ptk alat peraga

66
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa Bahasa Indonesia mcrupakan bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini yang berbentuk Taman Kanak - Kanak, Raudatul Athfal ( RA ) atau bentuk lain yang sederajat sampai dengan Perguruan Tinggi, memiliki peran yang sangat penting juga kehidupan anak sehari-hari dalam keluarga, Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa ibu. Karena kemampuan orang tua dalam menggunakan bahasa ibu ( Bahasa Jawa ) kurang dipahami oleh orang tua. Sehingga peran bahasa Indonesia sangat penting dan dominant. Lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah membawa dampak bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan diangkatnya membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan berkesinambungan menjadi perhatian dan 1

Upload: uta-riyan

Post on 09-Dec-2015

318 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ptk

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam

pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa Bahasa Indonesia mcrupakan bahasa

pengantar di semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini yang

berbentuk Taman Kanak - Kanak, Raudatul Athfal ( RA ) atau bentuk lain yang

sederajat sampai dengan Perguruan Tinggi, memiliki peran yang sangat penting juga

kehidupan anak sehari-hari dalam keluarga, Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa

ibu. Karena kemampuan orang tua dalam menggunakan bahasa ibu ( Bahasa Jawa )

kurang dipahami oleh orang tua. Sehingga peran bahasa Indonesia sangat penting dan

dominant. Lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah

membawa dampak bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan

diangkatnya membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara

dini dan berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di Sekolah Dasar dari Kelas

I sampai dengan Kelas III.

Perhatian dan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan menjadi

keterampilan berbahasa dikembangkan menjadi Ketrampilan berbahasa, bukan lagi

pengajaran tentang tata bahasa. Keterampilan berbahasa yang dimaksud meliputi

mendengar, berbicara, membaca dan menulis yang dijabarkan secara terpadu.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No. 0601U/1993 tanggal 25 Pebruari 1993. Tentang Kurikulum Pendidikan Dasar.

Dalam Kurikulum tersebut salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD ialah Bahasa

1

Indonesia. Bahasa Indonesia sebagaimana fungsi bahasa adalah merupakan salah satu

alat komunikasi. Melalui Bahasa Manusia dapat saling berhubungan ( berkomunikasi ),

saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan

intelektual. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan

pengetahuan keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia.

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tersebut di Kelas I Sekolah Dasar telah

diuraikan dalam Garis - Garis Besar Program Pengajaran ( GBPP ) kurikulum Sekolah

Dasar Kelas I. Untuk memahami dan melaksanakannya perlu dipelajari dan dianalisa

dengan tujuan untuk memberikan arahan kepada guru dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar khususnya belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I

Sekolah Dasar.

Di atas telah disebutkan bahwa hakekatnya belajar bahasa adalah belajar

komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik

secara lisan maupun tertulis.

Proses belajar mengajar dilaksanakan melalui komunikasi timbal balik dan

tidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah tanpa mengembangkan

gagasan, kreatifitas dan nilai serta keterampilan baik secara mandiri maupun dalam

suasana kebersamaan. Siswa diaktifkan dalam belajar agar mampu mengembangkan,

baik berupa pengetahuan sikap dan nilai maupun keterampilan serta mampu

menerapkan Proses Belajar Mengajar yang menganut cara belajar siswa aktif,

berorientasi kepada siswa itu sendiri. Hal ini memungkinkan siswa itu berfikir, bersikap

dan bertindak kreatif sehingga dikemudian hari mereka dapat menghadapi perubahan –

perubahan masyarakat dan memberikan sumbangan bagi pembangunan Bangsa. Sebagai

2

salah satu pedoman pelaksanaan kurikulum, pedoman penggunaan sarana dalam

kegiatan dalam kegiatan belajar mengajar memberikan acuan yang menyangkut

penggunaan sarana dalam melaksanakan program dan pengembangan kurikulum. Serta

garis-garis besar Program Pengajaran. Dengan demikian, pedoman ini merupakan

bagian tak terpisahkan dari peringkat kurikulum. Pedoman penggunaan sarana dalam

kegiatan belajar mengajar ini digunakan pada jenjang pendidikan dasar tetapi tidak

menutup kemungkinan untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan sumber

gagasan bagi para pelaksana pembina lapangan karena ini pedoman penggunaan sarana

dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah Dasar perlu disempurnakan sesuai dengan

penggunaannya pada jenjang Sekolah Dasar.

Dalam proses belajar mengajar yang menjadi masukan utama adalah materi

pelajaran, metode, tujuan, sarana belajar mengajar dan penilaian. Dengan demikian

sarana yang meliputi buku, alat pelajaran, media ( Pandang / video, dengan radio dan

lain-lain ), perabot sekolah dengan bangunan sekolah ruang belajar, merupakan satu

unsur dalam kegiatan belajar mengajar. Ini bertujuan memberi pedoman bagaimana

merencanakan penggunaan sarana kegiatan belajar mengajar atau tujuan instruksional

dapat tercapai secara optimal. Dari uraian di atas siswa dalam membaca dan menulis

permulaan sangat membutuhkan peragaan-peragaan agar mereka memahami, akan

tetapi dalam kenyataannya guru kurang kreatif dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar membaca menulis permulaan di kelas I. Kebanyakan guru kelas I kurang

sekali memanfaatkan alat peraga ketika proses pembelajaran. Yang sering kami

temukan adalah ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar membaca dan menulis

di kelas I guru hanya memberi contoh membaca dan menulis dan siswa menirukan.

Sehingga yang terjadi, pada empat bulan pertama masuk sekolah, yang seharusnya

3

siswa secara bertahap harus menguasai 14 huruf dalam membaca dan menulis

permulaan sesuai dengan target kurikulum, siswa banyak yang hanya hafal apa yang

diucapkan guru dan mengutip apa yang ditulis oleh guru tanpa bisa membaca atau

menulis permulaan dalam arti yang sebenarnya.

Begitu pula yang teradi di SDN Jangur Siswa kelas I pada tiga bulan pertama

menurut gurunya sesuai dengan hasil evaluasi formatif yang dilaksanakan, dari 34 siswa

yang ada, yang sudah bisa membaca dan menulis permulaan hanya 12 siswa.

Berdasarkan kenyataan tersebut diatas tentu saja harus diupayakan peningkatan

- peningkatan dan motivasi pada guru untuk menggunakan alat peraga dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga apa yang kita harapkan sesuai

dengan tujuan pada kurikulum dapat terwujud.

Dengan demikian peneliti tertarik memilih judul Peningkatan prestasi belajar

membaca dan menulis melalui penggunaan alat peraga pada siswa kelas I SDN Jangur

Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Permasalahan yang mendasari pada penelitian ini adalah rendahnya prestasi

belajar membaca dan menulis siswa kelas I SDN Jangur Kecamatan Sukapura, yang

disebabkan oleh kurangnya para guru dalam menggunakan alat peraga ketika

melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Atas dasar tersebut kebutuhan yang mendesak yang mampu meningkatkan

prestasi belajar membaca dan menulis adalah penggunaan alat peraga. Secara

operasional I penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah melalui penggunaan alat peraga kartu kata, prestasi belajar, membaca

dan menulis siswa kelas I SDN Jangur Kecamatan Sumberasih bisa ditingkatkan ?

4

1.3 Tujuan Penelitian

Berpedoman pada latar belakang di atas maka penelitian ini mempunyai tujuan

yang ingin dicapai, yaitu meningkatkan prestasi belajar membaca dan menulis melalui

penggunaan alat peraga pada siswa Kelas I SDN Jangur Kecamatan Sumberasih

Probolinggo.

1.4 Hipotesis

Menurut Winarno Surachmat yang dimaksud dengan Hipotesis adalah, Sebuah

kesimpulan Hipotesis itu belum final " ( 1990 : 68 ) sedangkan menurut Sutrisno Hadi

bahwa yang dimaksud dengan Hipotesis, "adalah merupakan dugaan yang mungkin

salah atau palsu dan akan diterima juga jika faktor - faktor membenarkan." (1989 : 3 ).

Dari kedua pendapat di atas bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang sebenarnya masih di uji secara empiris. Hipotesis

merupakan rangkuman dari penelaan - penelaan kesimpulan teoritis dari perpustakaan.

Adapun hipotesis yang penulis ajukan sebagai berikut, ada hubungan antara

penggunaan gambar dan alat peraga lain dalam pembelajaran membaca dan menulis

permulaan di kelas I Sekolah Dasar dengan prestasi Bahasa Indonesia, yaitu semakin

seringnya guru kelas I SD menggunakan gambar dan peraga lain dalam pembelajaran

membaca dan menulis permulaan maka semakin tinggi nilai prestasi Bahasa Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

5

Penelitian ini penting sekali bagi Peneliti, Guru, Kepala Sekolah dan

Pemerintah khususnya pejabat-pejabat di lingkungan Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa. Manfaat penelitian

secara jelas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai bahan dalam rangka pemberian supervisi yang telah mantap baik

terhadap guru dalam menggunakan alat peraga. Pengusahaan bahan pelajaran dan

menggunakan metode agar prestasi belajar siswa khususnya siswa dan mutu

pendidikan dan umumnya dapat lebih baik.

2. Bagi Peneliti

1) Merupakan karya yang berharga dan sebagai tindak lanjut pengembangan

profesi. Sebagai sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan pada

umumnya.

2) Sebagai sumbangan bagi peningkatan mutu pendidikan pada sekolah tempat

diadakan penelitian.

3) Melengkapi sebagai syarat untuk memperoleh angka kredit pengembangan

profesi.

3. Bagi Guru

1) Sebagai bahan balikan agar mereka dapat mengetahui apakah kemampuan

mereka dalam penggunaan media sudah memadahi atau belum.

2) Sebagai bahan balikan agar mereka dapat mengetahui manfaat penggunaan alat

peraga dalam proses belajar mengajar.

3) Sebagai motivasi dalam usaha peningkatan kemampuan dalam penggunaan alat

peraga.

6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat keterbatasan waktu, maka ruang lingkup penelitian ini

melaksanakan pada siswa kelas I SDN Jangur Kecamatan Sumberasih kabupaten

Probolinggo pada semester I Tahun Pelajaran 2002 - 2003 yang dilaksanakan selama 3

minggu pada bulan Oktober 2003.

1.7 Definisi Operasional

1.7.1 Penggunaan

Penggunaan menurut TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Bahasa

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:286) bahwa, "Proses, perbuatan, cara

mempergunakan sesuatu pemakaian"

Jadi pengertian di atas menjelaskan bahwa penggunaan adalah suatu perbuatan

dengan cara mempergunakan suatu alat tersebut.

1.7.2 Alat Peraga

Menurut Sikhabudin dalam buku Media pendidikan (1984.12) dikatakan

bahwa, "Alat Peraga adalah suatu benda yang dapat diamati melalui panca indera"

sedangkan Menurut TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 21 ) menyatakan bahwa, " Alat

peraga alat bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan mudah

dimengerti oleh anak didik

Dari kedua pendapat tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa alat

peraga adalah indera untuk mempermudah penyampaian materi pendidikan oleh guru

kepada anak didiknya.

7

1.7.3 Prestasi hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, kerjakan

Prestasi belajar dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai,

"penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru" ( 1990: 700

Sedangkan menurut Saiful Anwar ( 1977 : 16 ) prestasi dinyatakan bahwa, Prestasi

belajar adalah hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan

instruksional".

Berdasarkan pendapat di atas penulis simpulkan bahwa, prestasi belajar adalah

hasil belajar siswa yang telah dicapai setelah mengikuti proses belajar mengajar atau

latihan yang berlangsung secara berencana dan bertujuan. Untuk mengetahui prestasi

belajar dalam penelitian ini, diambil dari Nilai Formatif siswa pada Semester I.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan

2.1.1 Rambu - rambu Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pengorganisasian pendekatan dan penyajian Garis - garis Besar Program

Pengajaran Kurikulum 1994 perlu dikembangkan dengan memperhatikan rambu-rambu

sebagai dasar pemikiran dan pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut :

a. Pengorganisasian materi

b. Pendekatan

c. Menempatpusatkan siswa

2.1.2 Pengorganisasian Materi

Pengorganisasian materi tidak melalui pokok bahasan akan tetapi secara

tematis. Tema dimaksudkan agar mampu menciptakan suasana berbahasa yang wajar.

Tema ini berfungsi sebagai pemersatu kegiatan berbahasa. Seperti mendengar,

berbicara, membaca dan menulis serta butir-butir kebahasaan. Yang jelas tema

pengajaran Bahasa Indonesia menganut asas sederhana, bermakna, wajar, luwes,

terpadu, dan kesinambungan.

2.1.3 Pendekatan

Pendekatan lebih ditekankan pada pendekatan komunikatif, yaitu ketrampilan

menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk keperluan dalam berbagai

situasi menyangkut bermacam - macam pendengar atau pembaca. Pengajaran Bahasa

Indonesia bertujuan mencapai keterampilan berbahasa untuk kegiatan diluar konteks

yang bisa digunakan untuk berkomunikasi.

2.1.4 Menempatpusatkan Siswa

9

Menempatpusatkan siswa sebagai pusat kegiatan berarti sudut kegiatan

pembelajaran diambil dari segi siswa dan bukan dari segi guru. Selama ini guru

senantiasa menjadi pusat perhatian dan pusat informasi pembelajaran. Pada kurikulum

1994, dalam sudut kegiatan pembelajaran siswa ditempatkan sebagai pusat kegiatan.

2.1.5 Tujuan Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut A. Malik Thachir ( 1996 : 4-5 ) bahwa, " titik berat pengajaran

Bahasa Indonesia adalah masing-masing empat keterampilan dasar berbahasa yaitu

mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Oleh sebab itu, maka pengajaran Bahasa

Indonesia mempunyai tujuan khusus sebagai berikut.

2.1.5.1 Kebahasaan

Pembelajaran Bahasa Indonesia ditinjau dari sudut pandang kebahasaan

memiliki beberapa tujuan menurut A. Malik Thachir (19962- 4), maka disebutkan

sebagai berikut :

1. Siswa dapat mengucapkan kata Bahasa Indonesia dengan lafal dan baku. 2. Siswa mampu melafalkan kalimat Bahasa Indonesia dengan intonasi yang wajar

dan sesuai dengan konteksnya.3. Siswa mengetahui ejaan Bahasa Indonesia yang baku, mengetahui serta dapat

menggunakan tanda-tanda baca dalam Bahasa Indonesia yang tepat.4. Siswa mampu membedakan dan menggunakan bentuk dan makna kata-kata

berbagai imbuhan Bahasa Indonesia.5. Siswa mampu membedakan dan menggunakan bentuk dan makna kata-kata umum,

kata-kata khusus, dan kata-kata istilah.6. Siswa dapat memahami makna kelompok kata, ungkapan, peribahasa dan dapat

menggunakannya.7. Siswa dapat mencari kata-kata yang sama maknanya (sinonim) yang berlawanan

makna (antonym) dan kata-kata lain dalam variasi makna dan menggunakannya.8. Siswa dapat memahami ciri-ciri kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya dan

menggunakannya.9. Siswa mampu membedakannya dan menggunakan kalimat tunggal ( yang

sederhana dan luas ) dengan kalimat-kalimat majemuk ulupes.10. Siswa memperluas kalimat tunggal dengan bermacam-macam keterangan ( tempat,

waktu, dan sebagainya ).11. Siswa mampu memperluas kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk atau

menggabungkan kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk.

10

12. Siswa dapat memahami bahas pesan atau perasaan yang sama dapat diungkapkan dalam berbagai bentuk atau kalimat dan menggunakannya.

2.1.5.2 Pemahaman Masalah

1) Siswa mampu menerima informasi yang memberi tanggapan dengan tepat tentang

berbagai hal secara lisan.

2) Siswa mampu menyerap penggunaan perasaan orang lain secara lisan dan memberi

tanggapan secara tepat.

3) Siswa mampu menyerap pesan, gagasan dan pendapat orang lain dari berbagai

sumber

4) Siswa memperoleh kenikmatan dan manfaat mendengarkan.

5) Siswa mampu memahami isi bacaan dengan tepat

6) Siswa mampu mencari sumber, mengumpulkan, dan menyerap informasi.

7) Siswa mampu menyerap isi dan menggunakan perasaan dalam bacaan dan

menanggapi secara tepat.

8) Siswa memiliki kegemaran membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan

memanfaatkan dalam kehidupan sehari - hari.

9) Siswa memiliki kegemaran membaca / menikmati karya sastra untuk meningkatkan

kepribadian, mempertajam kepekaan perasaan dan memperkuat wawasan

kehidupannya.

10) Siswa mampu memberi informasi lisan tentang berbagai hal.

11) Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat pengalaman, dan pesan secara

lisan. Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara lisan.

12) Siswa mampu beinteraksi dan manjalin hubungan dengan orang lain secara lisan.

13) Siswa memiliki kepuasan dan kesenangan berbicara.

14) Siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasan secara tertulis

11

15) Siswa mampu memiliki kegemaran menulis.

16) Siswa mampu menggunakan ungkapan-ungkapan serta sastra yang baik berbicara

dan menulis

2.1.6 Pengertian Membaca

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca ( 1990 : 62 ) adalah lihat

serta memahami isi dari apa yang tertulis ", sedangkan Pengertian baca menurut Henry

Guntur Tarigan (1986 : 7) adalah sebagai berikut, “ Membaca suatu proses yang

dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata / bahasa tulis. Oleh sebab itu menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 990 : 63 ) tujuan utama membaca adalah " melihat

serta memahami isi dari apa yang tertulis ". Sedangkan pengertian membaca menurut

Henry Guntur Tarigan (1986 : 7) adalah sebagai berikut, " membaca suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata - kata / bahasa tulis. Oleh sebab itu

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 63 ) tujuan utama membaca adalah

untuk mencari serta memperoleh informasi mancakup isi, memahami makna bacaan.

2.1.6.1 Membaca Permulaan

Henry Guntur Tarigan ( 1986: 8 ) menyebutkan ada beberapa aspek - aspek

membaca, diantaranya : penggunaan bentuk huruf, pengenalan unsur - unsur linguistik

( fonim, kata, frase, kalimat, dan lain- lain ), pengenalan hubungan pada ejaan dan

bunyi, dan kecepatan membaca bertaraf lambat melihat begitu banyak ragam membaca,

maka yang penulis teliti adalah membaca permulaan. Membaca permulaan dibagi dua

macam, yaitu : Membaca permulaan tanpa buku, dan membaca permulaan dengan

buku.

12

apel a………

buku cecak kupu

2.1.6.2 Tujuan Membaca Permulaan

Tujuan membaca permulaan adalah

1. Dapat melafalkan huruf-huruf dengan baik.

2. Dapat melafalkan huruf-huruf dalam kata ulangan dengan baik.

3. Dapat menyebutkan makna kata dalam kalimat yang dibacanya (1986: 8 )

Pada tahun - tahun pertama, pengajaran SD adalah sat pertama kalinya Bahasa

secara resmi diajarkan. Kebanyakan anak memiliki keragaman latar belakang sebelum

memasuki Sekolah Dasar. Diantaranya latar bahasa ibu atau lingkungan. Karena adanya

keanekaragaman latar belakang seperti itulah guru hendaknya dapat menggunakan alat

pelajaran dan mode secara efektif agar keterampilan membaca dapat dicapai. Guru

jangan hanya terpaku pada satu atau dua metode saja, tetapi beberapa metode yang

dilaksanakan secara bervariasi sehingga dapat menarik perhatian siswa.

Di bawah ini penulis sajikan penggunaan beberapa metode yaitu penggunaan

metode SAS dengan penggunaan alat peraga gambar - gambar ataupun kartu huruf

kartu kata dan kartu kalimat. Menurut beberapa tokoh pendidikan dan penggabungan

Metode dari beberapa tahapan adalah :

Tahap I .

Membaca simbul huruf

Alat yang diperlukan adalah gambar berserta kata di bawahnya, untuk memperkenalkan huruf depannya missal :

a…………. b…………. c…………. k………..

a…………. b…………. c…………. k………..

Tahap II

13

Bermain persamaan huruf depan dari suatu kata

Guru menyebutkan seruhannya dan memberi satu kata sebagai contoh. Anak

diminta untuk meneruskan

Misal : Sebut kata yang memakai huruf depan S – sapi

Anak dapat meneruskan dengan susu, sisir, saku, sapu dan seterusnya.

Tahap III

Memperkenalkan huruf / bermain huruf

Kegiatan memperkenalkan huruf tujuan agar anak konsentrasi pada pengenalan

huruf hidup ( a – i – u – e – o ). Dan beberapa huruf mati yang akan sering

digunakan dalam kata bahasa Indonesia, ( s, t, k, g, m dst )

Tahap IV

Memperkenalkan suku kata / bermain suku kata

Kegiatan ini prinsipnya adalah menggabungkan huruf mati dan huruf hidup sehingga menimbulkan

yang menjadi awal dari kata atau disebut suku kata.

a i u e o

S sa si su se so

T ta ti tu te to

K ka ki ku ke ko

G ga gi gu ge go

ma mi mi mu me mo

Tahap V

Menggabungkan suku kata menjadi kata bermakna

Dari daftar suku kata yang dimiliki anak-anak dapat mencari gabungan suku kata

yang bisa menjadi kata yang bermakna, misal dari daftar di atas, anak diminta

14

menyebutkan gabungan suku kata apa saja yang dapat menjadi kata bermakna,

misal : susu, suka, satu, satu, teko, toko

Tahap VI

Membaca label, untuk benda-benda yang ada di dalam kelas

Guru meminta kepada anak untuk membiasakan membaca label yang ada di kelas,

misal : lemari, meja, kursi, jendela, papan. Dst.

Selanjutnya, pada tahap tertentu, keterampilan membaca kemudian

dikembangkan terus sampai para siswa mampu membaca dengan lafal dan intonasi serta

kelancaran yang diharapkan secara tepat. (1996 : 6)

2.1.7 Menulis Permulaan

Arti menulis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah membuat huruf

angka ) dengan pena atau pensil maupun kapur ( Dep Dik Bud, 1990 :968 Arti menulis

permulaan adalah membuat huruf dengan pena atau pensil untuk pertama kali mengenal

huruf - huruf itu. Menulis permulaan ini merupakan kegiatan pembelajaran di SD

kelas I

Kegiatan menulis bagi siswa kelas I adalah menulis permulaan yang

dilaksanakan secara terpadu. dengan kegiatan membaca sebab kegiatan membaca

biasanya diikuti dengan kegiatan menulis, demikian pula sebaliknya. Kegiatan menulis

pada tahap - tahap awal adalah, melatih gerakan tangan dengan sikap duduk yang tepat.

Gerakan tangan dapat dilemaskan dengan latihan membuat bermacam - macam garis,

menebalkan huruf / kata, menyiapkan dan sebagainya.

Sama halnya dengan membaca permulaan, menulis permulaan terutama dalam

mengenalkan huruf baru, guru sebaiknya melakukan kegiatan menatap, tutup / buka

mata untuk melihat tulisan guru dan kegiatan dekte yang baik dan sering. Bentuk tulisan

15

yang dikembangkan adalah terutama huruf cetak dan huruf sambung ( tegak

bersambung).

2.1.7.1 Tujuan Menulis Permulaan Pada Semester Pertama

Tujuan Menulis Permulaan menurut A. Malik Tachir ( 1996 ) dijelaskan

sebagai berikut:

Dapat mengambil sikap duduk / tegak dengan baik

Dapat memegang pensil dengan baik

Dapat meletakkan buku dengan baik.

Dapat mengambil jarak antar mata, dan buku dengan betul.

Dapat menulis tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m

Dapat menghubungkan huruf tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m menjadi dalam

kalimat.

Contoh penerapannya :

1. Guru menyediakan huruf a i, u, e, o, s, t, k, g, m dengan huruf cetak dan huruf

tegak bersambung yang sudah baku.

2. Guru menyediakan beberapa gambar.

3. Contoh huruf cetak yang baku dengan kartu huruf maupun kartu kata.

4. Guru menyediakan huruf siswa mencontoh menulis huruf yang sudah disediakan

oleh guru dengan kartu huruf

5. Menulis huruf depan suatu kata.

Guru menyebutkan suatu kata kemudian anak dimulai untuk menuliskan huruf

depan kata tersebut. Bisa juga guru menunjuk gambar dan anak diminta menuliskan

huruf depan dari kata yang sesuai dengan gambar

6. Menulis kata

16

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan gambar dengan kata di bawah

gambar tersebut, anak diminta menulis kata tersebut :

7. Meneruskan suku kata menjadi kata disediakan gambar dengan kata di bawahnya

yang belum selesai. Anak diminta untuk menyelesaikannya

2.2 Konsepsi Alat Peraga

Karel Karsidi ( 1985 : 5 ) berpendapat bahwa, "Seorang Pendidik pengajar

harus bisa memilih fasilitas yang sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan" dalam

hal ini pemilihan fasilitas ini termasuk di dalamnya adalah pemilihan dan penggunaan

alat peraga dalam menunjang prestasi belajar. Mengenai alat peraga apabila mengacu

pada pendapat Sikhabudin ( 198412 ) dikatakan bahwa, "Alat peraga adalah alat yang

dapat memberikan rangsangan kepada alat indra, agar pesan dapat diterima dengan

baik."

Dari uraian tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa penyediaan fasilitas

penunjang seperti alat peraga akan lebih memungkinkan timbulnya suatu rangsangan

kepada siswa untuk mengetahui lebih banyak tentang materi yang disajikan oleh

kaki gigi mata satu

Ular Bola Telinga Kursi Lemari

17

seorang guru, sehingga dengan demikian timbul gairah belajar lebih giat lagi. Agar

proses penyampaian pesan atau materi pendidikan dapat berlangsung dengan baik,

Hasibuan dan Mujiono berpendapat,

1 . Setiap guru menetapkan, memutuskan tujuan pengajaran akan dicapainya dari saat ke saat

2. Setiap guru mernilih dan melaksanakan metode mengajar dengan metode yang lain3. Setiap guru memiliki keterampilan menghasilkan dan mempergunakan alat - alat

Bantu pengajaran untuk mencapai tujuan sebaik - baiknya (19 86 : 66 )Dari pendapat-pendapat di atas jelaslah kiranya bahwa seorang guru dituntut

agar bisa menciptakan keseimbangan antara penyiapan materi yang hendak disajikan.

Pemilihan metode lain atau tehnik-tehnik tertentu yang digunakan untuk memperlancar

jalannya proses belajar rnengajar, sehingga siswa lebih terangsang dalam mengikuti

pelajaran. Jadi dengan adanya penyediaan fasilitas yang berupa macam-macam alat

peraga serta digunakan secara tepat dan bisa memperjelas materi yang disajikan.

2.2.1 Pengertian Alat Peraga

Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

bahwa alat peraga adalah, "alat Bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang

diajarkan mudah dimengerti oleh anak didik (1990 : 21) sedangkan menurut Sikhabudin

(1990 : 21) alat peraga pendidikan diartikan, "dapat diamati melalui Panca Indra.

Dari kedua pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa alat peraga adalah

suatu yang dapat membantu alat indra untuk mempermudah penyampaian materi

pendidikan oleh guru kepada anak didiknya.

2.2.2 Jenis-jenis Alat Peraga

Kalau kita bicara soal jenis media pendidikan, tentunya banyak dari para ahli

yang masing-masing mengklasifikasikan atas beberapa macam, dengan dasar

pertimbangan tertentu dan ruang lingkup yang tertentu pula. Namun secara lebih

terperinci Amir Hamzah (1984 : 29) mengklasifikasikan media sebagai berikut :

18

1. Alat - alat Audio

2. Alat - alat Visual

3. Alat - alat Audio-Visual

Dari klasifikasi di atas untuk lebih jelas akan dijabarkan satu persatu apa yang

dimaksud dari pada pengklasifikasian tersebut.

2.2.2.1 Alat-alat Radio

Menurut Arief S. Sadiman (1986 : 2 ) dinyatakan bahwa pengertian media

Audio adalah “ Media Audio berkaitan indra pendengaran, pesan yang akan

disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non

verbal.”

Alat-alat audio dapat dikategorikan menjadi bagian, yaitu

1) Cassete tape recorder

2) Alat-alat media visual

3) Televisi

4) Laboratorium Bahasa

5) Video Casette

1) Cassette Tape Recorder

Arief S. Sadiman menjelaskan bahwa Cassette Tape Recorder yang disebut

juga alat perekam pita magnetic adalah, "salah satu bentuk media pendidikan yang tak

dapat diabaikan untuk penyampaian informasi karena mudah mempergunakannya "

(1986 : 54 ). Lebih lanjut Arief S. Sadiman mengatakan Cassette Tape Recorder sebagai

media pendidikan mempunyai beberapa kelebihan yaitu :

19

(1) Mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk merekam, menampilkan

rekaman dan menghapusnya. Play back dapat segera dilakukan rekaman selesai

pada mesin yang sama.

(2) Pita rekaman dapat diputar berulang-berulang tanpa mempengaruhi volumenya

(3) Rekaman dapat dihapus secara. otomatis dan pitanya dapat dipakai lagi

(4) Program rekaman dapat dipakai sesual jadwal yang ada

(5) Program kaset dapat menyediakan kegiatan-kegiatan atau hal-hal di luar sekolah

(6) Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa.

Dibandingkan dengan program radio, program kaset mempunyai kelemahan,

diantaranya sebagai berikut :

(1) Daya jangkauan terbatas. Jika sekali disiarkan dapat menyiarkan pendengar yang

massal di tempat-tempat yang berbeda, program kaset hanya terbatas di tempat

program yang disajikan saja.

(2) Dari segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.

( 1986: 55 ).

2) Laboratorium Bahasa

Mengenai laboratorium Bahasa, Sikhabuden ( 1984 ) mengatakan sebagai

suatu laboratorium atau tempat dimana di dalamnya dilengkapi dengan peralatan yang

memungkinkan siswa atau siswa-siswa untuk melatih mendengar dan bertutur kata

dalam bahasa asing "Foreign Languange " dengan jalan menyajikan materi pelajaran

yang sudah disiapkan sebelumnya. Lebih lanjut Sikhabuden ( 1984 ). Mengatakan

bahwa laboratorium bahasa mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu :

(1) Siswa dapat memusatkan perhatiannya semaksimal mungkin terhadap hal - hal yang

didengarkan atau ditirukan.

20

(2) Guru maupun siswa dapat menuntut standar tertentu mengenai ucapan suara baik

suara guru langsung maupun melalui kaset.

(3) Siswa tidak terganggu oleh suara-suara lain yang tidak perlu.

(4) Siswa dapat mendengarkan suaranya sendiri, sehingga dapat mengetahui suaranya

sudah cukup baik atau belum.

Selain mempunyai kelebihan, laboratorium bahasa menurut Sikhabudin

(1984 ) mempunyai kelemahan sebagai berikut :

1) Bagi siswa yang belum biasa mendengarkan suara melalui mesin, akan mengalami

kesulitan, karena suara yang langsung didengarkan dari orang berbeda dengan suara

yang melalui mesin, baik kaset maupun mikrofon atau speaker.

2) Menurut persiapan tehnis yang lebih teliti dari guru maupun operatur pembantu

3) Harga Perlengkapannya untuk sekolah-sekolah di negeri kita masih terasa relatif

mahal.

3) Alat-alat Media Visual

Menurut Edgar dalam bukunya "Audio Visual Methods In Teaching"

menjelaskan bahwa Media Visual adalah alat-alat yang dapat memperlihatkan bentuk

atau rupa yang dikenal sebagai alat peraga. Media visual berfungsi untuk menyalurkan

pesan, dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera

penglihatan, sedangkan pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam

simbol-simbol komunikasi visual. Simbol - simbol tersebut perlu dipahami benar

artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien ( 1984 ).

Selain fungsi umum tersebut, secara khusus visual berfungsi untuk menarik

perhatian memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin

akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak divisualkan.

21

Audio Visual menurut Edgar ( 1982 : 29 ) dapat dikategorikan menjadi dua

jenis yaitu : televisi dan video cassette.

4) Televisi

Menurut Oernar Hamalik ( 1989 : 29 ) yang dimaksud dengan televisi adalah,

"perlengkapan elektronik yang pada dasarnya adalah sama dengan gambar hidup yang

meliputi gambar dan suara". Manfaat televisi sebagai media pengajaran, siaran-siaran

televisi yang pada umumnya mengandung dua tujuan yaitu untuk mengajarkan sesuatu

atau menginformasikan sesuatu atau yang dapat menambah pengetahuan, keterampilan

dan pembentukan sikap tertentu pada pemirsa.

Menurut Oemar Hamalik, ada beberapa keistimewaan televisi sebagai media

pendidikan antara lain sebagai berikut :

(1) Televisi menyajikan suara dan rupa sekaligus daya jangkauannya luas, sehingga

sejumlah besar orang dalam wilayah tertentu dalam waktu yang sama mendapat

pengalaman yang sama pula ( Keseragaman Informasi ),

(2) Realitas dan langsung, peristiwa yang sedang terjadi pada saat ini dapat disiarkan

dan dapat dilihat oleh banyak orang tanpa melalui proses rekaman dan editing

seperti film.

(3) Televisi merupakan kendaraan yang berubah-ubah muatan televisi dapat

memberikan macam-macam sajian mulai dari alat-alat visual papan tulis, gambar,

model sampai pertunjukan film.

(4) Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa masa lampau baik berupa

rekaman video film ataupun drama.

(5) Televisi dapat melatih guru

22

(6) Televisi dapat memperluas tinjauan luas bagi siswa sekolah dan pendidikan pada

umumnya. (1980: 117 )

5) Video Casette

Menurut Sikhabudin dalam bukunya pengantar Media Pendidikan Video

Casette adalah, "alat perekam gambar dan perekam suara sekaligus. Dan pada saat

diperlukan gambar dan suaranya dapat ditampilkan kembali, dan jika sudah tidak

dipakai dapat dilepas, dengan mudah." ( 1984 : 140 )

Beberapa keuntungan dan keistimewaan penggunaan video cassette sebagai

media pendidikan sebagai berikut :

(1) Dapat merekam peristiwa atau kejadian dalam bentuk suara dan rupa sekaligus dalam waktu yang singkat dapat ditampilkan kembali hasil rekaman tersebut. Bila tidak diperlukan lagi mudah juga menghapusnya.

(2) Penggunaan dapat berulang-ulang, sehingga dapat mernpeijelas pengamatan. (3) Dapat mengajarkan demontrasi mengenai keterampilan yang rumit tersebut

dapat direkam terlebih dahulu, sehingga hasil yang dipertunjukkan kepada penonton adalah merupakan hasil rekaman yang sudah sempurna.

(4) Alat ini dapat juga melakukan "slowa motion" dari gerakan obyek yang terlalu cepat, bahkan obyek yang sudah direkarn dapat juga di "still" kan sementara dengan demikian akan memperjelas pengamatan.

(5) Keras lemahnya suara dapat diatur dan disesuikan dengan kebutuhan serta dapat disisipi dengan kornentar apapun suara lainnya. ( Sikhabuden, 1984: 140 ).

Sedangkan kekurangan video cassette menurut Sikhabuden diklasifikasikan

sebagai berikut :

(1) Apabila kita menyajikan program pengajaran melalui alat ini tanpa hadirnya guru

maka perhatian penonton / siswa sulit untuk dikuasai dan partisipasi mereka jarang

dipraktekkan.

(2) Sifat komunikasinya yang satu arah dan untuk mengatasinya haruslah diimbangi

dengan pencarian bentuk balikan yang lain.

23

(3) Karena merupakan barang baru, dapat terjadi perhatian penonton terpusat, pada

alatnya dan bukan dari isi programnya

(4) Tidak semua orang dapat menggunakannya dengan betul, sedangkan peralatannya

cukup mahal.

(5) Perlengkapan video cassette ini masih dirasakan terlalu mahal untuk ukuran

sekolah-sekolah di Indonesia pada umumnya.

2.2.3 Prinsip-Prinsip Penggunaan Alat Peraga

Tidak cukup bila guru cukup mengetahui nilai, kegunaan dan landasan

penggunaan alat peraga. Mereka baru tahu bagaimana cara untuk menggunakannya

secara terperinci, melainkan hanya diumumkan prinsip-prinsip yang berlaku untuk

berbagai alat peraga. Menurut Sikhabuden dalam bukunya yang berjudul Pengantar

Media Pendidikan, menjelaskan beberapa prinsip alat peraga, diantaranya sebagai

berikut :

1) Tidak ada suatu metode dan alat peraga yang harus dipakai dengan meniadakan yang

lain. Jadi misalnya tidak harus dipakai kertas atau pensil untuk belajar menulis

dengan meniadakan batu tulis dan anak batu tulis.

2) Alat peraga tentu cenderung untuk lebih cepat dipakai dalam menyajikan suatu unit

pelajaran dari pada unit yang lain. Oleh karena itu kita harus mengenal

masing-masing kemampuan sebelum memilih dan menetapkan suatu alat peraga.

3) Tidak ada suatu. alat peragapun yang cocok untuk segala macam kegiatan belajar

seperti tidak semua penyakit dapat diobati oleh satu obat.

4) Penggunaan alat peraga yang terlalu. banyak secara sekaligus dapat membingungkan

dan tidak memperjelas pelajaran.

24

5) Hendaknya senantiasa dilakukan persiapan yang cukup untuk penggunaan alat

peraga. Kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan bahwa dengan

menggunakan alat peraga tidak perlu membuat persiapan mengajar terlebih dahulu,

6) Alat peraga merupakan alat integral dari pelajaran bukan merupakan khiasan

sehingga kalau kita ingin mengisi dinding kelas tidak bisa di ambil gambar yang

menarik begitu. saja yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran

7) Murid harus ikut bertanggungjawab apa yang terjadi selama pelajaran

8) Anak-anak harus disiapkan dan diperlukan sebagai peserta aktif

9) Secara umum diusahakan penampilan yang positif dari pada yang negatif. 30 10)

Hendaknya tidak menggunakan alat peraga hanya sebagai selingan atau hiburan,

pengisian waktu, kecuali memang tujuan pengajaran.

11) Pergunakan kesempatan memakai alat peraga yang dapat ditanggapi untuk melatih

perkembangan bahasa, baik lisan maupun tertulis. ( 1984 : 11 )

2.3 Konsepsi Prestasi Belajar

2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar secara harfiah terdiri dari dua rangkaian kata yaitu prestasi dan

belajar. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Poerwadarminto menjelaskan bahwa, “

Prestasi adalah hasil yang dicapai ” ( 1985 : 108 ) secara lebih jelasnya prestasi adalah

hasil atau kemampuan yang telah diperoleh seseorang. Sedangkan yang dimaksud

dengan belajar adalah usaha yang dilakukan untuk menambah kemampuan.

Menurut pendapat Sumadi Suryabrata ( 1984 : 253 ) dalam bukunya Psikologi

Pendidikan, mengenai prestasi belajar dijelaskan sebagai berikut

1. Bahwa belajar itu membawa perubahan ( dalam arti behavior changes, actual

maupun potensial ).

25

2. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja

Berdasarkan uraian di atas pengertian prestasi belajar adalah hasil belajar

mengajar atau latihan. Hasil belajar ini biasanya diukur melalui evaluasi belajar yang

dilakukan oleh guru. Pemberian tes ini biasanya diukur sesuai dengan tingkatannya.

2.3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kemampuan anak dalam menyerap Pelajaran

tidaklah sama antara satu dengan lainnya. Itulah sebenarnya masuk diantara hal yang

menyebabkan perbedaan hasil belajar anak. Disamping itu prestasi belajar anak tidak

hanya dipengaruhi oleh lingkungan sekolah saja akan tetapi lingkungan dimana dia

akan tinggal juga turut menentukan hasil pelajaran. Secara global faktor-faktor yang

mempengaruhi siswa menurut Muffibbin Syah ( 1995..132 ), terdiri dari :

1. Faktor Internal ( faktor dari dalam siswa ) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

2. Faktor Eksternal ( faktor dari luar siswa ) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar ( approach to learning ) yakni jelas upaya belajar siswa

yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pelajaran.

2.3.3 Jenis-Jenis Prestasi

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, prestasi belajar menurut Sumadi

Suryabrata ( 1983 : 83 ) dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Prestasi belajar yang berupa kemampuan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan

yang diajarkan

2. Untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada anak

didik maupun pendidikan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

26

3. Untuk menentukan langkah-langkah yang bisa diambil dalam. Menentukan program

belajar mengajar yang berikutnya.

BAB III

METOE PENELITIAN

3.1 Perencanaan Penelitian

Perencanaan penelitian adalah serangkaian rencana program yang digunakan

untuk mendapatkan hasil akurat, dengan menggunakan berbagai macam metode

penelitian. Menurut jenisnya, penelitian yang bertujuan meningkatkan prestasi belajar

membaca dan menulis melalui penggunaan alat peraga.

27

Pelaksanaan penelitian tindakan dilaksanakan dengan alur tahapan

( perencanaan, tindakan penelitian, pengumpulan data dan analisa data ). Sebagaimana

ilustrasi gambar berikut :

Untuk lebih jelasnya agar waktu pelaksanaan penelitian ini dapat kita ketahui

bersama, maka peneliti uraikan tentang waktu dan tanggal penelitian sebagai berikut :

3.1.1 Peneliti bersama-sama mengajar dengan guru kelas I SDN Jangur

mengidentifikasi permasalahan belajar membaca menulis permulaan yang dialami

siswa.

3.1.2 Peneliti bersama guru kelas I merumuskan permasalahan secara operasional.

3.1.3 Peneliti bersama guru kelas I merumuskan hipotesis tindakan yang akan

dilaksanakan dalam mengatasi masalah.

3.1.4 Melakukan observasi dan pengumpulan data

3.1.5 Melakukan analisa data yang berhasil dikumpulkan

3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan dapat dikemukakan

sebagai berikut :

28

3.2.1 Peneliti memberi motivasi dan bimbingan kepada guru untuk menggunakan alat

peraga dalam pembelajaran.

3.2.2 Penelitian bersama guru menyusun dan melaksanakan rencana pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga dengan bimbingan peneliti.

3.2.3 Peneliti dan guru bersama-sama melakukan pengamatan dengan menggunakan

catatan-catatan serta data dan dokumen tentang hasil belajar siswa. Siklus ini

perlu diulang bila dianggap kurang berhasil.

3.3 Refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat kembali kegiatan yang sudah kita lakukan.

Peneliti dan guru mendiskusikan hasil kegiatan yang telah dilakukan, kegiatan itu

meliputi analisis, sintesis dan penjelasan dan menyimpulkan data dan informasi yang

sudah berhasil dikumpulkan.

Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas dalam pembelajaran

membaca dan menulis dengan menggunakan alat peraga dan daftar permasalahan yang

muncul ketika kegiatan berlangsung, yang selanjutnya dapat di pergunakan sebagai

dasar untuk perencanaan ulang.

3.4 Subyek Penelitian

Dalam menentukan subyek penelitian menurut Yoto, ( 2005 : 99 ) “Subyek

dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan perkembangan-perkembangan tertentu.

Pertimbangan yang dimaksud adalah factor sosial ekonomi”. Dengan dasar

pertimbangan dari pada factor tersebut, maka dalam penelitian tindakan ini ditentukan

subyek penelitian dipilih siswa kelas I SDN Jangur Kecamatan Sumberasih Kabupaten

Probolinggo. Untuk pembelajaran membaca dan menulis permulaan.

29

3.5 Instrumen Penelitian

Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan,

misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan tehnik serta.

alat-alat tertentu (Winarno Surakhmad) dalam penelitian ini faktor keselarasan antara

tujuan penelitian dengan alat yang tidak lepas dari metode. Menentukan alat (instrumen

penelitian) yang digunakan amatlah penting, agar tujuan yang hendak dicapai dapat

berhasil dengan baik.

Tentang instrumen yang digunakan untuk memperoleh data, peneliti sesuaikan

dengan metode pengumpulan data, mengingat metode pengumpulan datanya terdiri dari

: metode observasi dan interview, metode dokumentasi maka instrumennya meliputi

pedoman observasi dan interview, pedoman dokumentasi.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Agar data yang diperlukan lengkap dan relevan dengan permasalahan,

sehingga dalam menarik kesimpulan dapat diperoleh keterangan yang dapat dipercaya,

maka teknik yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data-data penelitian antara

lain :

3.5. 1.1 Observasi

Observasi adalah metode untuk menyelidiki subyek yang diteliti, maka peneliti

dapat mengadakan penelitian secara langsung atau tidak langsung terhadap gejala

subyek yang diteliti. Sri Aji Suriadi Prawiradihardja ( 1973 : 38 ). Mengemukakan

pendapatnya bahwa :

"Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara fistuasis terhadap fakta, data dan gejala yang diteliti, ini observasi

30

dalam arti sempit, sedangkan observasi secara luas (dalam arti luas) adalah pengamatan yang dilakukan dengan semua indra dan pencatatan secara sistematis terhadap semua fakta, data dan gejala baik secara langsung maupun tidak langsung dalam waktu dan tempat tertentu dimana fakta, data dan gejala tersebut ditemukan"

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

observasi itu, alat-alat indera merupakan faktor yang sangat penting fungsinya untuk

mengetahui tentang gejala-gejala yang timbul terhadap subyek yang diteliti. Oleh sebab

itu kemampuan indera merupakan pokok dari pada keberhasilan di dalam penguasaan

lingkungan serta dalam pelaksanaan observasi

Berkaitan dengan hal tersebut peneliti mengadakan observasi langsung pada

kelas I SDN Jangur Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo.

3.5.1.2 Dokumentasi

Di dalam metode ini adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan jalan

melihat dan mencatat kembali data yang ada dan yang akan diperlukan untuk keperluan

tertentu. Menurut pendapat W.J.S Poerwadarminta (1984: 256) mengemukakan bahwa :

“ Yang dimaksud dengan dokumentasi adalah asal kata dari dokumen artinya sesuatu yang tertulis atau tercetak, yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan seperti, surat lahir, surat nikah, surat perjanjian dan sebagainya. Misalnya dokumen-dokumen yang bertalian dengan korupsi itu dipelajari oleh Jaksa Agung atau naskah yang dikirim dengan pos ”

Berdasarkan pendapat di atas bahwa yang dimaksud dengan dokumentasi ialah

barang bukti yang berbentuk tulisan maupun cetakan dan mempunyai hubungan dengan

permasalahan yang diselidiki. Karena itu dokumentasi merupakan suatu metode untuk

memindahkan dan mencatat kembali data yang sudah ada sebelumnya.

Kaitannya dengan teori tersebut di atas peneliti mempelajari dokumen-

dokumen tertulis yang sesuai dengan obyek penelitian yaitu dokumen prestasi belajar

membaca dan menulis permulaan siswa kelas I SDN Jangur dari nilai formatip.

31

3.6 Teknik Analisa Data

Agar data yang diperlukan lengkap dan relevan dengan permasalahan,

sehingga dalam menarik kesimpulan dapat diperoleh keterangan yang dapat dipercaya,

maka teknik yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut

3.6.1 Analisa Data

Dilakukan dengan cara kuantitatif untuk data yang berwujud angka-angka hasil

perhitungan dan kualitatif untuk data yang digambarkan dengan kata-kata.

3.6.2 Langkah-langkah Analisa Data

1.6.2.1 Persiapan

Kegiatan dalam rangka persiapan ini antara lain adalah mengecek kelengkapan

data dan mengecek macam isian data.

1.6.2.2 Tabulasi

Kegiatan dalam tabulasi ini antara lain adalah memberi skor terhadap

item-item yang ada.

1.6.2.3 Penerapan Data

Penerapan data yang dimaksud adalah pengolahan data dengan menggunakan

aturan-aturan yang ada.

3.6.3 Penafsiran Hasil Analisa Data

Penafsiran hasil analisa data menggunakan analisa angka rata-rata. Angka

rata-rata sangat berguna untuk mengetahui tafsiran kasar guna melihat gambaran dalam

garis besar dari suatu karakteristik.

3.7 Penyiapan Partisipan

Kegiatan dalam penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif, partisipatoris dan

kooperatif, sehingga dipandang perlu untuk mempersiapkan partisipan. Kegiatan

32

diawali dengan diskusi tentang penyusunan dan perencanaan pembelajaran membaca

dan. menulis dengan menggunakan alat peraga. Dilanjutkan dengan latihan penerapan

kegiatan belajar mengajar secara mikro.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Diskripsi Daerah Penelitian

Sebagaimana yang telah peneliti kemukakan bahwa dalam penelitian tindakan

kelas ini yang ditetapkan sebagai obyek penelitian adalah siswa kelas I SDN Jangur

Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo, dengan demikian untuk mengetahui

33

secara umum tentang keadaan SD tersebut peneliti kemukakan secara garis besar

sebagai berikut

4.1.1. Letak Daerah Penelitian

SDN Jangur merupakan salah satu dari 26 Sekolah Dasar yang ada di

Kecamatan Sumberasih

4.2 Penyajian Data Penelitian

Dalam penelitian ini data awal yang diperoleh yaitu data dari hasil observasi

dan wawancara bersama guru kelas I dan Kepala Sekolah serta data nilai harian siswa

kelas I, dan hasil kegiatan pembelajaran membaca dan menulis permulaan yang

dilaksanakan selama kurun waktu 3 bulan dari mulai awal tahun pelajaran pada

semester I. Dan data yang diperoleh tersebut hasilnya ternyata dianggap kurang

memuaskan.

Oleh karena itu peneliti perlu untuk menggunakan rancangan penelitian

tindakan kelas dengan peningkatan unsur perencanaan pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga, untuk memperoleh gambaran keefektifan pembelajaran yang

dilakukan selama proses pembelajaran dilakukan observasi dan penilaian hasil

pembelajaran sebagai bahan refieksi. Jika dalam siklus pertama diperoleh hasil yang

menunjukkan prestasi membaca dan menulis masih rendah, maka dilakukan

perencanaan pembelajaran yang baru sesuai dengan sumber pemasalahannya.

Rencana Pembelajaran

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : “ Budi Pekerti “

Pembelajaran : Membaca nyaring kata, kalimat sederhana dengan lafal dan

intonasi yang wajar.

34

Kelas/semester : Kelas I/Semester I

Waktu : 2 x pertemuan ( 4 jam pelajaran @ 35 menit )

Pelaksanaan :

Tujuan Pembelajaran :

Pertemuan I

Siswa dapat membaca kata atau kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang

wajar.

Pertemuan II

Siswa dapat menulis kata atau kalimat sederhana dengan tulisan tegak bersambung.

Materi Pelajaran

Memperkenalkan kata baru "bani" dan kalimat "Ibu bani"

Hasil peningkatan nilai membaca dari siklus I dan II

Siklus I Siklus IINilai1098

7,576

5,5540

Jumlah siswa2432153563

Nilai1098

7,576

5,5540

Jumlah siswa2432153563

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelas I sekolah dasar

dengan melalui media kartu suku kata dapat berhasil. Anak merasa senang tidak

35

dihadapkan pada satu buku pelajaran yang terdiri dari banyak tulisan sehingga

menimbulkan kejenuhan. Anak hanya dihadapkan pada beberapa kartu yang pada

kelanjutannya bisa dikembangkan sesuai dengan kebahasaan dan pengetahuan

bahasanya. Terkesan pada anak seperti bermain dengan guru, tebak-tebakan tidak terasa

kalau belajar tetapi hasilnya melekat diotak. Pengembangannya lebih mudah karena

bisa memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar mengingat kelas I itu

pembelajaran bahasa Indonesia harus bermakna dam konstekstual. Waktu bisa efisien

karena guru tidak harus menulis di papan tulis apa yang akan diajarkan pada anak

sehingga bisa efektif Bimbingan secara individual banyak peluang karena langsung

sudah ada media.

5.1.2. Dengan. melalui media kartu suku kata ini pembelajaran bisa berada di dalam

kelas, bisa di luar kelas sesuai dengan kreatifitas guru dengan melihat situasi anak.

Kalau dilihat anak mengantuk di dalam kelas maka pembelajaran bisa di luar kelas

dengan posisi melingkar atau membentuk huruf U atau berkelompok.

5.1.3. Kartu suku kata dapat dimanfaatkan untuk macam-macam kegiatan yang bisa

menyenangkan pada anak sekaligus sangat bermakna kepada anak.

5.1.4. Kartu suku kata ini tidak sekali pakai, artinya sekali dipakai lalu rusak. Ini bisa

dipakai seterusnya. Hanya saja kalau anak sudah menguasai suku kata pada yang sudah

disediakan, guru harus membuat kartu suku kata yang lain. Jadi terus dikembangkan.

Sementara yang sudah dikuasai oleh anak bisa disimpan dalam almari Guru cukup

membuat satu kali saja.

5.1.5. Terdapat peningkatan yang sangat signifikan terhadap kemampuan memahami,

membaca permulaan di kelas awal.

36

5.1.6. Media kartu suku kata ini dapat dimanfaatkan juga kepada anak di kelas yang

lebih tinggi tetapi masih belum bisa membaca, pada jam kegiatan remedial.

5.2 Saran-Saran

Mengingat keberhasilan membaca permulaan di kelas I melalui media kartu suku kata

ini menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan maka harapan peneliti :

Hendaknya para guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan

media-media yang menarik apakah dengan kartu suku kata, kartu kata, kartu kalimat

atau dalam mata pelajaran matematika dengan kartu bilangan.

Pemanfaatan lingkungan sangat bermakna kepada anak karena disamping pembelajaran

itu konstekstual juga pada pengembangan kebahasaan dan pengetahuan bahasa

berkaitan dengan pengembangan suku kata, kata dan kalimat, menambah

perbendaharaan kosakata.

37

DAFTAR RUJUKANAmir Hamzah Sulaiman, 1981, Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan

dan Penyuluhan, Jakarta:GramediaAnas Sudijono, 1992, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Raja PersSikhabuden, 1984, Pengantar Media Pendidikan Malang:"Arief Sadiman, 1986, Media Pendidikan Jakarta Pustekom, Yogyakarta: Andi OfsetHasibuan ………….Proses Belajar Mengajar II, Malang:IKIPHenry Guntur Tarigan, 1986, Bela/ar Membaca dan Menulis Permulaan untuk

SD Kelas I, Bandung: Sarana Panca KaryaKarel Karsidi, 1985, Strategi Instruksional Pendidikan, Bandung:TarsitoKoentjoroningrat, 1986, Melode - Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta:GramediaMalik Tahir, 1996, Pandai Membaca dan Menulis I, Pentunjuk Guru SD Kelas I,

Jakarta: Balai PustakaWhibin Syah, 1995, Psikologi Pendidikan Suatu Pendidikan Baru, Bandung:Remaja

Rosda KaryaOemar Hw-nalik, 1980, Media Pendidikan, Bandung:AlumnioPoerwodarminto, 1985, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai PustakaDepdik.bud, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai PustakaRahman Notowijoyo, 1985, Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan untuk SPG,

Jakarta:Bunda Karya,Sjikabuden, 1984, Pengantar Media Pendidikan, Malang: FIP IIKIP MalangSmadi Suryabrata, 1983, Psikologi Pendidikan. -Sutrisno Hadi, 1983, Metodelogi Research Jilid II, Yogyakarta: Andi Ofset...........,1 1989, Metodelogi, Research Jilid III, Yogyakarta, Andi:Ofset

Sri Affi Sinja Prawirodihada,1973. Metodelogi Penelitian Alid I, Jember:Eka Banadru Naya

...............,1 1983, Metodelogi Penelitian Jilid H, Jember:Eka Banadru NayaWinamo Surachmad, 1985, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung:TarsitoWinamo Surachmad, 1990, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung:Tarsito

38

ABSTRAK

…………., S.Pd. 2006. PTK. Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Melalui Alat Peraga pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Jangur Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

Kata-kata Kunci : Prestasi, Membaca, Alat peraga

Peningkatan mutu pendidikan dasar, khususnya di Sekolah Dasar telah menjadi kebijakan pemerintah, yang harus dilaksanakan dan diwujudkan dengan sebaik-baiknya. Usaha ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Salah satu penekanan pokok dalam tujuan pendidikan dasar adalah agar tamatan sekolah dasar menguasai "Calistung", hal ini dimaksudkan agar penekanan pembelajaran membaca, menulis dan berhitung menjadi kunci utama dalam proses pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka peningkatan mutu pendidikan harus diupayakan secara terus menerus terencana dan bertahap. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan ke arah tersebut adalah ketrampilan membaca pada siswa. Banyak teknik yang ditempuh oleh guru dalam usaha meningkatkan prestasi membaca pada siswanya, salah satu teknik yang ditempuh adalah agar pembelajaran membaca pada kelas awal hendaknya selalu dicarikan metode dan teknik yang tepat.

Pembahasan uraian penelitian ini adalah bagaimana cara guru meningkatkan prestasi membaca pada siswanya di kelas awal dengan demikian rumusuan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah dengan alat peraga dapat meningkatan prestasi membaca pada siswa? sedang tujuan penelitian adalah meningkatan prestasi dan membaca pada siswa melalui alat peraga, sehingga jika prestasi membaca pada siswa dapat ditingkatkan melalui alat peraga, maka apabila digalakkannya membaca melalui alat peraga, maka prestasi membaca pada siswa dapat ditingkatkan.

Kegiatan membaca pada siswa sangat penting, hal ini disebabkan bahwa aspek pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh yang meliputi mendengarkan, berbicara, bercerita, membaca, bercerita, dan, menulis, sehingga apabila salah satu aspek tidak diajarkan maka pembelajaran bahasa Indonesia kurang lengkap. Dan salah satu teknik yang tepat untuk meningkatkan prestasi membaca pada siswa kelas awal adalah melalui alat peraga yang sesuai dan tepat pada pokok bahasan.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan dengan menentukan langkah-langkah : perencanaan, prosedur pelaksanaan tindakan, refleksi, subyek penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, teknis analisa data, penyiapan partisipan, penelitian tindakan menggunakan alur spiral dengan dua siklus.

Hasil penelitian dari siklus I dan siklus II dari data yang dikumpulkan menunjukkan adanya peningkatan prestasi yang signifikan, sehingga. dapat disimpulkan bahwa melalui alat peraga prestasi membaca pada siswa dapat ditingkatkan.

39

KATAPENGANTAR

Dengan menghaturkan rasa syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa,

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dirampungkan. Laporan Penelitian

Tindakan Kelas disusun untuk diajukan kepada tim penilai pengembangan profesi

pengembangan guru, sekaligus sebagai persyaratan Pengajuan Angka Kredit untuk

kenaikan pangkat dari Guru Muda ke Guru Utama Madya ( SK. Menpan No. : 84 /

1993 dan SK Mendiknas No. 013 / 2001.

Dengan terselesaikannya laporan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih

yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan

dorongan atas terselesaikannya laporan penelitian tindakan. Secara, khusus penulis

sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan Sumberasih yang telah

memberikan waktu dan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian tindakan

kelas.

2. Bapak Margono dan Drs. M. Sali Islam selaku pangawas yang telah bersedia

membantu penulis dalam penyelesaian laporan penelitian ini.

3. Guru-guru di SD Negeri Jangur Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo,

yang telah bersedia membantu pelaksanaan penelitian tindakan.

4. Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah banyak

membantu baik moril maupun materiil dalam penyelesaian karya tulis ini.

Selanjutnya penulls berharap mudah-mudahan mereka yang telah memberikan

bantuan akan segera mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

40

Penulis menyadari, bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca, demi

kesempurnaan karya tulis selanjutnya

Akhirnya tidak ada yang penulis harapkan kecuali ridlo Allah SWT, dan

semoga, karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi para pembaca

pada umumnya.

Probolinggo, Oktober 2002

Penulis

41

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................

ABSTRAK...........................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

DAFTAR TABEL................................................................................................

DAFTAR GAMBAR............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................

1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................

1.4 Hipotesis Penelitian......................................................................

1.5 Manfaat Penelitian........................................................................

1.6 Ruang Lingkup Penelitian............................................................

1.7 Definisi Operasional.....................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan..........................

2.2 Konsepsi Alat Peraga....................................................................

2.3 Konsepsi Prestasi Belajar..............................................................

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Perencanaan..................................................................................

3.2 Tahap Pelaksanaan dan Tindakan.................................................

42

3.3 Refleksi........................................................................................

3.4 Subyek Penelitian.........................................................................

3.5 Instrumen Penelitian....................................................................

3.6 Teknik Analisa Data.....................................................................

3.7 Penyiapan Partisipan....................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Setting Penelitian........................................................

4.2 Penyiapan Data.............................................................................

4.3 Penjelasan Per Siklus....................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan..................................................................................

5.2 Saran – saran................................................................................

DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................

LAMPIRAN – LAMPIRAN

43

DAFTAR TABEL

Tabel ...........................................................................................................

4.1 Keadaan Guru dan Penjaga.............................................................................

4.2 Keadaan Siswa................................................................................................

4.3 Jenis Inventaris...............................................................................................

4.4 Hasil Nilai Harian...........................................................................................

4.5 Distribusi Nilai Harian....................................................................................

4.6 Hasil Peningkatan Nilai Membaca..................................................................

44

DAFTAR GAMBAR

3.1 Siklus Penelitian Tindakan..............................................................................

4.1 Grafik Peningkatan Membaca.........................................................................

45