agenda riset nasional 2006 – 2009 - dp2m.umm.ac.iddp2m.umm.ac.id/files/file/informasi program...
TRANSCRIPT
DEWAN RISET NASIONAL
AGENDA RISET NASIONAL2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006
DEWAN RISET NASIONAL 2006
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
xvii
DEWAN RISET NASIONAL 2006
dAftAR isi
3.3. Agenda Riset Teknologi dan Manajemen
Transportasi ...................................................................... 106
3.3.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 106
3.3.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 108
3.3.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran
Tahun 2025 ............................................................. 111
3.3.4. Program .................................................................. 112
3.4. Agenda Riset Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) .............................................................. 132
3.4.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 132
3.4.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 134
3.4.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran
Tahun 2025 ............................................................. 135
3.4.4. Program .................................................................. 136
3.5. Agenda Riset Teknologi Pertahanan dan
Keamanan ......................................................................... 154
3.5.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 154
3.5.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 155
3.5.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran
Tahun 2025 ............................................................. 156
3.5.4. Program .................................................................. 157
3.6. Agenda Riset Teknologi Kesehatan dan
Obat-Obatan ..................................................................... 180
3.6.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 180
3.6.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 181
3.6.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran
Tahun 2025 ............................................................. 182
3.6.4. Program .................................................................. 192
BAB IV PENUTUP ........................................................................ 215
LAMPIRAN .............................................................................................. 217
xviii AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006
DaftaR singkatan
4G : Teknologi Generasi 4
A-B-G : Academician-Business-Government
Alkomlek : Alat Komunikasi Elektronika
Alutsista : Alat Utama Sistem Senjata
AMDAL : Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
ARN : Agenda Riset Nasional.
ASDP : Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
ATSC : Advanced Television Systems Committee
BAKOSURTANAL : Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional
Balitbang : Badan Penelitian dan Pengembangan
Bappenas : Badan Perencanaan Nasional
Batan : Badan Tenaga Nuklir Nasional
BBM : Bahan Bakar Minyak
Bengpuspal : Bengkel Pusat Peralatan
BIS : Bid Invitation Specification
BMG : Badan Meteorologi dan Geofisika
BPEN : Badan Pengembangan Ekspor Nasional
BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan
BPPT : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
BPS : Badan Pusat Statistik
BSA : Business Software Alliance
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
xv
DEWAN RISET NASIONAL 2006
DaftaR isi
Sambutan Presiden Republik Indonesia ......................................... iii
Ringkasan Eksekutif ........................................................................... vii
Daftar Isi ................................................................................................ xv
Daftar Singkatan .................................................................................. xviii
Daftar Gambar ..................................................................................... xxiv
Bab I Pendahuluan
1.1. Perubahan dan Tantangan di Abad ke-21 ...................... 1
1.2. Tujuan Penyusunan ARN ................................................. 5
1.3. Lingkungan Strategis ....................................................... 6
1.4. Kerangka Kerja Legal Formal........................................... 7
1.5. Ruang Lingkup .................................................................. 8
1.6. Faktor Dominan ................................................................ 10
1.6.1. Penguatan Sains Dasar.......................................... 10
1.6.2. Penguatan Dimensi Sosial Kemanusiaan ............ 13
Bab II Fokus Area Pembangunan Nasional Iptek
2.1. Arah Pengembangan ........................................................ 17
2.1.1. Pembangunan Ketahanan Pangan ....................... 17
xvi AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006
2.1.2. Penyediaan dan Pemanfaatan Sumber Energi
Baru dan Terbarukan.............................................. 18
2.1.3. Pengembangan Teknologi dan Manajemen
Transportasi ............................................................ 18
2.1.4. Pengembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi ............................................................ 19
2.1.5. Pengembangan Teknologi Pertahanan dan
Keamanan ............................................................... 20
2.1.6. Pengembangan Teknologi Kesehatan dan
Obat-Obatan .......................................................... 21
2.2. Keterkaitan Antar Bidang ................................................. 22
2.2.1. Keterkaitan dalam Proses ..................................... 22
2.2.2. Keterkaitan dalam Tujuan ..................................... 23
2.3. Difusi, Kelembagaan dan Kapasitas Iptek ...................... 24
2.3.1. Difusi dan Pemanfaatan Iptek............................... 24
2.3.2. Kelembagaan Iptek ................................................ 25
2.3.3. Kapasitas Iptek Sistem Produksi .......................... 26
Bab III Agenda Riset
3.1. Agenda Riset Ketahanan Pangan .................................... 29
3.1.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 29
3.1.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 31
3.1.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran
Tahun 2025 ............................................................. 32
3.1.4. Program .................................................................. 35
3.2. Agenda Riset Energi Baru dan Terbarukan .................... 63
3.2.1. Latar Belakang Permasalahan .............................. 63
3.2.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Utama .................... 65
3.2.3. Target Capaian Tahun 2009 dan Sasaran
Tahun 2025 ............................................................. 66
3.2.4. Program .................................................................. 72
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
xiii
DEWAN RISET NASIONAL 2006
Percepatan difusi dan pemanfaatan iptek, peningkatan kapasitas
kelembagaan iptek, dan peningkatan kapasitas iptek sistem produksi
menjadi bagian yang terpadu dari keseluruhan Agenda Riset
Nasional. Percepatan difusi dan pemanfaatan iptek mencakup:
(i) peningkatan partisipasi masyarakat dalam penentuan pilihan
iptek yang akan dikembangkan dan dimanfaatkan; (ii) minimalisasi
dampak negatif yang mungkin timbul dari pemanfaatan iptek;
(iii) pengembangan kapasitas masyarakat untuk mengadopsi dan
mengadaptasi iptek, dengan memperhatikan potensi sumber daya
alam lokal, pengetahuan dan kearifan lokal; (iv) kesiapan regulasi,
infrastruktur metrologi legal, tata niaga, dan iklim investasi dalam
pemanfaatan iptek untuk tujuan komersial. Peningkatan kapasitas
kelembagaan iptek mencakup pengembangan kompetensi individual,
ketersediaan sarana dan pra-sarana, dan pengembangan iklim yang
kondusif bagi komunikasi dan kolaborasi intra dan antar lembaga,
dan iklim yang kondusif bagi efektivitas kepemimpinan. Peningkatan
kapasitas kelembagaan iptek mencakup pengembangan di semua
aspek tersebut secara terpadu dan pengembangan berbagai faktor
penunjang pembelajaran (learning), interaksi dan komunikasi baik
intralembaga maupun antarlembaga. Berbagai sumber daya yang
terdapat di lembaga pemerintah (government), perguruan tinggi
(academicians), dan organisasi swasta (business organizations) dapat
dimobilisasi untuk mengembangkan berbagai hal tersebut di atas
melalui jejaring A-B-G (academician-business-government).
Sebagai pedoman nasional pembangunan iptek, Agenda Riset
Nasional berperanan strategis dalam meningkatkan koordinasi dan
sinergi di antara berbagai pemangku-kepentingan iptek nasional, serta
meningkatkan mobilitas dan optimalitas pemanfaatan sumber daya iptek
nasional. Mempertimbangkan tingginya dinamika masyarakat di dalam
pergaulan antarbangsa dan dinamika iptek itu sendiri, maka dokumen
RingkAsAn eksekutif
xiv AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006
Agenda Riset Nasional ini perlu dipandang sebagai panduan yang
bersifat dinamis dan responsif, yang terbuka terhadap penyempurnaan.
Hasil yang optimal akan dicapai bila realisasi Agenda Riset Nasional
ini didukung oleh sistem penopangnya yang mencakup sistem pe-
rencanaan, sistem pembiayaan, serta sistem difusi dan adopsi iptek.
Dampak yang nyata dan meluas di masyarakat akan terwujud bila seluruh
pemangku-kepentingan iptek nasional memiliki komitmen yang kuat
untuk menjadikan dokumen ini pedoman dalam pembangunan nasional
iptek, dalam kerangka upaya mewujudkan masa depan yang lebih cerah
bagi generasi penerus cita-cita bangsa.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
xi
DEWAN RISET NASIONAL 2006
Pembangunan di bidang kesehatan dan obat-obatan diarahkan me-
nuju: (i) pencapaian gizi seimbang, terutama untuk mempertahankan
dan meingkatkan keadaan gizi masyarakat, serta tumbuh-kembang anak;
(ii) pengembangan industri farmasi untuk mewujudkan kemandirian
ketersediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas;
(iii) pengembangan obat bahan alam menjadi fitofarmaka dan sediaan
obat modern; (iv) pengembangan obat-obat preventif seperti vaksin sera,
serta obat-obat protein pharmaceutical; (v) pengendalian penyakit melalui
deteksi dini dan diagnosis, peningkatan kesehatan, pencegahan dan
penyembuhan penyakit, serta pemulihan kesehatan; (vi) pengembangan
alat kesehatan/kedokteran dengan meningkatkan kemampuan produksi
dan mutu alat kesehatan, terutama untuk subsidi impor, serta pe-
ngembangan jaringan nasional untuk pelayanan purna jual peralatan;
(vii) penjagaan mutu pelayanan kesehatan dengan prioritas kesehatan
keluarga, pengawasan penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adik-
tif; (viii) perawatan terhadap korban trauma dan bencana; serta (ix)
pengurangan dampak pembangunan terhadap kerusakan lingkungan
dan kesehatan manusia.
Sebagai faktor dominan dalam Agenda Riset Nasional ini di-
tetapkan bidang sains dasar dan bidang sosial dan kemanusiaan, yang
dikembangkan untuk: (i) memperkuat basis keilmuan dari ke enam
bidang fokus; (ii) memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dari
ke enam bidang fokus; dan (iii) mempererat keterkaitan lintas-disiplin
dan lintas-bidang di antara ke enam bidang fokus tersebut. Sains dasar
memberikan landasan teoretik bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, inovasi dan budaya ilmiah di sebuah bangsa. Sebaliknya,
berbagai kegiatan pemanfaatan teknologi dan inovasi dapat menjadi
sumber inspirasi bagi pengembangan sains dasar itu sendiri, yang
pada gilirannya membuka jalan bagi temuan terapan yang lebih baru.
Penguatan dan pengembangan sains dasar, oleh karenanya, berperanan
RingkAsAn eksekutif
xii AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006
kunci dalam menjamin keberlanjutan dari upaya pemanfaatan teknologi
dan peningkatan daya saing industri. Sebagai modal dasar bagi penguatan
budaya ilmiah masyarakat Indonesia, berbagai sasaran pengembangan
sains dasar tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok: ke-
lompok fundamental, dan kelompok kompleksitas.
Pengembangan di bidang sosial dan kemanusiaan diarahkan untuk
memperkaya dan memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dalam
pengembangan di ke enam bidang prioritas ARN. Tema pengembangan
ilmu sosial dan kemanusiaan untuk kurun waktu 2006-2025 adalah
keadilan sosial. Pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan dijabarkan
ke dalam tiga kelompok utama, yaitu: (i) kajian aspeks sosial dan ke-
manusiaan dalam berbagai kebijakan publik yang terpaut dengan bidang
pangan, energi, transportasi, informasi dan komunikasi, pertahanan
dan keamanan, serta kesehatan dan obat-obatan, dengan penekanan
pada aspek keadilan; (ii) kajian sosial, ekonomi, budaya, hukum dan
politik yang terpaut erat dengan ke enam bidang prioritas ARN, dengan
berfokus pada tema keadilan; (iii) kajian sosial dan kemanusiaan untuk
mempercepat difusi dan pemanfaatan iptek pada ke enam bidang fokus
pembangunan iptek, dengan memperhatikan keterkaitan antarbidang.
Riset dan pengembangan iptek yang berpola lintas-disiplin dipan-
dang penting untuk memicu pertukaran dan sintesis keilmuan di
antara para pelaku iptek di lembaga riset/perguruan tinggi, dan di
industri/organisasi usaha. Riset dan pengembangan iptek secara lintas-
disiplin yang mencakup ilmu sosial dan kemanusiaan diharapkan dapat
menumbuhkembangkan lingkungan yang kondusif bagi difusi dan
pemanfaatan iptek di masyarakat, dan menjamin adanya akuntabilitas
moral, sosial dan lingkungan dari pemanfaatan iptek. Riset fundamental
yang bersifat lintas/trans-disiplin diharapkan akan menghasilkan pe-
ngetahuan baru tentang fenomena kompleks dan meningkatkan prestasi
keilmuan Indonesia di tingkat regional/global.
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
ix
DEWAN RISET NASIONAL 2006
produksi pangan asal tanaman, ternak, dan ikan. Kebijakan iptek ke-
tahanan pangan ditujukan pada peningkatan daya dukung teknologi,
peningkatan kapasitas kelembagaan, pengembangan iklim inovasi, dan
pembentukan SDM yang handal dalam pengelolaan pangan.
Pembangunan di bidang energi diarahkan menuju peningkatan ke-
mampuan iptek dalam: (i) konservasi sumber energi, efisiensi pemanfaatan
energi, diversifikasi penggunaan energi, dan pengembangan energi baru
dan terbarukan; (ii) pengelolaan energi nasional jangka panjang, dan
peningkatan kemampuan pasokan bauran energi (energy-mix) berbasis
sumber energi baru dan terbarukan; dan (iii) pembangunan infrastruktur
energi melalui penguatan kelembagaan, optimalisasi dan pendayagunaan
sumber daya, serta pembangunan jaringan yang mencakup focal point
untuk tiap jenis energi dan kegiatan yang dikembangkan.
Pembangunan di bidang transportasi diarahkan menuju: (i) pening-
katan transaksi perdagangan yang menjadi pangsa pasar bisnis trans-
portasi melalui political trading secara saling menguntungkan; (ii) pen-
ciptaan jejaring layanan secara intra dan antarmoda angkutan melalui
pembangunan prasarana dan sarana transportasi, serta diikuti dengan
pemanfaatan e-commerce untuk mencapai kemudahan, kelancaran, dan
kepastian layanan; (iii) penyelarasan seluruh peraturan perundang-
undangan baik yang mencakup investasi maupun penyelenggaraan
jasa transportasi; (iv) penciptaan sistem perbankan dan mekanisme
pendanaan untuk menunjang investasi dan operasi prasarana dan
sarana transportasi; (v) peningkatan partisipasi seluruh pemangku-
kepentingan dalam penyediaan layanan mulai dari tahap perencanaan,
pembangunan, dan pengoperasian; (vi) penghapusan segala macam
bentuk monopoli agar dapat memberikan alternatif/pilihan bagi para
pengguna jasa; (vii) penegakan keberpihakan pemerintah sebagai re-
gulator kepada masyarakat; dan (viii) penyatuan persepsi dan langkah
para pelaku penyedia jasa transportasi dalam konteks global services.
RingkAsAn eksekutif
x AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006
Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diarahkan
menuju: (i) antisipasi terhadap implikasi konvergensi TIK, baik dalam
aspek kelembagaan maupun peraturan perundang-undangannya, yang
terkait dengan keamanan, kerahasiaan, privasi dan integritas informasi,
hak atas kekayaan intelektual dan legalitas; (ii) optimalisasi dan sinergi
pembangunan dan pemanfaatan prasarana telekomunikasi dan non-
telekomunikasi dengan pengutamaan pada masyarakat pedesaan, dan
dengan penekanan pada efisiensi dalam investasi; (iii) pemanfaatan TIK
yang responsif terhadap kebutuhan pasar dan industri, dengan tetap
menjaga keutuhan sistem yang telah ada; (iv) peningkatan persaingan
yang sehat dalam penyelenggaraan telekomunikasi fixed-line dengan
mempersiapkan langkah migrasi dari duopoli ke bentuk kompetisi penuh;
(v) pengembangan industri pendukung (komponen, material, submodul,
dan lain-lain), industri konten dan aplikasi; (vi) penumbuhkembangan
kepemimpinan (leadership) dalam bidang TIK; dan (vii) peningkatan
pengetahuan masyarakat (khususnya masyarakat pedesaan) dan kepe-
dulian tentang potensi pemanfaatan TIK.
Arah pembangunan teknologi pertahanan dan keamanan (hankam)
ditujukan pada: (i) pemenuhan kebutuhan alat utama sistem sen-
jata (alutsista), baik perangkat keras maupun perangkat lunak ber-
teknologi terbaru, yang mempunyai efek penangkal yang tinggi;
(ii) peningkatan penguasan kapabilitas iptek hankam di kalangan
industri nasional melalui regulasi, kelembagaan dan penanganan
alokasi pendanaan yang khusus; (iii) peningkatan pemahaman,
penguasaan iptek, dan rekayasa untuk aplikasi hankam di kalangan
perguruan tinggi dan lembaga iptek nasional untuk mencapai
keunggulan dan kemandirian bangsa; (iv) pemenuhan standardisasi
sarana pertahanan (ranahan) sehingga mampu bersaing pada pangsa
pasar dunia; dan (v) perluasan peluang bagi industri strategis di
bidang hankam untuk berinovasi.
vii
DEWAN RISET NASIONAL 2006
Ringkasan EksEkutif
Krisis ekonomi di Asia di pertengahan dekade 90-an yang berimbaskan
gejolak multidimensional di Indonesia menjadi bukti bahwa pertumbuhan
ekonomi saja tidak mampu menopang ketahanan dan daya saing bangsa.
Pelajaran berharga yang dapat dipetik dari krisis tersebut adalah bahwa
pembangunan Indonesia perlu lebih sungguh-sungguh memperhatikan
ketegakan dan kepastian hukum, keadilan dan keamanan sosial, kekayaan
nilai kebudayaan, kapasitas inovasi industrial, kapasitas pengelolaan
lingkungan, serta kesatuan berbangsa dan bernegara.
Pada tataran regional/global, agenda pembangunan antarbangsa di
awal abad ke-21 menegaskan kembali posisi manusia (dan masyarakat)
sebagai subyek dan sekaligus tujuan pembangunan. Kesetaraan (equity),
keamanan (security) dan keberlanjutan (sustainability) kini menjadi per
soalan sentral. Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development
Goals) yang ditetapkan di tahun 2000 memberikan prioritas pada: pe-
nanggulangan kemiskinan; kesetaraan akses ke layanan pendidikan da-
sar; kesetaraan jender; penurunan angka kematian anak; peningkatan
kesehatan ibu; dan kelestarian lingkungan hidup. Penegasan manusia
sebagai subyek pembangunan dituangkan dalam Indeks Pembangunan
Manusia (Human Development Index), yang bertitikberatkan ketersediaan
pilihan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan
dan daya beli. Peranan penting pengetahuan masyarakat dirumuskan
dalam konsepsi Masyarakat/Ekonomi Berbasis Pengetahuan (Knowledge
viii AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006
Based Society/Economy), yang menegaskan bahwa daya saing ekonomik
sebuah bangsa bukan hanya ditentukan oleh faktor produksi, tetapi juga
oleh pengetahuan dan kreativitas sebagai faktor inovasi.
Agenda Riset Nasional (ARN) 2006-2009 disusun untuk memberikan
prioritas kegiatan, tonggak dan indikator capaian pembangunan nasio-
nal iptek untuk kurun waktu 2006-2009, yang diletakkan dalam suatu
proyeksi capaian jangka panjang (yakni sasaran pada tahun 2025). Proses
penyusunan ARN ini mencakup penyusunan materi pokok melalui diskusi
di dalam komisi teknis Dewan Riset Nasional (DRN) dan pengayaan materi
melalui sosialisasi ke berbagai pemangku-kepentingan di Indonesia. Bidang
Fokus ARN ditetapkan dengan merujuk pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009, yakni: (i) ketahanan pangan; (ii)
energi baru dan terbarukan; (iii) teknologi dan manajemen transportasi;
(iv) teknologi informasi dan komunikasi; (v) teknologi pertahanan; dan
(vi) teknologi kesehatan dan obat-obatan. Ke enam bidang fokus ARN
tersebut tersatukan dalam suatu kerangka tujuan bersama, yang mencakup:
ketersediaan layanan untuk masyarakat, kesetaraan akses dan keadilan,
kemandirian dan daya saing bangsa, ketahanan dan rasa aman, iklim yang
kondusif untuk inovasi, kapasitas iptek masyarakat dan sistem produksi,
ketegakan dan kepastian hukum, kekuatan pranata legal dan standardisasi,
kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan, serta kekuatan
basis pengetahuan masyarakat.
Pembangunan ketahanan pangan diarahkan untuk memenuhi ke-
butuhan pangan masyarakat secara cukup, bergizi, aman, dan bermutu.
Ini dicapai melalui peningkatan kuantitas, kualitas, dan efisiensi dalam
produksi pangan, serta pengolahan hasil dan penganekaragaman
pangan secara berkelanjutan. Prioritas utama adalah untuk: (i) mancapai
kemandirian ketahanan pangan, revitalisasi nilai kearifan lokal, dan
meningkatkan kemitraan antarlembaga; dan (ii) mengembangkan komo-
ditas pangan secara selaras dengan kebijakan revitalisasi pembangunan
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006
xix
DEWAN RISET NASIONAL 2006
BSN : Badan Standardisasi Nasional
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
BUMNIS : Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis
CAAFIS : Computer Aided Automatic Fingerprint Identification System
CNS/ATM : Communication Navigation Surveillance/Air Traffic Manage-
ment
CPOB : Cara Pembuatan Obat yang Baik
CPOTB : Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
Dep PU : Departemen Pekerjaan Umum
Depdagri : Departemen Dalam Negeri
Deperin : Departemen Perindustrian
Dephan : Departemen Pertahanan
DepHankam : Departemen Pertahanan dan Keamanan
Dephut : Departemen Kehutanan
DepKes : Departemen Kesehatan
DepKeu : Departemen Keuangan
Depkominfo : Departemen Komunikasi dan Informasi
Deptan : Departemen Pertanian
Diklat : Pendidikan dan Latihan.
Diknas : Departemen Pendidikan Nasional
Dislitbang : Dinas Penelitian dan Pengembangan
Dittop : Direktorat Topografi
DKP : Departemen Kelautan dan Perikanan
DNA : Deoxyribonucleic Acid
DRN : Dewan Riset Nasional
DSP : Digital Signal Processing
DVB-T : Digital TV Broadcasting – Terrestrial
DVD : Digital Versatile Disc
dAftAR singkAtAn
xx AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009
DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006DEWAN RISET NASIONAL 2006
EBT : Energi Baru dan Terbarukan
EDTV : Enhanced Definition TV
EKG : Elektro Kardiograf
EOR : Enhance Oil Recovery
ESDM : Energi dan Sumber Daya Mineral
ESM : Electronic Support Measure
FMIPA : Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam
FO : Fiber Optics
GMP : Good Manufacturing Practice
Hankam : Pertahanan dan Keamanan
Hankamneg : Pertahanan dan Keamanan Negara
HDTV : High Definition Television
hEPO : Human Erythropoitin
HPN : Highly Predictable Networks
ICT : Information and Communication Technology
ICAO : International Civil Aviation Organization
IGOS : Indonesia Go Open Source
IMO : International Maritime Organization
IIPA : International Intellectual Property Alliance
IP : Internet Protocol
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
Iptek : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
ISDB : In Band Digital TV
IT : Information Technology
ITS : Intelligent Transportation System
Jakstranas : Kebijaksanaan Strategis Nasional