agama islam dan implikasinya dalam kehidupan

45
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AGAMA ISLAM DAN IMPILKASINYA DALAM KEHIDUPAN Oleh : UMMU SHABIHA (D111 14 302) TIARA AYUANISA (D111 14 305) TEKNIK SIPIL KELAS B FAKULTAS TEKNIK 1

Upload: ummushabiha

Post on 06-Feb-2016

430 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

Makalah Pend. agama Islam

TRANSCRIPT

Page 1: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AGAMA ISLAM DAN IMPILKASINYA DALAM KEHIDUPAN

Oleh :

UMMU SHABIHA (D111 14 302)

TIARA AYUANISA (D111 14 305)

TEKNIK SIPIL KELAS B

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2015

1

Page 2: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

hanya karena rahmat dan hidayat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah

yang membahas Agama Islam dan Implikasinya dalam Kehidupan

Adapun penyusunan karya tulis ini ditujukan sebagai tugas perkuliahan

mata kuliah pendidikan agama Islam. Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis

menemukan berbagai kendala-kendala seperti, kurangnya referensi yang dimiliki

penulis. “Tak ada gading yang takkan retak”, pepatah itu dapat menyimbolkan

betapa segala sesuatu itu tidak ada yang luput dari kesalahan. Namun, berkat

bantuan dan semangat dari berbagai pihak, Alhamdulillah penulis dapat

menyajikan makalah ini.

Menyadari kekurangan dan keterbatasan yang ada, tim penulis

mengharapkan adanya saran dan kritik guna perbaikan untuk mengarah pada

kesempurnaan.

Akhir kata, semoga apa yang kami berikan ini dapat menghasilkan manfaat

yang dapat berguna bagi kita semua.

Gowa, 13 Mei 2015

Penulis

2

Page 3: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...2

1.3 Metode Penulisan……………………………………………………………2

1.4 Tujuan Penulisan…………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama, Religion, dan Addien………………..…………………6

2.1 Agama Sebagai Fitrah Manusia……………………………………………..12

2.3 Iman, Islam, Ihsan, dan Taqwa serta Implikasinya dalam Kehidupan…… ..21

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………........ 29

3.2 Saran ………… …………………………………………………………… 29

DAFTARPUSTAKA…………………………………………………………...30

3

Page 4: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad

SAW. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah

telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hamba-Nya. Dengan agama

Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya

meridhai Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak

ada suatu agama pun yang diterima selain Islam. Dengan demikian, Islam

berarti penerimaan dari dan penyerahan diri kepada Allah, dan penganutnya

harus menununjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya,

dan menghindari politheisme (mengakui adanya lebih dari satu Tuhan).

Agama Islam telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang

diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini

lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah

ajaran yang bias diterapkan di setiap masa, di setiap tempa dan di masyarakat

manapun.

Agama Islam juga mencakup akidah atau keyakinan dan

syariat/hokum. Islam merupakan ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi

aqidah maupun syariat-syariat yang diajarkan.

Secara umum dapat dikatakan Islam memerintahkan semua akhlak

yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan

segala macam amal sholeh dan melarang segala amal yang buruk.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian agama, religion, dan addin?

2) Bagaimanakah agama sebagai fitrah manusia?

4

Page 5: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

3) Bagaimanakah iman,islam,ihsan dan taqwa dalam implikasinya di

kehidupan?

4) Apakah peranan iman dan taqwa dalam menjawab problema dan tantangan

kehidupan modern?

1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini adalah studi pustaka yaitu metode yang

dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka baik

berupa buku maupun informasi di internet yang berkaitan dengan pembahasan

makalah ini.

1.4 Tujuan

1) Untuk memahami pengertian agama, religion dan addin.

2) Untuk memahami agama sebagai fitrah manusia.

3) Untuk mengetahui iman, islam, ihsan dan taqwa dalam implikasinya di

kehidupan.

4) Untuk mengetahui peranan iman dan taqwa dalam menjawab problema

dan tantangan kehidupan modern.

5

Page 6: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama, Religion, dan Addin

Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata ”Islam” berasal dari bahasa

Arab, yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu

terbentuk kata aslama, yuslimu, islaman, yang berarti juga menyerahkan diri,

tunduk, paruh, dan taat. Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan

dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah s.w.t.Islam juga

merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’kub,

Nabi Musa, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as. Dan nabi-nabi lainnya.

Dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 132, Allah berfirman :

Artinya :”Nabi Ibrahim telah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula

Nabi Ya’kub, Ibrahim berkata : Sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam

sebagai agamamu, sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam

memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah, 2:132)

Nabi Isa juga membawa agama Islam, seperti dijelaskan dalam ayat yang

berbunyi sebagai berikut :

6

Page 7: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Artinya :”Maka ketika Nabi Isa mengetahui keingkaran dari mereka (Bani Israil)

berkata dia : Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk

menegakkan agama Allah (Islam)? Para Hawariyin (sahabat beriman kepada

Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang

muslim” (QS. Ali Imran, 3:52).

Dengan demikian Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada

Rasul-rasul-Nya untuk diajarkankan kepada manusia. Dibawa secara berantai

(estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan

berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan

merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt.

Agama yang dalam bahasa sansakerta berarti tidak kacau, dipakai untuk

menjelaskan hubungan manusia dengan Tuhan-Nya dalam kerangka kepatuhan

terhadap aturan untuk mewujudkan keidupan yang sejahtera, damai, selamat dan

tentram. Dengan demikian prinsip dan misi agama pada hakikatnya adalah

berusaha mewujudkan kehidupan yang tidak kacau.

Sedangkan secara terminologi, agama dan religi ialah suatu tata kepercayaan

atas adanya yang Agung di luar manusia, dan suatu tata penyembahan kepada

yang Agung tersebut,  serta suatu  tata  kaidah yang mengatur hubungan manusia

dengan yang Agung, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia

dengan alam yang lain, sesuai dengan tata kepercayaan dan tata penyembahan

tersebut.

Pada terminology lain ditemukan kata “Religion”untuk menggambarkan hal

yang sama dengan agama. Dalam kamus bahasa Inggris terdapat tiga

kemungkinan kata yang terkait dengan Religion, yaitu Religi, Religion, dan

Religius. Religi dalam tinjauan antropologi sering dikaitkan dengan ritual

7

Page 8: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

(upacara agama/ibadah) untuk menundukkan kekuatan gaib terutama pada

masyarakat primitif. Perwujudan dari konsep religi tersebut adalah ritual dan

perbadatan dalam agama, pengusiran dan penundukan kekuatan gaib berupa

praktik msitik dan magic dalam tataran tinkat modern maupun tradisional .

Sedangkan Religion digambarkan sebagai konsep atau aturan yang mendasari

perilaku Religi tersebut. Dengan demikian Religi atau ritus agama tertentu tidak

akan mungkin ada jika konsep atau aturan agamanya tidak ada. Dengan kata lain,

religion adalah system kepercayaan dan penyembahan yang dibangun berdasarkan

keyakinan tertentu.

Ad-Dien. Kata Ad-Dien dengan mudah dapat kita temukan didalam

Alquran, karena kata tersebut adalah kesatuan tentang ajaran agama Islam. Dalam

kajian keislaman pada masa lalu, semua jenis ilmu agama yang bersumber pada

Alquran dan hadits dinamakan dengan “Tafaqquh fid Dien” baik itu menyangkut

kepercayaan, peribadatan, dan hokum-hukumnya serta konsep keagamaan

lainnya.

Belakangan rumpun Ad Dien dikembangkan spesifikasi kajian sehingga

menjadi disiplin ilmu yang bermacam-macam dengan sistematika dan metodologi

yang berbeda, sedangkan addien itu sendiri menjadi rumah besar bagi rujukan dan

keabsahan keilmuan islam. Di dalam Alquran kita menemukan banyak sekali

kata-kata Ad Dien, namun kalau diklasifikasikan memiliki tiga arti, yaitu :

a. Aturan-aturan agama ( Q.S Asy Syura :13 dan 21, Q.S Al Haj :78)

Artinya:

Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancer lidahku maka

utuslah (Jibril) kepada Harun. (Q.S Asy Syura : 13)

b. Ketaatan, kepatuhan, dan keikhlasan sebagaimana tersebut dalam Q.S

Az Zumar : 3 dan Al Bayyinah : 5

8

Page 9: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Artinya :

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan kepadaNya dalam menjalankan agama yang lurus dan

supaya mereka medirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang

demikian itulah agama yang lurus ( Q.S Al Bayyinah :5)

c. Hari kiamat atau hari agama atau hari pembalasan

Terdapat dalam Q.S Al Fatihah : 4, Al Waqiah : 56, Al Maarij : 26,

Ash Shoffaat : 20, Al Mudatsir : 46

artinya:

Yang menguasai di Hari Pembalasan. (Q.S Al-Fatihah : 4)

Artinya:

Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan".

Ketiga unsur tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat, Allah dengan

sifat Rahman dan Rahim-Nya menurunkan aturan-aturan agama untuk dijadikan

pedoman mengarungi kehidupan dunia. Pedoman tersebut memerlukan ketaatan

dan kepatuhan serta keihklasan yang maksimal dari manusia itu sendiri agar

terwujud sisi ideal moral yang diinginkan oleh setiap aturan.

9

Page 10: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

2.1.1 Fungsi Agama

Agama telah menjadi suatu kebutuhan hidup, yang memiliki fungsi-fungsi

seperti yang dikemukakan oelh para ahli, sebagai berikut :

a. Mahmud Syaltut, menyebutkan fungsi agama sebagai berikut:

1. Mensucikan jiwa dan membersihkan hati

2. Membentuk sikap patuh dan taat serta menimbulkan sikap dan perasaaan

mengagungkan Tuhan

3. Memberikan pedoman kepada manusia dalam menciptakan kebaikanhidup

di dunia secara mantap dengan cara memperat hubungan dengan Tuhan

sebagai pencipta

b. Musthafah Al-Zhuhayzi menyebutkan fungsi agama sebagai :

1. Sebagai pemenuhan kebutuhan rohani

2. Sebagai pedoman

3. Sebagai pembentukan keseimbangan jasmani dan rohani, duniawi, dan

ukhwari

4. Sebagai pembentukan kemantapan dan ketenangan jiwa

c. Al Maraghi berpendapat bahwa agama bertujuan untuk

1. Mensucikan jiwa dan membebaskan akal dari kepercayaan sinkritisme

terhadap kekuatan ghaib yang dimiliki mahluk dalam menguasai alam agar

mahluk atau selainnya tunduk dan patuh kepadanya

2. Memperbaiki sikap batin atas dasar tujuan yang baik agar dalam

melakukan semua perbuatan dilandasi dengan niat yang ikhlas untuk Allah

dan untuk manusia.

2.1.2 Makna Agama Islam

Kata Islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat, dan

patuh. Agama islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama,

Nabi pertama yaitu Nabi Adam As. Agama Islam itu kemudian Allah turunkan

secara berkesinambungan kepada para Nabi dan rasul-rasul berikutnya. Akhir

10

Page 11: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

proses penuruan agama Islam itu baru terjadi pada masa kerasulan Muhammad

Saw. Pada awal abad ke VII Masehi.

Ajaran agama Islam memiliki karateristik sebagai berikut :

a. Sesuai dengan fitrah hidup manusia, artinya ajaran agama Islam mengandung

petunjuk yang sesuai dengan sifat dasar manusia, baik dari aspek keyakinan,

perasaan, maupun pemikiran

b. Ajarannya sempurna, artinya materi ajaran Islam berisi petunjuk-petunjuk

pada seluruh kehidupan manusia.

c. Berlaku secara universal, artinya ajaran Islam berlaku untuk seluruh umat

manusia di dunia sampai akhir masa

d. Mengerjakan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan

e. Menciptakan rahmat, kasih saying Allah terhadap mahluk-Nya, sperti

ketenangan hidup bagi orang yang meyakini dan mentaatinya, dsb.

Fungsi Islam sebagai rahmat Allah tidak bergantung pada penerimaan

manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran tersebut. Fungsi

tersebut baru dirasakan baik oleh manusia sendiri maupun oleh mahluk-

mahluk yang lain apabila manusai sebagai amanah Allah telah mentaati ajaran

tersebut. Fungsi Islam sebagai rahmat Allah bagi semua aam dijelaskan oleh

Allah dlam Q.S Al-Anbiya ayat 107.

Artinya :

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi

alam semesta.

Bentuk –bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah :

1. Islam menunjuki manusia jalan hidup yang benar

11

Page 12: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

2. Islam memberikan kebebasan pada manusia untuk menggunakan potensial

yang diberikan oleh Allah secara bertanggungjawab

3. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah,

baik mereka muslim maupun non muslim

4. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional

5. Islam menghormati kondisi spesifikasi individu manusia dan memberikan

perlakuan yang spesifik pula.

2.2 Agama Sebagai Fitrah Manusia

2.2.1 Kerangka Dasar Agama Islam

Dalam bahasa Arab, Fitrah (fitrah) dengan segala bentuk derivasinya

mempunyai arti belahan (syiqah), muncul (thulu), kejadian (al ibtida),

dan penciptaan (khalqun). Sifat pembawaan yang sejak lahir. 

Jika dihubungkan dengan manusia maka yang dimaksud

dengan fitrahadalah apa yang menjadi kejadian atau bawaan manusia sejak lahir

atau keadaan semula jadi. Ditegaskan pula bahwa fitrah mengandung pengertian

bahwa Allah menciptakan ciptaan-Nya (makhluk) dan menentukan tabiatnya

untuk berbuat sesuatu. Dengan demikian pengertian fitrah secara semantik

berhubungan dengan hal penciptaan (bawaan) sesuatu sebagai bagian dari potensi

yang dimiliki.

Kata fitrah dengan berbagai bentuk derivasinya disebut 28 kali, 14 kali

disebut dalam kontek uraian tentang bumi dan langit, sedang yang lainnya disebut

dalam konteks pembicaraan tentang manusia, baik yang berhubungan

dengan fitrah penciptaan maupun fitrah keagaman yang dimilikinya.

Lafal fitrah dengan berbagai bentuk derivasinya , banyak disebut dalam al-

Quran, misalnya dalam ayat di atas, yang dalam konteks ini berarti al-

khalq dan al-ibtida. Al-khalq itu sendiri identik dengan al-bitida (yang memiliki

arti menciptakan sesuatu tanpa contoh). Hanya saja yang menyebutkannya dalam

12

Page 13: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

bentuk ini (fitrah), yakni yang mengikuti pola filah, hanya satu ayat terdapat

dalam al-Quran, s. Ar-Ruum/ 30 : 30 

Kerangka dasar ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

bersifat multidimensional, universal, abadi dan fithri. Dikatakan multi

dimensional karena ajarannya mencakup dimensi-dimensi yang menyangkut

hubungan manusia dengan khaliqnya (hablu minallah) dan hubungan manusia

dengan dirinya, dengan sesamanya, maupun dengan makhluk lainnya (hablu

minannas) (QS. Ali-Imran/3:112). Kerangka dasar atau pokok-pokok ajaran

Islam, yaitu :

A.  Aspek keyakinan yang disebut dengan aqidah, yaitu aspek credial atau

keimanan terhadap Allah dan semua yang difirmankan-Nya dan disabdakan

oleh rasul-Nya untuk diyakini. Aqidah Islam ini telah dirumuskan dalam

bentuk rukun iman. Penafsiran terhadap aqidah melahirkan literatur keislaman

yang dikenal dengan istilah ilmu kalam atau teologi Islam dengan berbagai

macam aliran pemikiran.

Aqidah dalam Islam dapat didefinisikan sebagai perjanjian manusia dengan

Tuhan yang berisi tentang kesediaan manusia untuk tunduk dan patuh secara

sukarela pada kehendak Allah. Kesediaan manusia untuk tunduk dan patuh

secara sukarela pada kehendak Allah tersebut mengandung enam komponen

dasar perjanjian :

a. Keyakinan hati bahwa tidak ada Tuhan selain Allah

b. Keyakinan hati bahwa ada hal yang ghaib

c. Keyakinan hati bahwa ada manusia biasa yang diberi amanah kerasulan

oleh Allah

d. Keyakinan hati bahwa ada petunjuk hidup yang diberikan Allah

e. Keyakinan hati bahwa ada pertanggungjawaban amal perbuatan setelah

kematian

f. Keyakinan hati bahwa ada aturan pasti yang melandasi kehidupan yang

dibuat oleh Allah (QS. Al-Baqarah, 2: 2 -4 & 177; Al Bayan, Kitab Iman,

No.5)

13

Page 14: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Aqidah merupakan akar bagi setiap perbuatan manusia. Manusia yang

menyatakan tunduk dan patuh secara suka rela pada kehendak Allah, pasti

dampak perbuatannya akan bermanfaat bagi manusia lain yang ada di

sekitarnya. Apabila akar perbuatan manusia itu kokoh, maka pohon perbuatan

manusia itu akan berbuah dan tahan dari berbagai angin cobaan. Sebaliknya

apabila akar perbuatan manusia itu rapuh atau bahkan tanpa akar sama sekali,

maka buah perbuatan manusia itu tidak bermakna dan mudah roboh oleh

tiupan godaan angin sepoi-sepoi sekalipun.

Artinya :

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu

kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada

Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan

memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,

orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang

yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat,

dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia

berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan

dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan

mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S Al-Baqarah : 177)

14

Page 15: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

B. Aspek norma atau hukum yang disebut syari’ah, yaitu aturan-aturan Allah

yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan alam

semesta. Penafsiran terhadap syariah Islam melahirkan literature keislaman

yang disebut dengan fikhi Islam dengan berbagai macam mazhab.

Komponen Islam yang kedua adalah syari’ah yang berisi peraturan dan

perundang- undangan yang mengatur aktifitas yang seharusnya dikerjakan

manusia. Syari’at adalah sistem nilai yang merupakan inti ajaran Islam.

Syari’ah aatau sistem nilai Islam yang diciptakan oleh Allah sendiri. Dalam

kaitan ini, Allah disebut Syaari atau pencipta hukum.

            Sistem nilai Islam secara umum meliputi 2 bidang :

a. Syari’at yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan

Allah (ibadah mahdah / khusus). Disebut ibadah mahdah karena

sifatnya yang khas dan sudah ditentukan secara pasti oleh Allah dan

dicontohkan secara rinci oleh Allah. Dalam konteks ini, syari’at

berisikan ketentuan tentang tata cara peribadatan manusia kepada

Allah, seperti kewajiban shalat, puasa, zakat, haji.

b. Syari’at yang mengatur hubungan manusia secara horizontal dengan

sesama dan makhluk lainnya ( mu’amalah ). Mu’amalah meliputi

ketentuan perundang- undangan yang mengatur segala aktivitas hidup

manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan alam sekitarnya.

Adanya sistem mu’amalah ini membuktikan bahwa Islam tidak

meninggalkan urusan dunia, bahkan tidak pula melakukan pemisahan terhadap

persoalan dunia maupuu akhirat. Bagi Islam, ibadah yang diwajibkan Allah

atas hambanya bukan sekedar bersifat formal belaka, melainkan disuruhnya

agar semua aktivitas hidup dijalankan manusia hendaknya bernilai ibadah.

Ajaran ini sesuai dengan ajaran Islam tentang tujuan diciptakannya manusia

supaya beribadah. Allah berfirman dalam QS. Az-Zarariyat, ayat 56

Artinya:

15

Page 16: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

“ Dan tiadalah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya beribadah

kepada- Ku “

C. Aspek perilaku yang disebut dengan akhlaq atau ihsan, yaitu sikap-sikap atau

perilaku baik yang nampak maupun tidak nampak dari pelaksanaan aqidah dan

syari’ah. Penafsiran terhadap akhlak melahirkan literature keislaman yang

disebut dengan ilmu tasawauf dengan berbagai macam aliran (tarekat).

Akhlaq terbagi menjadi dua yaitu akhlakul al-karimah (terpuji) dan

akhlakul al-madzmumah (tercela). Menurut objek atau sasarannya, akhlaq

juga dapat terbagi menjadi dua bagian yaitu akhlaq terhadap Khalik atau

Pencipta yaitu Allah SWT dan akhlaq terhadap makhluk. Makhluk adalah

segala yang diciptakan Allah, yang dibagi menjadi dua bagian yaitu manusia

dan bukan manusia. Akhlaq terhadap manusia terdiri dari akhlaq terhadap

Nabi dan Rasul, akhlaq terhadap diri sendiri, akhlaq terhadap keluarga,

terhadap masyarakat, terhadap bangsa dan hubungan antar bangsa.

Akhlaq terhadap selain manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu terhadap

benda mati, terhadap alam nabati atau flora, dan terhadap alam hewani atau

fauna. Ajaran tentang dasar-dasar agama Islam ini, terjalinrukun agama yang

disebut Hadis Nabi yaitu Hadis Jibril (Iman, Islam, dan Ihsan).

1. Akhlak kepada Allah

a. Mensyukuri nikmat Allah (QS Al-Baqarah, 2: 52)

b. Malu berbuat dosa (QS An Nahl: 19)

c. Allah sebagai tempat pengharapan (QS Al Huud: 56)

d. Optimis terhadap pertolongan Allah (QS Yusuf: 87)Yang berputus asa

dari rahmat Allah : orang-orang kafir. Bersifat husnudzan kepada

Allah(QS Fushilat: 22 ± 23)

e. Yakin akan janji-janji Allah (QS Al An’am: 160)

2. Akhlak kepada diri sendiri

Beberapa cara memperbaiki diri:

a. Taubatun nashuha (QS At Tahrim: 8)

16

Page 17: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

b. Muroqobah: senantiasa merasa dalam pengawasan Allah (QS Al-

Baqarah: 235)

c. Muhasabah: evaluasi diri (QS Al Hasyr: 18)

d. Mujahadah: bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu (QS Al ankabut: 69,

QSYusuf: 53)

3. Akhlak kepada orang lain

a. Akhlak kepada orang tua:

Taat dan patuh kepada orang tua. QS Lukman: 15, Harus taat dan patuh

pada orang tua,       namun jika orang tua memaksa berbuat jahat, kita

tidak boleh mengikuti.

b. Akhlak kepada masyarakat

Amar ma’ruf nahi munkar.

Menyebarkan rahmat dan kasih sayang.                            

c. Akhlak kepada lingkungan

Mengelola dan memelihara lingkungan hidup.

Menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.

Ketiga aspek tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan dipisahkan satu

dengan lainnya tetapi menyatu membentuk kepribadian yang utuh pada diri setiap

manusia muslim. Aqidah digambarkan sebagai akar yang menunjang kokoh dan

tegaknya batang di atas muka bumi, syari’ah diumpamakan sebagai batang yang

berdiri kokoh diatas akar yang menancap ke bumi, sedangkan akhlaq dimisalkan

dengan buah yang dihasilkan dari proses yang berlangsung pada akar dan batang.

Keutuhan dan kesatuan ketiga aspek inilah yang diperintahkan oleh Allah

kepada ummat Islam, ketika mereka mengikrarkan dirinya untuk memeluk agama

Islam (QS. Al-Baqarah/2:208).

Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. 

17

Page 18: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam

keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu. 

Aqidah (keimanan) yang benar, akan melahirkan sikap kepatuhan pada

ajaran dan norma-norma yang telah digariskan dalam hukum (syari’ah), dan

pelaksanaan norma dan hukum tersebut yang didasari oleh aqidah yang benar,

akan melahirkan perilaku zhahiriyah dan bathiniyah yang sesuai dengan kaedah

dan norma moralitas (akhlak).

Pengembangan dari ketiga kerangka dasar tersebut melahirkan bidang

keilmuan Islam, yaitu:

A. Konsep Ilmu Kalam dapat di telusuri dari akar katanya. Secara etimologis,

kalam berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang bernalar dengan

menggunakan logika. Oleh karena itu, ciri utama dari ilmu kalam adalah

rasionalitas atau logika. Kata kalam sendiri mulanya memang

dimaksudkan sebagai terjemah dari logos yang diadopsi dari bahasa

yunani yang berarti pembicaraan.Dari kata inilah muncul istilah logika dan

logis yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab dengan istilah mantiq.

Sehingga ilmu logika, khususnya logika formal (silogisme)

dinamakan Mantiq. Karena di adopsi dari bahasa Yunani, maka kerangka

dan isi pemikiran Yunani memberikan kontribusi yang besar untuk

memperkaya ilmu kalaM

Menurut Syekh Muhammad Abduh, Ilmu kalam ialah ilmu yang

membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat wajib yang ada bagi-Nya, sifat-

sifat jaiz yang disifatkan bagi-Nya, dan sifat-sifat yang tidak ada bagi-Nya.

Selain itu, ilmu kalam juga membahas tentang rasul-rasul Allah untuk

18

Page 19: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

mentapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada dirinya, hal-hal

yang jaiz yang dihubungkan kepada diri mereka

Ibnu Khaldun menerangkan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang

berisi alasan-alasan untuk mempertahankan kepercayaan-kepecayaan iman

dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan-bantahan

terhadap orang-orang yang meyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli

sunah.

B. Fiqih  (Bahasa Arab: فقه; transliterasi: Fiqih) adalah salah satu bidang

ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum

yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan

pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.[1] Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fikih

sebagai pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya

sebagai hamba Allah.[2]

4. Fikih membahas tentang cara bagaimana cara tentang beribadah, tentang

prinsip Rukun Islam dan hubungan antar manusia sesuai dengan dalil-dalil

yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Dalam Islam, terdapat 4

mazhab dari Sunni, 1 mazhab dari Syiah, dan Khawarij yang mempelajari

tentang fikih. Seseorang yang sudah menguasai ilmu fikih disebut Fakih.

Fiqih Islam melahirkan berbagai macam mazhab, yaitu :

a. Madzhab Hanafi

Dinamakan Hanafi, karena pendirinya Imam Abu Hanifah An-

Nu’man bin Tsabit. Beliau lahir pada tahun 80 H di Kufah dan wafat

pada tahun 150 H. Madzhab ini dikenal madzhab Ahli Qiyas (akal)

karena hadits yang sampai ke Irak sedikit, sehingga beliau banyak

mempergunakan Qiyas.

Beliau termasuk ulama yang cerdas, pengasih dan ahli tahajud dan

fasih membaca Al-Qur’an. Beliau ditawari untuk menjadi hakim pada

zaman bani Umayyah yang terakhir, tetapi beliau menolak.

19

Page 20: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Madzhab ini berkembang karena menjadi madzhab pemerintah

pada saat Khalifah Harun Al-Rasyid. Kemudian pada masa

pemerintahan Abu Ja’far Al-Manshur beliau diminta kembali untuk

menjadi Hakim tetapi beliau menolak, dan memilih hidup berdagang,

madzhab ini lahir di Kufah.

b. Madzhab Maliki

Pendirinya adalah Al-Imam Maliki bin Anas Al-Ashbahy. Ia

dilahirkan di Madinah pada tahun 93 H dan wafat pada tahun 179 H.

Beliau sebagai ahli hadits di Madinah dimana Rasulullah SAW hidup di

kota tersebut.

Madzhab ini dikenal dengan madzhab Ahli Hadits, bahkan beliau

mengutamakan perbuatan ahli Madinah daripada Khabaril Wahid

(Hadits yang diriwayatkan oleh perorangan). Karena bagi beliau

mustahil ahli Madinah akan berbuat sesuatu yang bertentangan dengan

perbuatan Rasul, beliau lebih banyak menitikberatkan kepada hadits,

karena menurut beliau perbuatan ahli Madinah termasuk hadits

mutawatir. Madzhab ini lahir di Madinah kemudian berkembang ke

negara lain khususnya Maroko. Beliau sangat hormat kepada Rasulullah

dan cinta, sehingga beliau tidak pernah naik unta di kota Madinah

karena hormat kepada makam Rasul.

c. Madzhab Syafi’i

Tokoh utamanya adalah Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i

Al-Quraisyi. Beliau dilahirkan di Ghuzzah pada tahun 150 H dan wafat

di Mesir pada tahun 204 H.

Beliau belajar kepada Imam Malik yang dikenal dengan madzhabul

hadits, kemudian beliau pergi ke Irak dan belajar dari ulama Irak yang

dikenal sebagaimadzhabul qiyas. Beliau berikhtiar menyatukan madzhab

terpadu yaitu madzhab hadits dan madzhab qiyas. Itulah keistimewaan

madzhab Syafi’i.

20

Page 21: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Di antara kelebihan asy-Syafi’i adalah beliau hafal Al-Qur’an umur

7 tahun, pandai diskusi dan selalu menonjol. Madzhab ini lahir di Mesir

kemudian berkembang ke negeri-negeri lain.

d. Madzhab Hanbali

Dinamakan Hanbali, karena pendirinya Al-Imam Ahmad bin

Hanbal As-Syaebani, lahir di Baghdad Th 164 H dan wafat Th 248 H.

Beliau adalah murid Imam Syafi’i yang paling istimewa dan tidak

pernah pisah sampai Imam Syafi’i pergi ke Mesir.

Menurut beliau hadits dla’if dapat dipergunakan untuk perbuatan-

perbuatan yang afdal (fadlailul a'mal) bukan untuk menentukan hukum.

Beliau tidak mengaku adanya Ijma’ setelah sahabat karena ulama sangat

banyak dan tersebar luas.

C. Tasawuf

Pada mulanya tasawuf merupakan perkembangan dari pemahaman dari

intuisi-intuisi islam. Sejak zaman sahabatdan tabi’in, kecendrungan

pandangan orang terhadap ajaran islam secara lebih analitis sudah muncul.

Ajaran islam dipandang dari dua aspek, yaitu aspek

lahiriyah (seremonial) dan aspek batiniah (spiritual),atau aspek “luar” dan

aspek “dalam”. Pandangan dan pengamalan aspek “dalamnya” mulai terlihat

sebagai hal yang paling utama, namun tanpa mengabaikan aspek “luarnya”

yang dimotivasikan untuk membersihkan jiwa. Tanggapan perenungan

mereka lebih berorientasi pada aspek “dalam”, yaitu cara hidup yang lebih

mengutamakan rasa, keagungan Tuhan, dan kebebasan dari egoism.

Perkembangan tasawuf dalam islam telah mengalami beberapa

fase: pertama,yaitu fase asketisme (zuhud) yang tumbuh pada abad pertama

dan kedua hijriyah. Sikap asketisme (zuhud) ini banyak dipandang sebagai

pengantar kemunculan tasawuf. Pada fase ini, terdapat individu-individu

dari kalangan muslim yang lebih memusatkan diri pada ibadah. Mereka

menjalankan konsepsi asketis dalam kehidupan, yaitu tidak mementingkan

makanan, pakaian, maupun tempat tinggal. Mereka lebih banyak beramal

21

Page 22: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

untuk hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan akhirat, yang menyebabkan

mereka lebih memusatkan diri pada jalur kehidupan dan tingkah laku yang

asketis. Tokoh yang sangat popular dari kalangan mereka adalah Hasah Al-

Bashri (wafat pada 110 H) dan Rabi’ah Al-Adawiyah (185 H). kedua

tokohini dijulukii sebagai zahid.

2.3 Iman, Islam, Ihsan, dan Taqwa serta Implikasinya dalam Kehidupan

2.3.1 Pengertian Iman dan Taqwa

Iman berasal dari bahasa arab yang artinya percaya. Jadi iman

berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan. Perkataan iman yang

berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya

dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu

membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para

orang yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan

Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil. Definisi Iman

berdasarkan hadistmerupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan

merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati,

ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang

beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan

segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan

orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip atau juga pandangan dan

sikap hidup.Pokok atau pilar keimanan yang disebut dengan rukun iman

terdiri dari 6 perkara, yaitu:

Iman kepada Allah

Iman kepada malaikat

Iman kepada kitab – kitab suci yang diturunkan kepada Nabi

Iman kepada Nabi dan Rasul Allah

Iman kepada hari kiamat

Iman kepada qadha dan qadar Allah

22

Page 23: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Islam artinya patuh dan tunduk. Islam berkaitan dengan amal

zhahir. Islam (Arab: al-islām, :اإلسالم "berserah diri kepada Tuhan")

adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari

satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam

sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam

memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya

kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan

sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau

lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimah bagi

perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya

kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini

dengan sungguh - sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul

terakhir yang diutus ke dunia olehAllah. Pokok-pokok keislaman ada 5,

yaitu:

Mengucapkan dua kalimat syahadat

Mendirikan sholat

Berpuasa

Menunaikan zakat

Menunaikan ibadah haji

Ihsan berarti baik. Ihsan berkaitan dengan akhlak dan

moral. Ihsan (bahasa Arab: (احسان adalah kata dalam bahasa Arab yang

berarti "kesempurnaan" atau "terbaik." Dalam terminologi agama Islam,

Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya,

dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut

membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya. Di dalam

sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim, rasulullah saw

bersabda : “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau

melihat-Nya. Namun, jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah)

melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat engkau”.

23

Page 24: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Tanda-tanda orang beriman yaitu:

1. Senantiasa hatinya bergetar apabila membbaca atau mendengar ayat-ayat

Alquran

2. Mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang diberikan Allah

Swt.

3. Taat kepada Allah dan para Rasul-Nya

4. Beramal dan berdakwah dengan penuh kesabaran

Tanda-tanda orang bertaqwa, sebagai berikut :

1. Memelihara diri dari hal-hal yang menjerumuskan ke neraka

2. Selalu menuju kepada ampunan Allah Swt.

3. Senantiasa mengingat Allah

4. Segala periilakunya merasa disaksikan oleh Allah Swt.

2.4 Peranan Iman dan Taqwa dalam Menjawab Problematika dan Tantangan

Kehidupan Modern

Beberapa pokok manfaat dan pengaruh Iman pada kehidupan manusia, antara

lain:

a. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.

Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah.

Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu

kekuatanpun yang dapat mencegahnya. Sebaliknya, jika Allah hendak

menimpakan bencana, maka tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup

menahan dan mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan demikian

menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang

memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan pada kesaktian benda-

benda keramat, mengikis kepercayaan pada khurafat, takhyul, jampi-jampi dan

sebagainya. Pegangan orang yang beriman adalah firman Allah pada surat al-

Fatihah ayat 1-7.

24

Page 25: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Dalam surah Al Fatihah dapatlah kita mengambil iktibar bahawa akal dan

manusia lain bukanlah pelindung atau pergantungan kita yang sebenar. Sikap

bongkak dan sikap skeptical melulu terhadap ajaran Allah akan

menjerumuskan kita ke lembah kekufuran. Lantaran itulah Imam Hassan Al

Banna menggesa ahli Ikhwan untuk taa'bud tanpa soal tau berittiba' dengan

segala peraturan Syariah tanpa soal akan hikmah atau falsafahnya.

Mempelajari falsafah adalah untuk menguatkan iman bukan sebagai punca

kita mempersoalkan kekuasaan Allah dan kesyumulan ajaran Islam.

Firman Allah,

أوهن �ن وإ بيتا خذت ات العنكبوت� كمثل� �ياء أول ه� الل دون� م�ن خذوا ات ذ�ين ال مثل

يعلمون كانوا لو العنكبوت� لبيت البيوت�Artinya:

" Perumpamaan manusia yang mengambil selain Allah sebagai wali

(penolong/pelindung) adalah seperti labah-labah yang membuat rumah. Dan

sesungguhnya selemah-lemah rumah adalah rumah labah-laba

b.  Iman menanamkan semangat berani menghadap maut.

Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak

diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut

menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di

tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah

firman Allah dalam QS. An-Nisa’, 4:78

sedikitpun.

25

Page 26: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

artinya “Dimana saja kamu berada, kematian akan datang mendapatkan

kamu kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”

c. Iman menanamkan sikap “self-help” dalam kehidupan.

Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia. Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, karena kepentingan

penghidupannya. Kadang-kadang manusia tidak segan-segan melepaskan

prinsip, menjual kehormatan, bermuka dua, menjilat dan memperbudak diri

untuk kepentingan materi. Pegangan orang beriman dalam hal ini ialah firman

Allah dalam QS. Hud, 11:6

artinya “Dan tidak ada satu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah

yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan

tempat penyimpanannya.” Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauh

mahfud).

d. Iman memberikan ketenteraman jiwa.

Setiap kali manusia dilanda resah dan dukacita, serta digoncang oleh keraguan

dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya

26

Page 27: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

tenteram (mutmainnah), dan jiwanya tenang (sakinah), seperti dijelaskan

dalam firman Allah surat Ar-Ra’d, 13:28

artinya “...(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah

hati menjadi tenteram.”

e. Iman mewujudkan kehidupan yang lebih baik (hayatan tayyibah).

Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu melakukan

kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan Allah

dalam firman-Nya QS. An-Nahl, 16:97

artinya“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan

kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka

kerjakan.”

f. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.

Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas,

tanpa pamrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa

27

Page 28: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya

maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah dalam

QS. Al-An’am, 6:162

artinya “Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”

g. Iman memberi keberuntungan.

Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah

membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan

demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah, 2:5

artinya “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan

merekalah orang-orang yang beruntung.”

h. Iman mencegah penyakit.

Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis

tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman. Hal itu karena semua gerak

dan perbuatan manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh kemauan, seperti

makan, minum, berdiri, melihat, dan berpikir, maupun yang tidak dipengaruhi

oleh kemauan, seperti gerak jantung, proses pencernaan, dan pembuatan

darah, tidak lebih dari serangkaian proses atau reaksi kimia yang terjadi di

dalam tubuh. Organ-organ tubuh yang melaksanakan proses biokimia ini

bekerja di bawah perintah hormon. Kerja bermacam-macam hormon diatur

oleh hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofise yang terletak di samping

28

Page 29: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

bawah otak. Pengaruh dan keberhasilan kelenjar hipofise ditentukan oleh gen

(pembawa sifat) yang dibawa manusia semenjak ia masih berbentuk zigot

dalam rahim ibu. Dalam hal ini iman mampu mengatur hormon dan

selanjutnya membentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak manusia.

Dengan demikian pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia

bukan hanyaa sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, melainkan juga

menjadi kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup.

Apabila suatu masayarakat terdiri dari orang-orang yang beriman, maka akan

terbentuk masyarakat yang aman, tentram, damai, dan sejahtera.

29

Page 30: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Agama merupakan suatu kebutuhan hidup yang memiliki fungsi-fungsi

yang mengatur kehidupan dengan Tuhan-Nya

2. Agama sebagai fitrah manusia artinya agama yang memiliki ajaran sesuai

dengan sifat dasar manusia baik dari aspek keyakinan, perasaan, maupun

pemikiran

3. Pengaruh agama khususnya iman dan taqwa sangat besar bagi kehidupan

manusia, bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati,

melainkan juga menjadi kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap

dan perilaku hidup.

3.2 Saran

Dengan mempelajari makalah ini akan dapat menambah wawasan kita sebagai

umat agama Islam semakin bertambah dan menyadari agama sangat penting

bagi kehidupan dunia dan akhirat.

30

Page 31: Agama Islam Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Ika Aprilia.2014.Kerangka Dasar Ajaran Agama Islam (online).

http://ikaapriliaayu.blogspot.com/2014/05/kerangka-dasar-ajaran-islam.html.

Diakses pada 13 Mei 2015

Gigih, Achmad Andy Putra.2013.Peran Iman dan Taqwa dalam Menghadapi

Kehidupan Modern (online).

http://achmad-gigih-fkg13.web.unair.ac.id/artikel_detail-89382-Agama

%20Islam-PERAN%20IMAN%20DAN%20TAQWA%20DALAM

%20MENGHADAPI%20KEHIDUPAN%20MODERN.html. Diakses pada 13

Mei 2015

Idris, Dra. Hj. Saimah, dkk.2013.Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama

Islam.Makassar:Universitas Hasanuddin.

Wahyudi, Abu Muslih Ari.2009.Agama Islam

(online).hhtp://muslim.or.id/aqidah/agama-islam.html

31