al wasilah ila al haram muharramah

3
Al wasilah ila al haram muharramah Segala perantaraan kepada yang haram hukumya haram.” (Taqiyuddin An Nabhani, 1953, Muqaddimah Ad Dustur, hal. 86) Adapun menikah dini, yaitu menikah dalam usia remaja atau muda, bukan usia tua, hukumnya menurut syara’ adalah sunnah (mandub). (Taqiyuddin an Nabhani, 1990, An Nizham Al Ijtima’i fi Al Islam). Sabda Nabi Muhammad SAW : Wahai para pemuda, barangsiapa yang telah mampu, hendaknya kawin, sebab kawin itu akan lebih menundukkan pandangan dan akan lebih menjaga kemaluan. Kalau belum mampu, hendaknya berpuasa, sebab puasa akan menjadi perisai bagimu.” (HR. Bukhari dan Muslim) (HSA Al Hamdani, 1989, Risalah Nikah, hal. 18) Hadits tersebut mengandung seruan untuk menikah bagi “para pemuda” (asy syabab), bukan orang dewasa (ar rijal) atau orang tua (asy syuyukh). Hanya saja seruan itu tidak disertai indikasi (qarinah) ke arah hukum wajib, maka seruan itu adalah seruan yang tidak bersifat harus (thalab ghairu jazim), alias mandub (sunnah). Pengertian pemuda (syab, jamaknya syabab) menurut Ibrahim Anis et. al (1972) dalam kamus Al Mu’jam Al Wasith hal. 470 adalah orang yang telah mencapai usia baligh tapi belum mencapai usia dewasa (sinn al rujuulah). Sedang yang dimaksud kedewasaan (ar rujulah) adalah “kamal ash shifat al mumayyizah li ar rajul” yaitu sempurnanya sifat-sifat yang khusus/spesifik bagi seorang laki-laki (Ibid, hal. 332).

Upload: hajrah

Post on 01-Feb-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

al wasilah

TRANSCRIPT

Page 1: Al Wasilah Ila Al Haram Muharramah

Al wasilah ila al haram muharramah

“Segala perantaraan kepada yang haram hukumya haram.” (Taqiyuddin An Nabhani, 1953, Muqaddimah Ad Dustur, hal. 86)

Adapun menikah dini, yaitu menikah dalam usia remaja atau muda, bukan usia tua, hukumnya menurut syara’ adalah sunnah (mandub). (Taqiyuddin an Nabhani, 1990, An Nizham Al Ijtima’i fi Al Islam). Sabda Nabi Muhammad SAW :

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang telah mampu, hendaknya kawin, sebab kawin itu akan lebih menundukkan pandangan dan akan lebih menjaga kemaluan. Kalau belum mampu, hendaknya berpuasa, sebab puasa akan menjadi perisai bagimu.” (HR. Bukhari dan Muslim) (HSA Al Hamdani, 1989, Risalah Nikah, hal. 18) Hadits tersebut mengandung seruan untuk menikah bagi “para pemuda” (asy syabab), bukan orang dewasa (ar rijal) atau orang tua (asy syuyukh). Hanya saja seruan itu tidak disertai indikasi (qarinah) ke arah hukum wajib, maka seruan itu adalah seruan yang tidak bersifat harus (thalab ghairu jazim), alias mandub (sunnah).

Pengertian pemuda (syab, jamaknya syabab) menurut Ibrahim Anis et. al (1972) dalam kamus Al Mu’jam Al Wasith hal. 470 adalah orang yang telah mencapai usia baligh tapi belum mencapai usia dewasa (sinn al rujuulah). Sedang yang dimaksud kedewasaan (ar rujulah) adalah  “kamal ash shifat al mumayyizah li ar rajul” yaitu sempurnanya sifat-sifat yang  khusus/spesifik bagi seorang laki-laki (Ibid, hal. 332).

“Dampak Akibat Pernikahan Dini Terhadap dan Pengetahuan Remaja Tentang Resiko Kesehatan Pernikahan Dini”

2. Latar Belakang Dalam UU Perkawinan menyebutkan bahwa batas minimal perkawinan seseorang adalah berusia 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan), namun juga terjadi dikalangan anak dibawah umur, khususnya anak

Page 2: Al Wasilah Ila Al Haram Muharramah

perempuan.Banyak kasus-kasus pernikahan anak perempuan di bawah umur yang terjadi di Indonesia terutama di pedesaan.

3. Baru saja kita mendengar berita diberbagai media tentang kyai kaya yang menikahi anak perempuan yang masih belia berumur 12 tahun. Berita ini menarik perhatian khalayak karena merupakan peristiwa yang tidak lazim. Apapun alasannya, perkawinan tersebut dari tinjauan berbagai aspek sangat merugikan kepentingan anak dan sangat membahayakan kesehatan anak akibat dampak perkawinan dini atau perkawinan di bawah umur.

4. Remaja adalah usia transisi. Seorang individu telah meninggalkan usia anak-anak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Semakin maju masyarakat, semakin panjang usia remaja, karena ia harus mempersepsikan diri untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya” (www.bkkbn.go.id.2005)

5. Pernikahan dini yaitu merupakan institusi agung untuk mengikat dua insan lawan yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga. Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh seseorang ketia orang tersebut masih berada dibangku SMP atau sekitar umur 15- 18 tahun.

6. Menurut Suryono (2005), bahwa faktor yang mendorong seseorang untuk melangsungkan pernikahan dini, diantaranya: 1. Orang tua dari gadis meminta masyarakat kepada keluarga laki – laki apabila mau menikahkan anak gadisnya. 2. Masalah ekonomi keluarga 3. Adanya perkawinan anak – anak tersebut, maka dalam keluarga gadis akan berkurang satu anggota kelurganya menjadi tanggung jawab. 4. Di lingkungan masyarakat

7. Masalah dan Dampak Negatif Pernikahan Dini menurut Rounali dan Vindari (2011) yaitu : 1. Secara fisiologis 2. Secara psikologis 3. Secara sosial ekonomi

8. Berikut beberapa risiko kehamilan dan persalinan yang dapat dialami oleh remaja (usia kurang dari 20 tahun) 1. Kurang darah (anemia) ada masa kehamilan dengan akibat yang buruk bagi janin yang dikandungnya seperti pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur. 2. Kurang gizi pada masa kehamilan yang dapat mengakibatkan perkembangan biologis dan kecerdasan janin terhambat. Bayi lahir dengan badan rendah. 3. Penyulit pada saat melahirkan seperti perdarahan dan persalinan lama. 4. Preeklamsi dan eklampsi yang dapat membawa maut bagi ibu maupun banyinya.

9. 5. Ketidak seimbangan besar bayi dengan lebar panggul. Biasanya ini akan menyebabkan macetnya persalinan. Bila tidak diakhiri dengan operasi Caesar maka keadaan ini akan menyebabkan kematian ibu maupun janinnya. 6. Pasangan yang kurang siap untuk menerima kehamilan cenderung untuk mencoba melakukan pengguguran kandungan (aborsi) yang dapat berakibat kematian bagi wanita. 7. Pada wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun mempunyai risiko kira – kira dua kali lipat untuk mendapatkan kanker servik dibandingkan dengan wanita yang menikah pada umur yang lebih tua.

10. Menurut Penelitian Para Ahli Riset para peneliti di Keck School of Medicine, University of Southern California (USC) mengindikasikan, perempuan yang melahirkan di bawah usia 25 tahun memiliki risiko besar mengidap kanker endometrium. Sebaliknya, perempuan yang melahirkan di atas usia 40 atau lebih mengalami penurunan risiko kanker endometrium sebesar 44 persen.

11. Resiko Remaja yang Hamil Pada Usia Dini Seperti dikutip dari WebMD, ada beberapa risiko yang bisa timbul dari kehamilan di usia dini, yaitu: 1. Kurangnya perawatan selma hamil dan sebelum melahirkan 2. Tekanan darah tinggi 3. Kelahiran premature 4. Berat badan bayi lahir rendah 5. Risiko tertular penyakit menular seksual (PMS) 6. Depresi pasca melahirkan (postpartum depression) 7. Timbul perasaan sendiri dan terasing

12. Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain: • Resiko bagi ibunya : 1. Mengalami perdarahan. 2. Kemungkinan keguguran /

Page 3: Al Wasilah Ila Al Haram Muharramah

abortus. 3. Persalinan yang lama dan sulit. 4. Kematian ibu. • Dari bayinya : 1. Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan. 2. Berat badan lahir rendah (BBLR). 3. Cacat bawaan. 4. Kematian bayi.kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian perinatal