akuntansi rumah sakit dan rs blu
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
1/20
AKUNTANSI RUMAH SAKIT DAN RS BLU
Sifat dan Karakteristik Rumah SakitDefinis rumah sakit menurut WHO sebagaiman yang termuat dalam WHO Technical
Report Series No. 122/1957 yang berbunyi :Rumah sakit adalah bagian integral dari satuorganisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan kesehatan paripurna,kuratif, dan preventif kepada masyarkat, sertapelaynan rawat jalan yang diberikannya guna
menjangkau keluarga di rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat pendidikan dan latihan
tenaga kesehatan serta pusat penelitian bio-medik.fungsi utam rumah sakit adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan maupun bagian mata
rantai rujukan pelayanan kesehatan. Berdasarkan pengalaman sampai saat ini, pengaduan
mengenai pelanggaran etik maupun malpraktek yang dilakukan oleh dokter tidak kurang 80%
terjadi di rumah sakit. Lagi pula, segal prinsip yang berlaku di rumah sakit secar proporsionaldapat juga diberlakukan di saran pelayanan kesehatan lainnya.
Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu serta teknologi kedokteran, rumah sakit
telah berkembang dari suatu lembaga kemanusiaan, keagamaan, dan sosial yang murni, menjadisuatu lembaga yang lebih mengarah dan lebih berorientasi kepada bisnis, terlebih setelah parapemodal diperbolehkan untuk mendirikan rumah sakit dibawah badan hukum yang bertujuan
mencariprofit. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang padat modal, padat karya, dan padat
ilmu serta teknologi, dimana untuk mencapai efisiensi dan efektivitas yang tinggi, diperlukanprofesionalisme yang andal dalam hal pengelolaan lembaga bisnis yang modern.
Kewaiban setiap insan kesehatan adalah mensosialisasikan pengertian rumah sakit sebagai
unit Sosio-Ekonomi, sehingga persepsi masyarakat bisa berubah. Sosialisasi dikalangan insankesehatan sendiri dan para insan rumah sakit sangat diperlukan. Sebagai contoh, para dokter dan
para perawat tidak boleh menganggap rumah sakit sebagai lahan untuk mencari nafkah semata,
apalagi rumah sakit dianggap sebagai tambang emas untuk menghimpun kekayaan. Rumah sakit
sebagai lahan pengabdian profesiny masing-masing merupakan pengabdian yang sepantasnyabag setiap insan kesehatan atau insan rumah sakit.
Berikut ini ditampilkan sistem pengelompokan rumah sakit yang paling umum digunakan
saat ini :1. Sistem pengelompokan yang paling dirasa bermanfaat dan bertahan lama digunakan oleh
Asosiasi Rumah Sakit Amerika (AHA), dimana klasifikasi rumah sakit terbagi menjadi rumah
sakit pemerintah (komunitas) dan nonpemerintah (nonkominitas) sesuai dengan tingkat akses
pemerintah pada rumah sakit itu.2. Jenis pengelompokan lain adalah berdasarkan kepemilikan atau kontrol atas kebijakan dan cara
operasi rumah sakit. Rumah sakit dibawah kepemilikan kelembagaan atau institusi dibagi dalam
4 kelompok : pemerintah nonfederal, non pemerintah nirlaba, rumah sakit yang dimiliki investor,
dan rumah sakit milik pemerintah daerah.3. Berdasarkan rata rata lam tinggal, rumah sakit sakit dikelompokkan menjadi rumah sakit
jangka pendek dan jangka panjang. Menginap dirumah sakit dikatakan singkat apabila ratarata
tinggal kurang dari 30 hari; sementara rata-rata nasional berda dibawah tujuh hari. Sedangkandiktakan lama bila tinggal lebih dari 30 hari.
4. Rumah sakit dikelompokkan menurut jumlah tempat tidur : 6-24 tempat tidur, 25 -49, 50-99,
100-199, 200-299, dan 300 atau lebih5. Berdasar akreditasi dan yang bukan.
http://matkulakuntansi-jami.blogspot.com/2012/04/akuntansi-rumah-sakit-dan-rs-blu.htmlhttp://matkulakuntansi-jami.blogspot.com/2012/04/akuntansi-rumah-sakit-dan-rs-blu.htmlhttp://matkulakuntansi-jami.blogspot.com/2012/04/akuntansi-rumah-sakit-dan-rs-blu.htmlhttp://matkulakuntansi-jami.blogspot.com/2012/04/akuntansi-rumah-sakit-dan-rs-blu.htmlhttp://matkulakuntansi-jami.blogspot.com/2012/04/akuntansi-rumah-sakit-dan-rs-blu.htmlhttp://matkulakuntansi-jami.blogspot.com/2012/04/akuntansi-rumah-sakit-dan-rs-blu.htmlhttp://matkulakuntansi-jami.blogspot.com/2012/04/akuntansi-rumah-sakit-dan-rs-blu.html -
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
2/20
6. Pendidikan dan non pendidikan
7. Berdasar integral vertikal atau konsep regionalisasi, yaitu rumah sakit dibagi menjadi pusat
layanan utama, layanan kedua, dan layanan ketiga
Tujuan OrganisasiRumah sakit yang ideal adalah tempat diman orang-orang yang sakit bisa mencari dan
menerima perawatan, disamping memberikan pendidikan klinis kepada para mahasiswakedokteran, perawat, serta seluruh ahli kesehatan.
ModalPembangunan kesehatan dimasa mendatang sangat tergantung pada kemampuan sumber
daya manusia yang ada di daerah.Kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya peran pihak ketiga dalam mengatur
pembiayaan kesehatan melalui sistem asuransi, baik publik maupun swasta. Keadaan ini juga
akan semakin berkembang di Indonesia dimasa yang akan datang bila perdagangan antar negara
menjadi semakin bebas.
PertanggungjawabanSebagai bukti pertanggungjawaban unit pelayanan rumah sakit pemerintah daerah, setiap
unit rumah sakit berkewajiban memberikan laporan akhir sebagai bukti pertanggungjawaban ataspelaksanaan kegiatan usaha selam periode pelaporan. Laporan tersebut meliputi laporan alokasi
dana, laporan pendapatan, dan laporan pengeluaran ke pemerintah daerah setempat.
Etika Rumah SakitAdalah etika terapan atau etika praktis yang moralitas atau etika umum yang diterapkan
pada isu-isu praktis, seperti perlakuan terhadap etnis minoritas, keadilan untuk kaum perempuan,
penggunaan hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi,
eutanasia, dan kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu.
Pelayanan Rumah sakitRumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah yang ada harus meningkatkan kepuasan
pasiennya. Selain peningkatan mutu pelayanan teknis medis, peningkatan mutu yang paling
mudah dan murah adalah peningkatan mutu pelayanan yang berhubungan dengan emosi pasien.Pelayanan yang dimaksud di sini adalah pelayanan yang ramah, sopan santun, gesit, terampil,
serta peduli dengan keluhan pasien
Siklus Aktivitas Rumah SakitRumah sakit minimal mempunyai siklus aktivitas sebagaiberikut : melakukan tindakan
tindakan medis seperti pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan kesehatan masyarakat. Secara
lebih luas, tergantung pada sumber daya yang dipunyai, sebuah rumah sakit dapat mempunyaisiklus aktivitas sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan kepada umum
2. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga medis, ahli dan para medis, baik yang
diselenggarakan sendiri maupun bersama dengan instansi lainnya,
3. Mengadakan dan melakukan penelitian.
Jenisjenis Anggaran Rumah Sakit
1. Anggaran modal
Adalah anggaran yang terdaftar dan tergambar dalam perencanaan penambahan modal.Anggaran ini berisi daftar modal proyek yang diajukan selama tahun yang akan datang. Dampak
anggaran tersebut mencakup seluruh pengeluaran aktiva yang terencana selama setahun.
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
3/20
2. Anggaran kas
Adalah anggaran yang tercatat dalam rencana penerimaan dan pengeluaran kas. Kas
meliputi saldo tunai dan saldo rekening giro bank yang dimiliki entitas, serta elemen-elemenlainnya yangdapat dipersamakan dengan kas
Anggaran kas sangat terkait dengan komponen kas dari aktivitas opersai, investasi, dan
pembiayaan.3. Anggaran pelaksanaanAdalah anggaran yang telah tergambar dalam perencanaan aktivitas pelaksanaan.
Anggaran pelaksanaan terdiri dari tiga komponen :
a. Penerimaanb. Biaya dan pengeluaran
c. Pengukuran hasil
Akuntansi Rumah SakitSecara operasional manajemen keuangan di Rumah Sakit harus dapat menghasilkan data,
informasi dan petunjuk untuk membantu pimpinan Rumah Sakit dalam meerncanakan,
mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan agr a mutu pelayanan dapat
dipertahankan/ditingkatkan pada tingkat pembiayaan yang wajar.Akuntansi ialah suatu sistem yang merupakan salah satu pokok kegiatan dalam manajemen
keuangan yang terdiri dari kegiatan mencatat, mengklasifikasikan dan menyimpulkan semua
transaksi dan kejadian kejadian dalam suatu organisasi yang menyangkut keuangan, sehingga
didapatkan suatu data atau informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.Hasil akhir dari akuntansi adalah laporan keuangan yang berbentuk :
a. Neraca (Balance sheet)
b. Laporan keuangan (Income statement)c. Laporan perubahan keuangan.
Ditinjau dari segi pembukuan, akuntansi dibagi menjadi 2 sistem yang sangat penting yaitu :
a. Sistem Cash Basis atau Kas StelselYang telah dipakai oleh pemerintah kita termasuk RS Pemerintah. Dalam sistem ini hanya
dicatat "penerimaan" dari pengeluaran uang, sehingga sebetulnya sistem ini sangat sederhana,
mudah dikerjakan dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Di samping itu pengawasan menjadilebih mudah. Penerimaan akan dicatat jika telah diterima uang dan pengeluaran dalam satu tahun
anggaran yang ditentukan.
b. Accrual BasisPada sistem ini transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian, bukan pada saat hak
diterima atau dibayar, dan dicatat serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan. Dengan kata
lain penghasilan diakui pada saat penyerahan barang/jasa, bukan pada saat kas diterima; dan
biaya diakui pada saat terjadinya, buka pada saat kas dibayarkan. Dengan metode aktual, hartadaki ui pada saat diperoleh kepemilikannya.
Karakteristik Kualitas Informasi
a. Kualitas informasi akuntansiLaporan keuangan ditujukan agar dapat bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Hal ini
menunjukkan adanya tuntutan kualitas informasi tertentu yang bersifat :
- Dapat dipahami
- Relevan yaitu bermanfaat bagi peramalan dan penegasan keputusan- serta evaluasi masa lalu
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
4/20
- Handal (reliable) yaitu penyajian jujur, substansi mengungguli
- bentuk, netralitas, pertimbangan sehat dan lengkap.
- Berdaya banding (comparability)Oleh karena itu kebijakan akuntansi yang dianut harus konsisten, namun bila ada
alternatif lain yang lebih relevan dan andal konsistensi ini tidak perlu dipertahankan. Hanya
perubahan tersebut perlu diberitahukan kepada pembaca laporan keuangan.b. Kendala terhadap terpenuhinya kualitas umum dari informasi di atas antara lain :
o Ketepatan waktu;
Laporan yang tertunda dapat menghasilkan informasi yang kurang relevan. Sebaliknya
untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu seringkali mengurangi keandalan informasi.Untuk mengimbangkan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan
merupakan pertimbangan yang menentukan.
o Keseimbangan biaya dan manfaat;
Biaya membuat informasi jelas harus lebih rendah dari manfaatnya. Pertimbangan ini jelasberdampak pada cara pencatatan dan penyajian laporan akuntansi yang dipilih.
Asumsi Akuntansi
a. Dasar akrualb. Kesinambungan (going concern)
c. Kesatuan ekonomi.
Dalam akuntansi, organisasi usaha dipandang sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dari
pemilih/pendiri dan unit organisasi lainnya.d. Transaksi bebas
Transaksi akuntansi lebih diasumsikan selalu terjadi di antara pihakpihak yang bebas yang
sanggup melindungi kepentingan. Dengan demikian, harga yang terjadi dari transaksi tersebutadalah harga yang objektif.
e. Pengukuran dalam nilai uang
Akuntansi menggunakan uang sebagai denominator umum. Akibatnya hanya
faktor/transaksi yang dapat dianjurkan dalam nilai uang yang dicatat dan dilaporkan dalamakutansi. Selain itu, dalam akuntansi uang diasumsikan merupakan ukuran yang stabil, sehingga
perubahan nilai beli dari uang diabaikan.
5. Standar Akuntansi KeuanganMerupakan pedoman/acuan dalam penyusunan laporan keuangan yang
disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) 1994.
6. Kebijakan AkuntansiKebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip dasar-dasar,
konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Dalam Rumah SakitSwadana telah berlaku kebijakan akuntansi Rumah Sakit dengan
menggunakan cash basis dan accrual basis yang sementara berjalan
paralel.Dalam mengatur rumah sakit dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Pri vate Hospital)Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi yang dikembangkan oleh Financial Accounting StandardsBoardFASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan).
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
5/20
2. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital)Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang dikembangkan oleh Govermenttal Accounting Standards Board GASB (Dewan Standar Akuntansi
Pemerintah).
A. Akuntansi Dana di Rumah SakitDalam akuntansi dana untuk rumah sakit, penyajian laporan informasi keuanganmengharuskan pembentukan dana (fund) yang dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Dana Tidak Terikat (Unr estri cted Fund)Yaitu dana yang tidak dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu.
2. Dana Terikat (Restr icted Fund)Yaitu dana yang dibatasi penggunaannya pada suatu tujuan tertentu yang biasanya muncuulkarena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan sumbangan. Terikat tidaknya aktiva
tergantung pada ketentuan pihak lain (donor) yang memberikan sumber keuangan
Tidak ada PSAK khusus yang mengatur standar akuntansi untuk rumah sakit. PSAK yang
paling cocok untuk sementara waktu digunakan adalah PSAK 45 tentang organisasi nirlaba.
Berdasarkan PSAK 45, akuntansi RS tidak berdasarkan sistem dana, hanya dana tunggal.
Namun aktiva bersih RS dikategori berdasarkan tiga jenis:
1. Dana tidak terikat2. Dana terikat sementara
3. Dana terikat permanen
Ruang Lingkup Akuntansi Rumah Sakit1. Laporan hasil usahaWalaupun Rumah Sakit Pemerintah berorientasi sosial atau nir laba, namun dengan
perubahan menjadi Unit Swadana, maka mencari laba usaha adalah penting walaupun bukan
menjadi tujuan utama pendirian Rumah Sakit tersebut. Sisa hasil usaha Rumah Sakit Swadana
berbeda dengan SHU badan usaha lainnya atau Rumah Sakit yang berbentuk PT, pada RumahSakit Swadana tidak ada bagian yang diserahkan kepada pemilik sebagai dividen.
a. Pengertian SHU adalah kelebihan dari penghasilan atas beban pada satu periode tertentu.
b. Manfaat SHU antara lain :
o Memungkinkan analisis laporan keuangan
o Memungkinkan laporan pertanggungjawaban manajemen Setiap unit di Rumah Sakit mempunyai
kontribusi tersendiri terhadap SHU. Ada unit yang berkontribusi sebagai penghasil keuntungan(profit center) dan ada yang sebagai pusat pengeluaran beban (cost center). Laporan dapatbersifat kualitatif sebagai basil peninjauan lapangan dan dapat bersifat kuantitatif/keuangan yang
diperoleh dan laporan-laporan unit center.
c. Penyajian didapat dari:
o Penyajian penghasilan yang berasal dari pendapatan kegiatan usaha (operating revenues) yaitu
semua penghasilan (bruto) yang timbul dari aktivitas utama Rumah Sakit seperti pelayanan jasa
medis dan kesehatan di Unit Rawat Inap, Rawat Jalan, penunjang medik dan lain-lain
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
6/20
o Penyajian penghasilan yang berasal dari penghasilan lain-lain yang merupakan semua basil yang
diperoleh bukan dari aktivitas utama Rumah Sakit seperti parkir, WC, bunga bank dan lain-lain.
o Beban (expenses) yaitu biaya yang secara lang sung telah dimanfaatkan di dalam kegiatan
memperoleh penghasilan dalam suatu periode tertentu.Terdiri dari :
- beban dari kegiatan usaha yaitu beban yang timbul sebagai akibat dari kegiatan utama RumahSakit seperti gaji seluruh karyawan, harga pokok obat/bahan habis pakai, snack karyawan,sparepart peralatan medik dan lain-lain.
- beban umum dan administrasi yaitu beban yang timbul bukan diakibatkan langsung dari
kegiatan memperoleh pendapat usaha Rumah Sakit seperti beban gaji direksi dan karyawanadiministrasi umum, ATK dan lain-lain
- beban lain-lain adalah semua beban yang itmbul bukan dikarenakan dari pelaksanaan aktivitas
utama Rumah Sakit, seperti beban bunga dan lain-lain.
d. Bentuk laporan :
o Tunggal (Single step)
Semua penghasilan dikelompokkan
Semua beban dikelompokkan Selisih penghasilan atas beban adalah SHU
PPH 25 maka didapat SHU bersih.
o Bertahap
Setiap penghasilan ataupun beban diuraikan secara rinci.
e. Perkiraan luar biasaYaitu perkiraan yang sifatnya abnormal/luar biasa (extra ordinary), bisa berupa
keuntungan atau kerugian luar biasa, seperti pelunasan hutang, gempa bumi, kebakaran dan lain-
lain.
B. Dana-Dana dalam Akuntansi Dana Rumah Sakit
Dana dalam akuntansi dana rumah sakit dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Dana Umum (General Fund)Damna umum digunakan untuk mencatat sumber daya dana/dana yang diterima dan dibelanjakan
dalam menjalankan dalam menjalankan kegiatan operasional utama dari rumah sakit.
2. Dana TerikatKelompok dana (Fund Groups) yang digolongkan sebagai dana terikat digunakan untuk
mencatat dana yang penggunaannya dibatasi oleh donor atau pihak yang mensponsori dana
tersebut.
Laporan Keuangan Rumah SakitDalam laporan keuangan rumah sakit terdapat empat laporan keuangan utama yang dihasilkan
oleh proses akuntansi, yaitu:
1. Neraca
Terdiri dari Aktiva dan utang diklasifikasi menjadi:
Aktiva lancaraktiva tetap
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
7/20
Utang lancarutang jangka panjang
Aktiva bersih (ekuitas) diklasifikasi berdasarkan:
Aktiva bersih tidak terikat Aktiva bersih terikat temporer
Aktiva bersih terikat permanen
Neraca dalam rumah sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar baik isi maupun prosespenyusunan dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca perusahaan yang
sering kita kenal disektor komersial namun demikian ada beberapa hal yang secara khusus perlu
diperhatikan antara lain:
a. KasJumlah kas yang tercatat dalam neraca tidak termasuk kas pada Dana Terikat yang tidak dapat
digunakan untuk kegiatan operasi.
b. Piutang
Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.
c. InvestasiInvestasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada nilai wajar pada saat
penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian.
d. Aktiva TetapAktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam Dana Umum.
e. Aktiva yang DisisihkanKlasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang penggunaannya
dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana tersebut.
f. Utang Jangka PanjangUtang jangka panjang dilaporkan pada neraca.
g. Saldo DanaSesuai dengan kaidah pembagian dana yang dijelaskan, saldo dana yang dimiliki oleh rumahsakit dipisahkan menjadi tiga macam yaitu: terikat, terikat sementara waktu, dan terikat
permanen.
2. Laporan OperasiUntuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan Operasi (Statement
of Operations). Laporan ini mencakup tentang pendapatan, beban, untung dan rugi, serta
transaksi lainnya yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan operasi
harus dinyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan, yangmelaporkan hal kegiatan operasi rumah sakit selama periode berjalan. Indikator kinerja ini harus
mencakup baik laba ataupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang
diperoleh selama operasi berjalan. Perubahan lain dari saldo dana selama periode berjalan harusdilaporkan setelah indikator kinerja.
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
8/20
Berikut adalah pos-pos lain yng jga perlu menjadi perhatian:
a. Pendapatan Jasa PasienPendapatan jasa pasien dihitung dari jumlah bruto dengan menggunakan tarif standar. Jumlahtersebut kemudian di kurangi dengan penyesuaian kontraktual (contractual adjusments) menjadi
Pendapatan Bersih Jasa Pasien.
b. Penyesuaian KontraktualPenyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses penggantian
pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang dari jumlah tarif standar
penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien yang menjadi tanggunan asuransi.Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar untuk jasa yang diberikan, namun rumah sakit
menjalin kontrak dengan pembayar pihak ketiga di mana rumah sakit menerima jumlah
pembayaran yang lebih rendah untuk jasa tersebut.
c. Pendapatan dari Kegiatan LainnyaPendapatan dari kegiatan lain mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien,
seperti kantin dan sewa parkir. Pendapaatan ini biaaanya mencerminkan jumlah bersih darioperasinya, jadi bukan jumlah brutonya.
d. Transfer AntardanaTidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam Dana Terikat ketika persyaratan yangditetapkan oleh pihak sponsor atau donor sudah terpenihi. Dalam hal ini aktiva tersebut harus
ditransfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat. Untuk tujuan pelaporan keuangan, transfer
antar dana ini dilaporkan dalam Laporan Operasi sebagai Pelepasan Saldo Dana danditunjukkan sebagai penambahan atas Dana Tidak Terikat.
Contoh Pendapatan:
1. Pendapatan operasioal wajat jalan: karcis umum dan karcis spesialis.
2. Pendapatan operasional rawat inap: akomodasi dan visite.3. Pendapatan tindakan medis: tindakan medik, dan tindakan keperawatan
4. Pendapatan operasional unit penunjang: rasiologi, laboratorium, fisioterapi, farmasi, dan rehab
medik.
e. Beban Dana UmumBeban-beban dalam Dana Umum diakui secara akrual, seperti halnya pada entitas komersial.Contoh beban :
Biaya pelayanan: bahan, jasa pelayanan, pegawai, penyusutan, pemeliharaan, asuransi,langganan dan daya, pelatihan, dan penelitian.
Biaya umum dan administrasi: pegawai, administrasi kantor, penyusutan, pemelihataan,
langganan dan daya, pelatihan, dan penelitianf. SumbanganSumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang terbentuk jasa dan berbentuk aktiva. Karena
sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasiini biasanya tidak dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka
perkiraan nilai dari donasi jasa dicatat sebagai sumbangan yang langsung diikuti dengan beban
dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar
pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan jika donasi aktiva ini penggunaannya dibatasi oleh
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
9/20
pihak sponsor atau donor maka dilaporkan dalam Dana Terikat Sementara atau Dana Terikat
Permanen. Ketika pembatasannya sudah tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari Dana
Terikat ke Dana Umum.
3. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih yang Tidak Terikat,Terikat Sementara, dan terikat Permanen.
4. Laporan Arus KasFormat dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas komersial.Laporan arus kas terdiri dari:
1. Aktivitas operasi
2. Aktivitas investasi
3. Aktivitas pendanaan
5. Catatan Atas Laporan KeuanganTerdiri dari :
1.
Gambaran umum RS2. Iktisar kebijakan akuntansi
3. Penjelasan pos-pos laporan keuangan
Ditjen Pelayanan Medit Depkes membuat ketentuan akuntansi, khususnya bagi RS yang
sudah menjadi BLU (Badan Layanan Umum). Pedoman akuntansi RS ini berisi 10 bab:1. Pendahuluan
2. Laporan Keuangan
3. Akuntansi Aktiva4. Akuntansi Kewajiban
5. Akuntansi Aktiva Bersih (Ekuitas)
6. Akuntansi Perubahan Aktiva Bersih
7. Laporan Arus Kas8. Catatan Atas Laporan Keuangan
9. Ilustrasi Laporan Keuangan
10. Rasio Keuangan
Rumah Sakit Pemerintah Daerah sebagai Badan Layanan Umum (BLU)
A. Pengertian Badan Layanan Umum (BLU)
Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, yaitu : Badan Layanan Umumadalah instansi di lingkungan Pemerintahyang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi danproduktivitas.Pengertian ini kemudian diadopsi kembali dalam peraturan pelaksanaannya yaitu dalam
Pasal 1 angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Tujuan dibentuknya BLU adalah sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 68 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa Badan Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepadamasyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Kemudian ditegaskan kembali dalam PP No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan
pelaksanaan dari asal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 2 yang menyebutkan bahwa
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
10/20
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas
dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapanpraktek bisnis yang sehat.
Sedangkan Asas BLU diatur menurut Pasal 3 PP No. 23 Tahun 2005, yaitu:
1. Menyelenggarakan pelayanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yangdidelegasikan, tidak terpisah secara hukum dari instansi induknya;2. Pejabat BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada pimpinan
instansi induk;
3. BLU tidak mencari laba;4. Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak terpisah;
5. Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.
Dari uraian definisi, tujuan dan asas BLU, maka dapat terlihat bahwa BLU memiliki suatukarakteristik tertentu, yaitu :
1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkan dari kekayaan Negara;
2.
Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan masyarakat;3. Tidak bertujuan untuk mencarai laba;
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi;
5. Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan pada instansi induk;
6. Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara langsung;7. Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil;
8. BLU bukan subyek pajak.
Selain itu, sekalipun BLU dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi danproduktivitas ala korporasi, namun terdapat beberapa karakteristik lainnya yang membedakan
pengelolaan keuangan BLU dengan BUMN/BUMD, yaitu:
1. BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa;2. Kekayaan BLU merupakan bagian dari kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan serta
dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU yang
bersangkutan;
3. Pembinaan BLU instansi pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri Keuangan dan pembinaanteknis dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang
bersangkutan;
4. Pembinaan keuangan BLU instansi pemerintah daerah dilakukan oleh pejabat pengelola
keuangan daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerahyang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan;
5. Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan;
6. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta laporan keuangan dan laporan kinerja BLU disusundan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan danlaporan kinerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah;
7. Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan merupakan
pendapatan negara/daerah;8. Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja yang bersangkutan;
9. BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain;
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
11/20
10. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur dalam peraturan pemerintah
(dhi. PP No. 23 Tahun 2005).
B. Dasar Pengaturan BLUBLU diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengaturnya,
yaitu:1. Pasal 1 angka 23, Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;2. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
3. PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal;4. Peraturan Menteri Keuangan No. 07/PMK.02/2006 tentang Persyaratan Administratif Dalam
Rangka Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
5. Peraturan Menteri Keuangan No. 08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan PengadaanBarang/Jasa Pada Badan Layanan Umum;
6. Peraturan Menteri Keuangan No. 09/PMK.02/2006 tentang Pembentukan Dewan Pengawas
Pada Badan Layanan Umum;7. Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.02/2006 jo. PMK No. 73/PMK.05/2007 tentang
Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan Pegawai Badan
Layanan Umum;
8. Peraturan Menteri Keuangan No. 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan,Penetapan, Dan Perubahan Rencana Bisnis Dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Badan Layanan Umum;
9. Peraturan Menteri Keuangan No. 109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas Badan LayananUmum;
10. Peraturan Menteri Keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif Dalam
Rangka Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;11. Peraturan Menteri Keuangan No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis PengelolaanKeuangan Badan Layanan Umum Daerah;
13. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-50/PB/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Oleh Satuan Kerja Instansi PemerintahYang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU);
14. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-62/PB/2007 tentang Pedoman Penilaian Usulan
Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
15. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-67/PB/2007 tentang Tata Cara PengintegrasianLaporan Keuangan Badan Layanan Umum Ke Dalam Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
C. Jenis dan Persyaratan BLUApabila dikelompokkan menurut jenisnya BLU terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. BLU yang kegiatannya menyediakan barang atau jasa meliputi rumah sakit, lembaga
pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, dan lain-lain;
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
12/20
2. BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi otorita pengembangan
wilayah dan kawasan ekonomi terpadu (Kapet); dan
3. BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus meliputi pengelola dana bergulir, dana UKM,penerusan pinjaman dan tabungan pegawai.
Untuk menjadi sebuah BLU, maka harus memenuhi persyaratan sebagaimana diaturmenurut Pasal 4 PP No. 23 Tahun 2005, sebagai berikut:1. Persyaratan Substantif, apabila menyelanggarakan layanan umum yang berhubungan dengan :
a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum;
b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakatatau layanan umum; dan/atau
c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada
masyarakat.
2. Persyaratan Teknis, yaitu :a. kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangan danb. kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana ditunjukkan
dalam dokumen usulan penetapan BLU.
3. Persyaratan Administratif, yaitu :
a. pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagimasyarakat;
b. pola tata kelola (yang baik);
c. rencana strategis bisnis;d. laporan keuangan pokok;
e. standar pelayanan minimum; dan
f. laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.
Atas dasar itu maka penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM) menjadi bagian dariproses kegiatan merubah bentuk RS menjadi bentuk BLU. SPM sediri didefinisikan dalam PP 23
tahun 2004 sebagai spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang diberikan oleh
BLU kepada masyarakat. Dari definisi ini terlihat bahwa SPM harus memiliki indikator kinerjapelayanan dan standar (target) pencapaiannya Kesimpulan sementara, dengan menjadi BLU
maka RS memiliki kebebasan untuk mengelola keuangannya, namun RS diminta berjanji
untuk dapat menyediakan pelayanan dengan indikator dan standar kinerja pelayanan yang baik(dalam bentuk SPM) dengan kata lain, semakin tinggi janji yang diajukan (tetapi masuk akal)
maka semakin mudah keluarnya ijin BLU
D. Rumah Sakit Sebagai BLU
Standar Pelayanan dan Tarif Layanan Rumah SakitPelanggan baik eksternal maupun internal mempunyai keinginan- keinginan ataupun
harapan terhadap jasa yang disediakan oleh rumah sakit. Mereka mempunyai persyaratan-persyaratan yang diharapkan dapat dipenuhi oleh rumah sakit. Namun demikian pelanggan
eksternal sebagai pengguna jasa pelayanan mengharapkan apa yang diinginkan dapat dipuaskan
(customer satisfaction), sedangkan tenaga profesi mengajukan persyaratan agar pelayanan yang
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
13/20
disediakan memenuhi standar profesi, sedangkan pihak manajemen menghendaki pelayanan
yang efektif dan efisien. Jadi mutu dapat dipandang dari berbagai sudut pandang
Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD menggunakan standar pelayananminimum yang ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya, harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan
layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan. Dalam hal rumah sakit pemerintahdi daerah (RSUD) maka standar pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala daerah denganperaturan kepala daerah. Standar pelayanan minimal tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu
:
1. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjangterwujudnya tugas dan fungsi BLU/BLUD;
2. Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan;
3. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasionalsesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;
4. Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya
untuk menunjang tugas dan fungsi BLU/BLUD;5. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan.
Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD dapat memungut biaya
kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas
barang/jasa layanan yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atasdasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan diusulkan
oleh rumah sakit kepada menteri keuangan/menteri kesehatan/kepala SKPD sesuai dengan
kewenangannya, dan kemudian ditetapkan oleh menteri keuangan/kepala daerah denganperaturan menteri keuangan/peraturan kepala daerah. Tarif layanan yang diusulkan dan
ditetapkan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. kontinuitas dan pengembangan layanan;
2. daya beli masyarakat;3. asas keadilan dan kepatutan; dan
4. kompetisi yang sehat.
Penentuan tarif harus berdasarunit costdan mutu layanan. Dengan demikian rumah sakit
pemerintah harus mampu melakukan penelusuran (cost tracing) terhadap penentuan segalamacam tarif yang ditetapkan dalam layanan. Selama ini aspek penentuan tarif masih berbasis
aggaran ataupu subsidi pemerintah sehingga masih terdapat suatu cost culture yang tidak
mendukung untuk peningkatan kinerja atau mutu layanan. Penyusunan tarif rumah sakit
seharusnya berbasis pada unit cost, pasar (kesanggupan konsumen untuk membayar dan strategiyang diipilih. Tarif tersebut diharapkan dapat menutup semua biaya, diluar subsidi yang
diharapkan. Yang perlu diperhatikan adalah usulan tarif jangan berbasis pada prosentase tertentu
namun berdasar pada kajian yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara umum tahapan
penentuan tarif harus melalui mekanisme usulan dari setiap divisi dalam rumah sakit dan aspekpasar dan dilanjutkan kepada pemilik. Pemilik rumah sakit pemerintah adalah pemerintah daerah
dan DPRD
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
14/20
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
15/20
Adapun Laporan Keuangan rumah sakit pemerintah daerah sebagai BLU yang disusun
harus menyediakan informasi untuk:
1. Mengukur jasa atau manfaat bagi entitas yang bersangkutan;2. Pertanggungjawaban manajemen rumah sakit (disajikan dalam bentuk
laporan aktivitas dan laporan arus kas);
3. Mengetahui kontinuitas pemberian jasa (disajikan dalam bentuk laporanposisi keuangan);4. mengetahui perubahan aktiva bersih (disajikan dalam bentuk laporan aktivitas).
Sehingga, laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah mencakup sebagai berikut:
1. Laporan posisi keuangan (aktiva, utang dan aktiva bersih, tidak disebut neraca). Klasifikasi
aktiva dan kewajiban sesuai dengan perusahaan pada umumnya. Sedangkan aktiva bersihdiklasifikasikan aktiva bersih tidak terikat, terikat kontemporer dan terikat permanen. Yang
dimaksud pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan
oleh penyumbang. Sedangkan pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber
daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai padaperiode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu;
2. Laporan aktivitas (yaitu penghasilan, beban dan kerugian dan perubahan dalan aktiva bersih);3. Laporan arus kas yang mencakup arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan;4. Catatan atas laporan keuangan, antara lain sifat dan jumlah pembatasan permanen atau temporer,
dan perubahan klasifikasi aktiva bersih.
Dalam hal konsolidasi laporan keuangan rumah sakit pemerintah daerah dengan laporankeuangan kementerian negara/lembaga, maupun laporan keuangan pemerintah daerah, maka
rumah sakit pemerintah daerah sebagai BLU/BLUD mengembangkan sub sistem akuntansi
keuangan yang menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP (Pasal 6 ayat (4) PMK No.
76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan
Umum).
Berdasarkan PMK No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum dan sesuai pula dengan Pasal 27 PP No. 23 tahun 2005, maka
rumah sakit pemerintah daerah dalam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan
dan kegiatan pelayanannya, menyusun dan menyajikan:
1. Laporan Keuangan; dan
2. Laporan Kinerja.
Laporan Keuangan tersebut paling sedikit terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran dan/atau Laporan Operasional;
2. Neraca;
3. Laporan Arus Kas; dan4. Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Keuangan rumah sakit pemerintah daerah tersebut sebelum disampaikan kepada
entitas pelaporan direviu oleh satuan pemeriksaan intern, namun dalam hal tidak terdapat satuanpemeriksaan intern, reviu dilakukan oleh aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga.
Reviu ini dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan Laporan
Keuangan BLU. Sedangkan Laporan Keuangan tahunan BLU diaudit oleh auditor eksternal.
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
16/20
RUMAH SAKIT SEBAGAI BLU: TINJAUAN ASPEK PELAPORAN KEUANGANOrganisasi BLU cenderung sebagai organisasi nirlaba kepemerintahan Sesuai dengan PP
No:23 tahun 2005 pasal 26 menyebutkan bahwa akuntansi dan laporan keuangandiselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh
asosiasi profesi akuntansi Indonesia. Ketentuan ini mengakibatkan ketidakkonsistensian yaitu
bahwa organisasi BLU yang cenderung sebagai organisasi kepemerintahan tetapi pelaporanakuntansi menggunakan PSAK (standar akuntansi keuangan ) dari IAI, bukan menggunakanPSAP Standar akuntansi pemerintahan). Standar akuntansi pemerintah disusun oleh komite
standar akuntansi pemerintah (KSAP). Standar ini digunakan untuk organisasi kepemerintahan
dan merupakan pedoman dalam penyususnan dan penyajian laporan keuangan. SAP dinyatakandalam PSAP.
Organisasi pemerintahan sebagai organisasi yang nirlaba semestinya menggunakan SAP
bukan SAK. Oleh karena itu jika rumah sakit pemerintah sebagai badan layanan umum
semestinya juga menggunakan SAP bukan SAK, namun dalam PP disebutkan badan layananumum sebagai institusi yang nirlaba menggunakan SAK. Dalam hal ini SAK yang tepat adalah
PSAK no 45 yaitu standar akuntansi keuangan utuk organisasi nirlaba.
PERBEDAAN PSAK 45 DAN SAP
PSAK 45 SAP
Badan penerbitnya IAI Badan Penerbit KSAP
Laporan keuangan:
Laporan aktivitas Laporan posisi keuangan
Laporan arus kas
Catatan atas Laporan keuang
Laporan keuangan:
Laporan realisasi anggaran Neraca
Laporan arus kas
Catatan atas Laporan keuangan
Organisasi bisnis
Organisasi non kepemerintahan
Organisasi kepemerintahan
Pengguna:
Masyarakat Lembaga donor
Pemerintah
Pengguna:
Masyarakat Wakil rakyat/Pengawas/Pemeriksa
Pemerintah
Laporan keuangan rumah sakit merupakan laporan yang disusun oleh manajemen sebagaimedia penyampaian laporan keuangan suatu entitas. Laporan keuangan rumah sakit merupakan
penyamapaian informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap entitas tersebut.
Nilai lebih dari rumah sakit pemerintah menjadi badan layanan uumun ditinjau dari isi pelaporan
keuangan adalah rumah sakit harus mengikuti ketentuan untuk pelaporan keuangan organisasinirlaba dan menyanggupi untuk laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor independence.
Dengan kesanggupan tersebut tentu saja diharapkan rumah sakit dapat mencapai tata kelola yang
baik dan pelaporan yang transparans.
RUMAH SAKIT SEBAGAI BLU: TINJAUAN DARI ASPEK TEKNIS KEUANGAN
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
17/20
Adanya isu desentralisasi dan perundangan yang berlaku yaitu: UU no: 22 dan UU no: 25
tahun 1999 (UU no: 33 dan 36 tahun 2004) tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,
serta Kepmendagri no: 29 tahun 2002 tentang pedoman Umum Penyusunan APBD, UU no: 32tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, UU no :25 tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan
Nasional, PP no: 23 tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum, PP no: 24 tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah, membuat rumah sakit harus melakukan banyak penyesuaiankhusunya dalam hal pengelolaan teknis keuangan maupun penganggaraannya, termasukpenentuan biaya.
Rumah sakit pemerintah dituntut untuk menjadi rumah sakit yang murah dan bermutu.Dalam pengelolaannya rumah sakit pemerintah memiliki peraturan pendukung yang terkait
dnegan pengelolaan keuangan yang fleksibel. Berdasar PP no: 23 tahun 2005 tersebut rumah
sakit pemerintah telah mengalami perubahan sebagai badan layanan umum. Perubahan
kelembagaan ini berimbas pada pertanggungjawaban keuangan bukan lagi kepada departemenkesehatan tetapi kepada departemen keuangan. Sebagaimana telah diuraikan di atas dari aspek
pelaporan keuangan yang harus mengikuti standar akuntansi keuangan, maka dalam pengelolaan
teknis keuangan pun harus diselenggarakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip akuntanbilitas,transparansi dan efisiensi. Anggaran yang disusun rumah sakit pemeritah juga harus disusun
dengan berbasis kinerja (sesuai dengan Kepmendagri no 29 tahun 2002).
Berdasar prinsip-prinsip tersebut, aspek teknis keuangan perlu didukung adanya
hubungan yang baik dan berkelanjutan antara rumah sakit,dengan pemerintah dan dengan parastakeholder, khususnya dalam penentuan biaya pelayana kesehatan yang mencakup unit cost,
efisiensi dan kualitas pelayanan. Yang perlu dipertimbangankan lagi adalah adalah adanya audit
atau pemeriksaan bukan saja dari pihak independen terhadap pelaporan keuangan tetapi jugaperlu audit klinik. Dengan berubahnya kelembagaan sebagai BLU tentu saja aspek teknis sangat
berhubungan erat dengan basis kinerja.
Sesuai syarat-syarat BLU bahwa yang dimaksud dengan persyaratan substantif,
persyaratan teknis dan persyaratan admnistratif adalah berkaitan dengan standar layanan,penentuan tarif layanan, pengelolaan keuangan,tata kelola semuanya harus berbasis kinerja.
Implementasi aspek teknis keuangan bagi rumah sakit ini akan menjadi nilai plus dalam
upayanya untuk peningkatan kualitas jasa layanan dan praktik tata kelola yang transparan.
Perhitungan dan penelusuran terhadap unit costmemerlukan persyaratan sbb:1. Menuntut adanya dukungan dari para stakeholder,
2. Memiliki keinginan yang kuat dari rumah sakit untuk berbenah, tanpa meninggalkan misi
layanan sosial tetapi harus tetap mengunggulkan rumah sakit sebagai alat bargaining position,
3. Kesanggupan untuk mewujudkan desakan akuntabilitas dari publik kepada rumah sakit,khususnya mengenai pola penentuan tariff,
4. Dukungan dari seluruh tim ahli, baik ahli medis, komite medis, sistem informasi rumah sakit,
akuntansi dan costing.Dengan implementasi perubahan kelembagaan menjadi badan layanan umum, dalam
aspek teknis keuangan diharapkan rumah sakit akan memberi kepastian mutu dan kepastian
biaya menuju pada pelayanan kesehatan yang lebih baik.
RUMAH SAKIT SEBAGAI BLU: TINJAUAN DARI ASPEK PERPAJAKAN
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
18/20
Rumah sakit yang dimiliki oleh Pemerintah (RSU ataupun RSUD) didanai dari APBN
dan APBD, maka rumah sakit tidak memiliki kewajiban PPh terhadap diri sendiri. Dengan kata
lain, rumah sakit pemerintah tidak perlu melaporkan PPh 25 (SPT Masa) maupu PPh 29 (SPTTahunan) karena bukan subyek pajak. Namun untuk 12 kategori sebagai unit pemerintah dan
bukan subyek pajak, dalam Undang-undang pajak penghasilan terdapat empat kriteria yang harus
dipenuhi rumah sakit yaitu:1. Dibentuk berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku,2. Dibiayai dengan dana yang bersumber APBN dan APBD,
3. Penerimaan lembaga tersebut dmasukkan dalam anggaran,
4. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional NegaraDengan demikian karena RSU/RSUD mendapatkan pembiayaan dari luar APBN/APBD
atau tidak seluruh penerimaan dan pembiayaan tercatat dalam APBN/APBD, maka kewajiban
menghitung pajak sendiri (PPh 25/29) disamakan dengan badan swasta lain.
Berkaitan dengan PP no 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU, apabilaRSU atau RSUD (rumah sakit pemerintah) sudah mendapat penetapan sebagai BLU, karena
seluruh penerimaan dan pembelanjaan masuk APBN/APD, maka rumah sakit pemerintah
tersebut bukan merupakan subyek pajak sehingga tidak memiliki kewajiban membayar PPhBadan (pasal 25 dan PPh 29). Namun demikian rumah sakit pemerintah memiiliki kewajiban
sebagai pemungut pajak PPh pasal 21, 23, 26, dan pasal 4 ayat (2) berkaitan dengan aktivitas
pembayaran gaji, honor, jasa, sewa, dll kepada karyawan dan pihak ketiga. Berkaitan dengan
transaksi penyerahan obat kepada pasien, rumah sakit juga berpotensi memiliki kewajibanmemungut PPN (pajak pertambahan nilai) dan dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak.
Ketentuan khusus bagi organisasi sejenis Yayasan yang bergerak di bidang rumah sakit
berdasar SE-34/PJ.4/1995) adalah:1. Obyek Pajak, yang mmenjadi obyek pajak adalah semua penghasilan yang diterima atau
diperoleh sesuai dengan ketentuan dalam UU no 17 tahun 2000, antara lain:
a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha, pekerjaan, kegiatan atau jasa,
b. Bunga deposito, bunga obligasi, diskontto SBI dan bunga lainnya,c. Sewa dan imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
d. Keuntungan pengalihan harta,
e. Pembagian keuntungan dari kerjasama usaha,2. Jenis-jenis penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan usaha/kegiatan yang
dilakukan yayasan atau organisasi sejenis yang bergerak di bidang pelayanan rumah sakit
meliputi:a. Uang pendaftaran untuk pelayanan kesehatan,
b. Sewa kamar/ruangan di rumah sakit, poliklinik, pusat pelayanan kesehatan,
c. Penghasilan dari perawatan kesehatan seperti uang pemeriksaan dokter, operasi, rontgen,
scanning, pemeriksaan laboratorium, dlld. Uang pemeriksaan kesehatan termasukgeneral check up,
e. Penghasilan dari penyewaan alat kesehatan,
f. Penghasilan dari penjualan obat,
g. Penghasilan lainnya sehubungan dengan pelayanan kesehatan,Berkaitan dengan transaksi yang berhubungan dengan Pph 21 di rumah sakit, terdapat
ketentuan khusus bagi rumah sakit, yaitu:
1. Tenaga dokter berdasar status hubungan kerja digolongkan menjadi:a. Dokter yang menjabat sebagai pimpinan rumah sakit,
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
19/20
b. Doker sebagai pegawai tetap atau honorer rumah sakit,
c. Dokter tetap yaitu dokter yang mempunyai jadwal praktek tetap tetap bukan sebagai pegawai
tetap rumah sakit,d. Dokter tamu yaitu dokter yang merawat atau menitipkan pasiennya untuk dirawat di rumah
sakit,
e. Dokter yang menyewa ruangan di rumah sakit untuk praktek,Sedangkan untuk penghasilan dokter dapat dibedakan menjadi:a. Penghasilan yang bersumber dari keuangan rumah sakit atau dari imbalan lain yang diterima
oleh para dokter,
b. Penghasilan yang berasal dari pasien yang diterima oleh para dokter,
PENGURANGAN PENGHASILAN
Dalam ketentuan perhitungan pajak penghasilan, yang dapat dikurangkan dari
penghasilan kena pajak adalah: (a). Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan usaha,
pekerjaan, kegiatan atau pemberian jasa untuk mendapatkan, menagih, dan memeliharapenghasilan atau biaya yang berhubungan langsung dnegan operasional penyelenggaraan rumah
sakit, (b). Penyusutan atau amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta yangmempunyai manfaat lebih dari 1 tahun, dan (c). Subsidi yang diberikan kepada pasien yang tidak
mampu ataupun biaya pelayanan kesehatan yang kurang mampu yang dipikul oleh yayasan atauorganisasi yang sejenis yang tidak bergerak di bidang pelayanan kesehatan.
Perlakukan pembukuan atas subsidi atau pembebanan biaya bagi pasien yang tidakmampu adalah (a). Sejumlah bagian yang benar-benar dibayar oleh pasien merupakan
penghasilan dan biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan tagihan kepada pasien, atau (b). Sejumlah yang seharusnya
diterima atau diperoleh rumah sakit merupakan penghasilan dan sejumlah subsidi (selisih antarayang seharusnya diterima rumah sakit dengan yang benar-benar dibayar oleh pasien) merupakan
tambahan biaya. Apabila yayasan atau organisasi yang sejenis memberikan subsidi sebagian atauseluruh biaya pelayanan kesehatan kepada pasien yang kurang mampu yang dirawat di rumahsakit di bawah yayasan lain, maka pengeluaran subsidi dimaksud dapat ditambahkan sebagai
biaya oleh yasayan atau rumah sakit yang memberikan subsidi tersebut.
OBYEK PPN DALAM RUMAH SAKITDalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No: SE-06/PJ.52/ 2000 tanggal 2 maret
2000 telah ditegaskan bahwa instalasi farmasi (kamar obat) merupakan suatu tempat untuk
mengadakan dan menyimpan obat-obatan, gas medik alat kesehatan serta bahan kimia yangbukan berdiri sendiri tetapi merupakan satuan organic yang tidak terpisah dari keseluruhan
rumah sakit. Selanjutnya ditegaskan bahwa penyerahan obat-obatan yang dilakukan instalasi
farmasi (kamar obat) tidak terutang PPN. Dalam kenyataannya instalasi farmasi melayani rumahsakit yang terdiri dari pasien rawat inap, pasien rawat jalan dan pasien gawat darurat. Mengingatinstalasi farmasi rumah sait melakukan pelayanan kepada pasien rawat jalan sebagaimana
lazimnya sebuah apotik, maka atas penyerahan obat-obatan oleh instalasi farmasi kepada pasien
rawat jalan tetap terutang PPN. Menurut PP no 50 tahun 1994, pedagang eceran adalahpengusaha yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha perdagangan
dengan cara:
-
7/27/2019 Akuntansi Rumah Sakit Dan Rs Blu
20/20
a. Tidak bertindak sebagai penyalur kepada pedagang lain,
b. Meyerahkan barang kena pajak melalui suatu tempat penjualan eceran seperti tok, kios atau
dengan cara penjualan langsung kepada konsumen akhir dari rumah ke rumah,c. Menyediakan barnang kena pajak yang diserahkan di tempat penjualan secara eceran,
d. Melakukan transaksi jual beli secara spontan tanpa didahului penawaran tertulis, penwaran,
kontrak atau lelang dan umumnya bersifat tunai dan pembeli pada umumnya datang ke tempatpenjualan langsung membawa sendiri barang kena pajak yang dibelinya.
Dengan demkian apabila apotik atau instalasi farmasi di rumah sakit bertindak
sebagaimana lazimnya apotik melakukan penyerahan obat-obatan kepada pasien rawat jalan,maka rumah sakit yang mempunyai instalasi farmasi/apotik tersebut merupakan pengusaha kena
pajak pedagang eceran. Selanjutnya PPN harus dibayar atas penyerahan obat obatan kepada
pasien rawat jalan oleh instalasi farmasi/apotik adalah sebesar 2% dari jumlah seluruh
penyerahan barang dagangan.Rumah sakit pemerintah sebagai badan hukum dalam pemberlakuan pajak pertambahan
nilai tetap mengacu pada ketentuan obyek PPN pada barang kenapajak pada umumnya tanpa
melihat klasifikasi organisasi sebagai BLU. Hal ini dapat ditegaskan bahwa penyerahan obat-obatan oleh instalasi farmasi kepada pasien rawat inap tidak dikenakan PPN, nanum kepada
pasien selain rawat inap yang dilakuakn pleh apotik maupun instalasi farmasi terutang PPN.
Sedangkan PPN atas jasa pada rumah sakit, menurut pasar 4 ayat 3 UU PPN jo Pasal 5 PP 144
tahun 2000, jasa pelayanan kesehatan medis merupakan jasa yang tidak dikenakan PPN 17.