu dikenal
sebagai psikologi individual, yang menarik pengikut dari seluruh
dunia. Selama perang dunia 1, ia bekerja sebagai dokter pada
lascar tentara Austria dan setelah perang ia tertarik pada
bimbingan anak dan memberikan klinik bimbingan pertama yang
berhubungan dengan system aliran Wina. Ia juga mendorong
munculnya aliran eksperimental di Wina yang menerapkan teori di
bidang pendidikan (Furtmuller dalam Calvin dan Gardner, 1993).
1
b. Teori kepribadian menurut Alfred Adler
Berbeda dengan pandangan pokok Freud bahwa tingkah
laku manusia didorong oleh insting yang dibawa sejak lahir
sedangkan dengan aksioma pokok Jung yang mengatakan bahwa
tingkah laku manusia dikuasai archetype yang dibawa sejak lahir.
Adler berpendapat bahwa manusia awalnya dimotivasikan oleh
dorongan sosial mereka menghubungkan dirinya dengan orang
lain, ikut dalam kegiatan kerja sama sosial, menempatkan
kesejahteraan sosial diatas kepentingan diri sendiri, dan
mengembangkan gaya hidup yang mengembangkan orientasi
sosial. Adler tidak berkata bahwa manusia disosialisasikan hanya
dengan melibatkan diri pada proses sosial. Dorongan sosial
adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun tipe khusus
hubungan dengan orang dan pranata sosial yang berkembang
ditentukan oleh corak masyarakat tempat orang itu dilahirkan.
Ketiganya berpendapat bahwa seseorang mempunyai kodrat
inherent yang membentuk kepribadiannya. Frued menekankan
seks, Jung menekankan pola pemikirian primordial, dan Adler
menekankan minat sosial. Faktor-faktor sosial tingkah laku
merupakan sumbangan paling besar Adler bagi teori psikologi.
Adler memilih menggunakan istilah Individual Psychology
bagi teori yang ia kembangkan. Adler tidak bermaksud
menyiratkan bahwa manusia merupakan makhluk egois yang
hanya termotivasi untuk memuaskan dorongan biologisnya
semata. Namun, dalam hal ini Adler lebih menekankan bahwa
walaupun manusia merupakan kumpulan individu yang unik,
mereka tetap dibentuk oleh harmoni dan dorongan untuk bekerja
sama dengan manusia lainnya. Bagi Adler, manusia itu lahir
dalam keadaan tubuh yang lemah dan tak berdaya. Kondisi
tersebut kemudian menimbulkan perasaa inferioritas dan
ketergantungan pada orang lain. Individual Psychology
memandang individu sebagai makhluk yang saling tergantung
secara sosial.
2
Teori Adler juga sangat terkait dengan humanisme karena
memusatkan perhatian pada hubungan positif antarmanusia dan
makna keberadaan manusia. Adler percaya bahwa keberadaan
manusia terkait dengan orientasi masa depan, kebebasan
menentukan nasib sendiri, dan pencarian mengenai makna
kehidupan. Pada akhirnya, Adler menyatakan bahwa manusia
pada dasarnya termotivasi untuk mengatasi perasaaan inferiornya
dengan berusaha menjadi sosok yang superior. Adler
berpendapat bahwa superioritas adalah bagian dari hidup yang
membawa individu ke tahap-tahap perkembangan yang
berkelanjutan.
c. Perbedaan pandangan Adler dan Freud
Freud mementingkan seks sedangkan Adler
mementingkan minat sosial.
Freud memandang kepribadian sebagai proses biologik-
mekanistik sedangkan Adler termasuk pelopor ego kreatif.
Adler menekankan adanya keunikan pribadi.
Adler memandang kesadaran sebagai pusat kepribadian
bukan ketidaksadaran.
Adler keras berpendapat bahwa semua kehidupan selalu
bergerak. Dia memilih tidak berfikir dalam kerangka
struktur dan perkembangannya karena konsep semacam
itu dianggap cenderung membuat konkret sesuatu yang
abstrak.
d. Rincian pokok-pokok teori Adler
Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi
aktifitas manusia adalah perjuangan untuk sukses atau
menjadi superior (striving for superiority).
Persepsi subjektif (subjective perception) individu
membentuk tingkah laku dan kepribadian.
3
Semua fenomena psikologis disatukan (unity of
personality) di dalam diri individu dalam bentuk self.
Manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut
pandang interest sosial (social interest).
Semua potensi manusia dikembangkan sesuai dengan
gaya hidup (life of style) dari self.
Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kreatif
(creative power) individu.
II. STRUKTUR, DINAMIKA DAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
MENURUT ALFRED ADLER
Teori-teori yang dikembangkan Adler disebut juga sebagai
struktur kepribadian (Agus Sujanto, dkk.). Adapun teori-teori tersebut
dijabarkan sebagai berikut.
a. Perjuangan menjadi sukses atau superiorita
Adler yakin bahwa individu memulai hidup dengan
kelemahan fisik yang mengaktifkan perasaan inferior, perasaan
yang menggerakkan orang untuk berjuang menjadi superiorita
atau untuk menjadi sukses. Perjuangan bisa jadi mempunyai
motivasi yang berbeda, tetapi semuanya diarahkan menuju
tujuan final (final goal).
Fictional Final Goals
Menurut Adler, untuk membimbing tingkah laku, setiap orang
menciptakan tujuan final yan semu (fictional final goals),
memakai bahan yang diperoleh dari keturunan dan
lingkungan. Tujuan ini semu karena mereka tidak harus
didasarkan pada kenyataan tetapi tujuan itu lebih
menggambarkan pikiran orang itu mengenai bagaimana
seharusnya kenyataan itu, didasarkan pada interpretasi
subjektifnya mengenai dunia. Tujuan final adalah hasil
kekuatan kreatif indvidu: kemampuan untuk membentuk
tingkah laku diri dan menciptakan kepribadian diri.
4
Mengatasi inferioritas dan menjadi superiorita: dorongan
maju
Bagi Adler, kehidupan manusia dimotivasi oleh satu
dorongan utama yaitu dorongan mengatasi perasaan inferior
dan menjadi superior. Inferior bagi Adler berarti perasaan
lemah dan tidak terampil dalam menghadapi tugas yang
harus diselesaikan. Adapun superiorita bukan berarti lebih
baik dari orang lain atau mengalahkan orang lain, tetapi
berjuang menuju superiorita berarti terus menerus berusaha
menjadi lebih baik dan menjadi semakin dekat dengan
tujuan final. Adalah perasaan inferiorita yang melahirakan
perjuangan superiorita, dan bersama-sama keduanya
menjadi dorongan maju yang sangat besar yang mendorong
orang terus bergerak ke arah yang lebih baik. Menurut Adler
dorongan ini dibawa sejak lahir dan menjadi tenaga semua
dorongan lainnya.
b. Pengamatan subjektif (subjective perspective)
Tujuan final yang fiktif bersifat subjektif, artinya orang
menetapkan tujuan-tujuan untuk diperjuangkan berdasarkan
interpretasinya tentang fakta, bukan berdasarkan fakta itu
sendiri. Kepribadian manusia dibangun bukan oleh realita,
teteapi oleh keyakinan subjektif orang itu mengenai masa
depannya. Pandangan subjektif yang terpenting adalah tujuan
menjadi superiorita atau tujuan menjadi sukses, tujuan yang
diciptakan pada awal kehidupan, yang hanya terpahami secara
kabur. Tujuan final fiktif itu membimbing gaya hidup manusia.
c. Kesatuan (unity) kepribadian
5
Adler memilih menggunakan istilah Psikologi Individu
(Individual Psychology) dengan harapan dapat menekankan
keyakinan bahwa setiap individu itu unik dan tidak dapat
dipecah-pecah. Psikologi Individu menekankan pentingnya unitas
kepribadian. Pikiran, perasaan, dan semua kegiatan diarahkan
ke satu tujuan tunggal dan mengejar satu tujuan.
Logat organ (organ dialect)
Kesatuan kepribadian bukan hanya kesatuan aspek-aspek
kejiwaan sepeti motivasi, perasaan, dan pikiran, tetapi juga
kesatuan meliputi seluruh organ tubuh. Gejala-gejala fisik
seperti kelemahan organ tertentu bukan suatu peristiwa
yang terpisah, tetapi mungkin kelemahan itu berbicara
tentang tujuan individu, yang oleh Adler dinamakan logat
organ (organ dialect) atau bahasa organ (organ jargon).
Kesadaran dan tak sadar
Unitas kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan tak
sadar. Menurut Adler, tingkah laku tak sadar adalah bagian
dari tujuan final yang belum diformulasikan dan belum
dipahami secara jelas. Adler menolak dikotomi antara sadar
dan tak sadar yang dianggapnya sebagai bagian yang
bekerja sama dalam sistem yang unifi.
d. Minat sosial (social interest)
Minat sosial adalah sikap keterikatan diri dengan
kemanusiaan secara umum, serta empati kepada setiap anggota
orang perorang. Menurut Adler, minat sosial adalah bagian dari
hakekat manusia dan dalam besaran yang berbeda muncul pada
tingkah laku setiap orang. Minat sosiallah yang kemudian
membuat seseorang mampu berjuang mengejar superiorita
dengan cara yang sehat.
Perkembangan minat sosial
6
Walaupun minat sosial itu dilahirkan, menurut Adler terlalu
lemah atau terlalu kecil untuk dapat berkembang sendiri.
Oleh karena itu, menjadi tugas ibu mengembangkan potensi
innate bayinya. Adapun ayah merupakan orang penting
kedua dalam lingkungan sosial anak. Menurut Adler, ayah
yang ideal bekerja sama dengan istrinya dalam mengasuh
anak. Dampak hubungan sosial awal merupakan hal sangat
penting, hubungan anak dengan ibu dan ayahnya akan
melemahkan peran hereditas. Dorongan adalah kunci
konsep untuk membantu orang tua dalam meningkatkan
hubungan keluarganya. Dorongan positif dari orang tua
dapat berpengaruh pada perkembangan tanggung jawab,
kemandirian anak, dan membentuk demokrasi keluarga.
Perlunya minat sosial
Kehidupan sosial dalam pandangan Adler merupakan
sesuatu yang alami bagi manusia, dan minat sosial adalah
perekat kehidupan sosial tersebut. Jadi, minat sosial itu
sangat diperlukan, sebab jika laki-laki dan perempuan tidak
bekerja sama dalam melindungi keturunannya, ras manusia
akan punah.
Kriteria nilai-nilai kemanusiaan
Minat sosial menjadi satu-satunya kriteria untuk mengukur
kesehatan jiwa. Tingkat seberapa tinggi minat sosial
seseorang menunjukkan kematangan psikologisnya. Minat
sosial merupakan satu-satunya sarana penilaian
keberhargaan, standar untuk menentukan kemanfaatan
hidup seseorang yang oleh Adler disebut barometer
normalitas.
e. Gaya hidup (style of life)
7
Dengan konsep gaya hidup ini, Adler menjelaskan keunikan
manusia. Gaya hidup adalah cara yang unik yang dari setiap
orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah
ditentukan orang itu dalam kehidupan tertentu diman orang
tersebut berada. Gaya hidup telah terbentuk pada usia 4-5 tahun.
Gaya hidup ini tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik
(hereditas) dan lingkungan objektif, tetapi juga oleh anak melaui
pengamatan dan intrepertasinya terhadap keduanya. Gaya hidup
ini tidak mudah berubah.
f. Kekuatan kreatif self (creative power of the self)
Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoritis
kepribadian. Self kreatif atau kekuatan kreatif adalah kekuatan
ketiga yang paling menentukan tingkah laku, penggerak utama,
sendi, dan obat mujarab kehidupan. Adler berpendapat bahwa
setiap orang memiliki kekuatan untuk bebas menciptakan gaya
hidupnya sendiri-sendiri. Kekuatan diri kreatif itu membuat setiap
manusia menjadi manusia bebas, bergerak menuju tujuan yang
terarah.
g. Perkembangan abnormal
Menurut Adler, minat sosial yang tidak berkembang menjadi
faktor yang melatarbelakangi semua jenis salah suai atau
ketidakmampuan beradaptasi (maladjustment).Disamping minat
sosial yang buruk, penderita neurotic cenderung membuat tujuan
yang terlalu tinggi, memakai gaya hidup yang dogmatik dan
kaku, dan gaya hidup dalam dunianya sendiri. Tiga cirri ini
mengiringi minat sosial yang buruk.
Faktor eksternal dalam salah suai
Ada tiga faktor yang membuat orang bisa menjadi salah
suai, tidak perlu ketiga faktor itu muncul secara bersamaan,
8
satu faktor saja sudah cukup membuat orang menjadi
abnormal. Tiga faktor tersebut adalah:
1. Cacat fisik yang buruk
2. Gaya hidup manja (pampered)
3. Gaya hidup diabaikan
Kecenderungan pengamanan (safeguardian)
Semua penderita neurotik menciptakan pengamanan
terhadap harga dirinya. Gejala itu berperan sebagai
kecenderungan pengamanan, memproteksi inflasi image-diri
dan mempertahankan gaya hidup neurotik. Konsep
kecenderungan pertahanan ini mirip dengan konsep
mekanisme pertahanan dari Freud. Ada tiga kecenderungan
pertahanan yang umum dipakai yaitu:
1. Sesalan (excuses)
2. Agresi
3. Menarik diri (withdrawal)
III. APLIKASI TEORI ALFRED ADLER
a. Keadaan keluarga
Dalam teori Adler hampir selalu menanyai kliennya
mengenai keadaan keluarga yakni urutan kelahiran, jenis kelamin,
dan usia saudara-saudara sekandung. Adler mengembangkan
teori uruan lahir didasarkan pada keyakinannya bahwa keturunan,
lingkungan dan kreatifitas individual bergabung menentukan
kepribadian karena itu penting untuk melihat urutan kelahiran
(anak pertama, kedua dan seterusnya) dan perbedaan cara orang
menginterpretasi pengalamannya.
1) Anak pertama atau sulung
Kerap terbebani dengan harapan atau keinginan orangtua.
Anak pertama sangat penting bagi ego orangtua. Itu
9
sebabnya, si sulung didorong untuk mencapai standar
sangat tinggi sebagai representasi orangtua.
Cenderung tertekan.
Senang menjadi pusat perhatian. Perkembangan
kepribadiannya lebih optimal saat ia memperoleh
perhatian.
Orangtua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik
anak pertama.
Anak pertama biasanya seorang high achiever (memiliki
keinginan berprestasi tinggi). Saat adik lahir, ia mempunyai
tempat kehormatan bagi adik. Meski begitu, saat pusat
perhatiannya terganggu oleh adik, ia bisa iri dan tidak
aman.
Cenderung diberi tanggung jawab oleh orangtua untuk
menjaga adiknya.
Belajar bertanggung jawab dan mandiri melalui kegiatan
sehari-hari.
Dapat diandalkan.
Cenderung terikat pada aturan-aturan.
Dominan, konservatif, dan otoriter.
Mempunyai pemikiran yang tajam.
Lebih sensitif.
Bertanggungjawab, melindungi dan memperhatikan orang
lain.
Organisator yang baik.
2) Anak kedua atau tengah
Cenderung lebih mandiri sehingga dapat membentuk
karakternya sendiri. Misalnya, sang ibu menggendong adik
dan bapak memegang kakak, ia tidak tahu harus
bergantung pada siapa. Akhirnya ia menjadi anak yang
lebih mandiri.
10
Karena terabaikan, anak kedua atau tengah cenderung
mempunyai motivasi tinggi, bisa dalam hal prestasi
maupun sosialisasi.
Cenderung lebih bebas dari harapan orangtua dan
independen.
Pandai melihat situasi.
Aturan yang diterapkan lebih longgar. Anak kedua
umurnnya diperbolehkan melakukan hal-hal tertentu
dengan sedikit batasan.
Berjiwa petualang. Suka berteman dan hidup berkelompok.
Bebas mengekspresikan kepribadiannya yang unik.
Cenderung lebih ekspresif. Berambisi untuk melampaui
kakaknya, terlebih bila jarak usianya berdekatan.
Walau cenderung suka melawan, anak kedua biasanya
lebih mudah beradaptasi.
Fleksibel dan cinta damai.
Memiliki bakat seni.
Motivasinya tinggi.
Memiliki interes sosial.
Lebih mudah menyesuaikan diri dibandingkan kakaknya.
Cenderung sangat membutuhkan kasih sayang.
Kerap kesulitan menggambarkan kepribadiannya.
Cenderung merasa tidak disayang orangtua dan merasa
tidak bisa lebih baik daripada kakaknya.
3) Anak terakhir atau bungsu
Tergolong anak yang sulit karena mempunyai kakak yang
dijadikan model.
Kerap merasa inferior (rendah diri), tidak sehebat kakak-
kakaknya.
Dalam pengasuhan kerap dibantu orang sekitar, sehingga
tidak terlalu sadar dengan potensi dirinya.
Cenderung dimanjakan dan kasih sayang banyak tercurah
padanya. Lebih merasa aman.
11
Cenderung tidak dewasa dan kurang bertanggung jawab.
Biasanya paham bahwa mereka termasuk spesial.
Dianggap sebagal “anak kecil” terus menerus.
Aturan yang diberlakukan padanya lebih longgar.
Hanya diberi sedikit tanggung jawab dalam keluarga.
Umumnya tidak diberi banyak tugas, dan tak perlu
mengasuh adik.
Sedikitnya pengalaman dalam belajar bertanggung jawab
membuat si bungsu menghindari tanggung jawab dan
komitmen, terutama bila orangtua senang
memperlakukannya sebagai “bayi”.
Lebih spontan dan mempunyai jiwa yang lebih bebas.
Banyak komedian dan pembawa acara merupakan anak
tengah atau anak bungsu karena bebas mengembangkan
kepribadian mereka yang unik.
b. Psikoterapi
Menurut Adler psikopatologi merupakan akibat dari
kurangnya keberanian, perasaan inferior yang berlebihan, dan
minat sosial yang kurang kurang berkembang. Tujuan
psikoterapinya adalah meningkatkan keberanian, mengurangi
perasaan inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial.
Walaupun Adler cukup aktif dalam menentukan tujuan dan arah
psikoterapi, dia tetap bersikap bersahabat dan longgar kepada
kliennya. Hubungan teraputik membangunkan minat sosialnya
seperti anak-anak yang memperoleh minat sosial dari orang
tuanya. Seperti Freud dan Jung, Adler juga menggali masa lalu
(early recollections) dan mimpi klien untuk memperoleh
pemahaman kepribadian klien itu. Terapi yang dikembangkan
Adler adalah sebuah pendekatan hubungan yang membangun
dan secara konsekuen menyajikan jembatan penghubung antara
kognisi dan terapi sosial.
12
1) Menggali masa lalu ( early recollections)
Menurut Adler ingatan masa lalu seseorang selalu
konsisten dengan gaya hidup orang itu sekarang, dan
pandangan subyektf orang itu terhadap pengalaman masa
lalunya menjadi petunjuk untuk memahami tujuan fan gaya
hidupnya. Adler memberi contoh bagaimana seorang laki-
laki yang sukses sangat mencurigai wanita. Orang itu
melaporkan ingatan masa kecilnya “saya pegi ke pasar
bersama ibu dan adik laki-laki saya. Tiba-tiba turun hujan
dan ibu menggendong saya kemudian dia ingat saya yang
lebih besar dia menurunkan saya dan menggendong adik
saya”. Adler mengamati ingatan ini berhubungan langsung
dengan kecurigaan laki-laki itu kepada wanita. Mula-mula
dia menerima posisi disenangi ibunya, namun dia
kehilangan posisi itu direbut adiknya. Walaupun banyak
orang yang mungkin mengatakan mencintainya mereka
cepat menarik cinta itu. Perhatikan, Adler tidak
menganggap pengalaman anak-anak menjadi sebab laki-
laki itu sekarang menjadi mudah curiga kepada
perempuan, tetapi justru sebaliknya, gaya hidup mencurigai
perempuan sekarang itulah yang membentuk dan
mewarnai ingatan masa lalu.
Pada kasus itu, pengalaman masa lalu tidak
menetukan gaya hidup sekarang tetapi gaya hidup
sekaranglah yang membentuk ingatan masa lalu. Jadi,
kalau gaya hidup sekarang dapat diubah, model peristiwa
masa lalu bisa dilupa.
2) Mimpi
Adler menolak pandangan Freud bahwa impi adalah
ekspresi keinginan masa kecil. Menurut Adler mimpi bukan
pemuas keingina yang tidak diterima ego. Terapi mimpi
adalah bagian dari usaha si pemimpi untuk memecahkan
masaalah yang tidak disenanginya atau masaalah yang
13
tidak dapat dikuasainya. Mimpi bisa membuka selubung
gaya hidup terapi membodohi sipemimpi dengan
memproduksi sesuatu yang tidak realistic, kekuatan dan
encapaian yang berlebihan. Jadi bagi Adler mimpi adalah
usaha dari ketidaksadaran untuk menciptakan suasana hati
atau keadaan yang emosional sesudah bangun nanti, yang
bisa memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang
semula tidak dikerjakan. Kalau Freud memandang mimpi
itu sendiri sebagai memberi kepuasaan, Adler memandang
mimpi sekedar alat untuk mencapai tujuan, suatu
pertahanan yang emosional yang membuat orang
menghidupkan apa yang ada dalam pikirannya.
IV. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI ALFRED ADLER
a. Kelebihan
Adler berjuang untuk mengembangkan teorinya sendiri
yang unik. Sumbangan utama Adler adalah konsep yang memberi
kerangka kepribadian yang utuh, unifi, dan holistik. Penekanannya
pada kreatifitas manusia cocok dengan teori yang berkembang
kemudian, misalnya teori dari George Kelly, R.D. Liang, Carl
Rogers, dan Abraham Maslow. Teori Adler menekankan pada
integrasi kesadaran pikiran, motivasi sosial, tujuan masa depan,
dan kebebasan individu. Adler dengan jelas menunjukkan bahwa
dunia tempat seseorang tinggal merupakan dunia yang diciptakan
sendiri oleh orang tersebut.
b. Kekurangan
Seperti Freud dan Jung, teori Adler secara empiris tidak
memiliki dukungan yang berarti. Konsep-konsep dasar teorinya
seperti perjuangan menjadi superiorita, kompleks inferior, dan
kecenderungan pengamanan tidak disertai dengan bukti
metodolgis sehingga orang lain yang mencoba mengulang apa
14
yang dilakukan Adler akan sampai pada kesimpulan yang
berbeda. Pendirian Adler yang menyatakan bahwa “setiap hal juga
dapat menjadi sesuatu yang berbeda” membuat teori yang ia
kemukakan menjadi sulit untuk diuji. Secara klinik, teori Adler
banyak memberi manfaat, namun proporsi-proporsinya belum
diformulasikan secara rinci agar bisa diuji secara ilmiah.
KAREN HORNEY
(Psikoanalisis Sosial)
15
I. PENGERTIAN TEORI KEPRIBADIAN MENURUT KAREN HORNEY
a. Biografi singkat Karen Horney
Karen Horney lahir di Hamburg, Jerman pada tanggal 16
September, 1885 dan meninggal di New York City pada tanggal
14 Desember, 1952. Ia mendapat pendidikan kedokteran di
Universitas Berlin, dan bekerja di Institut Psikoanalisis Berlin dari
tahun 1918 sampai yahun 1932. Pada tahun 1932, ia pindah ke
New York dimana ia melakukan praktik psikoanalisis dan
mengajar pada Institut Psikoanalisis New York. Karena tidak puas
dengan psikoanalisis ortodoks, ia bersama sejumlah tokoh lain
yang miliki keyakinan sama, mendirikan Association for the
Advancement of Psychoanalysis dan American Institute of
Psychoanalysis. Ia menjadi Dekan dari institut ini sampai
meninggal. Penilaian cukup baru terntang karya Horney dapat
ditemukan dalam Martin (1975).
b. Teori kepribadian menurut Karen Horney
Horney pada mulanya pengikut Freud yang kemudian
terpengaruh oleh Jung dan Adler. Akhirnya dia mengembangkan
pendekatan kepribadian yang holistik. Menjadi seorang
interpersonal, teori Horney menghindari objektifikasi orang ketiga
yang membuat jarak palsu, dimana yang demikian berhubungan
dengan (inter) subjektif. Horney merupakan pioner feminis dan
teori self-help. Kesulitan dalam membaca teori Horney bukan
karena kedalamannya tapi karena teorinya menolak masalah
teknis.
Horney memandang ide-idenya termasuk dalam kerangka
psikologi Freud, bukan merupakan suatu pendekatan yang sama
sekali baru terhadap pemahaman kepribadian. Ia yakin bahwa
kesalahan-kesalahan dalam pemikiran Freud berakar dalam
16
orientasinya yang mekanistik dan biologis agar psikoanalisis dapat
mewujudkan potensial-potensialnya secara penuh sebagai suatu
ilmu pengetahuan tentang manusia. Horney berpendapat bahwa
psikologi wanita didasarkan kepada kekurang percayaan diri serta
penekanan yang terlalu berlebihan pada hubungan cinta, dan
tidak ada sangkut pautnya dengan anatomi organ-organ seksual.
Mengenai kompleks Oedipus, Horney berpendapat bahwa
itu bukanlah suatu konflik seksual dan agresif yang terjadi antara
anak dan orangtuanya, melainkan kecemasan yang timbul dari
gangguan-gangguan dasar, misalnya penolakan, perlindungan
yang berlebihan, dan hukuman dalam hubungan anak dengan ibu
dan ayahnya. Agresi tidaklah bersifat bawaan, sebagaimana
dinyatakan Freud melainkan merupakan cara dengan mana
manusia berusaha melindungi keamanannya. Narsisisme pada
dasarnya bukanlah cinta diri, melainkan pendewaan diri dan
penilaian diri yang berlebihan akibat perasaan-perasaan tidak
aman. Horney juga mempersoalkan konsep-konsep Freud yang
berikut : kompulsi repetisi, id, ego dan super ego, kecemasan, dan
masokhisme. Pada segi positif Horney menyatakan bahwa
sumbangan-sumbangan teoristis fundamental Freud adalah
doktrin-doktrinnya tentang determinisme psikis motifasi tak sadar
serta motif-motif emosional dan tidak rasional. Menurut Horney,
doktrin Freud yang terpenting adalah :
Semua proses dan event psikis bersifat ditentukan (semua
terjadi karena alasan tertentu, dan bukan terjadi secara
random).
Semua tingkahlaku mungkin ditentukan oleh motivasi tak
sadar.
Motivasi yang mendorong manusia adalah kekuatan yang
bersifat emosional dan non-rasional.
Konsep utama Horney dalah kecemasan dasar yang
dirumuskan sebagai berikut : “ perasaan yang terdapat pada anak
17
karena terisolasi dan tidak berdaya dalam dunia yang secara
potensial bermusuhan. Sejumlah besar faktor yang merugikan
dalam lingkungan dapat menyebabkan anak merasa tidak
nyaman, yakni dominasi langsung atau tak langsung, sikap masa
bodoh, tingkah laku eratik, kurang mengharagai kebutuhan-
kebutuhan anak, kurang sungguh-sungguh dibimbing, sikap-sikap
yang meremehkan anak, terlalu membanggakan anak atau kurang
membanggakannya, kurang adanya kehangatan yang dapat
diandalkan harus berpihak dalam perselisishan orang tua,
tanggung jawab terlalu banyak atau terlalu sedikit, terlalu
terlindungi, terisolasi dari anak-anak lain, ketidak adilan,
deskriminasi, janji-janji yang tidak ditepati, suasana bermusuhan,
dan lainnya.
c. Pertentangan teori Freud dan Horney
Teori freud terlalu mekanistik dan biologik sehingga tidak bisa
menggambarkan keutuhan motivasi dan tingkalaku manusia.
Perhatian Freud terhadap inter-relasi manusia sanagat kecil,
sehingga berakibat penekanan yang salah pada motivasi seksual
dan konflik. Menurut Horney, bukan libido yang mendorong kita,
tetapi kekuatan membangun yang revolusioner dan seharusnya
keamanan dan ketidakpuasan (nonseksual) yang menjadi
pendorong berfungsinya kepribadian.
Tingkahlaku agresi dan destruksi bukan hereditas seperti yan
dikemukakan Freud, tetapi merupakan sarana bagaimana orang
berusaha melindungi keamanannya.
Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang
inferior dn cemburu karena kelaminnya lebih rendah dari laki-laki,
sedangkan Horney (dan Adler) berpendapat bahwa penis envy
adalah simbolik wanita yang mengiginkan persamaan status dan
kekuasaan seperti pria.
18
II. STRUKTUR, DINAMIKA, DAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
MENURUT KAREN HORNEY
a. Kecemasan dan konflik
Kecemasan dasar dan permusuhan dasar (Basic anxiety and
basic hostility)
Kecemasan dasar berasal dari takut. Kecemasan dasar selalu
dibarengi dengan permusuhan dasar, berasal dari perasaan
marah, suatu predisposisi untuk mengantisipasi bahaya dari
orang lain dan untuk mencurigai orang itu. Bersama-sama,
kecemasan dan permusuhan membuat orang yakin bahwa
dirinya harus dilindungi keamanannya.
Konflik interpersonal
Konflik adalah pertentangan antarkekuatan yang berhadapan
dalam fungsi manusia, yang tidak dapat dihindari. Konflik
dalam diri sendiri adalah bagian yang integral dar kehidupan
manusia, misalnya dihadapkan dengan 2 pilihan keinginan
yang arahnya, antara harapan dengan kewajiban, atau antara
perangkat nilai. Juga, nilai kultural sering mengalami dalam
maupun danengan nilai luarnya. Misalnya,
masyarakatmendorong anggotanya untuk berkompetisi
meraih prestasi, tetapi juga mewajibkan orang mempedulikan
orang lain dan mendahulukan minat dan kepentingan orang
lain daripada kepentingan pribadi. Teori Horney tentang
neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang
membuat orang terkuci dalam lingkaran yang membuat
tingkahlaku tertekan tidak produktif. Horney mengemukakan
10 kebutuhan neurotik :
1. Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan keinginan
membabi-buta untuk menyenangkan orang lain dan
berbuat sesuai dengan harapan orang lain. Orang itu
mengharapkan dapat diterima baik orang lain, sehingga
berusaha bertingkahlaku sesuai dengan harapan orang
19
lain, cenderung takut berkemauan, dan sangat terganggu
dangan permusuhan dan penolakanoleh orang lain.
2. Kebutuhan partner yang bersedia menambil alih
kehidupannya tidak memiliki kepercayaan diri,
berusaha mengikatkan diri dengan partner yang kuat.
Kebutuhan ini mencakup penghargaan yang erlebihan
terhadap cinta, dan ketakutan akan kesepian dan
diabaikan.
3. Kebutuhan membatasi kehidupan dalam ranah sempit
berusaha untuk tetap tidak menarik perhatian, menjadi
orang kedua, puas dengan serba sedikit. Mereka
merendahkan nilai kemampuan mereka sendiri, dan takut
menyuruh orang lain.
4. Kekuasaan kebutuhan kekuatan, keinginan berkuasa,
tidak menghormati orang lain, memuja kekuatan dan
melecehkan kelemahan.
5. Kebutuhan mengeksplorasi orang lain neurotik sering
mengevaluasi orang lain berdasarka bagaimana mereka
dapat dimanfaatkan dan dieksploitasi pada saat yang
sama ereka takut dieksploitasi orang lain.
6. Kebutuhan pengakuan sosial dan prestise kebutuhan
memperoleh penghargaan sebesar-besarnya dari
masyarakat.
7. Kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi.
8. Kebutuhan ambisi dan prestasi pribadi penderita
neurotik sering memiliki dorongan untuk menjadi yang
terbaik. Mereka ingin menjadi yang terbaikdan memaksa
diri untuk semakin berprestasi sebagai akibat dari
perasaan tidak aman, harus mengalahkan orang lain
untuk menyatakan superiorotasnya.
9. Kebutuhan mencukupi diri sendiri dan indenendensi
mereka memiliki keinginan yang kuat untuk jauh dari
orang lain, membuktikan bahwa mereka bisa hidup tanpa
orang lain.
20
10. Kebutuhan kesempurnaan dan ketaktercelaan mereka
sangat takut membuat kesalahan dan mati-matian
berusaha menyembinyikan kelemahannya.
Konflik intrapsikis
Proses intrapsikis semula berasal dari pengalaman hubungan
antar pribadi, yang sudah menjadi bagian dari sistem
keyakinan, proses intrapsikis itu mengembangkan eksistensi
dirinya terpisah dari konflik interpersonal. Untuk dapat
memahami konflik intrapsikis yang sarat dengan dinamika diri,
perlu dipahami 4 gambaran diri dari Horney (yang terdiri dari 3
konsep subjektif dan 1 konsep yang objektif). Deskripsi 4
konsep diri itu sebagai berikut :
1. Diri rendah (Despised Real Self) konsep yang salah
tentang kemampuan diri, keberhargaan dan kemenarikan
diri, yang didasarkan pada evaluasi orang lain yang
dipercayainya, khususnya orang tuanya.
2. Diri nyata (Real Self) pandangan subjektif bagaimana
diri yang sebenarnya, mencakup potensi untuk
berkembang, kebahagiaan, kekuatan, kemauan,
kemampuan khusus, dan keinginan untuk “realisasi diri”,
keinginan untuk spontan menyatakan diri yang
sebenarnya. Diri nyata mengarah kepada penilaian
seluruh unsur kejiwaan.
3. Diri ideal (Ideal Self) bandangan subjektif mengenai diri
yang seharusnya, suatu usaha untuk menjadi sempurna
dalam bentuk hayalan, sebagai kompensasi perasaan
tidak mampu dan tidak dicintai.
4. Diri aktual (Actual Self) berbeda dengan real self yang
subjektif, diri aktual adalah kenyataan kenyataan obyektif
diri seseorang, fisik dan mental apa adanya tanpa
dipengaruhi oleh perspsi orang lain.
21
Konflik intrapsikis yang terpenting adalah antara gambaran diri
ideal dengan diri yang dipandang rendah. Membangun diri-
ideal adalah usaha untuk memecahkan konflik dengan
membuat gambaran bagus mengenai diri sendiri. Menurut
Horney, self merupakan pusat kekuatan bagi manusia dan
setiap manusia memiliki hal unik di dalamnya.
Diri ideal
Horney yakin bahwa manusia kalau mendapat lingkungan yag
disiplin dan hangat, akan mengembangkan perasaan aman
dan percaya diri dari kecenderungan untuk bergerak menuju
realisasi diri. Pengaruh negatif pada awal perkembangan serig
merusak kecenderungan alami menuju realisasi diri, yang
membuat orang merasa terisolasi, inferior, dan asing dengan
dirinya sendiri. Setelah mengalami perasaan negatif itu, orang
sangat menginginkan memperoleh perasaan identitas yang
mantap. Itu dilakukan dengan menciptakan gambaran diri
ideal, suatu pandangan yang sangat positif yang hanya
muncul dalam pikiran/khayalan. Horney juga mengemukakan
ada 3 aspek diri ideal neurotik :
1. Pencarian keagungan neurotik, gambaran orang yang
menganggap diri ideal itu nyata, mereka memasukkannya
secara komprehensif kedalam semua aspek hiduonya,
menjadikannya sebagai acuan tujuan, konsep diri, dan
hubungannya dengan orang lain. Orang seperti itu
membutuhkan (a). Kebutuhan kesempurnaan, yang
merupakan dorongan untuk menggabungkan keseluruhan
kepribadian dalam diri ideal. Neurotik tidak puas dengan
sedikt perubahan, tidak menerima yang belum sempurna.
(b). Ambisi neurotik, pencarian keagungan diri melalui
dorongan menjadi superior yang komplusif. Mereka
secara teratur menyalurkan energinya ke aktivitas yang
paling berpeluang sukses. (c). Dorongan untuk balas
dendam, dorongan balas dendam tumbuh dari keinginan
22
untuk membalas penghinaan yang nyata maupun yang
khayal dengan tujuan ingin membuat orang lain malu.
Dan dorongan ini munanjak setiap kali ada kemenangan.
2. Penuntut yang neurotik, meyakini bahwa ada yang salah
dengan dunia luar, mereka menganggap bahwa diri
mereka itu khusus sehingga berhak untuk diperlakukan
sesuai dengan gambaran diri ideal mereka sendiri.
3. Kebanggaan neurotik, adalah kebanggaan yang semu,
bukan didasarkan pada pandangan yang realistik, tapi
didasarkan pada gambaran palsu dari diri ideal.
Menghina diri (Dispise self)
Keagungan diri bukan hanya menjadi sesuatu yang terus
dikejar, tetapi juga menjadi alat ukur untuk menilai kenyataan
diri. Tentu diri aktual menjadi memalukan kalau dilihat dari
perspektif kesempurnaan fantastis tiu, sehingga mau tidak
mau orang lalu menghina diri sendiri. Orang neurotik yang
mencari keagungan tidak pernah puas dengan dirinya, karena
mereka akhirnya menyadari bahwa diri nyata tidak cocok
dengan diri idealnya. Mereka kemudian mulai membenci dan
memandang rendah dirinya. Horney mengemukakan 6 cara
orang mengekspresikan kebencian diri :
1. Menuntut kebutuhan pada diri tanpa ukuran,
memunculkan kebutuhan diri yang tidak pernah berhenti.
Bahkan ketika mereka mencapai keberhasilan, mereka
masih menuntut kesempunaan.
2. Menyalahkan diri tanpa ampun.
3. Menghina diri, diekspresikan dalam wujud memandang
kecil, meremehkan, meragukan, dan menertawakan diri
sendiri.
4. Frustasi diri, digunakan untuk aktualisasi diri yang rendah.
Orang neurotik sering membelenggu diri dengan tabu
untuk menentang kesenangan.
5. Menyiksa diri.
23
6. Tingkah laku dan dorongan merusak diri, dalam bentuk
fisikal atau psikologikal, disadari atau tidak disadari,akut
atau kronik, benar-benar dilakukan atau hanya dalam
imajinasi.
b. Mengatasi konflik
Gaya hubungan interpersonal, ada 3 macam gaya hidup
interpersonal :
1. Bergerak mendekati orang lain membutuhkan partner
yang kuat yang dapat mengambil tanggungjawab
terhadap kehidupannya.
2. Bergerak melawan orang lain orang agresif
memandang orang lain sebagai musuh, dan memakai
strategi melawan orang lain untuk meredakan
kecemasannya. Atau mengeksploitasi orang lain, dan
memanfaatkan orang lain untuk kebutuhan pribadinya.
3. Bergerak menjauh dari orang lain orang seperti ini
tidak memiliki rasa kebersamaan dengan orang lain atau
keinginan untuk berjuang.
III. APLIKASI TEORI KAREN HORNEY
a. Psikologi wanita
Sebagai pengikut Freud, Horney perlahan menyadari
bahwa psikoanalitik tradisional tentang wanita itu tidak seimbang.
Kemudian, ia mengembangkan teori tentang psikologi wanita yang
menolak beberapa konsep dasar yang dikemukakan oleh Freud.
1. Perbedaan Pria-wanita
Menurut Horney, perbedaan pria-wanita bukan sekedar pada
perbedaan anatomi, tetapi lebih pada perbedaan harpan
sosial dan cultural. Menurut Horney , kecemasan yang
24
menjadi akar keinginan laki-laki menaklukkan wanita dan
keinginan wanita menghinaa laki-laki.
2. Odipus Kompleks
Seperti halnya Freud, Horney juga mengakui adanya Odipus
Kompleks, hanya saja menurutnya hal itu berhubungan
dengan kondisi lingkungan, bukan karena perkembangan
biologis. Menurutnya, odipus hanya ditemukan pada beberapa
orang dan hal tersebut merupakan ekspresi neurotic
kebutuhan cinta, yang bersama-sama dengan 9 kebutuhan
lain yang muncul pada usia dini seseorang. Bahkan jika aspek
seksual dimasukkan dalam tingkah laku odipus, maka
tujuannya hanya untuk memperoleh rasa aman, bukan karena
hubungan seks.
3. Cemburu penis
Horney menolak adanya penis envy Freud, tapi ia justru
sependapat dengan Adler. Beberapa perempuan yang
memiliki Maskulin protest yaitu keyakinan patologik bahwa
laki-laki lebih superior dari perempuan, yang kemudian
menjadi keinginan perempuan tersebut untuk menjadi laki-laki.
Meurutnya, keinginan tersebut bukan karena cemburu penis,
melainkan kecemburuan terhadap penilaian laki-laki yang
diberikan hak oleh budaya.
b. Psikoterapi
Tujuan terapi Horney adalah untuk membantu klien secara
bertahap berkembang kearah realisasi-diri, berhenti dari berfantasi
diri-ideal, melepaskan pencarian kemayuran neurotic, dan
mengubah rasa benci-diri menjadi menerima diri. Horney juga
memakai mimpi dan asosiasi bebas untuk memahami kliennya.
Menurutnya, mimipi itu usaha mengatasi konflik, jika terapi dapat
menginterpretasi dengan tepat, maka dapat membantuu klien
memahami dirinya dengan baik. Sedangkan asosiasi bebas
25
menurut Horney berhubungan dengan ungkapan gambaran diri
ideal, dan kegagalan usaha-usaha untuk mengatasi kecemasan.
IV. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI ALFRED ADLER
a. Kelebihan
Horney dinilai memiliki ide yang original dalam
memberikan penjabaran mengenai kepribadian walupun banyak
meminjam ide dari tokoh psikoanalisa lainnya. Kekuatan teori
Horney ini berada pada deskripsi mengenai deskripsi neurosis.
Deskripsi komperhensif mengenai kepribadian neurosis
memberikan kerangka yang bagus untuk memahami seseorang
yang memiliki jiwa yang tidak sehat.
b. Kekurangan
Teori Horney tidak cukup kuat untuk mengembangkan
penelitian untuk memenuhi kriteria falsifiability (kemungkinan logis
bahwa sebuah ide dapat dianggap salah atau benar berdasarkan
observasi atau penelitian). Spekulasi dari teori ini tidak dapat
dengan mudah menghasilkan hipotesis yang bisa diteliti dan oleh
karena itu, teori ini kurang dalam hal variability.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
DeRobertis, Eugene M. 2006. Deriving a Humanistic Theory of Child
Development From the Works of Carl R. Rogers and Karen
Horney. Journal of the Humanistic Psychlogist, 34(2): 177-199.
26
Feist, Jess., dan Gregory J. Feist. 2009. Teori Kepribadian. Jakarta:
Salemba Humanika.
Hergenhanh, B.R. 1994. An Introduction to Theories of Personality.
Virginia: Prentice Hall.
Jacobs, May. 1923. The Comparative Individual Psychology of Dr. Alfred
Adler. The Pedagogical Seminary, 30:1, 16-23.
L, Frederick, dkk. 2001. On the Relationship Between Karen Horney’s
Tripartite Neurotic Type Theory and Personality Disorder Features.
Journal of Personality and Individual Differences, (online), 30
(2001): 1387-1400, (http://elsevier.com/locate/paid), diakses 23
Februari 2013.
Meredith, Cameron dan Timothy D. Evans. 1989. Encouragement in the
Family. Journal of Individual Psychology, (online)
(http://evanstheraphy.com), diakses 22 Februari 2013.
Rendon, Mario. 2008. The Vicissitudes of Affect in Horney’s Theory.
International Forum of Psychoanalysis. 2008; 17: 158-168.
Supratiknya, A. 1993. Psikologi Kepribadian 1 Teori-Teori Psikodinamik
(Klinis). Terjemahan dari Calvin S. Hall dan Garner Linzey,
Theories of Personality. Jogjakarta: Kanisius.
Tanner, Amy E. 1915. Adler's Theory of Minderwertigkeit , The
Pedagogical Seminary, 22:2, 204-217.
Watts, Richard E. 2003. Adlerian Theraphy as a Relational Constructivist
Approach. The Family Journal: Counseling and Theraphy for
Couples and Families, Vol. 11 No. 2, April 2003: 139-147.
27
28