aldrich - saelviohexia.files.wordpress.com · the chronicles of narnia adalah sebuah seri novel...

22

Upload: lyquynh

Post on 17-Mar-2019

280 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

ALDRICH

The Chronicles of Narnia adalah sebuah seri novel fantasi karya C.S. Lewis

yang terdiri dari tujuh buku. Serial ini ditulis oleh Lewis pada tahun 1950 sampai

1956. Buku-buku ini telah diadaptasi untuk radio, televisi, dan film. Untuk adaptasi

dalam bentuk film diproduseri oleh Walt Disney Pictures dan Walden Media, yaitu

The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe (2005) , The

Chronicles of Narnia: Prince Caspian (2008) dan The Chronicles of Narnia: The

Voyage Of The Dawn Treader (2010).

Cerita dari serial ini mengenai petualangan empat saudara Pevensie, ke dalam

sejarah dan alam Narnia. Di negeri tersebut, binatang dapat berbicara, sihir adalah

hal yang lazim, dan kebaikan berperang melawan kejahatan. Dimulai dari Pevensie

bersaudara, yaitu Peter Pevensie, Susan Pevensie, Edmund Pevensie, dan Lucy

Pevensie, yang mengungsi ke rumah Profesor Diggory Kirke karena Perang Dunia.

Suatu hari, ketika mereka bermain petak umpet dirumah itu, Lucy menemukan

lemari pakaian kemudian memutuskan untuk sembunyi di sana. Tak disangka,

lemari itu merupakan pintu masuk ke dunia Narnia yang indah sekaligus terkutuk.

Catatan kaki : Identitas novel dikutip dari: wikipedia.org/wiki/The_Chronicles_of_Narnia

SCENE I

Pada suatu pagi, terlihat tiga orang gadis sedang bermain petak umpet di

dalam rumah nenek mereka. Hingga salah satu diantara meraka, yaitu Keyra,

mendapati tempat persembunyian bagus yang tak sengaja ia temukan, sebuah

perpustakaan dilonteng rumah tua itu. Keyra begitu takjub melihat perpustakaan

itu. Neneknya tak pernah menceritakan apapun perihal ini. Keyra pun dengan

berani melihat-lihat buku yang terdapat disana, sampai ia lupa bahwa ia sedang

bersembunyi. Luna dan Zara, teman-temannya, akhirnya menemukan Keyra

diperpustakaan itu. Ketika mereka sampai disana yang mereka temukan adalah

Keyra yang sedang memegang sebuah buku dengan wajah keheranan.

Latar : Perpustakaan, pagi hari

Keyra : “Buku apa ya ini? Kenapa aneh dan terlihat kuno?”

Zara : “sepertinya ini buku peninggalan zaman dahulu. Ejaan yang

digunakan pun masih sangat kuno, sampai-sampai aku tidak

mengerti.”

Luna : “Aku setuju dengan Zara. Buku-buku di sini tampak seperti buku-

buku lama. Aku penasaran, kenapa nenek masih menyimpan buku-

buku tua ini?”

Keyra : “Aku pun sama. Aku tidak tau alasan nenek menyimpan buku-buku

ini. Ia pun tidak pernah membahas mengenai perpustakaan ini ‘kan?

Apa ia pernah memberi tahu kalian mengenai eksistensi perpustakaan

ini?”

Luna dan Zara : (menggelengkan kepala)

Keyra, Luna, dan Zara : (menghembuskan napas tanda pasrah)

Luna : (melirik ujung loteng, kemudian mengucek mata) “Apa aku salah

lihat? Apa itu pintu? (menunjuk ke arah pintu II) Kenapa ada pintu diujung loteng

yang lain? Bukankah kita tadi masuk melalui pintu yang di sana?” (menunjuk pintu

I)

Keyra, Luna, dan Zara : (berlari menghampiri pintu II)

1

Keyra : (memutar knop pintu II, mecoba untuk membuka pintu) “Pintunya

terkunci.”

Zara : “Apa kamu punya kuncinya, Key?”

Keyra : “Tidak. Aku tidak punya. Mungkinkah kuncinya berada diruangan

ini? Bisa saja nenek menyimpan kunci tersebut disela-sela buku.”

Luna : “Buku di sini banyak sekali, Key. Tidak mungkin kita cari satu

persatu.”

Keyra : (berpikir) “Atau… mungkin saja pintu ini dan buku yang aku

temukan memiliki suatu hubungan? Zara, maukah kau mengambilkan

buku yang aku temukan tadi?”

Zara : (membawa buku kusam, kemudian membukanya) “Berapa kali pun

kita baca juga tetap tidak akan berupa, Key. Buku ini tidak akan bisa

kita pahami. Beruntung huruf-hurufnya masih normal.”

Luna : “Aku curiga kalau buku ini berisi mantra.”

Keyra : “Adakah dari kalian yang bisa membacanya?”

Zara : (berdehem, kemudian memilih-milih mantra)

Keyra dan Luna : (menunggu dengan gugup)

Zara : “Mandisala kula antra brayana puisla inka ma anxier mayrosi lan.”

Keyra, Luna, dan Zara : (melirik ke arah pintu dengan was-was)

(Pintu II terbuka)

Keyra : “Berhasil!”

Luna : “Lalu… apa yang harus kita lakukan?”

Zara : “Apa lagi? Kita masuk ke pintu ini.”

Luna : (tertawa) “Jangan bercanda, kamu tidak lihat lorong dibalik pintu ini

sangat gelap. Belum lagi, kita tidak tau kemana arah lorong ini.”

Keyra : “Tenang saja, Luna. Nenek sudah mengantisipasi hal tersebut. Aku

rasa… ia punya alasan kenapa menggunakan lentera diruangan ini.

Apalagi kalau bukan sebagai penerangan ketika menelusuri lorong?”

Luna : (membuka mulut hendak protes)

2

Zara : (menyekap mulut Luna) “Cukup bicaranya. Ayo sekarang kita

jelajahi lorong ini.”

Luna : (terlepas dari sekapan) “Tunggu! Bagaimana jika kita malah bertemu

penyihir? Memangnya kalian tidak ingat tadi kita membuka pintu

menggunakan apa? Mantra! M-A-N-T-R-A!”

Keyra dan Zara : (memandang satu sama lain, kemudian terkikik geli)

Keyra : “Bukankah itu hal bagus? Aku sungguh penasaran bagaimana sosok

penyihir di zaman modern seperti sekarang.”

Zara : (menarik tangan Luna)

(Keyra, Luna, dan Zara memasuki pintu II)

*black out*

SCENE II

Latar : Halaman depan, Pagi hari

Luna : “Key… bukankah ini halaman depan rumah nenek?”

Keyra : “Iya ya? Tapi apakah kamu tidak merasakan sesuatu yang janggal?

Halaman depan rumah nenek tidak sehijau ini dan cat bangunannya

juga tidak seperti itu.”

Zara : “Hei, hei, teman-teman. Itu… seperti ada seorang gadis disana. Dia

nampak asing. Sedang apa ya dia di sana?”

Luna : “Ayo tanya dia. Mungkin ia bisa memberi petunjuk.”

(Keyra, Luna, dan Zara menghampiri Carolina)

Keyra : “Permisi, boleh bertanya? Anda siapa ya? Kenapa Anda ada di depan

rumah nenek kami?”

Carolina : (Bingung) “Aku Carolina pemilik rumah ini. Kalian siapa? Datang

darimana? Kenapa pakaian kalian sangat aneh?”

Keyra : “Pemilik rumah? Tapi nenek kami yang memiliki rumah ini.”

Carolina : “Nenek? Nenek siapa? Tidak ada nenek yang tinggal dirumah ini.”

(Keyra, Luna, dan Zara berpandangan)

Zara : “Hmm… kalau boleh kami tahu, sekarang tahun berapa ya?”

3

Carolina : (heran) “Kenapa kalian bertanya begitu? Tentu saja sekarang abad

15.”

(Keyraa, Luna, dan Zara berseru kaget)

Luna : “A-apa!? Abad 15!? Kamu bercanda, ya?” (nada meledek ke

Carolina)

Zara : “Berarti pintu tadi adalah lorong waktu, pintu itu membawakita

kemasa lalu.”

Keyra : “Berarti rumah nenek sudah berdiri sejak lama, hanya

bangunannya saja yang direnovasi berkali-kali, pantas saja rumah

nenek terlihat kuno.”

Carolina : (menguping) “Apa yang kalian bicarakan?”

Luna : (tertawa canggung) “Tidak. Tidak ada.”

Luna : “Ayo lebih baik kita pulang sekarang.” (berbisik)

(Keyra dan Zara saling memandang)

Zara : “Apakah kita berniat kembali pulang, Key?”

Keyra : (menggeleng sambil terkikik)

Zara : “Sudahlah. Mari singgah di sini dulu. Kata nenek, kesempatan tidak

datang dua kali.”

Luna : “Iya tiddak datang dua kali. Tapi kamu mau kesempatan ini jadi

kesempatan terakhir?”

Keyra : (tertawa) “Sudah, sudah. Kita di sini juga tidak akan lama, Luna.”

Keyra : (berbalik menghadap Carolina)

Keyra : “Boleh kami menumpang tidur beberapa malam di sini?

Kami tersesat dan tidak tau jalan pulang.” (memohon)

Carolina : “Kasihan kalian. Pasti kalian kelaparan, beruntungnya aku punya

banyak persedian makanan di dalam, ayo masuk.”

*black out*

4

SCENE III

Latar : Rumah Carolina.

Marvelan : (berjalan menghampiri Carolina) “Carol, Aku mendengar suara-

suara orang asing.”

Marvelan : (melihat Carolina bersama Keyra, Luna, dan Zara)

Marvelan : “Carol, siapa mereka?”

Carolina : “Oh. Ini Keyra, yang ini Luna, kalau yang ini Zara. Mereka tersesat,

Yah. Aku rasa mereka datang dari hutan seberang.”

Marvelan : “Apa? Hutan Seberang?” (heran)

(Julian masuk)

Carolina : (mengangguk ragu)

Marvelan : “Senang bertemu kalian, saya Marvelan, ayah dari Carolina.”

(membungkuk hormat)

Julian : “Perkenalkan aku Julian, kakak dari Carolina.”

(membungkuk hormat)

(Keyra, Luna, dan Zara membalas membungkuk dengan kikuk)

Marvelan : “Baju apa yang kalian kenakan? Kalian berasal darimana hingga

bisa tersesat?”

Keyra : “Kami berasal dari Inggris, kami memakai baju abad 21.”

Marvelan : “Abad 21? Kalian dari masa depan? Bagaimana bisa kalian datang

kesini? Kau tahu disini sangat berbahaya.”

Zara : “Kami melewati pintu waktu yang berasal dari perpustakaan di

rumah ini.”

Julian : (tercengang) “Jadi… ramalan itu benar ada? Aku kira pintu aneh itu

hanya dongeng semata.”

Luna : “Ramalan apa yang menggambarkan kami?”

Julian : “Para peramal istana mengatakan bahwa akan ada seseorang yang

bukan berasal dari abad kerajaan ini membantu Raja dalam

5

mengalahkan penyihir jahat.”

Keyra : “Itu tidak mungkin, kami hanya anak sekolah menengah,

bagaimana bisa?”

Carolina : “Entahlah yang jelas ini adalah takdirmu yang tertulis di dalam

ramalan.”

Keyra : “Maaf sebelumnya, tapi apa ini ada hubungannya dengan Hutan

Seberang? Kenapa tadi Anda begitu heran ketika Carolina

menyebutkan Hutan Seberang?

(Marvelan, Carolina, dan Julian saling memandang)

Carolina : “Hutan Seberang adalah hutan yang terlarang untuk dimasuki. Oleh

penduduk desa juga sering disebut sebagai Hutan Terkutuk.”

Luna : “Kenapa disebut sebagai Hutan Terkutuk?”

Julian : “Konon, disana banyak penyihir jahat. Hutan itu dilindungi dengan

kekuatan sihir hitam didalamnya, hampir tidak ada yang bisa kembali

hidup-hidup jika sudah memasuki hutan tersebut.”

Zara : “Tunggu.. Jika ada Penyihir jahat pasti ada penyihir baik, lalu

dimana penyihir baik?”

Julian : “Penyihir baik? Maksudmu penyihir Istana? Para penyihir yang

bukan penyihir jahat mereka tinggal di istana sebagai pelindung

kerajaan.”

Keyra : “Kenapa mereka tinggal di istana? Bukankah lebih baik mereka

melindungi rakyat desa juga?

Marvelan : “Ada beberapa peraturan yang harus mereka ikuti jika ingin tinggal

diluar istana, salah satunya menyembunyikan identitas mereka sebagai

penyihir.”

(Marvelan berbisik pada Carolina sementara Julian berbicara pada Keyra, Luna,

dan Zara)

Marvelan : “Sebaiknya kau mengantar mereka ke istana bertemu dengan Raja

Aldrich setelah mereka makan terlebih dahulu disini.”

Carolina : “Baik, Ayah.”

6

*black out*

SCENE IV

Latar : Kerajaan, siang hari.

Carolina : (membungkuk) “Salam Raja, Hamba membawa beberapa orang

berasal dari masa depan.”

(Keyra dan teman-temannya juga membungkuk)

Venora : (mendekati Carolina) “Akhirnya mereka datang juga, ramalan itu

sungguh nyata.”

Aldrich : “Bagaimana bisa kau menemukan mereka?”

Carolina : “Mereka yang menemukan hamba, Raja.”

Raja : “Pelayan, tolong ambilkan minum untuk tamu spesialku.”

(para pelayan pergi, kemudian datang lagi dengan banyak makanan)

Venora : “Jadi siapa nama kalian?”

Zara : “Hamba Zara, ini Keyra, dan yang ini Luna.”

Venora : “Perkenalkan, aku Venora, penyihir istana.” (membungkuk)

Nico : “Apa masa depan begitu bagus, aku sangat penasaran dengan

masa depan, perkenalkan aku Nico, Peri istana.”

(membungkuk gaya peri)

Keyra : “Diabadku semua teknologi begitu canggih, tidak dapat

dideskripsikan namun kerusakan yang ditimbulkan manusia

begitu parah.”

Nico : “Apa kau pernah melihat penyihir atau peri di abadmu?”

Keyra : “Tentu saja belum pernah, kurasa mereka menyembunyikan

identitasnya diantara perkumpulan manusia.”

Zara : “Kemana penyihir istana lainnya?” (celingak-celinguk)

7

Venora : “Kami, para penyihir, selalu menghabiskan hari-hari kami dengan

membuat ramuan untuk melawan penyihir jahat, itu juga yang sedang

penyihir baik lainnya lakukan saat ini.”

Luna : “Mengenai Penyihir Baik dan Jahat, Hamba belum mengetahui

alasan mengapa penyihir jahat ingin menyerang kerajaan ini. Bisakah

Hamba mendapat penjelasan, Yang Mulia?”

Aldrich : “Tentu. Mereka ingin menjadikan manusia sebagai budak

dan membuat penyihir baik yang tersisa untuk sama seperti mereka.

Seluruh penyihir dinegeri ini sudah dikerahkan untuk membuat batas

perlindungan dihutan terkutuk, sehingga para penyihir jahat tidak

dapat menembus ke daerah kerajaan. Namun batas itu tidak akan

bertahan lama, karena semakin lama kekuatan jahat semakit kuat,

mereka mengumpulkan kekuatan untuk menyerang dunia.”

Keyra : “Jadi apa yang harus kami lakukan untuk membantumu, Raja?”

Aldrich : “Aku juga belum mendapat solusinya. Yang sangat disayangkan dari

ramalan tersebut adalah ramalan itu tidak memberitahu apa solusi dari

masalah ini.”

Venora : “Aku juga harus memberitahu kalian, seseorang yang berasal

dari masa depan tidak dapat bertahan lama dimasa lalu karena

perbedaan waktu yang cukup lama, jika kalian berlama-lama

disini, kalian bisa sekarat.”

Luna : “Berapa lama kami bisa bertahan diabad ini?”

Venora : “Menurut perhitunganku, paling lama satu bulan.”

Nico : “Pintu portal yang kalian lewati tidak semudah itu untuk dibuka

kembali, mantra yang digunakan juga berbeda. Sedangkan yang

mengetahui mantra itu hanya penyihir gelap.”

Luna : “Kau dengar? Andai ssaja kalo kita dari awal tidak masuk pintu itu.”

Keyra : “Lalu bagaimana kami bisa kembali?”

Nico : “Jika kalian sudah mengalahkan penyihir jahat.”

Aldrich : “Untuk sementara waktu. Kalian bisa tinggal di istana untuk

sementara waktu.”

8

Zara : “Terimakasih atas kemurahan hatimu Raja.”

*black out*

SCENE V

Latar : Kerajaan jahat, gelap.

Penyihir Kegelapan : “ Hahaha. Kalian tidak akan bisa kabur dariku, kalian

hanya debu yang mudah saja kusingkirkan.” (melihat dari

bola kristal)

Egbert : “Mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan kau,

ayahanda.”

Penyihir Kegelapan : “Setelah batas perlindungan ini hilang, akan kupastikan

Raja Aldrich mati ditanganku dan seluruh umat manusia

menjadi budakku dan aku akan menghidupkan ibumu

kembali.”

Egbert : “Lalu bagaimana dengan manusia dari masa depan itu

Ayahanda? Dia bisa saja mengalahkan engkau.”

Penyihir Kegelapan : “Sebelum dia memusnahkanku, aku yang akan

memusnahkannya terlebih dahulu.”

Penyihir Kegelapan : “Pengawal, cepat panggilkan Xavier untuk

menghadapku.”

Pengawal : “Baik, Paduka.”

(Xavier masuk)

Xavier : “Ada gerangan apa Paduka memanggilku?”

Penyihir Kegelapan : “Cepat kau buatkan ramuan untuk membuat para

penyihir istana tertidur.”

Xavier : “Tapi Paduka, bahannya memerlukan benih bunga

murni, sedangkan yang memiliki bunga itu hanya

Venora, sang penyihir istana.”

Penyihir Kegelapan : “Aku tidak peduli! Kau harus segera membuat ramuan

itu!”

Egbert : “Mengapa ayah meminta dibuatkan ramuan tertidur?”

9

Penyihir Kegelapan : “Tentu saja untuk melemahkan kekuatan Raja. Jika para

penyihir itu tertidur, maka tidak ada yang bisa menolong

kerajaan. Namun tubuh para penyihir tidak seperti

manusia, mereka memiliki kekuatan sehingga tidak bisa

memakai ramuan sembarangan.”

Xavier : “Aku mendapatkan cara untuk mengambil benih itu,

Tuan.”

Penyihir Kegelapan : (senyum licik) “Bagus. Cara apa itu, Xavier?”

Xavier : “Batas pelindung kian hari semakin melemah, dan itu

tandanya, batas tersebut bisa ditembus oleh pangeran,

Tuan.”

Xavier : “Ia memiliki darah keturunan ibunya, ia bisa berubah

wujud untuk menembus dinding pembatas itu. Kekuatan

yang diwariskan ibunya cukup kuat, tuan”

Egbert : “Tidak, tidak, Ayah. Aku sudah tidak pernah melakukan

itu selama ratusan tahun, dan itu sangat menyakitkan.”

Penyihir Kegelapan : “Kau berani menentangku? Tidak ada alasan, Pangeran.

Pangeran sejati akan melakukan semua yang

diperintahkan oleh Ayahnya. Jadi cepat kau lakukan itu

untukku.”

Egbert : “Tapi ayah, perubahan itu benar-benar menghancurkan

tubuhku. Sungguh menyakitkan. Aku tidak mau

melakukannya lagi.”

Penyihir Kegelapan : “Oh… Kau menjadi cengeng ya sekarang? Perlukah aku

menyebutmu menjadi si Lemah? Atau si Penakut?”

Egbert : (menunduk) “Tidak, Ayah.”

Penyihir Kegelapan : “Kalau begitu, cepat lakukan itu untukku!” (berteriak)

Egbert : “Baik, Ayah.”

*black out*

10

SCENE VI

Latar : Istana Kerajaan.

Pangeran gelap akhirnya menuruti perintah sang ayah, ia merubah wujudnya

menjadi burung gagak. Ia menahan rasa sakit akibat perubahan itu. Ia merasakan

tubuhnya seperti hancur, tulang-tulangnya seperti diremas oleh troll, wajahnya

memerah menahan sakit. Lama-kelamaan tubuhnya mulai dipenuhi oleh bulu-bulu

halus berwarna hitam yang mengkilap, hidung dan mulutnya memanjang,

mengeras, kemudian mulai menyatu. Giginya rontok, lidahnya mengecil. Jari-

jarinya berubah menjadi bulu hitam mengkilap, tulang tangan dan kakinya

memendek. Ia sepenuhnya telah menjadi burung gagak.

Dalam perubahannya itu, ia dapat terbang masuk menembus pembatas yang

dibuat oleh penyihir baik. Tak lama setelah menemukan istana Raja Aldrich, ia

bergegas mencari semak-semak terdekat untuk berubah wujud kembali menjadi

manusia.

Egbert : “Aku tidak akan pernah mau lagi diperintah untuk

berubah wujud seperti ini, rasanya tulangku bagai

diremuk-remuk.”

Egbert : (berpikir) “Lebih baik aku mencari tahu tentang orang

masa depan itu terlebih dahulu.”

(warga desa masuk)

Egbert : “Hei, ada apa ramai-ramai?” (terheran-heran)

Rakyat 1 : “Orang masa depan itu membawa benda aneh, benda itu

bisa mengeluarkan suara yang begitu merdu.”

Rakyat 2 : “Benda itu sungguh menakjubkan, kau akan terkesan

ketika melihatnya.”

Rakyat 3 : “Manusia masa depan itu juga sangat baik dan ramah

pada rakyat.”

(Pangeran mendekati Keyra)

Keyra : “Oh kau, mau melihatnya? Peganglah, semua orang

disini sudah memegangnya.”

Egbert : “Apa benda ini bisa membunuhku?”

Keyra : (tertawa) “Tentu saja tidak.”

11

Egbert : (memegang handphone) (kaget) (membuang

handphonenya) “Benda apa itu!? sihir apa yang kau

gunakan?”

Keyra : (mengambil handphone) “Hei! Hati-hati! Kau hampir

merusaknya.” (cemberut)

Egbert : (wajah takut)

Keyra : (tertawa) “Benda ini tidak memakai sihir, dia memakai

baterai dan memori.”

Egbert : “Apa itu baterai dan memori?”

Keyra : (berkata sendiri) “Aku jelaskan sampai besok juga tidak

akan mengerti.”

Egbert : “Apa yang kau bicarakan?”

Keyra : “Tidak, aku tidak bicara apapun.” (senyum canggung)

Egbert : “Perkenalkan aku Pange.. maksudku, namaku Egbert.“

(membungkuk)

Keyra : “Aku Keyra, orang dari masa depan. Senang bertemu

denganmu.” (membungkuk)

Egbert : (tersenyum) “Senang bertemu denganmu. Mengapa kau

ada di sini? Apa kau tinggal diistana?”

Keyra : “Ya, sementara ini aku tinggal di istana”

Keyra : (melirik warga desa yang berkumpul) “Sepertinya aku

harus balik ke sana, mereka pasti masih penasaran

dengan benda masa depan. Sampai jumpa, Egbert.”

Egbert : (dalam hati) “Tapi aku masih penasaran dengan

dirimu.”

*black out*

SCENE VII

Latar : Istana, Malam

Egbert : “Pengawal, bisakah saya bertemu dengan gadis masa depan?”

12

Pengawal : “Ada keperluan apa anda bertemu dengan gadis masa depan? Jika

tidak ada kepentingan anda tidak bisa menemuinya.”

Egbert : “Tolonglah pengawal, saya sedang sakit, sedangkan gadis itu

memiliki obat yang manjur.”

Pegawal : (tersenyum sinis) “Pergilah ke dukun alternatif, sekarang pergilah.”

(gestur tangan mengusir)

Egbert : “Saya mohon pengawal, tolonglah.”

Keyra : “Ada apa ini ribut-ribut?” (bersama Luna dan Zara)

Pengawal : “Laki-laki asing ini memaksa untuk bertemu dengan Anda.

Sedangkan Raja Aldrich memerintahkan saya untuk menjaga Anda dari-”

Keyra : “Tidak apa-apa pengawal, saya bertemu dengannya tadi siang.”

Pengawal : (menimang-nimang) “Baiklah.”

Luna : (menyikut lengan Zara) (berbisik) “Dia tampan sekali.”

Keyra : “Ada keperluan apa kau ingin menemuiku?”

Egbert : “Hmm... untuk apa ya? Hmm… untuk... untuk mengetahui benda-

benda masa depan, ya benar. Aku masih penasaran dengan benda-

benda yang kau bawa.”

Keyra : (terkikik) “Oh begitu ya?”

Keyra : (tersenyum) “Mari. Akan kutunjukkan padamu.”

Zara : “Ini disebut earphone, kau bisa menggunakannya ditelinga.”

Egbert : “Wow, ini menakjubkan. Lagu apa yang mereka mainkan?”

Luna : “Itu disebut R&B, rap and blues. Salah satu favoritku.”

Egbert : “Apa kalian tidak punya lagu Romantis?”

Luna : “Tentu saja punya.”

Egbert : “Bagaimana jika ini dicabut?” (mencabut earphone dari ponsel)

(musiknya berdentum) (kaget)

Keyra : (tertawa)

13

Egbert : (melirik Keyra) “Mau berdansa denganku?” (menyodorkan tangan

pada Keyra)

Keyra : “Dengan senang hati.”

(Egbert dan Keyra berdansa)

(musik selesai)

(Venora masuk) (gugup)

Venora : “Aku merasakan aura yang tidak enak disini…” (bergumam)

Zara : “Hai, Venora.”

Venora : “Apa yang sedang kalian lakukan?”

Venora : (menyipitkan mata) “Apa kalian habis dari hutan terkutuk? Kenapa

aura disini sangat berbeda.”

Venora : (menyadari kehadiran Egbert) “Kalian membawa siapa?”

Luna : “Kami tidak ke hutan terkutuk…”

Zara : “Oh! Perkenalkan dia Egbert, kau lihat? Wajahnya bak pangeran.”

(menunjuk Egbert)

Venora : “Aku tidak peduli Laura, rasakanlah aura disini sungguh aneh.”

Keyra : “Tidak perlu khawatir, Venora. Dia pria yang kutemui tadi siang, dia

rakyat biasa.”

Zara : “Benar kata Keyra. Kau tidak perlu khawatir. Mungkin itu hanya

perasaanmu, lebih baik kita perkenalkan dia dengan lingkungan

Istana.”

Saat Keyra dan teman-temannya mengajak Egbert, si Pangeran Kegelapan

yang tengah menyamar, ternyata sudah mempunyai rencana untuk mengambil

benih bunga murni yang terletak diruang ramuan dimana tempat Venora

melakukan membuat segala ramuan disana. Egbert menggunakan kekuatan

sihirnya dalam membuka dan mengambil benih itu. Tanpa sepengetahuan Venora,

Egbert dapat lolos begitu saja dari istana dengan membawa harta karunnya.

*black out*

14

SCENE VIII

Latar : Kerajaan Jahat, Gelap

Penyihir Kegelapaan : “Kerja bagus Egbert, tidak sia-sia aku menikahi

ibumu.”

Egbert : “Terimakasih Ayah, namun aku tidak akan pernah mau

lagi untuk berubah wujud, itu sangat menyakitkan.”

Penyihir Kegelapan : “Tenang saja perubahan wujudmu sudah tidak

diperlukan lagi, kini dunia akan menjadi milikku.”

(tertawa)

Xavier : “Tuan bisa segera menghidupkan kembali Ratu dengan

ramuan yang sudah saya buat.”

Penyihir Kegelapan : “Ya, bulan purnama hanya tinggal beberapa detik lagi

Xavier.”

Penyihir Kegelapan : “Kau, Peliharaan kesayanganku, bersiaplah kau akan

bertempur melawan musuhku, kau ku

andalkan.”(mengelus Adam)

(bulan purnama tiba)

Pengawal 1 : “Ini sudah saatnya, Tuan.”

(Penyihir Kegelapan meminumkan ramuan itu kepada Istrinya, Ratu Kegelapan)

(menunggu beberapa detik) (hening)

(Ratu Kegelapan terbangun dari kematiannya)

Ratu Kegelapan : “Terimakasih suamiku telah menghidupkan ku

kembali.”

Egbert : “Selamat datang kembali didunia, Ibunda.”

(membungkuk)

Ratu Kegelapan : “Kau sudah sangat besar sekali Pangeran dan juga…

tampan.”

Ratu Kegelapan : (melihat kearaha Penyihir Kegelapan) “Apa kau akhir-

akhir ini sering meminum darah Burung hantu? Kau

terlihat lebih kurus, Suamiku.”

15

Penyihir Kegelapan : “Ya, kau tahu, selama ini aku merindukanmu, darah

Burung Hantu membuatku meringankan segalanya.”

Ratu Kegelapan : “Pangeran, jangan sekali-kali kau mencoba meminum

darah Burung hantu, itu membuatmu kecanduan dan

tidak akan memakan apapun.”

Egbert : “Tidak akan pernah, Ibunda.”

Pengawal 1 : “Maaf mengganggu, Tuan. Tapi semua pasukan sudah

siap.”

Penyihir Kegelapan : “Baiklah.”

Pengawal 2 : “ Burung Gagak sudah menyampaikan informasi, tuan,

di istana pengawalan ketat sudah dimana-mana, penyihir

istana sudah mengantisipasi ini terjadi.”

Egbert : “Apa manusia dari masa depan itu masih ada di Istana?”

Pengawal 3 : “Ya pangeran, mereka hampir sekarat karena kehabisan

waktu.”

Pengawal 1 : “Batas pelindung sudah musnah tuan, kita bisa memulai

penyerangan.”

(suara tawa jahat menggema)

*black out*

SCENE IX

Seluruh istana sudah disebar ramuan tertidur oleh Xavier, Seluruh penyihir

istana yang berada dikerajaan Aldrich pun tertidur tak berdaya ditanah, hanya

manusia, hewan dan Penyihir jahat yang masih tetap terjaga.

Penyihir Kegelapan : “Lama tidak berjumpa dengan keturunan Aldrich.”

Ratu Kegelapan : “Kau lemah, tidak seperti kakek buyutmu yang pernah

membunuhku.”

Aldrich : “Kau tak akan pernah bisa menguasai kerajaan ini

apalagi dunia.”

Aldrich : “Aku tak akan membiarkanmu merusak peradaban

dibumi!” (berteriak)

16

Penyihir Kegelapan : “Jaga ucapan mu manusia rendahan!” (mengeluarkan

kekuatan)

(Raja Aldrich terpental)

Keyra : (mendekati Raja Aldrich) “Raja! Raja tidak apa-apa?”

(membantu Raja Aldrich berdiri)

Aldrich : (memegang dadanya yang terkena serangan) “Tenang

saja… aku tidak apa-apa. Tapi kekuatannya begitu besar,

mustahil untuk kita bisa melawannya.”

Zara : “Izinkan aku untuk melawannya, Raja.” (mendekati

Penyihir Kegelapan)

Penyihir Kegelapan : (tersenyum licik) (tenang) “Serang dia, Adam.” (Adam

menyerang Zara)

Ratu Kegelapan : (melirik Egbert) “Bunuh mereka semua, Anakku.”

Egbert : (gugup) “A-apa? A-aku? A-a-aku tidak bisa.”

Xavier : “Ada apa denganmu, Pangeran?”

Egbert : (mengeluarkan pedanya)

Egbert : “Maafkan aku, Ayah.” (menusuk pedang ke dada

Penyihir Kegelapan)

Ratu Kegelapan : (kaget) (mulut ternganga) “Tidak!” (berjalan mendekati

jasad Penyihir Kegelapan)

Ratu Kegelapan : (mendelik ke arah Egbert) “Apa yang kau lakukan!?

Kau baru saja membunuh, Ayahmu!”

Egbert : “Cepat, kalian harus kembali ke perpustakaan dan

kembali kemasa depan.” (menarik Keyra dan teman-

temannya ke perpustakaan)

(Ratu Kegelapan menjerit-jerit akan kematian Penyihir Kegelapan)

*black out*

17

SCENE X

Pedang yang ditusukkan ke dada Penyihir Kegelapan bukanlah pedang

biasa. Pedang itu memiliki kekuatan yang sama hampir dengan kekuatan bumi.

Egbert telah mengetahui kelemahan sang Ayah, dan dia memanfaatkan itu untuk

menolong Gadis masa depan, yang ia percaya sebagai cinta pandangan

pertamanya. Ia juga bermaksud untuk menolong kerajaan Aldrich, karena beberapa

hari ia keluar dari hutan terkutuk, hatinya terasa bergetar saat mengetahui indahnya

kerajaan Aldrich. Ratu Kegelapan serta penyihir jahat lainnya lenyap ditelan bumi

saat melihat mayat Penyihir Kegelapan berubah menjadi abu yang tak tersisa.

Karena kebaikan Egbert, para penyihir istana dan peri bermaksud membantu

Egbert untuk kembali bertemu dengan Keyra dimasa depan. Mereka menidurkan

Egbert selama berabad-abad dirumah samping rumah nenek Keyra tinggal.

Venora : “Kau hanya perlu memberikannya ini, agar dia terbagun.”

(memberikan ramuan pada keyra)

Keyra : “Apa kau yakin?”

Nico : “sudahlah cepat Key, kurasa Egbert sudah tidak sabar untuk

bertemu denganmu.”

(meminumkan ramuan itu ke Egbert)

(menunggu beberapa detik)

(Egbert terbangun)

Keyra : “Terimakasih sudah menungguku, Egbert.”

Egbert : “Untuk waktu 400 tahun tidak masalah bagiku Keyra, asal bisa

bertemu denganmu.” (mendekat ke Keyra) (memegang tangan

Keyra)

Egbert : “Kau adalah kunci untuk kejayaan kerajaan Aldrich dan kunci

untuk hatiku yang tidak pernah terbuka, Key.”

TAMAT

18