alat peraga

Upload: san-louphlii-tha

Post on 16-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sd kelas 6

TRANSCRIPT

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ).

Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat Bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapain tersebut, peranan alat Bantu atau alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

2. Jenis-jenis alat peraga.Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar yaitu:

a. Gambar

Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai unur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan.

b. Peta

Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara serta kota-kota yang disebut Al-kitab. Salah satu yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.

c. Papan tulis.

Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar. Papan tulis dapat dirima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif. Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah diagram, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian.

d. Boks pasir

Anak kelas kecil dan kelas tengah sangat menggemari peragaan yang menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat diciptakan peta bagi mereka khususnya bagi kelas tengah karena pada umur tersebut mereka sudah mengetahui jarak dari desa ke desa. (Pepak.sabda.org.and omtions.blogspot.com)

Selain alat peraga yang disebutkan di atas, media mengajar yang paling dikenal di dalam pelayanan anak sering disebut dengan istilah singkat, alat peraga berbentuk fleschard, wayang, boneka jari, rumah palestina dan sebagainya.

Adapun alat peraga yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat peraga gambar karena disenangi anak berbagai umur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan selain itu untuk menarik perhatian siswa dalam melakukanya yang akan diujikan pada siswa kelas IV SD Negeri 14 Mataram tahun ajaran 2007/2008.

3. Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga

Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran yaitu:

Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu:

Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik

Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya

Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan

Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

Adapun tujuan dari alat peraga untuk:

1. Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta memperjelas.2. Mengembangkan sikap yang dikehendaki.3. Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.

Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh kesanggupan seorang anak perlu dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah mendengar melalui pendengaran, anak mengikuti peristiwa-peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan. Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan dilihat melalui sebuah gambar . Dengan demikian, melalui mendengar dan melihat akan diperoleh kesan yang jauh lebih mendalam.

Kekurangan alat peraga yaitu:

1. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru.

2. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan

3. Perlu kesediaan berkorban secara materiil

Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran alat peraga itu, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan peraganya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan itu. Kelemahan lain adalah alat peraga dipandang sebagai alat Bantu semata-mata bagi guru dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat peraga tersebut diabaikan. Disamping itu terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap memandang materi audiovisual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.

Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu. Ruseffendi (dalam darhim,19986:14 ) menyatakan bahwa alat peraga yang di gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:

1. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat ).

2. Bentuk dan warnanya menarik.

3. Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit ).

4. Ukurannya sesuai (seimbang )dengan ukuran fisik anak.

5. Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman)

6. Sesuai dengan konsep pembelajaran.

7. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman )

8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.

9. Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok ) alat peraga itu supaya dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya ) dan lain-lain.

10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak ).

Proses pembelajaran dengan menggunakan bantuan alat peraga tidak selamanya dapat membuahkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan digunakannya alat peraga justru bukannya membantu memperjelas konsep, akan tetapi sebaliknya misalnya membuat siswa menjadi bingung.

Dalam memilih alat peraga secara tepat terdapat lima hal yang harus di perhatikan oleh guru yakni:tujuan, materi pelajaran, strategi belajar mengajar, kondisi dan siswa yang belajar serta perlu waspada, sehingga tidak memakai media mengajar yang tidak begitu kecil, sehingga anak sulit melihat dan menjadi ribut. Serta gambar yang terlalu asing pada perasaan anak, umpanya gambar tertentu dari luar negeri yang kurang cocok di Indonesia. Perasaan aneh atau lucu tidak menguntungkan dalam proses belajar mengajar ini. Karena itu guru sebaiknya memakai alat peraga yang tepat dan bermutu sebagai alat Bantu mengajar.

Supaya sumber belajar dapat mempengaruhi proses belajar dengan efektif dan efisien, perlu ada yang mengatur. Yang bertugas mengatur adalah instruction. Tujuannya dalam hal ini ialah mengusahakan agar terjadi interaksi antara siswa dengan sumber belajar yang relevan dengan tujuan instruksional yang akan dicapai. Agar alat dapat berfungsi dengan efektif dalam menunjang proses belajar perlu dikembangkan dengan memperhatikan tujuan instruksional yang akan dicapai. Kecuali itu, penggunaannya dalam program intruksional harus direncanakan secara sistematis seksama melalui serangkaian kegiatan yang disebut pengembangan instruksional.

AECT, mendefinisikan teknologi sebagai suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang mengangkut semua aspek belajar manusia.

Tekologi instruksional adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi, meliputi orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan dan menilai, serta mengelola pemecahan terhadap masalah tersebut dalam situasi-situasi dimana proses belajar dilakukan secara sengaja, bertujuan dan terkontrol.

Dari defenisi tersebut ciri-ciri teknologi pembelajaran, tampak bahwa dalam memecahkan masalah belajar yang bertujuan dan terkontrol, teknologi pembelajaran menggunakan komponen sistem pembelajaran. Kegiatan insturksional yang direncanakan secara integral dan sistematis dalam suatu komponen pembelajaran merupakan ujud dari pemecahan masalah belajar menurut teknologi pembelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa alat adalah merupakan salah satu komponen dalam sumber belajar, sekaligus merupakan salah satu bentuk pemecahan belajar menurut teknologi penididkan, dengan melalui suatu perancangan yang sistematis. Hubungan antara alat dan teknologi pendidikan ini ditegaskan lagi oleh Yusuf hadi miarso, dkk bahwa membicarakan media tentu saja tak dapat terlepas dari membicarakan. Alat Peraga

Daftar Pustaka (Update 24 Oktober 2012) Sudjana Nana dan Rivai Ahmad, 1991. Media Pengajaran, Sinar Baru Algensindo:Bandung Soeharto, Karti, 2003. Teknologi Pembelajaran, Jakarta : Kencana

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit, meskipun ddemikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, seperti halnya bahasa, membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus diatasi sedini mungkin, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.

Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan aritmatematika atau berhitung, padahal matematika memiliki cakupan yang lebih luas daripada aritmatika. Aritmatika hanya merupakan bagian dari matematika, bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang yaitu : aritmatia, aljabar dan geometri. Matematika adalah bidang studi yang harus dipelajari dari SD sampai dengan perguruan tinggi, untuk itu agar siswa dapat memahami matematika dengan baik di perlukan konsep dasar matematika yang diajarkan di SD, untuk memudahkan hal tersebut maka dipergunakanlah alat peraga matematika pada siswa SD yang cara berfikirnya masih bersifat kongkrit.

1.2 Batasan MasalahDalam setiap penulisan salah satunya adalah makalah, agar tidak terjadi keracuan dan penyimpangan dalam pembahasannya perlu dilakukan perumusan dan batasan masalah.

Dalam penulisan makalah ini, penulis merumuskan masalah yaitu seberapa penting penggunaan alat peraga ditingkat SD pada matematika modern.

Dari rumusan masalah tersebut penulis melakukan pembatasan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Pengertian media

2. Ciri-ciri media pendidikan

3. Syarat dan kriteria media alat peraga

4. Hakekat matematika

5. Pentingnya alat peraga ditingkat SD dalam matematika modern

6. Contoh alat peranga ditingkat SD

1.3 Metode PenulisanDi dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan tehnik studi kepustakaan (study literatur) yaitu dengan cara mempelajari dari berbagai sumber buku yang berkaitan dengan judul makalah yang ada diperpustakaan.

1.4 Tujuan PenulisanSudah menjadi kepastian bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia mempunyai tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut bisa berupa tujuan jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang.

Begitu juga dalam penulisan makalah ini, dapat penulis kemukakan tujuan penulis adalah:

Sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa penting penggunaan alat peraga di tingkat SD

2. Untuk mengetahui macam-macam alat peraga matematika khusunya di tingkat SD

1.5 Manfaat PenulisanDalam penulisan makalah ini agar isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan baik rekan-rekan mahasiswa, dunia pendidikan, maupun penulis pribadi. Dengan selesainya penulisan serta pembahasan makalah ini diharapkan mempuntai manfaat antara lain :

1. Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya serta pembaca pada umumnya mengenai alat peraga dalam matematika.

2. Sebagai penambah bahan acuan bagi guru matematika dalam memberikan materi pelajaran.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian MediaKata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti perantara. Gerlac & Ely (1971) mengatakan bahwa media dipahami secara garis besar adalah manusia materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, dan sikap. Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photo grafis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Batasan media yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah AECT (asosiatipn of Education and Communication Technologi, 1997) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan, selain itu menurut Fleming (1987 :234) media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikan media dapat mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses pembelajaran siswa dan isi pelajaran. Selain itu media dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi. Mulai dari guru, sampai pada peralatan yang paling canggih, dapat disebut sebagai media. Dengan kata lain media dapat diartikan sebagai alat penyampaian pesan-pesan pengajaran.

Heinichdan, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi, apabila media itu membawa pesan-pesan yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.

2.2 Ciri-ciri media PendidikanGerlach dan Erly 91971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media dipergunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang guru mungkin tidak mampu atau kurang efisien untuk melakukannya.

Adapun ciri-ciri media pendidikan tersebut antara lain :

Ciri FiksatifCiri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera dapat dengan mudah diproduksi kapan saja diperlukan.

Ciri ManipulatifCiri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan pada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan tehnik pengambilan gambar time lapse recording.

Ciri DistributifCiri distributif yaitu suatu ciri dimana dimungkinkannya suatu objek ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini.

2.3 Syarat dan Kriteria Media Alat PeragaMenurut E.T Rusefensi beberapa persyaratan alat peraga antara lain :

1. Tahan Lama

2. Bentuk dan warnanya menarik

3. Sederhana dan mudah dikelola

4. Ukurannya sesuai

5. Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau diagram

6. Sesuai dengan konsep matematika

7. Dapat memperjelas konsep matematika kadan bukan sebaliknya

8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi siswa

9. Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga

10. Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak)

Kriteria menggunakan alat peraga sangat bergantung pada :

Tujuan (obyektif)Pemilihan kriteria alat peraga yang tepat dapat mempengaruhi tujuan pengajaran yang akan dicapai apakah alat peraga tersebut mampu meningkatkan domain, cognitif, psikomotor yang merupakan tujuan dari sebuah pembelajaran.

Materi PelajaranAlat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa dalam memahami sebuah konsep dasar dalam materi pembelajaran matematika sehingga memudahkan siswa dalam pemahaman materi dalam ruang lingkup dan kesukaran yang lebih tinggi. Peragaan untuk konsep dasar digunakan untuk mempermudah konsep selanjutnya.

Strategi Belajar MengajarDengan menggunakan alat peraga maka akan mempermudah guru di dalam menerapkan strategi di dalam mengajar. Pengunaan alat peraga merupakan strategi pengajaran dalam metode penemuan ataupun permainan.

KondisiMedia alat peraga membantu guru pada kondisi-kondisi tertentu misalnya saja pada kondisi kelas yang penuh dengan siswa sehingga diperlukan pengeras suara untuk mempermudah guru agar dapat didengar oleh siswanya saat menjelaskan materi.

SiswaPemilihan alat peraga disesuaikan dengan apa yang disukai oleh anak misalnya saja alat peraga yang berupa permainan namun hal tersebut tentunya tidak lepas dari tujuan pembelajaran.

2.4 Hakekat MatematikaINFORMASI PENTING TENTANG MESIN PENGUMPUL UANG UNLOWONGAN KERJA TERBARU !

LOWONGAN KERJA ONLINE 2012CARA PEMULA DAPAT UANG DARI INTERNET

EREKSI KERAS DAN TAHAN LAMA SEX MAU?MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU

STOP KEPUTIHAN DENGAN TISU MAJAKANI BOYKETAMBAH UKURAN VITAL METODE ARAB SUDAN

FOREDI ANTI EJAKULASI DINI REKOMENDASI BOYKE!INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ?

GASA REKOMENDASI BOYKE UNTUK EREKSI LEBIH KENCENG!MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU

DAPATKAN BONUS 8 JUTA, HANYA DENGAN 95 RIBU.FOREDI UNTUK TAHAN LAMA SEX REKOMENDASI BOYKE!

KumpulBlogger.com

Berbicara hakekat matematika artinya menguraikan tentang apa matematika itu sebenarnya, apakah matematika itu ilmu deduktif, ilmu induktif, simbol-simbol, ilmu abstrak, dan sebagainya.

Dalam bagian ini akan diuraikan matematika itu :

Apakah matematika itu?Matematika adalah suatu ilmu yang timbul karena adanya fikiran-fikiran manusia yang berhubungan dengan idea, proses dan penalaran, matemtika terdiri dari 4 wawasan luas yaitu : aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis.

Matematika adalah ilmu struktur yang terorganisasikanHubungan antara unsur-unsur yang tidak terdefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma, dan dalil. Yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Dalil yang dirumuskan banyak sekali, sehingga matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tak didefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil-dalil itu setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itu matematika sering disebut sebagai ilmu deduktif.

Abstraksi dan GeneralisasiDalam matematika sangat penting adanya abstraksi dan generalisasi. Abstraksi adalah pemahaman melalui pengamatan tentang sifat-sifat bersama yang dimiliki dan sifat-sifat yang tidak dimiliki dalam matematika.

Generalisasi adalah membuat perkiraan berdasarkan pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus.

Hirarki MatematikaDi dalam pembelajaran matematika, materi yang akan diajarkan harus diperkenalkan terlebih dahulu konsep dasarnya sebagai prasyarat untuk dapat mengikuti materi selanjutnya yang masih berkaitan dengan materi tersebut.

Pembuktian dalil dalam MatematikaDi dalam membuktikan dalil dalam matematika kita dapat menggunakan modus ponens, modus tolens, teori deduksi, kontra positif, kontra contoh, induksi matematika, dan bukti tidak langsung.

2.5 Pentingnya Alat Peraga di Tingkat SD dalam Matematika ModernPemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan dalam ilmu matematika. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi berbeda sebagai contoh pada saat siswa diminta untuk mengukur luas selembar papan, beberapa konsep dan keterampilan ikut terlibat, beberapa konsep yang telibat adalah bujur sangkar, garis sejajar dan sisi. Sedangkan beberapa keterampilan yang terlibat yaitu keterampilan mengukur, menjumlahkan , dan mengalikan.

Dalam dunia pendidikan matematika di indonesia dikenal adanya matematika modern pada sekitar tahun 974 matematika modern mulai diajarkan di SD sebagai pengganti perhitungan, matematika modern lebih menekankan pada pemahaman struktur dasar sistem bilangan daripada mempelajari keterampilan fakta-fakta hafalan pelajaran matematika modern lebih menekankan pada mengapa dan bagaimana matematika melalui penemuan dan eksplorasi.

Matematika adalah ilmu pengetahuan yang paling padat dan tidak medua arti, karena itu istilah simbol, notasi dan semacamnya yang pada matematika lama membingungkan, tidak jelas, keliru atau mendua arti, dalam matematika modern hal tersebut diperjelas, misalnya saja, beda antara bilangan dan lambangnya, beda antara garis dan ruas garis, beda antara sisi yang sama dengan sisi ekivalen, beda antara bentuk geometri dengan bendanya, beda antara notasi garis dengan notasi ruas garis, beda antara konsep dan peragaannya dan lain-lain demikian itu dalam matematika lama tidak dianggap penting, sehingga membingungkan dan dapat berarti ganda.

Pengajaran matematika modern bertujan untuk meluruskan dan mempermudah siswa belajar berhitung dan cabang-cabang matematika lainnya, bukan sebaliknya. Jika orang tua kita mendapat kesukaran dalam mempelajarnya, apakah hal tersebut berlaku juga pada siswa sekarang? Atau mungkinkah kesulitan yang orang tua hadapi tersebut terjadi karena cara mempelajarinya yang sekarang ini lain dari pada yang telah dimiliki sejak berpuluh tahun? Misalnya saja kita cepat sekali menyebutkan abjad dari a sampai z, sekarang coba jika dibalik dari z sampai a, pastilah kita akan mengalami kesukaran itu karena kita tidak biasa, bukan karena lebih sukar, dahulu di SD di beri tahu bahwa luas bola adalah 4 x 3,14 x r2, sekarang dalam matematika modern siswa diminta menemukan sendiri rumus tersebut melalui bimbingan guru, cara baru itu bukan untuk menyulitkan tetapi justru untuk menumbuhkan keaktifan siswa dan menimbulkan pengertian.

Baik dalam matematika lama ataupun matematika modern, konsep-konsep matematika sifatnya abstrak, yang kongkrit adalah pengajarannya. Bila dalam pengajarannya itu kurang atau tanpa alat-alat pengajarannya menjadi abstrak. Karena dalam pengajaran matematika lama terlalu abstrak (banyak hafalan, kurang pengertian dan deduktif) aka dalam pengajaran matematika modern menerapkan teori mengajar baru yaitu pieget dan dienes, dimana teori tersebut menekankan pada pentingnya belajar matematika yang menarik dan dapat dipahami oleh siswa, sehingga dalam pembelajaran matematika modern diperlukan alat peraga.

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PROSES PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS I PADA SEKOLAHDASAR

Leave a comment Go to comments

Disusun oleh : Ramdlon, S.Ag. Kepala SD Negeri Pangkah 04

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh beberapa komponen belajar mengajar antara lain : Bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang diterapkan, interaksi guru dan siswa media atau alat peraga yang dipergunakan dan sebagainya.

Dari beberapa komponen belajar mengajar tersebut di atas tentunya tidak boleh ada salah satu komponen yang diabaikan, sebagai contoh penggunaan alat peraga, sebab alat peraga mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai alat bantu untuk memperjelas suatu konsep, ide atau pengertian tertentu sehingga siswa tidak akan memiliki pemahaman yang besifat verbalisme ( Rustiyah 1986 : 61 ) Proses belajar mengajar dengan menggunakan alat peraga yang sesuai akan lebih berhasil dari pada tidak menggunkan alat peraga ( Subarjo dkk. 1989 : 273 ).

Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada tingkat Sekolah dasar bertujuan agar siswa memahami pengertian-pengertian dasar IPA dan saling berkaitan dengan kehidupan seharihari, serta memahami lingkungan alam, sehingga dengan melihat tujuan pengajaran IPA pada tingkat SD maka didalam menyampaikan materi IPA kepada siswa tentunya berbeda dengan materi pelajaran yang lain, misalnya : IPS, Matematika, Bahasa Indonesia atau lainnya, terutama didalam menggunakan media atau alat peraga.

Untuk melatih ketrampilan anak agar dapat berfikir secara kreatif dan inovatif melalui IPA merupakan latihan awal bagi anak untuk berfikir kritis dalam mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya.

Pentinganya peningkatan pengajaran IPA di amanatkan dam TAP MPR No.II/MPR/1998 tentang GBHN yang menyatakan antara lain bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran IPA.

dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran IPA mendapat perhatian besar untuk semua jenjang pendidikan, khususnya pada tingkat Sekolah Dasar yang menjadi landasan begi pendidikan selanjutnya.

Keberhasilan pengajaran IPA ditentukan olh beberapa hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum. 1. Rumusan Masalah Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dengan baik, untuk itu guru perlu mendapatkan pengetahuan tentang bahan pelajaran serta cara menggunakan alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajarkan bahan pelajaran secara tepat. Walaupun guru sudah mendapat pengetahuan tentang bahan pelajaran, kelengkapan alat peraga yang memadai akan tetapi dalam penggunaannya belum bisa secara optimal, sehingga hasilnya pun belum sesuai dengan apa yang diharapkan kita bersama. Hal ini keterbatasan waktu, biaya dan tenaga ditambah lagi dengan keengganan guru dalam menggunakan alat peraga.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka masalah yang diteliti dan dikembangkan adalah :

1. Bagaimana cara menyiapkan alat peraga ?

2. Bagaimana cara menggunakan alat peraga IPA secara optimal ?

3. Bagaimana cara untuk menghilangkan keengganan guru dalam menggunakan alat peraga ?

1. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Peneliatian 1. Untuk mengetahui seorang guru dalam menyiapkan alat peraga yang akan digunakan. 2. Untuk mengetahui cara menggunakan alat peraga IPA. 3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan alat peraga IPA secara optimal terhadap keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran IPA. 1. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat peraga IPA secara optimal. 2. Bagi siswa untuk mendapatkan pemahaman secara kongkrit. 3. Bagi peneliti, dapat mengembangkan dan menggunakan alat peraga IPA secara optimal. 4. Bagi sekolah hasil penelitian tindakan kelas dapat dijadikan masukan untuk perbaikan-perbaikan pendidikan di masa mendatang. LANDASAN PEMIKIRAN Pada Bab II ini penulis akan menguraikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kajian teori yaitu : Pengertian peraga IPA, manfaat alat peraga, macam-macam alat peraga IPA, kemudian baru menjelaskan tentang kerangka kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis tindakan. A. Pengertian Alat Peraga IPA Sebelum penulis menguraikan pengertian tentang alat peraga IPA lebih dahulu akan diuraikan pengertian alat peraga secara umum. 1. Pengertian alat peraga 1. Alat peraga ialah alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik (KBBI 1988 : 21) 2. Alat peraga ialah alat yang digunakan untuk memberi bentuk atau rupa tentang suatu pengertian agar pengertian itu mudah ditangkap dan dipahami (Bagian Proyek Pendidikan Pancasila 1993 : 59) 3. Alat peraga atau Media Pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar ( muhammad Ali 1992 : 89) 4. Alat peraga atau Media Pendidikan dalah alat metode dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi educatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Rustiyah 1986 : 61) Dari beberapa pengertian tentang alat peraga, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa alat peraga ialah suatu alat yang digunakan untuk membantu dalam mendidik atau mengajar, sehingga materi yang diajarkan mudah dimengerti dan dipahami oleh anak didik secara efektif. 1. Pengertian alat peraga IPA Alat peraga IPA yaitu suatu alat yang digunakan untuk membantu dalam mengajar khusus mata pelajaran IPA sehingga apa yang diajarkan mudah dimengerti dan dipahami oleh anak didik. B. Manfaat Alat Peraga Menurut Roestiyah dalam bukunya Masalah-masalah ilmu keguruan mengemukakan bahwa manfaat alat peraga antara lain : 1. Memperbesar atau meningkatkan perhatian siswa. 2. Mencegah verbalisme 3. Memberikan pengalaman yang nyata dan langsung. 4. Membantu menumbuhkan pemikiranyang teratur dan sistematis. 5. Mengembangkan sikap eksploratif. 6. dapat berorientasi langsung dengan lingkungan dan dapat memberi kesatuan (kesamaan) dalam pengamatan. 7. Membangkitkan motivasi kegiatan belajar dan memberikan pengalaman yang menyeluruh (Roestiyah 1986 : 64) Menurut S. Nasution dalam bukunya Didaktik Asas-asas Mengajar mengemukakan bahwa manfaat alat peraga adalah sebagai berikut : 1. Menambah kegiatan belajar siswa. 2. Menghemat waktu belajar. 3. Menyebabkan agar hasil belajar lebih permanen dan mantap 4. Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajarannya 5. Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat perhatian (motivasi) dan aktivitas pada siswa. 6. Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas ( S.Nasution 1986 : 100) C. Macam-macam Alat Peraga IPA 1. Anatomi tubuh / kerangka tubuh manusia 2. Mikroskop kecil 3. Termometer, anemometer, dinamometer 4. barometer 5. Laboratorium mini 6. Buku Paket lengkap 7. Macam gelas ukuran 8. Macam timbangan 9. Alat-alat elektro, solder, multi test. 10. Petunjuk dasar praktek elektronika 11. macam-,acam magnet 12 dll. Dengan memahami pengertian alat peraga, manfaat alat peraga dan macam-macam alat peraga, khususnya yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA dirasa sangat penting dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu seorang guru haruslah : 1. Mengerti secara mendalam tentang fungsi alat peraga 2. Menguasai penggunaan alat peraga secara tepat dalam interaksi belajar mengajar 3. Dapat membuat alat peraga secara murah dan sederhana 4. Dapat memilih alat peraga yang tepat, sesuai dengan tujuan dan pelajaran yang diajarkan 5. dapat memelihara/mengelola alat peraga dan menilai baik buruknya 6. Dapat mengembangkan alat peraga Berdasarkan kerangka teoritik maka dapat dirumuskan sebuah hipotesa yaitu : Dengan menggunakan alat peraga IPA secara optimal, akan berpengarush terhadap keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran IPA.

DAFTAR PUSTAKA Roetiyah, 1986, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta, Bina Aksara Nasution, S. 1986, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung, Jemars. Ali, Muhammad, 1992, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru