ags osep ooid onov belum saatnya redenominasipustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/... ·...

2
o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu Pikiran Rakyat 45678 £J 10 11 20 @ 22 23 24 25 26 12 13 14 15 27 28 29 30 • Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOId ONov ~ Belum Saatnya Redenomina"si Suku Bunga, Rupiah, dan Inflasi Belum Stabil BANDUNG, (PR).- Saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan re- denominasi. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus menunggu sampai perekonomian dalam kondisi normal, dalam arti tingkat suku bunga, inflasi,juga nilai tukar ru- piah stabil. Demikian diungkapkan pengamat perbankan dari Laboratorium Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran (LM FE Unpad) Aldrin Herwany. Menurut dia, walaupun saat ini nilai tukar rupiah cukup kuat, fluk- tuasinya terlalu besar. "Kalau redenominasi dilakukan dalam kondisi seperti ini, kerugian yang ditim- bulkan bisa dua kali lebih besar, terkait dengan pembulatan nominal uang, " ujarnya di Bandung, Minggu (20/3). Saat ini nilai tukar rupiah berada pada kisaran Rp 8.700-Rp 8.800 per dolar AS. Kurs tengah Bank Indonesia, Jumat lalu me- nunjukkan, kurs rupiah Rp 8.773per dolar AS, turun Rp 20 dibandingkan dengan hari se- belumnya. ''Volatilitasrupiah saat ini didesak oleh kon- disi eksternal, seperti dampak krisis Timur Tengah, serta yang terakhir adalah gempa dan tsunami Jepang, dengan dampak lanju- .~ tannya, ledakan nuklir," tutur Aldrin. Akibatkondisi tersebut, dia mempredik- si, dalamjangka pendek, volatilitas (perge- rakan) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan cenderung tinggi. Volatilitas rupiah diperkirakan akan kembali stabil setelah krisis nuklir di Jepang berakhir. "Sifatnya temporer, setelah Jepang recovery, rupiah akan kembali stabil. Kalau soal berapa lama, kita masih menunggu, tetapi sepertinya tidak akan lama," tuturnya. Sangat terpengaruhnya volatilitas rupiah oleh kondisi Jepang, dimungkinkan karena volume perdagangan ke- dua negara yang terhitung tinggi. Apalagi, korelasi perindustrian Indonesia dan Jepang pun dinilai cukup kuat. Kesiapan infrastruktur Sementara itu, terkait dengan dampak buruk rede- nominasi terhadap perekonomian, menurut Aldrin, pa- da dasarnya tidak terlalu besar.sepanjang kesiapan in- frastruktur dan sosialisasinya mumpuni. Kemungkinan hanya akan memicu inflasi temporer akibat pembulatan yang kemungkinan marak dilakukan pada masa transisi. Namun, bagi masyarakat kecil, dampak redenominasi dalam bentuk pembulatan akan sangat memberatkan. Apalagi, berlangsung dalam tempo waktu yang lama, sepuluh tahun, sampai masa transisi selesai. "Bobot pem- bulatan bagi masya- rakat keeildengan pendapatan misalnya Rp 100.000 per bulan, dengan mereka yang berpendapatan Rp 1juta per bulan sangat berbeda. Kalau sekali dua kali mungkin tidak apa-apa, kalau sering lain soal," katanya. Jika pemberlakuan redenominasi tidak disertai den- gan kesiapan infrastruktur dan sosialisasi, menurut dia, gejolak temporer dipastikan terjadi. Apalagi, kesenjan- gan akses informasi di Indonesia masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya terpecahkan. KIIplng Humas Onpad 2011 --------------------------- l

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ags OSep OOId ONov Belum Saatnya Redenominasipustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/... · 2011. 3. 21. · Bunyi pasal tentang redenominasi pada RUUMata Uang tersebut adalah:

o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu

Pikiran Rakyat4 5 6 7 8 £J 10 1120 @ 22 23 24 25 26

12 13 14 1527 28 29 30

• Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOId ONov

~

Belum SaatnyaRedenomina"si

Suku Bunga, Rupiah, dan Inflasi Belum StabilBANDUNG, (PR).-Saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan re-

denominasi. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harusmenunggu sampai perekonomian dalam kondisi normal,dalam arti tingkat suku bunga, inflasi,juga nilai tukar ru-piah stabil.Demikian diungkapkan pengamat perbankan dari

Laboratorium Manajemen Fakultas EkonomiUniversitas Padjadjaran (LM FE Unpad)Aldrin Herwany. Menurut dia, walaupunsaat ini nilai tukar rupiah cukup kuat, fluk-tuasinya terlalu besar."Kalau redenominasi dilakukan dalam

kondisi seperti ini, kerugian yang ditim-bulkan bisa dua kali lebih besar, terkaitdengan pembulatan nominal uang, "ujarnya di Bandung, Minggu (20/3).Saat ini nilai tukar rupiah berada pada

kisaran Rp 8.700-Rp 8.800 per dolar AS.Kurs tengah Bank Indonesia, Jumat lalu me-nunjukkan, kurs rupiah Rp 8.773 per dolar AS,turun Rp 20 dibandingkan dengan hari se-belumnya.''Volatilitas rupiah saat ini didesak oleh kon-

disi eksternal, seperti dampak krisis TimurTengah, serta yang terakhir adalah gempadan tsunami Jepang, dengan dampak lanju- .~tannya, ledakan nuklir," tutur Aldrin.Akibat kondisi tersebut, dia mempredik-

si, dalamjangka pendek, volatilitas (perge-rakan) nilai tukar rupiah terhadap dolarAS akan cenderung tinggi. Volatilitas rupiahdiperkirakan akan kembali stabil setelah krisis nuklir diJepang berakhir."Sifatnya temporer, setelah Jepang recovery, rupiah

akan kembali stabil. Kalau soal berapa lama, kita masihmenunggu, tetapi sepertinya tidak akan lama," tuturnya.Sangat terpengaruhnya volatilitas rupiah oleh kondisi

Jepang, dimungkinkan karena volume perdagangan ke-dua negara yang terhitung tinggi. Apalagi, korelasiperindustrian Indonesia dan Jepang pun dinilai cukupkuat.

Kesiapan infrastrukturSementara itu, terkait dengan dampak buruk rede-

nominasi terhadap perekonomian, menurut Aldrin, pa-da dasarnya tidak terlalu besar.sepanjang kesiapan in-frastruktur dan sosialisasinya mumpuni. Kemungkinanhanya akan memicu inflasi temporer akibat pembulatan

yang kemungkinan marak dilakukan pada masa transisi.Namun, bagi masyarakat kecil, dampak redenominasi

dalam bentuk pembulatan akan sangat memberatkan.Apalagi, berlangsung dalam tempo waktu yang lama,sepuluh tahun, sampai masa transisi selesai.

"Bobot pem-bulatan bagi masya-rakat keeil dengan pendapatan misalnya Rp 100.000 perbulan, dengan mereka yang berpendapatan Rp 1juta perbulan sangat berbeda. Kalau sekali dua kali mungkintidak apa-apa, kalau sering lain soal," katanya.Jika pemberlakuan redenominasi tidak disertai den-

gan kesiapan infrastruktur dan sosialisasi, menurut dia,gejolak temporer dipastikan terjadi. Apalagi, kesenjan-gan akses informasi di Indonesia masih menjadi masalahyang belum sepenuhnya terpecahkan.

KIIplng Humas Onpad 2011

---------------------------

l

Page 2: Ags OSep OOId ONov Belum Saatnya Redenominasipustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/03/... · 2011. 3. 21. · Bunyi pasal tentang redenominasi pada RUUMata Uang tersebut adalah:

"Hams dipikirkari.bagaimana dengan masyarakat didaerah terpencil. Persoalan pada masa transisi hamsdiperhitungkan secara matang, termasuk ketersediaanpecahan mata uang kecil, sen, untuk menghindari pem-bulatan," katanya.

Setelah semua persiapan matang, baru re-denominasi bisa ditetapkan. "Masalahnya,selama ini tidakjarang pemerintah mene-tapkan sebelum persiapan matang," ujarAldrin.

Namun, dari sisi positifnya, menunit dia,redenominasi ini mempermudah merekayang sering melakukan perjalanan ke luarnegeri. Di sisi lain, praktik redenominasiju-ga sudah banyak digunakan di kafe, res-toran, dll. sehingga untuk masyarakatperkotaan bisa dibilang bukan sesuatu yang

baru,RUU mata uang

Akhir pekan lalu, pemerintah dan DPR su-dah menyetujui untuk memasukkan rencanaredenominasi ke dalam RUU Mata Uang.Setelah RUU ini disahkan DPR, redenomi-nasi bisa dilakukan kapan saja dengan per-setujuan DPR.

Menurut Wakil Ketua Komisi XI DPRHarry Azhar Azis, rencananya RUU tersebutakan dibawa ke rapat paripurna pada 30Maret, Diprediksi, pengesahan RUU sudahbisa dilakukan pada 5-6 April.

Bunyi pasal tentang redenominasi padaRUU Mata Uang tersebut adalah: "Peruba-han harga rupiah diusulkan BI berkoordi-nasi dengan pemerintah untuk mendapat

persetujuan DPR." Pada penjelasan pasaldisebutkan, perubahan harga rupiah yang di-

maksud adalah redenominasi.Dikatakan Harry, saat pembahasan, DPR sebenarnya

juga ingin memasukkan opsi sanering atau pemotongannilai tukar dalam RUU tersebut. Namun, usul DPR terse- .but tidak disetujui pemerintah.

Berdasarkan agenda Bank Indonesia (BI) proses rede-nominasi ditargetkan tuntas dalam sepuluh tahun. Ada-pun tahapannya adalah sosialisasi (2011-2012), masatransisi (2013-2015), penarikan mata uang lama (2016-2018), serta penghapusan tanda redenominasi pada ma-ta uang, dan proses redenominasi selesai (2019-2022).(A-150jDtc)***