agama - asmaul husna

9
AL KARIM (yang maha pemurah) Orang yang masih dalam perjalanan sangat teringin untuk cepat sampai kepada Allah s.w.t. Dia terpesona melihat keadaan orang-orang yang telah sampai. Kadang-kadang timbul rasa tidak sabar untuk ikut sama sampai kepada tujuannya. Perasaan tidak sabar akan menimbulkan harapan atau cita-cita agar ada seseorang yang dapat menolong mengangkatnya. Orang yang diharapkan itu mungkin terdiri daripada mereka yang telah sampai atau mungkin juga dia menaruh harapan kepada wali-wali ghaib dan malaikat-malaikat. Maksud dan tujuannya tidak berubah, iaitu sampai kepada Allah s.w.t tetapi dalam mencapai maksud itu sudah diselit dengan harapan kepada selain-Nya. Ini bermakna sifat bertawakal dan berserah dirinya sudah bergoyang. Sebelum dia terjatuh, Hikmat 47 ini menariknya supaya berpegang kepada al-Karim. Walau kepada siapa pun diletakkan harapan namun, harapan dan orang berkenaan tetap mencari al-Karim. Tidak ada harapan dan cita-cita yang dapat melepasi al-Karim. Al-Karim adalah salah satu daripada Asma-ul-Husna. Nama ini memberi pengertian istimewa tentang Allah s.w.t. Al-Karim bermaksud: 1: Allah s.w.t Maha Pemurah. 2: Allah s.w.t memberi tanpa diminta. 3: Allah s.w.t memberi sebelum diminta. 4: Allah s.w.t memberi apabila diminta. 5: Allah s.w.t memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-cita dan angan- angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka. 6: Allah s.w.t memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para hamba-Nya. 7: Allah Yang Maha Pemurah tidak kedekut dalam pemberian-Nya. Tidak dikira berapa banyak diberi- Nya dan kepada siapa Dia memberi. 8: Paling penting, demi kebaikan hamba-Nya sendiri, Allah s.w.t memberi dengan bijaksana, dengan cara yang paling baik, masa yang paling sesuai dan paling bermanafaat kepada si hamba yang menerimanya. Sekiranya para hamba mengenali al-Karim nescaya permintaan, harapan dan angan-angan tidak tertuju kepada yang lain melainkan kepada-Nya. Allah al-Karim menciptakan makhluk dengan kehendak-Nya tanpa ada kaitan dengan sebarang permintaan, cita-cita atau harapan sesiapa pun. Dia menentukan dan menetapkan hukum pada setiap kejadian-Nya dengan kehendak-Nya juga. Dia menyediakan segala keperluan makhluk- Nya dan mempermudahkan makhluk-Nya memperolehi rezeki masing-masing dengan kehendak-Nya juga. Tidak ada sesuatu yang campur tangan dalam urusan-Nya membahagikan kebaikan kepada makhluk-Nya. Manusia terhijab memandang kepada kemurahan al-Karim oleh sikap mereka sendiri. Mereka menerima sesuatu kebaikan al-Karim sebagai perkara semulajadi sehingga mereka lupa perkara yang mereka anggap sebagai semulajadi itu sebenarnya dijadikan, tidak ada sebarang

Upload: safirahnadyanti

Post on 24-Nov-2015

111 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tugas asmaul husna

TRANSCRIPT

AL KARIM (yang maha pemurah)

Orang yang masih dalam perjalanan sangat teringin untuk cepat sampai kepada Allah s.w.t. Dia terpesona melihat keadaan orang-orang yang telah sampai. Kadang-kadang timbul rasa tidak sabar untuk ikut sama sampai kepada tujuannya. Perasaan tidak sabar akan menimbulkan harapan atau cita-cita agar ada seseorang yang dapat menolong mengangkatnya. Orang yang diharapkan itu mungkin terdiri daripada mereka yang telah sampai atau mungkin juga dia menaruh harapan kepada wali-wali ghaib dan malaikat-malaikat. Maksud dan tujuannya tidak berubah, iaitu sampai kepada Allah s.w.t tetapi dalam mencapai maksud itu sudah diselit dengan harapan kepada selain-Nya. Ini bermakna sifat bertawakal dan berserah dirinya sudah bergoyang. Sebelum dia terjatuh, Hikmat 47 ini menariknya supaya berpegang kepada al-Karim. Walau kepada siapa pun diletakkan harapan namun, harapan dan orang berkenaan tetap mencari al-Karim. Tidak ada harapan dan cita-cita yang dapat melepasi al-Karim.Al-Karim adalah salah satu daripada Asma-ul-Husna. Nama ini memberi pengertian istimewa tentang Allah s.w.t. Al-Karim bermaksud:

1: Allah s.w.t Maha Pemurah.2: Allah s.w.t memberi tanpa diminta.3: Allah s.w.t memberi sebelum diminta.4: Allah s.w.t memberi apabila diminta.5: Allah s.w.t memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-cita dan angan- angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka.6: Allah s.w.t memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para hamba-Nya.7: Allah Yang Maha Pemurah tidak kedekut dalam pemberian-Nya. Tidak dikira berapa banyak diberi-Nya dan kepada siapa Dia memberi.8: Paling penting, demi kebaikan hamba-Nya sendiri, Allah s.w.t memberi dengan bijaksana, dengan cara yang paling baik, masa yang paling sesuai dan paling bermanafaat kepada si hamba yang menerimanya.

Sekiranya para hamba mengenali al-Karim nescaya permintaan, harapan dan angan-angan tidak tertuju kepada yang lain melainkan kepada-Nya. Allah al-Karim menciptakan makhluk dengan kehendak-Nya tanpa ada kaitan dengan sebarang permintaan, cita-cita atau harapan sesiapa pun. Dia menentukan dan menetapkan hukum pada setiap kejadian-Nya dengan kehendak-Nya juga. Dia menyediakan segala keperluan makhluk-Nya dan mempermudahkan makhluk-Nya memperolehi rezeki masing-masing dengan kehendak-Nya juga. Tidak ada sesuatu yang campur tangan dalam urusan-Nya membahagikan kebaikan kepada makhluk-Nya.

Manusia terhijab memandang kepada kemurahan al-Karim oleh sikap mereka sendiri. Mereka menerima sesuatu kebaikan al-Karim sebagai perkara semulajadi sehingga mereka lupa perkara yang mereka anggap sebagai semulajadi itu sebenarnya dijadikan, tidak ada sebarang kebetulan pada urusan Tuhan. Tuhan mengatur sesuatu dengan rapi, kemas dan sempurna, tiada sebarang kecacatan dan tidak ada kebetulan. Pergantian siang dengan malam, perubahan cuaca, keberkesanan sistem sebab-akibat adalah kurniaan al-Karim untuk manfaat makhluk-Nya, tanpa sesiapa meminta Dia berbuat demikian. Sistem perjalanan darah, pernafasan, perkomahan, penghadhaman dan semua yang ada dengan manusia adalah kurniaan al-Karim yang memberi tanpa diminta. Manusia tidur malamnya dan dikejutkan oleh al-Karim pada siangnya tanpa diminta. Al-Karim menaburkan ikan-ikan di laut sebagai makanan manusia tanpa diminta. Al-Karim menurunkan hujan dan menyuburkan pokok-pokok tanpa diminta. Tidak dapat dinilaikan betapa besar dan banyaknya nikmat yang disediakan oleh al-Karim untuk makhluk-Nya tanpa mereka meminta. Makhluk berbangsa manusia adalah yang paling banyak menikmati kemurahan al-Karim.

AL MU'MIN(Yang Maha Terpercaya & Pengaman)Ketika kita akan menyeru dan berdoa kepada Allah dengan nama Nya Al-Mukmin, kita berarti memohon diberikan keamanan, dihindarkan dari fitnah, bencana dan siksa. Karena Dialah Yang Maha Memberikan keamanan, Dia yang Maha Pengaman. Dalam nama Al-Mumin terdapat kekuatan yang dahsyat dan luar biasa. Disitu ada pertolongan dan perlindungan, ada jaminan(insurense), dan ada bala bantuan.

Misalnya seseorang yang satu tangannya di amputasi, merasa takut atau khawatir bila tanpa tangannya itu, maka keburukan akan menimpanya. Dan yang sesungguhnya tangan yang satunya lagi, sesungguhnya dapat melindunginya.Pada dasarnya manusia merasa lemah, yaitu takut terkena penyakit, kelaparan dan kehausan. Dan ketakutan manusia yang terbesar yaitu takut tidak akan ada yang melindunginya dari suatu keburukan, karena tidak mempercayai atau tidak beriman kepada Allah atau tidak mempercayakan segala sesuatunya kepada Allah semata. Sesungguhnya takut dan aman itu datangnya dari Allah, karena Allah menciptakan sebab-sebab rasa takut, maka wajarlah apabila menusia berlindung dan memohon pertolongan-Nya.

Tauladan Al-MuminKetika kata Al-Mumin dipakai untuk sebutan hamba Allah yang beriman, berarti hamba itu telah mencontoh dan menauladani nama Al-Mumin. Mengapa orang yang beriman disebut Al-Mumin ? karena kata lisan, kata hati dan perbuatannya singkron. Hatinya telah membenarkan apa yang datang dari Allah, kemudian mengamalkannya. Dia telah menemukan hakikat kebenaran, dia telah mendapatkan kekuatan dirinya yang bersumber dari nama Allah Al-Mumin. Kekuatan itu adalah keyakinan dan optimisme yang kemudian melahirkan kreatifitas dan inovasi. Keyakinan ini tidak boleh dikotori oleh prasangka buruk atau keragu-raguan kepada Allah.Orang beriman yang telah menauladani nama Allah Al-Mumin disebut abdul mumin. Dia adalah hamba Allah yang hidup jejak-jejaknya, hidup penglihatanya, hidup pendengarannya, hidup niatnya, hidup amalnya, sehingga mampu menangkap makna yang tersirat dibalik tirai hijab kehidupan.

AL MATIN (yang maha kukuh)Al-Matin ini apabila kita benar dalam menjalani kehidupan di dunia, maka Allah akan menolong kita. Akan tetapi, apabila kita salah dalam menjalani kehidupan ini, maka keputusan Allah untuk memasukkan kita ke neraka tidak bisa diubah. Apabila seseorang itu paham bahwa Allah itu Maha Kokoh, maka dia akan berhati-hati dalam hidup ini serta berusaha untuk mencukupi segala persyaratan yang bisa menyelamatkannya dari api neraka. Artinya sikap kita dalam menyikapi Al-Matin ini adalah harus bersungguh-sungguh untuk bisa memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Allah. Adapun syarat yang pertama adalah iman (mengenal Allah), yang kedua Al-Quran (mengamalkan Al Quran), dan yang ketiga adalah Al-Hadits (meneladani suri tauladan Rasulullah).

Jadi, iman itu mencakup mulai dari percaya kepada Allah sampai hari akhir, sedangkan Al-Quran adalah tata cara kita mengikuti atau menjalankan hukum-hukum Allah, danhadits adalah contoh-contoh orang yang berbakti kepada Allah. Oleh sebab itu, semua manusia harus punya tiga ilmu ini, karena dengan ketiganya, seseorang bisa beriman, beramal ibadah, dan beramal sholeh.

Di padang mahsyar nanti apapun yang telah diputuskan oleh Allah tidak ada satupun yang bisa mengubahnya. Apabila Allah telah memutuskan bahwa kita termasuk penghuni syurga, maka tidak ada satupun yang bisa mengubahnya. Begitu juga sebaliknya, karena di dalam memutuskan sesuatu, Allah tidak perlu bermusyawarah dengan makhluk-makhluk-Nya. Dan apabila Allah telah mengambil satu keputusan dengan seluruh pertimbangan-pertimbangan-Nya dan dihadirkan saksi-saksi, bukti-bukti, serta catatan-catatan, sehingga Allah telah menetapkan keputusan-Nya, maka ketetapan-Nya itu tidak bisa berubah lagi.

Inilah yang seharusnya kita yakini. Sedangkan untuk menyikapi Al-Matin ini jangan sampai kita lalai. Karena, apabila kita lalai maka di akhirat nanti tidak ada lagi kesempatan untuk bisa keluar dari keputusan Allah.

Dengan demikian, hamba Al-Matin adalah hamba yang dikaruniai dan diberikan oleh Allah mengetahui rahasia sifat kekuatan dan kekukuhan Allah yang meliputi segala kekuatan. Hal tersebut membuatnya berpegang teguh pada tali agamanya. Dan tidak ada sesuatupun yang dapat membuatnya berpaling. Tidak ada kesuliatan yang melelahkannya, dan tidak ada yang dapat memisahkannya dari Yang Maha Benar. Dan, dalam membela kebenaran tidak ada seorangpun yang dapat mengancam atau membuatnya diam. Seorang hamba yang menemukan kekuatan dan kekukuhan Allah akan membuatnya menjadi manusia yang tawakal, memiliki kepercayaan dalam jiwanya dan tidak merasa rendah di hadapan manusia lain. Ia akan selalu merasa rendah di hadapan Allah. Hanya Allah yang maha menilai. Oleh karena itu, Allah melarang manusia bersikap atau merasa lebih dari saudaranya, karena hanya Allah yang Maha Mengetahui baik buruknya seorang hamba. Allah juga menganjurkan manusia bersabar, karena Allah Maha tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Karena, kekuatan dan kekukuhan-Nya yang tidak terhingga dan tidak terbayangkan oleh manusia yang lemah dan tidak memiliki daya upaya.

Jadi, karena kekukuhan-Nya, Allah tidak terkalahkan dan tidak tergoyahkan. Siapakah yang paling kuat dan kukuh selain Allah? Tidak ada satu makhluk pun yang dapat menundukkan Allah meskipun seluruh makhluk di bumi ini bekerjasama. Seperti dalam firman Allah surat adz-Dzariyat ayat 58, Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.

Dengan demikian, akhlak kita terhadap sifat Al-Matiin adalah dengan beristiqomah (meneguhkan pendirian), beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan, terus berusaha dan tidak putus asa. Serta, bekerjasama dengan orang lain sehingga menjadi lebihkuat.

AL ADL (Yang Maha Adil)Keadilannya bersifat mutlak. Keadilan adalah lawan kezaliman. Kezaliman menyebabkan penderitaan, kerusakan, dan rasa sakit hati, sedangkan keadilan menjamin kedamaian, keseimbangan, keteraturan, dan keselarasan. Alloh Yang Maha Adil adalah musuh orang-orang zalim : Dia membenci orang-orang yang mendukung kaum zalim maupun sahabat, simpatisan, dan rekan-rekan mereka. Di dalam Islam, apa pun bentuk kezaliman diharamkan. Adil adalah kemuliaan dan pertanda kebaikan seorang muslim.

Dua hal yang berlawanan ini keadilan dan kezaliman mempunyai implikasi yang luas dan lebih penting daripada hanya sekedar akibat-akibat moral dan sosial belaka. Keduanya setara dengan keselarasan lawan ketidakselarasan, keteraturan lawan kekacauan, benar lawan salah. Jika dalam mengungkapkan kedermawanannya seseorang memberikan uang kepada orang kaya, memberikan pedang kepada para ilmuwan, dan memberikan buku kepada tentara, maka dalam hal tertentu dia dianggap zalim, karena pedang hanya cocok bagi tentara, buku bagi para ilmuwan, dan si miskinlah yang membutuhkan uang. Akan tetapi, jika Alloh berbuat hal yang sama maka tindakan-Nya itu adil, karena Dia melihat segala, yang terdahulu dan yang terkemudian, yang zahir dan yang batin. Dialah Yang Maha Mengetahui , Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang, Keadilan Yang Mutlak. Dia menciptakan sebagian indah dan sebagian yang lain jelek, sebagian kuat dan yang lainnya lemah. Lalu Dia membuat yang indah menjadi jelek, yang kuat menjadi lemah, yang kaya menjadi miskin, yang bijaksana menjadi bodoh, yang sehat menjadi sakit. Semuanya adil. Semuanya benar.

Tampak bagi sebagian kita adalah tidak adil bahwa ada orang yang lumpuh, buta, tuli, kelaparan, gila, dan bahwa ada anak muda yang mati.

Alloh adalah Pencipta segala keindahan dan keburukan, kebaikan, dan kejahatan. Dalam hal ini ada rahasia yang sulit dimengerti. Tetapi setidak-tidaknya, kita memahami bahwa seringkali orang harus mengenal lawan kata dari sesuatu untuk memahaminya. Orang yang tidak pernah merasakan kesedihan, tidak akan mengenal kebahagiaan. Jika tidak ada yang buruk, kita tidak akan mengenal keindahan. Baik dan buruk sama pentingnya. Alloh menunjukkan yang satu dengan yang lain, yang benar dengan yang salah, dan menunjukkan kepada kita akibat dari masing-masingnya. Dia memperlihatkan pahala sebagai lawan kata dari siksaan. Lalu dipersilakan-Nya kita untuk menggunakan penilaian kita sendiri. Sesuai dengan takdirnya, masing-masing mendapatkan keselamatan dalam penderitaan dan rasa sakit, atau kutukan dalam kekayaan. Alloh mengetahui apa yang terbaik bagi makhluk-Nya. Hanya Alloh yang mengetahui nasib kita. Perwujudan dari nasib itu adalah keadilan-Nya.

Selain nama indah Alloh, al Adl, kita harus bersyukur atas kebaikan, dan menerima, tanpa prasangka atau keluhan, apa pun nasib kita yang tampaknya kurang baik. Dengan demikian, mungkin rahasia keadilan Alloh akan terungkap kepada kita dan kita akan merasa berbahagia dengan kesenangan dan penderitaan yang berasal dari Sang Kekasih.

BAGIAN HAMBA

Abd Al Adl orang yang pertama-tama memberlakukan terhadap dirinya sendiri apa yang ingin diberlakukannya kepada orang lain. Perbuatannya tak pernah didasarkan atas rasa marah, dendam, atau kepentingan diri sendiri : perbuatannya itu tak pernah merugikan orang lain. Dia bertindak dan berbuat sesuai dengan hukum Alloh. Tetapi orang seperti itu mengetahui bahwa keadilan Tuhan tidaklah seperti yang dibayangkan manusia. Dia memberikan hak-hak mereka sesuai dengan hak yang memang mereka miliki.Manusia yang bermaksud meneladani sifat Alloh ini, setelah meyakini keadilan Ilahi, dituntut untuk menegakkan keadilan walau terhadap keluarga, ibu bapak dan dirinya (baca QS. An Nisa : 135) bahkan terhadap musuhnya sekalipun (baca QS. Al Maidah : 8).

Keadilan pertama yang dituntut adalah dari dirinya dan terhadap dirinya sendiri. Dengan jalan meletakkan syahwat dan amarahnya sebagai tawanan yang harus mengikuti perintah akal dan agama, bukan menjadikannya tuan yang mengarahkan akal dan tuntunan agamanya. Karena jika demikian, ia tidak berlaku adil, yakni tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya yang wajar.

Jangan duga, tulis Alghozali bahwa penganiayaan (lawan dari keadilan) adalah gangguan dan keadilan adalah memberi manfaat kepada manusia. Tidak! Bahkan seandainya seorang penguasa membuka dan membagi-bagikan isi gudang yang penuh dengan senjata, buku, dan harta benda, kemudian dia membagikan buku-buku kepada ulama, harta benda kepada hartawan dan senjata kepada tentara yang siap berperang, maka walau sang penguasa memberi manfaat kepada mereka tetapi dia tidak berlaku adil, dia menyimpang dari keadilan, karena dia menempatkannya bukan pada tempatnya. Sebaliknya kalau seseorang memaksa si sakit untuk meminum obat yang pahit sehingga mengganggunya, atau menjatuhkan hukuman mati atau cemeti kepada terpidana, maka inipun walau menyakitkan, adalah keadilan, karena pada tempatnya, sakit dan gangguan itu ditempatkan.

AL AKHIR (yang maha akhir)AL AWWAL dengan AL AKHIR adalah berlawanan karena mustahil ada sesuatu yang pertama sekaligus terakhir dalam satu segi dan dalam hubungannya dengan hal yang sama. Namun, bila anda renungkan tatanan keberadaan dan rangkaian wujud-wujud teratur, Allah Azza wa Jalla adalah AL AWWAL sehubungan dengan itu, karena semuanya menjadi ada berkat Dia dan Dia tidak menjadi ada karena yang lainnya, tetapi ada dengan Dzat-nya. Bila anda renungkan tatanan perjalanan dan mengamati tahap-tahap yang ditempuh oleh mereka yang berjalan menuju Allah, Dia adalah AL AKHIR, karena Dia adalah tujuan akhir/puncak orang-orang yang mengetahui (arifin). Dia adalah yang terakhir sehubungan dengan perjalanan dan juga yang pertama sehubungan dengan keberadaan. Permulaan pertama adalah dari Dia, dan kepada-Nya tujuan dan tempat kembali yang terakhir. `Dia-lah yang awal (yang telah ada sebelum sesuatu ada) dan yang akhir (yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah)` (57-Al Hadiid:3)

Al JAMI (yang maha pengumpul)Dia adalah Dzat yang menghimpun seluruh manusia pada hari kiamat. Dan ada pendapat lain mengatakan, bahwa Dia adalah Dzat yang mengumpulkan bagia-bagian tubuh manusia sesudah ia bercerai-berai, dan yang membangkitkan mereka kembali, serta menghimpun mereka di padang mahsyar.

Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah mengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat. Dan Dia mengumpulkan langit, planet, udara di bumi, lautan, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan barang-barang tambang yang aneka rupa di bumi. Dia mengumpulkan tulang, urat, keringat dan otot, dan lain-lain. Dia mengumpulkan antara dua sifat yang berlawanan, seperti panas dan dingin, kering dan lembab, di dalam unsur hewan dan tumbuh-tumbuhan dan ini termasuk penghimpunan yang paling sempurna di antara yang ada.

Dan Allah juga mengumpulkan di dalam diri seorang hamba adab yang lahir di anggota tubuh dan hakikat batin di dalam hati. Barangsiapa yang sempurna makrifatnya dan baik tingkah lakunya, maka ia disebut juga sebagai jami. Dikatakan bahwa jami ialah orang yang tidak padam cahaya makrifatnya.

KhasiatnyaBarangsiapa membanyakkan zikir dengan ism ini, maka ia akan berhasil mencapai segala cita-citanya. Dan jika orang kehilangan sesuatu barang, lalu membaca: Allahumma ya jamian-nasi li yaumin la raiba fihi, ijma dhallati (Ya Allah, ya Tuhan yang mengumpulkan manusia pada hari kiamat, kumpulkanlah aku dengan barangku), maka insya Allah barangnya akan dikembalikan Allah, atau digantikan-Nya dengan yang lebih baik, berkat karunia dan kemurahan-Nya.

Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah lah kesudahan segala urusan.

AL WAKIL ( yang maha memelihara)Allah SWT adalah sang Maha Memelihara. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan hamba-Nya tanpa membiarkan apapun terbengkalai. Allah SWT tidak memerlukan banyak pihak untuk melakukan segala hal bagi-Nya. DIA dapat menggantikan segala sesuatu yang ada di alam semesta tetapi tak ada yang dapat menggantikan-Nya. Allah SWT berdiri sendiri tanpa bergantung pada Apapun, sedangkan para rasul dan nabi-nabi bukanlah wakil-wakil-Nya. Dia mewujudkan pesan dan amanat melalui mereka, karena mereka adalah hamba hamba-Nya karena, DIA lah Tuhan pemilik segalanya.

Orang yang mempercayakan segala urusan atau berserah kepada Allah, akan memiliki kepastian bahwa semua akan diselesaikan dengan sebaik baiknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh hamba yang mengetahui bahwa Allah yang Maha Kuasa, Maha Pengasih adalah satu satunya yang dapat dipercaya oleh para hamba NYA. Yang dimaksud dengan berserah diri ialah menyerahkan diri seutuhnya untuk diatur oleh Allah. Menyerahkan diri kepada Allah bukanlah berarti mengabaikan usaha. Namun kita harus berusaha dahulu sekuat kemampuan yang ada. Adapun hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah, apakah Dia akan memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan kita? Kita ikhlas menerima semua ketentuan yang ditetapkan-Nya. Maka, untuk dapat berserah diri kepada Allah ini, diperlukan sikap mental yang positif. Dasarnya yaitu, kita harus selalu berprasangka baik kepada-Nya. Kita harus yakin bahwa keadaan yang diterima adalah jalan terbaik, yaitu sesuai dengan permintaan kita pada setiap shalat Ihdinashshiroothol mustaqiim. Yakinlah bahwa pada hakekatnya, Allah Maha Pengasih dan Penyayang tidak akan menganiaya hamba-Nya. Demikian itu disebabkan karena perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya sekali-kali Allah tidak menganiaya hamba-Nya.

Yakinilah bahwa kejadian yang baik menurut perasaan atau pikiran kita, sesungguhnya belum tentu baik menurut Allah. Demikan juga pengalaman telah membuktikan, bahwa dibalik kejadian buruk yang menimpa, seringkali terdapat hikmah berharga. Bukankah jika kita memusatkan pandangan hanya pada tahi lalat saja akan terlihat buruk? Tetapi cobalah pandang wajah secara keseluruhan, kita akan melihat justru tahi lalat itulah yang menjadi unsur utama kecantikan atau ketampanannya. Orang akan mudah berserah diri kepada Allah bila haqqul yaqin bahwa kehidupan di dunia ini adalah kehidupan awal. Kehidupan yang amat singkat. Kehidupan yang penuh dengan kesenangan yang menipu.

Adapun indikator keberhasilan dari berserah diri ialah tidak adanya rasa was-was, khawatir atau kecewa. Yang ada adalah ucapan dengan penuh rasa syukur alhamdulillaah atau dengan penuh rasa ikhlas Innaa lillaahi wainna ilaihi roojiuun. Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang dia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Dengan begitu, orang yang berserah diri, tidak akan mengeluh atau protes kepada Allah, Tetapi dia menjadi hamba yang penurut. Tindakannya hanya semata-mata dilakukan karena taat mematuhi perintah Allah. Dia berlaku baik kepada seseorang bukan sebagai balasan karena orang tersebut telah berlaku baik terhadapnya, tetapi hal ini dilakukannya semata-mata karena Allah memerintahkan manusia untuk berbuat kebajikan. Pandangan batinnya telanjang sebagaimana adanya (tidak berburuk sangka). Lirikannya tanpa disertai emosi. Jiwanya tidak terguncangkan oleh adanya stimulan baik yang berasal dari dalam jiwanya sendiri, maupun yang berasal dari lingkungannya. Dia dapat merasakan kaya tanpa harta, sakti tanpa ilmu. Hal ini hanya dapat terjadi jika kita sudah mampu menjadikan taat sebagai senjata untuk melawan setan dan nafsu.

Dengan demikian Orang yang berserah diri kepada Wakil tertinggi dan terpercaya berarti memiliki kekayaan lebih besar dari pada kekayaan yang ada di dunia ini. Sebab meskipun usahanya mengalami kerugian besar dia tidak akan berputus asa, dia berada dalam ketentraman. Jika rasa tentram itu tidak ada, maka tidak ada keuntungan duniawi dan tidak ada kekayaan material yang dapat mendatangkan. Dengan berserah diri kepada Allah, Insya Allah kita akan terhindar dari stress. Segala urusanpun akan dimudahkan-Nya. kita jangan memaksa atau mendikte Allah agar mengabulkan keingin, tetapi berdoalah dengan lemah lembut dan penuh harapan: Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sekiranya hal ini memang bermanfaat bagiku, kabulkanlah permintaanku. Tetapi sekiranya hal ini tidak akan mendatangkan menfaat bagiku, jauhkanlah ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui.