akhlak dan kepribadian islam

31
Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan akhlak merupakan permasalahan utama yang selalu menjadi tantangan manusia dalam sepanjag sejarahnya. Sejarah bangsa-bangsa baik yang diabadikan dalam al-qur’an seperti kaum ‘Ad, Samud, madyan, dan Saba maupun yang didapat dalam buku-buku sejarah menunjukkan bahwa suatu bangsa akan kokoh apabila akhlaknya kokoh dan sebaliknya suatu bangsa akan runtuh apabila akhlaknya rusak. Aqidah dan Akhlak merupakan dasar yang utama dalam pembentukan kepribadian manusia yang seutuhnya. Pendidikan yang mengarah pada terbentuknya kepribadian berakhlak merupakan hal yang pertama yang harus dilakukan, sebab akan melandasi kestabilan kepribadian secara keseluruhan. Tentang pendidikan akhlak ini lebih lanjut dikatakan oleh Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, mengatakan bahwa “Pendidikan budi pekerti dan akhlak merupakan jiwa dari pendidikan Islam dan mencapai suatu akhlak yang sempurna merupakan tujuan yang sebenarnya dari pendidikan Islam”. Dengan demikian jelas bahwa gambaran manusia yang ideal yang harus dicapai melalui pendidikan adalah manusia yang sempurna akhlaknya. Menurut ajaran Islam berdasarkan praktek Rasulullah, pendidikan akhlakul karimah (akhlak mulia) adalah faktor 1

Upload: rizqi-camellia-september

Post on 13-Dec-2014

123 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Agama Islam

TRANSCRIPT

Page 1: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan akhlak merupakan permasalahan utama yang selalu menjadi tantangan

manusia dalam sepanjag sejarahnya. Sejarah bangsa-bangsa baik yang diabadikan dalam al-

qur’an seperti kaum ‘Ad, Samud, madyan, dan Saba maupun yang didapat dalam buku-buku

sejarah menunjukkan bahwa suatu bangsa akan kokoh apabila akhlaknya kokoh dan

sebaliknya suatu bangsa akan runtuh apabila akhlaknya rusak.

Aqidah dan Akhlak merupakan dasar yang utama dalam pembentukan kepribadian

manusia yang seutuhnya. Pendidikan yang mengarah pada terbentuknya kepribadian

berakhlak merupakan hal yang pertama yang harus dilakukan, sebab akan melandasi

kestabilan kepribadian secara keseluruhan.

Tentang pendidikan akhlak ini lebih lanjut dikatakan oleh Muhammad Athiyah Al-

Abrasyi, mengatakan bahwa “Pendidikan budi pekerti dan akhlak merupakan jiwa dari

pendidikan Islam dan mencapai suatu akhlak yang sempurna merupakan tujuan yang

sebenarnya dari pendidikan Islam”. Dengan demikian jelas bahwa gambaran manusia yang

ideal yang harus dicapai melalui pendidikan adalah manusia yang sempurna akhlaknya.

Menurut ajaran Islam berdasarkan praktek Rasulullah, pendidikan akhlakul karimah (akhlak

mulia) adalah faktor penting dalam membina suatu umat atau membangun suatu bangsa.

Suatu pembangunan tidak ditentukan semata dengan faktor kredit dan investasi material.

Betapapun melimpah ruahnya kredit dan besarnya investasi, kalau manusia pelaksanaannya

tidak memiliki akhlak yang baik, niscaya segalanya akan berantakan akibat penyelewengan &

korupsi.

Oleh karena itu, program utama dan perjuangan pokok dari segala usaha ialah

pembinaan akhlak mulia. Ia harus ditanamkan kepada seluruh lapisan dan tingkatan

masyarakat, mulai dari tingkat atas sampai ke lapisan bawah. Akhlak dari suatu bangsa itulah

yang menentukan sikap hidup dan laku perbuatannya. Tepat apa yang dikatakan oleh penyair

besar Ahmad Syauqi Bey, yaitu “kekalnya suatu bangsa ialah selama akhlaknya kekal, jika

akhlaknya sudah lenyap, musnah pulalah bangsa itu”.

1

Page 2: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

Apabila suatu bangsa (umat) itu telah rusak, maka hal ini juga akan mempengaruhi

akhlak generasi-generasi mendatang. Terlebih lagi kalau rusaknya akhlak tersebut tidak

segera mendapat perhatian atau usaha untuk mengendalikan dan memperbaikinya.

Bagaimanapun akhlak dan perilaku suatu generasi itu akan sangat menentukan terhadap

akhlak dan perilaku umat-umat sesudahnya. Oleh karena itu, tidak salah apa yang telah

disampaikan oleh para ahli pendidikan bahwa perkembangan pribadi itu akan sangat

ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, terutama berupa pendidikan. Dijelaskan bahwa

manusia yang baik adalah manusia yang memiliki lima syarat utama atau memenuhi empat

syarat pokok, yaitu akhlak, amal, asih, arif dan ahli.

Dengan adanya aqidah yang tidak tetap dan kokoh itu, tentu akan menyebabkan orang

tersebut mudah terombang-ambingkan oleh arus Syaithoniah. Dari keadaan semacam ini

apabila tidak dapat dikendalikan oleh norma-norma yang menyetirnya (agama), maka akan

terjadi adalah kekacauan dalam kehidupannya. Kita sebagai generasi penerus, harus

menyadari hal tersebut, karena pada pundak generasi mudalah akan ditumpahkan harapan

masa depan bangsa ini, guna menyambung usaha-usaha memperbaiki akhlak yang sementara

ini terbengkalai, cita-cita bangsa yang belum terlaksana sepenuhnya dan selanjutnya untuk

memelihara apa-apa yang telah ada dan mengusahakan yang baru (lebih baik) agar dapat

berkembang lebih maju dan semakin sempurna. Oleh karena itu, pendidikan tentang akhlak

dalam kehidupan umat manusia menempati kedudukan yang sangat penting.

2

Page 3: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian kepribadian

Para ahli banyak mengemukakan istilah-istilah atau definisi tentang kepribadian yang

berbeda, yang tentunya perbedaan ini dipengaruhi oleh sudut pandang yang berbeda-beda

pula. Namun, pada hakekatnya essensi dari istilah-istilah yang dikemukakan tersebut sama.

Istilah-istilah (baca: etimologi) yang dikenal dalam teori kepribadian adalah sebagai berikut :

1) Mentality, yaitu suatu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental atau

intelektual.

2) Individuality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan sifat khas seseorang berbeda

dengan orang lain.

3) Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifat-sifat mempertahankan dirinya

dari pengaruh sesuatu dari luar.

Selanjutnya berdasarkan kata-kata tersebut para ahli mengemukakan definisinya, sebagai

berikut :

1) Allport

Dengan mengecualikan beberapa sifat kepribadian dapat dibatasi pengertian kepribadian

sebagai suatu cara bereaksi yang khas dari seseorang individu terhadap perangsang sosial dan

kualitas penyesuaian diri yang dilakukannya terhadap segi sosial dari lingkungannya.

2) Mark A. May

Kepribadian adalah apa yang memungkinkan seseorang berbuat efektif atau memungkinkan

seseorang mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Dengan kata lain kepribadian aadalah

nilai perangsang sosial seseorang.

3

Page 4: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

3) Woodworth

Kepribadian adalah kualitas dari seluruh tingkah laku seseorang.

4) Morisson

 Kepribadian adalah keseluruhan dari apa yang telah dicapai oleh seseorang dengan jalan

menampilkan hasil-hasil kultural dari evolusi sosial.

5) Hartmann

Kepribadian adalah susunan yang terintegrasikan dari ciri-ciri umum seseorang individu yang

terukur saat berinteraksi dengan individu lainnya.

6) L.P. Thorp

Kepribadian sinonim dengan pikiran tentang berfungsinya seluruh individu secara organisme

yang meliputi seluruh aspek yang secara verbal terpisah-pisah,seperti :intelek, watak, motif,

dan emosi, minat, kesediaan bergaul dengan orang lain (sosialitas) dan kesan individu yang

ditimbulkannya pada orang lain serta efektifitas sosial pada umumnya.

7) C.H. Judd

Kepribadian adalah suatu manisfestasi keseluruhan dari proses perkembangan yang telah

dilalui individu.

Sedangkan Menurut al-Ghazali kepribadian atau akhlak adalah :

Artinya : Akhlak (kepribadian) adalah suatu prilaku yang keluar dari dalam diri suatu

individu yang reaksinya muncul tanpa proses pikir sebelumnya.

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, yaitu :

1.Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara

terintegrasikan dan bukan hanya satu aspek saja dan reaksi yang timbul ketika terjadi

interaksi atau inter relasi dengan individu lainnya.

2. Kepribadian tidak menyatakan suatu bentuk yang statis dan etnis, seperti bentuk badan dan

ras tetapi menyatakan keseluruhan dan kesatuan tingkah laku seseorang.

4

Page 5: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

3. Kepribadian dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan intelektual dan pengaruh

lingkungan sosial dan keagamaan.

B. Kepribadian Muslim

Kepribadian dalam islam terhimpun dalam suatu kata”akhlak” (bahasa arab) dari asal

kata khuluk yang berarti budi pekerti. Kata “akhlak” mengandung segi persesuaian dengan

khalqun (ciptaan) serta erat hubungannya dengan khalik dan makhluk . Setiap perbuatan dan

prilaku manusia (makhluk) baik secara individu maupun interaksi sosial tidak pernah lepas

dari pengawasan al-Khalik.

Ibnu Miskawaih mengemukakan kepribadian atau akhlak dapat berubah dengan

kebiasaan dan latihan serta pengajaran yang baik. Manusia dapat diperbaiki akhlaknya

dengan mengosongkan jiwa dari akhlak madzmumah (tercela) untuk selanjutnya menghiasi

diri dengan akhlak yang mahmudah (terpuji).

Dari pernyataan Ibnu miskawaih tersebut terlihat urgensi pengajaran tasawuf untuk

membersihkan akhlah atau kepribadian menuju kepada suatu bentuk akhlak yang paripurna,

yaitu berakhlak dengan akhlak mahmudah sebagaimana yang telah dinyatakan dalam al-

Qur’an dan telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW. Dalam salah satu ajaran tasawuf

akhlaqi ada beberapa metode untuk membersihkan akhlak manusia, yaitu :

1. Tahalli

2. Takhalli

3. Tajalli

Selanjutnya Ki Moenadi menyatakan bahwa kesempurnaan akhlak atau kepribadian

akan membuahkan antara lain :

Ruh akan senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah sampai pada tingkat dekat-

akrab dan mesra dengan Allah, itulah salah satu bentuk pengabdian murni kepada

Allah. Artinya tidak ada unsur berpamrih kepada Allah, kecuali mengharapkan

5

Page 6: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

keridhaan Allah. Bukan suatu pengabdian namanya jika saat pengabdian ada target

yang diakomodasi sesuai dengan keinginan nafsu.

Perasaan menjadi lembut-halus yang mampu bergetaran menjangkau kehidupan alam

rohani dan sanggup membaca getaran. Sehingga untuk membaca getaran sesuatu,

termasuk getaran hati pihak lain, selalu tepat. Hal ini menyebabkan pihak lain sulit

berdusta karena segala gerak hatinya dapat terpantau oleh perasaan yang lembut.

Hati melahirkan keilmuan yang memancar dan menyinari diri dan orang lain. Ilmunya

tepat dan bijak yang terpadu bersifat Qur’ani. Sehingga dalam segala hal selalu tepat

dan akurat. Dari hubungan atau sinergi yang baik antara perasaan dan hati melahirkan

spritualitas yang dipimpin langsung oleh Allah.

Akal melahirkankecerdikan tingkat tinggi sehingga mampu membaca tata bahasa

getaran yang ditangkap dari perasaan hati.

Nafsu tampil dengan keindahan terpuji, sehingga dapat dibawa menuju puncak

persaksian nyata, disitulah hakekat nafsu bersyahadat kepada Allah.

Akhlak yang sesuai dengan al-Qur’an merupakan ukuran pertama bagi kepribadian

seorang muslim. Alangkah piciknya jika kepribadian seseorang hanya diukur dari nilai

materi-lahiriyah atau pengetahuan yang dimiliki, sedangkan prilaku bathiniyah diombang-

ambingkan oleh syaithan dan belenggu nafsu bejat.

Dalam pandangan al-Qur’an kepribadian manusia diukur dari sejauh mana tingkat

keikhlasan dan kemurnian manusia melangsungkan pengabdian kepada Allah. Seorang

hamba Allah yang murni mengabdi kepada Allah mendapat julukan panggilan “ibadur-

Rahman” dari Allah ; artinya hamba kesayangan Allah, dengan ciri-cirinya disebutkan dalam

firman Allah Q.S. 25: 63-73.

Bagi seseorang yang kehidupan bathiniyyahnya didera dan dihanyutkan berbagai rasa

misalnya, rasa khawatir, ragu, cemas-gelisah, kecewa putus asa tidak mempunyai ukuran

kepastian hidup, belum dapat dikatakan telah berkepribadian, meskipun materi menunjang

tampilan lahiriyah yang memikat pandangan mata.

Manusia belum dapat dikatakan selaku makhluk paling sempurna, jika pada dirinya tidak

tumbuh – berkembang nilai kepribadian Qur’ani. Sedangkan kesempurnaan itu sendiri

merupakan bagian dari fitrah manusia. Siapapun orangnya ingin menampilkan kepribadian,

hanya sayang dalam pengembangan kepribadian tidak disandarkan pada tuntunan al-Qur’an,

6

Page 7: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

malah mengikuti pandangan-pandangan dari hasil olah rekayasa kaum materialistis dan

hedonis.

Padahal jauh sebelum berkembang berbagai pandangan tentang kepribadian manusia, al-

Qur’an sudah memberikan ukuran pasti tentang kepribadian manusia. Bahkan al-Qur’anlah

yang pertama kali mengajak manusia untuk tampil berkepribadian dan berbudaya. Tegasnya

al-Qur’anlah yang melahirkan kepribadian dan budaya pada manusia. Sejarah membuktikan

sebelum al-Qur’an diturunkan dan Nabi Muhammad diutus, manusia khusus di belahan bumi

Eropah terbelenggu oleh kegelapan –kebodohan berpikir dan kebobrokan moral yang nyaris

sama dengan binatang. Siapa yang kuat dia berkuasa, perbudakan, perzinahan dan eksploitasi

manusia oleh manusia , menjadi lagu sumbang sebelum al-Qur’an diturunkan.

Maka untuk hal itulah al-Qur’an diturunkan selaku alat pengendali dan obat penawar

bagi hawa nafsu yang selalu bertendensi kuat kearah kejahatan. Untuk selanjut membimbing

manusia kepada kepribadian yang menjadi rahmat bagi manusia secara individu dan sosial.

Firman Allah SWT :

Dan Kami turunkan dari al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar /obat dan rahmat bagi

orang-orang yang beriman dan al-Qur’an ini tidaklah menambah bagi orang-orang yang

dzalim kecuali kerugian. (Q.S. 17:82)

Sudah barang tentu obat yang dimaksud bukan hanya dalam pengertian penyakit fisik-

jasadiyah. Namun, yang dimaksud ayat tersebut lebih jauh adalah obat bagi penyakit

pandangan hidup manusia yang tidak mempunyai norma-norma atau ukuran kepastian.

C. Mengembangkan Kepribadian Muslim

Berdasarkan uraian sebelumnya dan melihat realitas kebobrokan akhlak atau

kepribadian muslim yang telah terkontaminasi dengan segala bentuk kepribadian dan gaya

hidup yang serba material dan hedonisme, terutama kehidupan yang tidak mempunyai ukuran

pasti kepribadian dan tidak mempunyai keyakinan terhadap terminal pasti dari kehidupan

maka perlu bagi sekalian insan beriman untuk kembali kepada ajaran moralitas atau

kepribadian yang sudah standar dari Allah SWT, yakni dari al-Qur’an dan suri teladan

Muhammad SAW.

7

Page 8: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

Ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi seseorang sehingga ia dapat disebut

berkepribadian muslim, yaitu :

1. Salimul ‘Aqidah / ‘Aqidatus Salima (Aqidah yang lurus/selamat)

Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan

aqidah yang lurus, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada ALLAH

SWT, dan tidak akan menyimpang dari jalan serta ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan

kelurusan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala

perbuatannya kepada ALLAH sebagaimana firman-Nya yang artinya :

“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan

semesta alam”. (QS. al-An’aam [6]:162). Karena aqidah yang lurus/selamat

merupakan dasar ajaran tauhid, maka dalam awal da’wahnya kepada para sahabat di

Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman, dan tauhid.

2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)

Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam

satu haditsnya, beliau bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”.

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah

merujuk/mengikuti (ittiba’) kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh

ditambah-tambahi atau dikurang-kurangi.

3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)

Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim,

baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk2-Nya. Dengan

akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di

akhirat. Karena akhlak yang mulia begitu penting bagi umat manusia, maka salah satu

tugas diutusnya Rasulullah SAW adalah untuk memperbaiki akhlak manusia, dimana

beliau sendiri langsung mencontohkan kepada kita bagaimana keagungan akhlaknya

sehingga diabadikan oleh ALLAH SWT di dalam Al Qur’an sesuai firman-Nya yang

artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung”.

(QS. al-Qalam [68]:4).

4. Mutsaqqoful Fikri (wawasan yg luas)

Mutsaqqoful fikriwajib dipunyai oleh pribadi muslim. Karena itu salah satu sifat

Rasulullah SAW adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-

ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya:

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: ” pada

8

Page 9: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa

keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang

mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”.(QS al-Baqarah

[2]:219)Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali

harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki

wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Untuk mencapai wawasan yg luas maka

manusia dituntut utk mencari/menuntut ilmu, seperti apa yg disabdakan beliau SAW :

“Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim”.(Muttafaqun ‘alaihi).Dan

menuntut ilmu yg paling baik adalah melalui majelis2 ilmu spt yg digambarkan

ALLAH SWT dlm firman-Nya:“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan

kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah

kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. al-Mujadilaah

[58]: 11).Oleh karena itu ALLAH SWT mempertanyakan kepada kita tentang

tingkatan intelektualitas seseorang, sebagaimana firman-Nya yang artinya:

Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak

mengetahui?, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima

pelajaran”.(QS. az-Zumar [39]:9).

5. Qowiyyul Jismi (jasmani yg kuat)

Seorang muslim haruslah memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan

ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji

merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan kondisi fisik yang

sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan

lainnya.Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim

dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun

demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-

kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Bahkan

Rasulullah SAW menekankan pentingnya kekuatan jasmani seorang muslim spt sabda

beliau yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang

lemah”. (HR. Muslim).

9

Page 10: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)

Hal ini penting bagi seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan

pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan

menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan

ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada

pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW

bersabda yang artinya: “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia

menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)”. (HR.

Hakim).

7. Harishun Ala Waqtihi (disiplin menggunakan waktu)

Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu

mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak

bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad

dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu

dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk

disiplin mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan

yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW

adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni

waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang

sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)

Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan

oleh Al Qur’an maupun sunnah. Dimana segala suatu urusan mesti dikerjakan secara

profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan.

Bersungguh-sungguh, bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu

pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam

penunaian tugas-tugas.

9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)

Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini

merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang

menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian

terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah

dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi

10

Page 11: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus

kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan

mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat

banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang

sangat tinggi.Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat

dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya

mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan

untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.

10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)

Manfaat yang dimaksud disini adalah manfaat yang baik sehingga dimanapun dia

berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang

muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.Ini berarti setiap

muslim itu harus selalu mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa

bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Rasulullah SAW

bersabda yang artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi

orang lain”. (HR. Qudhy dari Jabir).

Untuk meraih kreteria Pribadi Muslim di atas membutuhkan mujahadah dan

mulazamah atau kesungguhan dan kesinambungan. Allah swt berjanji akan

memudahkan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh meraih keridloan-Nya. “Dan

orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan Kami

tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar

beserta orang-orang yang berbuat baik.” QS. Al Ankabut : 69. Allahu A’lam (dkwt)

D. Struktur Kepribadian Islam

Substansi jiwa menurut para failasof maupun psikolog Islam terdiri atas tiga bagian

yaitu jasmani, rohani dan nafsani atau nafsu. Substansi jasmani berupa organisme fisik

manusia ia lebih sempurna dibanding makhluk-makhluk yang lain bersifat lahiriyah

yang memiliki unsur-unsur  tanah, udara, api, dan air, ia akan hidup jika diberi daya

hidup atau al bayah. Substansi ruh adalah substansi yang merupakan kesempurnaan

awal. Al Gazali menyebutnya lathifah yang halus dan bersifat ruhani. Ruh sudah ada

ketika tubuh belum ada dan tetap ada meskipun jasadnya telah mati. Fathur Rahman

11

Page 12: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

menyatakan bahwa ruh adalah amanah, karena itu ia memiliki keunikan dibanding

dengan makhluk yang lain. Dengan amanah inilah ia menjadi kalifah di muka bumi.

Substansi nafsani berarti jiwa, nyawa atau ruh, konotasinya ialah kepribadian dan

substansi psiko fisik manusia. Nafs ini merupakan gabungan dari jasad dan ruh. Karena

itu nafs adalah potensi jasadi dan rohani. Ia berupa potensi aktualisasinya akan

membentuk suatu kepribadian Muslim yaitu merupakan perpaduan harmonis antara

kalbu, akal dan nafsani.

Struktur kepribadian islam merupakan perpaduan harmonis antara kalbu, akal, dan

nafsani.

1.  Al Qalb atau kalbu merupakan materi organic yang memiliki system kognisi yang

berdaya emosi. Al Gazali menyatakan bahwa kalbu memiliki insting yang disebut al

nur al ilahy dan al bashirah al bathinah (mata batin). Kalbu dalam arti jasmani adalah

jantung (heart) bukan hati (lever). Kalbu dalam artian rohani ialah menunjukan kepada

hati nurani (conscience) dan ruh (soul). Kalbu ini berfungsi sebagai pemandu,

pengontrol dan pengendali struktur nafs yang lain. Apabila kalbu ini berfungsi normal

maka manusia menjadi baik sesuai dengan fitrah aslinya. Karena kalbu memiliki nature

ilahiyah yang dipancarkan dari Tuhan. Ia tidak saja mampu mengenal fisik dan

lingkungannya tetapi juga mampu mengenal lingkungan spiritual ketuhanan dan

keagmaan

Mengenai kalbu ini Rasulullah SAW pernah bersabda :

Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka semua

tubuh menjadi baik, tetapi apabila ia rusak maka semua tubuh menjadi rusak pula,

ingatlah bahwa ia adalah kalbu.

Menurut Huzaifah, hati terbagi menjadi empat yaitu hati yang bersih, yaitu :

(1) hatinya orang beriman dan mendapat sinar

(2) hati yang tertutup yaitu hatinya orang kafir, hati yang buta dan tidak melihat

kebenaran

12

Page 13: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

(3) hati yang terjungkir yaitu hatinya orang munafik yaitu melihat kebenaran tetapi

kemudian mengingkarinya

(4) hati yang memiliki dua bekal yakni bekal iman dan bekal kemunafikan, ia tergantung

dari mana yang paling dominan.

Orang yang kalbunya disinari Tuhan maka ia akan memiliki kepribadian yang kuat,

teguh dan tidak mudah putus asa. Dan apabila ia memiliki nafsu muthmainah ia akan

tenang dan optimis karena ia yakin rahmat Tuhan  pasti akan diberikan. Agar kalbu

selalu mandapat sinar Ilahiyah menurut imam Al Gazali maka harus berilmu dan iradah

(kemauan). Dengan ilmu manusia akan mengetahui segala urusan dunia dan akhirat,

dan menurut al Gazali kalbu berfungsi untuk memperoleh kebahagiaan akhirat. Secara

psikologis kalbu memiliki daya emosi (al infialy) dan kognisi.

2.  Akal secara estimologi memiliki arti al imsak (menahan) al Ribath (ikatan) al Bajr

(menahan) al Naby (melarang) dan manin (mencegah)

Berdasarkan makna ini maka yang disebut orang berakal adalah orang yang mampu

menahan dan mengikat hawa nafsunya. Jika hawa nafsunya terikat maka rasionalitynya

mampu bereksistensi. Dengan akal seseorang mampu membedakan yang baik dan yang

buruk, yang menguntungkan dan merugikan. Akal mampu memperoleh pengetahuan

dengan daya nalar (al Nazhr) dan daya argumentatif.

Melalui akal manusia bisa bermuhasabah yakni menunda keinginan tidak terburu-buru

mengerjakannya sehingga menjadi jelas olehnya kelayakannya untuk dikerjakan atau

ditinggalkan.

Menurut al Hasan jika pekerjaan tersebut dimotivasi untuk mengharap ridho Allah

maka kerjakanlah, tetapi jika tidak karena Allah lebih baik ditunda dahulu. Dan jika

motivasinya untuk memperoleh ridha Allah maka harus berfikir dahulu apakah dalam

mengerjakan sesuatu itu ia memperoleh pertolongan atau tidak, jika tidak sebaiknya

ditunda terlebih dahulu. Dan apabila sudah mendapat kepastian akan pertolongan Allah

maka kerjakanlah sehingga ia akan mendapat keberuntungan.

13

Page 14: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

Sebagaimana Plato, Al Zukhaily berpendapat bahwa jiwa rasional itu bertempat di

kepala sehingga yang berfikir adalah akal bukan kalbu. Antara akal dan kalbu sama

sama memperoleh daya kognisi tetapi cara dan hasilnya berbeda. Akal mampu

mencapai pengetahuan rasional tetapi tidak yang supra rasional, sehingga ia mampu

mencapai kebenaran tetapi tidak mampu merasakan hakekatnya.

Menurut Al Gazali agar manusia dapat senantiasa berdekatan dan mendapat nur ilahy

maka ia harus berilmu dan mempunyai iradah (kemauan). Dengan ilmu seseorang akan

mengetahui segala urusan dunia dan akhirat serta segala sesuatu yang berhubungan

dengan akal. Dengan kemauan dan akal seseorang akan mengetahui cara-cara untuk

memperbaiki serta mencari sebab sebab yang berhubungan dengan hal itu. Al Gazali

berpendapat bahwa orang yang sakit nafsunya selalu menginginkan makanan yang

enak. Hal ini memberi pengertian kepada kita bahwa jika orang tersebut sehat maka

secara akal berarti semua makanan asalkan sehat dan halal dan toyyiban pasti akan

terasa enak (lezat). Dengan demikian nafsu untuk selalu menginginkan hal hal yang

enak enak akan dapat dikurangi atau dilawan dengan kondisi sehat. Al Gazali juga

berpendapat bahwa ilmu yang diperoleh dalam hati akan memiliki kekuatan untuk

melihat dan dapat membedakan aneka bentuk.

Akal terbagi menjadi dua yaitu akal dharuri dan akal muktasabah. dharuri aitu akal

yang dapat mengetahui secara mudah. Akal muktasabah ialah akal yang baru

mengetahui dengan cara diusahakan, akal muktasabah terbagi dua yaknu muktasabah

duniawi ialah akal yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan

dengan keduniawiyan. Akal muktasabah ukhrawi yakni akal yang digunakan untuk

mencapai akhirat.

Secara psikologis orang-orang yang memiliki jiwa yang bersih dan akal yang sempurna

maka ia akan mampu mengaktualisasikan diri dalam hidup dan kehidupan, yakni

melihat realitas secara cermat, tepat apa adanya dan lebih efisien.Ia dapat menerima

keadaan dirinya dan orang lain secara professional, yakni mengakui segala kelebihan

dan keterbatasan masing-masing, dengan demikian ia akan bisa menerima masukan-

masukan dari orang lain secara alamiah tanpa paksaan.

14

Page 15: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

3.  Nafsani

Nafsu merupakan daya nafsani, ia memiliki dua kekuatan yaitu, al-Ghadhabiyah dan

al-Syahwaniyah. Al-Ghadhabiyah adalah suatu daya  yang berpotensi untuk

menghindari segala hal yang membahayakan. Ghadab dalam psikoanalisa disebut

defenci (pertahanan, pembelaan dan penjagaan), yaitu suatu tindakan untyk melindungi

egonya sendiri terhadap kesalahan, kecemasan, dan rasa malu atas perbuatannya

sendiri, sedang syahwat dalam psikologi disebut appetite yaitu hasrat atau keinginan

atau hawa nafsu, prinsipnya adalah kenikmatan. Apabila keinginannya tidak dipenuhi

maka terjadilah ketegangan, prinsip kerjanya adalah sama dengan prinsip kerja

binatang, baik binatang buas yang suka menyerang maupun binatang jinak yang

cenderung pada nafsu seksual.

Nafsu merupakan struktur di bawah sadar dalam kepribadian manusia, apabila manusia

didominasi oleh nafsunya, maka ia tidak akan dapat bereksistensi baik di dunia maupun

diakhirat. Karena itu apabila kepribadian seseorang didomonasi oleh nafsu maka

prinsip kerjanya adalah mengejar kenikmatan dunia, tetapi apabila nafsu tersebut

dibimbing oleh kalbu cahaya ilahi maka ghadabnya akan berubah menjadi kemampuan

yang tinggi derajatnya.

Jika nafsu tersebut dikuasai oelh cahaya ilahi yang muncul adalah sifat-sifat kebaikan,

tetapi jika nafsu itu dikuasai oleh syaitan maka yang muncul adala sifat-sifat

syaitaniyah dan ini disebut hati yang sakit ,hati yang  sakit bisa sembu apabila ia

kembali kepada cahaya ilahi tetapi akan lebih sakit apabila ia dikuasai oleh nafsu

syaitan. Dalam ilmu jiwa orang yang terganggu mentalnya tidaklah mudah diukur atau

diperiksa dengan alat-alat kesehatan, untuk mengetahuinya biasanya hanya bisa dilihat

gejalanya seperti tindakannya, tingkah laku dan pikirannya, seperti gelisah, iri hati,

sedih yang tidak beralasan, hilangnya rasa kepercayaan diri, pemarah, keras kepala,

merosot kecedasannya, suka memfitnah, mengganggu orang lain dan sebagainya.

Kesehatan mental juga berpengaruh terhadap kesehatan badan, akhir-akhir ini dalam

ilmu kedokteran ditemukan istilah psychomtic yaitu penyakit yang disebabkan oleh

mental, misalnya tekanan darah tinggi, tekanan darh rendah, exceem, sesak nafas, dan

sebagainya. Obat dari berbagai penyakit mental dan yang disebabkan oleh mental

15

Page 16: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

adalah berfungsinya system kerja yang harmonis antara kalbu, akal, dan nafsu. Dan ini

hanya bisa dilakukan melalui latihan-latihan kejiwaan secara terus menerus.

Dalam ilmu tasawuf jiwa yang bersih dan jiwa kotor termasuk dalam nafsu. Dan

mereka membagi nafsu menjadi 3 bagian :

1. Nafsu amarah, ia senantiasa cenderung maksiat, baik maksiat lahir maupun maksiat

bathin. Orang yang didominasi oleh nafsu amarah maka wujud kepribadiannya ialah

tamak, serakah, keras kepala, angkuh, dan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji

lainnya seperti free sexs, suka berkelahi dan sebagainya.

2.  Nafsu lawamah, ia sudah mendapat nur ilahi dan suka beribadah tetapi masih sering

melakukan maksiat bathin kemudian bersegera beristighfar dan berusaha

memperbaikinya. Orang yang berkepribadian lawamah maka senantiasa akan

mengevaluasi diri (self correction) untuk menjadi lebih baik.

3.  Nafsu muthmainah, suatu kepribadian yang bersumber dari kalbu manusia, di

dalamnya selalu terhindar dari sifat-sifat yang tercela dan tumbuh sifat-sifat yang

terpuji dan selalu tenang. Kecenderungannya ialah beribadah, mencintai sesama,

bertambah tawakal, dan mencari ridho Allah dan bersifat teosentris. Menurut Ibnu

Kholdum bahwa ruh kalbu itu disinggahi oleh ruh akal. Ruh akal ini substansinya

mampu mengetahui apa saja di alam amar. Ia menjadi tidak mampu mencapai

pengetahuan disebabkan adanya hijab, apabila hijab itu hilang maka ia akan mampu

menemukan pengetahuan.

Bahkan sebagian ahli tasawuf yang lain membagi nafsu menjadi 7 bagian, yaitu : nafsu

amarah, nafsu lawamah, nafsu malhamah, nafsu muthmainah, nafsu al rodhiyah, nafsu

mardhiyah, dan nafsu kamilah.

E. Generasi Muda Islam Sebagai Pejuang Bangsa.

Generasi muda islam sebagai aset atau potensi bangsa untuk menyongsong masa depan

bangsa yang gemilang, mencapai kemakmuran yang diridhai Allah SWT, memiliki

potensi yang siap dilibatkan dalam pembangunan nasional.

16

Page 17: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

Potensi-potensi tersebut bila dipandang dari aspek psikologis, sosiologis dan fisiologis,

adalah :

1. Idealisme dan daya kritis

Generasi muda islam memiliki idealisme dan daya kritis, sehingga ia mampu

memberikan ide-ide cemerlang dan mampu mengkritisi ketimpangan dan

penyimpangan dalam tatanan masyarakat atau pemerintahan.

2. Dinamika dan kreativitas

Karena idealisme tersebut generasi muda islam memiliki potensi kedinamisan dan

kreativitas yakni kemampuan dan kesedian untuk mengadakan perubahan,

pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan-kekurangan yang ada atau

mengemukakan gagasan-gagasan alternatif.

3. Keberanian mengambil resiko

Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat

meleset. Namun, mengambil resiko itu perlu jika kemajuan ingin diperoleh.

Kesiapan pengetahuan, perhitungan dan keterampilan dari generasi muda akan

memberikan kualitas yang baik kepada keberanian mengambil resiko.

4. Optimis dan kegairahan semangat

Optimisme dan semangat yang dimiliki generasi muda islam akan merupakan faktor

penggerak ke arah kemajuan.

5. Sikap kemandirian

Generasi muda islam memilik keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan

tindakkannya.

6. Terdidik

Generasi muda islam secara umum lebih terpelajar, karena banyaknya kesempatan

belajar dari generasi-generasi pendahulunya.

7. Keaneka ragaman dalam persatuan dan kesatuan bangsa

Keaneka ragaman generasi muda islam merupakan cerminan keaneka ragaman

masyarakat Indonesia, dapat merupakan hambatan jika hal ini dihayati dengan

sempit dan eksklusif. Tetapi keaneka ragaman tersebut merupakan potensi dinamis

dan kreatif, jika dihayati dalam integritas nasional yang didasarkan atas semangat

sumpah pemuda serta kesamaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

8. Patriotisme dan nasionalisme

17

Page 18: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

Dengan tekad dan semangat ini generasi muda islam perlu dilibatkan dalam setiap

usaha pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.

9. Fisik kuat dan jumlah banyak

Potensi ini merupakan kenyataan sosiologis dan demografis, dapat dimanfaatkan

dalam kegiatan pembangunan yang menghendaki pengarahan tenaga yang besar.

10. Sikap ksatria

Sikap kesatria, idealisme, kejujuran, keberanian, dan pengorbanan merupakan

unsur-unsur yang perlu dipupuk di kalangan generasi muda sebagai pembela dan

penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa.

11. Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi

Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan

ilmu dan teknologi, sebagai transformator dan dinamisator bagi lingkungannya

yang lebih terkebelakang dalam ilmu dan pendidikan serta penerapan teknologi,

baik yang maju, maupun yang sederhana.

Demikian, beberapa potensi dari generasi muda yang nantinya dapat diperankan baik

langsung atau tidak langsung dalam kerangka menyongsong pembaharuan dan

perubahan bangsa kearah yang lebih baik.

18

Page 19: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

BAB III

Penutup

Kesimpulan :

Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Ukuran pasti kepribadian atau akhlak seorang muslim adalah al-Qur’an yang

dimanisfestasikan dalam pribadi Rasulullah SAW.

2. Mengembangkan kepribadian muslim harus didasarkan pada tuntunan al-Qur’an.

Karena kepribadian dalam al-Qur’an merupakan tuntunan atau kehendak dari Allah

untuk diamalkan umat manusia

3. Dari kepribadian atau akhlak yang mulia akan melahirkan manusia-manusia yang

menjadi rahmat bagi dirinya dan individu lain, serta alam semesta.kehendak dari

Allah untuk diamalkan umat manusia

4. Dari kepribadian atau akhlak yang mulia akan melahirkan manusia-manusia yang

menjadi rahmat bagi dirinya dan individu lain, serta alam semesta.

19

Page 20: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali.Alih Bahasa Moh. Zuhri. Ihya Ulumuddin. Semarang : Asy Syifa, 2003

Iberani, Jamal Syarif. Mengenal Islam.Jakarta: el-Kahfi,2003

Jalaluddin. Psikologi Agama.Jakarta: Grafindo Persada, 2003

Schultz, Duane. Terjemahan Yustinus. Psikologi Pertumbuhan: Model-model

kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius, 1991

Ki Moenadi. Ukuran (Pasti) Kepribadian Manusia

__________. Pengembangan Daya Bakat Kemampuan Manusia

Sumber : Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura

20

Page 21: Akhlak Dan Kepribadian Islam

Akhlak dan Kepribadian Islam Mei, 13, 2013

21