agent of change

4
RABU, 03 OKTOBER 2012 Pemuda : Agent of Change Sejak dahulu kala, bahkan jauh sebelum agama Islam muncul di muka bumi, para nabi dan rasul telah diutus untuk menyampaikan wahyu Alloh SWT dan syari’at-Nya kepada umat manusia. Para rasul itu adalah orang-orang terpilih dari kalangan pemuda. Di antara mereka ada yang diberi kemampuan luar biasa dalam berargumen dan berdebat, sebelum usianya genap delapan belas tahun. Nabi Ibrahim a.s., misalnya, seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an, adalah pemuda yang sering berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan kepada patung-patung yang tidak dapat bicara, memberi manfaat dan mudharat (QS Al-Anbiya:60-67). Kita juga ingat kisah Ashabul Kahfi – yang tergolong pengikut Nabi Isa a.s. Mereka adalah anak-anak muda yang menolak kembali agama nenek moyang mereka, menolak menyembah selain Alloh SWT. Mereka bermufakat mengasingkan diri dari masyarakat dan berlindung dalam suatu gua, karena jumlah mereka relatif sedikit yakni tujuh orang di antara masyarakat penyembah berhala. Fakta sejarah ini terekam jelas dalam Al-Qur’an surat Al Kahfi ayat 9-26, yang di antaranya : ”(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a : ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)’.” (Q.S. Al-Kahfi : 10) “Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta), dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”. (Q.S. Al-Kahfi : 13) Potensi Besar Pemuda-Mahasiswa dalam Kehidupan Masyarakat Demikian keadaan dan peran golongan pemuda. Kiprah mereka telah terukir indah dalam tinta emas sejarah. Mereka merupakan tonggak dan potensi besar suatu kehidupan. Terlebih kelompok pemuda seperti mahasiswa; karena, selain diharapkan oleh umat, peranan mereka pun sangat didambakan oleh kelompok masarakat lainnya sebagai pionir perubahan ke arah yang lebih baik. Posisi mereka sebagai “mahasiswa” memang menjadi peluang bagi mereka untuk mengembangkan potensi sebesar-besarnya. Tidak heran jika perubahan sosial politik diberbagai belahan dunia dipelopori oleh gerakan pemuda- mahasiswa. Sebagian sahabat yang menyertai Rasulullah SAW dalam memperjuangkan Islam – yang akhirnya berhasil menguasai lebih dari dua pertiga belahan bumi – adalah para pemuda yang menjadi murid (mahasiswa) Rasulullah SAW. Secara fitra, masa muda merupakan jenjang kahidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda-mahasiswa memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainya. Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa. Pemikiran kritis mereka sangat didambakan umat. Di mata umat dan masyarakat umumnya, mereka adalah agen perubahan (agent of change) jika masyarakat terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa sekarang ini. Namun, potensi tinggallah potensi. Ibarat pedang yang sangat tajam; ketajamannya tidak menjadi penentu bermanfaat-tidaknya pedang tersebut. Orang yang menggenggam pedang itu-lah yang menentukannya. Pedang yang tajam terkadang digunakan untuk menumpas kebaikan dan mengibarkan kemaksiatan, jika dipegang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sebaliknya, jika berada di tangan orang yang bertanggung jawab, ketajaman pedang itu akan membawa manfaat. Demikian juga dengan potensi mahasiswa. Potensi yang begitu hebat itu bisa dipergunakan untuk menjunjung tinggi kebaikan, bisa juga untuk memperkokoh kejahatan dan kedurjanaan. Itulah sebabnya, begitu banyak contoh pemuda-mahasiswa yang berjasa menjadi pilar penentu kemajuan suatu peradaban, tetapi tidak sedikit di antara mereka yang mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi peradaban, dan menghancurkan kemuliaan suatu tatanan kehidupan. Jadi, potensi yang dimiliki oleh pemuda-mahasiswa haruslah diarahkan untuk menyokong dan mempropagandakan nilai-nilai kebaikan. Seorang mahasiswa muslim tentunya akan berada di garis depan untuk membela, memperjuangkan, dan mendakwahkan nilai-nilai Islam. Seorang mahasiswa muslim tidak layak hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan di tengah kemunduran umat yang sangat memprihatinkan ini. Seorang mahasiswa muslim jangan sampai menjadi penghalang kemajuan Islam dan perjuangan kaum muslimin. Na’udzubillah. Menyorot Realitas Pemuda-Mahasiswa Muslim Kini Kita akui, pengaruh sistem kehidupan yang berlaku dalam suatu kurun kehidupan sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan perilaku manusia yang hidup pada zaman tersebut. Hal ini berlaku pula bagi pemuda-mahasiswa. Format kehidupan mahasiswa sekarang, sedikit banyak telah terpengaruh oleh sistem kehidupan yang berlaku sekarang, yaitu sistem demokrasi kapitalis. Kalau memperhatikan apa yang terjadi di kampus-kampus di negeri ini, secara umum, paling tidak kita akan menemukan adanya beberapa kelompok mahasiswa muslim yang pemahaman dan kecenderungannya relatif berlainan. Citra dan cita-cita mereka juga relatif berbeda sesuai dengan landasan pemikiran yang mendasarinya. Kelompok pertama, adalah mereka yang merasa tidak puas dengan kondisi sekarang, lalu melakukan berbagai perubahan. Mereka melihat bahwa sistem kehidupan yang berlaku sekarang Jadilah orang pertama yang menyukai ini. idrisedi.blogspot.com bersatulah dalam IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH .. mari kita satukan semangat dan cita-cita !!! 3 Suka Suka Komentari Bagikan 1 Agustus 2013 idrisedi.blogspot.com memperbarui foto sampulnya. 31 Juli 2013 Sukai Halaman Sukai Halaman Bagikan Bagikan Muhammad Idris Embed Dsar Ilmu Pendidikan 56098 views Edi Idris | Buat Lencana Anda SHARE ON FACEBOOK

Upload: ade-naufal

Post on 13-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pemuda sebagai Agen Perubahan

TRANSCRIPT

Page 1: Agent of Change

RABU, 03 OKTOBER 2012

Pemuda : Agent of Change

Sejak dahulu kala, bahkan jauh sebelum agama Islam muncul di muka bumi, para nabi dan rasul telah

diutus untuk menyampaikan wahyu Alloh SWT dan syari’at-Nya kepada umat manusia. Para rasul itu

adalah orang-orang terpilih dari kalangan pemuda. Di antara mereka ada yang diberi kemampuan luar

biasa dalam berargumen dan berdebat, sebelum usianya genap delapan belas tahun.

Nabi Ibrahim a.s., misalnya, seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an, adalah pemuda yang sering berdebat

dengan kaumnya, menentang peribadatan kepada patung-patung yang tidak dapat bicara, memberi

manfaat dan mudharat (QS Al-Anbiya:60-67). Kita juga ingat kisah Ashabul Kahfi – yang tergolong

pengikut Nabi Isa a.s. Mereka adalah anak-anak muda yang menolak kembali agama nenek moyang

mereka, menolak menyembah selain Alloh SWT. Mereka bermufakat mengasingkan diri dari masyarakat

dan berlindung dalam suatu gua, karena jumlah mereka relatif sedikit yakni tujuh orang di antara

masyarakat penyembah berhala. Fakta sejarah ini terekam jelas dalam Al-Qur’an surat Al Kahfi ayat

9-26, yang di antaranya :

”(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a :

‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami

petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)’.” (Q.S. Al-Kahfi : 10)

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu

adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta), dan Kami tambahkan

kepada mereka petunjuk”. (Q.S. Al-Kahfi : 13)

Potensi Besar Pemuda-Mahasiswa dalam Kehidupan Masyarakat

Demikian keadaan dan peran golongan pemuda. Kiprah mereka telah terukir indah dalam tinta emas

sejarah. Mereka merupakan tonggak dan potensi besar suatu kehidupan. Terlebih kelompok pemuda

seperti mahasiswa; karena, selain diharapkan oleh umat, peranan mereka pun sangat didambakan oleh

kelompok masarakat lainnya sebagai pionir perubahan ke arah yang lebih baik. Posisi mereka sebagai

“mahasiswa” memang menjadi peluang bagi mereka untuk mengembangkan potensi sebesar-besarnya.

Tidak heran jika perubahan sosial politik diberbagai belahan dunia dipelopori oleh gerakan pemuda-

mahasiswa. Sebagian sahabat yang menyertai Rasulullah SAW dalam memperjuangkan Islam – yang

akhirnya berhasil menguasai lebih dari dua pertiga belahan bumi – adalah para pemuda yang menjadi

murid (mahasiswa) Rasulullah SAW.

Secara fitra, masa muda merupakan jenjang kahidupan manusia yang paling optimal. Dengan

kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda-mahasiswa memiliki potensi

yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainya. Kepekaan yang tinggi terhadap

lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa. Pemikiran kritis mereka sangat didambakan umat. Di

mata umat dan masyarakat umumnya, mereka adalah agen perubahan (agent of change) jika

masyarakat terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Mereka juga motor penggerak kemajuan

ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak

di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa

sekarang ini.

Namun, potensi tinggallah potensi. Ibarat pedang yang sangat tajam; ketajamannya tidak menjadi

penentu bermanfaat-tidaknya pedang tersebut. Orang yang menggenggam pedang itu-lah yang

menentukannya. Pedang yang tajam terkadang digunakan untuk menumpas kebaikan dan mengibarkan

kemaksiatan, jika dipegang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sebaliknya, jika berada di tangan

orang yang bertanggung jawab, ketajaman pedang itu akan membawa manfaat. Demikian juga dengan

potensi mahasiswa. Potensi yang begitu hebat itu bisa dipergunakan untuk menjunjung tinggi kebaikan,

bisa juga untuk memperkokoh kejahatan dan kedurjanaan. Itulah sebabnya, begitu banyak contoh

pemuda-mahasiswa yang berjasa menjadi pilar penentu kemajuan suatu peradaban, tetapi tidak sedikit

di antara mereka yang mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi peradaban, dan menghancurkan

kemuliaan suatu tatanan kehidupan.

Jadi, potensi yang dimiliki oleh pemuda-mahasiswa haruslah diarahkan untuk menyokong dan

mempropagandakan nilai-nilai kebaikan. Seorang mahasiswa muslim tentunya akan berada di garis

depan untuk membela, memperjuangkan, dan mendakwahkan nilai-nilai Islam. Seorang mahasiswa

muslim tidak layak hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan di tengah kemunduran umat yang

sangat memprihatinkan ini. Seorang mahasiswa muslim jangan sampai menjadi penghalang kemajuan

Islam dan perjuangan kaum muslimin. Na’udzubillah.

Menyorot Realitas Pemuda-Mahasiswa Muslim Kini

Kita akui, pengaruh sistem kehidupan yang berlaku dalam suatu kurun kehidupan sangat berpengaruh

terhadap pemahaman dan perilaku manusia yang hidup pada zaman tersebut. Hal ini berlaku pula bagi

pemuda-mahasiswa. Format kehidupan mahasiswa sekarang, sedikit banyak telah terpengaruh oleh

sistem kehidupan yang berlaku sekarang, yaitu sistem demokrasi kapitalis.

Kalau memperhatikan apa yang terjadi di kampus-kampus di negeri ini, secara umum, paling tidak kita

akan menemukan adanya beberapa kelompok mahasiswa muslim yang pemahaman dan

kecenderungannya relatif berlainan. Citra dan cita-cita mereka juga relatif berbeda sesuai dengan

landasan pemikiran yang mendasarinya.

Kelompok pertama, adalah mereka yang merasa tidak puas dengan kondisi sekarang, lalu

melakukan berbagai perubahan. Mereka melihat bahwa sistem kehidupan yang berlaku sekarang

Jadilah orang pertama yang menyukai ini.

idrisedi.blogspot.com

bersatulah dalam IKATAN MAHASISWA

MUHAMMADIYAH .. mari kita satukan

semangat dan cita-cita !!!

3 Suka

Suka Komentari Bagikan

1 Agustus 2013

idrisedi.blogspot.com

memperbarui foto

sampulnya.31 Juli 2013

Sukai HalamanSukai Halaman BagikanBagikan

Muhammad Idris Embed

Dsar Ilmu Pendidikan 56098 views

Edi Idris | Buat Lencana Anda

SHARE ON FACEBOOK

Page 2: Agent of Change

hanya melahirkan penderitaan dan kesengsaraan yang berkepanjangan. Arah perubahan ynag mereka

inginkan ada yang tidak terlepas dari format ideologi kapitalis, ada juga yang terpengaruh ideologi

sosialis.

Haluan politik kapitalis berjalan seiring dengan format demokrasi yang mereka terjemahkan sesuai

dengan kondisi di negeri ini. Kelompok demokrat ini memang lebih menginginkan agar demokrasi yang

ada benar-benar ditegakkan. Isu-siu bahwa kedaulatan dan kekuasaan di tangan rakyat, bahwa

rakyatlah yang paling berhak menentukan arah pemerintahan, paling sering mereka teriakkan dengan

lantang. Terhadap berbagai masalah kemasyarakatan, isu hhak asasi manusia (HAM) juga sering

mereka jadikan bukti lemahnya penerapan demokrasi; terlepas dari paham atau tidaknya mereka akan

hakekat demokrasi dan aturan produk barat lainnya.

Adapun yang terpengaruh oleh sosialis mengehendaki perubahan yang lebih radikal. Mereka menuntut

perubahan tatanan kehidupan melalui revolusi. Menurut mereka, suksesi kepemimpinan mestinya

segera dilakukan. Cara yang mereka lakukan tidak jarang mengarah kepada pengrusakan, dengan

membangkitkan emosi massa. Kerugian akibat aksi-aksi yang mereka lakukan tidak sedikit. Berbagai isu

kesenjangan sosial dan kasus kerusuhan yang melibatkan massa menajdi sarana subur utnuk aksi

mereka. Jurus mereka kerap kali memancing di air keruh.

Apapun alasannya, cara-cara yang ditempuh kelompok mahasiswa ini tidak bisa dibenarkan oleh Islam.

Landasan perjuangan kelompok tersebut jelas tidak sesuai dengan pandangan Islam. Sebab, ide-ide

sosialis ataupun kapitalis, termasuk demokrasi serta ide-ide yang terlahir darinya seperti HAM,

pluralisme, dan lain-lain, merupakan pemahaman Barat yang kufur yang sangat bertentangan dengan

Islam. Haram bagi kaum muslimin mengambil pemahaman dan aturan-aturan yang bukan berasal dari

Islam. Alloh SWT berfirman :

“Apa yang diperintahkan Rasul kepadamu maka laksanakanlah. Dan apa yang dilarangnya maka

tinggalkanlah.” (Q.S. Al-Hasyr : 7)

Hal lain yang sangat kita sayangkan, tidak sedikit mahasiswa muslim yang turut mempropagandakan

dan memperjuangkan paham-paham tersebut. Di antara mereka ada yang melakukannya karena ikut-

ikutan saja, karena kebodohannya, dan ada juga karena memang ingin memperjuangkannya. Akibatnya,

secara tidak langsung, mereka menjadi prototipe dan agen-agen Barat dalam menyebarkan paham-

paham yang sebenarnya merupakan racun bagi kaum muslimin.

Kelompok kedua adalah mereka yang cuek terhadap kondisi kehidupan masyarakat. Yakni,

mereka yang tidak peduli dengan penderitaan dan kesengsaraan masyarakat. Bagi mereka yang

penting selamat. “Ngapain susah-susah mikirin nasib kaum muslimin yang lain. Mikirin diri sendiri aja

udah susah.

Memang sistem kapitalis yang menyetir pola kehidupan sekarang melahirkan degradasi nilai-nilai

kemanusiaan. Sistem ini memang berhasil memberikan nilai materi yang cukup berlimpah. Namun,

ternyata keberhasilan itu hanya diraup oleh segelinitr orang yang ‘kuat’, sementara mayoritas rakyat

hidup dalam kesengsaraan. Lapangan pekerjaan semakin sempit, pengangguran kian membludak, dan

berbagai tindak kriminal mulai menjadi wabah sosial kemanusiaan.

Kondisi seperti ini hanya akan melahirkan sistem individualis yang semakin tajam. Setiap manusia

–termasuk mahasiswa- lalu berpikir pintas untuk ‘menyelamatkan’ diri, dan akhirnya tidak peduli dengan

keadaan lingkungan. Standar perbuatan mereka adalah manfaat. Bagi mereka, yang penting

bermanfaat dirinya dan tidak merugikan orang lain. Bagi mereka pacaran tidak menjadi masalah, asal

tidak hamil dan tidak menimbulkan ‘masalah’. Kelompok ini memang benar-benar ingin ‘menikmati’ dan

hidup tenteram dalam kondisi sekarang. Mereka tidak peduli kenikmatan hidupnya itu diraih di atas

penderitaan orang lain.

Bagi kelompok mahasiswa seperti ini ‘keberhasilan studi’ merupakan cita-cita yang paling dijunjung

tinggi dan senantiasa jadi haluan perjuangannya. Bagi mereka, standar keberhasilan itu adalah meraih

nilai studi yang setinggi-tingginya. Sains memang cukup mereka ‘kuasai’, namun keilmuannya itu tidak

berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam kehidupan masyarakat. Dalam studinya, kelompok ini

memang relatif banyak berhasil; namun mereka belum mampu memenuhi dambaan dan harapan umat.

Kehidupan mahasiswa kelompok ini hanya berkisar antara kampus dan rumah. Angan-angan mereka

–kalau sudah lulus kelak- adalah pekerjaan yang mantap dengan gaji yang besar, istri yang cantik,

fasilitas yang mewah, dan anak-anak yang lucu dan manis. “Persetan dengan lingkungan! Yang penting

aku, istriku, anak-anakku, dan keluargaku ‘aman’!”

Cara hidup kelompok ini jelas tidak dibenarkan oleh Islam. Dalam Islam tidak dikenal sistem kehidupan

individualis. Kehidupan masyarakat dalam Islam tidak membeda-bedakan apakah seorang itu

mahasiswa, pelajar, karyawan, atau lainnya. Semuanya bertanggung jawab terhadap kondisi lingkungan

di sekelilingnya. Rasulullah SAW mengingatkan :

“Barang siapa bangun pagi hari dan hanya memperhatikan masalah dunianya, maka orang tersebut

tidak berguna apa-apa di sisi Allah. Barang siapa tidakpernah memperhatikan urusan kaum muslimin

yang lain, maka tidak termasuk golonganku”. (HR. Thabrani dari Abu Dzar Al-Ghifari)

Kelompok ketiga adalah mereka yang ‘terbius’ sehingga terjerat dan terjerumus dalam bejatnya

sistem kehidupan masa kini. Sistem kapitalis yang mengagung-agungkan materi, telah mencabut

niali-nilai kehidupan lainnya, baik nilai-nilai akhlaq, kemanusiaan, dan kerohanian (agama). Korban-

korban sistem ini sudah cukup bergelimpangan.

Sebagai contoh, tidak sedikit mahasiswa yang terjerumus dalam pemakaian obat-oabat terlarang.

Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terjerat dalam sindikat pengedar yang berskala internasional.

Mereka yang terjerumus dalam sek bebas tidak kalah mengerikan. Hasiltemuan FKM UNAIR

menyebutkan bahwa pengidap AIDS sebagian besar kalangan remaja. Dari 100 responden remaja yang

diteliti, FKM menyimpulkan bahwa 22,9 persen remaja usia 15 – 19 tahun telah terkena virus HIV/AIDS,

sedangkan remaja usia 20 – 24 tahun yang terjangkit mencapai 77,1 persen. Fantastis dan sungguh

mengerikan. Atau kita juga sangat dikejutkan oleh peristiwa yang menjijikkan, peristiwa VCD porno

Itenas 1 Bandung dan Itenas 2 Medan. Sungguh memalukan dan mengerikan.

Tawuran remaja yang tadinya hanya merupakan tren remaja-remaja SMU, kini sudah diikuti oleh

mahasiswa di perguruan tinggi. Bahkan yang sangat menggelikan sekaligus memprihatinkan, sekitar

dua bulan yang lalu, mahasiswa ITS yang cukup tersohor dengan teknologinya itu ikut-ikutan tawuran.

Sungguh memalukan!

TEMUKAN LEBIH BANYAK ARTIKEL

Muhammad Idris

Ikuti 64

Assalamu alaikum wr.wb

Salam Pendidikan... saya

Muhammad idris

mahasiswa dari

Universitas

Muhammadiyah

Makassar (UMM) ,FKIP_

jurusan pendidikan

sosiologi.. dan sebagai

aktivis kampus serta

organisatoris Ikatan

Mahasiswa

Muhammadiyah..

SAMI'NA WA'ATA'NA!!!

Lihat profil lengkapku

MENGENAI SAYA

Oktober (2)

September (5)

Juli (1)

Mei (6)

ARSIP BLOG

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial

Proses interaksi sosial biasanya didasari oleh beberapa faktor, seperti sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Imi...

Metode-metode dalam Sosiologi

Metode, sekurang-kurangnya memiliki beberapa ciri pokok yaitu, Ada permasalahan yang akan dikaji dan diteliti. Ada hipotesis, yaitu simpu...

KAMUS SOSIOLOGI

SOSIOLOGI: TENTANG KAMUS SOSIOLOGI kamus sosiologi A Accommodation : Usaha – usaha manusia mencegah / meredakan konflik sosial Actin...

Kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial diartikan

sebagai kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya ya...

Ruang lingkup sosiologi

1.Ciri dan hakikat sosiologi Menurut Harry M. Jhonson, yang dikutip oleh soerjono soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri se...

ENTRI POPULER

penelitian diadakan di dua

tempat pertama ke

benteng fort rotterdan

Makassar dan rute

selanjutnya goa leang-

leang ,maros, sul-sel

PENELITIAN SEJARAH

pelaksanaan LK tahun

2012 yang berlokasi di

benteng SOMBA OPU

IMPS KOOPERTI UNISMUH

MAKASSAR

suatu kegiatan untuk

mempererat tali

silaturahmi dan

trnsformasi nilai

kepemimpinan yang ideal

SILSILAH KE-12 HMJ SOSIOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

dokumentasi kegiatan

penelitian di puncak

galunglangi'e

kab.Soppeng

SOCIAL RESEARCH

Page 3: Agent of Change

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Diposkan oleh Muhammad Idris di 02.45

Reaksi:

Kejadian-kejadian di atas hanya sekedar contoh kasus betapa kelompok mahasiswa yang demikian ini

kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Kasus aborsi, skandal dan jaringan seks bebas, perampokan,

pembobolan bank, penodongan, dan tindak kriminal lainnya tidak jarang dilakukan oleh pemuda-

mahasiswa.

Kelompok keempat adalah kelompok pemuda-mahasiswa yang peduli lingkungan dan sadar

akan kerusakan dan kebrobokan sistem yang ada akibat tidak diberlakukannya aturan Islam

dalam realitas kehidupan. Dengan pemahaman terhadap kenyataan seperti itu, disertai pendalaman

terhadap tsaqofah Islam, mereka melakukan perjuangan dakwah, menyeru umat untuk kembali kepada

Islam. Meskipun jumlahnya tidak terlampau besar, peranan mereka sangat diharapkan umat untuk

melakukan perubahan kehidupan masyarakat ke arah yang Islami.

Alhamdulillah, di berbagai perguruan tinggi perkembangan mereka cukup menggembirakan. Bahwa

berjilbab itu merupakan kewajiban bagi seorang muslimah sudah menjadi opini yang tidak terbantahkan

lagi. Sungguh menyedihkan kalau di antara mahasiswi muslim ada yang belum paham bahwa jilbab itu

wajib. Padahal, jika hal itu dilalaikan, Allah SWT akan menurunkan azab yang sangat pedih.

Begitu juga, gerakan-gerakan kebangkitan Islam cukup santer di berbagai perguruan tinggi. Gerakan

keIslaman yang berasal dari Timur Tengah ataupun bercorak lokal semakin bermunculan. Semuanya

menyuarakan kebangkitan Islam. Pemahaman Islam yang mereka raih bukan pemahaman yang bersifat

‘abangan’. Meskipu belajar di perguruan tinggi umum, kitab-kitab kuning yang berbahasa Arab –baik dari

kalangan fuqaha tempo dulu maupun para mujtahid abad 20- pun menjadi santapan keseharian mereka.

Meskipun masih terdapat berbagai perbedaan visi tentang kebangkitan dan metode yang mereka

lakukan, kelompok terakhir ini merupakan kelompok dambaan ummat menuju kemuliaan hidup . Umat

Islam tidak mungkin bangkit dengan mengadosi aturan-aturan yang bukan berasal dari Islam, baik dari

paham kapitalis mapun sosialis.

Ketahuilah, umat Islam tidak mungkin meraih kemulaiaan kalalu umatnya hanya memperhatikan

kepentingan pribadi. Islam mustahil akan muncul dari generasi-generasi yang telah “ sekarat” karena

korban kedurjanaan sistem kapitalis. Islam hanya akan bangkit melalui manusia-manusia yang ikhlas

mewakafkan kehidupannya demi tegaknya Islam. Islam akan jaya di tangan mereka yang memegang

Islam walaupun bagai memegang bara api. Meskipun secara materi kondisi mereka terkadang

menyedihkan, perjuangan mereka tak pernah redah; karena mereka mendambakan kemuliaan surga

yang dijanjikan Alloh SWT. Mereka yakin akan janji Allah SWT dalam Al-Qur’an :

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan

memberikan surga untuk mereka”. (QS. At-Taubat : 111).

Khatimah

Demikianlah kondisi realita pemuda-mahasiswa yang terlahir dan hidup pada saat ini. Citra keIslaman

mereka tidak sedikit yang tererosi dan terdegradasi oleh budaya-budaya asing yang membius dan

meracuni harapn dan cita-cita mereka. Cinta mereka terwarnai kasih sayang semu, cinta produk

manusia. Cinta yang lahir dari napsu demi kenikmatan sesaat. Cinta yang berakhir dalam kehampaan

dan kegersangan.

Meskipun demikian, masih ada mahasiswa dan mahasiswi yang masih teguh memegang dan

mempertahankan –dengan sekuat tenaga dan segala kemampuan- citra mereka yang hakiki sebagai

muslim. Merekalah the real agent of change . Semoga Alloh SWT senantiasa menyertai mereka. Amin

Ya Robbal ‘Alamin.

Wa Allohu a’lam bi as-showab

+1   Rekomendasikan ini di Google

Keluar

Beri tahu saya

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Ade Naufal (Google)

Publikasikan Pratinjau

Buat sebuah Link

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Akomodasi ( Accomodation )

Akomodasi adalah suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat dua atau lebih individu atau kelompok yang berusaha untuk sali...

PENGENALAN SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU TENTANG MASYARAKAT STANDAR KOMPETENSI Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai d...

Objek sosiologi dan antropologi

Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala, dan proses hubungan antarmanusia yang memengaruhi kesatuan hidup manusia ...

Pengertian Dasar Sosiologi

Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. sebagai ilmu ,merupakan kumpulan pengetahuan ...

Nasionalisme, Demokratisasi dan Indentitas Primordialisme di Indonesia

Aspek yang bisa di cermati pada era reformasi ini adalah bangkitnya sentimen primordialiseme. Sentimen ini muncul dalam ekspresi keetnisan ...

3 people followed me and

one person unfollowed me

// automatically checked

by fllwrs.com

Muhammad_Idris

idris93Edi@

Show Summary

Imam Asy Syafi'i berkata :

perdebatan dalam masalah

agama mengeraskan hati

dan mewariskan

permusuhan/kedengkian

Muhammad_Idris

idris93Edi@

Bingungnya Negara Kalau

Artis Jadi Anggota DPR:

news.babe.co.id/2963916

Muhammad_Idris

idris93Edi@

"Ya Allah, Ampunilah

Muhammad_Idris

idris93Edi@

Tweets

Tweet to @idris93Edi

with Google Friend Connect

Members (4)

Already a member? Sign in

FOLLOWERS

Info yg beredar.Demi

keamanan, kampus

diliburkan selama 2 hari

kedepan. IMM4FKIP@

Anak_Unismuh@

PGSD_UNISMUHMks@

EDSA_135@

Akram_unismuh@

Retweeted by Komunitas

Akram

Muhammad_Idris

idris93Edi@

Expand

Jazakumullah khaeran

katsiran kepada teman2 yg

telah byk memberi

sumbangsi proker

utamanya baksos,, mudah-

mudahan lbh baik!!

Akram_unismuh@

Retweeted by Komunitas

Akram

Muhammad_Idris

idris93Edi@

Expand

Komunitas

25 Sep 13

24 Sep 13

24 Sep 13

Tweets

Tweet to @Akram_unismuh

Page 4: Agent of Change

TRANSLATE

Select Language

Powered by Translate

TRANSLATE

1

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.