akm

18
MODUL 4 ANALISIS RASIO KEUANGAN 1. Analisis Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Analisis rasio keuangan, yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan rugi-laba satu dengan lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditur dan investor dan memberikan pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh. Rasio analisis keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, analis dapat membandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal). Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analis dapat mempelajari komposisi perubahan-perubahan dan menetapkan apakah telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya didalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka waktu tersebut. Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan berdasarkan laporan keuangan proforma PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Haningsih SE.ME. SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 1

Upload: henny-setya

Post on 25-Jun-2015

124 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKM

MODUL 4

ANALISIS RASIO KEUANGAN

1. Analisis Rasio Keuangan

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan

memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio atau

indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya.

Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang

lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli

dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan

sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.

Analisis rasio keuangan, yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan

perhitungan rugi-laba satu dengan lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah

perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Analisis rasio juga memungkinkan

manajer keuangan memperkirakan reaksi para kreditur dan investor dan memberikan

pandangan ke dalam tentang bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh.

Rasio analisis keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, analis dapat

membandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk

perusahaan yang sama (perbandingan internal). Jika rasio keuangan disajikan dalam

bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analis dapat mempelajari komposisi

perubahan-perubahan dan menetapkan apakah telah terdapat suatu perbaikan atau

bahkan sebaliknya didalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka

waktu tersebut. Rasio keuangan juga dapat diperhitungkan berdasarkan laporan

keuangan proforma atau proyeksi, dan diperbandingkan dengan rasio sekarang atau masa

lalu. Kedua, perbandingan meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan

lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama

(perbandingan eksternal). Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif

tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan.

Hanya dengan cara membandingkan rasio keuangan satu perusahaan dengan

perusahaan lain yang sejenis seorang analis dapat memberikan pertimbangan yang

realistis. Sejauh mungkin, data akuntansi dari bermacam-macam perusahaan yang

berbeda-beda dapat distandarkan. Namun, walaupun dengan angka-angka yang

distandarkan, seorang analis harus hati-hati dalam menaksirkan perbandingan itu.

Rasio-rasio dikelompokkan kedalam 5 kelompok dasar, yaitu : likuiditas, leverage,

aktivitas, profitabilitas, dan penilaian. Sejumlah rasio yang tak terbatas banyaknya dapat

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 1

Page 2: AKM

dihitung, akan tetapi dalam prakteknya cukup digunakan beberapa jenis rasio saja.

Walaupun rasio-rasio merupakan alat yang sangat berguna, tetapi tidak terlepas dari

beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio disusun dari data

akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan

bisa merupakan hasil manipulasi.

Penggunaan data industri sebagai pembanding perlulah ditaksirkan dengan hati-hati.

Mungkin saja prestasi dan kondisi keuangan seluruh industri memang kurang memuaskan.

Dengan demikian untuk suatu perusahaan yang kebetulan berada diatas rata-rata, tidaklah

bisa dikatakan sebagai memuaskan. Disamping itu, pengklasifikasian industri juga tidak

bisa seratus persen tepat. Untuk perusahaan yang menghasilkan berjenis-jenis produk

atau jasa sering sulit dimasukkan kedalam salah satu klasifikasi industri begitu saja. Juga

perbedaan ukuran atau besar perusahaan dalam industri akan mempengaruhi

perbandingan dengan rata-rata industri.

2. Analisis Likuiditas Perusahaan

Pada umumnya perhatian pertama dari analisis keuangan adalah likuiditas.

Apakah perusahaan mampu memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo? Rasio

likuiditas yang umum digunakan adalah current ratio.

Current Assets

Current LiabilitiesCurrent Ratio =

Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Hutang Lancar

Biasanya aktiva lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan,

sedang kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, wesel bayar jangka pendek, hutang

jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak penghasilan yang

terhutang, dan beban-beban lain yang terhutang (terutama gaji dan upah).

Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui

kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa

jaut tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi

uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang.

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam

likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang current ratio nya tinggi juga kurang bagus,

karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat

mengurangi profitabilitas perusahaan.

Rasio yang ideal ditentukan oleh rule of thumb (ketentuan umum) dengan

mempertimbangkan beberapa faktor seperti jenis industri dan kebiasaan kredit. Hal

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 2

Page 3: AKM

tersebut terlalu sederhana. Bagaimanapun pengamatan terhadap trend adalah penting

dalam analisis rasio, akan tetapi penilaian terhadap trend dan current ratio sulit, sebab

current ratio dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang singkat, disamping itu juga

dapat dilakukan window dressing terhadap current ratio.

Investor yang bijaksana menganalisis current ratio secara lebih mendalam. Mereka

mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti :

- Apakah tersedia kredit yang dapat segera diambil apabila perusahaan secara tiba-

tiba mengalami kesulitan keuangan?.

- Dapatkah non-current assets perusahaan segera dilikuidasi (dijual) untuk

memenuhi kebutuhan kas yang tak terduga?.

- Apakah perusahaan telah memperoleh keuntungan jika dipandang secara

keseluruhan dalam jangka panjang?.

- Apakah laba dapat diharapkan di masa yang akan datang?.

- Bagaimana kekuatan indikator-indikator lain tentang stabilitas keuangan?.

Dengan mengetahui berapa lama perusahaan telah mengalami current ratio yang kurang

memuaskan, keadaan perusahaan sekarang dapat disimpulkan apakah dapat dianggap

normal atau tidak. Current ratio yang tinggi bisa disebabkan oleh kondisi perdagangan

yang kurang baik atau manajemen yang bobrok.

Dalam masa resesi, pihak manajemen mungkin enggan mengganti barangnya. Dengan

demikian, persediaan barang dan hutang dagang ditekan sampai tingkat yang paling

rendah, atau saldo piutang yang terlalu besar karena adanya kebijakan kredit dan

penagihan yang kurang efektif. Sebaliknya operasi yang menguntungkan bisa disertai

penurunan current ratio, contohnya adalah apabila timbul utang pajak penghasilan yang

sangat besar akibat tingginya hasil penjualan.

Rasio-rasio likuiditas lain yang umum digunakan adalah :

- Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Current Assets - I nventory

Current LiabilitiesQuick Ratio =

Rasio Cepat = (Aktiva Lancar - Persediaan) / Hutang Lancar

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering

mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika

terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 3

Page 4: AKM

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat yang umumnya

dianggap baik adalah 1 (satu).

- Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash + Marketable Securities

Current LiabilitiesCash Ratio =

Rasio Kas = (Kas + Sekuritas yang dapat dipasarkan) / Hutang Lancar

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas

atau yang setara dengan kas.

1.3. Analisis Struktur Keuangan

Struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan mendanai aktivanya. Aktiva

perusahaan didanai dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal

pemegang saham, sehingga seluruh sisi kanan dari neraca memperlihatkan struktur

keuangan.

Struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang,

saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham

terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus, modal dan akumulasi laba ditahan.

Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.

Struktur Keuangan - Hutang Lancar = Struktur Modal

Pemilihan struktur keuangan merupakan masalah yang menyangkut komposisi

pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan, yang pada akhirnya berarti penentuan

berapa banyak hutang (leverage keuangan) yang akan digunakan oleh perusahaan untuk

mendanai aktivanya.

Bila semua dana untuk membiayai aktiva perusahaan berasal dari pemilik dalam bentuk

saham biasa, perusahaan tidak terikat pada kewajiban tetap untuk membayar bunga atas

hutang yang diambil dalam rangka pendanaan perusahaan. Bunga adalah biaya tetap

keuangan yang harus dibayar dan ditambahkan pada biaya tetap operasi tanpa

mempedulikan tingkat laba perusahaan. Jadi suatu perusahaan yang menggunakan

hutang akan lebih beresiko daripada perusahaan tanpa hutang, karena selain mempunyai

resiko bisnis, perusahaan yang menggunakan hutang mempunyai resiko keuangan.

Resiko bisnis mengacu pada variabilitas keuntungan yang diharapkan sebelum

bunga dan pajak (EBIT). Resiko bisnis merupakan akibat langsung dari keputusan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 4

Page 5: AKM

investasi perusahaan, yang tercermin dalam struktur aktivanya. Struktur biaya terutama

leverage operasi perusahaan, sifat permintaan produk, persaingan antar industri, prospek

pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan sebagainya mempengaruhi bentuk resiko bisnis.

Resiko keuangan timbul karena penggunaan hutang, yang menyebabkan lebih

besarnya variabilitas laba bersih (net income). Leverage keuangan adalah penggunaan

hutang. Apabila hasil pengembalian atas aktiva, yang ditunjukkan oleh besarnya

rentabilitas ekonomis, lebih besar daripada biaya hutang, leverage itu menguntungkan dan

hasil pengembalian atas modal (rentabilitas modal sendiri) dengan penggunaan leverage

ini juga akan meningkat. Namun bila rentabilitas ekonomis lebih kecil daripada biaya

hutang, maka leverage akan mengurangi rentabilitas modal sendiri. Jadi, leverage dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham, tetapi dengan

resiko akan meningkatkan kerugian pada masa-masa suram.

Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan tradeoff antara resiko dan tingkat

pengembalian. Penambahan hutang memperbesar resiko perusahaan tetapi sekaligus

juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Resiko yang makin tinggi

akibat membesarnya hutang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya

tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Struktur

modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara

resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan sehubungan dengan struktur modal.

Yang pertama adalah resiko bisnis perusahaan, atau tingkat resiko yang terkandung pada

aktiva perusahaan apabila ia tidak menggunakan hutang. Makin besar resiko perusahaan,

makin rendah resiko hutangnya yang optimal.

Faktor kunci kedua adalah posisi pajak perusahaan. Alasan utama untuk menggunakan

hutang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga

menurunkan biaya hutang yang sesungguhnya. Akan tetapi, jika sebagian besar dari

pendapatan perusahaan telah terhindar dari pajak karena penyusutan yang dipercepat

atau kompensasi kerugian, maka tarif pajaknya kan rendah (apabila pajak bersifat

progresif) dan keuntungan akibat penggunaan hutang juga akan mengecil.

Faktor ketiga adalah fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk menambah modal

dengan persyaratan yang masuk akal dalam keadaan yang kurang menguntungkan. Para

manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyediaan modal yang mantap diperlukan

untuk mendukung operasi secara stabil, yang merupakan faktor yang menentukan bagi

keberhasilan jangka panjang. Mereka juga mengetahui bahwa dalam keadaan uang ketat,

atau apabila perusahaan menghadapi kesulitan operasi, para penyedia dana lebih suka

menanamkan uangnyapada perusahaan dengan posisi neraca yang bagus. Karena itu,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 5

Page 6: AKM

kemungkinan tersedianya dana dimasa mendatang, dan konsekuensi akibat kurangnya

dana, sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan.

Rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Rasio ini

menunjukkan kemampuan perusahan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya

seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas

berarti kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik

jangka panjang maupun jangka pendek.

Rasio-rasio leverage yang umum digunakan adalah :

- Rasio hutang atau Debt Ratio (Debt to Total Asset Ratio)

Total Debt

Total Assets

Rasio Hutang = Total Hutang / Total Aktiva

Debt Ratio =

Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan

yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya, cenderung semakin besar resiko

keuangannya bagi kreditur maupun pemegang saham.

- Rasio hutang terhadap ekuitas atau DER (Debt to Equity Ratio) :

Total Debt

Total EquityDER =

DER = Total Hutang / Total Equitas

Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan

perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk

memenuhi seluruh kewajibannya.

- Rasio laba terhadap beban bunga atau TIE (Times Interest Earned) :

Earning Before I nterest and Taxes (EBI T)

I nterest ChargeTI E =

TI E = EBI T / Beban Bunga

Rasio ini disebut juga rasio penutupan (Coverage Ratio), mengukur kemampuan

pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT), sejauh mana laba

operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dalam pemenuhan kewajiban

membayar bunga pinjaman.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 6

Page 7: AKM

- Rasio Penutupan Beban Tetap (Fixed Charge Coverage) :

I ncome Before Taxes + I nterest Charge + Lease Obligation

I nterest Charge + Lease ObligationFixed Charge Coverage =

Penutupan Beban Tetap = (Laba Sebelum Pajak + Beban Bunga + Kewaj iban Lease ) / (Beban Bunga + Kewaj iban Lease )

Rasio ini mirip dengan rasio TIE, namun rasio ini lebih lengkap karena dalam rasio ini

diperhitungkan kewajiban perusahaan seandainya perusahaan melakukan leasing (sewa

beli) aktiva dan memperoleh hutang jangka panjang berdasarkan kontrak sewa beli.

1.4. Analisis Aktivitas Perusahaan

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya

yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan

antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas

menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan

berbagai unsure aktiva, yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap, dan aktiva lain. Rasio-rasio

aktivitas yang umum digunakan adalah :

- Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turover) :

Cost of Goods Sold

Average I nventoryI nventory Turnover Ratio (at cost) =

Sales

I nventoryI nventory Turnover Ratio (at market) =

Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.

Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang

memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada

persediaan.

Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan.

Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price), persediaan dinilai menurut

harga pokok penjualan (at cost), maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost)

digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan sedangkan rasio yang dihitung

dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran persediaan dalam

kas. Namun banyak lembaga peneliti rasio keuangan yang menggunakan rasio

perputaran persediaan (at market), sehingga bila ingin diperbandingkan dengan rasio

industri, rasio perputaran persediaan (at market) ini sebaiknya digunakan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 7

Page 8: AKM

Kedua, penjualan terjadi sepanjang tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran

keadaan sesaat. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan rata-rata persediaan, yaitu

persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua. Dalam hal bisnis bersifat sangat

musiman atau terdapat tren penjualan naik dan turun yang tajam sepanjang tahun, perlu

diadakan beberapa penyesuaian.

- Periode Penagihan Rata-Rata (Average Collection Period) :

Receivables

Sales per DayAverage Collection Period =

Periode Penagihan Rata-Rata = Piutang / Penjualan per Hari

Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan, rata-rata jangka waktu

penagihan adalah rata-rata jangka waktu lamanya perusahaan harus menunggu

pembayaran setelah melakukan penjualan. Rasio ini dapat dibandingkan dengan

persyaratan penjualan. Karena sering sulit mendapatkan data penjualan kredit maka

digunakan total penjualan, tidak adanya persamaan persentase penjualan kredit pada

perusahaan-perusahaan dapat menyebabkan rata-rata jangka waktu penagihan kurang

tepat. Satu tahun dapat diasumsikan 360 hari atau 365 hari, kedua angka ini digunakan

dalam lingkup keuangan dan perbedaannya tidak akan mempengaruhi keputusan yang

dihasilkan.

- Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turover) :

Sales

Net Working CapitalWorking Capital Turnover =

Rasio Perputaran Modal Kerja = Penjualan / Modal Kerja Bersih

Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Rasio ini mengukur

aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio ini

menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk

tiap rupiah modal kerja.

- Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) :

Sales

Net Fixed AssetsFixed Assets Turnover =

Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 8

Page 9: AKM

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti

pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan

bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap.

Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya

secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah),

kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang

bermanfaat, atau mungkin disebabkan oleh hal-hal lain seperti investasi pada aktiva tetap

yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh.

- Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) :

Sales

Total AssetsTotal Assets Turnover =

Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan / Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka

menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat

dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau

perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar

dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual.

1.5. Analisis Kemampulabaan Perusahaan

Kemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan

keputusan manajemen. Rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang

efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas

pengelolaan perusahaan. Rasio kemampulabaan yang umum digunakan adalah :

- Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin) :

Sales - Cost of Good Sold

Sales

Marj in Laba Kotor = (Penjualan - Harga Pokok Penjualan) / Penjualan

Gross Profi t Margin =

Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya,

mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Dalam

mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk, bila rendah maka perusahaan

tersebut sensitif terhadap pesaingnya.

- Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin atau Profit Margin on Sales) :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 9

Page 10: AKM

Net I ncome

Sales

Marj in Laba Bersih = Laba Bersih / Penjualan

Net Profi t Margin =

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.

- Daya Laba Dasar (Basic Earning Power) atau Rentabilitas Ekonomis :

EBI T

Total Assets

Daya Laba Dasar = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aktiva

Basic Earning Power =

Daya dasar laba mencoba mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan

seluruh sumberdayanya, yang menunjukkan rentabilitas ekonomis perusahaan.

Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi tegantung dari :

- Operating Profit Margin, yaitu perbandingan antara laba usaha dan penjualan

EBI T

SalesOperating Profi t Margin =

- Perputaran Aktiva (Assets Turnover), yaitu kecepatan berputarnya total asset dalam

suatu periode tertentu.

Sales

Total AssetsTotal Assets Turnover =

Rentabilitas Ekonomis dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin

dengan total assets turnover.

- Hasil Pengembalian atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets) :

Net I ncome

Total Assets

ROA = Laba Bersih / Total Aktiva

ROA =

Untuk menghitung ROA, ada yang ingin menambahkan bunga setelah pajak dalam

pembilang dari rasio tersebut. Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa karena aktiva

didanai oleh pemegang saham dan kreditur, maka rasio harus dapat memberikan ukuran

produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada kedua penanam modal itu.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 10

Page 11: AKM

Net I ncome + I nterest (1 - Tax)

Total Assets

ROA = (Laba Bersih + Bunga (1 - T)) / Total Aktiva

ROA =

ROA sering disamakan dengan ROI (Return on Investment).

- Hasil Pengembalian Atas ekuitas atau ROE (return on Equity) atau return on net worth :

Net I ncome

Net Worth

ROE = Laba Bersih / Ekuitas

ROE =

Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net

worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan

pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas

modal sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha.

1.6. Analisis Penilaian Pasar

Rasio penilaian (Valuation Ratio) adalah ukuran yang paling komprehensif untuk menilai

hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-

resiko dan rasio hasil pengembalian. Rasio penilaian yang umum digunakan adalah :

- Rasio Harga terhadap Laba atau PER (Price to Earnings Ratio) :

Price

Earnings

PER = Harga Saham / Laba per Saham

PER

Investor biasanya menghubungkan laba tahun berjalan terhadap current price dengan

menggunakan hubungan rasio harga terhadap laba (Price Earnings Ratio / PER). Setelah

EPS untuk tahun mendatang (proyeksi) dapat ditaksir, maka dengan mengalikan EPS

dengan PER akan dapat ditentukan suatu tingkat harga, PER adalah apa yang investor

bayar untuk aliran earnings. Atau dilihat dari kebalikannya adalah apa yang investor

dapatkan dari investasi tersebut.

Investor dalam pasar modal yang sudah maju menggunakan PER untuk mengukur apakah

suatu saham underpriced atau overpriced. PER adalah suatu rasio sederhana yang

diperoleh dengan membagi harga pasar suatu saham dengan EPS. Besarnya deviden

yang dibayar perusahaan tergantung kepada besarnya EPS dan rasio pembayaran

deviden, yang menunjukkan bagian laba yang dibagikan sebagai deviden.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 11

Page 12: AKM

Bila seorang analis memperkirakan EPS dan rasio pembayaran deviden, maka dia secara

implisit telah memperkirakan deviden. Nilai intrinsik dari suatu aktiva sama dengan nilai

sekarang dari arus kas yang diharapkan. Harga yang wajar bagi suatu saham adalah

sebesar nilai intrinsiknya. Rasio nilai intrinsik terhadap EPS menunjukkan PER yang

seharusnya untuk saham bila harganya wajar, kadang-kadang menunjukkan normal PER.

PER sesungguhnya merupakan evaluasi hubungan antara kapital suatu perusahaan

terhadap laba. Dan ini berlaku bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa,

sehingga untuk primary issue penggunaan PER sering mendapat kritikan dalam penentuan

harga, dan kalaupun digunakan biasanya harus dihubungkan dengan PER dari

perusahaan yang menjalankan bisnis serupa, PER dari perusahaan sejenis, dan

penaksiran prospek pertumbuhan laba perusahaan.

- Rasio Harga Pasar terhadap Nilai Buku (Market to Book Ratio) :

Market Value

Book ValueMarket to Book Ratio =

Harga pasar terhadap nilai buku = Harga Pasar / Nilai Buku per Saham

Rasio ini menggambarkan penilaian pasar keuangan terhadap manajemen dan organisasi

dari perusahaan yang sedang berjalan (going concern). Nilai buku menggambarkan biaya

pendirian historis dan aktiva fisik perusahaan. Suatu perusahaan yang berjalan baik

dengan staf manajemen yang kuat dan organisasi yang berfungsi secara efisien akan

mempunyai nilai pasar yang lebih besar atau sekurang-kurangnya sama dengan nilai buku

aktiva fisiknya.

1.7. Analisis Du Pont

Analisis Du Pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan.

Bagan Du Pont mula-mula dikembangkan oleh manajemen Du Pont Corporation untuk

pengendalian divisi. Contoh bagan Du Pont yang telah dimodifikasi adalah :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 12

Page 13: AKM

Laba Bersih dibagi Penjualan Penjualan dibagi

Penjualan

dikurangi

Total Biaya Aktiva Tetap Aktiva Lain

Kas dan Surat Berharga

Piutang Dagang

Persediaan

Aktiva Lancar Lain

Biaya Operasi Tunai

Depresiasi

Biaya Bunga

Pajak

Aktiva Lancar

Total Aktiva

Harga Pokok Penjualan

dikali

Tingkat Pengembalian Aktiva

ROA

Marj in Laba Bersih Perputaran Total Aktiva

Analisis Du Pont menggabungkan rasio0rasio aktivitas dan profit marjin, dan menunjukkan

bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva

yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin laba

penjualan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga

tingkat pengembalian investasi (ROI).

Laba Bersih Penjualan

Penjualan Total Aktivax = ROA

Sistem Du Pont sering digunakan untuk pengendalian divisi, prosesnya disebut dengan

pengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi (ROI). Jika ROI untuk divisi

tertentu berada dibawah angka yang ditargetkan, melalui sistem Du Pont dapat ditelusuri

sebab-sebab terjadinya penurunan ROI.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Luna Haningsih SE.ME.

SEMINAR MANAJ. KEUANGAN 13