aktivitas 4

3
6.1 Aktivitas 4: Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan, kami mengamati pada tabung 1, 4, 5 dan 6 tidak mengalami pencernaan lemak oleh lipase dan garam empedu. Sedangkan pada tabung 2,3 dan 7 mengalami pencernaan lemak dengan berbagai tingkatan optimalisasi. Jika dibandingkan antara ketiga tabung ini tabung 2 memiliki aktivitas lipase dan garam empedu lebih optimal. Mekanisme ini dapat dijelaskan secara fisiologis sebagai berikut. Pencernaan di lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim – enzim pancreas, pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim pancreas, lemak direduksi secara sempurna menjadi satuan – satuan monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap. Protein diuraikan menjadi fragmen – fragmen peptide kecil dan beberapa asam amino, serta karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Dengan demikian, pencernaan lemak terjadi secara optimal dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan protein belum optimal (selesai). 1 Terdapat sekitar 1-2 liter sekresi usus halus, sekresi ini merupakan cairan kuning yang jernih, cairan ini akan disekresikan setiap hari. Sekresi usus halus mengandung air dan mucus yang mana bersifat sedikit basa (pH 7,6). Sehingga, dalam mekanisme pencernaan, enzim – enzim tertentu harus dapat bekerja pada pH yang sesuai dengan lumen usus tersebut. 8 Dengan demikian, jika dikaitkan pada hasil praktikum diketahuilah kenapa pada tabung 6 tidak mengalami pencernaan lemak dan tabung 7 mengalami pencernaan tidak optimal sebab enzim lipase pancreas tersebut tidak aktif dalam suasana pH 2 (asam) dan aktif sebagian pada pH 9 (basa). Sedangkan pada tabung 2 terjadi pencernaan optimal karena pH mendekati 7,6. Kebanyakan lipid pada makanan terdiri atas trigliserida, yang terdiri atas molekul ikatan gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Enzim yang memecah trigliserida dan fosfolipid disebut Lipase. Mengingatkan kembali, bahwa ada tiga jenis lipase yang dapat berpartisipasi dalam pencernaan lipid : lipase lingual, lipase gastric dan lipase pancreas. Walaupun beberapa pencernaan lipid terjadi di lambung melalui aksi lipase lingual dan gastric, pencernaan lemak yang teroptimal terjadi di usus halus melalui aksi lipase pancreas. Trigliserida terurai oleh enzim lipase ke dalam bentuk asam lemak dan monogliserida. Pelepasan asam lemak dapat berupa asam lemak rantai pendek (dengan karbon kurang dari 10-12) atau asam lemak rantai panjang. Dengan dihasilkannya asam lemak dapat menjadi indikator aktivitas enzim lipase dan garam empedu melalui

Upload: muhammad-ihsanuddin

Post on 15-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

praktikum fisiologi aktivitas 4

TRANSCRIPT

6.1 Aktivitas 4:

Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan, kami mengamati pada tabung 1, 4, 5 dan 6 tidak mengalami pencernaan lemak oleh lipase dan garam empedu. Sedangkan pada tabung 2,3 dan 7 mengalami pencernaan lemak dengan berbagai tingkatan optimalisasi. Jika dibandingkan antara ketiga tabung ini tabung 2 memiliki aktivitas lipase dan garam empedu lebih optimal. Mekanisme ini dapat dijelaskan secara fisiologis sebagai berikut.

Pencernaan di lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim enzim pancreas, pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim pancreas, lemak direduksi secara sempurna menjadi satuan satuan monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap. Protein diuraikan menjadi fragmen fragmen peptide kecil dan beberapa asam amino, serta karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Dengan demikian, pencernaan lemak terjadi secara optimal dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan protein belum optimal (selesai).1 Terdapat sekitar 1-2 liter sekresi usus halus, sekresi ini merupakan cairan kuning yang jernih, cairan ini akan disekresikan setiap hari. Sekresi usus halus mengandung air dan mucus yang mana bersifat sedikit basa (pH 7,6). Sehingga, dalam mekanisme pencernaan, enzim enzim tertentu harus dapat bekerja pada pH yang sesuai dengan lumen usus tersebut.8 Dengan demikian, jika dikaitkan pada hasil praktikum diketahuilah kenapa pada tabung 6 tidak mengalami pencernaan lemak dan tabung 7 mengalami pencernaan tidak optimal sebab enzim lipase pancreas tersebut tidak aktif dalam suasana pH 2 (asam) dan aktif sebagian pada pH 9 (basa). Sedangkan pada tabung 2 terjadi pencernaan optimal karena pH mendekati 7,6.

Kebanyakan lipid pada makanan terdiri atas trigliserida, yang terdiri atas molekul ikatan gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Enzim yang memecah trigliserida dan fosfolipid disebut Lipase. Mengingatkan kembali, bahwa ada tiga jenis lipase yang dapat berpartisipasi dalam pencernaan lipid : lipase lingual, lipase gastric dan lipase pancreas. Walaupun beberapa pencernaan lipid terjadi di lambung melalui aksi lipase lingual dan gastric, pencernaan lemak yang teroptimal terjadi di usus halus melalui aksi lipase pancreas. Trigliserida terurai oleh enzim lipase ke dalam bentuk asam lemak dan monogliserida. Pelepasan asam lemak dapat berupa asam lemak rantai pendek (dengan karbon kurang dari 10-12) atau asam lemak rantai panjang. Dengan dihasilkannya asam lemak dapat menjadi indikator aktivitas enzim lipase dan garam empedu melalui pengukuran pH, jika pH menurun berarti terjadi pencernaan lemak sebaliknya, jika pH tetap maka tidak terjadi pencernaan lemak.8

Sebelum globulus besar lipid yang terdiri dari trigliserida dapat dicerna di usus halus, mereka harus melalui tahap pertama yaitu emulsifikasi.8 Garam empedu yang disekresikan kantong empedu ke lumen usus halus, dapat memiliki efek deterjen pada globulus lipid yang berukuran besar, dengan mengubahnya menjadi bentukan butir butir lemak kecil yang terbenam di dalam cairan kimus. Dengan demikian, luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pankreas meningkat. Agar dapat mencerna lemak dengan optimal, lipase harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida . Karena tidak larut dalam air, molekul molekul lemak cenderung menggumpal menjadi butir butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air, molekul molekul lemak cenderung menggumpal menjadi butir butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam empedu tidak mengemulsifikasi lemak lemak ini, lipase hanya dapat bekerja pada lemak yang terdapat dipermukaan butiran tersebut, dan pencernaan trigliserida akan berlangsung sangat lama dan kurang optimal. Dari penjelasan tersebut, pada tabung 3 diketahui terjadi pencernaan lemak tidak optimal karena tidak adanya agen pengemulsi lemak yaitu garam empedu.1

Beberapa hal lain yang dapat memengaruhi aktivitas enzim adalah temperatur, temperatur yang tinggi akan menyebabkan enzim yang merupakan protein dapat dengan mudah terdenaturasi. Ini terbukti dalam hasil paraktikum pada tabung 1. Sedangkan untuk tabung 4 dan 5 merupakan kontrol positif sehingga tidak terjadi pencernaan lemak karena tidak terdapat substaat lemak dan enzimnya.

Jawab Pertanyaan:1. Apa yang ditunjukkan tabung 1?Lipase tidak bekerja.

2. Kenapa pada tabung 1 ditemukan memiliki pH 7?Karena enzim lipase telah mengalami denaturasi ketika di panaskan. Hal ditunjukkan dengan pH 7 yang tetap.

3. Apa perbedaan utama diantara tabung 2 dan tabung 3?Selisih pH sebelum dan sesudah direaksikan. Pada tabung 2 penurunan pH lebih signifikan dibandingkan dengan tabung 3

4. Apa reaksi oleh substansi yang terjadi pada tabung 2 yang tidak terjadi pada tabung 3?Pada tabung 2 terdapat garam empedu yang dapat mengemulsifikasi lemak.

5. Dapatkah kita menentukan kalau terjadi hidrolisis lemak pada tabung 2? Jelaskan Alasanmu.Tidak. Karena pada tabung 5 tidak terdapat enzim yang digunakan untuk memecah ikatan trigliserid lemak/ lipid.

6. Efek apa yang ditimbulkan oleh buffer pada proses pencernaan?Kontrol buffer/ kontrol pH mempengaruhi kerja lipase. Pada pH asam lipase tidak bekerja, pH netral bekerja secara optimal, dan pada pH basa lipase tidak dapat bekerja secara optimal.

7. Apa produk hasil pencernaan lipase pada tabung 2?Asam lemak.

8. Pada tabung yang mana saja terdapat asam lemak?Tabung 2, 3 dan 7.

Daftar pustaka1. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011. h. 567, 572, 641-42.2. Tortora GJ, Derrickson B. Principles Of Anatomy And Physiology: The Digestive System. 12th Edition. USA: John Wiley & Sons Inc; 2009. p. 953-54.