akl tugas 3 laporan konsolidasi

8
LAPORAN KONSOLIDASIAN – AKUISISI BANK AGRO OLEH BANK BRI Saham Dan Valas - BRI Resmi Akuisisi Bank Agro :: Okezone Economy http://economy.okezone.com/read/2011/03/04/278/431264/bri-resmi-akuisisi- bank-agro BRI Resmi Akuisisi Bank Agro Jum'at, 04 Maret 2011 09:29 wib JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) resmi mengakuisisi PT Bank Agroniaga Tbk. Hal itu ditandai dengan penandatanganan Akta Akuisisi Saham PT Bank Agroniaga Tbk antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) di Jakarta kemarin. “Dengan ditandatanganinya akta ini, maka terhitung sejak 3 Maret 2011, Bank BRI secara resmi menjadi Pemegang Saham Pengendali pada PT Bank Agroniaga Tbk,” tutur Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basir. Sofyan mengatakan, BRI berkesimpulan pengambilalihan Bank Agro dapat menciptakan sinergi yang berujung pada peningkatan shareholders value. “Dengan dasar inilah, BRI dan Dapenbun menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham pada 19 Agustus 2010,” ungkapnya. Menurut Sofyan, dengan ditandatangani akta akuisisi, maka BRI efektif menjadi pemilik 3.030.239.023 lembar saham atau 88,65 persen dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh di Bank Agro pada 29 Desember 2009. Saham Bank Agro tersebut dibeli dengan harga Rp109 per lembar saham atau total nilai akuisisi adalah sebesar Rp330,3 miliar. “Bank Agro pascaakuisisi diupayakan mampu menyediakan produk dan jasa perbankan pada seluruh lapisan masyarakat dan pembiayaan akan difokuskan pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya sektor agrobisnis,” tutur Sofyan. Head of Technical Analyst PT Batavia Prosperindo Securities Billy Budiman menuturkan, aksi korporasi yang dilakukan BRI akan menguntungkan kedua belah pihak, baik BRI maupun Bank Agro. BRI akan diuntungkan karena penyaluran kredit mikronya makin terintegrasi. “Sementara untuk Bank Agro mereka mendapat induk yang berpengalaman dan membuat bisnis mereka lebih baik,” ungkapnya. (rakhmat baihaqi) (Koran SI/Koran SI/ade) PT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro) merupakan salah satu bank nasional terkemuka di Indonesia yang memfokuskan layanan perbankannya pada pembiayaan agrobisnis seperti perkebunan, perikanan, peternakan dan pengolahan. Pada tanggal 19 Agustus 2010, BRI telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Saham dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) selaku pemegang 95,96% saham Bank Agro untuk mengakuisisi saham Bank Agro dengan total nominal sebesar Rp330.296 untuk 3.030.239.023 lembar saham dengan harga Rp109 (Rupiah penuh) per lembar. Bagi Bank BRI Pengambilalihan Bank Agro merupakan langkah awal strategi pertumbuhan secara non organik untuk mengembangkan sektor agribisnis; Terciptanya sinergi antara BRI dan Bank Agro yang akan memperkuat posisi Bank BRI di segmen UMKM, khususnya di sektor agribisnis. Sehingga BRI akan membangun sebuah bank komersial terkemuka yang fokus pada sektor pertanian. Sedangkan di lain pihak, langkah Bank Agro untuk meningkatkan kinerja dan permodalan sesuai dengan kerangka arsitektur Perbankan Indonesia; Bank Agro dapat mewujudkan visi dan misi secara lebih optimal melalui dukungan permodalan, teknologi dan infrastruktur

Upload: sjifa-aulia

Post on 02-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Akl Tugas 3 Laporan Konsolidasi

TRANSCRIPT

Page 1: Akl Tugas 3 Laporan Konsolidasi

LAPORAN KONSOLIDASIAN – AKUISISI BANK AGRO OLEH BANK BRI

Saham Dan Valas - BRI Resmi Akuisisi Bank Agro :: Okezone Economy

http://economy.okezone.com/read/2011/03/04/278/431264/bri-resmi-akuisisi-bank-agroBRI Resmi Akuisisi Bank AgroJum'at, 04 Maret 2011 09:29 wib

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) resmi mengakuisisi PT Bank Agroniaga Tbk. Hal itu ditandai dengan penandatanganan Akta Akuisisi Saham PT Bank Agroniaga Tbk antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) di Jakarta kemarin.

“Dengan ditandatanganinya akta ini, maka terhitung sejak 3 Maret 2011, Bank BRI secara resmi menjadi Pemegang Saham Pengendali pada PT Bank Agroniaga Tbk,” tutur Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basir.Sofyan mengatakan, BRI berkesimpulan pengambilalihan Bank Agro dapat menciptakan sinergi yang berujung pada peningkatan shareholders value. “Dengan dasar inilah, BRI dan Dapenbun menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham pada 19 Agustus 2010,” ungkapnya.

Menurut Sofyan, dengan ditandatangani akta akuisisi, maka BRI efektif menjadi pemilik 3.030.239.023 lembar saham atau 88,65 persen dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh di Bank Agro pada 29 Desember 2009. Saham Bank Agro tersebut dibeli dengan harga Rp109 per lembar saham atau total nilai akuisisi adalah sebesar Rp330,3 miliar.

“Bank Agro pascaakuisisi diupayakan mampu menyediakan produk dan jasa perbankan pada seluruh lapisan masyarakat dan pembiayaan akan difokuskan pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya sektor agrobisnis,” tutur Sofyan.

Head of Technical Analyst PT Batavia Prosperindo Securities Billy Budiman menuturkan, aksi korporasi yang dilakukan BRI akan menguntungkan kedua belah pihak, baik BRI maupun Bank Agro.

BRI akan diuntungkan karena penyaluran kredit mikronya makin terintegrasi. “Sementara untuk Bank Agro mereka mendapat induk yang berpengalaman dan membuat bisnis mereka lebih baik,” ungkapnya. (rakhmat baihaqi) (Koran SI/Koran SI/ade)

PT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro) merupakan salah satu bank nasional terkemuka di Indonesia yang memfokuskan layanan perbankannya pada pembiayaan agrobisnis seperti perkebunan, perikanan, peternakan dan pengolahan.

Pada tanggal 19 Agustus 2010, BRI telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Saham dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) selaku pemegang 95,96% saham Bank Agro untuk mengakuisisi saham Bank Agro dengan total nominal sebesar Rp330.296 untuk 3.030.239.023 lembar saham dengan harga Rp109 (Rupiah penuh) per lembar.

Bagi Bank BRI Pengambilalihan Bank Agro merupakan langkah awal strategi pertumbuhan secara non organik untuk mengembangkan sektor agribisnis; Terciptanya sinergi antara BRI dan Bank Agro yang akan memperkuat posisi Bank BRI di segmen UMKM, khususnya di sektor agribisnis. Sehingga BRI akan membangun sebuah bank komersial terkemuka yang fokus pada sektor pertanian.

Sedangkan di lain pihak, langkah Bank Agro untuk meningkatkan kinerja dan permodalan sesuai dengan kerangka arsitektur Perbankan Indonesia; Bank Agro dapat mewujudkan visi dan misi secara lebih optimal melalui dukungan permodalan, teknologi dan infrastruktur dari BRI; Keberadaan BRI akan meningkatkan credit standing dan jangkauan pasar Bank Agro; Terjadinya pola pembinaan dan pengembangan pekerja yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kompetensi, keahlian dan profesionalisme terutama pengembangan produk dan pelayanan perbankan di sektor agribisnis.

Total aset Bank Agro pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp3.476.552 atau 0,74% dari total aset konsolidasian. Total pendapatan bunga untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp347.042 atau 0,72% dari total pendapatan bunga konsolidasian.

Page 2: Akl Tugas 3 Laporan Konsolidasi

Rincian pemegang saham dan kepemilikannya sesudah akuisisi (2010) dan sebelum akuisisi (2011). Sehingga Komposisi kepemilikan saham Bank Agro setelah akuisisi adalah BRI akan memiliki 76%, Dapenbun 14% dan publik 10%.

Page 3: Akl Tugas 3 Laporan Konsolidasi

LAPORAN KONSOLIDASIAN – AKUISISI DUTI, SMT, DAN SMW OLEH PT. BUMI SERPONG DAMAI

Berita :

http://properti.kompas.com/read/2010/10/04/11142535/PT.BSD.Akuisisi.85.Persen.Saham.Duta.Pertiwi

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Perseroan mengakuisisi tiga anak usaha Grup Sinar Mas senilai total Rp 4,4 triliun. Tiga perusahaan yang akan diakuisisi pengembang properti di kawasan Serpong, Tangerang, Banten itu adalah 85.3% saham PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) senilai Rp 3.47 triliun, 55% saham PT Sinar Mas Wisesa Rp 387.1 miliar, dan 60% saham PT Sinar Mas Teladan senilai Rp 500.9 miliar. Berikut penjelasan mengenai ketiga perusahaan yang kini telah menjadi anak perusahaan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) :

• PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI)DUTI adalah perusahaan properti dengan diversifikasi portofolio yang lengkap mulai dari pengembangan kawasan komersial terpadu yang dikenal dengan konsep superblok dengan brand name ITC, hotel, gedung perkantoran dan pengembangan kawasan perumahan dengan tema dan konsep yang unik. Portofolio DUTI tersebar pada seluruh wilayah strategis di Jabodetabek serta di Surabaya dan Balikpapan. DUTI tercatat pada Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1994. Perseroan mempunyai kepemilikan atas DUTI sebesar 85,31% sejak akhir tahun 2010. • PT Sinar Mas Teladan (SMT)SMT adalah perusahaan properti dengan portofolio berupa beberapa gedung perkantoran yang tersebar pada tiga kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan. Perseroan mempunyai kepemilikan atas SMT sebesar 60% sejak akhir tahun 2010.• PT Sinar Mas Wisesa (SMW)SMW adalah perusahaan properti dengan portofolio berupa kawasan perumahan kelas menengah atas di Balikpapan, Kalimantan Timur. Perseroan mempunyai kepemilikan atas SMW sebesar 55% sejak akhir tahun 2010.

Dalam analisis ini akan dilihat 3 aspek dalam laporan keuangan konsolidasi, yakni aset, ekuitas, dan goodwill. Berikut hasil analisis nya :

1. AsetJumlah aset anak perusahaan sebelum konsolidasi :

Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

Dampak transisi PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) terhadap neraca konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan pada tabel berikut:

2. Ekuitas Ekuitas bersih anak-anak perusahaan pada tanggal 1 Januari 2009, yang diakuisisi pada bulan Desember 2010 dicatat dan disajikan pada akun “Proforma Ekuitas dari Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Selanjutnya akun proforma tersebut disesuaikan untuk perubahan-perubahan pada ekuitas bersih anak perusahaan yang diakuisisi. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku pada saat pengalihan atau penjualan disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, yang merupakan komponen dari ekuitas, pada saat restrukturisasi menjadi efektif pada tahun 2010.

Page 4: Akl Tugas 3 Laporan Konsolidasi

3. Goodwillgoodwill

yang diperoleh dari PT Duta Pertiwi Tbk

(DUTI), anak

perusahaan atas penyertaan sahamnya pada anak perusahaan dan proyek Mangga Dua Center. Jumlah amortisasi goodwill yang dibebankan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp 1.114.652.165 (terdiri dari amortisasi dan pengaruh penurunan modal saham PT Royal Oriental (RO), PT Perwita Margasakti (PMS) dan PT Kembangan Permai Development (KPD), anak perusahaan) dan Rp 1.677.515.351 (terdiri dari amortisasi dan pengaruh penurunan modal saham RO, PMS dan KPD).

Pada tahun 2010, RO menurunkan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor sejumlah Rp 50.000.000.000. Bagian DUTI atas penurunan ini adalah sebesar Rp 37.055.000.000. Penurunan modal ini menyebabkan penurunan nilai tercatat investasi DUTI pada RO dan goodwill positif yang terkait dengan investasi tersebut.

Penggabungan ketiganya dalam laporan keuangan konsolidasi dapat dilihat sebagai berikut :

Page 5: Akl Tugas 3 Laporan Konsolidasi

LAPORAN KONSOLIDASIAN – AKUISISI SAMPOERNA OLEH PHILLIP MORRIS INTERNATIONAL INC.

Sumber :

http://www.sampoerna.com/id_id/about_us/investor_information/disclosures_and_reports/documents/fs

%20hms%20and%20subsidiary%2031%20dec%202005.pdf

http://ryosaputra28.blogspot.com/2013/04/mergerkonsolidasidan-akuisisi.html

http://finance.detik.com/read/2005/03/14/155453/316743/6/untuk-akuisisi-hm-sampoerna-philips-morris-

bayar-rp-48-t

Untuk Akuisisi HM Sampoerna, Philips Morris Bayar Rp 48 T

Senin, 14/03/2005 15:54 WIB

Jakarta - Philips Morris International Inc (PMI) rela merogoh koceknya sebesar US$ 5,2 miliar atau

Rp 48 triliun untuk mengakuisisi PT HM Sampoerna tbk (HMSP) . Jumlah ini sudah termasuk utang bersih

sekitar Rp 1,5 triliun dan dengan asumsi semua saham dijual melalui penawaran tender Rencananya PMI

akan menghargai setiap saham yang dibelinya sebesar Rp 10.600 atau berarti premium sebesar 20 persen

diatas harga penutupan pada Kamis pekan lalu sebesar Rp 8.850. Menurut penjelasan dari PMI yang

diterima detikcom, Senin (14/3/2005), transaksi ini akan dibiayai dengan fasilitas pinjaman bank yang

disiapkan PMI dan anak-anak perusahaannya. Penawaran tender ini diharapkan selesai dalam jangka

waktu kurang lebih 90 hari dan tunduk pada peraturan yang ditetapkan otoritas yang berwenang.

PT Philip Morris Indonesia, yang merupakan afiliasi PMI telah menandatangani perjanjian jual beli

untuk mengakuisisi 40 persen saham HMSP dengan harga Rp 10.600 dengan total mencapai Rp 18,6 triliun

(US$ 2 miliar) dari sejumlah pemegang saham prinsipal HMSP. Selanjutnya PMI akan melakukan

penawaran tender untuk 100 persen sisa saham HMSP yang telah dikeluarkan dan disetor penuh.

Transaksi ini diperkirakan mencapai US$ 5,2 miliar atau sekitar Rp 48 triliun. Untuk transaksi ini, PMI

menunjuk Credit Suisse First Boston dan penasehat hukum Clifford Chance LLP dan Mohtar Karuwin Komar.

Sampoerna saat ini merupakan perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia dengan volume rokok

domestik sebesar 41 miliar batang di tahun 2004 yang menghasilkan lebih dari Rp 9 triliun (US$ 1 miliar).

Saat ini Sampoerna menguasai 19,4 persen pangsa pasar rokok di Indonesia dengan produk unggulan Dji

Sam Soe dan A Mild. "Investasi kami di Sampoerna merupakan suatu kesempatan yang sangat baik untuk

memperluas bisnis kami secara significan di pasar rook

Keluarga Putera Sampoerna dan sejumlah pemegang saham lain menjual sahamnya sebanyak

40% di PT HM Sampoerna kepada Phillip Morris International Inc. pada Tanggal 18 Maret 2005.

Produsen rokok asal Amerika Serikat itu, lewat anak usahanya PT Phillip Morris Indonesia, membeli

saham Sampoerna dengan harga Rp 10.600 per lembar senilai US$ 2 miliar (Rp 18,6 triliun). Samperna

tetap melakukan kegiatan operasional nya sendiri di pabriknya yang ada di di Surabaya dan PM pun

juga seperti itu. Tetapi manajemen perusahaan Sampoerna dikendalikan oleh PM sebagai konsekuensi

dari akuisisi yang dilakukan. PM mengganti saham yang beredar Sampoerna dengan suatu harga dan

menggantinya dengan harga saham PM.

Setelah akuisisi 40% saham itu rampung, Phillip Morris melakukan penawaran tender untuk

membeli sisa saham Sampoerna milik publik. Saham Sampoerna milik masyarakat dibeli dengan harga

Rp 10.600 per lembar Harga penawaran ini premium (Iebih tinggi) 20% dibanding harga saham

Sampoerna pada 10 Maret 2005 sebesar Rp 8.850 per lembar. Dengan asumsi semua dibeli lewat

tender, nilai perusahaan Sampoerna mencapai Rp 48 triliun (US$ 5,2 miliar). Nilai itu termasuk utang

perusahaan sebesar Rp 1,5 triliun. Penawaran senilai Rp 48,62 trilyun itu dinilai mengejutkan karena

Phillip Morris berani mengajukan penawaran setinggi itu di tengah kekhawatiran menurunnya kinerja

Page 6: Akl Tugas 3 Laporan Konsolidasi

industri rokok karena isu kesehatan. Bagi Phillip Morris, pengakuisisian H. M. Sampoerna jelas untuk

memperbesar ukuran perusahaan dan memperluas pasarnya. Tetapi bagaimana dengan H. M.

Sampoerna?

Biasanya perusahaan diakuisisi karena kinerjanya tidak cukup baik dan diharapkan dengan

adanya akuisisi, perusahaan pengakuisisi dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan yang

diakuisisi. Tetapi dalam kasus

pengakuisisian H. M. Sampoerna hal

ini tidak berlaku, karena terbukti

setelah kinerja perusahaan diukur

menggunakan metode PNE, kinerja

Sampoerna dari tahun ke tahun

ternyata semakin meningkat. Berarti

ada alasan lain yang mendasari

pengakuisisian perusahaan tersebut.

Para pebisnis memperkirakan hal ini

berkaitan dengan keinginan keluarga

Sampoerna untuk "memasuki lahan baru'. Bisnis infrastruktur sangat beralasan dijadikan lahan baru

keluarga Sampoerna karena prospeknya sangat menjanjikan. Dengan uang di tangan US$ 2 miliar,

kekuatan keluarga Sampoerna di bisnis ini akan luar biasa besarnya. Di sisi lain, Putera Sampoerna

mungkin sudah berpandangan jauh ke depan dimana persaingan perusahaan rokok sudah sangat ketat

dan dalam jangka panjang, dengan gaya hidup masyarakat yang kian sehat, industri rokok akan

menjadi bisnis yang merugikan. Karena itu, pertumbuhan perusahaan rokok pun akan kian terbatas.

Tambahan lagi, secara umum Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, saat itu Sampoerna tengah

mempersiapkan investasi jangka panjang di Indonesia. Dana yang akan digalang oleh Sampoerna

untuk merealisasikan program investasi tersebut sebesar lima kali dana yang diperoleh dar penjualan

40% sahamnya ke Phillip Morris.

Selain sektor agrobisnis, Sampoerna juga mengungkapkan rencananya untuk masuk ke bisnis

telekomunikasi. Menteri Perindustrian Andung Nitimihardja juga mengaku telah menawarkan HM

Sampoerna untuk ikut berinvestasi di bisnis semen. Ajakan tersebut tampaknya ditujukan untuk

mengurangi dominasi kepemilikan asing di bisnis semen di Indonesia. Melihat berbagai faktor itu,

sangat masuk akal Sampoerna dijual ketika ada tawaran dibeli dengan harga tinggi sekitar 21 kali dari

laba bersih per sahamnya. Dalam sekejap, keluarga Sampoerna pun mengantongi dana tunai US$ 2

miliar atau sekitar 18,5 triliun rupiah. Padahallaba Sampoerna per tahun saja Rp 1,5 – 2 triliun. Jadi

siapapun sepertinya akan bersikap sama jika punya peluang serupa.