agribisnis edamame untuk eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...hasil biji...

28
416 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan Agribisnis Edamame untuk Ekspor Hani Soewanto 1 , Adi Prasongko 2 , dan Sumarno 3 1 PT Mitra Tani Dua Tujuh, Jember 2 PTPN X (Persero), Surabaya 3 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor PENDAHULUAN Kedelai (Glycine max Merr) bukan tanaman baru bagi masyarakat Indonesia, walaupun budi daya kedelai pertama dilakukan di Cina sejak tahun 2800 SM, atau 4800 tahun yang lalu. Pada zaman penjajahan, Rhumphius pada tahun 1750 melaporkan bahwa kedelai sudah mulai dikenal di Indonesia sebagai tanaman bahan makanan dan pupuk hijau (Romburgh 1892). Hingga sekarang kedelai merupakan salah satu sumber protein penting di Indonesia, baik sebagai bahan pangan yang diolah secara sederhana seperti direbus, digoreng, dan disayur untuk dimakan sehari-hari, maupun sebagai bahan baku industri pangan, susu, kecap, pakan ternak, dan lain-lain. Penggunaan kedelai terbesar di Indonesia adalah untuk industri pangan: (tahu, tempe, kecap, tauco) dan pakan ternak (Sudaryanto 1996). Peng-gunaan kedelai segar sebagai sayuran dan kudapan kurang 5% dari total hasil panen. Berdasarkan ukuran bijinya, kedelai dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Chen et al. 1991): a. Berbiji kecil, bobot biji 6-15 g/100 biji, umumnya dipanen dalam bentuk biji (grain soybean), pada saat tanaman berumur tiga bulan. b. Berbiji besar, dengan bobot biji diatas 15-29 g/100 biji, ditanam di daerah subtropik maupun tropik, dipanen dalam bentuk biji (grain soybean). Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat besar, bobot 30-50 g/100 biji, biasanya ditanam di daerah subtropik, seperti Jepang, Taiwan, dan Cina, dipanen dalam bentuk segar, polong masih hijau, disebut juga kedelai sayur (vegetable soybean), berumur dua bulan. Kelompok kedelai ini di Jepang disebut edamame. Persyaratan kedelai edamame lebih ditekankan kepada ukuran polong muda, dengan lebar 1,4-1,6 cm, dan panjang 5,5-6,5 cm (Shanmuga- sundaram et al. 1991). Di Indonesia, kedelai sayur atau edamame telah dikembangkan sejak tahun 1995. Di Jember, Jawa Timur, edamame telah diproduksi dalam bentuk segar beku untuk ekspor dan sekaligus mengisi pasar dalam negeri. Sejalan dengan tuntutan masyarakat akan makanan sehat dan bergizi tinggi,

Upload: builien

Post on 05-Mar-2019

262 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

416 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Agribisnis Edamame untuk Ekspor

Hani Soewanto1, Adi Prasongko2, dan Sumarno3

1PT Mitra Tani Dua Tujuh, Jember2PTPN X (Persero), Surabaya

3Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor

PENDAHULUAN

Kedelai (Glycine max Merr) bukan tanaman baru bagi masyarakatIndonesia, walaupun budi daya kedelai pertama dilakukan di Cina sejaktahun 2800 SM, atau 4800 tahun yang lalu. Pada zaman penjajahan,Rhumphius pada tahun 1750 melaporkan bahwa kedelai sudah mulaidikenal di Indonesia sebagai tanaman bahan makanan dan pupuk hijau(Romburgh 1892). Hingga sekarang kedelai merupakan salah satu sumberprotein penting di Indonesia, baik sebagai bahan pangan yang diolahsecara sederhana seperti direbus, digoreng, dan disayur untuk dimakansehari-hari, maupun sebagai bahan baku industri pangan, susu, kecap,pakan ternak, dan lain-lain. Penggunaan kedelai terbesar di Indonesiaadalah untuk industri pangan: (tahu, tempe, kecap, tauco) dan pakanternak (Sudaryanto 1996). Peng-gunaan kedelai segar sebagai sayuran dankudapan kurang 5% dari total hasil panen.

Berdasarkan ukuran bijinya, kedelai dapat diklasifikasikan menjadi tigakelompok, yaitu (Chen et al. 1991):a. Berbiji kecil, bobot biji 6-15 g/100 biji, umumnya dipanen dalam bentuk

biji (grain soybean), pada saat tanaman berumur tiga bulan.b. Berbiji besar, dengan bobot biji diatas 15-29 g/100 biji, ditanam di daerah

subtropik maupun tropik, dipanen dalam bentuk biji (grain soybean).Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, danmakanan lain.

c. Berbiji sangat besar, bobot 30-50 g/100 biji, biasanya ditanam di daerahsubtropik, seperti Jepang, Taiwan, dan Cina, dipanen dalam bentuk segar,polong masih hijau, disebut juga kedelai sayur (vegetable soybean),berumur dua bulan. Kelompok kedelai ini di Jepang disebut edamame.Persyaratan kedelai edamame lebih ditekankan kepada ukuran polongmuda, dengan lebar 1,4-1,6 cm, dan panjang 5,5-6,5 cm (Shanmuga-sundaram et al. 1991).Di Indonesia, kedelai sayur atau edamame telah dikembangkan sejak

tahun 1995. Di Jember, Jawa Timur, edamame telah diproduksi dalam bentuksegar beku untuk ekspor dan sekaligus mengisi pasar dalam negeri. Sejalandengan tuntutan masyarakat akan makanan sehat dan bergizi tinggi,

Page 2: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

417Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

edamame yang dibekukan dengan teknologi pengawetan beku dapatdikonsumsi kapan diperlukan tanpa bergantung musim. Oleh karena itu,kedelai sayur sebagai komoditas agribisnis cukup potensial dikembangkandalam aktivitas agroindustri internasional.

EDAMAME ATAU KEDELAI SAYUR

Edamame berasal dari bahasa Jepang. Eda berarti cabang dan mame berartikacang atau dapat juga disebut buah yang tumbuh di bawah cabang.Edamame, yang umumnya dikonsumsi segar sebagai kedelai rebus, disukaioleh masyarakat Jepang, Cina, dan Korea. Benihnya semula berasal dariJepang. Orang Eropa, terutama Inggris lebih mengenal jenis kedelai inidengan nama vegetable soybean (kedelai sayur) atau green soybean atausweet soybean dan orang Cina menamakannya mou dou. Agar tidak rancudengan kedelai biasa (grain soybean), edamame dapat didefinisikan sebagaikedelai berbiji sangat besar (>30 g/100 biji) yang dipanen muda dalambentuk polong segar pada stadia tumbuh R-6, dan dipasarkan dalam bentuksegar (fresh edamame) atau dalam keadaan beku (frozen edamame)(Benziger and Shanmugasundaram 1995).

Jepang merupakan konsumen dan pasar utama edamame, baik dalambentuk segar maupun beku. Total kebutuhan edamame beku di Jepangberkisar antara 150.000-160.000 t/tahun. Produksi dalam negerinya sekitar90.000 t/tahun, sehingga kekurangannya sebanyak 60.000-70.000 ton diimpordari negara produsen edamame lainnya, seperti Taiwan, Cina, Thailand,Indonesia dan Vietnam. Taiwan mengekspor edamame ke Jepang sejaktahun 1978 sebanyak 30.000-40.000 t/tahun, dengan nilai 80 juta dolarAmerika setiap tahun. (Benziger and Shanmugasundaram 1995).

Total impor Jepang untuk sayuran beku pada tahun 1995 sebanyak650.434 ton, posisi impor edamame hanya sekitar 8%. Meskipun volumeimpornya relatif kecil, edamame penting peranannya dalam ekspor produksayur-mayur beku ke Jepang. Lebih dari 50% total buah-buahan dan sayuranyang diekspor Taiwan ke Jepang setiap tahunnya adalah edamame. Khususekspor edamame Taiwan ke Jepang, jumlahnya menurun dari tahun ketahun digantikan Cina. Indonesia adalah negara keempat di Asia yangberhasil mengembangkan dan mengekspor edamame ke Jepang setelahTaiwan, Cina, dan Thailand.

Di Jepang, edamame ditanam seluas 14.700 ha dengan produksi 116.000ton/tahun. Hampir seluruh hasil panen edamame Jepang dikonsumsi segartanpa pembekuan, selama musim semi hingga musim gugur. Pada musimdingin dan awal musim semi, kebutuhan edamame dipasok dari luar negerisebanyak 43.000 t/tahun berupa edamame beku (Iwamida and Ohim 1991).

Page 3: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

418 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Di Indonesia edamame dicoba ditanam pada tahun 1990 di Gadog,Bogor, Jawa Barat, dan hasilnya dipasarkan dalam bentuk segar di pasardalam negeri. Pada tahun 1992 edamame dicoba pula pengembangannyadi Jember dan sejak tahun 1995 hasilnya mulai dipasarkan dalam bentuksegar beku dan diekspor ke Jepang.

Peluang pasar kedelai sayur di dalam negeri cukup luas, karenamasyarakat Indonesia menyukai kedelai rebus. Bedanya, selama ini kedelairebus yang tersedia di pasar berbiji kecil, 10-11 g/100 biji kering. Penghasilkedelai muda untuk rebusan terutama adalah Cianjur, Jawa Barat danwilayah sekitar kota-kota besar.

SIFAT MORFOLOGIS – FISIOLOGIS

Edamame kedelai berbiji besar dipanen muda, saat polong telah mengisipenuh. Klasifikasi edamame sama dengan kedelai biasa, yaitu:

Ordo : PolypetalesFamili : LeguminosaeSub-famili : PapilionoideaeGenus : GlycineSub-genus : -Species : soyaVarietas : Ryokkoh, Chamame, Ocunami, Tsurunoko, dan sebagainya

Edamame merupakan tanaman legume semusim, tumbuh tegak, daunlebat, dengan beragam morfologi. Tinggi tanaman berkisar antara 30 sampailebih dari 50 cm, bercabang sedikit atau banyak, bergantung pada varietasdan lingkungan hidupnya. Daun pertama yang keluar dari buku sebelahatas kotiledon berupa daun tunggal berbentuk sederhana dan letaknyaberseberangan (unifoliolat). Daun-daun yang terbentuk kemudian adalahdaun-daun trifoliolat (daun bertiga).

Varietas edamame yang pernah dikembangkan di Indonesia sepertiOcunami, Tsurunoko, Tsurumidori, Taiso dan Ryokkoh adalah tipe determinit,dengan bobot biji relatif sangat besar. Kedelai biasa (grain soybean)dikatakan berbiji sedang jika bobot 100 bijinya berksiar antara 11-15 g, danberbiji besar bila bobot 100 biji lebih dari 15 g (Sumarno 1993). Saat inivarietas yang dikembangkan untuk produk edamame beku adalah Ryokkohasal Jepang dan R 75 asal Taiwan. Ukuran warna, dan bentuk biji edamamebervariasi, yakni: (i) bobot 30-50 g/100 biji, (ii) warna biji kuning hinggahijau, (iii) bentuk biji bulat hingga bulat telur, dan (iv) warna hilum gelaphingga terang. Warna bunga varietas Ryokkoh putih, sedangkan varietaslainnya ungu.

Page 4: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

419Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

VARIETAS DAN PERBENIHAN

Varietas edamame yang pernah diadaptasikan di Indonesia oleh PT MitrataniDua Tujuh adalah Ryokkoh, Taiso, Tsurunoko, dan Tsurumidori. Dalamperkembangannya, varietas yang cocok dan diterima pembeli adalahRyokkoh, dengan kode R 305 dari Jepang. Karena mahalnya harga benihRyokkoh asal Jepang, maka mulai tahun 1998 dimasukkan benih varietasRyokkoh dari Taiwan dengan kode R 75, dan dikembangkan sampai tahun2006. Varietas R 305 maupun R 75 telah dilepas oleh Menteri Pertanian RI.Mulai tahun 2002 diadaptasikan varietas Chamame yang beraroma pandanasal Taiwan. Varietas ini ditanam sesuai dengan permintaan konsumen, danekspor dalam setahun baru 3- 4 container (satu container 21 ton). Saat iniPT Mitratani Dua Tujuh di Jember Jawa Timur telah melakukan persilangandan introduksi varietas/galur dari Jepang dan Taiwan, dalam upayamendapatkan varietas edamame khas Indonesia.

Untuk mengatasi harga benih yang mahal dilakukan perbanyak benihdi dalam negeri. Kegiatan ini ternyata memerlukan proses, waktu, dan biayayang tidak sedikit. Setelah beberapa tahun, akhirnya didapatkan daerahyang sesuai untuk perbanyakan perbenihan yaitu pada tempat denganketinggian > 600 m dpl. Di daerah ini umur panen edamame > 85 harisetelah tanam (HST). Multiplikasi atau perbanyakan sekaligus merupakancara pemurnian tanaman dari penyimpangan deskripsi, sehingga benihyang dihasilkan terjamin kemurniannya.

Proses pengeringan biji untuk benih memerlukan waktu relatif lamadan bertahap, agar didapatkan benih dengan daya tumbuh > 85% dandapat disimpan lama, lebih dari satu tahun. Pengeringan benih kedelai berbijisangat besar memerlukan teknologi khusus, kalau dikeringkan pada suhudi atas 38°C kulit bijinya pecah.

Sebagai makanan kegemaran bangsa Jepang, edamame dapatdikatakan sebagai produk spesifik atau fancy product, yang sangat erathubungannya dengan selera khas, tetapi juga bersifat subyektif. Oleh karenaitu hanya varietas yang disukai dan diterima konsumen yang bisa masuk kepasar. Cara budi daya kedelai seperti yang sudah dipublikasikan Sumarno(1993), Arsyad dan Syam (1998), dan Lii (1990) tidak sesuai untuk edamame.

TEKNIK PRODUKSI DAN PANEN

Teknik budi daya edamame yang diuraikan di bawah ini sebagian besardiambil dari Panduan Budi Daya Kedelai Edamame PT Mitratani Dua TujuhJember (Anonimus 1997).

Page 5: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

420 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Lahan untuk Produksi

Lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman adalah persyaratan usahayang harus tersedia, dengan agroklimat dan pengairan yang optimal. Tigabulan sebelum tanam sudah harus ada kepastian lahan yang akan ditanami,dan selambatnya satu bulan sebelum tanam lahan sudah diolah dandipersiapkan untuk budi daya edamame. Tanaman kedelai umumnya dapatberadaptasi pada berbagai jenis tanah, seperti Aluvial, Regosol, Grumusol,Latosol, dan Andosol, namun edamame menghendaki tanah berstrukturringan, sedang sampai setengah berat dengan drainase yang baik danjaminan kecukupan air (Kokobun 1991).

Selain sifat dan jenis tanah, hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihanlahan untuk pengembangan edamame adalah:

- Lokasi dekat ke jalan untuk memudahkan transportasi hasil panen- Jauh dari tanaman inang, terutama kedelai biasa- Terdapat pengairan teknis, mudah membuang dan memasukkan

air- Hamparan datar dan tidak ternaungi- Lingkungan sosial masyarakat mendukung dari segi tenaga kerja

dan keamanan.Pada musim kemarau kedelai edamame dapat ditanam pada tanah

berstruktur sedang sampai agak berat. Tanah dengan kondisi demikian dapatmenahan air dalam tanah sehingga cocok untuk mengantisipasi berkurang-nya air pengairan. Pada musim hujan edamame harus ditanam pada tanahberstruktur ringan sampai sedang, karena lebih mudah meloloskan airdalam tanah dan tidak mudah terjadi penggenangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan direncanakan dengan matangdalam memilih lahan adalah:

- Luasan lahan disesuaikan dengan program usaha, dengan membuatperencanaan perolehan lahan minimal tiga bulan sebelum pe-nanaman.

- Pertimbangan musim dengan memilih lokasi atau wilayah yangsesuai dengan karakter musim yang ada di daerah pertanaman yangdapat diklasifikasikan menjadi delapan tipe dalam setahun, sepertidisajikan pada Tabel 1.

Page 6: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

421Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

Jadwal Tanam

Edamame dapat dibudidayakan sepanjang tahun, dengan menyesuaikanpersyaratan yang harus dipenuhi. Namun secara umum, kegiatan tanamdapat dibedakan atas tiga periode waktu, yaitu:

a. Januari – April: basah - basahb. Mei – Agustus: kering - keringc. November – Januari: kering - basahDengan mempertimbangkan pasar, penanaman edamame dapat

dilaksanakan pada bulan November-April. Periode tersebut sesuai denganekspor ke Jepang pada saat importir di Jepang bersiap-siap menghadapimusim panas, yang merupakan puncak konsumsi edamame. Namun,mengingat pasokan edamame dari Indonesia masih kecil, maka di luarmusim puncak (top season) tetap diharapkan selalu tersedia stok, sehinggapenanaman perlu dilakukan sepanjang tahun.

Untuk mempermudah operasionalisasi di lapangan, baik untuk tanammaupun kegiatan lainnya, maka satu tahun dibagi menjadi 52 minggu tanam,atau 52 TMK (Tanam Minggu Ke), sehingga dapat dibuat perencanaan kerjayang matang dan baik secara mingguan, yang meliputi: (1) pencarian lahan,(2) persiapan tanam, (3) tanam/pemeliharaan, (4) panen (5) pengolahan,dan (6) ekspor.

Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan untuk persiapan tanam merupakan bagian penting dariteknologi budi daya, dalam upaya mendapatkan produktivitas optimal.Penyiapan lahan yang baik dapat memberikan kondisi yang ideal bagipertumbuhan tanaman. Kegiatan penyiapan lahan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Pemilihan Lahan untuk kesesuaian bulan tanam edamame di wilayahJember dan sekitarnya.

Periode tanam Bulan Struktur tanah

A Desember, Januari Ringan-sedangB Januari, Februari Ringan-sedangC Maret, April, Mei Sedang-beratD Mei, Juni Sedang-beratE Juni, Juli Sedang-beratF Juli, Agustus, September Sedang-beratG September, Oktober Sedang-ringanH Oktober, November, Desember Sedang-ringan

Page 7: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

422 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

1. Persiapan dan pembuatan saluran

Kegiatan diawali dengan observasi untuk mengetahui kemiringan lahanpada lokasi yang akan dikelola, guna menentukan langkah yang akan diambilberupa:

• arah saluran, pemasukan dan pengeluaran air, sanitasi, sistempembukaan tanah, penentuan jalan ke lokasi dan di dalam lokasi(pengangkutan saprodi dan hasil panen), membuat jadwal kegiatan,kebutuhan tenaga, dan biaya.

• pemasangan patok atau tanda-tanda yang diperlukan.• menuangkan program dalam bentuk sketsa/denah, gambar atau

daftar untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan peng-awasan.

Selain berfungsi untuk pendistribusian air di dalam lokasi, saluran airjuga berfungsi untuk menurunkan permukaan air tanah atau menurunkankejenuhan air tanah yang akan menjadi media perakaran. Ada dua macamsaluran yang diperlukan yaitu:

• Saluran keliling, dibuat mengelilingi lokasi dengan lebar 50 cm, dalam50 cm, untuk memisahkan areal pertanaman edamame dengansawah petani.

• Saluran tengah, dalam areal pertanaman searah dengan kemiringanlahan dengan lebar 50 cm dan dalam 40 cm.

• Jarak antar saluran 11 m pada tempat yang kondisinya cenderungbasah dan 22 m pada tempat dengan kondisi kering.

• Dalam pembuatan jalan untuk pengaawasan pertanaman perludipastikan lahan yang akan digunakan. Apabila dapat menggunakanpematang akan lebih baik karena menghemat penggunaan lahanbudi daya, tetapi bila masih kurang memadai perlu dibuat agarintensitas pengawasan ke semua bedengan dapat dengan mudahdilakukan.

2. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah untuk budi daya edamame ditujukan untuk meratakandan menggemburkan tanah dalam bentuk bedengan-bedengan.Pengolahan tanah meliputi:

• Pembukaan tanah. Berfungsi membuka dan membalik tanah dipermukaan, dan membentuk bongkahan-bongkahan kecil tanahsampai kedalaman 20-25 cm sebelum dibuat bedengan. Sesuaidengan jenis dan kondisi tanah, serta cuaca dapat dipilih alat yangtepat seperti bajak traktor, bajak sapi, cangkul total, lempak ataukombinasi dari alat-alat tersebut, dengan mempertimbangkan mutuhasil olahan dan besarnya biaya.

Page 8: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

423Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

• Pembuatan bedeng. Bedengan untuk penanaman benih edamame,dibuat dengan cara menghancurkan ulang tanah hasil pembukaantanah pertama, sehingga menjadi rata dan gembur dengan lebar 1m, panjang 10 m, dan tinggi 20-25 cm, jarak antarbedeng 50 cm.Dengan ukuran tersebut didapatkan 600 bedengan/ha. Teknik tanamini dapat mengatasi berbagai macam situasi cuaca, sehinggamembuat edamame disebut sebagai tanaman “segala musim”.

Jarak Tanam

Benih edamame di tanam di atas permukaan bedengan setelah disebarpupuk kandang dan pupuk dasar, permukaan rata dan gembur, bersih darigulma dan dalam kondisi lembab.

Untuk memperoleh produksi optimal maka penanaman benihdilakukan dengan jari tangan. Lubang benih dibuat dengan ibu jari dantelunjuk, ditekan ke dalam bedengan tanah sedalam 2,0-3,0 cm. Sebagaipedoman untuk ukuran kedalaman penempatan benih adalah ruas satutelunjuk jari tangan. Dengan cara ini, kedalaman lubang benih tetap terjagasehingga pertumbuhan kecambah tidak akan terganggu akibat lubangtanam yang terlalu dalam.

Ke dalam setiap lubang tanam dimasukkan satu butir biji benihedamame, kemudian lubang ditutup dengan tanah secara merata dan tidakdipadatkan (untuk menutup benih agar tetap berada di tempatnya danmenjaga kelembaban benih). Mulsa jerami ditebarkan sejajar dengan lebarbedengan. Mulsa diletakkan tidak terlalu rapat dan padat, namun dapatmenutupi permukaan bedeng secara merata, kemudian segera dilakukanpenyiraman air dengan menggunakan gembor agar mulsa (yang basahtersiram air) tidak terbang tertiup angin dan tetap melekat pada permukaantanah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penanaman adalah:• Tanah bedengan lembab (kapasitas lapang)• Jarak tanam 20 cm x 20 cm• Benih yang akan ditanam adalah 250 butir untuk setiap bedeng +

20% cadangan, sehingga menjadi 300 butir/bedeng, atau populasitanaman 180.000 pohon/ha

• Pada umumnya benih berjumlah 2.750 butir/kg, dan diperlukanbenih 65,5 kg/ha

• Mulsa jerami dihamparkan merata di atas permukaan bedengan(tidak terlalu tebal) yang telah ditanami, untuk menjaga kelembabantanah bedengan.

Page 9: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

424 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Pandu Daya Tumbuh dan Penyulaman

Pemantauan daya tumbuh benih perlu dilakukan untuk memastikan benihyang telah ditanam dapat berkecambah dan tumbuh normal, sehinggapopulasi tanaman yang hidup tiap hektar sesuai dengan yang direncanakan.Penyulaman tanaman diperlukan karena tidak semua benih dapat tumbuhnormal. Namun penyulaman tanaman edamame berbeda dengan kedelaibiasa. Penyulaman kedelai biasa menggunakan benih, sedang penyulamanedamame adalah dengan cara tanam pindah (transplanting), menggunakanbibit yang sudah ditumbuhkan terlebih dahulu di dalam bilik pembibitanatau nursery. Penyemaian benih di bilik pembibitan dilakukan bersamaandengan saat tanam benih di lapang. Penggunaan bibit transplant untukpenyulaman diperlukan karena pertumbuhannya sangat pesat. Apabilapenyulaman tidak menggunakan bibit transplant, pertumbuhan tanamantertinggal karena adanya persaingan dengan tanaman-tanaman yang sudahtumbuh terlebih dulu, khususnya dalam mendapatkan sinar matahari untukproses fotosintesis. Penyulaman dilaksanakan pada saat tanaman berumur7-10 hari.

Pemupukan

1. Pupuk kandang dan pupuk dasar

Penebaran pupuk kandang dilakukan 5-7 hari sebelum tanam, disebar ratadi atas permukaan bedengan, dengan dosis 10-20 m³ pupuk kandang/ha.Penebaran pupuk dasar anorganik dilakukan 2-3 hari sebelum tanamdengan cara disebar merata di atas bedengan dan diaduk sampai tercampurdengan tanah. Pupuk dasar yang digunakan secara umum adalah:

• urea : 50-75 kg/ha• SP36 : 150-250 kg/ha• ZK : 50-75 kg/haTakaran pupuk yang tepat perlu dihitung, bergantung pada hasil analisa

tanah atas kandungan unsur N, P dan K.

2. Pupuk susulan

Pemupukan susulan tanaman edamame perlu dilakukan untuk mencukupikebutuhan hara pada masa pertumbuhan, yaitu masa pertumbuhanvegetatif atau sebelum fase pembungaan (umur 14-20 HST). Pada fasepembungaan, pembentukan polong dan pengisian polong tidak diperlukanlagi pemberian pupuk susulan. Pada fase-fase tersebut cadangan makanan(unsur hara) dalam tanah diupayakan telah cukup tersedia, termasuk yang

Page 10: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

425Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

digunakan oleh tanaman pada fase pertumbuhan generatif. Perluditambahkan unsur hara ke dalam tanah, yaitu unsur N yang diperoleh daripupuk ZA dan urea, dan K dari pupuk ZK yang diaplikasikan pada umur 14-20 HST. Takaran pupuk susulan perlu diperhitungkan dengan kondisitanaman, cuaca, pupuk dasar yang telah diberikan, dan waktu serap pupuk.

Faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan pemberianpupuk susulan adalah:

• Bedengan bersih dari gulma (setelah penyiangan)• Cara pemupukan:

- Pupuk ZA dan ZK sesuai takaran dicampur sampai rata.- Pupuk campuran tersebut ditugal atau ditebar merata di antara

tanaman.- Diusahakan pupuk dapat meresap ke dalam tanah dengan baik

(setelah pemupukan dilakukan penyiraman).• Secara umum takaran pupuk susulan yang digunakan adalah:

- urea : 25-50 kg/ha- ZA : 50-75 kg/ha- ZK : 50-75 kg/ha

Pengairan

Pemberian air pada tanaman edamame sangat penting artinya untuk me-macu pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar mampu berproduksimaksimal. Prinsip pengairan adalah mengupayakan pemberian air yangcukup dan tepat waktu pada fase-fase pertumbuhan tanaman. Ada 2macam teknik pengairan tanaman edamame, yaitu:

• Penyiraman tanaman/bedengan dengan menggunakan alat gembor.• Penggenangan selokan dengan cara memasukkan air ke dalam

selokan diantara bedengan sampai ketinggian 2/3 tinggi bedenganselama 1-2 jam, kemudian air dialirkan ke saluran pembuangansampai tuntas.

• Pengairan diperlukan setiap 7-10 hari sekali (bila tidak ada hujan)bergantung pada jenis tanah.

Fase-fase pertumbuhan kritis yang memerlukan pengairan adalah:• Fase pekecambahan, umur 0-10 HST• Fase pertumbuhan vegetatif, umur 11-25 HST• Fase pembungaan, umur 25- 30 HST• Fase pembentukan dan pengisian polong, umur > 35 HST• Fase panen, umur > 58 HST

Page 11: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

426 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Penyiangan dan Tutup Blok

Penyiangan pada dasarnya diperlukan untuk mengendalikan atau mem-bersihkan rumput atau tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh padaareal pertanaman edamame. Tujuan penyiangan adalah untuk menghindaripersaingan antara tanaman dengan gulma dalam memperoleh unsur hara,membuang gulma sebagai inang hama/penyakit, dan memudahkantahapan pemeliharaan selanjutnya.

Penyiangan dilakukan 2-3 kali (Tabel 2) atau disesuaikan dengan per-tumbuhan gulma yang ada dipertanaman.

Rumput atau gulma yang sering tumbuh di areal pertanaman edamameadalah:- Krokot atau krayap- Bayam berduri (Amarantus sp.)- Rumput teki (Ciperus rotundus)- Rumput grinting (Cinodon dactilon)

Gulma krokot atau krayap lebih efektif dikendalikan denganpenyemprotan herbisida pra tumbuh seperti Ronstar dengan dosis 2 l/ha, 3cc untuk 1 liter air, 2-5 hari sebelum tanam. Jenis gulma yang lain masihharus dikendalikan secara manual, dicabut, atau dikoret dengan cangkulkecil.

Tutup blok adalah menutup pangkal batang tanaman dengan menaikkantanah dari kiri kanan bedengan, sekaligus membersihkan dan mencegahtumbuhnya gulma di permukaan bedengan. Penutupan pangkal batangakan merangsang tumbuhnya akar adventif yang memperkuat serapan haramaupun tegaknya tanaman. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanamanberumur 10-15 HST.

Tabel 2. Waktu penyiangan edamame.

Umur (HST) Penyiangan ke Keterangan

5-10 I sebelum pupuk susulan20-25 II sebelum pembungaan35-40 III sebelum pengisian polong

HST: hari setelah tanam

Page 12: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

427Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

Pengendalian OPT

Tanaman perlu dilindungi dari hama dan penyakit, karena kerusakan ta-naman akibat diserang hama dan penyakit dapat menurunkan produktivitas,gagal panen, atau puso. Apabila terdapat polong yang cacat oleh seranganhama maka produk tidak laku dijual. Penggunaan pestisida untukpengendalian hama dan penyakit harus berhati-hati, diupayakan tidak adaresidu pestisida pada saat polong dipanen, mengingat persyaratan ambangbatas residu yang ditetapkan bagi edamame yang diekspor sangat ketat.

Khusus untuk keperluan pengendalian perlu adanya pengenalan tipe,perilaku, dan daur hidup hama. Hama yang berbeda dapat menyerangbagian-bagian tanaman yang berbeda pada setiap tahap pertumbuhantanaman. Lalat bibit (Agromyza sp.) membuat terowongan di bagian tengah(empulur) batang, setelah kotiledon muncul dari dalam tanah. Hamapenggerek buah Etiella sp. menyerang tanaman sejak fase pembungaan.Ulat penggulung daun menyerang sepanjang stadia tumbuh, demikian jugaulat grayak (Spodoptera litura).

Pengendalian hama dan penyakit dimulai sejak benih akan ditanam,yaitu dengan perlakuan rawat benih (seed treatment) menggunakan in-sektisida karbosulfan (Marshall), biasanya dapat dicampur dengan fungisidaKaptan untuk pengendalian awal terhadap hama lalat bibit dan cendawan.Cara pengendalian untuk setiap hama berbeda. Aplikasi insektisida pertamadilakukan 3-5 hari setelah benih berkecambah dan muncul di permukaantanah (emergence), untuk mencegah serangan hama agromyza.

Untuk mencegah serangan hama penggerek polong, penyemprotaninsektisida dilakukan menurut kebutuhan dan pertimbangan ekonomis.Edamame sebagai tanaman yang berorientasi kualitas (product quality),kehati-hatian dalam pengendalian hama sangat penting untuk memperolehdaya hasil yang tinggi dengan dampak minimal terhadap lingkungan,maupun residu di dalam biji edamame yang di panen.

Bagi umumnya petani, penggunaan insektisida untuk pengendalianhama merupakan cara yang paling gampang dan bahannya mudahdidapatkan. Namun kenyataannya, hama hampir tidak dapat diselesaikansecara tuntas dengan penggunaan insektisida. Penyebabnya antara lainadalah lemahnya kemampuan dalam mengidentifikasikan jenis, stadiahama, dan gejala serangan hama.

Umumnya petani hanya mengenal jenis serangga yang sedang makantanaman. Padahal, tidak semua fase pertumbuhan serangga hama makantanaman. Petani tidak paham bahwa di luar fase tersebut serangga meng-alami berbagai perubahan bentuk (metamorphose), dari telur-larva-kepompong sampai menjadi imago, yang sebagian besar tidak makan

Page 13: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

428 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

tanaman kedelai. Tanpa memahami daur hidup serangga makapengendalian hama tidak akan tepat waktu dan tidak efektif. Kelemahanlain adalah dalam mengidentifikasi kerusakan tanaman. Sering terjadi, petanibaru sadar setelah populasi hama cukup tinggi, atau saat larva sudahmelewati fase instar IV yang lebih tahan terhadap insektisida. Pada umumnyakalibrasi penakaran (dosis) dan konsentrasi insektisida terhadap volumelarutan semprot tidak diperhatikan dengan teliti. Dengan perlakuan tersebut,pengendalian hama tidak efektif, bahkan dapat membuat hama menjadiresisten dan tetap menambah populasinya. Akibatnya, dosis insektisida yangdigunakan untuk membasmi hama makin meningkat.

Insektisida banyak digunakan untuk mengendalikan hama tanamankedelai. Tindakan ini dapat dibenarkan berdasarkan intensitas seranganhama atau ambang kendali. Pencegahan serangan hama denganpenyemprotan insektisida seringkali memboroskan biaya, terlebih lagi padasaat harga insektisida makin mahal. Di samping itu, pemakaian insektisidasecara berlebihan juga merupakan tindakan yang “tidak akrab lingkungan”.Pengendalian berdasarkan keadaan tanaman yang sudah rusak seringmerupakan tindakan yang terlambat, sehingga populasi hama sudah sulitdikendalikan dan petani akan rugi besar.

Resistensi hama bisa makin cepat terjadi jika perilaku penggunaaninsektisida tidak rasional. Misalnya, dalam frekuensi penyemprotan danpemakaian dosis yang tinggi, dan pencampuran lebih dari satu jenisinsektisida tanpa memperhatikan kompatibilitasnya. Bila keadaan tersebutterus berlanjut, bisa terjadi resistensi silang maupun ganda. Oleh karena itu,selain penggunaan alat semprot yang memenuhi syarat serta aplikasi dankalibrasi dosis insektisida yang tepat, pengamatan hama utama secara visualoleh petani dan petugas terkait di lapangan sangat penting.

Sistem pengendalian hama dan penyakit pada tanaman edamameadalah: (1) terjadwal/kalender, dan (2) monitoring. Sistem terjadwal/kalender ditujukan terhadap hama atau penyakit yang sulit dideteksi denganpengamatan langsung seperti hama Agromyza dan Etiella. Pengendaliandilakukan dengan cara pemberantasan langsung menggunakan pestisidapada fase atau umur tertentu tanaman dimana hama atau penyakit tersebutmulai menyerang (Tabel 3).

Tabel 3. Fase/umur edamame, sasaran hama, dan pestisida yang digunakan.

Umur tanaman (HST) Sasaran (hama) Bahan aktif pestisida

14 Agromyza sp. Deltametrin/Fipronil21 Agromyza sp. Deltametrin/Fipronil28 Etiella sp. Methomyl/Tiodikarb38 Etiella sp. Methomyl/Tiodikarb

Page 14: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

429Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

Insektisida yang digunakan untuk pengendalian hama Agromyza danEtiella juga dapat digunakan untuk memberantas hama ulat (instar I–II)yang muncul bersamaan pada waktu aplikasi pengendalian terjadwal.Secara tidak langsung, cara ini mencakup pengendalian sistem monitoring,khususnya hama ulat.

Dalam sistem monitoring, pengendalian dilakukan dengan cara peng-amatan terhadap gejala serangan hama/penyakit pada tanaman. Apabilakeberadaan hama atau penyakit sudah mencapai ambang ekonomi makabaru dilakukan pemberantasan.

Pengendalian dengan sistem ini dilakukan terhadap hama: ulat grayak,ulat jengkal, trips, aphids, Bimesia tabaci, kepik dan penyakit karat daun.Gejala penyakit antharaksnosa, cercospora, fusarium, dan phytium dapatterlihat secara visual. Jenis hama/penyakit dan pestisida yang dapatdigunakan untuk pengendalian disajikan pada Tabel 4.

Penyemprotan pestisida dilakukan pada pagi hari pukul 05:00-09:00dan sore hari pukul 15:00-selesai. Dosis pestisida yang digunakan harussesuai dengan anjuran (Tabel 5).

Tabel 5. Pedoman dosis pestisida.

Umur tanaman (HST) Jumlah bedeng per tangki isi 14 liter

5 28 bedeng10 26 bedeng15 24 bedeng20 22 bedeng25 19 bedeng30 16 bedeng35 14 bedeng40 12 bedeng45 10 bedeng

Tabel 4. Pengendalian hama dan penyakit berdasarkan monitoring.

Uraian Sasaran Bahan Aktif Pestisida

Jenis hama Ulat, trips, aphids Profenofos,alfametrin, metamidofosBimesia TiodikarbUlat, kepik Fentoat, deltametrin

Jenis penyakit Karat daun KaptanCercospora MankozebAnthraxnose PropinepFusarium MetiltiofanatPhytium Metiltiofanat

Page 15: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

430 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman edamame merupakankegiatan yang sangat penting. Kerugian akibat serangan hama dapatmencapai lebih dari 40%, sehingga upaya pengendalian perlu terencanasecara cermat.

Panen

Tanaman edamame untuk produksi polong segar dipanen pada umur 65-68 HST dengan kondisi polong siap untuk dipetik, yaitu tingkat ketuaanpolong cukup (polong terisi penuh) dan warna hijau cerah. Polong yangdipanen tersebut selanjutnya dibawa ke pabrik untuk dijadikan bahan bakuekspor (BBE) dan bahan baku mukimame (BBM).

Persyaratan mutu bahan baku edamame dari sawah sebelum diproses(di pabrik) dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

1. Kualitas BBE• tidak terlalu tua dan terlalu muda• biji dalam polong 2 dan 3 biji• jumlah polong per 500 g sebanyak 160-170 buah• bebas hama dan penyakit• tidak terdapat kerusakan fisik• bau khas edamame• bentuk polong normal• bersih dari kotoran (rumput, daun edamame, lumpur, dan lain-lain)• warna seragam (hijau normal)• kondisi polong segar/tidak layu

2. Kualitas BBM• keluaran dari hasil grading BBE• semua polong berbiji satu• bersih dari kotoran• polong segar/tidak layu• kualitas polong bahan muki baik:

- warna biji hijau segar- biji tidak cacat (hama/penyakit/mekanis)- polong bernas (tidak kepak)- polong tidak tua

Pengangkutan Hasil Panen ke Pabrik

Pengangkutan hasil panen edamame dari areal pertanaman ke lokasipengolahan (pabrik) dikoordinasikan oleh bagian transportasi panen.

Page 16: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

431Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

Ketentuan angkutan panen:1. Dalam waktu empat jam setelah dipetik, polong harus sudah diproses

di pabrik2. Hasil panen sudah siap untuk diangkut sesuai jadwal angkut panen3. Jam angkut panen direncanakan menjadi tiga gelombang, yaitu:

• Gelombang I : jam 07:00-08:00 WIB• Gelombang II : jam 09:00-11.00 WIB• Gelombang III : jam 12:00-13:00 WIB

4. Mengusahakan hasil panen cepat sampai di pabrik (tidak lebih dari 4jam sejak di petik)

5. Setiap pengiriman bahan baku harus disertai kartu panen yang berisi:• Nama petani dan lokasi• Umur tanaman dan tanggal panen• Varietas dan kualitas (BBE atau BBM)• Jumlah panen (kg) dan keranjang• Dan lain sebagainya, sesuai keperluan

PENGOLAHAN

Pengolahan merupakan suatu proses pengawetan produk. Dalam hal ini,pengolahan tidak untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas produk,tetapi mempertahankan kualitas produk selama perjalanan mencapaikonsumen. Dalam setiap tahapan pengolahan pengerjaannya mengikutikaidah yang telah ditetapkan sebagai berikut:

1. Pencucian

Pembersihan polong segar edamame dilakukan menggunakan mesinpenghembus (blower) untuk menghilangkan kotoran yang ringan, danmenggunakan mesin pencuci (machine washing). Masing-masing caratersebut bertujuan untuk melepaskan kotoran yang melekat pada polong,misalnya lumpur, debu, pasir, dan lain-lain. Pencucian berfungsi untukmengurangi Jumlah mikroba yang menempel pada produk. Oleh karenaitu, air yang digunakan untuk mencuci benar-benar bersih dan mengalir.

Selama menunggu saat pemrosesan produk (bahan baku) perlu dijagaagar tidak layu dengan cara menyiram menggunakan air bersih pada suhu5°C. Pada kondisi yang terlalu kotor perlu dilakukan pencucian awal denganair bersih pada suhu kamar dengan tahapan:

• Memasukkan edamame ke bak berisi air dan atau menyiram airdari atas

Page 17: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

432 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

• Diaduk dan sesekali diangkat• Membersihkan kotoran yang melekat pada edamame• Mempermudah sortasi (kondisi edamame bersih)

2. Sortasi awal

Size grading, untuk memisahkan edamame dari kelompok ukuran dibawah standar, menggunakan mesin size grading. Sortasi dilakukan padaban berjalan secara manual oleh karyawan terlatih guna memisahkanproduk cacat, misalnya cacat karena mekanik, hama/penyakit, warna lain,abnormal dan sebab lain yang luput dari perlakuan size grading.

Kriteria edamame ekspor, antara lain:1. Jumlah polong 160-170 biji/kg2. Bentuk polong normal3. Warna seragam (hijau merata)4. Aroma seperti aroma edamame yang masih muda

Kriteria polong sortiran, antara lain:1. Terkena serangan hama penyakit2. Terlalu tua atau muda3. Kerusakan mekanik4. Biji satu5. Biji kecil6. Warna menyimpang

3. Pemasakan edamame

Edamame yang akan dibekukan diawali dengan proses perebusan(blanching) dan didinginkan secepatnya. Tujuan blanching antara lain:

a. Meng-inaktifkan enzimb. Menyeragamkan warnac. Mengeluarkan gas dari dalam jaringand. Mengurangi jumlah mikrobae. Melepaskan kotoran yang tidak lepas pada saat pencucian pertamaf. Memasak produk supaya siap dimakanPerebusan biasanya dilakukan pada suhu 98-100°C selama 120–150

detik, sesuai dengan permintaan konsumen. Atas dasar waktu pemanasan-nya dikenal dua jenis cara blanching edamame, yaitu:

• Regular Blanching (RB) : 120 detik, blanching dengan waktu pendek• Long Blanching (LB) : 150 detik, blanching dengan waktu panjang

Page 18: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

433Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

Untuk Salt Long Blanching (SLB) adalah dengan cara blanching pertamaselama 120 detik + penggaraman + blanching kedua selama 30 detik.

4. Cooling I, cooling II dan IQF

Cooling bertujuan untuk menghindari pemanasan berlebihan (over cooking)akibat blanching berkepanjangan. Caranya, mendinginkan produk denganair dingin biasa pada suhu kamar (± 27°C) segera setelah waktu blanchingtercapai, disebut cooling I.

Penetrasi pendinginan akan dicapai segera dan merata apabila suhuproduk cukup rendah dan merata. Caranya adalah dengan memasukkanproduk pada air dingin pada suhu 5°C selama ± 15 menit, disebut cooling II.

Penirisan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa air yang menempelpada produk sebagai langkah prapembekuan agar tidak menghambatproses penetrasi dingin pada bagian tengah produk, terutama pada suhudi bawah 0°C.

Pembekuan, waktu yang dikehendaki adalah cepat secara individual,dengan menggunakan mesin IQF (Individual Quick Frozen). Pembekuancepat dengan waktu yang digunakan sekitar 13 menit bertujuan untukmenjamin kualitas produk. Untuk itu diperlukan suhu di dalam mesin IQFminus 35°C.

Hal ini penting untuk mengawetkan produk dengan cara menonaktifkanmetabolisme sel, dengan tidak mengurangi nilai gizi, nutrisi, warna, danaroma yang terkandung di dalam produk. Produk mampu bertahan selama24 bulan apabila disimpan dalam ruangan minus18° sampai minus 20°C.

Cara konsumsi

Produk yang dikeluarkan dari ruangan pendingin dan dicairkan esnya, akantampak edamame segar, baik warna, maupun rasa dan nutrisinya, sebagailayaknya polong segar baru dipetik dari batang. Inilah kecanggihan teknologipengawetan beku, tanpa menggunakan bahan kimia dan cocok untukkonsumsi masyarakat sehat, sekarang, dan masa yang akan datang.

5. Sortasi akhir dan pengepakan

Sortasi akhir dimaksudkan sebagai pengecekan untuk memperoleh kualitasproduk hasil IQF yang benar-benar prima dengan tingkat kesalahan totalmaksimum 5%. Pelaksanaannya dilakukan di ruang bersuhu rendah (10°C-13°C) dengan tingkat higienis yang tinggi. Pengepakan/pengemasan meliputi:

Page 19: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

434 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

a. PenimbanganKetentuannya sesuai dengan berat yang tertera pada bungkus dengantoleransi ± 2%. Guna mencegah pencairan produk beku dankontaminasi, semua aktivitas dilakukan di ruangan khusus dengantingkat higienis tinggi dan bersuhu rendah (10-13°C). Pada suhu tersebutcukup ideal bagi keamanan produk dan kenyamanan kerja.

b. PembungkusanUsahakan terdapat rongga hampa pada saat menutup kemasan. Hal inibermanfaat untuk menghemat ruangan dalam karton packing.

c. Pencantuman nomor kode batchGunakan tatacara penomoran sesuai dengan kesepakatan.

d. Metal detectingGuna mengetahui ada tidaknya benda asing (logam) yang terikut dalamkemasan, maka kemasan tersebut perlu dideteksi (dilewatkan) padaunit mesin metal detector.

e. PengkartonanBerat bersih standar (netto) yang telah disepakati per karton adalah 10kg. Cantumkan nomor kode jam produksi pada kolom karton.

6. Pengiriman (Stuffing)

Pengiriman dimulai dengan memasukkan produk yang sudah di kemasdalam karton @10 kg ke dalam container pendingin (-18°C sampai - 20°C).Container perlu dicek lebih dahulu akurasi suhu dan higienitasnya. Satucontainer berisi 2100 karton atau 21 ton. Untuk konsumsi dalam negeri,cara pengirimannya juga mengikuti tata cara pengiriman untuk ekspor.

SYARAT HIGIEN DAN KEBERSIHAN

Untuk memenuhi syarat untuk ekspor, beberapa persyaratan sanitasi negaratujuan harus dapat dipenuhi yang mengacu pada Hazard Analysis CriticalControl Point (HACCP) maupun Quarantine & Sanitation Law (QSL) yangberlaku. Seperti total plate count (TPC) atau jumlah bakteri yang tinggalhidup di setiap berat produk adalah pada angka 30.000 untuk proses RegularBlanching (perebusan 90 detik) dan angka maksimum 100.000 untuk prosesLong Blanching (perebusan 150 detik). Produk harus bebas dari bakteri Ecoli, Stabilococus, dan cendawan Salmonela. Produk edamame beku denganproses Regular Blanching biasanya masih akan dimasak lagi sebelumdisajikan (hot served), sedangkan untuk Long Blanching, produk biasanyalangsung disajikan (cool served).

Page 20: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

435Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

Untuk mengantisipasi terjadinya kontaminasi, produk edamamesudah mendapat perlakuan sanitasi sejak panen di lapangan. Misalnya,untuk menjaga kesegaran polong, air yang digunakan untuk menyirampolong adalah air bersih dari sumur yang mengalami test sanitasi danhiegienitas.

Ada tiga sasaran pokok syarat higien yang perlu diperhatikan:1. Bahan/produk:

- Cuci bersih bahan baku.- Gunakan air yang telah terfilter (kimia/mikrobiologi) pada setiap

aspek kegiatan yang membutuhkan air, misalnya: pencucian, coolingI & II, cuci peralatan, dan sebagainya.

- Jika perlu digunakan bahan disinfektan, misalnya NaOCl dengandosis tertentu yang dianjurkan (75-100 ppm).

2. Personal (karyawan):- Persyaratan kesehatan karyawan kontaminasi serangga, maupun

mikroba yang mungkin terbawa ke dalam ruangan kerja.- Jika dinilai akan kontaminasi terhadap produk, karyawan yang sakit

sebaiknya diliburkan atau dimutasikan ke tempat yang lebih aman.- Semua karyawan diharuskan memakai masker dan sarung tangan.

3. LingkunganLingkungan kerja dapat mempengaruhi produktivitas karyawansehingga diperlukan perhatian yang serius. Ruangan (peralatan) yangacak-acakan selain tidak sedap dipandang juga dapat menghambataktivitas kerja. Pencahayaan yang kurang, suhu ekstrim, kebisingan, dantingkat kepadatan penghuni juga mempunyai dampak negatif.

Ditinjau dari segi higienitas produk maka ada beberapa hal yang harusdiperhatikan, yaitu:1. Interior (ruangan dan segala peralatan prosesing)

- Bersihkan semua peralatan kerja yang habis dipakai/akan dipakaidan lantai serta dinding ruangan kerja setiap saat diperlukan, gunamenjaga agar tingkat higienitasnya tetap tinggi.

- Pada bilasan terakhir gunakan larutan NaOCl 150-200 ppm.- Pada setiap pintu masuk perlu dipasang kolam cuci kaki dan bak

cuci tangan yang masing-masing berisi larutan disinfektan (NaOCl)100-150 ppm.

2. Eksterior (lingkungan/halaman luar)- Pelihara dengan baik selokan, dan tanaman perdu di sekitar pabrik

agar tidak menjadi sarang serangga, tikus, dan sebagainya.- Perlu dibuatkan tempat penampungan sampah sementara yang

Page 21: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

436 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

bertutup, untuk menghindari lalat.- Secara periodik perlu dilakukan penyemprotan dengan insektisida

aman dengan dosis terkendali guna mencegah timbulnya lalat danserangga lainnya.

PRODUKTIVITAS DAN HASIL SAMPING

Produktivitas adalah hasil panen per satuan luas. Edamame termasukgolongan tanaman indeterminate di mana tingkat kemasakan polong tidakseragam sehingga dalam pemanenan tidak dapat sekali panen selesai tetapibisa sampai tiga kali panen. Produktivitas edamame berkisar antara 5.000-6.000 kg/ha, angka ini disebut RM (Raw Material). Dari RM akan dibagi lagimenjadi dua: Bahan Baku Ekspor (BBE), yaitu polong yang berbiji dua danpolong yang berbiji tiga, jumlahnya ± 70% dari RM. Bahan Baku Mukimame(BBM) yaitu polong edamame yang hanya berbiji satu atau polong berbijidua & tiga yang salah satu bijinya tidak berisi penuh, jumlahnya ± 30% dariRM. Dari BBE akan menjadi Eksportable (layak ekspor) ± 80% dan sortiranBBE akan menjadi BBM ± 20%.

Mukimame adalah edamame yang dikupas atau dibuang kulitnya,tinggal bijinya yang juga diekspor.

Hasil samping dari edamame dibedakan menjadi dua yaitu:1. Keluaran dari lahan

Keluaran dari lahan adalah bagian tanaman yang masih tertinggal dilahan/sawah yang terdiri atas polong yang kurang bernas, daun, danbatang. Polong yang kurang bernas digunakan untuk konsumsi lokal,sedangkan daun dan batang untuk pakan ternak.

2. Keluaran dari pabrikKeluaran dari pabrik adalah keluaran dari hasil olah BBE dan BBM berupapolong kurang bernas, kulit polong dan BBM yang pecah.Polong yang kurang bernas digunakan untuk konsumsi lokal, kulit polong

untuk pakan, dan BBM yang pecah untuk diproses menjadi edamamegoreng dan susu edamame.

PASAR DAN HARGA EDAMAME DI JEPANG

Bangsa Jepang sangat menyukai edamame, terutama pada musim panas,sehingga negara ini merupakan konsumen dan pasar terbesar edamamedi dunia. Seperti dikemukakan sebelumnya, kebutuhan edamame di pasardomestik Jepang berkisar 150.000-160.000 t/tahun. Sebanyak 60.000-70.000

Page 22: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

437Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

ton diimpor dari negara-negara produsen edamame seperti Taiwan, Cina,Thailand, Indonesia, dan Vietnam. Produksi edamame dalam negeriJepang dipasarkan dalam bentuk segar (fresh vegetable soybean) sekitar90.000 ton per tahun. Edamame dikonsumsi orang Jepang sebagaimakanan “camilan” (snack) saat minum bir atau minuman beralkohollainnya. Harga edamame di pasar bebas di Jepang cukup tinggi. Sampaisaat ini edamame masih merupakan salah satu makanan snack prestisiusdan cukup mahal harganya di Jepang.

Data impor edamame Jepang yang diterima dari Long Lime EnterpriseCo.Ltd Taiwan disajikan pada Tabel 6. Harga edamame asal Indonesia nomortiga setelah Taiwan dan Thailand. Dari segi impor dari Indonesia dalam 5tahun terakhir masih kecil yakni 2,25-4,24% dari total impor Jepang. Hargajual edamame di tingkat konsumen di Jepang rata-rata 400-450% dari hargaimpor. Hal tersebut terjadi karena sistem distribusi, transportasi, danpenyimpanan serta tingginya nilai jasa di Jepang.

PRODUSEN EDAMAME DI DUNIA

Jepang

Menurut Nakano (1991), edamame tidak termasuk di antara 14 sayuranyang dipasok ke pasar bebas dengan harga secara khusus dikendalikanoleh pemerintah Jepang. Namun demikian, edamame termasuk di antara29 sayuran lainnya yang harga dasarnya (pada tingkat paling rendah)dikendalikan pemerintah. Luas lahan budi daya edamame di Jepang saatini sekitar 14.600 ha, dan edamame menduduki peringkat ke-18 dari semuajenis sayuran yang secara ekstensif dibudidayakan oleh petani Jepang.

Impor Jepang akan edamame beku cenderung meningkat, mencapai60.000-70.000 ton/tahun. Edamame tersedia di pasar swalayan di Tokyopada bulan Juli hingga September, didistribusikan dalam bentuk segar (freshvegetable soybeans) adalah produksi dalam negeri. Konsumsi edamamemeningkat pada musim panas. Di luar musim panas, edamame beku (frozenvegetable soybean) akan didistribusikan dan dikonsumsi di hotel-hotelmaupun restauran. Sekalipun dari segi rasa (taste) edamame beku relatifkurang greng dibandingkan dengan edamame segar, namun pola konsumsiedamame tetap terjaga sampai saat ini.

Taiwan

Sejarah perkembangan edamame di Taiwan dimulai pada saat Taiwanmenerima varietas Jikkoku dari Jepang pada tahun 1957 dan diberi nama

Page 23: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

438 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

Tabe

l 6. D

ata

impo

r eda

mam

e se

gar b

eku

Jepa

ng ta

hun

2001

-200

5.

2001

2002

2003

2004

2005

Neg

ara

asal

ton

%U

S$to

n%

US$

*)to

n%

US$

ton

%U

S$to

n%

US$

Cin

a44

.980

58,2

41,

5034

.617

49,8

01,

4020

.424

33,6

41,

2829

.013

41,5

61,

2931

.086

44,9

11,

31

Taiw

an22

.696

29,4

01,

7823

.587

33,9

01,

6526

.130

43,0

41,

6727

.103

38,8

21,

7223

.572

34,0

51,

75

Thai

land

7.76

710

,06

1,64

8.83

612

,71

1,99

11.3

7718

,74

1,49

11.2

1416

,06

1.57

10.9

6015

,83

1,59

Indo

nesi

a1.

738

2,25

1,46

2.41

63,

481,

472.

722

4,48

1,47

2.40

43,

451,

492.

936

4,24

1,50

Vie

tnam

--

--

--

58

0,10

1,27

57

0,08

1,26

66

30,

961,

47

Lain

-lain

--

-1

00,

021,

82-

--

23

0,03

1,84

30,

010,

88

Jum

lah/

rata

-rat

a77

.200

100,

01,

6069

.510

100,

01,

4460

.711

100,

01,

4969

.815

100,

01,

5169

.220

100,

01,

51

*) U

S$ a

dala

h ha

rga

eksp

or e

dam

ame

per

kg.

Page 24: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

439Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

lokal Shih-Shih. Menurut Cheng (1991), varietas ini dibudidayakan untukdijadikan edamame segar (fresh vegetable soybean) maupun untuk kedelaibiji (grain soybean). Dari beberapa varietas edamame yang diuji sejak 1970-an, Tsurunoko dan Ryokkoh paling baik adaptasinya di Taiwan dan banyakditanam petani karena produktivitasnya tinggi dan memenuhi persyaratankualitas yang diinginkan oleh pasar di Jepang. Di Taiwan, Tsurunoko dikenaldengan nama No. 205 dan Ryokkoh dikenal dengan nama No. 305,selanjutnya dikenal juga dengan nama R 75.

Secara tradisional edamame pada awalnya dibudidayakan di Taiwandalam jumlah sedikit untuk dikonsumsi secara lokal maupun dipasarkan didalam negeri dalam bentuk kupasan segar (mukimame). Pada tahun 1971,beberapa perusahaan Jepang masuk ke Taiwan untuk membangun industriedamame beku (frozen vegetable soybean) untuk diekspor ke Jepang. Saatitu berhasil diekspor 142 ton dan tahun berikutnya 452 ton. Pengembangan-nya berjalan cepat, sehingga pada tahun 1989 Taiwan telah mengekspor22.000 ton dan puncaknya mencapai 42.000 ton pada tahun 1982. Namunsetelah itu ekspor cenderung tetap pada tingkat 40.000 t/tahun. Pentingnyaedamame sebagai mata dagangan (komoditas) di Taiwan juga dapat dilihatdari nilai ekspornya sebesar 66-79 juta dolar AS pada tahun 1990-1992 danpada tahun 2000-an ekspor berkurang 25.000 t/tahun.

Awalnya, edamame ditanam pada musim gugur setelah tanam padikedua (padi-padi-edamame) menggunakan teknik cocok tanam tanpa olahtanah (TOT). Musim tanam edamame pada musim gugur dimulai pada bulanOktober dan pertanaman pada musim semi dimulai pada bulan Februari.

Kendala tidak tersedianya lahan untuk budi daya edamame tidakdijumpai di Taiwan. Namun yang menjadi kendala utama justru ketersediaantenaga kerja. Di Taiwan budi daya edamame memerlukan 700 hari kerjaorang (HKO/men days) per hektar, mulai dari tanam hingga selesai produksi.Mahalnya upah tenaga kerja dan padatnya intensitas pekerjaan edamameselama tahun 1980-an telah mendorong prioritas mekanisasi pertanian.Mekanisasi mewarnai hampir seluruh kegiatan pertanian edamame diTaiwan, menggantikan cara tanam konvensional yang dianggap tidak lagimenguntungkan. Namun demikian, pemakaian mesin panen tidak banyakberkembang saat itu, yakni kurang 10% dari total luasan tanam edamameyang dipanen dengan mesin. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkatkehilangan hasil dan rusaknya produk edamame segar akibat memar polongatau terjadinya cacat mekanis pada produk.

Thailand

Saat ini edamame merupakan salah satu tanaman cash crop yang

Page 25: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

440 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

dipromosi-kan oleh pemerintah Thailand sebagai suplemen beras, jagung,dan ubi kayu. Karena budi daya edamame memerlukan tenaga kerja yangbanyak (labour intensive), dan petani juga mempunyai keterbatasan atasketer-sediaan tenaga kerja, maka setiap keluarga petani hanya dapatdiprogram-kan menanam edamame seluas ± 0,3 ha pada setiap musimtanam.

Namun demikian, bantuan dan perhatian pemerintah Thailandterhadap pengembangan usaha pertanian yang bernilai tambah sangattinggi. Sarana infrastruktur, kelembagaan petani serta permodalan usahatani yang akomodatif sangat dirasakan oleh petani peserta programpengembangan edamame. Di samping itu, petani responsif terhadapkemajuan teknologi produksi, sehingga sekalipun setiap keluarga hanyamenanam ± 0,3 ha edamame, namun produktivitasnya dapat dipastikantinggi. Varietas edamame yang dikembangkan di Thailand saat itu adalahKaohsiung No.1, Ryokkoh, dan Tsurunoko, yang semula didatangkan dariJepang dan Taiwan. Upaya pemuliaan varietas edamame untuk eksporke Jepang telah dimulai sekitar 30 tahun yang lalu.

Pada tahun 1981 peran edamame makin penting bagi perekonomianThailand, karena dapat meningkatkan minat investasi perusahaan-perusahaan swasta dan asing yang bergerak di bidang pengolahan edamameuntuk menanamkan modalnya. Demikian pula dengan datangnya para agenpemasaran dari Taiwan ke Thailand yang mulai tertarik memasarkan produkpertanian yang dihasilkan Thailand, bukan hanya edamame semata.

Pada tahun 1988, Chiang May Fozen Company Limited melakukan demoplot edamame seluas 3,13 ha. Hasil panen polong segarnya kemudiandibekukan dan diekspor ke Jepang. Uji tanam terhadap galur-galuredamame dari AVRDC (Asian Vegetable Research Development Centre)Taiwan ini demo plot tersebut memberi hasil cukup memuaskan pengusaha,pengolah, maupun pembeli. Pada tahun 1989 perusahaan yang samamelakukan demo plot edamame lanjutan bekerja sama dengan petani-petani di suatu desa, seluas 62,5 ha. Pada tahun 1990 luas pertanamanmenjadi 212,5 ha dengan melibatkan 19 petani dan terus diperluas pe-nanamannya. Saat ini Thailand mengekspor edamame beku sekitar 11.000t/tahun.

Cina

Pada tahun-tahun terakhir ini di Cina telah banyak tumbuh industri yangmengolah produk sayur-mayur beku, khususnya edamame berorientasiekspor ke Jepang. Meskipun 10 tahun yang lalu produksinya masih dalamjumlah sedikit dan kurang diperhitungkan, namun saat ini Cina adalah

Page 26: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

441Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

pemasok edamame terbesar ke Jepang. Tampaknya jumlah ekspornyaakan makin bertambah besar pada tahun mendatang karena makinmeluasnya usaha pertanaman edamame di Cina akibat terjadinya relokasipara packers Taiwan yang memindahkan kegiatan usahanya ke Cina.

Cina, seperti halnya Taiwan, adalah negara beriklim subtropis yangpaling ideal bagi pertumbuhan edamame. Serangan hama dan penyakitrelatif lebih sedikit dibandingkan dengan di negara beriklim tropis sepertiThailand, Vietnam dan Indonesia. Di samping itu, jarak Cina ke negaratujuan ekspor Jepang relatif lebih dekat, sehingga biaya transportasisebagai salah satu komponen produksi yang tinggi dapat ditekan. Olehkarena itu, Cina dapat menjual produk edamame maupun produk olahbeku lainnya dengan harga yang relatif murah.

Lain-lain

Amerika, Brasil, Australia, Malaysia, dan Vietnam juga merupakan negarayang dapat memproduksi edamame. Namun, pasokan produk edamamebeku dari negara-negara tersebut masih sedikit. Informasi dan datamengenai pengembangan pertanaman edamame di negara tersebut jugatidak dipublikasikan secara meluas.

EKSPOR INDONESIA

Pengembangan edamame di dalam negeri baru dimulai akhir 1980-anuntuk memenuhi konsumsi orang Jepang di Indonesia, terutama Jakarta.Budi daya edamame secara komersial telah dimulai di Jawa Barat sejaktahun 1988. Salah satu pelopor pengembangan edamame di Indonesiaadalah Mr. Sakuma dari Cipanas dan Saung Mirwan yang dipimpin olehTheo Tatang Hadinata, sebuah perusahaan swasta yang berlokasi di Gadog,Bogor. Produksinya dipasarkan dalam bentuk segar. Pengembangankegiatan agroindustri olah beku di Jember, Jawa Timur pada tahun 1992-1994 dimotori oleh Pamulang Integrated Farming (PIF) dan Saung Mirwan(SM) yang bekerja sama dengan PT. Perkebunan XXVII (Persero). Merekamengadakan uji coba penanaman, pengolahan, dan ekspor dalam bentukbeku. Uji coba tersebut menunjukkan bahwa tanaman edamame mem-punyai potensi dan prospek untuk dikembangkan secara komersial, baikuntuk pasar ekspor maupun di dalam negeri. Hasil aktual edamame dalamkondisi ideal berupa raw material di Jember adalah 6 ton polong segar(fresh pods)/ha dengan rendemen ekspor 65-70%.

Pada akhir tahun 1994 berdiri PT. Mitratani Dua Tujuh, suatu perpaduan

Page 27: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

442 Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan

nama PT. Mitratani Terpadu yang bekerja sama dengan PT. PerkebunanXXVII (Persero) (sekarang PT. Perkebunan Nusantara X Persero), suatuperusahaan agroindustri pertama yang mengusahakan sayuran segarbeku terutama edamame sebagai komoditas ekspor.

Sejak berdiri sampai tahun 2000 perusahaan tersebut mengalamibanyak tantangan, baru pada lima tahun terakhir mengalami kemajuan,walaupun produksinya masih di bawah 5% dari impor edamame bekuJepang.

KERJA SAMA KEMITRAAN DENGAN PETANI

Terjaminnya kontinuitas pasokan polong edamame segar untuk bahanbaku frozen edamame dalam sistem pertanian berskala industri jugasangat bergantung dari kemampuan petani mitra dalam menguasai danmenerapkan teknologi produksi edamame. Petani mitra tidak dapat begitusaja langsung ditunjuk oleh perusahaan, karena untuk penguasaanteknologi budi daya diperlukan waktu, di samping harus melalui serangkaianproses dalam mempersiapkan SDM dalam kegiatan agroindustri. Hal inimengingat penerapan teknologi produksi edamame memiliki kesulitan yangsama dengan teknologi TBN (Tembakau Bawah Naungan) yang terkenalsebagai bahan baku pembalut (wrapper) cerutu untuk ekspor ke Eropayang terkenal sebagai fancy product.

Pada tahun 1995-1998, PT. Mitratani Dua Tujuh mengawali dengan melatih200 tenaga lapangan dari pemuda tamatan SMU dan 40 supervisi lapanganlulusan D3 Pertanian. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 500 petani pelaksanayang akhirnya menghasilkan petani yang terlatih sampai saat ini. Merekamampu mengadopsi teknologi budi daya edamame yang berasal daridaerah subtropis untuk dikembangkan di daerah tropis seperti yang adasekarang.

Di samping itu PT. Mitratani Dua Tujuh juga bekerjasama dengan parapetani yang berkemauan dan mampu menguasai teknologi produksiedamame dan mempunyai organisasi seperti koperasi, kelompok tani, danlain-lain, sehingga merupakan plasma dari perusahaan. Hal ini penting bagipengembangan usaha edamame terkait langsung dengan potensi petaniyang mampu menyerap program planting by order, merupakan sasaranyang disempurnakan dari waktu ke waktu.

Page 28: Agribisnis Edamame untuk Eksporbalitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Hasil biji umumnya digunakan sebagai bahan baku minyak, susu, dan makanan lain. c. Berbiji sangat

443Soewanto et al.: Agribisnis Edamame untuk Ekspor

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 1997. Panduan kerja budi daya edamame PT. Mitratani DuaTujuh. Jember, Jawa Timur.

Arsyad, D.M, dan M. Syam. 1998. Kedelai, sumber pertumbuhan produksidan tehnik budi daya. Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor.

Benziger, V. and S. Shanmugasundaram. 1995. Taiwan’s frozen vegetablesoybean industry. AVRDC Technical Bulletin No. 22, 15 p. Shan Hua,Taiwan.

Chen, K-F., S.H. Lai, and Shi-Tzao Cheng. 1991. Vegetable soybean seedproduction technology in Taiwan. p: 45-52. In: S. Shanmugasundram(Ed.). Vegetable soybean AVRDC Pub. No. 91-346, 151 p. Shan Hua,Taiwan.

Cheng, S.H. 1991. Vegetable soybean area, production, and trade in Taiwan.p. 17-21. In: S.Shanmugasundaram (Ed.). Vegetable soybean. AVRDCPub. No. 91-346. 151 p. Shan Hua, Taiwan.

Iwamida, Shinji, and H. Ohmi. 1991. Links between vegetable soybeanprodusers, processors, trading companies and seed companies inJapan. p: 22-25. In: S. Shanmugasundaram (Ed.): Vegetable Soybean.AVRDC Pub. No. 91-346. 151 p. Shan Hua, Taiwan.

Kokobun, M. 1991. Cultural practices and cropping systems for vegetablesoybean in Japan. p. 53-60. In: S. Shanmugasundaram (Ed.).Vegetable soybean AVRDC Pub. No. 91-346. 151 p. Shan Hua, Taiwan.

Lii, Hseu Ming. 1990. Budi daya kedelai secara intensif. Agriculture TechnicalMission ROC. Dinas Pertanian Prop. Jawa Timur. Surabaya.

Nakano, H. 1991. Vegetable soybean area, production, demand, supplyand trades in Japan. p. 8016. In: S. Shanmugasundaram (Ed.).Vegetable soybean. AVRDC Pub. No. 91-346, 151 p. Shan Hua, Taiwan.

Shanmugasundaram, S., Shi-Tzao Cheng, Ming-Te Huang, and Miao-LongYan. 1991. Varietal improvement of vegetable soybean in Taiwan. p.30-42. In: S. Shanmugasundaram (Ed.). Vegetable soybean. AVRDCPub. No. 91-346. 151 p. Shan Hua, Taiwan.

Romburgh, P. Van. 1982. Geweektegawassen in de cultuurtuin te TjikeumeuhLands Plantentuin, 1817-1892. Batavia.

Sudaryanto, T. 1996. Konsumsi Kedelai Indonesia. p. 238-260. Dalam: B.Amang, M.H. Sawit dan A. Rachman (Eds.). Ekonomi Kedelai diIndonesia. IPB-Press, Bogor.

Sumarno. 1993. Kedelai dan Teknik Budidayanya. Yasa Guna. Cetakan V(revisi). Jakarta.