al-qur’an dan hadis dimata “darul hadis” dan pemikirannya

23
Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya Takwallo Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan, Indonesia Email : [email protected] Abstrak Adanya kesenjangan antara dalil dengan kenyataan, dalam dalil dijelaskan bahwa Islam adalah agama yang menjujung tinggi nilai persatuan dan persadaraan, serta melarang untuk saling bermusuh- musuhan. 1 Akan tetapi kenyataannya sekarang ini, antar kelompok agama khususnya agama Islam masih terdapat sekat-sekat penghalang untuk bersatu. Seperti peraktek keagamaan yang diterapkan oleh kelompok Darul Hadis (LDII) seolah-olah sangat mencolok perbedaanya dalam memahami dalil dan menerapkannya. Adapun tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah untuk mengenal dan mengetahui kelompok tersebut dan bagaimana kelompok ini memahami sebuah dalil dan menerapkannya. Hasil dari penelitian ini yaitu: Pertama, Darul hadis (LDII) merupakan sebuah lembaga dakwah yang didirian oleh Nur Hasan Ubaidillah Lubis (1908) pada tahun 1951 M, di Desa Bengi Purwosari Kediri Jawa Timur. Adapun struktur kepemimpinanya: 1.Amir, 2. Wakil Amir, 3. Wakil Amir daerah, 4. Wakil Amir Desa, 5. Wakil Amir kelompok. Kedua, pokok ajaranya 1. Orang Islam diluar golongannya adalah kafir, najis, 2. Wajib taat pada amir, 3. Wajib baiaat (janji setia kepada sang amir, 4. Al- Qur’an dan hadis harus yang manqul dari sang amir, 5. Dosa bias di tebus kepada sang amir, 6. Harta benda diluar kelompok halal diambil. Kata Kunci : : Darul Hadis, al-Qur’an dan Hadis. 1 Surah Ali Imran ayat 103: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan, Indonesia Email : [email protected]

Abstrak

Adanya kesenjangan antara dalil dengan kenyataan, dalam dalil

dijelaskan bahwa Islam adalah agama yang menjujung tinggi nilai

persatuan dan persadaraan, serta melarang untuk saling bermusuh-

musuhan.1 Akan tetapi kenyataannya sekarang ini, antar kelompok agama

khususnya agama Islam masih terdapat sekat-sekat penghalang untuk

bersatu. Seperti peraktek keagamaan yang diterapkan oleh kelompok Darul

Hadis (LDII) seolah-olah sangat mencolok perbedaanya dalam memahami

dalil dan menerapkannya. Adapun tujuan dari penelitian ini tidak lain

adalah untuk mengenal dan mengetahui kelompok tersebut dan

bagaimana kelompok ini memahami sebuah dalil dan menerapkannya.

Hasil dari penelitian ini yaitu: Pertama, Darul hadis (LDII)

merupakan sebuah lembaga dakwah yang didirian oleh Nur Hasan

Ubaidillah Lubis (1908) pada tahun 1951 M, di Desa Bengi Purwosari Kediri

Jawa Timur. Adapun struktur kepemimpinanya: 1.Amir, 2. Wakil Amir, 3.

Wakil Amir daerah, 4. Wakil Amir Desa, 5. Wakil Amir kelompok. Kedua,

pokok ajaranya 1. Orang Islam diluar golongannya adalah kafir, najis, 2.

Wajib taat pada amir, 3. Wajib baiaat (janji setia kepada sang amir, 4. Al-

Qur’an dan hadis harus yang manqul dari sang amir, 5. Dosa bias di tebus

kepada sang amir, 6. Harta benda diluar kelompok halal diambil.

Kata Kunci : : Darul Hadis, al-Qur’an dan Hadis.

1 Surah Ali Imran ayat 103:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”

Page 2: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

94 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

Pendahuluan

Islam yang diyakini sangat menjujung tinggi nilai kasih sayang atau

dengan kata lain Islam adalah agama yang rahmatal lil ‘alamin, yang

pastinya selalu memberi kedamaian, keadilan serta kesejukan bagi seluruh

penganut dan lingkungan berkembangnya, Namun seiring

perkembangannya Islam terkontaminasi dengan dominasi penafsiran yang

beragam sehingga seringkali menimbulkan perbedaan antar umat, serta

membentuk seperti sekat-sekat antara kelompok yang berbedaan tersebut.

Lalu dengan perbedaan tersebut ia mulai memposisikan dirinya.

Pada prkembangan berikutnya mulai membentuk semacam aliran

dan faham menurut fersi ini dan itu, yang dipelopori oleh para tokoh atau

ulama’, sebagai contoh kecil tentang Persepsi Kelompok Islam Jama’ah

terhadap Interaksi Sosial dan Keagamaan, diungkapkan bahwa interaksi

kelompok Islam Jama’ah dengan kelompoknya sendiri sangat akrab, tetapi

dengan orang-orang di luar kelompoknya sangat terbatas, khususnya

dalam kaitan dengan sikap-sikap keagamaan, seperti kelompok aliran di

luar Islam Jama’ah tidak diperbolehkan ikut mengurusi jenazah jika yang

meninggal adalah anggota kelompok Islam Jama’ah. Begitu pula dalam

penyelenggaraan shalat jama’ah, mereka lebih suka menyelenggarakannya

bersama kelompok mereka sendiri daripada berbaur dengan kelompok

aliran keagamaan lainnya.

Dari situ perlu kiranya untuk lebih memahami sedikit banyak

tentang Islam Jama’ah yang mula-mula bernama Darul Hadis kemudian

berubah menjadi LEMKARI (Lembaga Karyawan Islam ) dan akhirnya

berubah lagi menjadi LDII(Lembaga Dakwa Islam Indonesia) sampai

sekarang. Dalam penelitian ini mencoba menjabarkan tentang asal-usul

LDII, pokok-pokok ajarannya, perkembanganya, struktur organesasi setar

doktrin-doktrin dari LDII.

Page 3: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 95

Darul Hadis (LDII) dan Pemikirannya Tetang Hadis

1. Asal-Usul Darul Hadis atau Islam Jamaah atau lebih dikenal LDII

Asal usul mula LDII tidak bisa dipisahkan dengan tokoh ulama

lahirnya aliran ini, yakni Madekal atau Madigol. Nama lengkapnya

Muhammad Madigol, Muhammad Madigol ini merupakan nama asli dari

Imam Haji Nurhasan al-Ubaidah Lubis Amir. Ia lahir pada tahun 1908 di

Desa Bangi, Papar/Purwosari, Kediri Jawa Timur, sebagai anak dari H.

Abdul Aziz. Sekolahnya hanya sampai kelas tiga sekolah dasar, kalau

disamakan dengan tingkat sekarang. Dahulu dikenal Sekolah Rakyat (SR).

Adapun Pesantren pertama yang dikunjungi Madigol adalah pondok

Sawelo, Nganjuk. Ini adalah sebuah pesantren kecil model sufi. Lalu

melanjutkan mondoknya ke Pondok Pesantren Jamsaren, Solo selama

tujuh bulan, karena ia lebih menyukai bid’ah, seperti beberapa ilmu

perdukunan. Lalu ia belajar di Dresmo Surabaya, pondok khusus yang

mendalami pencak silat. Setelah itu ia belajar di Sampang Madura, berguru

kepada Kyai al-Ubaidah dari Batu Ampar. Kegiatannya mengaji dan

melakukan wirid di sebuah kuburan keramat. Nama gurunya itulah

kemudian ia pakai di belakang namanya.2 Kemudian mengenai cikal bakal

dari atas keberadaan lembaga LDII ini sudah ada sejak tahun 19413, lalu

dalam perkembangannya lembaga terseebut resmi didirikan pada tahun

1951, namun seiring perkembangannya lembaga tersebut dianggap

menyimpang oleh masyarakat sehingga pada tahun 1971 tepatnya pada

tanggal 29 oktober, Jaksa Agung mengeluarkan SK RI No. Kep-

2 Ottoman, “Asal-usul dan perkembangan Lembaga Dakwa Islam Indonesia”, artikel dari Fakultas Adab program SKI, (UIN Raden Fatah Palembang, t.th), 19. 3 Abdul Rohman, “Karakter Kelompok Aliran Islam Dalam Merespons Islamic social Networking di Kabupaten Bayumas”, Jurnal Pendidikan Krakter, tahun IV, Nomor 2,( Juni 2014), 205.

Page 4: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

96 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

089/D.A/10/1971 tentang dilarangnya lembaga tersebut.4 Menurut

anggota DPR surat keputusan Jaksa Agung yang melarang ajaran Darul

Hadith tetap berlaku tehadap Islam Jamaah ini.

Setahun berikutnya yakni 1972, lembaga itu menganti namanya

menjadi Lembaga Karyawan Islam(LEMKARI) sebagai kelanjutan dari

faham Darul Hadis atau Islam Jamaah, selanjutnya LEMKARI berganti

nama menjadi Jamaah al-Qur’an dan Hadis dan berubah lagi menjadi

Yayasan Pondok Pesantren Nasional(Yeppenas),5 dan pada tahun 1990.an

berganti nama lagi menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).6

Pokok-Pokok ajaran Darul Hadis atau LDII

Ada beberapa pokok ajaran yang diterapkan dalam faham kelompok LDII

yakni:

1. Orang Islam diluar golongan mereka adalah kafir dan najis, termasuk

orang tua sekalipun.

2. Kalau ada orang diluar kelompok mereka yang melakukan salat dimasjid

mereka, maka bekas tempat salatnya dicuci karena dianggap sudah

terkena najis.

3. Wajib taat kepada amir atau imam.

4. Mati dalam keadaan belum bai'at kepada amir/imam LDII, maka akan

dianggap mati jahiliyah(mati kafir).

5. Al-Qur'an dan Hadith yang boleh diterima adalah yang manqul dari

imam atau amir mereka, sehingga kalau bukan dari amir mereka maka

haram di ikuti.

6. Haram mengaji al-Qur'an dan Hadith kecuali kepada amir mereka.

4 Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah, “Menyibak Hakekat LDII”, Majalah al-Furqan, edisi 10 (Juni, 2007), 29. 5 Sya’roni, “Jamaah Islam Eksklusif: Studi Terhadap Pola Intraksi Sosial Jamaah LDII kota Jambi”, Jurnal Penelitian Sosial keagamaan,Vol. 20 No.20,(Desember, 2005), 95. 6 Ahmad Saifullah, Menyibak Hakekat LDII., 29

Page 5: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 97

7. Dosa bisa ditebus kepada amir atau imam mereka, dan besar tebusannya

tergantung besar kecilnya dosa yang diperbuat, dan yang menentukan

adalah sang amir.

8. Harus rajin membayar infaq, shadaqah, dan zakat kepada amir mereka,

dan haram kepada orang lain.

9. Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil atau

dimiliki walaupun dengan cara bagimana memperolehnya seperti

mencuri, merampok, korupsi, menipu, asal tidak ketahuan atau

tertangkap, malah kalau usaha mereka berhasil, maka dianggap

berpahala besar.

10. Bila mencuri harta orang lain yang bukan golongannya lalu ketahuaan,

maka salahnya bukan mencurinya itu, tetapi kenapa mencuri kok

ketahuaan.

11. Harta uang zakat, infaq, shodaqoh yang sudah diberikan kepada imam

atau amir, jadi haram ditanyakan kembali catatannya atau digunakan

kemana uang zakat tersebut. Sebab kalau bertanya kembali

pemanfaatan zakat-zakat itu kepada amir, maka dianggap sama dengan

menelan kembali ludah yang sudah dikeluarkan.

12. Haram membagikan dagin kurban atau zakat fitrah kepada orang diluar

kelompoknya.

13. Haram salat dibelakang imam yang bukan kelompok mereka, kalaupun

terpaksa sekali, tidak usah berwudhu karena salatnya harus diulangi

kembali.

14. Haram menikah dengan orang diluar kelompoknya.

15. Perempuan LDII atau Islam Jama'ah kalau mau bertamu kerumah orang

yang bukan kelompok mereka, maka memilih waktu pada saat haid,

karena badan dalam keadaan kotor, sehingga ketika dirumah non LDII

yang sudah dianggap najis itu tidak perlu dicuci lagi, sebab kotor

dengan kotor tidak apa-apa.

Page 6: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

98 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

16. Kalau ada orang dikelompok mereka yang bertamu dirumah mereka,

maka bekas tempat duduknya dicuci karena dianggap kena najis.7

Perkembangan Lembanga Darul Hadis atau LDII

Sekitar tahun 1940-an sepulang dari mukimnya selama 10 tahun di

tanah suci, saat itu pula ia mulai menyampaikan ilmu manqul musnad

muttasil, yaitu ilmu al-Qur'an manqul dan ilmu hadis manqul dari madigol,

atau bisa disingkat dengan "Qur'an Hadith Manqul" pada tahapan ini dia

juga mengajarkan ilmu qiroat dan ilmu beladiri(pancak silat) kanuragan.8

Masa membangun asrama pengajian Darul Hadith dan

pesantrennya terdapat di Jombang, Kediri, dan dijalan Petojo Sabangan

Jakarta, sampai dengan masa sang Madigol bertemu dan mendapat konsep

dasar doktrin Imamah dan Jama'ah yaitu: Bai'at, Amir, Jama'ah dan Taat.

pada tahun 1953 di jakarta telah terjadi pembaiatan sang Imam dan

Kholifah yaitu Imam Wali al-Falah yang di baiat langsung oleh sang

Madigol dan para pengikut jama'ah, sejak itu pula Wali al-Falah menjadi

kepala biro politik kementrian dalam negeri RI.9

Masa pendalaman manqul Qur'an Hadith, tentang konsep Bai'at,

Amir, Jama'ah, Taat itu berlangsung sampai tahun 1960, ketika ratusan

jama'ah pengajian Asramah manqul Qur'an Hadith di desa Gadingmagu

menagis meminta sang Madigol mau di bai'at dan ditetapkan menjadi

Imam/Amir Mu'minin. Mereka semua menyatakan sanggup dan taat

dengan dikuatkan masing-masing berjabat tangan dengan Madigol seraya

7 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Faham Sesat di Indonesia (Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2002), 74-76. 8 Hartono Ahmad Jaiz, Bahaya Islam Jamaah Lemkari LDII (Jakarta: Lembaga Penelitiaan dan Pengkajian Islam (LPPI), 2006), 6. 9 Ibid., 7.

Page 7: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 99

mengucapkan syahadat, sholawat dan kata-kata sakti ucapan bai'atnya

"Sami'ma wa atho'na mastatho'na".10

Masa bergabungnya Bangbang irawan, kemudian di ikuti juga Drs.

Nur Hasyim, Raden Eddy Masiadi, Notaris Mojiomo dan Hasyim Rifa'i,

sampai masa pebinaan aktif oleh Jendral Soejono Hoemardani dan Jendral

Ali Moertopo serta para perwira OPSUS nya, yaitu masa pembinaan

dengan naunga surat sakti BAPILU SEKBER GOLKAR: SK No. Kep.

2707/BAPILO/SBK/1971 dan Radiogram PANGKOPKAMTIB No. TR

105/KOPKAM/III/1971 atau masa LEMKARI sampai saat LEMKARI

dibekukan diseluruh Jawa Timur oleh pihak penguasa di Jawa Timur atas

desakan MUI Jatim dibawa pimpinan KH. Miabach. Masa LEMKARI

diganti nama oleh Jendral Rudini (Mendagri) 1990/1991 menjadi LDII

(Lembaga Dakwah Islam Indonesia), dimana pada masa itu lembaga bisa

dikata lagi mabuk kemenangan, karena merasa berhasil mencapai Go-

Internasional, masa sukses besar setelah antek-antek Madigol berhasil

menembus Singapura, Malaysia, Saudi Arabiyah, kemudian menembus

Amerika Serikat dan eropa, bahkan ke Australia dengan siasat taqiyah:

Fathonah, Bithonah, Budiluhur Luhuringbudi, yang lebih-lebih tega hati dan

canggih, kata orang kampung "Orang setengah gila terlanjur masuk pasar,

sukar diperbaiki".11

Struktur Organisasi LDII

Kelompok ini memiliki struktur kepemimpinan yang sangat rapi

bahkan sangat menyerupai sebuah negara, yakni:

1. puncak tertinggi adalah "Amir"(Imam Amirul Mu'minin)

Nurhasan Ubaidah. dan ketika ia wafat pada tanggal 31 maret 1982 sebab

10 Ibid., 11 Ibid., 8.

Page 8: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

100 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

insiden kecelakaan, maka tampuk kepemimpinannya diteruskan oleh sang

putra kandung yakni Abdul Dhohir bin Madigol, lalu ketika ia juga wafat

maka diteruskan oleh adik kandungnya sendiri yakni Abdul Aziz bin

Madigol dengan didampingi oleh adik-adik kandungnya yaitu:

Abdussalam, Muhammad Daud, Sumaida'u serta suaminya(Muhammad

Yusuf) sebagai bendahara, dan sibungsu Abdullah. Sang Amir sangat

dijaga dan dikawal oleh semacam "paspampres" yang dijuluki sebagai

"paku bumi"

2. Wakil empat terdiri dari empat tokoh jama'ah yaitu: Ahmad Soleh,

Carik Affandi, Su'udi Ridwan, dan Muhammad Nurzain (setelah

meninggal diganti oleh Nurdin).

3. Wakil Amir Daerah.

4. Wakil Amir Desa.

5. Wakil Amir Kelompok.

Disamping itu ada wakil Amir khusus ABRI anggota Gerakan GPK

Kerajaan itu yang dari ABRI(Jama'ah ABRI, RPKAD, BRIMOB, PGT AURI,

MARINIR, KOSTRAD, dll), dan wakil Amir khusus Muhajirin, juga ada tim

empat seramgkai yang terdiri dar para wakil Amir, para Aghniya'(orang

kaya), para pengurus organisasi(LDII,Pramuka/CAI), dan para

Muballigh.12

Doktrin-doktrin LDII

Pada dasarnya doktrin-doktrin dari lembagai ini tentuang atau

berkembang di pondok pesantren Burengan, yang bersumber dari

pendirinya yakni Nur Hasan al-Ubaidillah. Pesantern ini difungsikan

12 Ibid., 8-9.

Page 9: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 101

untuk pengembangan ideologi, pendadaran, dan pemahaman keagamaan

yang tentunya ala islam jamaah. Hal ini tergambar dalam sistim aktivitas

pendidikan yang ada dilembaga tersebut, yakni antara lain:

1. Doktrin kembali ke al-Qur’an dan Hadis

Nur Hasan mengenalkan pokok-pokok doktrin kembali kepada al-

Qur’an dan Hadis, oleh karena itu, aktivitas santri tidak pernah lepas dari

al-Qur’an dan Hadis. Membaca al-Qur’an dilakukan dengan target selesai

dalam waktu tertentu. Setelah waktu yang ditentukan tiba, santri

menghadap kesanguru yang sudah ditugaskan untuk mengecek

kemampuan bacaan dan hafalan pada level masing-masing santri.

Berpegangan teguh kepada al-Qur’an hadis sudah menjadi temasentral

dalam pengajian-pengajian LDII, disela-sela materi cerama atau pengajian

, sang penceramah selalu menyampaikan jargon-jargon nya seperti “Tidak

boleh praktek keagamaan kita dibumbui oleh sesuatu yang tidak

bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Semua peraktek yang tidak sesuai

dengan itu adalah Bid’ah dan siapa saja yang melaksanakan bid’ah akan

masuk neraka,” dan tentunya sanpenceramah mengutip hadis atau al-

Qur’an untuk memperkuat argumentasinya. Ada salah satu contoh dalam

buku Nasehat-nasehat pokok yang menjadi pegangan LDII disebutkan

sebagai berikut:13

Nasihat-Nasihat Pokok.

13 Hilmi Muhammadiyah, LDII PasangSurut Relasi Agama dan Negara (Depok: Elsas, Desember 2013), 102.

Page 10: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

102 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

Assalamu alaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmaaniraliim, Alhamdulillahirabbil alamnin. Asyhadu

allaailaaha illallaah wa Asyhadu anna Muhammiadar Rasulullah

Sholallahu'alahi wa sallam wa ala aalihi wa ashaabihi. Amma ba du.

Nasihat ijtihad kepada jamaah yaitu satu-satunya jamaah di mana

saja berada, kapan saja, dan bagaimana saja keadaannya supaya selalu

tetap menetapi, memerlukan, dan mempersungguhk Al-Quran-Hadis

jamaah cara lima bab karena Allah, yaitu mengaji Al Quran Hadis,

mengamalkan Quran Hadis, membela Al Quran-Hadis, sambung jamaah

Al Quran-Hadis, taat kepada Allah, taat kepada Rasul taat kepada

imam/ijtihad imam yang tidak maksiat, dan bermusyamarah mengikuti

dalil-dalil Al-Quran Hadis kesemuanyaitu supaya dikerakan dengan

sungguh-sungguh lahir batin sampai(tutuk ful) ajal matinya masing-

masing dengan disertai hati niat mukhlis lillah karena Allah, dan dengan

(fathonah bithonah) budi luhur, budi karena Allah. Adapun hasilnya

barang siapa yang mau tetap menetapi, memerlukan, mempersungguh Al

Quran Hadis jamaah cara lima bab karena sampai(tutuk ful) ajal matinya

masing-masing menurut firman Allah Al Quran dan sabda Rasul dalam

hadis wajib masuk surga, berdasarkan dalil-dalil haq firman Allah: Barang

siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka akan dimasukkan ke surga...."

(surat al-Nisa ayat 13)

Dan sabda Rasul SAW: "Barang siapa yang menginginkan

kelezatan/kesenangan surga maka wajib baginya berjamaah" (H R. Tirmidzi, juz

3, Hal.315).

Sebaliknya barang siapa yang tidak mau tetap menetapi

memerlukan, dan mempersungguh Al-Quran-Hadis jamaah cara lima bab

karena Allah sampai(tutuk ful) ajal matinya masing- masing menurut

Page 11: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 103

firman Allah dalam Al-Quran dan sabda Rasul SAW dalam hadis wajib

masuk neraka, berdasarkan dalil-dalil haq firman Allah. Barang siapa yang

bermaksiat(tidak taat) kepada Allah dan Rasu-Nya dan melampau batas maka akan

dimasukkan ke dalam neraka. (surat al-Nisa ayat 14) Dan sabda Rasul SAW:

Tangan Allah di atas jamaah barang siapa yang menyendiri(tidak berjamaah) maka

ia a masuk neraka sendiri" (H. R Timidzi, juz 3, hal 315)

Maka satu-satunya Jama’ah supaya paham dan mengerjakan jangan

sampai terpengaruh. Ingatlah bahwa mati itu datangnya sewaktu waktu

dan setelah mati ada surga, ada neraka. Surga adalah tempatnya segala

kenikmatan dan tempatnya segala kebahagiaan yang "ful" dan kekal abadi

selama-lamanya. Dan neraka adalah tempatnya segala siksaan dan segala

penderitaan yang"ful" dan kekal abadi selama-lamanya. Maka satu-satunya

jamaah supaya berlomba-lomba mencari surga selamat dari neraka dan

mengajak mencari surga selamat dari meraka. juga satu-satunya jamaah

supaya ngurus ahli familinya, silaturahim sebagai menetapi firman Allah:

ي ها ها ملأئكة غلظ لجارة ٱو لناس ٱ وقودها ا ءامنوا ق وأا أنفسكم وأهليكم نر لذين ٱ يأ شداد علي وي فعلون ما ي ؤمرون ماأ أمرهم لل ٱ ي عصون ل

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

Dan sebagai pembinaan Al-Quran Hadis jamaah secara sambung

bersambung turun-temurun sampai harikiamat. Ini semua adalah masalah

agama/masalah ibadah masalah akhirat. Adapun masalah keduniaan/

masalah kemasyarakatan kita sebagai warga negara RI supaya tunduk dan

patuh kepada pemerintah yang sah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

dan berbudi yang luhur agar menjadi warga negara yang baik.

Page 12: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

104 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

Kerjakan karena Allah, moga-moga Allah memberikan berkah

Alhamdulillah, semoga Allah membalas dengan yang lebih baik.14

2. penerapan praktis atas teks suci

Praktik atas kandungan teks suci juga dilakukan di Burengan. Mulai

dari Bertutur kata, bersikap, dan bertindak selalu dikaitkan dengan teks

suci. Meski dalam beberapa momentum terlihat kaku, namun kegigihan

belajar mempraktikkan teks suci merupakan pemandangan unik, yang sulit

didapatkan di luar komunitas Burengan. Nur Hasan al-Ubaidah seakan

membuat antitesis terhadap pemahaman yang menyebut bahwa sikap

keagamaan muslim muinstreum begitu rumit dan tidak praktis. Islam

abangan, seperti Kuncoro, merasa cukup mempelajari teks suci yang dia

perlukan dalam kehidupan sehari-hari. Nur Hasan al-Ubaidah menetapkan

parameter keberhasilan pengikutnya yang meliputi etika, pemahaman

yang kuat berilmu), dan memiliki skill. Pragmatisme beragama memang

diusung Burengan Nur Hasan tidak mengenalkan Islam yang rumit.

Disinilah kekuatan kelompok Burengan, sehingga membuat muslim

abangan menyambutnya antusias. Islam dihadirkan sebagai doktrin yang

pokok dan berkomunitas. Keampuhan doktrin versi Nur Hasan al-Ubaidah

secara sosio-kultural compatibel dengan kondisi lapisan masyarakat kelas

bawah.

Terkait pengamalan agama yang praktis ini, dari sisi pengajaran, apa

yang sesungguhnya diajarkan di pesantren- pesantren LDII terkait erat

dengan kebutuhan pokok aktivitas keagamaan sehari-hari. Pada kelas

Bacaan, misalnya, materi pokok yang diajarkan khusus pada bacaan Al-

Quran. Penekanannya pada surat al-Baqarah dan surat al-Mulk hingga

14 Ibid., 107, dikutip dari 25 Buku Nasehat Pokok LDII.

Page 13: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 105

surat al-Nas. Sementara materi tambahan pada kelas Bacaan ialah belajar

mengenai tajwid (tata cara membaca Al-Quran dengan benar).

3. Doktrin Manqul

Helmi dalam bukunya memberikan ulasan maksud doktrin manqul

(transmisi ilmu pengetahua adalah bahwa pengikut Islam/amaah harus

mempunyai trans keilmuan dari pemimpin yaitu Nur Hasan al-

Ubaidah.Nur Hasan al-Ubaidah mendeklarasikan dirinya sebagai pemilik

transmisi keilmuan tersebut hingga ke level tertinggi. Tradisi keilmuan

Islam mengenal istilah talaggiy, yang berarti proses penyampaian materi

keilmuan secara oral dari pendidik kepada terdidik. Pola dan tafsir seorang

pendidik atas teks suci dijadikan rujukan tunggal oleh terdidik.15 Menurut

Hartono dalam bukunyayang berjudul “Aliran dan Faham Sesat di Indonesia”

menyebutkan “Manqul menurut mereka yaitu al-Qur’an maupun Hadis

harus berisnad atau bersambung dari guru skarang sampai kepada

Rasulullah Saw. Jadi hadis yang dinyatakan sahih(benar) oleh Imam

bukhari atau lainnya belum cukup menurut mereka, tetapi harus ditambah

dengan rawi atau isnad dari guru sekarang sampai kepada imam-imam

hadis tersebut.”16

peraktek manqul ini diperaktekan didalam pengajian-pengajian di

pondok pesantren Burengan dan pesantren-pesantren mini, seperti

Pesantren Nur Hikmah, Pesantren Siman, pesantren Nurul Hikmah,

Pesantren Nurul Muttaqin, dan Pesantren Nurul Azizah.17

Penggunaan metode manqul ini memberikan kesan eksklusivisme

dalam tubuh LDII -karena dalam lembaga tersebut tumbuh anggapan

15 Hilmi Muhammadiyah, LDII Pasang Surut.,112. 16 Hartono, Aliran dan Faham Sesat di Indonesia., 81. 17 Ibid., 113.

Page 14: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

106 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

bahwa ajaran dan praktik keagamaan yang benar hanyalah yang

bersumber dari gurunya. Pemahaman sebaliknya, atau paham-paham lain,

dianggap tidak benar dan tidak sah karena tidak memiliki ketersambungan

dengan sumber guru pertama LDll, yang berkonsentrasi pada sosialisasi

teks suci dalam proses interpretasinya, selalu merujuk pada hasil

interpretasi pemimpin mereka. 18

Sistem manqul bukan sekadar proses imitasi, tapi juga proses

kejelian membaca gesture/gerak tubuh guru secara total. Peserta didik

tidak dibenarkan menjadi pribadi tanpa manqul sekalipun dia mempunyai

kapasitas, kecuali beberapa orang saja yang mendapatkan izin dari Nur

Hasan al-Ubaidah. Orang-orang yang meninggalkan manqul, menurut

konsep Nur Hasan al-Ubaidah, dapat dikategorikan sebagai kelompok

yang tidak absah, namun beraktivitas dengan mengatasnamakan Islam.

Nur Hasan Ubaidah mengklaim sebagai pemilik orisinalitas manqul

tunggal di Indonesia, bahkan di dunia. Karena itu, pusat nilai dan prinsip-

prinsip sosial-budaya harus mereferensi kepada Nur Hasan al-Ubaidah

sebagai pemilik kesahihan. 19

Dari pemahaman manqul yang seperti diatas sehingga tidak heran

apabila hasil praktek dari konsep manqul nya mengandung kejanggalan

atau kebohonggan, salah satu contohnya adalah ketika Nur Hasan Ubaidah

(sang amir) menafsirkan ayat dari surah al-Isra’: 71

هم عوا كل أنس م ند ي و به فمن بم ب هم ئك يقر فأولأ ۦبيمينه ۥأوت كت 20 ٧١ لمون فتيلول يظ ءون كت

(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat

dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab

18 Ibid., 19 Ibid., 114. 20 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahannya (Bandung:Diponogoro,2013), 289.

Page 15: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 107

amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca

kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

Ayat diatas ditafsirkan oleh Nur Hasan dengan “Pada hari kami

panggil setiap manusia dengan Imam mereka(maksudnya dengan amir

mereka), sehingga yang tidak punya amir, maka masuk neraka.” Padahal

kalau dikembalikan pada penafsiran aslinya, makna imam artinya al-Kitab

lauh Mahfudh atau kitab(catatan amal) hal ini sesuai dengan surah Yasin

ayat 12:

موا وءاثرهم ونكتب تى لمو ٱ إن نحن نحي 21 ١٢ مبين إمام فأ ء أحصينهوكل شي ما قد

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami

menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang

mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab

Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)

Dalam hadis juga tidak luput dari penafsiran dari Nur Hasan untuk

mendukung argumentasinya, sebagai contoh hadis Imam Bukhari

berikut:22

21 Ibid., 440. 22 Abi> ‘Abdillah Muhammad ibn Isma>il al-Bukha>ry al-Ju‘fi>, S{ah}ih} al-Bukhary (Bairut: Dar Ibn Kathi>r, t.th), 2396.

Page 16: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

108 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

Telah mncritakan kepada kami Imran ibn Maisarah telah

menceritakan kepada kami ibn Fudhail telah menceritakan kepada kami

Khusainun berkata Abu> ‘Abdillah dan telah menceritakan kepadaku

Asi>d ibn Zaidin telah menceritakan kepada kami Husaim dari

Khusainin berkata saya berada disisi Sa‘id ibn Jubairin maka berkata

telah menceritakan kepadaku ibn ‘Abbas berkata: Rasulullah bersabda:

“Beberapa umat diperlihatkan kepadaku, maka aku lihat ada seorang

Nabi lewat bersama umatnya, kemudian lewatlah seorang Nabi

bersama beberapa orang, kemudian lewatlah seorang Nabi bersama

sepuluh orang, dan Nabi bersama lima orang, dan seorang Nabi yang

berjalan sendiriaan. Tiba-tiba ada rombongan besar, maka saya

tanyakan kepada Jibril, apakah mereka umatku? Bukan, namun lihatlah

ufuk, jawab Jibril, Aku melihat,tiba-tiba ada serombongan besar. Kata

Jibril, itulah umatmu, dan itu ada tujuh puluh ribu orang mula-mula

masuk surga dengan tampa hisab dan tampa siksa. Saya bertanya,

mengapa mereka bias seperti itu? Jibril menjawab: Karena mereka tidak

diminta diobati dengan cara kay (ditempel besi panas), tidak minta di

ruqyah dan tidak meramal nasib dengan burung, dan kepada Tuhan

mereka bertawakal. Ukaishah ibn Mihshan berdiri seraya berkata:

“Doakanlah aku, agar Allah menjadikan diriku diantara mereka” Nabi

berdoa ya Allah jadikan ia supaya diantara mereka. Lantas laki-laki

Page 17: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 109

lainnya berdiri dan berkata “ jadikanlah aku diantara mereka, Nabi

menjawab kamu telah didahului Ukkasyah.

Hadis diatas menjelaskan Nanti pada hari kiamat setiap umat

datang bersama Imam, atau Nabinya masing-masing dan tidak menafikan

mereka untuk datang dengan membawa kitab catatan amalnya masing-

masing. Sedangkan penafsiran Nur Hasan Ubaidah malah lain ia

menafsirkan “Imam atau Nabi” adalah Amir, dengan maksud agar

kadernya selalu patuh padanya atas ke Amirannya. Sehingga ketika ada

yang tidak patuh, maka tidak diakui sebagai kadernya, serta kelak pada

hari kiamat akan dikatakan kalau ia tidak memiliki Imam, kemudian

taftsiran Nur Hasan ini ditopangi juga dengan hadis lalin yang setatus

hadisnya mauquf pada Sahabat Umar ibn Khatthab:

23الخطاب رضي الله عنه انه ل اسلم ال بجماعة ول جماعة ال بمارة ول إمارة ال بطاعة. قال عمر بن

Umar ibn Khatthab berkata: “Tidak ada Islam bila tidak ada jama’ah,

tidak ada jama’ah tampa keamiran, tiada keamiran tampa bai’at tiada

bai’at tampa ketaatan”.

Tetapi hadis mauquf diatas sengaja difahami secara terbalik oleh Nur Hasan

dengan redaksi berikut:

24ل طاعة ل بيعة ,ل بيعة ل إمارة, ل إمارة ل جماعة, ل جماعة ل إسلم, ل إسلم فهو كافر.

Tidak ada ketaatan tanpa ada baiat, tidak ada baiat tanpa adanya

pemimpin(Amir), tidak ada pemimpin tanpa adanya jama’ah, tidak ada

jama’ah tanpa adanya Islam, kalau tidak Islam maka ia kafir.

23 Hartono Ahmad Jaiz, Bahaya Islam Jamaah Lemkari LDII., 46. Baca juga Hartono, Aliran dan Faham Sesat di Indonesia.,87. 24 Ibid.,

Page 18: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

110 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

4. Doktrin Baiat

Doktrin selanjutnya yang ditawarkan Nur Hasan al-Ubaidah adalah

baiat, yaitu janji setia kepada Tuhan untuk konsisten terhadap agama yang

dipersaksikan kepada Muhammad SAW atau pemimpin, dalam hal ini Nur

Hasan al-Ubaidah. Kesetiaan adalah perintah Tuhan dan Rasul. Karena itu,

kesetiaan juga termasuk materi keislaman sebagaimana salat, zakat, puasa,

dan haji. Seorang muslim harus setia, karena setia adalah jalan untuk

mempunyai seorang pemimpin, sementara kepemimpinan adalah jalan

untuk berkomunitas, dan puncaknya adalah menuju surga Tuhan.

Menurut Nur Hasan al-Ubaidah, tidak setia sama dengan kemauan

seseorang untuk mati sia-sia (jahiliyah). Islam Jamaah meyakini seorang

pemimpin menerapkan kedudukan sebagai Nabi, yakni mengatur

kehidupan beragama dan menjadi pemimpin bagi dirinya maupun

komunitasnya.25

5. Doktrin jamaah

Hidup berkomunitas Jamaal juga bagian dari doktrin Nur Hasan al-

Ubaidah. Dia sering mengajak masyarakat untuk masuk ke dalam

komunitas. Nur Hasan al-Ubaidah menegaskan muslim harus

berkomunitas agar selamat. Berkomunitas tidak sebatas melaksanakan

salat, tapi juga dalam aktivitas lain. Nur Hasan al-Ubaidah memperkuat

doktrin ini dengan merujuk pada teks suci yang mengatakan bahwa setiap

muslim harus selalu berada di jalan Tuhan (hidup berkomunitas dan harus

menghindari perpecahan Nur Hasan al-Ubaidah juga merujuk kepada teks

suci lainnya, yang menegaskan bahwa Muhammad sang Rasul

memerintahkan setiap muslim untuk hidup berkomunitas dan

menghindari kelompok-kelompok. Seseorang yang mernisahkan diri dari

25 Hilmi Muhammadiyah, LDII Pasang Surut., 116.

Page 19: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 111

komunitas akan mati sia-sia. Maka, Nur Hasan menegaskan perlunya

komitmen untuk terikat dalam sistem komunalisme jamaah). Setia tidak

menjadi soal, meski menimbulkan "distingsi sosial". Dalam hal ini, Nur

Hasan al-Ubaidah menempatkan komitmen menjadi doktrin dan "kredo"

keanggotaan yang harus dilalui.26

6. Doktrin Pemimpin

Nur Hasan al-Ubaidah juga mengenalkan doktrin imamah Maksud

ajarannya itu untuk mengenal adanya seseorang yang diangkat sebagai

pemimpin tunggal dengan sistem kesetiaan Pemimpin mempunyai

wewenang menentukan segala-galanya baik persoalan ritual keagamaan

maupun aktivitas profan.27

Selain berbagai doktrin, terdapat pula hal paling fundamental yang

menjadi semacam "kredo" bagi LDII, yaitu "enam tabiat luhur jamaah".

Materi ini selalu menjadi pokok ajaran, baik pesantren maupun di

pengajian-pengajian lainnya. Berikut enam tabiat luhur jamaah yang

menjadi ciri khas LDII:

Pertama, rukun, artinya tidak mempunyai pikiran licik serta dengki

dan iri hati, saling mengasihi, saling memaafkan, bantu membantu dan

tolong menolong dalam kebaikan, saling memperkuat, saling mendoakan

yang baik, dan kalau bertemu dengan sesama jamaah diusahakan dengan

wajah yang ceria.

Kedua, kompak, yaitu kegiatan komunitas yang dilakukan secara

giat, gembira (seiya-sekata, holobis kuntul baris).

26 Ibid., 118. 27 Ibd., 119.

Page 20: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

112 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

Ketiga, kerja sama yang baik, yaitu saling peduli, mendukung,

melancarkan, tidak jegal-menjegal, tidak jatuh-menjatuhkan, tidak rugi-

merugikan dan tidak fitnah-memfitnah.

Keempat, jujur, yaitu berkata benar, tidak dusta, tidak menipu, tulus

apa adanya.

Kelima, amanah, yaitu bisa dipercaya, menjaga kepercayaan, tidak

berkhianat (tidak merusak kepercayaan) dan menyampaikan hak kepada

yang berhak menerima.

Keenam, mujhib muzhid, yaitu kerja giat, semangat, berhasil, dan

grouping. Muzhid artinya tirakat bantar, gemi setiti (hidup hemat), ati-ati

(waspada), tidak boros, bisa mengukur kemauan dengan kemampuan.28

7. Doktrin Amal Saleh

Islam Jamaah juga dikenalkan dengan doktrin amal salehnya. Bagian

ini termasuk salah satu dari tiga pilar kewajiban anggota Islam Jamaah.

Teddy Suratmaji,salah seorang pengurus LDII Pusat mengatakan, seorang

muslim harus selalu melakukan perbuatan amal saleh. Maksudnya,

aktivitasnya harus mendukung kebaikan seperti mengajar, membersihkan

masjid, menyapu halaman pesantren, mengatur keamanan komunitas,

membangunkan orang tidur untuk salat, dan seluruh aktivitas manusia

yang baik.29

Salah satu amal saleh yang diprioritaskan adalah berinfak, yang

dipraktikkan setiap habis pengajian, di mana setiap orang dengan mudah

merogoh sakunya, kemudian melemparkannya ke alas yang menjadi

tempat untuk menampung uang amal. Dapatlah dikalkulasi banyaknya

28 Ibid., 121-122. 29 Ibid.,

Page 21: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 113

uang yang dikumpulkan,karena rata-rata di setiap pesantren baik yang di

Burengan maupun Pesantren-Pesantren mini LDII yang tersebar di seluruh

Kota dan Kabupaten Kediri mengadakan pengajian tiga kali seminggu.

Pesantren-pesantren mini yang rutin melakukan pengajian-dan dihadiri

lebih dari 100 jamaah, adalah Pondok Pesantren (PP) Siman (korban

tsunami PP Nurul Huda Kresek, PP Nurul Hakim Kelurahan Bandar Kidul,

Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, PP Nurul Hakim Kelurahan Ngino,

Kecamatan Pelemahan, Kabupaten Kediri, PPNurul Muttacien Desa Banjar

Anyar, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, PP Blawe Desa Blawe,

Kecamatan Purwosari, Kabupaten Kedir PP Nurul Azizah Desa Balong

Jeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri.30

Kesimpulan

1. Darul hadis(LDII) merupakan sebuah lembaga dakwah yang didirian

oleh Nur Hasan Ubaidillah Lubis(1908) pada tahun 1951M, di Desa

Bengi Purwosari Kediri Jawa Timur.

2. Ada beberapa pokok ajaran yang diterapkan oleh lembaga tersebut

diantaranya: 1. Orang Islam diluar golongannya adalah kafir,najis, 2.

Wajib taat pada amir, 3. Wajib baiat(janji setia kepada sang amir, 4. Al-

Qur’an dan hadis harus yang manqul dari sang amir, 5. Dosa bias di

tebus kepada sang amir, 6. Harta benda diluar kelompok halal diambil.

3. Setelah Nur Hasan sempat di tanah suci selama 10 tahun dan ia pulang,

saat itulah ia mulai menyampaikan ilmu manqul musnad muttasil al-

Qur’an dan hadis dan mengajarkan ilmu qiroat, beladiri(kanuragan).

Dan pada tahun 1951 ia mendirikan lembaga Darul Hadis dan terus

berkembang dengan mendirikan banyak pensatren diberbagai daerah

seperti, Jombang, Kediri, Jakarta. namun seiring perkembangannya,

30 Ibid., 123.

Page 22: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Al-Qur’an dan Hadis Dimata “Darul Hadis” dan Pemikirannya

114 al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019

lembaga tersebut mendapatkan komitar negatif dari masyarakat

sehingga jaksa agung mengeluarkan SK RI No. Kep-089/D.A/10/1971

tentang dilarangnya lembaga tersebut. Setahun berikutnya yakni 1972,

lembaga itu menganti namanya menjadi LEMKARI, dan pada tahun

1990, berganti nama lagi menjadi LDII sampai sekarang.

4. Adapun struktur kepemimpinanya: 1.Amir, 2. Wakil Amir, 3. Wakil

Amir daerah, 4. Wakil Amir Desa, 5. Wakil Amir kelompok. Yang

menjadi doktrin dari Darul Hadis: 1. Kembali pada al-Qur’an dan hadis,

2. Penerapan atas teks suci, 3. Manqul, 4. Baiat, 5. Jamaah, 6. Pemimpin,

7. Amal saleh.

Daftar Pustaka

al-Bukha>ry, Abi> ‘Abdillah Muhammad ibn Isma>il al-Ju‘fi>, S{ah}ih} al-Bukhary (Bairut: Dar Ibn Kathi>r, t.th),

Ahmad Jaiz, Hartono, Aliran dan Faham Sesat di Indonesia (Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2002),

Ahmad Jaiz Hartono, Bahaya Islam Jamaah Lemkari LDII (Jakarta: Lembaga Penelitiaan dan Pengkajian Islam (LPPI), 2006),

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahannya (Bandung: Diponogoro,2013), 289.

Muhammadiyah Hilmi, LDII PasangSurut Relasi Agama dan Negara (Depok: Elsas, Desember 2013),

Ahmad Saifullah, Arif Fathul Ulum bin, “Menyibak Hakekat LDII”, Majalah al-Furqan, edisi 10 (Juni, 2007),

Abdul Rohman, “Karakter Kelompok Aliran Islam Dalam Merespons Islamic social Networking di Kabupaten Bayumas”, Jurnal Pendidikan Krakter, tahun IV, Nomor 2,( Juni 2014),

Ottoman, “Asal-usul dan perkembangan Lembaga Dakwa Islam Indonesia”, artikel dari Fakultas Adab program SKI, (UIN Raden Fatah Palembang, t.th),

Page 23: Al-Qur’an Dan Hadis Dimata “Darul Hadis” Dan Pemikirannya

Takwallo

al-Thiqah Vol. 2, No. 2 Oktober 2019 115

Sya’roni, “Jamaah Islam Eksklusif: Studi Terhadap Pola Intraksi Sosial Jamaah LDII kota Jambi”, Jurnal Penelitian Sosial keagamaan,Vol. 20 No.20,(Desember, 2005),