ahmad syafi

12
AHMAD SYAFI’I Kondisi di negara kita saat ini, sekolah yang baik dan benar masih dapat dihitung dalam hitungan jari. Hal-hal yang sudah ada tersebut menjadi terlupakan bahkan hilang. Yang terjadi saat ini, kita sebagai bangsa Indonesia malah senang berorientasi dengan apa yang berbau ”Barat”, dengan kata lain luar negeri. Bisa jadi, kekaguman kita pada hal-hal yang berbau luar negeri karena budaya kita tidak pernah menghargai hasil karya bangsanya sendiri. Bisa jadi pula, karena kita tidak terlalu peduli sejarah. Kita tidak terlalu dikenalkan dengan ”sejarah” yang sebenarnya. Bagaimanapun, kita memiliki banyak tokoh pendidikan yang hebat dalam konsep pendidikan dalam membangun bangsa Indonesia. Sebagai contoh, Engku Moehammad Syafei (Ahmad Syafi’i) yang hidup pada masa penjajahan kolonial Belanda, ia mendirikan INS Kayu Tanam. Tokoh pendidikan ini berkeyakinan konsep yang ada di INS Kayu Tanam akan mendidik siswa berwatak mandiri, berkemauan, dan bekerja keras. Dasar dan Nilai Filosofis INS Kayu tanam Nasionalisme, jati diri bangsa-jati diri masing- masing individu (karakter bangsa dan karakter diri) membangun kembali Patriotisme Idealisme Wirausaha entrepreneur mandiri

Upload: nofy-ongko

Post on 04-Aug-2015

109 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

Konsep Pendidikan (Fungsi dan Tujuan) Ahmad Syafi'i

TRANSCRIPT

Page 1: Ahmad Syafi

AHMAD SYAFI’I

Kondisi di negara kita saat ini, sekolah yang baik dan benar masih dapat

dihitung dalam hitungan jari. Hal-hal yang sudah ada tersebut menjadi terlupakan

bahkan hilang. Yang terjadi saat ini, kita sebagai bangsa Indonesia malah senang

berorientasi dengan apa yang berbau ”Barat”, dengan kata lain luar negeri. Bisa

jadi, kekaguman kita pada hal-hal yang berbau luar negeri karena budaya kita

tidak pernah menghargai hasil karya bangsanya sendiri. Bisa jadi pula, karena kita

tidak terlalu peduli sejarah. Kita tidak terlalu dikenalkan dengan ”sejarah” yang

sebenarnya.

Bagaimanapun, kita memiliki banyak tokoh pendidikan yang hebat dalam

konsep pendidikan dalam membangun bangsa Indonesia. Sebagai contoh, Engku

Moehammad Syafei (Ahmad Syafi’i) yang hidup pada masa penjajahan kolonial

Belanda, ia mendirikan INS Kayu Tanam. Tokoh pendidikan ini berkeyakinan

konsep yang ada di INS Kayu Tanam akan mendidik siswa berwatak mandiri,

berkemauan, dan bekerja keras.

Dasar dan Nilai Filosofis INS Kayu tanam

Nasionalisme, jati diri bangsa-jati diri masing-masing individu (karakter

bangsa dan karakter diri) membangun kembali

Patriotisme

Idealisme

Wirausaha entrepreneur mandiri

Masyarakat komunal

3H (head = cipta, heart = rasa, hand = karsa) manusia seutuhnya. Tiga

komponen tersebut merupakan komponen utama dalam sistem pendidikan ins

kayu tanam, yaitu tenaga ia bisa bekerja, otak ia bisa berpikir, dan jiwa ia bisa

merasa.

Fungsi INS Kayu Tanam

Agar peserta didik mampu :

A. Menumbuh kembangkan budi perkerti dan akhlak mulia (sesuai dengan

ajaran agama, etika dan moral)

B. Menumbuh kembangkan kemerdekaan berpikir (aktif-kreatif)

Page 2: Ahmad Syafi

C. Menumbuh kembangkan pengetahuan, bakat / talenta dan potensi diri sesuai

dengan kebutuhan masyarakat

D. Menumbuh kembangkan etos / unjuk kerja yang tinggi

E. Menanamkan percaya diri, kreativitas, kemandirian, dan kewirausahaan

(entrepreneurship)

F. Mewujudkan dalam tindakan nyata semboyan: “cari sendiri dan kerjakan

sendiri ”, artinya sekolah harus mampu membiayai dirinya dan tidak mau

menerima bantuan yang dapat mengurangi kebebasan untuk mencapai cita-

cita.

G. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat

H. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

I. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung

jawab

J. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan

Di Ruang Pendidikan INS Kayutanam, Ahmad Syafi’i merintis dan

menumbuh-kembangkan kemandirian, kereativitas dan jiwa

entrepereneurship/wirausaha, yaitu yang sejalan dengan life skills dari kurikulum

yang berbasis kompetensi (KBK).

A. Kemandirian

Mampu berdiri sendiri tanpa tergantung kepada orang lain. Kemandirian

adalah memiliki jati diri yang kuat, gigih, ulet, rasa percaya diri yang tinggi,

mampu tampil beda, tetapi rendah hati. Kita (orang Indonesia) harus mampu

hidup seperti “ayam kampung ”, dan bukan halnya seperti selama ini, di mana

kita dibesarkan dan dididik seperti “ayam ras ”. Dengan demikian, agar

mampu eksis menghadapi tantangan global haruslah didukung oleh individu-

individu yang mampu menjadi “jago ” yang tidak hanya “jago kandang ”,

tetapi mampu menjadi tenaga ahli, tidak hanya TKI-sebagai tenaga pembantu

rumah tangga dan buruh kasar ( lebih satu juta orang) di Malaysia, Singapura,

Hongkong, Taiwan, Korea, Saudi Arabia, Abu Dabi, dsb. dan sekitanya, dll.

Melihat berbagai kasus penganiayaan, pelecehan serta tindakan semena-mena

dari majikan menjadi TKI di luar negari sebagai tenaga pembantu dan buruh

kasar, “martabat dan harga diri bangsa Indonesia betul-betul diuji dan

Page 3: Ahmad Syafi

dipertaruhkan ”. Kadang-kadang memang tidak ada pilihan kerja lain, dari

pada makan nasi tiwul seperti di berbagai tempat di P Jawa, makan singkong

rebus di Indramayu, kawin kontrak di daerah Bogor, puncak dan sekitarnya,

dll.

B. Kreativitas

Kreativitas adalah menghasilkan produk baru yang penting atau meliputin

semua usaha produktif dari seseorang. Ada sejumlah karakteristik kreatifitas,

di antaranya (1) hasrat ingin tahu, (2) cenderung/senang untuk menemukan

sesuatu, (3) berkemampuan mandiri dan independent, (4) memilih melakukan

tugas yang sulit dan menantang, (5) mampu memecahkan masalah dengan

baik dan yakin dengan putusan yang telah diambil, (6) senang/bergairah

memecahkan masalah, (7) pemikir yang fleksibel, (8) bekerja dengan dedikasi

yang tinggi dengan waktu yang lebih panjang terhadap masalah yang tidak

terpecahkan, (9) memberikan respons cepat dan di luar dugaan terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, (10) memperlihatkan kemampuan

untuk mensintesis dan memahami implementasinya, dan (11) berkemampuan

untuk membaca dengan baik.

C. Wirausaha, Thomas Paine (1776); Entrepreneur’s Credo :

“I do not to choose to be a common man, it is my right to be uncommon…

if I can. I seek opportunity… not security. I do not wish to be a kept citizen,

humbled and dulled by having the state look after me. I refuse to barter

incentive for a dole; I prefer the challenges of life the guaranteed existence;

the thrill of fulfillment to the state calm of Utopia. I will not trade freedom for

beneficence nor my dignity for a handout. I will never cower before any

master nor bend to any thereat. It is any heritage to stand erect, proud and

unafraid; to think and act for myself, to help, I have done. All this what it

means to be Entrepreneur”

Proses Pendidikan Kayu Tanam

1. Landasan dan Niai-Nilai Filososfi RP INS Kayu tanam

A. Landasan

1. Berpikir logis dan rasional

Keaktifan atau kegiatan

Page 4: Ahmad Syafi

Pendidikan masyarakat

Memperhatikan pembawaan anak

Menentang intelektualisme

Setelah kemerdekaan landasan tersebut dikembangkan menjadi dasar-

dasar pendidikan Republik Indonesia :

2. Ketuhanan Yang Maha Esa

3. Kemanusiaan

4. Kesusilaan

5. Kerakyatan

6. Kebangsaan

7. Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan

8. Percaya pada diri sendiri juga dari Tuhan

9. Berakhlak (bersusila) setinggi mungkin

10. Bertanggung jawab atas keselamatan nusa dan bangsa

11. Berjiwa aktif positif dan aktif negative

12. Mempunyai daya cipta

13. Cerdas, logis dan rasional

14. Berperasaan tajam, halus dan estetis

15. Gigih atau ilet yang sehat

16. Correct atau tepat

17. Emosional

18. Jasmani sehat dan kuat

19. Cakap berbahasa Indonesia

20. Sanggup hidup bersusah payah dan sederhana

21. Sanggup mengerjakan pekerjaan dengan alat serba kurang

22. Sebanyak mungkin memakai kebudayaan nasional waktu mendidik

23. Waktu mengajar peran guru sebanyak mungkin menjadi obyek dan

murid-murid menjadi obyek, bila hal ini tidak mungkin barulah para

guru mnjadi subyek dan murid menjadi obyek.

24. Sebanyak mungkin para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya,

tidak hanya pandai menyuruh saja

Page 5: Ahmad Syafi

25. Diusahakan supaya pelajaran mempunyai darah kesatria, berani

karena benar

26. Mempunyai jiwa konsetrasi

27. Pemeliharaan (perawatan) sesuatu

28. Menepati janji

29. Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik-

baiknya

30. Kewajiban harus dipenuhi

31. Hemat

B. Nilai – nilai Filosofis

Nasionalisme

Develop Mentalisme

2. Landasan Penyusunan Kurikulum Kurikulum (Mata Pelajaran) RP INS

Kayutanam

A. Landasan Idiil

Pancasila yang merupakan sumber hukum dan digali dari

kebudayaan-kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tanah air

Indonesia

B. Landasan Konstitusional

Sebagai tujuan dari landasan pendidikan Indonesia yang tertuang

dalam RP ISN Kayutanam ada dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4

C. Landasan Operasional

Landasan operasional sudah tertuang dalam GBHN yang

merupakan rintisan dari RP INS Kayutanam yang direalisasikan dalam

bentuk Sisdiknas yakni membentuk watak bangsa Indonesia seutuhnya.

D. Kurikulum

Dalam kurikulum ini yang dikembangkan oleh RP INS Moh. Syafei

yakni kurikulum pendidikan dasar yang tahun awalnya berupa pendidikan

pra-sekolah. Dari segi tujuan operasional pendidikan kurikulumnya terdiri

atas pendidikan umum dan kejuruan yang berpusat pada pekerjaan tangan.

Alokasi waktu kerja tangan kelas 1 dan kelas 2 (satu setengah jam)

perminggu, dan untuk kelas 3 (3 jam per-minggu). Kelas rendah

Page 6: Ahmad Syafi

ditekankan pada kerja mencontoh. Sementara teknik membaca yang

merupakan keharusan menggunakan pendekatan individual, artinya setelah

diterangkan oleh guru secara umum hanya satu murid saja yang berada di

kelas sementara yang lainnya dikelas yang berdekatan. Mata pelajaran

olahraga/permainan rakyat diberikan 5 jam perminggu. Mata pelajaran

kesenian (menyanyi) diberikan 2,5 jam setiap kelas dan di kelas 2 harus

menggunakan bahasa Belanda yang diiringi oleh biola, seruling dan gitar.

3. Tingkat Pendidikan dan Mata Pelajaran RP INS Kayutanam

A. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan yang dikembangkan di INS Kayutanam hádala

pendidikan dasar dimana untuk tahun-tahun awal sekolah hádala

pendidikan prasekolah. Dari tujuan kurikulum maka pendidikan terdiri

atas pendidikan umum dan pendidikan kejuruan

B. Mata Pelajaran :

Mata pelajaran yang dkembangkan di INS Kayutanam adalah :

Bahasa Ibu (terdiri atas 3 aktifitas yaitu pasif, setengah aktif dan aktif)

Menggambar (terdiri atas : menggambar bebas, menggambar menurut

contoh (gambar orang lain, benda-benda buatan manusia, benda-benda

alam),menggambar di luar kepala, kerangka, gelas, otak dll,

menggambar garis lupus, dengan cata ir dan menggambar perspektif)

Membersihkan sekolah dan kelas ( pembentukan tabita yang positif,

bekerja tuntas dari awal hinggá akhir, tertib penggunaan alat dan

langkag-langkah kerja harus diperhatikan serta menumbuhkan

kecakapan sosial, komunikasi, kepemimpinan dan kerjasama

Berkebun (prinsipnya sama dengan kebersihan sekolah Namur

tahapannya dimulai dari persiapan, penanaman, pemeliharaan dan

pemetikan hasil). Penekanannya untuk menjalani pelajaran berhitung

Bermain-main (Kegiatan yang menyenangkan dilakukan

berkelompok, melibatkan cala dan menang. Hal ini menanamkan rasa

sportifitas, kebersamaan, dan kepemimpinan.

Page 7: Ahmad Syafi

4. Strategi Pembelajaran dan Nilai-Nilai yang dikembangkan di RP INS Kayu

tanam

A. Strategi Pembelajaran

CTL : Komponennya Konstrukivisme, inquiri, questioning,modeling,

lerning community, reflecting, autenthic assessment.

CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)

Memanfaatkan lingkungan (alam tak ambang jadi guru)

Pendekatan SAVI : Somatic (Learning by moving and doing)

Auditoric (learning hearing and teaching)

Fisual (learning by observing and grafling

Intellectual (learning by problem solving and reflecting)

Quantum Lerning (PAKEM)

B. Nilai – nilai yang ditanamkan

Imtaq, kebangsaan, budi pekerti, tanggung jawab, jujur dan ihlas, mandiri,

satria, empati, gigih/ulet, rendah hati (bersahaja)

5. Evaluasi Proses Pembelajaran RP ISN Kayutanam

A. Evaluasi Proses

B. Evaluasi Produk

6. Strategi Implementasi Konsep dan Nilai-Nilai RP INS Kayutanam di

Indonesia saat iini dan dimasa mendatang

Bila kita perhatikan konsep dan nilai-nilai RP INS Kayutanam sangat

sejalan dengan UU Pendidikan No 20 Th. 2003 Pasal 26 yang menyatakan

bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan

pendidika yang bermakna, menyenangkan, kreatif dinamis dan dialogis. UU

ini telah diperkuat oleh PP No 19 2004 tentang BSNP. Kemudian BSNP

melahirkan 8 standar nasional pendidikan dimana salah salah satunya adalah

standar proses. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berparsitipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreatifitas dan kemandiriansesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Adapun strategi

implementasi konsep dan nilai-nilai RP INS Kayutanam adalah :

Page 8: Ahmad Syafi

A. Sosialisasi konsep dan nilai INS kepada Kepala Dinas, Pengawas, Kepala

Sekolah dan Guru

B. Mengadakan diklat untuk guru-guru

C. Mengadakan sekolah percobaan yang melaksanakan nilai-nilai INS

Kayutanam

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, menyatakan bahwa ”Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis pesertra didik”. Selain semua

kriteria tersebut ditegaskan pula pada ayat (2) bahwa dalam proses

pembelajaran pendidik memberikan keteladan