akun biaya
TRANSCRIPT
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 8 No. 1, April 2008 : 17 - 22
ANALISIS BIAYA FACTORY OVERHEAD DALAM KAITANNYA DENGAN PENENTUAN PERILAKU BIAYA MENGGUNAKAN METODE HIGH LOW DAN METODE
SCATTERGRAPH Studi Kasus pada CV. Jagor Jaya
Oleh :
Iriyadi* dan Ferlin Wijaya
*Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT
This research has a goal, that is to find out FOH Cost Analysis in connection with cost characteristic fixation by high low method and scattergraph method. By utilizing high low method and scattergraph method, it will be able to be separated fixed cost and variable cost. The outcome of this research shows that CV Jagor Jaya do not applicate FOH Cost based on cost characteristic by high low and scattergraph method. Whereas, by using the method mentioned above, it will make the company easier to find out cost increase or decrease in one year.
Keywords: Factory overhead cost; High low and scattergraph method.
PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam merencanakan dan
mengendalikan biaya bergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dengan aktivitas bisnis. Dalam praktik, penilaian manajemen digunakan untuk mengklasifikasikan biaya sebagai biaya tetap atau biaya variabel. Pada umumnya, klasifikasi dan estimasi biaya yang lebih dapat diandalkan diperoleh dengan menggunakan metode perhitungan high low; metode scattergraph; dan metode analisis regresi (least square method).
Metode-metode ini digunakan tidak hanya untuk mengestimasikan komponen tetap dan variabel dari biaya semivariabel, tetapi juga untuk menentukan apakah suatu biaya seluruhnya tetap atau seluruhnya variabel dalam rentang aktivitas yang relevan. Perubahan desain produk dan perubahan dalam teknologi produksi dapat mempengaruhi
perilaku biaya. Dalam penerapan biaya overhead pabrik diperlukan pengendalian dan ketelitian yang lebih dalam dibandingkan dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, karena biaya overhead pabrik mempunyai beberapa karakteristik yang membedakan dengan biaya produksi langsung. Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang terjadi di pabrik, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik mencakup berbagai jenis biaya, seperti biaya penyusutan, pajak kekayaan, asuransi, upah tidak langsung, bahan perlengkapan pabrik, listrik, air, biaya ketatausahaan, perbaikan, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya yang tidak dapat diidentifikasikan langsung pada suatu produk.
Biaya FOH (Factory Overhead) sangat penting untuk dianalisis, karena akan mempermudah para manajer produksi dalam menguraikan biaya apa saja yang termasuk
IRIYADI dan WIJAYA, Analisis Biaya Factory Overhead dalam Kaitannya
18
dalam biaya produksi; kemudian digolongkan berdasarkan perilakunya yaitu biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel. Dengan menggunakan metode high low dan metode scattergraph, maka biaya tetap dan biaya variabel yang terdapat dalam biaya semivariabel ini dapat dipisahkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan metode kasus yang bertujuan untuk mengamati aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data dikumpulkan melalui riset kepustakaan, wawancara (inteview) dan pengamatan (observasi) pada perusahaan.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bersifat kualitatif yaitu untuk menggali faktor dan analisis kuantitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Biaya FOH dalam Kaitannya
dengan Penentuan Perilaku Biaya
Menggunakan Metode High Low dan
Metode Scattergraph
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh bahwa untuk menghitung dan memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel dari setiap biaya FOH yang ada pada CV. Jagor Jaya menggunakan dua metode dalam memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel, yakni metode high low (high low method) dan metode scattergraph (scattergraph method). 1. Biaya FOH Listrik a. Metode High Low
Dari data biaya listrik titik tertingginya jatuh pada bulan September 2006, dengan rician biaya listrik sebesar Rp 14.286.134 manakala jam mesinnya 6.500 atau (6.500, Rp 14.286.134). Titik terendahnya jatuh pada bulan Maret 2007 dengan biaya listrik Rp 10.763.011 pada saat jam mesinnya 2.000 atau (2.000, Rp 10.763.011). Setelah titik tertinggi dan titik terendahnya telah diketahui, maka nilai-nilai F dan V dapat dihitung :
V = (Y2 - Y1) / (X2 - X1) = (Rp14.286.134-Rp10.763.011)/(6.500-2.000)
= Rp 3.523.123 / 4.500 jam = Rp 783 / jam F = Y2 - V. X2 = Rp 14.286.134 - (Rp 783 x 6.500 jam) = Rp 14.286.134 - Rp 5.089.500 = Rp 9.196.634
Formula biaya dengan memakai high low method adalah :
Y = Rp 9.196.634 + Rp 783 X High low method dapat pula digambarkan
secara grafis yaitu : Jam mesin Biaya Listrik Tingkat aktivitas tertinggi (September 2006) 6.500 Rp 14.286.134 Tingkat aktivitas terendah (januari 2007) 2.000 10.763.011
4.500 Rp 3.523.123
AktivitasPerubahan
BiayaPerubahan Variabel Biaya =
perjam Rp.783Jam / 4.500
3.253.123 Rp. ==
Setelah menentukan tarif variabel untuk biaya listrik Rp 783 per jam, kini akan ditentukan besarnya biaya tetap. Unsur biaya tetapnya dicari dengan cara berikut : Unsur biaya tetap = jumlah biaya - unsur biaya variabel = Rp 14.286.134 - (Rp 783 x 6.500 jam) = Rp 14.286.134 - Rp 5.089.500 = Rp 9.196.634
b. Scattergraph Method
Diasumsikan bahwa nilai yang paling sesuai adalah yang melewati jam mesinnya 2.500 dan 2.800, biaya variabel per unit dapat dihitung dengan cara berikut : X1 = 2.500 dan Y1 = Rp 11.125.377 serta X2 = 2.800 dan Y2 = Rp 11.775.156. Lalu dengan menggunakan dua titik ini dihitung kemiringan garis :
V = (Y2 - Y1) / (X2 - X1) =(Rp11.775.156-Rp11.125.377)/(2.800–2.500)
= Rp 649.779 / 300
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008
19
= Rp 2.166 / jam Dengan demikian, tarif biaya variabel per
unit adalah Rp 2.166/jam. Dengan biaya variabel ini, langkah terakhir adalah menghitung unsur biaya tetap dengan menggunakan (X2, Y2) dalam persamaan intersep : F = Y2 - V. X2 = Rp 11.775.156 - (Rp 2.166 x 2.800) = Rp 11.775.156 - Rp 6.064.800 = Rp 5.710.356 (dibulatkan menjadi Rp 5.710.350) F = Y1 - V. X2 = Rp 11.125.377 - (Rp 2.166 x 2.500) = Rp 11.125.377 - Rp 5.415.000 = Rp 5.710.377 (dibulatkan menjadi Rp 5.710.350)
Komponen-komponen biaya variabel dan
biaya tetap kini dapat diidentifikasi. Rumus biaya untuk biaya listrik adalah : Y = Rp 5.710.350 + 2.166 X
2. Biaya FOH Telepon a. Metode High Low
Titik tertinggi biaya telepon jatuh pada bulan September 2006, dengan rincian biaya sebesar Rp 5.971.293 manakala jam mesinnya 6.000 atau (6.000, Rp 5.971.293). Titik terendahnya jatuh pada bulan Maret 2007, dengan biaya telepon sebesar Rp 3.056.173 pada saat jam mesinnya 3.000 atau (3.000, Rp 3.056.173). Setelah titik tertinggi dan titik terendahnya telah diketahui, maka nilai-nilai F dan V dapat dihitung : V= (Y2 - Y1) / (X2 - X1) = (Rp5.971.293-Rp3.056.173)/(6.000 - 3.000)
= Rp 2.915.120 / 3.000 = Rp 972 / jam F = Y2 - V. X2 = Rp 5.971.293 - (Rp 972 x 6.000 jam) = Rp 5.971.293 - Rp 5.832.000 = Rp 139.293
Formula biaya dengan memakai high low method adalah : Y = Rp 139.293 + Rp 972 X
High low method dapat pula digambarkan secara grafis yaitu : Jam mesin Biaya Telepon Tingkat aktivitas tertinggi (September 2007) 6.000 Rp 5.971.293
Tingkat aktivitas terendah (Desember 2007) 3.000 3.056.173
3.000 Rp 2.915.120
AktivitasPerubahan
BiayaPerubahan Variabel Biaya =
perjam 972 Rp.Jam / 3.000
2.915.120 Rp. ==
Setelah menentukan tarif variabel untuk
biaya telepon sebesar Rp 972/jam, kemudian ditentukan besarnya biaya tetap. Unsur biaya tetapnya dicari dengan cara berikut : Unsur biaya tetap = jumlah biaya - unsur biaya variabel = Rp 5.971.293 - (Rp 972 x 6.000 jam) = Rp 5.971.293 - Rp 5.832.000 = Rp 139.293
b. Scattergraph Method Diasumsikan bahwa batas paling sesuai
adalah yang melewati jam mesin 4.250 dan 4.500, biaya variabel per unit dapat dihitung dengan cara berikut : diwakili oleh X1 = 4.250 dan Y1 = Rp 4.254.952 serta X2 = 4.500 dan Y2 = Rp 4.326.187. Lalu dengan menggunakan dua titik ini dihitung kemiringan garis :
V = (Y2 - Y1) / (X2 - X1) = (Rp 4.326.187 - Rp 4.254.952) / (4.500 - 4.250) = Rp 71.235 / 250 = Rp 285
Dengan demikian, biaya variabel per unit adalah Rp 96,4. Dengan biaya variabel ini, langkah terakhir adalah menghitung unsur biaya tetap dengan menggunakan (X2, Y2) dalam persamaan intersep : F = Y2 - V. X2 = Rp 4.326.187 - (Rp 285 x 4.500) = Rp 4.326.187 - Rp 1.282.500 = Rp 3.043.687 (dibulatkan menjadi Rp 3.043.700) F = Y1 – V. X1 = Rp 4.254.952 - (Rp 285 x 4.250) = Rp 4.254.952 - Rp 1.211.250 = Rp 3.043.702 (dibulatkan menjadi Rp 3.043.700) Komponen-komponen biaya variabel dan biaya tetap kini dapat diidentifikasi. Rumus biaya untuk biaya telepon adalah : Y = Rp 3.043.700 + 285 X
IRIYADI dan WIJAYA, Analisis Biaya Factory Overhead dalam Kaitannya
20
3. Biaya FOH Air a. Metode High Low
Dari data bahwa titik tertinggi jatuh pada bulan Agustus 2006, dengan biaya air sebesar Rp 490.350 manakala jam mesinnya 5.000 atau (5.000, Rp 490.350). Sedangkan titik terendahnya jatuh pada bulan Januari 2007, dengan rincian biaya sebesar Rp 400.370 pada saat jam mesinnya 2.700 atau (2.700, Rp 400.370). Setelah titik tertinggi dan titik terendahnya telah diketahui, maka nilai-nilai F dan V dapat dihitung :
V = (Y2 - Y1) / (X2 - X1) = (Rp 490.350 - Rp 400.370) / (5.000 - 2.700)
= Rp 89.980 / 2.300 = Rp 39,1 / jam F = Y2 - V. X2 = Rp 490.350 - (Rp 39,1 x 5.000 jam) = Rp 490.350 - Rp 195.500 = Rp 294.850 Formula biaya dengan memakai high low method adalah : Y = Rp 294.850 + Rp 39,1 X High low method dapat pula digambarkan secara grafis yaitu : Jam mesin Biaya Telepon Tingkat aktivitas tertinggi (Agustus 2006) 5.000 Rp 490.350 Tingkat aktivitas terendah (Januari 2007) 2.700 400.370
2.300 Rp 89.980
AktivitasPerubahan
BiayaPerubahan Variabel Biaya =
perjam Rp.39.1Jam / 2.300
89.980 Rp. ==
Setelah menentukan tarif variabel untuk biaya air sebesar Rp 39,1 /jam, kemudian ditentukan besarnya biaya tetap. Unsur biaya tetapnya dicari dengan cara berikut : Unsur biaya tetap = jumlah biaya - unsur biaya variabel = Rp 490.350 - (Rp 39,1 x 5.000 jam) = Rp 490.350 - Rp 195.500 = Rp 294.850
b. Scattergraph Method
Diasumsikan bahwa batas yang paling sesuai adalah yang melewati jam mesin 2.700 dan 2.800, biaya variabel per unit dapat dihitung dengan cara berikut : diwakili oleh X1 = 2.700 dan Y1 = Rp 400.370 serta X2 = 2.800 dan Y2 = Rp 402.597. Lalu dengan menggunakan dua titik ini dihitung kemiringan garis : V = (Y2 - Y1) / (X2 - X1) = (Rp 402.597 - Rp 400.370) / (2.800 - 2.700)
= Rp 2.227 / 100 = Rp 22,3 / jam Dengan demikian, tarif biaya variabel per unit adalah Rp 22,3 / jam. Dengan biaya variabel ini, langkah terakhir adalah menghitung unsur biaya tetap dengan menggunakan (X2, Y2) dalam persamaan intersep : F = Y2 - V. X2 = Rp 402.597 - (Rp 22,3 x 2.800) = Rp 402.597 - Rp 62.440 = Rp 340.157 (dibulatkan menjadi Rp 340.000) F = Y1 - V. X1 = Rp 400.370 - (Rp 22,3 x 2.700) = Rp 400.370 - Rp 60.210 = Rp 340.160 (dibulatkan menjadi Rp 340.000) Komponen-komponen biaya variabel dan biaya tetap kini dapat diidentifikasi. Rumus biaya untuk biaya telepon adalah :
Y = Rp 340.000 + 22,3 X.
Berikut tabel hasil perhitungan dari biaya tetap dan biaya variabel menggunakan dua metode, yakni metode high low dan metode scattergraph.
Tabel 1. Biaya FOH CV. Jagor Jaya
Menggunakan Metode high Low dan Scattergraph
Biaya FOH
High Low Scattergraph
FC (Rp) VC/ unit
FC VC/unit
Biaya Listrik
9.196.634 783 5.710.350 2.166
Biaya Telepon
139.293 972 3.043.370 285
Biaya Air 294.850 39,1 340.000 22,3
KESIMPULAN
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008
21
Setelah melakukan penelitian dengan cara studi pustaka dan melakukan wawancara langsung (interview) dengan wakil direktur CV. Jagor Jaya yaitu Bapak Suparto Tjo, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. CV. Jagor Jaya adalah suatu perusahaan
yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi barang berdasarkan pesanan pelanggannya yaitu berupa pintu folding gate.
2. Mekanisme kegiatan produksi yang berlangsung di CV. Jagor Jaya berjalan dengan baik dan lancar. Masing-masing kepala bagian produksi seperti kepala produksi alur, kepala produksi UMP, kepala produksi platstrip dan kepala asesoris telah menjalankan tugasnya sesuai dengan bagiannya.
3. Dari analisis biaya FOH dengan menggunakan metode high low dan metode scattergraph, maka semua biaya yang terdapat pada CV. Jagor Jaya dapat dipisahkan berdasarkan biaya tetap dan biaya variabelnya. Biaya FOH ini antara lain biaya listrik, biaya pemeliharaan, biaya telepon dan biaya air.
4. Berdasarkan hitungan yang telah dilakukan, hasil biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan metode high low dan metode scattergraph adalah berbeda.
5. Dengan metode high low dan metode scattergraph, perusahaan dapat melihat hasilnya berupa grafik.
DAFTAR PUSTAKA
Armanto Witjaksono. 2006. Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Jakarta.
Bastian Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Jakarta.
Carter, William K., and Milton F. Usry. 2006. Akuntansi Biaya. Ahli Bahasa: Krista. Salemba Empat, Jakarta.
Darsono Prawironegoro. 2005. Akuntansi Manajemen, Diadit Media, Jakarta.
Hansen, Don R., and Maryanne M Mowen. 2000. Management Acconting. 5th edition, South Western College Publishing, Cincinnati.
Hansen, Don R., and Maryanne M. Mowen. 2004. Akuntansi Manajemen. Ahli Bahasa: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Buku 1. Jilid 7, Salemba Empat, Jakarta.
Horngren, Charles T., Srikant M. Datar and George Foster. 2005. Akuntansi Biaya. Ahli bahasa: Desi Adhariani. PT Indeks, Jakarta.
Kamaruddin Ahmad. 2005. Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Mahfud Sholihin, S. E., Akuntan. 2004. Akuntansi Manajemen, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Masiyah Kholmi Yuningsih. 2003. Akuntansi Biaya, Edisi 1, Universitas Muhamadiyah Malang, Malang.
Moermahadi Soerja Djanegara. 2007. Panduan Penulisan Skripsi. Bogor: STIE Kesatuan Bogor.
Mulyadi. 2003. Activity Based Cost System, Edisi 6, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen, Grasindo, Jakarta.
Sofyan Syafri Harahap, BSAc, SE. 2002. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.