alat pengontrol suhu

Upload: yudi-feri

Post on 18-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mikrokontroller

TRANSCRIPT

  • Alat Pengontrol Suhu Pada Alat Pemanas Berbasis Mikrokontroller

    At89S51

    Naskah Publikasi

    diajukan oleh

    Dwi Broto Bagus Setiawan

    06.11.1300

    Kepada

    SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMASI DAN KOMPUTER

    AMIKOM YOGYAKARTA

    2009

  • ABSTRACT

    This thesis aims to create a series of microcontroller applications to control

    THE TEMPERATURE CONTROLLER ON THE HEATER BASED ON MICROCONTROLLER AT89S51

    temperature control system on the heater.

    Control system is needed because the temperature to regulate heat in order to

    stay awake milk protein content is contained in it. Warming temperatures in the state of

    the milk temperature is 80 C, with initial selection at 72 C, because the fresh milk to be

  • ready to drink to warm up with just 72 C temp erature only. That in heated milk is fresh

    milk.

    Microcontroller functions to process and control the heater based on the condition

    that the value provided by the Personal Computer. It also serves to receive the heater

    control commands manually and send the temperature data to the Personal Computer

    serial. Software in use is Bascom AVR and Borland Delphi7.

    The way this is working heater heater can be adjusted in accordance with the

    user desires.Heater on stand-by position when the temperature has reached the

    maximum heater or heater position and the heater off to on when the heater temperature

    decreases. State of such heater is due to relay connected to the LM35 sensor and

    microcontroller.

    Keywords: Heater, Mirokontroller, Bascom AVR, Borland Delphi7, LM35, Relay

    1. Pendahuluan

    Penggunaan sumber energi yang semakin meningkat menyebabkan

    ketersediaan dari sumber energi yang ada semakin menurun. Salah satunya adalah

    penggunaan dari sumber energi listrik. Pemakaian energi listrik di rumah tangga

    sebagian besar adalah untuk penerangan, sisanya digunakan untuk keperluan

    lainnya seperti penggunaan lemari es/kulkas, setrika listrik, mesin cuci, TV,

    radio/tape recorder, kipas angin, AC, penanak nasi (rice cooker), pompa air, dan

  • penghisap debu (vacuum cleaner). Energi listrik juga dapat kita gunakan untuk water

    heater(pemanas air).

    Pemanas air (water heater) adalah salah satu contoh produk yang sekarang

    ini banyak di minati oleh masyarakat. Water heater sudah menjadi barang yang

    banyak ditemui sebagai pelengkap peralatan rumah tangga, perhotelan dan

    restoran. Penggunaan water heater energi listrik juga telah berkembang di negara-

    negara maju maupun negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia.

    Sumber energi ada 3 jenis yaitu listrik, gas dan matahari. Namun, dari ketiga jenis

    sumber energi tersebut yang lebih banyak digunakan adalah energi listrik karena

    lebih praktis dalam penggunaan dan pemasangannya daripada jenis sumber energi

    yang lain.

    Banyak jenis pemanas air (water heater) yang dianggap berlebihan bahkan

    cenderung boros dalam mengkonsumsi listrik tetapi hasil yang didapat tidak seperti

    yang diharapkan, yang diperlukan adalah water heater yang memiliki kinerja yang

    baik sehingga konsumsi listrik dan hasil yang didapat dapat sesuai dengan yang kita

    harapkan. Tidak hanya dengan masalah pemborosan listrik, namun pemanas air

    (water heater) yang ada di pasaran belum mampu menjawab berbagai masalah

    yang sekaranga ini dihadapi, seperti belum bisa menyeting panas yang sesuai

    dengan keinginan user, belum mampu terintegrasi dengan PC atau komputer.

    2. Landasan teori

    Pembuatan alat pengontrol suhu pada alat pemanas berbasis

    mikrokontroller At89S51 juga tidak jauh berbeda dengan komputer. Dalam

    pengontrol suhu ini ada dua elemen yang sangat berpengaruh dalam sistem kerja

    nya, yaitu hardware dan software. Hardware digunakan untuk action atau tindakan

    yang dapat dilihat mata, sedangkan untuk software digunakan untuk memberi

    masukkan atau kecerdasan agar pengontrol suhu tersebut dapat melakukan hal

    hal yang ingin dicapai oleh pemakai.

    2.1 Bagian Elektronis

    Bagian elektronis tersebut terdiri dari komponen komponen elektronika

    yang terangkai sedemikian rupa sehingga bisa mendukung kinerja alat pengontrol.

    Bagian elektronis pengontrol suhu pada alat pemanas berbasis mikrokontroller

    At89S51 ini terdiri dari : Sensor LM 35, IC Analog to Digital Converter 0804 (ADC

    0804), IC LM 7805, Relay, Mikrokontroller At89S51.

    1. Sensor LM35

  • LM 35 merupakan sensor temperatur yang menggunakan chip Silikon sebagai

    elemen pendeteksi. LM35 mempunyai variabel output tegangan. Meskipun rentang

    kerja terbatas dalam rentang suhu -55 oC sampai 1500C tetapi keunggulannya yaitu

    menghasilkan output yang linier. Kelebihannya antara lain: perbandingan antara

    suhu dengan tegangan output yang linier, range output tinggi, harga murah.

    Kelemahannya antara lain: maksimum temperature sensing 1000

    2. IC Analog to Digital Converter 0804 (ADC 0804)

    C, memerlukan

    supply daya, reaksi yang lambat terhadap perubahan suhu, dan pemanasan sendiri.

    Rangkain atau chip ADC (Analog to Digital Converter 0804) berfungsi untuk

    mengubah sinyal analog menjdai sinyal digital. Umumnya chip ADC 8 bit digunakan

    untuk mengubah rentang sinyal analog 0-5 V menjadi level digital 0-225 untuk ADC

    8 bit. ADC 0804 termasuk dalam keluarga ADC0804 yang IC CMOS 8-bit dengan

    prinsip konversi successive-approximation. Pengubah Analog ke Digital (A/D)

    berfungsi untuk mengkonversikan besaran analog menjadi besaran digital.

    Tegangan analog yang tak diketahui dimasukkan ke dalam pengubah A/D, dan akan

    muncul keluaran biner yang bersangkutan. Keluaran biner tersebut akan berbanding

    lurus dengan masukan analog. Sebagai tambahan tegangan referensi input dapat

    di-adjust agar dapat menerjemahkan analog yang kecil sehingga dapat dikontrol

    dalam 8-bit resolution.

    3. IC LM 7805

    LM7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan 5 volt, 7812 regulator

    tegangan 12 volt dan seterusnya, sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan

    7912 yang berturut-turut adalah regulator dengan tegangan negatif 5 volt dan 12

    volt. IC LM7805 (Integrated Circuit LM7805 ) merupakan regulator untuk mendapat

    tegangan 5 Volt. Komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus

    (current limilter) dan juga pembatas suhu (thermal shutdown). Komponen ini

    memiliki 3 pin (kaki). Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang

    tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang

    dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable positif dan LM337

    untuk regulator variabel negatif. Beda Resistor R1 dan R2 ada di luar IC, sehingga

    tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal tersebut.

    4. Relay

    Relay merupakan suatu Komponen (rangkain) elektronika yang bersifat

    elektronis dan sederhana serta tersusun oleh saklar, lilitan, dan poros besi. Cara

    kerja Komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil, lalu

  • membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi saklar yang ada

    di dalam relay tersebut, sehingga menghasilkan aruslistrik yang besar.

    5. Mikrokontroller At89S51

    Mikrokontroler AVR (Alf and Vegards Risc prosesor) memiliki arsitektur RISC 8

    bit, di mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian

    besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi

    MCS 51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua

    jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi

    RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS 51 berteknologi

    CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat

    dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga Attiny, keluarga AT90Sxx, keluarga

    ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing masing kelas

    adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu

    AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah

    ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu

    AT Tiny, AVR klasik, AT Mega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang

    tersedia serta fasilitas lain seperti ADC, EEPROM dan lain sebagainya.

    2.2. Software

    Secara umum, sebuah robot digerakan dengan menggunakansebuah

    program yang dimasukkan ke dalam mikrokontroller. Program yang dijalankan oleh

    mikro controller tersusun dari bahasa pemrograman tingkat rendah (low level

    language) atau disebut juga bahasa mesin.agar pembuatan program lebih mudah

    dipahami manusia, maka diperlukan bahasa pemrograman tingkat itnggi (high level

    language), salah satunya adalah bahasa pemrograman Basic. Bahasa tingkat tinggi

    tersebut kemudian decompile dengan menggunakan software pendukung sehingga

    mempunyai output yang dikenal oleh mesin.

    2.2.1. Bahasa Pemrograman Basic

    Basic merupakan bahasa tingkat menengah, artinya adalah kemampuan

    mengakses fungsi fungsi dan perintah perintah dasar bahasa mesin. Dalam

    presepektifnya mudah dipahami manusia, Basic juga bias digolongkan menjadi

    bahasa tingkat tinggi, namun Basic juga menyediakan kemampuan untuk melakukan

    operasi bit, operasi byte, pengaksesan memori yang bdilakukan oleh bahasa tingkat

    rendah. Bila melihat sejarahnya, BASIC adalah bahasa interpreter. Artinya, akan

  • diterjemahkan ke dalam machine code saat program di-eksekusi. Positif-nya, kita

    bisa memberikan perintah pada command line

    2.2.2. Borland Dhelphi7

    , dan langsung melihat hasilnya.

    Negatif-nya, lambat. Namun, sekali lagi, soal cepat atau lambat, tergantung pada

    kebutuhan. Bila jeda yang terjadi masih dalam batas-batas yang dapat diterima,

    berarti kelambatan yang terjadi dapat diabaikan.

    Delphi adalah salah satu bahasa pemrograman berbasis visual yang

    digunakan untuk membuat program aplikasi pada komputer (seperti Visual basic).

    Bahasa pemrograman yang digunakan oleh Delphi sebenarnya merupakan turunan

    dari bahasa pemrograman pascal, yang dahulu pada Delphi dikenal sebagai objek

    pascal. Delphi relatif lebih mudah dipahami dibandingkan dengan bahasa

    pemrograman lainnya, disamping itu banyak referensi terutama dalam bentuk buku

    yang membahas tentang bahasa pemrograman ini. Delphi telah terbukti mampu

    menghasilkan software-software yang berkualitas, baik yang berskala besar maupun

    kecil, teknologi yang digunakan pada Delphi pun cukup uptodate.

    3. Perancangan Sistem

    Aplikasi berikut ini membahas penggunaan At89S51 sebagai pengendali,

    dimana aplikasi ini menggunakan sensor suhu LM35 sebagai pendeteksi suhu zat

    yang dipanaskan (susu). Keluaran sensor LM35 berupa data analog. Data yang

    dihasilkan oleh sensor LM35 diubah kedalam data digital, sehingga membutuhkan

    ADC 0804 agar dapat diolah oleh mikrokontroller. Data yang masuk ke

    mikrokontroller diolah, dan hasilnya ditampilkan ke PC

    3.1. Rancangan Sistem

    Sistem pengontrol suhu heater dirancang sesuai dengan keinginin pengguna. Sistem yang dirancang terlihat pada gambar

  • Gambar. Block Sistem Pengontrol Suhu Heater

    Sensor digunakan untuk mengamati suhu panas yang terjadi didalam heater.

    Hasil dari sensor tersebut dibaca oleh ADC 0804 yang disampaikan kedalam

    mikrokontroller. Driver Heater ini berfungsi sebagai pengontrol arus listrik, dimana di

    dalam nya terdapat relay. Mikrokontroller disini bertugas sebagai pengendali kondisi

    heater berdasarkan nilai yang di berikan oleh Personal Computer. Selain itu juga

    berfungsi untuk menerima perintah pengendalian heater secara manual dan

    mengirimkan data suhu menuju PC secara serial.

    Implementasi Sistem alat pengontrol suhu yang dirancang adalah sebagai

    berikut:

    3.2. Perancangan hardware

    Cara kerja hardware alat pengontrol suhu ini adalah apabila heater

    mendapatkan arus 220V maka secara otomatis heater akan hidup. Sehingga arus

    tadi akan dikonfersi menjadi arus DC sebesar 5V oleh Ic LM 7805. Driver heater

    berfungsi sebagai penghubung antara heater dengan mikrokontroller At89S51,

  • sehingga sensor LM 35 dapat membaca suhu panas yang dihasilkan oleh heater.

    Data suhu yang di baca oleh sensor nasih berupa data analog, sehingga harus

    dikonfersi menjadi data digital oleh ADC 0804 agar dapat dicacah oleh

    mikrokontroller. Hasil pencacahan tersebut akan dikirim ke PC melalui serial port

    RS2322.

    3.3. Perancangan Software

    flowchart system pada alat pengontrol suhu ini dapat dibagi menjadi dua

    flowchart, yaitu:

    Mengatur alamat port dengan mengubah parameter setting sesuai dengan

    kebutuhan. Untuk default serial RS232 menggunakan port standar PC pada com1.

    Untuk pemilihan baudrate harus disesuaikan dengan peralatan yang terhubung,

    karena tanpa sinkronisasi baudrate, komunikasi tidak akan berjalan dengan

    semestinya. Kecuali bila pada peralatan yang dihubungkan support dengan

    automatic baudrate detection. Default nilai baudrate disini pada 9600bps.

    Sedangkan untuk data bits, stop bits, parity dan flow control silakan sesuaikan

    dengan kebutuhan hardware atau peralatan yang akan dihubungkan. Setelah setting

    pada parameter serial port, maka aplikasi siap untuk di gunakan.

    1. Flowchart program pengontrol suhu dengan Delphi7

    2. Flowchart Mikrokontroller

    4. Hasil dan Pembahasan

    Bagian elekntronis sesungguhnya merupakan bagian yang paling rentan

    terhadap kerusakan dan kesalahan pembuatan. Oleh karena itu agar sistem

    pengendalian tidak mudah rusak, maka dilakukan pembagian elektronis ditambah

    sumber daya listrik.

    4.1. Bagian Elektronis

    Secara umum Secara umum bagian elektronik dibagi menjadi enam komponen

    utama, yaitu :

    Power AC yang langsung terhubung dengan arus ac 220 volt. Driver Heater yang terdiri dari relay sebagai saklar otomatis untuk

    memutus arus pada heater apabila suhu zat yang dipanaskan telah

    mencapai titik yang dipilih oleh user.

  • Driver Heater yang terdiri dari relay sebagai saklar otomatis untuk

    memutus arus pada heater apabila suhu zat yang dipanaskan telah

    mencapai titik yang dipilih oleh user.

    Mikrokontroller At89S51 sebagai pengontrol utama dari rangkaian

    elektronika yang nanti akan ditanamkan software.

    ADC 0804 sebagai konferter sinyal analog menjadi sinyal digital.

    RS232 sebagai jalur komukasi serial antara elektronika dengan

    computer

    4.1.1. Heater Utama

    Heater Utama merupakan bagian utama untuk meletakkan sensor suhu dan

    memanaskan susu. Zat (susu) akan dipanaskan pada heater, heater akan bekerja

    bila saklar push on pada software ditekan atau dengan mode otomatis yaitu dengan

    menginputkan batasan suhu.

    Penyesuaian suhu panas dalam heater untuk proses pemanasan suhu zat

    (susu) memiliki efek yang sangat besar. Karena susu merupakan sumber utama

    kalsium pada anak, selain itu susu merupakan minuman yang hampir sempurna

    karena kandungan gizi nya lengkap yaitu air, lemak, protein, laktosa, mineral,

    sejumlah enzim, vitamin, fosfolipid, laktosa. Banyak ahli gizi yang menyarankan

    untuk mengkonsumsi susu segar (tanpa campuran tambahan), karena rentan

    terhadap bakteri susu segar perlu dipanaskan, namun susu yang dipanaskan

    dengan suhu tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan penurunan kandungan

    gizi terutama vitamin dan protein. Pemanasan yang dilakaukan dapat membunuh

    mikroba pada susutanpa mengurangi kandungan penting pada susu.

    4.2 Software

    Dalam pemrograman alat pengontrol suhu disini mengacu pada kondisi

    sensor yang aktif. Sebelum membuat program, maka kita perlu mendefinisikan

    seluruh kemungkinan pembacaan sensor LM35 yang akan diterima ADC 0804.

    4.3. Membuat Program Dalam BascomAVR

    Untuk editor pemrograman dan compiler nya digunakan Bascom-AVR

    4.4. USB Downloader

    Langkah terakhir adalah penanaman program ke dalam mikrokontroler

    At89S51. Sebagai media koneksi antara PC dengan board interfacing pada alat

  • pengontrol suhu digunakan kabel Downloader. Port yang digunakan untuk koneksi

    adalah USB Port.

    4.6. Pengujian

    Tujuan dari pengujian skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja

    system yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebab penyebab

    ketidaksempurnaan alat serta menganalisa untuk perbaikan selanjutnya. Dalam

    pengujian ini yang perlu diperhatikan adalah tentang ketepatan perangkat lunak

    dalam mengakomodasi dan mengkoneksikan semua peripheral apakah sesuai

    pengujian yang dilakukan atau belum.

    1. Pengujian alat

    2. Pengujian mikrokontroller

    3. Pengujian arus DC

    4. Pengujian Power AC

    5. Pengujian Suhu

    4.6.1. Pengujian Alat

    Pengujian alat ini lebih ditekankan pada pengujian arus listrik yang masuk,

    karena factor utama dalam proses pemanasan heater ini adalah merubah arus listrik

    menjadi panas. Alat ini telah berhasil berfungsi dengan indikasinya adalah LED

    indicator telah menyala.

    4.6.2. Pengujian Mikrokontroller

    Mikrokontroller hanya mampu mendapat tegangan maksimal 5 volt, apabila

    mendapat tegangan lebih dari 5 volt akan terjadi kerusakan pada mikrokontroler sehingga

    alat akan mati dan akan mempunyai efek merusak sensor panas.

    4.6.3 Pengujian Arus DC Alat pemanas heater ini memanfaatkan arus listrik DC 5 Volt untuk memicu

    rangkaian utama elektronika. Sehingga arus listrik harus selalu dijaga

    kestabilannya

    4.6.4 Pengujian Arus AC

    Panas yang dihasilkan oleh heater memanfaatkan arus listrik ac 220 volt

    dar PLN. Agar menghasilkan panas yang tinggi maka arus listrik yang digunakan

    juga harus besar, sehingga heater langsung diberi arus short dari stop kontak PLN

    4.6.5 Pengujian Suhu

  • Pengujian alat pengontrol suhu pada alat pemanas berbasis

    mikrokontroller At89S51 selain menggunakan sensor suhu (LM35) juga dilakukan

    menggunakan termomether suhu. Dalam pengujian ini suhu didalam heater naik 50C

    sampai dengan 100

    Perubahan suhu ini juga dipengaruhi dengan adanya proses perambatan

    kalor pada hukum kekekalan energi. Dimana berdasar hukum kekekalan energi,

    energi dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dan dapat pula berubah

    bentuk, dari bentuk energi satu ke energi lain. Perpindahan kalor adalah suatu

    proses perpindahan energi panas pada suatu zat ke zat lain. Kalor dapat berpindah

    dapat melalui suatu zat perantara maupun tanpa zat perantara, zat perantara yang

    dapat menghantarkan kalor disebut dengan konduktor, sedangkan yang tidak dapat

    menghantarkan panas disebut dengan isolator. Perpindahan kalaor dapat dibagi :

    konduksi (hantaran), konveksi (aliran) dan radiasi (pancaran). Perubahan suhu

    panas yang terjadi pada alat pemanas suhu ini berupa konduksi.

    C, hal ini dikarenakan sensor suhu LM35 memiliki reaksi yang

    lambat terhadap perubahan suhu dan pemanasan sendiri.

    Konduksi merupakan perpindahan kalor yang tejadi dimana energi

    kalornya berpindah sedangkan zat perantaranya tidak bergerak. Sehingga

    perpindahan kalor secara hantaran/ konduksi merupakan satu proses pendalaman

    karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi didalam bahan. Arah aliran energi

    kalor, adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah. Selain terpengaruh

    oleh perambatan suhu panas, perbedaan suhu panas ini juga di pengaruhi oleh

    kekentalan zat yang terdapat di dalam cairan itu sendiri. Kekentalan disebabkan

    adanya kohesi antara partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan

    geser antar molekul-molekul yang bergerak.

    5 Kesimpulan

    Dari beberapa tahap perancangan, pembuatan dan pengujian yang telah

    dilakukan dapat diambil kesimpulan antara lain :

    1. Pada penelitian ini telah berhasil dirancang alat pengontrol suhu pada alat

    pemanas berbasis mikrokontroller At89S51. Alat ini mampu mengontrol suhu

    panas di dalam heater dan mendeteksi suhu yang ada dialam heater.

    2. Suhu didalam heater dapat diatur sesuai keinginan pengguna tanpa harus

    mengurangi kandungan protein didalam nya.

    3. Heater pada posisi stand by ketika suhu heater telah mencapai maksimal atau

    posisi heater off dan heater akan on ketika suhu heater menurun.

    4. Mikrokontroller disini berfungsi untuk mengolah dan mengendalikan kondisi

    heater berdasarkan nilai yang diberikan oleh Personal Computer (PC). Selain itu

  • juga berfungsi untuk menerima perintah pengendalian heater secara manual dan

    mengirimkan data suhu menuju Personal Computer (PC) secara serial.

    5. Kesulitan yang dialami dalam pembuatan :

    a) Penggunan mikrokontroller At89S51 memerlukan tambahan ADC luar,

    penggunan ADC ini dikarenakan pada At89S51 tidak didukung dengan ADC

    b) Menentukan batas atas dan batas bawah suhu.

    c) Perangkat relay yang rentan rusak akibat arus listrik yang tidak stabil.

    6. Faktor yang dapat mengurangi heater saat dinyalakan antara lain :

    a) Perambatan panas yang dihasilkan sangat tergantung pada debit zat (susu)

    yang berada didalam heater.

    b) Relay didalam kompunen peka terhadap arus listrik yang masuk kedalam

    heater.

    5.1 Saran

    Dalam pembuatan alat pengontrol suhu pada alat pemanas berbasis

    mikrokontroller At89S51 masih adanya kekurangan yang harus diperbaiki,

    diantaranya :

    1. Arus listrik yang masuk harus sesuai kebutuhan mikrokontroller.

    2. Lemah nya driver heater akibat arus listrik yang tidak setabil.

    3. Heater tidak tahan panas karena terbuat dari bahan yang mudah leleh.

    4. Kesetabilan proses naiknya suhu tergantung debit susu yang ada didalam

    heater.

    5. Jangan memasukan susu dalam keadan membeku atau dingin dibawah 00

    C,

    karena akan menyebabkan tidak stabilnya pembacaan suhu susu karena

    perubahan kadar zat.

  • Daftar Pustaka

    Anonim, 1996; Modul Praktikum Elektronika II ,Lab ELINS FMIPA UGM, Yogyakarta.

    Putra, Agfianto Eko ., 2004, Belajar Mikrokontroller AT89S51/52/55 Teori dan Aplikasi,

    Gava Media, Yogyakarta.

    Putra, Agfianto Eko ., 2004, Belajar Mikrokontroller AT89S51/52/55 Teori dan Aplikasi,

    Gava Media, Yogyakarta

    Boylestad, Robert dan Louis Nashelsky. 1992. Electronic Devices And Circuit Theory,

    Fifth Edition. Prentice-Hall International : New Jersey.

    Faissler, W.L. 1991. An Introduction To Modern Electronic. John Wiley & Sons :

    Singapore.

    Halliday, David dan Robert Resnick (diterjemahkan oleh Pantur Silaban dan Erwin

    Sucipto). 1999. Fisika, Edisi ke 3 Jilid 2. Erlangga : Jakarta.

    Putra, A.E. 2002. Penapis Aktif Elektronika, Teori dan Praktek. Gava Media : Yogyakarta.

    Usher M.J. 1989. Sensors And Transdusers. Macmillan Education : London.

    Alami F. Tanpa tahun, Pemrograman Delphi7.

    Iswanto, ST, Belajar Sendiri Mikrokontroler AT90S2313 dengan Basic Compiler,

    Penerbit Andi Yogyakarta, 2009

    http ; //www.shatomedia.com

    Widodo, Rusminto Tjatur, M.Huda,Alridjajis, Piranti Elektronika 2 , UPPM, PENS ITS,

    1999

    http://www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc3487.pdf

    http://www.alldatasheet.com/datasheet-pdf/pdf/8866/NSC/LM35.html

    http://www.alldatasheet.com/datasheet-pdf/pdf/66283/INTERSIL/ADC0804.html

    http://www.alldatasheet.com/datasheet-pdf/pdf/77367/ATMEL/AT89S51.html

    Naskah Publikasi1. Pendahuluan 2. Landasan teori 2.1 Bagian Elektronis 2.1 Bagian Elektronis

    1. Sensor LM35 1. Sensor LM35 1. Sensor LM35 1. Sensor LM35

    2. IC Analog to Digital Converter 0804 (2. IC Analog to Digital Converter 0804 (2. IC Analog to Digital Converter 0804 (2. IC Analog to Digital Converter 0804 (

    3. IC LM 7805 3. IC LM 7805 3. IC LM 7805 3. IC LM 7805

    4. Relay 4. Relay 4. Relay 4. Relay

    5. Mikrokontroller At89S51 5. Mikrokontroller At89S51 5. Mikrokontroller At89S51 5. Mikrokontroller At89S51

    2.2. Software 2.2. Software

    2.2.1. Bahasa Pemrograman Basic 2.2.1. Bahasa Pemrograman Basic 2.2.1. Bahasa Pemrograman Basic

    2.2.2. Borland Dhelphi7 2.2.2. Borland Dhelphi7 2.2.2. Borland Dhelphi7

    3. Perancangan Sistem 1. Flowchart program pengontrol suhu den Power AC yang langsung terhubung denga4.2 Software 4.2 Software

    4.3. Membuat Program Dalam BascomAVR 4.3. Membuat Program Dalam BascomAVR

    4.4. USB Downloader 4.4. USB Downloader

    1. Pengujian alat 4.6.2. Pengujian Mikrokontroller 4.6.2. Pengujian Mikrokontroller 4.6.2. Pengujian Mikrokontroller

    4.6.3 Pengujian Arus DC 4.6.3 Pengujian Arus DC 4.6.3 Pengujian Arus DC

    4.6.4 Pengujian Arus AC 4.6.4 Pengujian Arus AC 4.6.4 Pengujian Arus AC

    4.6.5 Pengujian Suhu 4.6.5 Pengujian Suhu 4.6.5 Pengujian Suhu

    5 Kesimpulan 1. Pada penelitian ini telah berhasil di1. Arus listrik yang masuk harus sesuai