agd neonatus.doc

13
http://library.usu.ac.id/download/fk/anak-srie%20yanda.pdf PERBANDINGAN NILAI SATURASI OKSIGEN PULSE OXIMETRY DENGAN ANALISA GAS DARAH ARTERI PADA NEONATUS YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF ANAK S R I E Y A N D A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Neonatus yang dirawat di UPI Anak sering mengalami perubahan nilai gas darah yang cepat. Analisa gas darah reguler dibutuhkan untuk mendeteksi perubahan oksigenasi, ventilasi, atau status asam basa. Dengan mengkombinasi data pulse oximetry dengan nilai gas darah lebih memudahkan untuk menentukan tindakan yang tepat daripada bila hanya berdasarkan penilaian AGDA intermiten. Penelitian prospektif analitik ini bertujuan untuk membandingkan nilai SapO2 dengan SaO2 pada neonatus yang dirawat di UPI Anak, hubungannya dengan beberapa faktor lainnya, serta prediksi nilai PaO2 berdasarkan nilai SapO2. Tiga puluh neonatus selama periode 1 Februari 2001 sampai 31 Mei 2002 diinklusikan. Didapatkan perbedaan yang bermakna antara SaO2 dengan SapO2 sebesar 1,77 % (SB 4,636 %; p < 0,05) pada neonatus dengan usia rerata 143,8 jam (SB 199,40 jam) dengan “limit of agreement” –7,502% dan 11,042%. Hal ini menunjukkan bahwa pulse oximetry ini tidak dapat digunakan sebagai pengganti AGDA untuk tujuan klinis. Terdapat hubungan yang bermakna antara beberapa variabel, tetapi korelasinya tidak kuat. Untuk memprediksikan nilai PaO2 berdasarkan nilai SapO2 adalah dengan persamaan PaO2 = -79,828 + 1,912 SapO2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan-perubahan yang cepat pada nilai gas darah arteri sering terjadi pada penderita yang sakit kritis.1 Analisa gas darah arteri biasanya bermanfaat untuk mengenali jenis gangguan pertukaran gas, keberhasilan kompensasi,2,3 dan dibutuhkan untuk penatalaksanaan yang adekuat.4 Pemantauan pertukaran gas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:2-4 1. Pemantauan invasif (kateter arteri, punksi arteri, punksi vena, dan punksi kapiler) 2. Pemantauan non invasif (pulse oximetry, monitor transkutaneus, monitor karbondioksida end-tidal) Gas darah memberikan informasi tentang oksigenasi, homeostasis CO2, dan

Upload: lia-priscilia

Post on 01-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

medis

TRANSCRIPT

Page 1: agd neonatus.doc

http://library.usu.ac.id/download/fk/anak-srie%20yanda.pdf

PERBANDINGAN NILAI SATURASI OKSIGENPULSE OXIMETRY DENGAN ANALISA GAS DARAH ARTERIPADA NEONATUS YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF ANAKS R I E Y A N D ABagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera UtaraABSTRAKNeonatus yang dirawat di UPI Anak sering mengalami perubahan nilai gas darahyang cepat. Analisa gas darah reguler dibutuhkan untuk mendeteksi perubahanoksigenasi, ventilasi, atau status asam basa. Dengan mengkombinasi data pulseoximetry dengan nilai gas darah lebih memudahkan untuk menentukan tindakanyang tepat daripada bila hanya berdasarkan penilaian AGDA intermiten. Penelitianprospektif analitik ini bertujuan untuk membandingkan nilai SapO2 dengan SaO2

pada neonatus yang dirawat di UPI Anak, hubungannya dengan beberapa faktorlainnya, serta prediksi nilai PaO2 berdasarkan nilai SapO2. Tiga puluh neonatusselama periode 1 Februari 2001 sampai 31 Mei 2002 diinklusikan. Didapatkanperbedaan yang bermakna antara SaO2 dengan SapO2 sebesar 1,77 % (SB 4,636 %;p < 0,05) pada neonatus dengan usia rerata 143,8 jam (SB 199,40 jam) dengan“limit of agreement” –7,502% dan 11,042%. Hal ini menunjukkan bahwa pulseoximetry ini tidak dapat digunakan sebagai pengganti AGDA untuk tujuan klinis.Terdapat hubungan yang bermakna antara beberapa variabel, tetapi korelasinyatidak kuat. Untuk memprediksikan nilai PaO2 berdasarkan nilai SapO2 adalah denganpersamaan PaO2 = -79,828 + 1,912 SapO2.BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPerubahan-perubahan yang cepat pada nilai gas darah arteri sering terjadi padapenderita yang sakit kritis.1 Analisa gas darah arteri biasanya bermanfaat untukmengenali jenis gangguan pertukaran gas, keberhasilan kompensasi,2,3 dandibutuhkan untuk penatalaksanaan yang adekuat.4

Pemantauan pertukaran gas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:2-4

1. Pemantauan invasif (kateter arteri, punksi arteri, punksi vena, dan punksikapiler)2. Pemantauan non invasif (pulse oximetry, monitor transkutaneus, monitorkarbondioksida end-tidal)Gas darah memberikan informasi tentang oksigenasi, homeostasis CO2, dankeseimbangan asam basa, dan karena itu merupakan alat terpenting yang digunakandalam mengevaluasi adekuasi fungsi paru.5

Meskipun tekanan parsial O2 arteri (PaO2) merupakan pengukuran standaroksigenasi darah, saturasi O2 dengan pulse oximetry (SapO2) merupakan penilaiannon invasif oksigenasi darah yang sering digunakan pada neonatus,6 dan dapatdipercaya untuk mendeteksi hipoksemia.1 Pemantauan pulse oximeter yang kontinyu©2003 Digitized by USU digital library 2dapat membantu mengobservasi keadaan kritis ataupun stabilitas penderita setiapsaat.3Dalam penggunaannya, semua pulse oximetry diprogramkan dengan suatukalibrasi yang berasal dari penelitian yang dilakukan pada sukarelawan dewasa yangsehat. Beberapa karakteristik neonatus seperti tanda vital dan hemoglobinmemerlukan perhatian dalam penerapan teknik ini pada neonatus.7

Penelitian mengenai perbandingan nilai saturasi O2 telah dilakukan olehbeberapa orang peneliti di luar negeri, seperti Fanconi dkk.,8 Southall dkk.,9 Russeldkk.,10 dan Rajadurai dkk.,7 tetapi sampel dan alat pengukurannya berbeda. DiMedan, belum ada data mengenai hal ini.1. 2. Perumusan MasalahNeonatus yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Anak (UPI Anak) seringmengalami perubahan-perubahan yang cepat pada nilai gas darah. Analisa gas darah

Page 2: agd neonatus.doc

reguler dibutuhkan untuk mendeteksi perubahan oksigenasi, ventilasi, atau statusasam basa. Pulse oximetry merupakan suatu metoda non invasif yang seringdigunakan untuk me nilai SapO2 secara kontinyu. Dengan mengkombinasi data pulseoximetry dengan nilai gas darah, lebih memudahkan untuk menentukan tindakanyang tepat tentang tatalaksana ventilasi daripada bila hanya berdasarkan penilaiananalisa gas darah arteri (AGDA) intermiten.Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:1. Berapa perbandingan nilai SapO2 dengan SaO2

2. Apakah ada hubungan antara tanda vital (tekanan darah, frekuensi jantung,frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, temperatur tubuh dan permukaan tubuh)dan hemoglobin (Hb) dengan parameter AGDA dan SapO2

3. Apakah ada hubungan antara parameter AGDA dengan SapO2

4. Berapa nilai prediksi PaO2 dengan pengukuran SapO2

1.3. HipotesisHipotesis nol penelitian ini adalah:1. Tidak ada perbedaan nilai SapO2 dan SaO2

2. Tidak ada hubungan antara tanda vital dan Hb, dengan parameter AGDA danSapO2

3. Tidak ada hubungan antara parameter AGDA dengan SapO2

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian1.4.1. Tujuan Penelitian1. Membandingkan nilai SapO2 dengan SaO2 pada neonatus yang dirawat diUPI Anak2. Menilai apakah ada hubungan antara tanda vital dan Hb denganparameter AGDA dan SapO2

3. Menilai apakah ada hubungan antara parameter AGDA dengan SapO2

4. Memprediksikan nilai PaO2 berdasarkan nilai SapO2

1.4.2. Manfaat Penelitian1. Dapat ditentukan nilai SaO2 pada neonatus, meskipun hanya dilakukanpemeriksaan SapO2

2. Dapat menentukan hubungan antara tanda vital dan Hb denganparameter AGDA dan SapO2

©2003 Digitized by USU digital library 33. Dapat menentukan hubungan antara parameter AGDA dengan SapO2

4. Dapat memprediksi nilai PaO2 berdasarkan nilai SapO2

BAB IITINJAUAN PUSTAKAInformasi tentang difusi, transportasi, dan ventilasi O2 yang adekuat pentingdalam penanganan neonatus yang dirawat di UPI Anak.9 Analisa gas darah arterimerupakan “baku emas” untuk menilai adekuasi oksigenasi dan ventilasi danmerupakan bagian penting dalam diagnosis dan tatalaksana gangguan oksigenasidan asam basa.3,11,12 Analisa gas darah arteri yang abnormal mungkin merupakanpetunjuk pertama problem asam basa atau oksigenasi dan akan membantupenentuan terapi yang sesuai dan efektif,12 akan tetapi interpretasinya harusdilakukan bersamaan dengan penilaian klinis.13

Pertukaran gas darah dievaluasi lebih akurat dengan pengukuran langsungtekanan parsial oksigen arteri (PaO2), tekanan parsial karbondioksid a arteri (PaCO2),dan konsentrasi ion hidrogen (pH).14 Konsentrasi ion hidrogen (pH) dan tekananparsial karbondioksida arteri (PaCO2) memberi informasi berharga mengenai statusasam basa dan ventilasi. Ekses basa (BE) dan bikarbonat (HCO3) memberi informasiyang lebih rinci tentang status asam basa. Secara spesifik, semuanya menunjukkanstatus asam basa non respiratorik yang umumnya berhubungan dengan petunjukmetabolik.12 Hal ini harus dibedakan dengan PaCO2 yang memberikan petunjukrespiratorik.12,15

Pemantauan pertukaran gas yang sering digunakan:1. Pemantauan invasifa. Gas darah arteriGas darah arteri merupakan pengukuran standar dan lebih diterima

Page 3: agd neonatus.doc

untuk penentuan status pernapasan, terutama untuk oksigenasi.4 Gas daraharteri merefleksikan keseluruhan kondisi darah atau tubuh tanpa memandangarteri spesifik dari mana sampel diambil,12 kecuali pada kasus-kasus pirauduktus kanan ke kiri dan defek jantung kongenital.11 Gas darah arteri memberiinformasi langsung mengenai fungsi paru dan adekuasi ekskresi CO2 ,

12 danmerupakan pemantauan invasif yang membutuhkan punksi arteri atau jalurarteri yang menetap.4 Saat ini akses yang rutin adalah a. umbilikalis, atauarteri perifer (a. radialis, a. ulnaris, a. tibialis posterior, atau a. dorsalispedis).3,4 Sedangkan a. brakhialis dan a. femoralis tidak mempunyai kolateralyang adekuat,12 sehingga jarang digunakan.3Pengambilan sampel gas darah arteri mempunyai resiko-resiko tertentuseperti nyeri, infeksi, trombosis, perdarahan, hematom, emboli, dan kerusakansaraf perifer. 12,16

b. Gas darah venaGas darah vena berguna untuk menentukan status asam basa jaringan.17

Jika darah vena diambil di perifer, nilai pH dan PCO2 bervariasi bermaknadibandingkan dengan darah arteri, tergantung pada perfusi jaringan dankecepatan metabolisme di distal dari tempat punksi vena, karena itu nilainya©2003 Digitized by USU digital library 4terbatas.11 Penentuan nilai sama dengan gas darah arteri, tetapi interpretasinyaberbeda. Nilai pH sedikit lebih rendah dan nilai PCO2 sedikit lebih tinggi,sedangkan nilai PO2 mempunyai nilai klinis yang kecil.4c. Gas darah kapilerPengambilan darah kapiler arteri merupakan alternatif untuk pengambilangas darah arteri,12 yang dapat memberi informasi klinis yang berguna, tetapiakurasinya kecil.4 Darah kapiler arteri dapat diambil dengan penusukan suatudaerah, biasanya tumit,11 sekalipun demikian daun telinga (ear lobe) dan ujungjari tangan atau kaki dapat juga digunakan.12 Sebelumnya daerah tersebuttelah dihangatkan dengan kompres, direndam ke dalam air hangat, lampupanas, atau bungkusan panas yang telah tersedia secara komersial sampaisuhunya 42 0C.11,12

Nilai pH dan PCO2 biasanya lebih rendah dari gas darah vena danbervariasi dari satu tempat dengan tempat lainnya. Konsentrasi ion hidrogen(pH) biasanya menunjukkan korelasi erat dengan nilai arteri daripada denganPCO2 kapiler.4 Perfusi jaringan yang tidak baik atau pemanasan yang tidakadekuat akan menyebabkan pH lebih rendah dan PCO2 lebih tinggi bermaknapada spesimen kapiler, dibandingkan dengan nilai gas darah arteri. Tekananparsial O2 (PO2) kapiler tidak berhubungan dengan PaO2 terutama untuknilai PaO2 yang lebih besar dari 60 mmHg. Pada kadar PaO2 kurang dari 60mmHg, nilai PO2 kapiler 10 mmHg lebih kecil dari PaO2.18 Gas darah kapilertidak valid untuk mengevaluasi status oksigenasi.4

d. Gas darah vena campuranGas darah vena campuran (dari a. pulmonaris atau jantung kanan),11

bermanfaat untuk menentukan status sirkulasi penderita.17 Dibandingkandengan nilai arteri, pH 0,04 U lebih rendah dan PCO2 8 mmHg lebih tinggi padasampel vena campuran.19

Tekanan parsial O2 vena campuran tidak bermanfaat dalam menilai PaO2,tetapi dapat bermanfaat (bersama dengan saturasi O2 vena campuran) dalampenilaian oksigenasi jaringan.11

2. Pemantauan non invasifa. Pulse oximetryPulse oximetry merupakan salah satu alat pemantauan yang palingbermanfaat yang tersedia saat ini, dan menjadi metoda pilihan untukpemantauan oksigenasi darah arteri secara kontinyu.3,12 Alat ini mudahdigunakan, efek sampingnya sedikit, akurat, tidak membutuhkan kalibrasi,sederhana, non invasif, dan tidak mahal.1,3,12

Alat ini bertujuan untuk mengukur saturasi O2

Page 4: agd neonatus.doc

darah denganmengobservasi absorpsi gelombang optik yang melewati kulit dan berinteraksidengan sel darah merah.20 Prinsipnya bahwa hemoglobin saturasi warnanyaberbeda dengan hemoglobin desaturasi sehingga mengabsorpsi cahaya denganpanjang gelombang yang berbeda.3,12,16,17 Dengan mengukur perbedaan antarajumlah cahaya yang diabsorpsi selama sistolik dan diastolik, oximeter dapatmenghitung jumlah cahaya yang diabsorpsi dari aliran arteri. Denganmembandingkan absorpsi pada kedua frekuensi, alat tersebut dapatmenentukan persentase Hb yang disaturasi.3,12

Pulse oximetry dipengaruhi oleh tipe hemoglobin abnormal(karboksihemoglobin, methemoglobin), perubahan perfusi (perfusi perifer yang©2003 Digitized by USU digital library 5tidak baik), gerakan pasien, dan tidak akurat pada saturasi yang rendah(kurang akurat bila saturasi O2 < 75%).2,4,12,16,21

b. Monitor transkutaneus (tcPO 2 dan tcPCO2)Elektroda transkutaneus dengan sensor yang dikombinasikan dapatdigunakan untuk mengukur tekanan O2 dan CO2. Elektroda ini bergantung padadifusi dari pembuluh yang vasodilatasi pada kulit yang dipanaskan. Padaneonatus dengan kulit yang tipis dan vaskularisasinya baik, metoda ini dapatdipercaya.16 Dibutuhkan temperatur kulit 43 – 45 0C untukmempertahankan perfusi yang adekuat,20,22,23 dan perubahan tempat denganinterval 3 – 4 jam untuk menghindari trauma termal pada kulit,24 karenapemanasan kulit akan menyebabkan luka bakar lokal.16

Elektroda transkutaneus untuk pengukuran O2 dan CO2 memberikanestimasi tidak langsung yang kontinyu dari PaO2 dan PaCO2. Meskipun PO2 kulit(tcPO) lebih rendah dari PaO2 (80% PaO2

16), vasodilatasi kulit lokalmenyebabkan PO2 kulit mendekati PaO2.3 Hubungan antara PaCO2 dan tcPCO2

lebih kompleks.20 Tekanan CO2 transkutaneus (tcPCO2) selalu lebih besardaripada PaCO2.3,16 Pemanasan menyebabkan peningkatan produksi CO2 olehdarah dan sel-sel kulit.3,12

c. Monitor CO2 end-tidal (PETCO2)Analisis udara ekspirasi dengan spektroskopi infra merah untuk CO2

memberikan korelasi erat dengan PaCO2.4 Pemantauan PETCO2 bertujuan untukmengukur PCO2 udara pada akhir ekspirasi. Pemantauan PETCO2 mungkin palingbermanfaat untuk acuan kecenderungan PaCO2 daripada untuk memprediksikanPaCO2 yang sebenarnya.25

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1. Desain dan sampel penelitianPenelitian bersifat sekat lintang dengan sampel penelitian adalah neonatus yangdirawat di UPI Anak antara 1 Februari 2001 sampai dengan 31 Mei 2002.Kriteria inklusi adalah neonatus berusia 0 – 28 hari dan mendapat izin dariorang tua. Sedangkan kriteria eksklusi adalah bila terdapat gangguan perfusi danpenyakit jantung bawaan.3.2. Tempat dan waktu penelitianPenelitian dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera Utara / RSUP H. Adam Malik Medan antara 1 Februari 2001sampai 31 Mei 2002.3.3. Cara kerjaSemua sampel dilakukan pemeriksaan saturasi O2 dengan pulse oximetryOhmeda Biox 3740 (BOC Health Care, USA) dan AGDA. Probe pulse oximetrydiletakkan pada ibu jari tangan / kaki dan dicatat nilai SapO2 saat sinyal dapat©2003 Digitized by USU digital library 6diterima. Pada saat yang sama dengan pencatatan SapO2 dan hemodinamik stabil,diambil darah dari a. femoralis untuk pemeriksaan SaO2 yang diperiksa dilaboratorium RSUP H. Adam Malik Medan dengan alat Ciba-Corning 280.Selain itu juga dilakukan pengukuran:

Page 5: agd neonatus.doc

1. Tekanan darah (TD) yang diukur dengan teknik palpasi dengan manometer airraksa merek Nova, manset ukuran 5 cm2. Frekuensi jantung (FJ) yang dinilai secara auskultasi selama 1 menit denganmenggunakan stetoskop Littman, USA3. Frekuensi nadi (FN) yang dinilai dengan teknik palpasi a. radialis selama 1 menit4. Temperatur tubuh (Tr) dan temperatur permukaan tubuh (Ts) yang diukurdengan termometer Safety, akurasi sampai 0,1 0C5. Hemoglobin (Hb) yang dinilai dengan alat Celltac, akurasi 0,01 g / dLData-data lain yang dicatat mencakup:1. Identitas penderita2. Berat badan (BB) yang diukur dengan timbangan Tanita dengan akurasi sampai100 g3. Diagnosis primer yang dicatat berdasarkan laporan tertulis pada rekam medis3.4. Definisi operasional1. Neonatus: bayi baru lahir sampai usia 28 hari.2. Gangguan perfusi: bila terdapat takikardia, sianosis perifer, volume a. radialisdan / atau a. dorsalis pedis kurang, akral dingin dengan temperatur tubuhnormal, mottling, urin < 1 cc / kg / jam, dan / atau hipotensi.4

3.5. Analisis statistikKarakteristik sampel ditampilkan secara deskriptif. Uji t berpasangandigunakan untuk menentukan perbedaan nilai SapO2 dan SaO2. Untuk melihathubungan antara tanda vital dan hemoglobin terhadap parameter AGDA dan SapO2

serta hubungan antara parameter AGDA dengan SapO2 digunakan korelasi Pearson.Sedangkan untuk memprediksikan nilai PaO2 berdasarkan SapO2 digunakan analisisregresi linear. Uji diagnostik digunakan untuk menentukan sensitivitas, spesifisitas,nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, akurasi, likelihood ratio for a positive testdan likelihood ratio for a negative test . Dikatakan berbeda bermakna bila p < 0,05.Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer dengan programSPSS (Statistic Package for Social Science) versi 10,5.BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1. HASILSelama periode penelitian didapatkan 37 neonatus yang dirawat di UPI Anak RSH. Adam Malik Medan. Tiga meninggal sebelum dilakukan pemeriksaan AGDA, 1menderita PJB sianotik, 2 dilakukan pemeriksaan AGDA di RS lain, dan 1 kembarsiam.©2003 Digitized by USU digital library 7Akhirnya terdapat 30 neonatus yang memenuhi kriteria dan dimasukkansebagai sampel penelitian, yang terdiri dari 20 (66,7%) laki-laki dan 10 (33,3%)perempuan.Tabel 1. Karakteristik sampelKarakteristik Rerata (SB) RentangUmur (jam) 143,8 (199,40) 2 – 672BB (gram) 2990,0 (641,44) 1700 – 4700TDs (mmHg) 63,6 (3,58) 58 – 72FJ (x / menit) 135,1 (21,61) 102 – 200FN (x / menit) 134,8 (21,85) 102 – 200FP (x / menit)* 51,3 (18,43) 20 – 82Tr (0C) 36,81 (0,942) 35,0 – 38,5Ts (0C) 36,56 (0,723) 35,0 – 37,9Hb (g / dL) 14,52 (3,180) 9,4 – 21,1* FP yang dinilai hanya pada sampel yang bernapas spontan (n = 15)Dari tabel 1 terlihat bahwa usia rerata adalah 143,8 jam (6 hari), dengan BBrerata 2990 g.Tabel 2. Klasifikasi sampel berdasarkan berat badan, umur, dan jenis kelamin168 jam (0 – 7 hari) > 168 jam (> 7 – 28 hari)BB (gram) ? ? ? ?n % n % n % n %

Page 6: agd neonatus.doc

> 4000 2 6,7 - - 1 3,3 - -2500 – 4000 10 33,3 7 23,3 4 13,4 1 3,31500 – <25003 10,0 2 6,7 - - - -Total 15 50,0 9 30,0 5 16,7 1 3,3Dari tabel 2 terlihat bahwa sampel yang terbanyak adalah yang berusia 0 – 7hari yaitu 24 (80,0%), dan neonatus dengan BB 2500 – 4000 g adalah kelompokyang terbanyak yaitu 22 (73,3%).Tabel 3. Perbedaan nilai saturasi oksigen analisa gas darah arteri (SaO2) denganpulse oximetry (SapO2)Saturasi O2 Rerata (%) SB (%) Perbedaan rerata(SB) %IK 95%Bawah AtaspSaO2 91,80 7,9561,77 (4,636) 0,0393,5010,045*SapO2 90,03 8,51* Bermakna pada a = 0,05 (2-tailed)©2003 Digitized by USU digital library 8Tabel 3 menunjukkan SaO2 lebih tinggi dari SapO2 dengan selisih 1,77 (SB 4,636) %(p < 0,05). “Limit of agreement” dari data tersebut adalah –7,502% dan 11,042%.Jadi, SaO2 mungkin 7,5% di bawah atau 11% di atas SapO2.Tabel 4. Hubungan tanda vital dan hemoglobin terhadap parameter analisa gasdarah arteri (AGDA) dan saturasi oksigen pulse oximetry (SapO2)AGDAdanTanda vitalHbSapO2 TD FJ FN FP Tr Tsr 0,061 -0,055 -0,065 0,285 0,277 0,444* -pH 0,200p 0,749 0,771 0,733 0,126 0,138 0,014 0,290r -0,321PaCO2 0,185 0,191 -0,100 -0,168 -0,234 0,217p 0,084 0,328 0,311 0,601 0,376 0,214 0,249PaO2 r 0,300 -0,237 -0,228 -0,294 -0,117 0,047 -0,016p 0,107 0,208 0,226 0,114 0,536 0,804 0,933r -0,306TCO2 0,365* 0,362* 0,443* 0,344 0,401* -0,091p 0,100 0,047 0,049 0,014 0,062 0,028 0,633r -0,277HCO3 0,387* 0,383* 0,480** 0,388* 0,458* -0,119p 0,138 0,035 0,037 0,007 0,034 0,011 0,532r -0,117BE 0,222 0,215 0,466** 0,432* 0,575** -0,189p 0,537 0,237 0,254 0,010 0,017 0,001 0,316SaO2 r 0,238 -0,189 -0,192 0,078 -0,103 -0,083 -0,307p 0,206 0,318 0,309 0,682 0,588 0,662 0,099SapO2 r 0,252 -0,205 -0,205 0,067 0,052 0,032 -0,196p 0,179 0,277 0,278 0,726 0,787 0,868 0,299** Korelasi bermakna pada a = 0,01 (2-tailed)

Page 7: agd neonatus.doc

* Korelasi bermakna pada a = 0,05 (2-tailed)Dari tabel 4 didapatkan korelasi positif yang bermakna antara FJ dan FN denganTCO2 dan HCO3; FP dengan TCO2, HCO3, dan BE; Tr dengan HCO3 dan BE; Ts denganpH, TCO2, HCO3 dan BE; tetapi korelasinya tidak kuat.©2003 Digitized by USU digital library 9Tabel 5. Hubungan antara parameter analisa gas darah arteri (AGDA) dengansaturasi oksigen pulse oximetry (SapO2)AGDASapO2

r ppH 0,406* 0,026PaCO2 -0,446* 0,014PaO2 0,403* 0,027TCO2 0,135 0,479HCO3 0,160 0,399BE 0,352 0,056** Korelasi bermakna pada a = 0,01 (2-tailed)* Korelasi bermakna pada a = 0,05 (2-tailed)Tabel 5 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara SapO2 denganpH (r = 0,41; p < 0,05), PaCO2 (r = -0,45; p < 0,05), dan PaO2 (r = 0,40; p <0,05).(PaO2)12010080 yi = - 79,828 + 1,912 xi

60 yi = PaO2

40 xi = SapO2

2050 60 70 80 90 100 110 (SapO2)Gambar 1. Prediksi nilai tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) berdasarkan nilaisaturasi oksigen pulse oximetry (SapO2)©2003 Digitized by USU digital library 10Tabel 6. Perbandingan hasil pemeriksaan saturasi oksigen analisa gas darah arteri(SaO2) dengan pulse oximetry (SapO2).SaO2 TotalNormal AbnormalSapO2 Normal 27 0 27Abnormal 1 2 3Total 28 2 30Titik potong: 80%Dari tabel 6 terlihat bahwa:Sensitivitas : 27 / 28 = 96,4%Spesifisitas : 2 / 2 = 100,0%Nilai prediksi positif : 27 / 27 = 100,0%Nilai prediksi negatif : 2 / 3 = 66,7%Akurasi : 29 / 30 = 96,7%Likelihood ratio (+) : 96,4% / 0% = Likelihood ratio (-) : 3,6% / 100% = 0,044.2. PEMBAHASANFanc oni, dkk. 8 yang mengevaluasi 40 anak sakit kritis dengan usia rerata 3,9tahun (rentang 1 hari – 19 tahun) mendapatkan perbedaan rerata SaO2 (IL 182 cooximeter,Instrumentation Laboratory, Inc., Lexington, Mass.) dan SapO2 (Nellcor,Hayward. Calif.) adalah 1,5% (SB 3,5%; rentang – 7,5% – + 9%).Southall dkk.9 mendapatkan perbedaan SB absolut antara SapO2 dan SaO2

adalah 2,6 (2,4) % pada 24 bayi usia < 5 bulan dan 19 bayi dan anak usia 5 bulandengan menggunakan alat Nellcor pulse oximeter dan analisa gas darah denganCorning 178 & Radiometer ABL . Dari 19 bayi usia 5 bulan, perbedaan absolut

Page 8: agd neonatus.doc

rerata (SB) adalah 1,8 (2,1) %.Russel dkk.10 yang meneliti 24 penderita yang secara hemodinamik stabil usia 1bulan – 13 tahun (median 1,9 tahun) mendapatkan perbedaan rerata (SB) antaraSapO2 dengan SaO2 adalah – 0,77 (SB 3,23) untuk alat Nellcor dan – 2,90 (SB 2,19)untuk alat Biox dan analisa gas darah dengan ABL2 Radiometer, Copenhagen,Denmark, serta SaO2 dinilai dengan hemoximeter (OSM2 Radiometer).Rajadurai, dkk.7 mendapatkan perbedaan rerata antara SapO2 dan SaO2

sebesar 1,3% (SB 2,5%, rentang – 4,2 – 7,2%; p < 0,001) pada 22 bayi prematur(usia gestasi rerata 31 minggu, rentang 25 – 36 minggu) pada usia 1 jam sampai 73hari dengan menggunakan alat Nellcor N-200 pulse oximeter (Hayward, CA, USA)dan analisa gas darah arteri dengan ABL30 Acid-Base Analyser (Radiometer,Copenhagen), serta SaO2 dengan OSM3 Hemoximeter (Radiometer, Copenhagen).Penelitian-penelitian terdahulu tersebut juga mencari korelasi antara SapO2 danSaO2 dan menentukan persamaan regresi linear SaO2 berdasarkan SapO2.Pada penelitian ini didapatkan perbedaan rerata antara SaO2 dan SapO2 sebesar1,77% (SB 4,636%; p < 0,05) pada neonatus dengan usia rerata 143,8 jam (SB199,40 jam, rentang 2 – 672 jam) dengan menggunakan Ohmeda Biox 3740 pulseoximetry (BOC Health Care, USA) dan AGDA dengan Ciba Corning-280. Perbedaannilai yang didapat pada penelitian ini bila dibandingkan dengan penelitiansebelumnya kemungkinan karena perbedaan usia sampel serta alat pemeriksaanyang berbeda.©2003 Digitized by USU digital library 11Dari penelitian ini didapatkan “limit of agreement”adalah -7,502% dan11,042%. Interval ini luas dan menunjukkan variasi perbedaan yang besar sehinggaalat Ohmeda Biox 3740 pulse oximetry ini tidak dapat digunakan sebagai pengganti“baku emas” AGDA untuk tujuan klinis.Dari penelitian ini didapat korelasi positif yang bermakna antara FJ dan FNdengan TCO2 dan HCO3; FP dengan TCO2, HCO3, dan BE; Tr dengan HCO3 dan BE; Tsdengan pH, TCO2, HCO3 dan BE; tetapi korelasinya tidak kuat. Selain itudidapatkan adanya korelasi positif lemah yang bermakna antara SapO2 dengan pH,dan PaO2 dan korelasi negatif lemah yang bermakna antara SapO2 dengan PaCO2.Brockway, dkk.6 mendapatkan SapO2 berkorelasi positif dengan PaO2. DanFanconi, dkk. 8 melaporkan SapO2 berkorelasi positif erat dengan PaO2 (r = 0,98; p <0,01).Untuk memprediksikan nilai PaO2 (y1) berdasarkan nilai SapO2 (xi) padapenelitian ini didapatkan persamaan regresi linear yi = - 79,828 + 1,912 xi.Sedangkan Brockway dkk.6 mendapatkan persamaan dengan nonlinear mixed effectsregression analysis y = (0,03) e0.08 (x) dimana y = PaO2, e = regresi subjek (32,5),dan x = SapO2.BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1. KESIMPULAN5.1.1. Dijumpai perbedaan yang bermakna antara SaO2 (Ciba-Corning 280) danSapO2 (Ohmeda Biox 3740, BOC Health Care, USA) sebesar 1,77 (SB 4,636)% dengan “limit of agreement” –7,502% dan 11,042%. Hal ini menunjukkanbahwa Ohmeda Biox 3740 pulse oximetry tidak dapat digunakan sebagaipengganti “baku emas” AGDA untuk tujuan klinis.5.1.2. Terdapat korelasi positif bermakna yang tidak kuat antara:FJ dan FN dengan TCO2 dan HCO3

FP dengan PaO2, TCO2, HCO3, dan BETr dengan HCO3 dan BETs dengan pH, TCO2, HCO3, dan BE5.1.3. Didapatkan korelasi positif yang bermakna antara SapO2 dengan pH (r =0,41), dan PaO2 (r = 0,40); serta korelasi negatif yang bermakna antaraSapO2 dengan PaCO2 (r = -0,45).5.1.4. Untuk memprediksikan nilai PaO2 berdasarkan nilai SapO2 adalah denganpersamaan regresi linear y = - 79,828 + 1,912 x, dimana y adalah PaO2 danx adalah SapO2.

Page 9: agd neonatus.doc

5.2. SARAN5.2.1. Diperlukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar denganmemakai alat yang minimal sama sehingga hasil yang didapat lebih akurat.©2003 Digitized by USU digital library 12DAFTAR PUSTAKA1. Haller M, Kilger E, Briegel J, Forst H, Peter K. Continuous intra-arterial blood gasand pH monitoring in critically ill patients with severe respiratory failure: aprospective, criterion standard study. Crit Care Med 1994; 22:580-7.2. Lister G, Fontan JJP. Pediatric critical care. Dalam: Nelson WE, Behrman RE,Kliegman RM, Arvin AM, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-15.Philadelphia: Saunders, 1996. h. 239-45.3. Durand DJ, Phillips BL. Blood gases: technical aspects and interpretation. Dalam:Goldsmith JP, Karotkin EH, penyunting. Assisted ventilation of the neonate. Edisike-3. Philadelphia: Saunders, 1996. h. 257-71.4. Gomella TC, Cunningham MD, Eyal FG. Neonatology: management, procedures,on-call problems, diseases and drugs. Edisi ke-3. USA: Appleton & Lange, 1994.h. 43-69, 226-9, 243-4.5. Burton GG, Hodgkin JE. Respiratory care: a guide to clinical practice. Edisi ke-2.Philadelphia: Lippincott, 1984. Dikutip dari: Kornhauser MS. Blood gasinterpretation. Dalam: Spitzer AR, penyunting. Intensive care of the fetus andneonate. St. Louis: Mosby. 1996. h. 440-57.6. Brockway J, Hay WW. Prediction of arterial partial pressure of oxygen with pulseoxygen saturation measurements. J Pediatr 1998; 133:63-6.7. Rajadurai VS, Walker AM, Yu VYH, Oates A. Effect of fetal haemoglobin on theaccuracy of pulse oximetry in preterm infants. J Pediatr Child Health 1992;28:43-6.8. Fanconi S, Doherty P, Edmonds JF, Barker GA, Bohn DJ. Pulse oximetry inpediatric intensive care: comparison with measured saturations andtranscutaneous oxygen tension. J Pediatr 1985; 107:362-6.9. Southall DP, Bignall S, Stebbens VA, Alexander JR, Rivers RPA, Lissauer T. Pulseoximeter and transcutaneous arterial oxygen measurements in neonatal andpaediatric intensive care. Arch Dis Child 1987; 62:882-8.10. Russell RIR, Helms PJ. Comparative accuracy of pulse oximetry andtranscutaneous oxygen in assessing arterial saturation in pediatric intensive care.Crit Care Med 1990; 18:725-7.11. Kornhauser MS. Blood gas interpre tation. Dalam: Spitzer AR, penyunting.Intensive care of the fetus and neonate. St. Louis: Mosby. 1996. h. 440-57.12. Malley WJ. Clinical blood gases, application and noninvasive alternatives.Philadelphia: Saunders, 1990. h. 1-20, 279-303.13. Komisi Resusitasi Pediatrik UKK PGD IDAI. Kumpulan materi pelatihan resusitasipediatrik tahap lanjut. UKK PGD IDAI 2002 – 2003. h. 46-51.14. Haddad GG, Palazzo RM. Diagnostic approach to respiratory disease. Dalam:Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook ofpediatrics. Edisi ke-16. Philadelphia: Saunders, 2000. h. 1253-8.15. Finberg L, Kravath RE, Hellerstein S. Water and electrolytes in pediatrics,physiology, pathology, and treatment. Edisi ke-2. Philadelphia: Saunders, 1993.h. 88-106.16. Williams AJ. ABC of oxygen, assessing and interpreting arterial blood gases andacid-base balance. BMJ 1998; 317:1213-6.17. Venkataraman ST. Assessment of oxygenation and ventilation. Dalam: Singh NC,penyunting. Manual of pediatric critical care. Philadelphia: Saunders, 1997. h. 48-58.18. Phillips BL, McQuitty J, Durand DJ. Blood gases: technical aspects andinterpretation. Dalam: Goldsmith JP, Karotkin EH, Barker S, penyunting. Assistedventilation of the neonate. Edisi ke-2. Philadelphia: Saunders, 1988. Dikutip dari:©2003 Digitized by USU digital library 13