akustik laporan mita

6
4.3. Alat Akustik Kelautan 4.3.1. Echosounder Berdasarkan praktikum Akustik Kelautan yang dilakukan di BBPPI Semarang, echosounder yang terdapat pada kapal Baramundi merupakan salah satu alat navigasi elektronik pendeteksi yang memiliki fungsi untuk menetapkan jarak anatara transduser dan objek di air. Echosounder merupakan salah satu alat akustik yang digunakan untuk pengoprasian kapal perikanan termasuk kapal Baramudi yang merupakan kapal trawl. Alat ini merupakan salah satu alat elektronik yang mempunyai peranan penting untuk mengetahui kedalaman laut. Kedalaman laut dapat diketahui dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pusat suara dengan pertimbangan sistem slide scan sonar. Salah satu dari prinsip kerja alat ini adalah pada transmitter terdapat transduser yang berfungsi untuk merubah energy listrik menjadi suara. Bagian-bagian dari komponen echosounder yaitu: 1. Pemancar Dibagian ini gelombang dikeluarkan. 2. Transducer

Upload: mita-wahyuningsih

Post on 16-Sep-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

4.3. Alat Akustik Kelautan4.3.1. EchosounderBerdasarkan praktikum Akustik Kelautan yang dilakukan di BBPPI Semarang, echosounder yang terdapat pada kapal Baramundi merupakan salah satu alat navigasi elektronik pendeteksi yang memiliki fungsi untuk menetapkan jarak anatara transduser dan objek di air. Echosounder merupakan salah satu alat akustik yang digunakan untuk pengoprasian kapal perikanan termasuk kapal Baramudi yang merupakan kapal trawl. Alat ini merupakan salah satu alat elektronik yang mempunyai peranan penting untuk mengetahui kedalaman laut. Kedalaman laut dapat diketahui dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pusat suara dengan pertimbangan sistem slide scan sonar. Salah satu dari prinsip kerja alat ini adalah pada transmitter terdapat transduser yang berfungsi untuk merubah energy listrik menjadi suara.Bagian-bagian dari komponen echosounder yaitu:1. PemancarDibagian ini gelombang dikeluarkan.1. TransducerDi sini gelombang yang dikeluarka pemancar akan diubah menjadi gelombanng bunyi (SONAR) sebellum dipancarkan ke dalam air. Apabila gelombang SONAR ini mengenai suatu objek maka objek tersebut akan memantulkan kembali gelombangnya yang akan diterima oleh transducer dan transducer akan mengubah kembali mejadi gelombang elektrik. 1. PenerimaGelombang elektrik diterima kemudian diperbesar supaya dapat terekam.

Alat perum gema menggunakan prinsip pengukuran jarak dengan memanfaatkan gelombang akustik yang dipancarkan dari transducer. Transducer adalah bagian dari alat perum gema yang mengubah energi listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkan gelombang suara) dan sebaliknya. Gelombang akustik tersebut merambat pada medium air dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau dapat diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan dapat dipantulkan kembali ke transducer (Kautsar, 2013).

4.3.2. Fish FinderBerdasarkan praktikum Akustik Kelautan fishfinder pada kapal Baramundi adalah alat bantu perikanan yang mengetahui letak/posisi gerombolan ikan yang akan menjadi sasaran tangkapan pada kapal penangkap ikan. Fish finder merupakan alat akustik pendeteksi benda-benda di perairan seperti kelompok ikan. Prinsip menggunakan fish finder untuk mendeteksi kelompok ikan dan bentuk dari dasar perairan adalah pendeteksian yang dilakukan oleh transducer, hasilnya ditampilkan oleh display (layar). Fungsi kerja fish finder tidak berbeda dengan echo sounder yaitu untuk mengetahui kedalaman perairan.Fish finder merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi gerombolan ikan di dasar perairan. Fish finder yang terdapat di dalam ruang navigasi bermerk FURUNO ini terdiri dari transducer, receiver, dan display. Cara kerjanya yaitu: transducer yang ditenggelamkan ke dalam perairan menerima sinyal atau informasi secara vertikal kemudian diterima oleh receiver yang kemudian diolah lalu ditampilkan pada display. Menurut Hamim (2011), fish finder menggunakan sonar aktif untuk mendeteksi ikan dan bawah dan menampilkannya pada perangkat tampilan grafis, umumnya sebuah LCD atau CRT layar. Fish finder termasuk dalam metode hidroakustik, sebuah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang sebuah obyek bawah air.Fish Finder merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengetahui lokasi/tempat adanya ikan di dalam lautan dengan mendeteksi gelombang suara yang dipantulkan, yang disebut dengan Sonar. Fish finder modern menunjukkan measurement dari gelombang yang dipantulkan dengan tampilan grafik, menunjukkan pada operator informasi berkumpulnya ikan, sampah bawah laut, serta bagian dasar lautan (Kusuma et.al, 2013).

4.3.3. SONARSonar merupakan alat bantu navigasi elektronika dengan prinsip kerja mengubah energy listrik menjadi suara. Sonar digunakan untuk memudahkan manusia mendeteksi benda-benda dalam kedalaman laut atau suatu perairan. Selain itu sonar juga dapat digunakan untuk mengetahui arah suatu perairan. Sonar memilki putaran 3600 sehingga memilki titik koordinat yang lebih kompleks dan luas daripada echosounder. Kapal Baramundi memilki sonar dengan merek SIMRAD SP60. Pada display sonar biasanya terdapat data-data yang muncul yaitu suhu, kedalamn, warna satu benda dan titik koordinat suatu periran yang kita lewati. SONAR merupakan salah satu alat navigasi yang terdapat di dalam ruang navigasi yang berfungsi untuk mendeteksi benda-benda di bawah permukaan laut secara horisontal. SONAR yang dimiliki BBPPI bermerk Pintek. Menurut Wahyono et., al., (2012), prinsip kerja SONAR, mirip dengan fish finder namun arah pancaran gema secarah horizontal selanjutnya gema ini terpantul kembali setelah mengenai obyek berupa ikan atau obyek lain. Gema dipancarkan melalui tranducer, dan alat ini pula yang menerima kembali pancaran gemma setelah mengenai obyek tertentu. Dalam fungsi operasional, SONAR dilengkapi dengan bunyi ping yang memungkinkan operator dengan mudah mengetahui bahwa obyek (misalnya ikan, karang, atau perairan dangkal) yang telah dipantulkan oleh pemancar gelombang bunyi SONAR. Hamim, Muhammad. 2011. Pengukuran Target Strength Ikan Mas dan Ikan Lele pada Kondisi Terkontrol Menggunakan Quantified Fish Finder. Institut Pertanian Bogor

Kusuma, et.al. 2011. Perancangan Sistem Kontrol Automatic Feeder Pada Pemodelan Deep Sea Aquacultur Di Perairan Laut Jawa. Jurnal Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS. Surabaya.

Kautsar, Muhammad Al., Bandi S S.T., M.T., Ir. Haniah. 2013. Aplikasi Echosounder Hi-Target Hd 370 Untuk Pemeruman Di Perairan Dangkal. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, (ISSN : 2337-845X). Universitas Diponegoro. Semarang.

Wahyono, Agung, Harun, Sigit Priyo Prabowo. 2012. Identifikasi Peralatan Navigasi. Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang.