akhlak islam dalam bisnis
DESCRIPTION
Pada Kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah penafsiran dari Yufi mahendra Wardana yang mana ini bagian dari akhlak kita berbisnis, bisnis, adalah suatu tumpuan negara, dibalik posisi bisnis yang begitu menentukan tersebut, kita tentu tahu dan menilik berbagai masalah di negeri ini, kita bisa lihat kita bisa dengar, banyak penyimpangan dalam kita berbisnis, seperti kasus nepotisme, suap, kkn, penipuan dan sebagainya, mencoreng asas islam dalam berbisnis. seperti apakah problematika dalam bisnis, prinsip seperti apa yang harus di dasarkan dalam akhlaq, langkah apa yang harus dimulai dalam bisnis.TRANSCRIPT
Yufi-season.blogspot.com
AKHLAK ISLAM DALAM BISNIS
DISAMPAIKAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA II
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
TAHUN AJAR 2012/ 2013
Disusun Oleh:
YUFI MAHENDRA WARDANA (12312043)
FAKULTAS EKONOMI – AKUNTANSI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Yufi-season.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini telah berkembang bidang kehidupan yakni bidang ekonomi. Semua orang
butuh ekonomi. Dengan adanya ekonomi tentu suatu negara dapat berjalan dan memenuhi
kebutuhan suatu negaranya. Bahkan dari lulusan SD hingga perguruan tinggi mereka butuh
akan ekonomi. Dengan ekonomi sendiri mereka dapat hidup, mereka mengembangkan diri
kearah lebih baik.
Banyak dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka, rata-rata mereka akan mencari
kerja sebagian lagi mereka akan melakukan bisnis. Menyangkut dengan bisnis, bisnis adalah
cara yang baik dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Rata-rata mereka akan berdagang dan
lainnya adalah membangun perusahaan yang mana dapat merekrut orang dengan berbeda-
beda.
Sebagaimana dalam bisnis, bisnis terbagi menjadi dua, yang pertama adalah bisnis halal
dan bisnis haram. Bisnis yang halal adalah sesuai yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Berdagang dengan jalan yang benar jujur dan baik. Sedangkan sebagaimana fenomena di
akhir-akhir ini banyak diantara pebisnis baik di Indonesia sendiri, yang melakukan
kecurangan dan sesuatu yang haram. Diantaranya adalah berbisnis narkoba, perdangan
manusia, menjual diri dan macam lainnya.
Berdasar latar belakang di atas, pada kali ini penulis akan melakukan analisis bagaimana
akhlak yang benar bagi manusia dalam melakukan bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
Bertolak belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang akan penyusun bahas dalam
makalah ini adalah:
1.2.1 Apa yang sebenarnya menjadi problematika akhlak yang buruk dalam perbisnisan di
Indonesia?
1.2.2 Prinsip-prinsip seperti apakah yang harusnya mendasari perlakuan akhlak yang baik
dalam berbisnis?
1.2.3 Apa langkah yang harus dilakukan untuk mengawali hingga dalam proses akhlak yang
baik dan benar dalam berbisnis?
Yufi-season.blogspot.com
1.3 Tujuan
Makalah berjudul Akhlak Islam dalam Bisnis memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui apa yang sebenarnya menjadi problematika akhlak yang buruk dalam
perbisnisan di Indonesia.
1.3.2 Mengetahui prinsip-prinsip yang harusnya mendasari perlakuan akhlak yang baik
dalam berbisnis.
1.3.3 Mengetahui langkah yang harus dilakukan untuk mengawali hingga dalam proses
akhlak yang baik dan benar dalam berbisnis.
1.4 Manfaat
Makalah berjudul Dampak Postif Globalisasi Peluangnya untuk Ketahanan Ekonomi
Nasional Indonesia diharap memiliki manfaat antara lain sebagai berikut:
1.4.1 Bagi penulis dapat menambah wawasan terkait akhlak perbisnisan yang baik dan
benar.
1.4.2 Bagi pembaca dapat mengetahui langkah-langkah yang benar dalam perbisnisan sesuai
akhlakul kharimah.
1.4.3 Bagi pembaca dapat memberikan pikiran kritis yang nantinya bisa memicu penelitian
lebih lanjut terkait dengan perihal akhlakul kharimah dalam bisnis.
Yufi-season.blogspot.com
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Akhlak
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut
harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan
baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul
dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak
pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga
terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan
dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang
mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik,
buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan
terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.
2. Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata
bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang
sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri
memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya penggunaan singular kata bisnis dapat
merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada
sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas
merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.
Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga
saat ini.
Yufi-season.blogspot.com
BAB III
PEMBAHASAN
Masalah-masalah terhadap bisnis di Indonesia:
Pada satu dasawarsa terakhir ini, berbagai penyimpangan terhadap dunia ekonomi Indonesia
khususnya dibidang perbisnisan telah banyak diketahui banyak sekali penyimpangan terhadap
hukum-hukum islam yang terkait. Mereka banyak melakukan kecurangan, kejahatan, penipuan,
dan macam sebagainya padahal sebenarnya kebanyakan pelaku bisnis sendiri orang yang
beragama Islam. Sebagaimana dicontohkan adalah kasus yang muncul pada obat nyamuk
semprot di tahun 2004an, yang mana di dalam obat nyamuk ini terkandung zat yang berbahaya
yang dapat mematikan manusia yang menggunakannya. Hal ini sudah melanggar etika dalam
bisnis, dan tentu saja bisa membunuh manusia yang memakai obat nyamuk ini. Selanjutnya
adalah penyimpangan terhadap bisnis yang mana sangat merugikan negara hingga bertriliun-
triliun, yakni kasus suap atau korupsi pengusaha-pengusaha ke pegawai-pegawai pajak.
Sebenarnya masih banyak penyimpangan-penyimpangan lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran
akhlak islam dalam berbisnis. Secara umum permasalahan-permasalahan tersebut dapat
dikategorikan sebagai berikut.
a. Kurangnnya pengertian atas dasar hukum bisnis dalam Islam.
b. Pebisnis yang dzalim umumnya mereka tidak mengimplementeasikan prinsip-prinsip
akhlak islam dalam bisnis.
c. Pebisnis yang dzalim juga tidak mengetahui langkah secara islami yang benar dalam
memperoleh kesuksesan dalam bisnis.
Dari permasalahan berikut akan membahas tentang analisis kurangnya akhlak islam dalam bisnis
bagi orang islam.
A. Akhlak mengatur Dasar hukum Bisnis
Yang menjadi dasar hukum bisnis dalam Islam adalah kewajiban seorang muslim dalam
berusaha, kita sebagai seorang muslim dituntut agar tidak mementingkan kehidupan
akhirat saja, atau dunawi saja, tetapi ditengah-tengah antara keduanya.
Yufi-season.blogspot.com
Sebagai seorang muslim kita tidak boleh berpangku tangan, bermalas-malasan dan tidak
mau mencari rezeki, karena setiap muslim tertanggung suatu beban terhadap orang-orang
yang berada di bawahnya, sebagaimana Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat
233, disebutkan:
“kewajiban seorang ayah member makan dan pakaian kepada mereka dengan cara yang
ma’ruf”. (QS. Albaqarah/2: 233)
Tanpa usaha yang sungguh-sungguh dan tentunya ma’ruf, maka sulitlah seorang ayah
dalam mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya.
B. Prinsip-prinsip Islam dalam bisnis
Untuk membangun akhlakul kharimah islami dalam berbisnis, prinsip-prinsip dibawah ini
haruslah menjadi pedoman dan inspirasi.
1) Tauhid: Hal yang paling fundamental dalam ajaran Islam, dengan tauhid, manusia
mengimani bahwa: “tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah SWT” dan
“tidak ada pemilik langit bumi serta isinya kecuali Allah”, karena Allah adalah
penciptanya sekaligus pemiliknya. Manusia hanya diberi amanah untuk memiliki
sementara waktu, sebagai ujian bagi mereka.
Manusia diciptakan manusia untuk beribadah kepada Allah. Oleh karena itu segala
aktivitas manusia termasuk aktivitas dalam bisnis harus diniatkan untuk beribadah
kepada Allah SWT, karena akan dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat.
2) Keadilan: Allah memerintahkan untuk berbuat adil (QS. 49:9, QS. 60:8) Yang
dimaksud dengan adil adalah “tidak mendzalimi dan tidak dizalimi”.
3) Kenabian: Allah mengutus Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri tauladan manusia
pada umumnya dan pelaku bisnis muslim pada khususnya, karena beliau mempunyai
sifat-sifat yang pantas dicontohkan adalah:
a. Siddiq, artinya benar atau jujur. Sifat ini harus dimiliki oleh setiap muslim dalam
semua aktivitas termasuk aktivitas bisnis. Implikasi bisnis dari sifat ini adalah
bahwa pelaku bisnis tidak boleh melakukan penipuan karena akan merugikan
salah satu pihak.
b. Amanah, artinya dapat dipercaya. Sifat amanah ini harus dimiliki oleh pelaku
bisnis agar tidak menimbulkan “negative thinking” antar anggotanya. Sifat
Yufi-season.blogspot.com
amanah ini memainkan peran yang amat penting dalam aktivitas bisnis, karena
tanpa adanya saling percaya antar anggotanya maka aktivitas bisnis ini akan
hancur.
c. Fathanah, artinya cerdas. Manusia dikaruniai akal untuk berpikir oleh karena itu,
kita sebagai muslim harus memanfaatkan otak kita secara optimal dalam segala
aktivitas kehidupan, termasuk dalam hal bisnis. Segala aktivitas dilakukan dengan
ilmu dan kecerdasan. Para pelaku bisnis harus pintar dan cerdik agar usahanya
lancar dan terhindar dari penipuan.
d. Tabligh, artinya menyampaikan. Setiap muslim mengemban tanggung jawab
da’wah yaitu menyeru, mengajak, dan member tahu. Sifat tabligh ini apabila
dimiliki oleh pelaku bisnis, maka akan menjadikan suksesnya sang pelaku bisnis,
karena sifat ini menelorkan prinsip-prinsip ilmu marketing, advertising, maupun
ilmu-ilmu lain yang relevan dengan bisnis.
4) Ma’ad (hasil)
Secara harfiah ma’ad berarti “kembali”. Akan tetapi, juga diartikan sebagai imbalan
atau ganjaran. Implikasi bisnis dari prinsip ini adalah bahwa pelaku bisnis akan
mendapat keuntungan atau profit, baik di dunia maupun diakhirat, jika diawali
dengan niat ibadah.
Prinsip-prinsip tersebut hendaknya menjadi acuan dalam akhlak berbisnis bagi pengusaha-
pengusaha islam agar nantinya dapat memperoleh keberkahan dunia dan akhirat. Tentu langkah-
langkah yang dapat dibangun dari prinsip tersebut dan nantinya akan terwujud dalam langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Niat yang benar (ibadah)
Bisnis adalah sebagian dari hidup kita, yang harus ditunjukan untuk beribadah kepada
Allah, dan merupakan wadah untuk berbuat baik kepada sesame manusia. Oleh karena
itu, pelaku bisnis harus memiliki niat ibadah, agar member kemudahan kepada
masyarakat. Hadis mengingatkan kepada kita bahwa:
“sesungguhnya amal itu berdasarkan niat, dan sesungguhnya bagi setiap manusia pahala
menurut apa yang diniatkannya.
Yufi-season.blogspot.com
b. Menentukan cita-cita
Hidup tanpa cita-cita yang jelas, maka ibarat sebuah kapal berlayar tanpa arah dan tujuan
sehingga menjadi ragu-ragu atau bimbang dalam menjalani kehidupan termasuk aktivitas
bisnis. Cita-cita bisnis tersebut akan tercapai apabila pelaku bisnis mengamalkan prinsip
“positif thinking” baik terhadap Allah sebagai penentu rejeki, maupun terhadap diri
sendiri dan orang lain. Dengan cita-cita yang jelas tersebut dapat menggerakkan motivasi
untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, demi tercapainya cita-cita.
c. Menggunakan modal dari harta yang halal
Apabila pelaku bisnis bermodal dari harta tidak halal, maka akan sering terjadi
menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan atau laba yang bersifat duniawi saja
tanpa mempertimbangkan atau memperhitungkan balasan diakhirat kelak. Sebaliknya
bagi pelaku bisnis bermodal dari harta halal, mereka akan memperhatikan perilaku-
perilaku demi mendapatkan laba dunia dan laba akhirat.
d. Kerja keras dan pintar
Pelaku bisnis yang berhasil adalah pelaku bisnis yang mau bekerja keras, pantang
menyerah, dan berjuang terus memperbaiki nasibnya dengan mengoptimalkan segala
potensi yang telah diberikan oleh Allah SWT., berupa akal sehat. Dalam dunia bisnis
mengutamakan prestasi lebih dahulu daripada prestise, karena setiap kemajuan pasti
menuntut adanya prestasi. Prestasi dimulai dengan usaha kerja keras dan pintar.
e. Berakhlak mulia
Selain langkah-langkah tersebut di atas faktor pendukung keberhasilan bisnis yang islami
adalah berakhlak mulia seperti sabar, tekun atau ulet, jujur, adil, menepati janji, tanggung
jawab, dan bertawakal kepada Allah SWT.
Yufi-season.blogspot.com
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Saat ini keadaan bisnis Indonesia sedang dilanda masalah-masalah buruk terkait
dengan akhlak yang tidak islami, mereka cenderung meniru kelakuan orang-orang kafir
yang tidak peduli dengan dosa mereka. Misalnya saja mereka menjual narkoba, menjual
tubuh mereka atau menjadi PSK, menyuap atau korupsi, dan lain sebagainya.
Mereka menyimpang dari prinsip akhlak bisnis islami yang seharunya diterapkan.
Diantaranya adalah tauhid, keadilan, sifat kenabian, dan ma’ad yang baik dan benar. Jadi
yang harus dilakukan supaya mendapat ridho illahi dalam menjalankan bisnis, akhlak
bisnis yang dapat dilakukan adalah niat yang benar, menentukan cita-cita, menggunakan
modal atau harta yang halal, kerja keras dan pintar, dan berakhlak mulia.
4.2 Saran
4.2.1 Dalam menciptakan Akhlak Islami dalam berbisnis, seharusnya setiap lulusan
ekonomi perguruan tinggi di Indonesia, harus diberikan pelatihan akhlak bisnis yang
benar.
4.2.2 Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam penindakan atas kasus penyimpangan
terhadap akhlak bisnis yang benar.
Yufi-season.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. “Bisnis” , diakses pada 1 Juli 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
Anonim. 2013. “Akhlak”, diakses pada 1 Juli 2013,
http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak#cite_note-3
Aminuddin, dkk.2002.Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Jakarta: Ghalia
Indonesia.